Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 7 - 2
Hye-sung berada di dalam subways ditemani oleh Soo-ha. Dia melihat ke sekeliling, dan melihat oran-orang sibuk dengan ponselnya masing. Hye-sun menuntup matanya, lalu dia melihat bayangan Kakek Dae-sung yang mengambil koran-koran gratis yang sudah tidak dibaca oleh orang dan dimasukan ke dalam karung.
Hye-sung teringat
perkataan Kwan-woo di pengadilan kemarin.
”Yang Mulia, apakah anda pernah menaiki subway sebelumnya? Tidak ada
orang yang melihat berita menggunakan koran lagi. Mereka menggunakan smartphones.”
Hye-sung berbicara
sendiri, “Itu benar.”
Terngiang kata-kata
Kwan-woo lagi di persidangan.
“Untuk orang yang perlu mengumpulkan 800 lembar koran setiap hari untuk
hidup, koran gratis di jalan berarti cara bertahan hidup untuk mereka.”
Hye-sung: “Memang
seperti itu.”
Soo-ha membuka
headsetnya dan bertanya pada Hye-sung: “Apa yang memang seperti itu?”
Hye-sung: “Pengacara
Cha benar-benar mengganggu. Dia bertingkah seperti mengkhawatirkanku, tapi
sebenarnya malah mencelaku. Untuk bertindak seperti seorang pembela umum.
Soo-ha: “Apa yang
kau bicarakan?”
Hye-sung: “Aku ingin menolong Pengacara Cha.”
Soo-ha: “Kau
ingin….menolong Pengacara Cha?”
Hye-sung: “Tidak,
maksudku….Kasus ini awalnya merupakan kasusku, dan sekarang dia bekerja keras.
Itulah mengapa aku ingin menolongnya. Bukan karena ada perasaan lain. Tidak ada untungnya membodohi dia, dia bisa
membaca pikiranku. Aku baru menyadarinya, tapi aku pikir Pengacara Cha….”
Soo-ha tidak mau
mendengar lebih jauh lagi, “Stop.” Dia memakai headsetnya lagi.
***
Yoo-chang mengajak para pengacara makan siang di restoran cina. Dia mendapatkan kupon, jika makan disana berempat akan mendapat makanan tambahan. Kwan-woo mengajak Hye-sung ikut serta. Hye-sung menolak tapi ditarik paksa oleh Kwan-woo.
Setiba di restoran cina, mereka bertemu dengan Hakim Kim yang makan bersama tiga jaksa, termasuk Do-yeon. Hakim Kim menawarkan untuk bergabung di meja yang sama. Dan akhirnya mereka berdelapan makan bersama.
Hakim Kim memulai
pembicaraan: “Oh, Pengacara Cha, kasusmu kali ini sangat menyentuh.”
Jaksa 1: “Aku dengar
kau bahkan membawa koran ke ruang persidangan. Ada rumor beredar di kantor
kami.”
Pengacara Shin: “Tuan Lee Dae-sung sungguh berada dalam situasi yang menakutkan. Dia pernah mengatakan, dalam tiga hari dia hanya meminum segelas yogurt.”
Pengacara Shin menyenggol Kwan-woo, memberi kode untuk menarik perhatian hakim..
Semua orang berhenti
makan mendengar omongan Do-yeon. Dan saat Do-yeon akan mengambil makanan, Hye-sung
memutar mejanya. (Meja makannya yang tengahnya bisa berputar itu lho, jadi
kalau mau ambil makanan yang jauh tinggal di putar.)
Hye-sung: “Jadi? Itukah mengapa kau, jaksa, menuntut 6 tahun hukuman penjara untuk pencurian karena kebutuhan untuk seorang pria tua yang di umur 80-an mencuri koran gratis? Itukah moralmu?”
Dan saat Hye-sung
yang akan mengambil makanan, Do-yeon gantian memutar mejanya.
Do-yeon: “Ya, itu
moralku. Lee Dae-sung telah melakukan 16 kali pencurian. Itu dibenarkan untuk
menambahkan hukuman, jika orang itu melakukan kesalahan yang sama. Jika kita
melepaskannya karena usia, maka apa yang akan kita katakan pada korban?”
Do-yeon akan memutar
meja, ditahan oleh Hye-sung, “Terdakwa bukan mengulangi kejahatan pemerkosaan
ataupun korupsi untuk bertahan hidup. Hukuman tambahan hanya benar jika
diberlakukan pada kejahatan mengerikan seperti itu. tapi, untuk menjalani
hidup, dia hanya mengambil beberapa koran gratis…”
Do-yeon: “Itu 300
lembar koran.”
