Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 16 - 2
Dal-joong kesulitan saat
akan mengambil gelas sikat giginya di atas lemari. Tiba-tiba ada tangan yang
membantunya.
Dal-joong: “Jaksa
Seo.”
Do-yeon: “Kau sangat
pendek. Sangat sulit untuk mempercayai bahwa kau adalah ayah kandungku.”
Do-yeon menyerahkan
tas milik Dal-joong: “Ini barang pribadimu yang kau bawa saat kau di penjara.”
Dal-joong membuka
tasnya dan mencari sesuatu yang sekarang tidak ada di sana, “Apa kau melihat
krayonku?”
Do-yeon mengeluarkan
krayon itu dari tasnya, “Apa kau membelikan ini untukku?”
Dal-joong tidak
menjawab, mungkin dia masih tidak percaya Do-yeon mengunjunginya dan bahkan
mengambil krayon yang memang dia belikan untuknya 26 tahun yang lalu sebelum di
penjara. (pernah di tunjukan pada Pengacara Shin sewaktu keluar dari penjara untuk
pertama kali)
Do-yeon meminta
Dal-joong untuk duduk di sofa, dan Do-yeon duduk di depannya.
Dal-joong tertawa
senang, “Kau akan melukisku?”
Do-yeon tidak
menjawab, dia menyiapkan kertas dan krayonnya.
Dal-jong memegang
wajahnya, “Sejak tadi pagi, wajahku jadi lebih pucat.”
Do-yeon: “Masih sama
seperti tadi malam.”
Dal-joong menggaruk
kepalanya yang tidak gatal, “Benarkah?”
Do-yeon berkata
sambil melukis, “Aku akan datang dan melukismu sesering mungkin, Ayah.”
Dal-joong tertawa,
“Ya..” lalu tawanya terhenti dan baru menyadari kata yang tadi di sebutkan
Do-yeon.
Dal-joong: “Apa?”
Do-yeon: “Aku akan
datang sesering mungkin dan akan melukis sketsa wajahmu.”
Dal-joong: “Kata
setelah itu?”
Do-yeon menatap
Dal-joong, “Ayah..”
Dal-joong menangis
haru, setelah 26 tahun akhirnya dia dipanggil ayah lagi oleh putri
kesayangannya.
Dal-joon terus
menangis dan tertunduk. Do-yeon juga tidak bisa membendung air mata harunya.
Do-yeon: “Jangan
bergerak. Aku akan mengacaukan lukisannya.”
Dal-joong menahan
tangisnya dan tersenyum, “Baiklah, oke..”
***
Kwan-woo sepertinya
akan berjalan pulang, dia melihat Pengacara Shin sedang minum sendirian.
Kwan-woo yang menyadari kegundahan Pengacara Shin menghampirinya.
Kwan-woo: “Jika kau
menuangkan minumanmu sendiri, kau akan mendapatkan ketidakberuntungan selama 3
tahun.”
Kwa-woo pun
menuangkan minuman pada gelas Pengacara Shin, “Persidangan sudah usai dengn
baik. Ada apa? Ini tidak sepertimu.”
Pengcara Shin: “Jika
Hwang Dal-joong, 26 tahun yang lalu bertemu dengan seorang pengacara selain
aku, apakah mungkin akan seperti ini?”
Kwan-woo:
“Maksudnya?”
Pengacara Shin:
“Selain aku, jika dia bertemu dengan pengcara sepertimu atau Pengacara Jang.
Dia tidak akan hidup dengan sangat tidak adil, tidakkah kau berpikir begitu?”
Kwan-woo sejenak
berpikir: “Pengacara Shin, itu… bukankah dulu ada seseorang yang membuang
kotoran di mobilmmu, sekitar 7 tahun yang lalu?”
Pengacara Shin
langsung mengangkat wajahnya, “Bagaimana kau bisa tahu?”
Kwan-woo memundurkan
kursi yang didudukinya dan tersenyum aneh, “Aku yang melakukannya.”
Pengacara Shin
terkejut, “Apa? Mengapa kau? Kau tidak mengenalku sebelumnya.”
Kwan-woo: “Aku
melakukannya tanpa mengetahui.”
Pengacara Shin
berdiri, “Kau anak nakal!”
Pengacara Shin lalu
mengejar Kwan-woo dan akan memukulnya, “Apa kau tahu berapa lama aku menderita
saat membersihkan kotoran itu? mengapa kau melakukannya?”
Kwan-woo berhenti
berlari di sebrang meja, “Aku akan mengatakannya jika kau tidak memukulku.”
Pengacara Shin: “Aku
akan memutuskan memukulmu atau tidak setekah kau bercerita. Jadi, cepat
ceritakan!”
