Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 16 - 1
(Episode ini di
awali dengan adegan di episode sebelumnya yang dengan tambahan percakapan yang
sebelumnya tidak diungkapkan.)
Do-yeon pun
melanjutkan, “Sekarang ini, korban sedang koma dan jika korban meninggal,
apakah kau tahu bahwa kau kemudian akanmenjadi seorang pembunuh?”
Hye-sung dan
Pengacara Shin berbarengan menginterupsi, “Hakim! Korban masih hidup!”
Hakim: “Ya, jaksa,
tolong menahan diri dari pertanyaan yang kejadiannya belum pernah terjadi.”
Do-yeon: “Baik.”
Do-yeon menghela
nafas dan menurunkan catatan pertanyaannya, “Tidak ada lagi pertanyaan.” Dia
langsung menuju tempatnya.
Hakim merasa aneh,
“Apakah sudah selesai?”
Do-yeon: “Ya.”
Hakim saling
berpandangan, Pengacara Shin juga heran dan menengok ke Hye-sung yang sedang
menatap Do-yeon.
Dal-joong menoleh ke
Do-yeon yang melamun, Soo-ha membaca pikirannya:
“Ini sangat sulit. Ini sangat sulit karena aku, Ga-yeon, benar kan?”
***
Di luar ruangan,
Soo-ha melihat Do-yeon yang berjalan dengan gontai, dan Soo-ha membaca
pikirannya, “Ayah, maafkan aku. Aku
sungguh-sungguh minta maaf.”
Hye-sung menghampiri
Soo-ha, “Hey, apakah kau melihat para juri? Berapa banyak menurutmu yang berada
di pihak kita?”
Soo-ha: “Apa ini,
bukankah kau bilang kau bisa melakukannya sendiri?”
Hye-sung:
“Ya…itu..karena kau ada di sini, ketakan padaku.”
Soo-ha: “Lebih
daripada itu, mengenai Jaksa Seo…”
Hye-sung: “Jangan
mengungkit-ngungkit dia lagi. Kau terus mengatakan padaku untuk memahaminya,
jadi aku melakukannya, tapi dia benar-benar seorang mesin. Bahkan tanpa mengejapkan
mata, dia memojokan ayahnya.”
(ternyata Hye-sung
berpikir seperti ini, ku kira dia tadi tahu Do-yeon bersedih, masa gak bisa
lihat perbedaan sikap Do-yeon dari biasanya sih?)
Soo-ha: “Aku tidak
berpikir seperti itu.”
Hye-sung: “Apa?”
Soo-ha: “Hwang
Dal-joong sepertinya tahu bahwa Jaksa Seo adalah putrinya.”
Hye-sung: “Benarkah?
Bagaimana dia bisa tahu?”
Soo-ha: “Pergilah dan temui Jaksa Seo.”
Hye-sung: “Mengapa?”
Soo-ha: “Aku tidak berpikir dia harus sendirian sekarang
ini. Dia pergi ke toilet.”
Hye-sung: “Baiklah.”
Hye-sung pun menuju
toilet, dan begitu masuk dia terkejut mendapati Do-yeon yang sedang menangis.
Hye-sung: “Seo
Do-yeon….mengapa kau….”
Do-yeon berkata
sambil menangis dengan terbata-bata, “Hye-sung…aku…aku…aku pikir aku akan mati.
Tolong aku….tolong selamatkan ayahku…kumohon…”
Do-yeon menangis
tersedu-sedu.
Episode 16
The Thieving Magpie
Overture
Do-yeon berjongkok di balik kursi. Hye-sung berdiri
menunggunya.
Hye-sung: “Hey, bagaimana kau akan pergi ke pengadilan jika
seperti itu?”
Terlihat Pegacara
Shin yang mencari-cari Hye-sung. Hye-sung pun dengan cepat berjongkok, tapi
terlambat karena Pengacara Shin melihatnya.
Pengacara Shin:
“Pengacara Jang! Apa yang kau lakukan disini? Pernyataan pembelaan penutup
harus disiapkan.”
Lalu Pengacara Shin
menoleh ke sebelah Hye-sung: “Jaksa Seo? Apa yang kalian berdua lakukan
disini?”
Hye-sung berbicara
dengan bahasa isyarat pada Pengacara Shin, “Dia pasti merasa sangat tersiksa,
mencoba menjatuhkan ayahnya sendiri.”
Pengacara Shin
mengangguk tanda mengerti.
Seo Do-yeon berdiri,
“Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja sekarang.”
Do-yeon pada
Pengacara Shin: “Kau tahu kan? Jika pengadilan memberikan keputusan pembebasan,
dia tidak bisa bebas. Ayahku telah mendapatkan penangguhan hukuman sebelumnya,
jadi dia tidak bisa menerima penagguhan hukuman lagi. Jika dia menerima
keputusan bersalah, tanpa syarat, dia harus kembali ke penjara.”
Pengacara Shin: “Aku
tahu. Dan itulah mengapa kami menginginkan persidangan juri.”
Hye-sung: “Jika juri
mengatakan bahwa dia tidak bersalah, kami merasa hakin tidak akan menyusahkan
terdakwa.”
Do-yeon: “Apa kau
pikir kau bisa menggerakan hati juri? Itu sepertinya akan sulit.”
Hye-sung: “Aku akan
berusaha yang terbaik.”
Soo-ha melihat
mereka dari kejauhan.
Do-yeon pada
Hye-sung: “Terima kasih.”
Do-yeon pada
Pengacara Shin: “Tolong perhatikan saya.”
Pengacara Shin: “Apa
kau baik-baik saja? Kau tetap bisa melepaskan tangamu dari kasus ini sekarang.”
Do-yeon: “Tidak, aku
akan melihatnya sampai akhir.”
Do-yeon membungkuk pada
Pengacara Shin lalu pergi dari sana.