Hye-sung: “Baik,
untuk seseorang yang ‘hanya’ mengambil 300 lembar koran, jika kau memberikan
hukuman tambahan seperti pada penjahat pemerkosa atau korupsi, itu sungguh
kesalahan dalam penghakiman, tanpa rasa kemanusiaan.”
Kwan-woo tersenyum,
Pengacara Shin juga, setuju dengan apa yang dikatakan Hye-sung.
Do-yeon masih
menatap tajam Hye-sung.
Hakim Kim
mendinginkan suasana yang panas itu, “Woh woh… Jangan membicarakan hal ini saat
kita makan. Kalian berdua, tolong singkirkan tangan kalian dari meja roda! Meja
roda harus berputar jadi kita dapat makan dengan semestinya!”
Hakim Kim mencoba
memutar-mutar meja roda yang masih di pegang oleh Hye-sung dan Do-yeon yang
masih bertatapan tajam. Lalu mereka berdua melepaskannya hampir bersamaan.
***
Kakek Dae-sung sedang memandangi mobil penjual roti.
“Roti telur-3 buah untuk 2000 won,
roti pisang-2 buah untuk 1000 won. Tidak menjual satuan.”
Kakek merogoh
kantungnya dan hanya ada uang receh 500 won. Soo-ha melihatnya dari jauh dan
membaca pikirannya.
Kakek Dae-sung: “Akankah dia memberikan satu buah roti untuk
500 won jika aku memintanya?” Kakek memandangi roti itu dengan lidah yang
mengecap. (kayaknya lapar banget, sedih liatnya..)
Kakek terlihat
bingung, Soo-ha melanjutkan, “Aku hanya punya 1500 won. Jika aku punya 500 won
lagi aku bisa membeli 3 roti telur.”
Kakek merogoh
kantongnya lagi dan bertanya, “Apakah kau akan memberikan satu untukku?”
Soo-ha tersenyum,
“Tentu saja! Aku akan memberikanmu dua.”
Kakek tersenyum dan
menyerahkan uang 500 won nya pada Soo-ha.
***
Hye-sung mencoba
jaket kiriman ibu, “Kau harus mengakui kebesaran hati ibuku. Dia bahkan
mengirimkan pakaian.”
Soo-ha mengahmpiri
Hye-sung dan berkata: “It’s cute.”
Hye-sung: “Aku?”
Soo-ha: “Bukan.
Jaketnya.”
Hye-sung: “Omonganmu
sungguh tidak menyenangkan.”
Hye-sung membuka kembali jaketnya dan duduk, “Keputusan hakim untuk Kakek Lee Dae-sung dilakukan besok pagi. Apa yang harus ku lakukan?”
Soo-ha duduk di
depannya, “Apakah tidak ada pilihan selain hukuman penjara?”
Hye-sung: “Ya.. jika
Do-yeon tidak mengubah tuntutan tertulis, dari ‘habitual theft’ menjadi hanya
‘theft’, dia mungkin bisa menghindari hukuman penjara. Tapi wanita itu tidak
akan melepaskannya. Jika kakek mendapatkan kesepakatan, dia bisa meminimalkan
hukuman. Tapi dia tidak mempunyai alasan untuk mendapat kesepakatan.”
Hye-sung menelungkupkan wajahnya ke meja, “Tidak ada cara lain. Tidak ada.”
Soo-ha: “Kakek
sepertinya sudah mencoba untuk mendapatkan kesepakatan.”
Hye-sung: “Bagaimana
kau bisa tahu?”
Soo-ha: “Aku bertemu
kakek hari ini.”
Hye-sung mengangkat wajahnya. “Benarkah? Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?”
Soo-ha: “Hanya…tidak
sengaja.”
Hye-sung: “Tidak
sengaja? Oo, daebak.. Lalu, apa yang dia katakan?”
Soo-ha: “Beberapa
waktu yang lalu dia bertemu dengan pemilik perusahaan koran secara kebetulan di
suatu pemakaman. Dia meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi,
tapi sepertinya si pemilik tidak mau mendengarkan. Kemudian si pemilik datang
ke rumah kakek dan mengatakan akan membuat kakek di penjara.”
Hye-sung
menelungkupkan kembali wajahnya, “Berarti si pemilik juga tidak ingin membuat
kesepakatan….” Kemudian Hye-sung menyadari sesuatu dan mengangkat wajahnya
kembali. “Tapi, bagaimana bisa mereka bertemu di pemakaman?”