Kwan-woo: “Kau ingat
kasus kaos kaki merah kan? Seseorang yang dituntut karena memperkosa seorang siswi
sekolah menengah?”
Pengacara Shin masih
marah, “Ya. Bagaimana bisa aku lupa saat aku adalah pengacaranya?!”
Kwan-woo: “Salah
satu yang menangkapnya adalah aku.”
Pengacara Shin:
“Apa?”
Flashback 7 tahun
yang lalu.
Di sebuah mobil yang
berantakn, penuh dengan sampah makanan dan minuman. Tampak Kwan-woo sedang menunggu
seseorang. Dan akhirnya yang ditunggu datang, yang disebut si kaos kaki merah.
Kwan-woo menangkap orang tersebut.
Suara Kwan-woo masa
kini: “Saat aku masih menjadi polisi, ada waktu dimana aku tidak bisa tidur
atau bahkan hanya untuk sekedar mengganti pakaian dalam selama 10 hari karena
mengintai untuk menangkap penjahat itu. helaian rambut korban, ciri-ciri, bukti
telah banyak ditemukan. Selain itu, tissue yang ada darah korban, terdapat
sperma laki-laki itu. Itu adalah bukti yang sangat kuat. Dia bersikeras bahwa
dia bukan pelakunya. Aku menghabiskan waktu 4 hari tanpa tidur untuk
mengintrogasinya. Dan pada akhirnya aku mendapatkan pengakuannya.”
Kwan-woo berteriak
dan memaksa pelaku untuk mengaku. Pelaku yang mengantuk mengiyakan kata-kata
Kwan-woo bahwa dialah pelakunya. Lalu, ibu korban dengan menangis berterima
kasih pada Kwan-woo karena telah menangkap penjahatnya.
Suara Kwan-woo: “Ibu
korban mendatangiku dan berterima kasih.”
Flashback end.
Kwan-woo: “Tapi,
pembela umum membebaskannya, setelah sekian lama aku menangkapnya. Dengan
alasan tidak cukup bukti dan pengakuannya tidak jelas. Menyangsikan bukti, dan
akhirnya mendapatkan keputusan tidak bersalah.”
Pengacara Shin: “Ya.
Pembela umum itu adalah aku! Itu aku! Jadi, mengapa kau membuang kotoran di
mobilku?” pengacara Shin masih marah.
Pengacara Shin, “Oh,
itu kau… kau bodoh.” Pengacara Shin kembali mengejar-ngejar Kwan-woo.
Pengacara Shin: “Si
kaos kaki merah tidak bersalah!” pengacara Shin melempari Kwan-woo dengan
kacang.
Kwan-woo berteriak,
“Aku tahu! karena penjahat sesungguhnya tertangkap setengah tahun kemudian!”
Pengacara Shin:
“Apa? Penjahat sebenarnya sudah di tangkpa?”
Kwan-woo: “Ya.
Penjahat sebenarnya sudah ditangkap. Dari rumah penjahat itu ditemukan seragam
korban dan juga senjata yang digunakannya. Dan penjahatnya membuat pengakuan
penuh.”
Pengunjung lain yang
sedari tadi memperhatikan dan mendengarkan mereka bertanya, “Tunggu. Lalu
bagaimana dengan tissue yang ada darahnya? Bukankah ada sperma di kaos kaki
merah juga?”
Kwan-woo: “Darah
korban mengenai tissue yang telah digunakan si kaos kaki merah. Aku tidak
berpikir seperti itu.”
Pengacara Shin akan
mengejar Kwan-woo lagi, “Itulah mengapa, kau anak nakal! Aku benar. Aku benar!”
Pengunjung: “Wow.
Itu bisa jadi masalah besar. Karena dia membuang tissue di tempat yang salah,
dia bisa membusuk di penjara bertahun-tahun.”
Kwan-woo: “Ya. Pengacara
Shin menyelamatkan dua orang. Dia menyelamatkan si kaos kaki merah yang bisa
masuk penjara dengan tidak adil, dan seorang petugas polisi yang akan memasukan
pria yang tidak bersalah ke dalam penjara. Itulah mengapa, mulai hari itu, aku
meninggalkan pekerjaanku sebagai polisi dan belajar tentang hukum. Untuk
menjadi seorang pembela umum sepertimu. Pengacara Shin adalah alasan aku
memulainya. Oleh karena itu, berhenti menyalahkan diri sendiri dan tetap
menjadi dirimu sendiri. Tetap lakukan apa yang selalu kau lakukan. Menjadi
orang yang cerewet seperti yang kau senangi. Lanjutkan seperti dirimu yang
biasanya.”