Hye-sung
memperhatikan punggung Do-yeon yang menjauh.
Pengacara Shin: “Kau
harus mendapatkan keputusan dengan suara yang bulat, dalam rangka meningkatkan
kesempatanmu untuk menang.”
Hye-sung:
“Bagaimanapun juga kita harus mendapatkannya.”
Pengacara Shin:
“Pengacara Jang, bisakah kau melakukan pernyataan penutup?”
Hye-sung terkejut:
“Apa?!”
Pengacara Shin: “Aku
pernah gagal 26 tahun yang lalu.”
Hye-sung: “Itu lebih
dari alasan mengapa kau harus melakukannya.”
Pengacara Shin:
“Karena saat aku melihat matamu yang melihat temanmu, kau sepertinya lebih
mengusainya dari pada aku. Jadi, Pengacara Jang, kau lakukanlah.
Pengacara Shin
tersenyum pada Hye-sung.
***
Persidangan di mulai
kembali.
Hakim: “Pemaparan
bukti terlah selesai. Sekarang, jaksa silahkan
sampaikan pernyataan penutup dari pihak jaksa.”
Jaksa Cho maju ke
depan menghadap juri, “26 tahun yang lalu korban, Shin Chae-ok. Melakukan
kejahatan yang seharusnya tidak di kerjakan. Sebagai akibatnya, terdakwa menghambiskan
separuh hidupnya dalam penjara. Bagaimanpun, batas waktu untu kejahatan itu
telah berakhir. Korban bersalah untuk kejahatan itu, dibawah hukum, bahkan jika
dia mendapatkan hukuman di penjara, dia kemungkinan akan ditempatkan dalam masa
percobaan, karena luka yang sangat berat hingga dia berada di dekat kematian.
Kematian adalah hukuman yang lebih buruk daripada diadili oleh hukum.”
Jaksa Cho menghadap
ke Dal-joong: “Ya, terdakwa menghabiskan hidupnya di penjara dengan tidak adil.
Sebagai Jaksa, aku pikir itu keputusan dari 26 tahun yang sangat disesali. Aku
tahu bahwa persidangan baru untuk memperbaiki keputusan yang salah sebelumnya,
dibujuk oleh korban Shin Chae-ok, bukan Jeon Young-ja, dan menghukumnya dibawah hukum adalah hal
paling benar yang harus dilakukan. Itulah hukuma dan tata tertib. Jika tata
tertib itu tidak dilaksanakan, dunia ini akan berjalan dalam kewaspadaan karena
alam semesta menjadi ingkar pada hukum. Anggota juri, aku meminta kebujaksanaan
anda.”
Hye-sung menoleh ke
Soo-ha dan berkata dalam pikirannya, “Berapa
orang dalam juri yang berada di pihak kita?”
Soo-ha melihat ke
arah juri dan mengangkat 4 jari tangannya ke arah Hye-sung.
Hye-sung berkata
sendiri dalam pikirannya, “Hanya 4? Lalu
tersisa 6 orang lagi…bisakah aku meyakinkan 6 orang ini?”
Hakim: “Selanjutnya
pihak terdakwa, silahkan sampaikan pernyataan penutup.”
Hye-sung nampak
gugup. Pengacara Shin berbisik: “Jangan gugup dan lakukan yang terbaik.”
Hye-sung mengibaskan
rambutnya, “Gugup? Apa aku terlihat gugup?”
Hye-sung pun maju ke
depan, namun dia sangat gugup sampai mukanya terantuk mikrofon yang
dipegangnya. Dia menyapa juri dan hakim dengan mimik ceria, sehingga semua
orang menertawakannya.
Hye-sung kemudian
terdiam, menghela nafas, dan memejamkan matanya.
Dia mengingat
Kwan-woo.
Flashback.
Kwan-woo duduk
dengan tenang sambil mendengarkan musik di melalui headset. Hye-sung
menghampirinya dan mengambil satu bagian headset.
Hye-sung: “Kau
sedang mendengarkan apa?”
Kwan-woo tersenyum,
“Kau datang? Ini musik yang selalu aku dengarkan sebelum persidangan. Kau tahu
bagaimana Park Tae-hwan mendengarkan musik sebelum bertanding? Seperti itu.”
Hye-sung: “Musik
seperti apa ini?”
Lalu dia menempelkan
headsetnya ke telinga. Kwan-woo juga.
Hye-sung: “Oh…ini musik klasik. Sekarang kau terlihat
seperti tipe yang hebat.”
Kwan-woo tersenyum,
“Ini disebut ‘The Thieving Magpie Overture’, musik dari pertunjukan opera.”
Hye-sung: “Apakah
ini akan membantu dengan mengendalikan pikiran?”
Kwan-woo: “Emm..
Opera ini berdasarkan pada suatu kisah nyata.”
Hye-sung: “Sebuah
kisah nyata?”
Kwan-woo mengangguk.
Flashback end.
Hye-sung masih
memegang mikrofonnya dengan gemetaran. Kemudian dengan perlahan dia mengontrol
dirinya sendiri, dan tidak gemetaran lagi.
Hye-sung:
“Mungkinkah, kalian tahu pertunjukan opera yang di sebut dengan ‘The Thieving
Magpie’? Opera berdasarkan sebuah kisah nyata. Opera ini berkisah tentang
seorang gadis yang mencuri piring perak dan kemudian di eksekusi. Bagaimanapun
setelahnya, ditemukan satu orang yang benar-benar mencuri piring itu yang
ternyata seseorang yang cerewet. Itu adalah ceritanya.”