Soo-ha: “Hanya
kebetulan. Orang yang meninggal mempunyai hubungan dengan keduanya.”
Hye-sung: “Berarti
korban dan kakek mempunyai hubungan keluarga?”
Soo-ha: “Mereka
sepertinya terlihat sangat jauh jika disebut sebagai keluarga. Mereka berdua
sepupu dari dua sisi, jadi mereka sepupu ketiga. Mereka menyadarinya di
pemakaman itu.”
Hye-sung tampak
berpikir, “Rencana paling bagus, Hukum
Khusus untuk Kejahatan diantara Keluarga mungkin akan berhasil.”
Soo-ha: “Hukum
Khusus untuk Kejahatan diantara Keluarga? Apa itu?”
Hye-sung: “Hey, aku pikir
aku punya satu cara. Jika kau mau menolongku.”
***
Kwan-woo, Kakek Dae-sung dan Pengacara Shin duduk bersama.
Kwan-woo: “Maafkan
aku kakek. Aku ingin membebaskanmu dari penjara, tapi aku pikir itu akan sulit.
“
Kakek:
“Bagaimanapun, aku hanya akan hidup didalam penjara. Aku tidak perlu khawatir
tentang uang sewa dan tidak perlu meminum air gula. Terdengar baik! Tapi,
apakah polisi akan langsung membawaku setelah pembacaan keputusan hukuman?”
Kwan-woo: “Ya,
sepertinya begitu.”
Kakek: “Aku
mengerti.”
Kakek terlihat
terguncang, lalu Pengacara Shin memegang tangannya yang gemetaran, menguatkan.
***
Hye-sung sedang di café, menulis sesuatu sambil menunggu Soo-ha.
Yang ditunggu datang
dan memberikan minuman untuk Hye-sung. Hye-sung menyapa tanpa melihat Soo-ha.
Lalu di menoleh dan terkejut melihat penampilan Soo-ha.
Hye-sung: “Hey,
kau.. kau… kau!”
Soo-ha menggaruk
kepalanya yang tidak gatal, “Apa? Kau bilang untuk memakai setelan.”
Hye-sung: “Banyak
orang bilang bahwa setelan yang bagus memperlihatkan kebenaran seorang pria.
Aku pikir itu berlaku juga untukmu. Aku hampir saja tidak mengenalimu.”
(maksudnya terlihat lebih laki gitu..)
Soo-ha senyum-senyum aja mendapat pujian seperti itu.
Soo-ha: “Apapunlah,
katakan saja apa yang harus ku lakukan.”
Hye-sung menunjukkan
catatannya, ” Oke, lihat kesini. Pencurian pada dasarnya tidak di hakimi
berdasarkan keluhan (laporan). Jadi, sekali dai di tuduh, tidak peduli apakah
mereka punya kesepakatan dengan korban atau tidak. Akan tetapi, jika korban
adalah keluarga terdakwa, maka situasinya berubah. Jika korban menerima
kesepakatan dan mencabut tuntutan, maka tidak akan ada lagi persidangan. Itulah
Hukum Khusus untuk Kejahatan diantara Keluarga.”
Soo-ha: “Jadi, kakek
dan korban adalah keluarga, walaupun jaraknya jauh. Jadi, jika mereka membuat
kesepakatan, kakek bisa pulang ke rumah.”
Hye-sung: “Benar!”
Soo-ha: “Tapi,
korban sepertinya tidak akan menerima kesepakatan. Kau bilang Pengacara Cha
disiram air saat akan membuat kesepakatan.”
Hye-sung menunjukkan
payungnya, “Itulah mengapa aku membutuhkan ini, dan kau!”
Hye-sung kemudian menceritakan rencananya dan mereka tertawa bersama.
***
Hye-sung dan Soo-ha mendatangi rumah korban. Seperti yang sudah di duga, mereka disiram air. Tapi tidak kena karena mereka memakai perisai payung.
Hye-sung
memperkenalkan dirinya sebagai pengacara bersama asistennya.
Korban mengatakan
tidak akan membuat kesepakatan, karena ingin melihat kakek masuk penjara.
Hye-sung ‘mengancam’
korban dengan bantuan Soo-ha yang membaca pikiran korban. Hye-sung memojokkan
korban dengan mengatakan akan melakukan laporan balik mengenai kedatangannya ke
rumah kakek dan menimbulkan ketidaknyamanan serta fakta korban menerbitkan
iklan penawaran gadis dibawah umur di korannya.