Pengacara Shin
menangis terharu. Lalu tersenyum merentangkan tangannya memeluk Kwan-woo. Tapi,
tak begitu lama setelah memeluk, Pengacara Shin menjambak rambut Kwan-woo
sampai Kwan-woo kesakitan, dengan mengatakan bahwa dia butuh waktu 3 tahun
untuk membersihkannya. Kemudian memeluknya lagi sambil tertawa. Pengunjung lain
ikut tertawa melihat merekla.
***
Soo-ha yang sedang
tidur dibangunkan oleh Hye-sung. Suasananya serba putih ke biruan.
Hye-sung: “Soo-ha.
Bangun, ini sudah pagi.”
Soo-ha terbangun,
dan kaget melihat Hye-sung memakai baju pengantin (atau baju putri ya?).
Soo-ha: “Apa ini?
Mengapa kau memakai baju itu di rumah?”
Lalu Soo-ha melihat
ke sekeliling, “Apakah ini mimpi?”
Hye-sung: “Tentu
saja ini mimpi. Kau pikir ini kenyataan? Mimpimu kekanak-kanakan sekali. Konsep
macam apa ini?”
Soo-ha tertawa,
“Mengapa? Ini cantik.”
Hye-sung: “Apapun,
bangunlah dari mimpimu. Ini sangat tidak nyaman.”
Soo-ha menarik
Hye-sung ke dalam pelukannya, “Aku tidak mau. Bagaimanapun, ini mimpiku. Aku
akan bangun kapanpun aku mau.”
Soo-ha lalu mencium
kening, dan pipi Hye-sung. Lalu memeluknya kembali.
Tiba-tiba tangan
Hye-sung terkulai, telapak tangn Soo-ha berdarah.
Soo-ha panik, “Apa
ini?”
Saat dia membalikan
badan Hye-sung, Hye-sung sudah tak sadarkan diri. Pinggangnya mengeluarkan
darah.
Soo-ha: “Ini tidak
boleh terjadi, bangunlah! TIDAK! Bangun! Kumohon!
Ternyata Soo-ha
bermimpi, dia gelisah dan mengigau, “Tidak, ini tidak boleh terjadi.. ini tidak
boleh terjadi…”
Hye-sung
membangunkanya, “Soo-ha, bangun. Hey, bangun!”
Soo-ha pun terbangun
dan menyadari itu hanya mimpi.
Hye-sung: “Ya tuhan,
lihatkan keringatmu. Kau mimpi apa? Apakah mimpi buruk?”
Soo-ha langsung menarik Hye-sung ke pelukannya.
Hye-sung terkejut dan sedikit memberontak, “Omo..apa yang kau lakukan…”
Soo-ha mengeratkan pelukannya, “Terima kasih Tuhan, kau baik-baik saja.”
Soo-ha menghela nafas lega.
Hye-sung terkejut dan sedikit memberontak, “Omo..apa yang kau lakukan…”
Soo-ha mengeratkan pelukannya, “Terima kasih Tuhan, kau baik-baik saja.”
Soo-ha menghela nafas lega.
Hye-sung penasaran, “Kau mimpi apa?”
Soo-ha: “Tidak, bukan apa-apa.”
Hye-sung menepuk-nepuk punggung Soo-ha, “Mengapa kau seperti ini jika bukan mimpi apa-apa?”
Soo-ha tidak menjawab dan semakim mempererat pelukannya.
***
Ada seseorang
digudang penyimpanan barang yang menyiapkan lakban, tali, dan kunci inggris.
Dialah Min Joon-guk. Apa yang sedang direncanakannya?
***
Kwan-woo sampai di
gedung kantor. Di depan loker surat, dia memandangnya dengan ragu. Lalu
memutuskan untuk melihat kotak surat milik Hye-sung dan menemuka dua surat dari
Min Joon-guk. Kwan-woo mengambilnya.
Di kantor yang masih
kosong, dia membuka surat itu. Masih berisi artikel tapi penulisnya buka ayah
Soo-ha. Artikel yang pertama tentang kekacauan yang terjadi di rumah sakit. Ada
kilasan masa lalu, saat Min Joon-guk mengamuk di rumah sakit.
Kwan-woo: “Apakah
ini Min Joon-guk?” (maksudnya si pelaku)
Artikel kedua tentang kesejahteraan warga
korea yang masih rendah, seorang wanita tua yang pikun tewas karena kelaparan.”
Kwan-woo: “Seorang
nenek yang pikun tewas karena kelaparan? Apa ini?”
Kilasan masa lalu,
seorang nenek menggandeng anak laki-laki dan meninggal di toilet umum.
Kwan-woo:
“Menantunya meninggal karena penyakit jantung, dan anaknya berada di penjara.