Hye-sung melanjutkan: “Apa yang kalian pikirkan
setelah mendengar cerita ini? ‘Si gadis sangat tidak beruntung”, ‘Jika si orang
yang cerewet itu ingin menghancurkan dia (Si gadis), mengapa hanya itu yang dia
(si ceweret) curi?’ kalian memiliki pikiran seperti itu kan? Tidak, gadis itu
di hukum karena ketidakberuntungan. Si cerewet tidak melakukan kesalahan
apapun. Tapi kasus ini jelas memiliki terdakwa. Tanpa mengerti secara penuh
kasus ini, semua orang di pengadilan yang menghukum gadis itu dengan hukuman
mati adalah penjahatnya.”
Hye-sung menunjukan
foto: “Foto-foto yang kalian lihat sekarang adalah foto dari teman sekelas
terdakwa di sekolah menengah. Orang-orang ini hidup sebagai suami, ayah, dan
pengusaha. (Dal-joong terlihat sedih, begitu juga dengan Do-yeon) 26 tahun yang
lalu, jika kasus itu ditangani dengan baik, terdakwa mungkin akan memiliki
hidup seperti orang-orang yang ada dalam foto. Sama seperti kita yang tidak
bisa mengembalikan kehidupan gadis itu, kita tidak bisa mengembalikan 26 tahun
yang berlalu pada terdakwa.”
Hye-sung menoleh
pada Soo-ha yang mengacungkan 7 jarinya.
Hye-sung
melanjutkan: “Tentu saja, seperti yang dikatakan oleh jaksa, saat dia bertemu
dengan korban, dia seharusnya menyelesaikan masalah dengan hukum. Tapi apa arti
dari hukum (keadilan) untuk terdakwa? Hukum dengan salah membuat separuh
hidupnya menjadi seorang pesakitan dalam penjara.”
(untuk pertama
kalinya sejak Do-yeon mengetahui Dal-joong adalah ayah kandungnya, Do-yeon
akhirnya menatap langsung ayahnya. T.T)
Hye-sung: “Hukum
telah mengambil putrinya, keluarganya, dan temannya. Untuk itu, mengapa dia
ingin lagi berhadapan dengan hukum? Jika kau terdakwa, akankah hukum bisa diterima?”
Hye-sung menoleh,
Soo-ha mengacungkan 8 jari tangannya.
Hye-sung
melanjutkan, sementara itu Jaksa Cho melihat jam tangannya dengan gelisah.
Hye-sung: “Terdakwa
mungkin benar dengan memutuskan kasus 26 tahun yang lalu untuk kembali
disidangkan dan mungkin akan mendapatkan kompensasi. Tapi, kita berbicara
mengenai beberapa bulan ke depan. Persidangan ulang merupakan prosedur yang
yang kompleks dan sulit. Apa yang salah dengan nengara kita adalah bahwa sangat
segan untuk mengubah suatu kesalahan.”
Hye-sung menghadap
Dal-joong, “Untuk terdakwa yang tidak mempunyai banyak waktu tersisa untuk
hidup, setiap hari sangat berharga seperti emas. Mungkin hidup terdakwa tidak
akan bertahan untuk melihat hasil persidangan ulang.”
Soo-ha mengacungkan
9 jari tangannya pada Hye-sung.
Tiba-tiba Jaksa Cho
berdiri dan menginterupsi dengan berteriak, “Yang Mulia, pembelaan telah banyak
melewati batas waktu!”
“26 tahun!”
Pengacara Shin balas berteriak, “Terdakwa telah menunggu saat ini selama 26
tahun. Kami akan segera menyelesaikannya. Tolong berikan kesempatan lebih pada
terdakwa. Tolong biarkan Pengacara berkesempatan untuk mengatakan semua yang
ingin dia katakan untuk terdakwa.”
Hakim menghela
nafas, “Pengacara, silahkan lanjutkan.”
Hye-sung
melanjutkan, “Pada semua anggota juri, juga para hakim. Hari ini, kasus ini,
akan menentukan secara bersamaan bersalah atau tidak bersalah untuk terdakwa,
dan ketidakadilan di masa lalu akan tertutup. Aku ingin kalian, anggota juri,
menyampaikan hasil dari persidangan ulang disini sekarang, untuk disampaikan
pada pengadilan wilayah sebagai pertimbangan kembali untuk terdakwa. Dan untuk
terdakwa, aku harap kalian akan menunjukan keputusan yang sesuai dengan apa
yang dipirkan orang tentang hukum.”
Soo-ha tersenyum dan
mengacungkan 10 jari tangannya. Hye-sung pun tersenyum.
Hye-sung pada juri:
“Terima kasih telah mendengarkanku untuk waktu yang lama. Itu semua yang ingin
aku sampaikan.”
Hye-sung membungkuk.
Do-yeon menangis.
Sementara itu di
rumah sakit, Jeon Young-ja menggerakan jari tangannya dan membuka mata.
***
Seong-bin dan
Joon-gi datang ke pengadilan. Seong-bin segera menghampiri Soo-ha dan mendorong
Joon-gi. Seong-bin tersenyum manis pada Soo-ha.
Soo-ha tersenyum,
senang melihat kedatangan mereka, “Apa yang kalian lakukan disini?”
Joon-gi: “Kamu
datang kesini setelah berdebat untuk waktu yang lama. Karena persidangan ini.”
Soo-ha yang duduk,
melihat kuku Joon-gi yang posisinya berdiri, Soo-ha aneh melihat kuku Joon-gi,
“Apa yang ada di kuku jarimu?”
Joon-gi menyembunyikan
kukunya, “Apa? Siapa? Apa?”
Soo-ha tersenyum
geli.
Seong-bin bertanya
pada Soo-ha, “Apakah keputusan hakim sudah di umumkan? Apakah pria itu akan
kembali ke penjara?”
Soo-ha: “Aku belum
tahu. Para hakim dan juri sedang melakukan pertemuan sekarang.”
Seong-bin: “Apa yang
dikatakan oleh juri?”
Soo-ha: “Tidak
bersalah.”