Korban: “Apa kau
mengancamku?”
Hye-sung: “Tidak,
bukan mengancam. Tapi, katakan saja, kemampuan untuk mendapatkan kesepakatan.”
Mereka akhirnya mendapatkan berkas-berkas kesepakatan itu. Mereka ber-hi-five. Hye-sung berterimakasih pada Soo-ha, tanpa dia Hye-sung tidak bisa apa-apa. Hye-sung akan mentraktir Soo-ha makanan sebagai imbalan. Tapi, Soo-ha meminta pergi bersama ke aquarium. Hye-sung pun berjanji akan menemani Soo-ha ke aquarium setelah kasus ini selesai.
Hye-sung pergi lebih
dulu karena dia akan telat ke persidangan.
***
Di persidangan. Kakek Dae-sung berdiri di depan hakim mendengarkan keputusan hakim. Hampir saja Jakim mengetok palu, Hye-sung sampai dan menginterupsi. Hye-sung memberikan berkasnya pada Kwan-woo. Kwan-woo melihatnya dan terlihat gembira.
Kemudian Kwan-woo
memeluk Hye-sung dan berterima kasih. Lama. Sampai mendapat peringatan dari
Hakim baru dia lepas. Hye-sung bengong.
Kwan-woo membagikan
berkas tadi pada Hakim dan Jaksa. “Jika kita melihat kertas itu, korban adalah
sepupu ketiga dari terdakwa. Seperti Hukum Kriminal, Bagian 344 dan 324,
kejahatan diantara keluarga memerlukan laporan korban untuk kemudian di proses
dengan tuntutan tertulis.”
Pengacara Shin:
“Jadi ini Hukum Khusus untuk Kejahatan diantara Keluarga. Dia (Hye-sung)
beruntung bisa mengetahuinya.” Pengacara
Shin tersenyum.
Kwan-woo: “Saat ini,
korban Lee Man-il mencabut tuntutan, dan tidak menginginkan persidangan
dilanjutkan. Jadi, kasus ini tidak mempunyai alasan lagi untuk dilanjutkan.”
Do-yeon terlihat
kesal. Kwan-woo meledeknya dengan mengipas-ngipaskan kertas itu dihadapan
Do-yeon.
Hakim: “Itu benar.
Kasus ini tidak lagi valid untuk hukuman kriminal. Kau bisa pulang sekarang,
terdakwa.”
Kakek Dae-sung
tersenyum dan segera keluar persidangan.
Pengacara Shin tersenyum.
Kwan-woo mengepalkan tangannya ke udara, “Yuhu!” dan melihat ke arah Hye-sung yang masih diam mematung di posisinya berdiri tadi setelah mendapat pelukan. Hye-sung tampaknya masih kaget menerima pelukan yang tiba-tiba itu.
***
Hye-sung berjalan di taman. Dia melihat Kwan-woo berada di depannya, Kwan-woo juga melihatnya dan tersenyum. Hye-sung sepertinya belum siap bertemu Kwan-woo, sehingga dia berbalik dan berjalan dengan cepat. Kwan-woo memanggilnya.
Kwan-woo: “Pengacara
Jang! Kau mau kemana Pengacara Jang?”
Hye-sung: “Oh,
ternyata kau..” Hye-sung berusaha tersenyum seperti biasanya.
Kwan-woo: “Kau tidak
tau itu aku? Aku memanggilmu dengan kencang.”
Hye-sung: “Aku tidak
tahu..”
Dari arah lain
Soo-ha berjalan ke arah mereka, Soo-ha menunggu telpon dari Hye-sung. Kemudian
Soo-ha melihat mereka berdua, dan menghentikan langkahnya tidak jauh dari sana,
cukup dekat untuk bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
Kwan-woo: “Terima
kasih banyak untuk hari ini. Jika bukan karena kau, mungkin kakek sudah
dipenjara.”
Hye-sung: “Tidak
apa-apa. Aku melakukannya tidak untuk menerima ucapan terima kasih.”
Kwan-woo: “Dan tadi,
saat aku memelukmu……”
Hye-sung: “Tidak
apa-apa, aku biasa saja dengan hal itu. Jika seseorang sangat bahagia, maka dia
dan rekannya akan memeluk satu sama lain.”
Hye-sung berkata
tanpa menatap Kwan-woo.
Kwan-woo: “Lalu
bagaimana jika hi-five?”
Hye-sung mengacungkan tangannya dan ber-hi-five dengan Kwan-woo, tapi…Kwan-woo menggenggam tangannya dan menciumnya…Lama… dan Soo-ha melihatnya.
Hye-sung: “Apa yang
kau lakukan?”
Kwan-woo: “Mari kita
berkencan.”
Hye-sung: “Apa?
Uhm…itu…”
Kwan-woo: “Aku
mungkin terlihat tertawa dari luar, tapi di dalam aku gemetaran sekarang. Tolong
jawab dengan cepat. Apa kau membenciku?”
Hye-sung: “Tidak,
aku menyukaimu.”
Hati Soo-ha benar-benar terluka sekarang. Dia berbalik pergi meninggalkan tempat itu.
***
Di sekolah. Seung-bin berjalan bersama seorang teman laki-laki, temannya Joon-gi, membicarakan nilai-nilai ujian mereka. Lalu Seung-bin melihat Soo-ha sedang berbaring di lapangan.
Seung-bin: “Oh, itu
Soo-ha!”
Teman Joon-gi:
“Dimana?”
Seung-bin: “Itu
disana!” dan Seung-bin berlari akan menghampiri Soo-ha.
Teman Joon-gi: “Hey,
itu Soo-ha? Kau dapat melihatnya?”
Kemudian Joon-gi
datang: “Dia melewatkan kelas pagi ini, darimana saja dia?”
Teman Jooon-gi
bingung: “Hey, kau dapat melihatnya juga?”
Joon-gi: “Apa kau
menderita penyakit mata kabur?”
Teman Joon-gi:
“Tidak.” Dia masih berusaha melihat Soo-ha dengan memicingkan matanya.
Joon-gi: “Lalu
mengapa kau tidak bisa melihatnya?”
(banyak yang
berspekulasi dengan tidak terlihatnya Soo-ha oleh temannya yang ini, mungkinkah
Soo-ha setengah meninggal?)
Soo-ha berbaring di
lapangan menghadap langit. Dia mengingat kedekatan Hye-sung dan Kwan-woo. Saat
Kwan-woo mengantar Hye-sung pulang dalam hujan dan dia melihatnya dengan dada
yang terasa sesak. Saat Hye-sung akan berkencan dengan Kwan-woo, saat di
subways Hye-sung mengatakan ingin menolong Kwan-woo. Dan saat Kwan-woo mencium
tangan Hye-sung dan mengajaknya berkencan.
Soo-ha menghela
nafas, kemudian duduk. Dia mengambil boneka beruang kecilnya, mengelusnya
dengan sayang dan tersenyum. Kemudian memantapkan hati dan melemparkan boneka
itu. Soo-ha membuangnya, dan sepertinya akan membuang rasa cintanya untuk
Hye-sung juga.
Seung-bin mengambil boneka itu dan tidak sengaja menekan perutnya. “Kerja bagus, Pengacara Jang. Kerja bagus, Pengacara Jang.”
Seung-bin berbicara
sendiri, “Apa ini? Dia bilang dia tidak menyukainya…. Dia menyukainya…”
Seung-bin menatap
punggung Soo-ha yang menjauh.
***
Hye-sung berusaha menelpon Soo-ha tapi tidak di angkat-angkat. Hye-sung heran kenapa Soo-ha tidak mengangkat telponnya, padahal katanya ingin ke aquarium.
Hye-sung lalu
melihat kakek Dae-sung sedang duduk.
Hye-sung: “Kakek Lee
Dae-sung.”
Kakek: “Kau sudah
selesai sekarang?”
Hye-sung: “Apa yang
kau lakukan disini?”
Kakek: “Aku minta
maaf karena telah menyebutmu sebagai pengacara sampah. Lihat! Aku meminta
maaf!”
Hye-sung: “Apakah ini permintaan maaf?”
Kakek: “Tentu saja.”
Hye-sung: “Kau
meminta maaf karena diminta oleh Pengacara Cha, benar kan? Aku tidak perlu
permohonan maafmu. Hubungi saja anakmu!”
Kakek: “Mengapa kau
mengatakannya lagi?”
Hye-sung: “Dia pasti
sedih melihat kau di luar hidup seperti ini.”
Kakek: “Itulah
mengapa aku tidak mau menghubunginya. Aku tidak mau dia sedih, karena aku juga
akan sedih. Lebih baik tidak tahu seperti ini. Baik untuknya dan baik untukku.”