Joon-gi: “Lalu,
bagaimana dengan hakim?”
Soo-ha: “Bersalah.”
Joon-gi: “Benarkan.
Apapun yang terjadi, hakim akan menang.
Mereka satu-satunya yang memiliki kekuatan.”
Seong-bin: “Jika
hakim akan memutuskan sendiri, lalu mengapa mereka melibatkan juri?”
Soo-ha tersenyum.
(seneng deh liht
Soo-ha tersenyum terus pada teman-temannya. Ternyata dia memang sudah berubah,
dulu dia tidak seramah ini..)
***
Hakim Kim memegang
kepalanya. Sepertinya terjadi perdebatan sengit.
Juri Pria: “Jika
keputusanmu akan lenih diutamakan, lalu mengapa kau membawa kami?”
Juri Wanita: “Benar
sekali! Kami semua setuju dengan keputusan tidak bersalah. Ini keputusan kami
setelah melihat selama 10 jam dalam persidangan.”
Hakim Kim: “Ya, ya,
aku tahu. Aku tahu! tapi ada sesuatu yang harus sesuai dengan sistem
undang-undang negara ini.”
Hakim Pria: “Semacam
inikah hukum kita? Akal sehat adalah hukum, akal sehat.”
Juri Wanita:
“Kasihan sekali dia! Ini terlalu kejam untuk mengirimnya kembali ke penjara.”
Juri Pria 2: “Kau
benar-benar mengerikan.”
Juri semakin ribut.
Hakim Kim lalu meminta rekannya untuk memanggil pembela dan jaksa.
***
Para hakim, pembela
dan jaksa berada disuatu ruangan. Hakim Kim terlihat stress, dia terus
memegangi kepalanya.
Jaksa Cho yang
pertama kali bersuara dengan emosi, “Apa masalahnya?! Kau bisa melihat opini
juri hanya sebagai referensi saja. Mereka tidak punya wewenang terhadap hukum!”
Hakim Kim: “Tapi
mereka bersuara bulat. Bagaimana bisa aku memutuskan dengan itu? ini terlalu
susah.”
Hye-sung: “Tentu
saja. Kita perlu melihat pendapat juri lebih dulu daripada hukum. Itu akan
mengurangi kesusahan.”
Do-yeon diam saja.
Hye-sung lalu
menerima telpon, “Halo. Ya, Yoo-chang…”
Jaksa Cho menggebrak
meja, “Tidak! Mengikuti aturan hukum terlebih dulu adalah hal yang benar!”
Hye-sung membentak
Jaksa Cho, “Tutup mulutmu, kepala rumput! Aku tidak bisa mendengar!”
Hakim Kim melongo.
Dan Jaksa Cho menatap Hye-sung dengan pandangan tidak percaya dia dibentak.. (ketawa
deh.. ;p)
Hye-sung melanjutkan
telponnya, “Ya, ya.. Ya.. Oke, terima kasih.”
Hye-sung tersenyum
dan berkata: “Jeon Youn-ja telah mendapatkan kembali kesadarannya. Tidakkah ini
mengubah situasinya?”
Hakim masih
memandangi Hye-sung dengan ekspresi yang sama. Hye-sung tidak sadar, “Apa?
Apakah ada sesuatu di wajahku?”
Hye-sung lalu
berkata pada Jaksa Cho, “Sebelumnya, Jaksa Cho adalah satu-satunya yang berbeda
pendapat, kan?”
Jaksa Cho: “Aku
tetap berpikir kita harus mengatakan bahwa juri berbeda pendapat.”
Pengacara Shin pada
Jaksa Cho, “Lalu apakah ini akan ditangguhkan sampai besok? Jika ini akan
menjadi seperti ini, mengapa kau meminta untuk persidangan juri?”
Hakim Kim memegang
kepalanya lagi.
Jaksa Cho pada
Do-yeon: “Jaksa Seo, mengapa kau tidak mengatakan apapun? Kau harus
mengungkapkan pendapatmu.”
Do-yeon akhirnya
bersuara, “Bagaimana jika kita menarik tuntutan?”
Semua terkejut.
Jaksa Cho: “Hey,
apakah kau kehilangan pikiran?! Serius?”
Hakim Kim antusias:
“Apakah itu bisa terjadi? Akan sangat bagus jika memang bisa terjadi. Itu akan
sangat mengurangi beban yang ada.”
Jaksa Cho: “Itu
tidak bisa terjadi, ini tdak bisa diputuskan olehmu sendiri. Menarik tuntutan
adalah hal hanya bisa dilakukan Kepala Jaksa.”
Do-yeon: “Ini sangat
terlambat untuk mendapatkan ijin. Dan juga, bukankah seorang jaksa merupakan
kesatuan independen? Jadi secara teknis, kita tidak memerlukan ijin.”
Pengacara Shin
tersenyum.
Jaksa Cho tak
percaya dengan apa yang dikatakan Do-yeon: “Kau….”
Do-yeon: “Aku akan
menanggung semua tanggung jawab. Mari kita mengakhiri ini dengan penarikan
tuntutan.”
Hye-sung tersenyum.
***
Ruang sidang.
Hakim: “Kami akan
memulai pembacaan keputusan unutk kasus 1354 tahun 2013, persidangan Hwang
Dal-joong. Terdakwa silahkan berdiri.”
Dal-joong pun
berdiri untuk mendengarkan keputusan untuknya.
Jaksa Cho berkata
pada pada Do-yeon: “Kau membuat kesalahan besar kali ini. Mereka (pihak
kejaksaan) tidak akan berhenti hanya dengan peringatan.”
Do-yeon: “Aku tahu.”