***
Joon-guk mendapat
sms lagi, “Aplikasi untuk menghindari sms
spam- dikeluarkan oleh Kemetrian Informasi dan Komunikasi.”
Joon-guk tidak heran
dengan sms itu karena belakangan banyak sms spam yang masuk, dan dia mengklik
link URLnya.
Dan, dia terkena
jebakan Ahjussi Pelacak. Ahjussi pelacak yang tertidur segera terbangun mendengar
nada peringatan dan melihat lokasi Joon-guk di layar.
***
Ibu sedang
memasukkan daging ke dalam wadah. Joon-guk masuk.
Ibu: “Karena aku
membuatkan makanan untuk Hye-sung, aku membuat beberapa untukmu, bawalah saat
nanti pulang.”
Joon-guk: “Boss, ada
yang ingin aku katakan.”
Ibu: “Apa yang ingin
kau katakan?”
Joon-guk mendekati ibu,
“Itu…sedikit panjang.”
Dan kita
diperlihatkan tangan Joon-guk yang memegang kunci inggris.
***Hye-sung mencoba menelpon ibu, setelah beberapa lama tidak diangkat, akhirnya terdengar suara ibu yang tidak biasa.
Hye-sung: “Ibu? Mengapa
ibu lama sekali mengangkat telponnya?”
Ibu: “Aku dari kamar
mandi. Mengapa kau menelpon?”
Hye-sung: “Aku akan
kesana besok. Apakah aku perlu membeli sesuatu?”
Ibu: “Tidak perlu. Apa
hanya itu yang perlu kau katakan?”
Hye-sung: “Tidak.
Ibu tahu kan kakek yang melemparku dengan sampah? Semua tuntutan padanya sudah
dicabut.”
Ibu: “Itu bagus. Bukankah
kau bilang pengacaranya diganti jadi Pengacara Cha?”
Hye-sung: “Iya, tapi
putri ibu memainkan peran penting. Jika bukan karena aku, kakek mungkin sudah
masuk penjara untuk 2 tahun.”
Ibu: “Itu bagus.”
Hye-sung: “Aku tahu.
Ibu? Ibu tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku kan?”
Ibu: “Apa yang kau
katakan?”
Hye-sung: “Ibu tidak
menyembunyikan suatu rahasia dariku kan? Seperti berpura-pura tidak merasakan
sakit atau memiliki waktu yang buruk karena tidak mau membuatku khawatir, kan?”
Ibu: “Aku punya.”
Hye-sung: “Apa?”
Ibu: “Mengatakan
bahwa pekerjaan adalah belahan jiwamu dan berpikir bahwa kau tidak akan
menikah.”
Hye-sung: “Apa itu?
Aku serius. Tidak ada hal lain kan?”
Dan kita melihat ibu dipojokan dengan tangan dan kaki terikat, darah mengucur dari kepalanya. Di depannya ada Min Joon-guk yang memegangi ponsel ibu dan memegang kunci inggris.
Ibu: “Ya tidak ada.”
Hye-sung: “Jika ada,
ibu harus memberitahuku. Mengerti? Aku tutup telponnya.”
Ibu: “Tunggu,
Hye-sung!”
Hye-sung: “Apa?”
Ibu: “Hye-sung…kau
mendengarku?” ibu melirik Joon-guk. “Mata untuk mata dan gigi untuk gigi. Jika kau
hidup seperti itu, seluruh dunia akan terhalangi.”
Hye-sung: “Apa yang
kau katakan?”
Ibu: “Semua orang
yang menyakitimu, itu karena mereka cemburu. Karena kau sangat beruntung. Itu karena
mereka cemburu. Jadi, jangan membenci mereka. Jangan merasa seperti itu, dan
kasihanlah pada mereka.”
Joon-guk menatap
ibu.
Hye-sung: “Ibu
berada dipihak Do-yeon, kan?”
Ibu berteriak: “JANGAN
MEMBANTAH PERKATAANKU! Berjanjilah.. kau tidak akan membenci seseorang sampai
membuat hidupmu hancur. Saat seseorang dilahirkan ke dunia, hidup ini tidak
cukup panjang untuk mencintai satu sama lain, benarkan?”
Hye-sung: “Baikah. Aku
mengerti.”
Ibu: “Baik. Itu baru
gadisku….” Ibu menahan tangisnya.
Hye-sung: “Ada yang
aneh. Hidung ibu seperti tersumbat. Apakah Ibu kedinginan?”
Ibu: “Benarkah?”
Hye-sung: “Jangan
menahannya dengan air madu, pergilah ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan. Ibu
ada di usia dimana kedinginan bisa sangat menakutkan.
Ibu: “Baiklah. Tutup
telponnya.”
Joon-guk: “Hanya
itu?”
Ibu menganguk.
Joon-guk: “Itu kata
terakhir untuk putrimu?”
Ibu: “Ya, aku tahu. Itu
kata terakhirku.”
Joon-guk berdiri, “woah,
aku menyuruhmu untuk tidak memberitahunya, dan kau melakukan itu. Kau
seharusnya menangis dan memintanya untuk menolongmu!”
Ibu: “Apa aku gila?!
Aku tahu apa yang akan kau lakukan. Kau pikir aku akan tertipu?”
Joo-guk menghampiri ibu lagi, “boss, kau lebih tabah daripada yang terlihat. Aku beritahu kau semuanya. Alasan aku menjadi seperti ini. Alasan mengapa aku menjadi musuh putrimu.”
Joon-guk sperti
menahan perasaannya, “Kau tahu semua yang akan aku lakukan sekarang. Apa kau
takut?”
Ibu dengan cepat
menjawab, “Aku tidak takut. Kau hanya tidak berharga dan aku kasihan padamu.”
Ibu: “Kau hidup bertahun-tahun dengan membenci seseorang. Berapa lama kehidupan seperti neraka yang kau rasakan?”
Joon-guk tersenyum
sinis, “Benarkah? Lalu aku kira putrimu akan hidup di neraka, sepertiku. Membenciku
karena membunuh ibunya dan menunggu untuk balas dendam. Benarkan?”
Ibu tersenyum
meremehkan, “Dia tidak akan hidup seperti itu. Aku tidak membesarkannya untuk
menjadi tidak berharga sepertimu.”
Senyum Joon-guk
menghilang, “Tutup mulutmu!”
***
Ponsel Soo-ha
berbunyi, ada pesan masuk, dari Ahjussi pelacak. “Akhirnya aku mendapatkan alamatnya. Di dekat persimpangan
Myeongwol-dong, Seongmoo City.”
Soo-ha: “Seongmoo
City?” dia sepertinya pernah mendengarnya.
Hye-sung pulang ke
rumah. “Soo-ha, kau dirumah! Mengapa kau tidak menjawab telponku?”
Soo-ha bergegas
menghampiri Hye-sung, “Restoran ibumu, ada dimana?”
Hye-sung: “Mengapa
kau tiba-tiba menanyakannya?”
Soo-ha tidak sabar, “Dimana??”
Hye-sung: “Seongmoo
City, kenapa?”
Soo-ha terkejut, “Itu
di Myeongwol-dong, Seongmoo City? Dekat persimpangan?”
Hye-sung: “Ya, tapi…
bagaimana kau bisa tahu? Mengapa kau menanyakan itu?”
Soo-ha: “Disana….Min
Joon-guk ada disana.”
Hye-sung: “Mengapa
Min Joon-guk….mengapa dia bersama ibuku?” Hye-sung masih belum sadar.
Telpon rumah
berbunyi. Soo-ha menjawabnya, “Halo. Ya?” Soo-ha tertegun.
Hye-sung: “Siapa
yang menelpon?”
Soo-ha menatap
Hye-sung dengan mata berkaca-kaca.
Hye-sung: “Aku
bertanya padamu! Siapa itu?!”
Soo-ha tidak bisa
menjawab. Lalu terdengar suara Hye-sung.
“Saat itu aku menyadarinya. Mimpi buruk ibuku
belum berakhir. Itu baru saja dimulai. Dan mimpi buruk itu telah membuat semuanya
lebih menakutkan dari apa yanga kami perkirakan.”
Note:
Akhir episode ini
merupakan awal dari banyak kesedihan di episode 8.
Min Joon-guk ini
benar-benar licin. Dia mempersiapkan semuanya dengan baik.
makin penasaran ... poor So Ha TT So Ha sm aku aja deh hahaha #plakk
ReplyDeleteitu MIn Joon-GuK nya jahat banget sih ..
makasih sinopsisnya ^^ semangat lanjutinnya
poor soo haa !! Min jong gook,,,awas kauu !!!
ReplyDeleteHye sung,,,tag bisakah kau sedikit lebih sigap menatap cinta soo haa,,,itu cinta pertama. Menyakitkan baginya ketika kau mengabaikannya begitu saja,,,
"Perisai Payung" hahaha....