(Jaksa Cho tidak
tahu kalau Hwang Dal-joong adalah ayah kandung Do-yeon)
Hakim mulai membaca
keputusan: “walaupun terdakwa telah dihukum dengan salah pada masa lalu, karena
membunuh korban, pengoreksian kesalahan ini harus di tangani dengan persidangan
ulang. Bukan dengan menyerang korban yang ternyata masih hidup. Oleh karena
itu, untuk melihat terdakwa tidak bersalah secara hukum sangat sulit.”
Jaksa Cho terlihat
masih kesal, tidak setuju dengan keputusan ini.
Hakim:
“Bagaimanapun, anggota juri mencapai kesepakatan bulat dengan keputusan tidak
bersalah. Anggota juri memutuskan bahwa terdakwa tidak adil jika diberi
keputusan bersalah. Dia kehilangan putrinya dan banyak hal lain dan
menghabiskan hidupnya lebih dari 26 tahun di dalam penjara. Dari satu
pandangan, itu merupakan kesalahan dari sistem hukum dan tuntutan yang tidak
mencari kebenaran, dan merusak hidup seseorang. Dan, untuk menghukum terdakwa
lagi, dengan nama hukum dari pandangan yang biasa dan beralasan, sangat sulit
untuk di terima. Walaupun persidangan ulang mungkin terjadi, keuntungan yang
diperoleh hanyalah pengantian uang, untuk kehilangan 26 tahun hidup terdakwa
yang tidak akan bisa kembali.”
Hakim membalik
kertas, “Terdakwa sedang menderita penyakit stadium akhir. Karena itu, jika dia
diputuskan bersalah, berdasarkan petunjuk penjatuhan hukumna, kemungkinanbesar
dia akan meninggal di penjara sebagai tahanan.
Seperti terdakwa yang merasa sangat marah pada korban yang tanpa
menyesal menhancurkan hdupnya. Oleh karena itu, dia secara spontan menyerang
korban dengan pecahan kecil kaca. Dan, selama 26 tahun dia telah berada di
penjara sebagai pembunuh tidak seharunya diulang untuk korban yang sama dengan
percobaan pembunuhan, yang mana akan menjadi sangat kejam. Itulah semua poin
utama dalam perundingan.”
Hakim menurunkan
kertasnya, “Tidak masalah dengan pandangan masyarakat terhadap hukum.
Pengadilan ini percaya bahwa hukum harus dibuat menurut sudut pandang
masyarakat. Aku pikir masyarakat adalah jiwa dari persidangan oleh juri.
Sebagai tambahan, karena hasil keputusan juri berselisih dengan ilmu hukum dan
pendapat kami, ini tidak bisa disebut benar-benar tidak bersalah. Oleh karena
itu, kamu melanjutkan dengan beberapa pertimbangan. Pihak penuntut juga
menghargai opini masyarakat, pengadilan telah di beri tahu bahwa mereka memutuskan
untuk menarik tuntutannya. Dengan demikian, sesuai dengan Hukum Kriminal
328-1-1, penuntutan dibatalkan.”
Semua orang
tersenyum senang dan lega, kecuali Jaksa Cho tentunya..
Seong-bin pun tanpa
sadar memeluk Joon-gi.
(Cute! Aku harap mereka nantinya jadian aja.. ^^)
Dal-joong menangis.
Do-yeon menangis
sambil menatap ayahnya.
Hakim memberikan
penghormatan pada Da-joong.
Hye-sung menggenggam
tangan Pengacara Shin yang juga menangis, menenangkannya.
Soo-ha memberikan
jempol pada Hye-sung, dan Hye-sung juga membalas memberikan jempolnya dan
mengangguk.
Hye-sung melihat
Do-yeon yang menangis haru.
***
Ruang sidang sudah
kosong, tinggal Hye-sung dan Do-yeon berada disana.
Hye-sung
menyandarkan badannya ke kursi sambil memejamkan mata, sedangkan Do-yeon sedang
membereskan berkas-berkasnya.
Hye-sung bertanya
pada Do-yeon dengan mata tertutup, “Apakau kau pikir kau akan baik-baik saja?
Aku pikir kau mungkin akan di beri hukuman.”
Do-yeon: “Aku sudah
mempersiapkan diri saat aku mengatakannya (menarik tuntutan).”
Do-yeon berdiri dan
akan pergi, “Kau tidak pergi?”
Hye-sung, masih
menyandar dan matanya terpejam, “Ya, akau akan sedikit lebih lama lagi tinggal
disini.”
Do-yeon lalu
beranjak pergi, dan berhenti sambil membelakangi Hye-sung.
Do-yeon: “Maafkan
aku.”
Hye-sung membuka
matanya, “Maaf? Bukannya terima kasih?”
Do-yeon: “11 tahun
yang lalu, saat aku membuatmu menjadi seorang penjahat dengan berbohong….aku
minta maaf untuk itu.”
Hye-sung menegakan
badannya, “Kau akhirnya mengakui bahwa aku tidak melakukannya. Setelah 11
tahun?” Hye-sung tak percaya.
Do-yeon: “Ya, aku
mungkin seperti ayahku (Hakim Seo), yang tidak bisa mengakui kesalahan. Aku
menyadarinya hari ini, bagaimana sangat mengerikannya akibat tidak mengakui
satu kesalahan.”
Do-yeon berbalik
menghadap Hye-sung: “Aku meminta maaf. Dengan sungguh-sungguh.
Hye-sung mengangguk,
Do-yeon tersenyum dan kemudian pergi. Setelah Do-yeon pergi, Hye-sung pun
tersenyum.
***
Pengacara Shin
berbicara berdua dengan Dal-joong di depan ruang sidang.
Pengacara Shin: “Aku
akan mengantarmu ke rumah sakit dengan mobilku.”
Dal-joong tertawa,
“Mobil yang sedikit tua itu?”
Pengacara Shin:
“Hey, aku sudah mengatakannya padamu, mobil itu telah 16 tahun berjalan tanpa
kecelakaan.”
Dal-joong dan
Pengacara Shin tertawa bersama.
Lalu Dal-joong
melihat Do-yeon berjalan di lantai atas, “Orang itu adalah putriku Ga-yeon,
kan?”
Pengacara Shin: “Ya.
Bagaimana kau bisa tahu?”
Dal-joong: “Kemarin,
dia datang mengunjungiku.”
Pengacara Shin: “Oh,
benarkah..”
Pengacara Shin
menghela nafas, “Berarti kau juga mengetahui tentang ceritanya. Bahwa Hakim Seo
Dae-suk tahu bahwa istrimu masih hidup dan menemuinya.”
Dal-joong
mengangguk: “Saat aku mengetahui bahwa Hakim Seo Dae-suk mengadopsi Ga-yeon,
aku menebak seperti itu.”
Hye-sung dan Soo-ha
melihat mereka dari kejauhan, tapi cukup bisa mendengar percakapannya.
Pengacara Shin:
“Apakah kau tidak marah?”
Dal-joong: “Aku
marah. Sampai dimana kau ingin membunuhnya jika melihatnya lagi. Aku marah.
Tapi, aku memaafkannya.”
Pengacara Shin:
“Memaafkan? Bagaimana kau bisa memaafkannya? Bagaimana mungkin.”
Dal-joong: “Aku
tidak mempunyai banyak sisa waktu. Aku tidak mau menghabiskan sisa hidupku
dengan membenci seseorang. Aku berharap perasaan yang aku rasakan sebelum aku
meninggal, bukan hal mengerikan seperti itu. Itulah mengapa aku memaafkannya.
Ini bukan karena aku menyukai Hakim Seo.”
Hye-sung teringat
permintaan terakhir ibunya yang mirip dengan perkataan Dal-joong:
“Kau berjanjilah padaku. Jangan menghabiskan hidupmu dengan membenci
seseorang. Saat seseorang dilahirkan ke dunia, kehidupan tidak cukup panjang
unutk saling mencintai, bukan? Oke?”
Hye-sung menangis,
rindu ibunya. (Aku juga rindu ibu Hye-sung..)
Soo-ha merangkulnya.
Sementara Pengacara
Shin memeluk Dal-joong dan mendekatkan kepala mereka.
***
Nyonya Seo sedang mencuci
piring di dapur. Do-yeon pulang ke rumah.
Nyonya Seo: “Do-yeon,
apakah itu kau? Apakah kau sudah makan malam?”
Do-yeon memandang
ibunya dengan sedih, kemudian memeluknya dari belakang sambil menangis.
Nyonya Seo tersenyum:
“Ah, mengapa dia seperti ini lagi?”
Nyonya Seo pun
berbalik dan melihat Do-yeon yang menangis.
Nyonya Seo: “Do-yeon…”
Do-yeon: “Ibu…
apapun yang aku katakan, aku adalah putrimu, kan?”
Nyonya Seo: “Mengapa
kau seperti ini? Apa yang terjadi? Oh my..”
Nyonya Seo memegang
wajah Do-yeon.
Do-yeon: “Ibu. Jangan
terkejut oleh apa yang akan aku katakan dan dengarkan. Hmm?”
Nyonya Seo: “Apa
yang terjadi?”
Do-yeon menatap
lekat-lekat pada ibunya.
***
Hye-sung tiduran di
sofa. Soo-ha yang selesai mandi menghampirinya.
Soo-ha: “Kau belum
berganti baju?”
Hye-sung: “Aku hanya
ingin tidur seperti ini. Aku bahkan tidak punya kekuatan untuk mengangkat
jariku.”
Soo-ha mengangkat
kepala Hye-sung dan menyelipkan bantal.
Soo-ha: “Kau
melakukan yang terbaik hari ini.”
Hye-sung: “Apa yang
kau bicarakan….Aku bisa melakukannya karenamu. Terima kasih.”
Soo-ha: “Aku tidak
banyak melakukannya. Kau yang melakukannya.”
Hye-sung: “Tidak,
jika kau tidak disana, aku tidak akan bisa melakukan apapun.”
Hye-sung menyalakan
televisi.
Hye-sung: “Ini
masalah besar. Aku tidak bisa terus menyandarkan diri padamu seperti ini.”
Soo-ha: “Mengapa kau
tidak bisa?”
Hye-sung: “Apa
maksudmu mengapa? Itu karena…..”
Perkataan Hye-sung
terpotong karena ada berita tentang Kasus Pembunuhan Hantu (kasus Dal-joong).
Hye-sung langsung duduk dan membesarkan volume televisi. Lalu dia mematikanya dengan
marah.
Hye-sung berdiri dan
marah-marah, “Apa ini? Wow, bagaimana wajahku tidak ditampilkan?! Phlawan utama
dari kasus ini adalah aku. Jadi bagaimana bisa aku tidak keluar?”
Hye-sung menepuk
pundak Soo-ha: “Kau melihat bagaimana aku membela unutk posisi terdakwa, kan? Bagaimana
bisa mereka bahkan tidak menyebut namaku? Apakah ini berita? Huh?! Huh?!”
Soo-ha tersenyum
dengan tingkah Hye-sung, “Kau tadi mengatakan bahwa semuanya karenaku.”
Hye-sung: “Hey, aku
hanya mengatakannya saja! Haruskah aku menelpon untuk konfirmasi? Meminta mereka
untuk melakukan konferensi pers?”
Soo-ha tersenyum
lebar.
***
Kediaman keluarga
Seo.
Nyonya Seo
menyiapkan makanan untuk suaminya.
Hakim Seo duduk
dimeja makan, “Mengapa hanya makanan untukku saja? Apa kau punya janji
pertemuan?”
Nyonya Seo: “Untuk
sementara, Do-yeon dan aku akan tinggal di rumah orang tuaku.”
Hakim Seo: “Mengapa
kau pergi ke rumah orang tuamu?”