ReplyDeletekasihan Hye Sung, jadi ikut sediihh... T_T
makasih sinopnya mba, ditunggu episode2 selanjutnya...
"Dewi"
aku harap, hyesung bisa menjadi yang dikatakan ibunya.. "aku membesarkannya bukan untuk mengajarkannya bagaimana cara untuk balas dendam" tapi kalau engga gitu, ceritanya ga seru >.<
ReplyDeleteyang tabah ya soo ha, mungkin perlahan lahan hyesung akan menyukaimu. dan itu semua membutuhkan waktu.
ditunggu ya kelanjutannya ^^
fighting!!
Di episode 8 bner2 sedih deh .... yaampun pengen deh Min Joon Guk dihukum mati >,<
ReplyDeletebner2 nangis lihat episode 8 ..
Sooha juga kasihan tuh >,< berharap Hye Sung akhirnya sama Sooha #HOPE
ditunggu episode 8 yaaa ...
Poor Su ha... :(
ReplyDeleteMJG sadis banget... Ya ampuun ga tega liat ibu HS di detik2 trakhir pas mo dibunuh
buat mb mumu... Gomawo recapnya.. #menanti ep 8
#dinda
Kenapa feeling gue mengatakan nanti di endingnya SH bakal meninggal ya >.<
ReplyDeleteudah orphan, abandoned by his last uncle, cintanya jg gk kesampean, drama oh drama..
Msh d tugu episode 8 nya ya...dah g sabar nunggu rabu kmis lg hehehe
ReplyDeleteMsh d tugu episode 8 nya ya...dah g sabar nunggu rabu kmis lg hehehe
ReplyDeletetambahan pas epilognya seharusnya di episode ini
ReplyDeleteso ha tidak tau bahwa hye sung menolak ajakan pengacara cha
dan maksud tdi itu mba mumu apa maksudnya (banyak yang berspekulasi dengan tidak
terlihatnya Soo-ha oleh temannya yang ini,
mungkinkah Soo-ha setengah meninggal?)
apa mungkin pak soo ha meninggal setelah berencana membunuh MJG ?
sudah tidak sabar menunggu episode selanjutnya
><
di forum, banyak yang bertanya-tanya, kenapa si teman yang itu gk bisa liat Soo-ha padahal dia gak menderita sakit mata apapun. jadi,mungkinkah sebenarnya Soo-ha going to die gitu.. bingung juga ngejelasinnya, mungkin aq salah pake ungkapan,hehe
Deleteikutan sedih liat sooha..:(
ReplyDeletesalut liat perjuangan ibu hye sung demi putrinya,walupun di detik2 terakhirny ia tetep tabah..pokokny keren deh..
benci banget liat MJG..:@
kelanjutanny dtunggu..fighting^^
wihhh... So Haa pake setelan jas keren juga yah...
ReplyDeletebarusan nonton All About My Romance eps 9 ada ungkapan yg sama
“Mata untuk mata dan gigi untuk gigi"
maksud nya pa ya ga ngerti.. hehehe :)
Ibu Hye Sung meninggal di eps 8, sedih banget :(
Semangat mba MuMu.. eps 8 nya
maksudnya, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. kayaknya sih, semacam ungkapan gitu.. hehe
Deletesemangat,,,lanjutin sinopsis episode berikutnya,,selalu ditunggu :)
ReplyDeleteaku setiap hari bolak balik blog ini penasaran banget sama ep 8 nya , banyak episode yg belum terkuak aku berharap semua pemainya ga ada yg mati
ReplyDeleteterima kasih sinopsisnya selalu menunggu sinopsis selanjutnya ^____^
aahh liat sooha sedih jadi ikutan nangis masa T.T
ReplyDeletemakasih buat sinop nya ya....
ReplyDeletebtw drama ini tayang nya tiap kapan ya???
udah mulai ke adegan sad :'( huhu....
ReplyDeletesemangat buat sinopsisnya !!1
Kwan woo kliatan cocok sma hye sung...mungkin pada akhirnya so ha merelakan cintanya dan lagi ada org yang tulus sayang sama dia(seung bin)..soal so ha melindungi hye sung pada akhirnya itu karena balas budi...♓έ♓έ♓έ.. Mungkinkkah... -Gie-
ReplyDeleteAku jg penasaran kenapa temannya itu ngga bisa liat soo ha yaa ??
ReplyDeleteApa mungkin soo ha memang mau meninggal jg ?