Nyonya Seo menatap
suaminya, “Aku mendengar semuanya dari Do-yeon. Hwang Dal-joong…aku mendengar
semuanya.”
(Nyonya Seo ini
sebelumnya tidak tahu kalau anak yang dia adopsi adalah anak Dal-joong, dia hanya
tahu Do-yeon berasal dari panti asuhan.)
Hakim Seo sejenak
menghentikan makannya.
Nyonya Seo
melanjutkan perkataannya tanpa menatap suaminya, “Aku tidak pernah tahu, bahkan
setelah tinggal denganmu lebih dari 30 tahun, bagaimana kejamnya dirimu. Aku tidak
bisa melihat wajahmu untuk sementara. Tidak, untuk waktu yang lama, karena aku
takut.”
Nyonya Seo menaruh
gelas minum air putih yang hanya sepertiga penuhnya di dekat suaminya dan
berjalan pergi.
Hakim Seo awalnya
makan seperti biasa, lalu dia berkata sendiri, “Salah apa yang sudah ku
lakukan?”
Hakim Seo meminum
air putihnya, “Aku tidak melakukan kesalahan apapun.”
Raut wajahnya
menunjukan kemarahan, “Aku tidak melakukan kesalahan apapun!”
Hakim Seo melempar
gelasnya ke lantai sampai pecah.
***
Hye-sung berjalan
bersama Kwan-woo menuju kantor mereka. Hye-sung sedang bercerita pada Kwan-woo.
Hye-sung: “Saat aku
berdiri untuk melakukan pernyataan penutup, tanganku gemetaran seperti ini.”
Hye-sung memperagakannya.
Kwan-woo: “Aku tahu
maksudmu. Kau gemetaran seperti ada gempa bumi ditanganmu, kan?”
Hye-sung melanjutkan
ceritanya, “Otakku benar-benar kosong dan aku tidak bisa berpikir.”
Kwan-woo: “Lalu?’
Hye-sung: “Pada saat
itu, aku mengingat apa yang kau katakan tentang mengontrol pikiran.”
Kwan-woo terkejut: “Mungkinkah,
‘The Thieving Magpie’?”
Hye-sung: “Bingo!”
Kwan-woo tersenyum, “wow..”
Mereka masuk ke
dalam kantor.
Hye-sung: “Untuk
memulainya, aku membuka dengan cerita tentang itu. Lalu aku menunjukan foto
dari teman sekelas terdakwa di layar. Itulah dimana mata-mata juri mulai
berkedip. Dan pada saat itu, aku tiba-tiba mendapatkan rasanya.”
(Hye-sung bercerita
dengan riang, dia sepertinya senang sekali bisa memenangkan persidangan itu.)
Hye-sung melihat
Pengacara Shin yang sedang mempelajari berkas.
Hye-sung
menghampirinya, “Pengacara Shin. Jelaskan padanya apa yang telah aku lakukan
kemarin. Aku tidak berpikir aku bisa mengatakannya sendiri, itu akan terlihat
seperti aku sedang pamer.”
Hye-sung tersenyum
malu-malu.
Pengacara Shin
tersenyum: “Kau hebat. Pengacara Jjang
benar-benar yang terbaik.”
Kwan-woo: “Whoah..
jiak itu dari pandangan Pengacara Shin yang memujimu, kau pasti melakukan hal
yang sangat bagus.”
Hye-sung tersenyum: “Kau
dengar sendiri kan?”
Hye-sung memanggil
Yoo-chang yang sedang memfotokopi untuk bergabung.
Hye-sung: “Bagian
selanjutnya adalah yang paling penting.”
Pengacara Shin
tersenyum, “Dia melakukannya sangat baik. Jika aku yang melakukannya dan bukan
Pengacara Jjang, juri tidak akan berpihak pada kita. Bahkan jika aku melakukan
yang terbaik, aku hanya akan bisa mengurangi setengah hukumannya. “
Kwan-woo menyadari ada
sesuatu pada diri Pengacara Shin.
Hye-sung: “Ah itu
hanya setengahnya. Katakan apa yang terjadi di ruang penyelesaian.”
Hye-sung kembali
memanggil Yoo-chang, dan kali ini Yoo-chang menurut.
Pengacara Shin
menerawang sebentar, “Aku menyadarinya, mengapa, 26 tahun yang lalu, aku tidak
bisa melakukan apa yang dilakukan Pengacara Jjang kemarin. Aku sangat menyesal
untuk waktu dimana aku memamerkan pengalamanku di depanmu, dan mencacimu karena
membicarakan gigiku.” (saat dulu pertama kali bertemu, saat Hye-sung dan
Kwan-woo resmi menjadi pembela umum di Yeonjo.)
Yoo-chang juga tahu
ada yang tidak beres dengan Pengacara Shin.
Hye-sung: “Tidak
apa-apa. Kami sudah melupakannya. Daripada itu, katakan bagaimana aku kemarin.”
Kwan-woo: “Pengacara
Jang. Aku akan mendengarkan ceritamu dari Pengacara Shin, nanti.”
Hye-sung: “Kenapa?
Kau harus mendengarnya saat ada aku disini.”
Kwan-woo berbohong, “Aku
juga ingin. Tapi, aku lupa aku ada konsultasi. Sungguh, aku akan
mendengarkannya nanti.”
Hye-sung: “Sungguh? Kau
juga harus mendengarkannya nanti (pada Yoo-chang).”
Yoo-chang: “Iya, aku
akan mendengarkannya.”
Hye-sung: “Aku akan
memeriksanya nanti jika kau benar mendengarkannya.”
Hye-sung kemudian
pamit pergi untuk membeli kopi, dan berjalan dengan riang. Dia sepertinya tidak
menyadari kegundahan Pengacara Shin.
Yoo-chang: “Pengacara
jang adalah seseorang dengan kepala-bulu yang tidak terbatas. samar-samar.”
(aku gak ngerti ungkapan ini.. :p)
Kwan-woo bertanya
pada Pengacara Shin: “Pengacara Shin, apa kau baik-baik saja?”
Pengacara Shin
tersenyum: “Ya, tentu saja. Aku baik-baik saja.”
Komentar:
No Komen. Lagi ngejar
nulis yang bagian duanya. Dan aku lagi semangat mau posting macam-macam hari
ini. ;-)
saya komen dulu..
ReplyDeletetrimakasih unnie :D
Thank mb,,,semangat byk yg menanti tulisanmu
ReplyDeleteThaks mb.,pasti byk readers yg menanti tulisan mu
ReplyDeletetinggal dikit lagi! semangat nulisnya onnie.......... :)
ReplyDeletengeliat "newer post" langsung senyum semeriwing :))
ReplyDeletegomawo eonniiiii (komen dulu sebelum baca ^_~ )
di tunggu part 2 nya....
ReplyDeletegomawo onnie.....
:)
asiikkkkkkk.... mumu eonni mau posting macem2 hr ini.. ekekekek.. yg semangat yaa eonii ^^ Jjang !! wkwkkwkwk.. always waiting youu ^^
ReplyDeletegomawoo..
ReplyDeletesngat pnsran part brkutnya,aku antusias bget mba sm snpsis2 dari kamu ^^
thanks mba buat sinopny..^^
ReplyDeletewow jujur, saya suka sekali dengan drama ini, bahkan di tv kabelku , drama ini baru tayang di eps ke 10 , dan saya semangat banged u/ melihat episode2 selanjutnya ( kelamaan nunggu di tipi :D ) , akhirnya aku search sinopsis u/ drama ini, dan dari smua blog yang aku liat di website, hanya blog unnie ini yang paling update . wow !!! keren banged deh unnie yang 1 ini, penyampaian sinopsis nya pun bisa dimengerti :) & postingan gambar nya good ( gak ngeblur :D ), tiap ari pasti aku slalu ngecheck blog nya hehehehehhe dan akhirnya skrg sudah liat dramanya ke eps 16 part 1 ( ngalahin tipi kabel) :D ,,, tdk sabar u/ menunggu part 2 nya. gomawo & fighting unnie !!!
ReplyDeletewaaa~gomawo eonni postingannya;-) aku gak sabar pingin tau endingnya:)
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya mbak ~(‾▿‾~) (~‾▿‾)~
ReplyDeletemba makasih banyak neh.. wah makin deg - degan nunggu endingnya.. pokoknya the best wat mba.. fighting!!!!!!...
ReplyDeleteFighting eonnie
ReplyDeletebaru2 jalan kesini lg,, trnyata eps 16 uda di post,, senengnya,,, :D
ReplyDeletethanks kak...
lanjuuuttt...
Aku ngikutin postingannya unnie dari awal.
ReplyDeletePark soo ha jg main di k-dramaa yang judulnya 'school 2013' dan ada pengacara shin nya jg lo
Selain itu pengacara cha sm PSH jg main di secreet garden. Karakter nya buedaa banget.
Gomawo unnie for recaps
Woahh daebakk onnie , lanjutannya dipercepat ya onnie hehe
ReplyDeleteWahh..ga nyangka cpt bgt muncul part 2 nya! Penulis hebat! Hehehe..(҂˘̀^˘́)9 semangatt part berikutnya..
ReplyDeletesoo ha sweet banget {} wow part 2 nya coming cepet soon ya kaka ;;) semangat :)
ReplyDeleteAyo yg semangat noona,,, ditunggu part 2 nya,, always waiting,,, fighting ^o^
ReplyDeleteMksh mba ... ditunggu part 2 nya .. d indovision bru episode 10 gregetan nunggunya hahaha
ReplyDeleteSemangatttt y mba
Thx..Ĵªϑɪ ƍαќ sabar nunggu yg part 2..S̤̥̈̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥♍ªªªηGªª†̥†̥̥ nulis П̥γ̥å Ўɑ̤̥̈̊ªª unni
ReplyDeleteahhh episode 17-nya oke bangettt, so sweet sh sama hs setelah pertarungan panjang lawan MJG
ReplyDeleteGomawo eonnie,sipnopsisnya daebakk!!! Gomawo eonnie,ga ada kata kata lagi selain "gomawo" eonnie '3'
ReplyDeleteSmangka !!!!!
ReplyDeleteMenunggu dengan sabar れ penasaran untuk part 2 nya...hehehehe....cemungut mbak mumu....
ReplyDeleteFighting eonnie!!!!! kalo mbak mumu semangat nulisnya aku semangat bacanya. Hehehe
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya yah
wahh aku suka banget sama nih drama, kemaren demi nunggu eps 16 harus ngubek2 dramabeans yah meskipun english tp tetep seru n mudah dimengerti. thanks eonni!^^ lanjutin part 2 nya yah ^^ im waiting lolz ehehe
ReplyDeleteMkash unnie.................ditungggu kelanjutannya Ч㪪 unnie
ReplyDeleteDan semoga park soo ha dan hye sung happy ending:)
di tunggu kelanjutannya........... mga happy ending.. amin
ReplyDeletewaaaaaaah jdi makin penasaran ma endingnya,,18 kn yh eonn... di tunggu sinop slnjunya eon,, gomawo :)
ReplyDeletegilaaaa happy ending sis brooo episode 18-nya, jadi polisi akhirnya Soo ha, cakep" haha
ReplyDeleteBeneran happy ending??? Wah suka suka suka...
ReplyDeletehOREEE, hepie ending. Setelah dibuat sebel sama drama Shark yang akhirnya rada 'maksa'....>,< Lee jong suk imut deh jadi tambah suka....
ReplyDelete