Mungkinkah…”
(aku jelasin dulu
sedikit ya… si nenek itu, ibunya Joon-guk yang bawa anaknya Joon-guk. Mereka
luntang lantung berdua, setelah istrinya Joon-guk meninggal, dan Joon-guk
dipenjara. Nah yang ini, aku belum tahu kenapa Joon-guk di penjara, mungkin
karena membuat keributan di rumah sakit.)
Lalu Yoo-chang masuk
ke dalam kantor, “Selamat pagi!”
Dengan cepat dan
sedikit panik Kwan-woo memasukan artikel-artikel itu ke dalam laci mejanya.
Yoo-chang
menghampiri meja Kwan-woo: “Mengapa kau datang pagi sekali?”
Kwan-woo: “Aku harus
menyiapkan banyak hal untuk persidangan hari ini.”
Yoo-chang: “Apa yang
sedang kau lihat?”
Dengan gugup
Kwan-woo menjawab, “Petisi…..petisi.”
Yoo-chang tak berani
bertanya lebuh jauh: “Oh, petisi.. Oke..”
Kwan-woo masih
pura-pura, “Mengapa banyak sekali petisi..” tapi pikirannya masih memikirkan
artikel-artikel tadi, mungkin juga bertanya-tanya apa yang sebenarnya
diinginkan Joon-guk.
***
Hye-sung dan Soo-ha
berada di pusat perbelanjaan. Hye-sung sepertinya membeli sesuatu.
Hye-sung: “Wajahmu
masih pucat. Apa kau sungguh tidak akan memberitahuku tentang mimpimu?”
Soo-ha: “Ya.”
Hye-sung: “Ini
sangat tidak adil. Aku selalu mengungkapkan perasaanku, tapi kau selalu
menyembunyikannya.”
Soo-ha: “Oh, itu
karena aku bahkan tidak mau membicarakannya.”
Hye-sung menatap
Soo-ha dan berpikir: “Apakah itu mimpi
erotik? Well, lagipula, dia laki-laki.”
Soo-ha
menyangkalnya, “bukan seperti itu.”
Hye-sung tertawa:
“Itu pasti benar. Lalu, mengapa kau bertindak berlebihan?”
Soo-ha mengapit
leher Hye-sung dan membenturkan kepalanya, “Bukan, bukan! Bukan!”
Hye-sung: “Oke.
Oke.oke. Katakan saja itu bukan.”
Soo-ha masih tidak
terima, “Sungguh bukan seperti itu.”
Hye-sung tertawa,
masih tak percaya: “Baiklah. Soo-ha, kau pergi duluan saja.”
Soo-ha: “Kita pergi
bersama.”
Hye-sung: “Ini akan
memakan waktu yang lama. Jika kita pergi bersama, kau akan terlambat belajar.
Kau pergi duluan.”
Hye-sung pun pergi
meninggalkan Soo-ha. Tapi, Soo-ha mengikutinya di belakang tanpa Hye-sung tahu.
Hye-sung berhenti di depan toko perhiasan, dia melihat sebuah kalung yang di pajang
disana.
Hye-sung dalam
pikirannya: “Cantik sekali. Tapi harganya
sedikit mahal. Untuk uang sebanyak itu, aku bisa membeli sosis lebih dari 300
buah.”
Hye-sung pun pergi.
Soo-ha menghampiri
display yang di lihat Hye-sung, “Wow, barang sekecil ini tapi harganya mahal
sekali. Ah, apakah aku harus membatalkan membeli sepatu hiking itu. Aku ragu
apakah paman sudah mengirimkan uang.”
Duo detektif yang
mengikuti mereka mengobrol sambil memakan lolipop dan memakai kacamata hitam.
Detektif Kang:
“Waktu yang sangat bagus.”
Detektif 1: “Ketua
tim, aku ingin berkencan.”
Detektif Kang: “Pria
gila. Apakah istrimu tahu bahwa kau seperti ini?” (ganjen)
Detektif 1: “Aku
akan mati jika dia tahu.”
Kembali ke Soo-ha
yang masih memandangi kalung itu dengan bimbang.
Tiba-tiba kalung itu
diambil pramuniaga dan ditunjukan pada seorang wanita, calon pembeli.
Wanita: “Apa kau
punya yang baru selain yang di pajang ini?”
Pramuniaga
tersenyum: “Pelanggan, ini yang terakhir.”
Wanita: “Benarkah?”
Soo-ha memperhatikan
mereka. Si wanita mengambil kalung itu, dan mencium (membaui) kalung itu, entah
apa maksudnya, dan berpikir: “Ah, aku
sungguh tidak suka yang di pajang ini. Haruskah aku membelinya atau tidak?”
Soo-ha langsung
berlari. Detektif 1 mengejarnya karena disuruh Detektif Kang.
(ada yang aneh,
Soo-ha dan Hye-sung kan berpencar, Hye-sung udah pergi dari tadi, kenapa
Detektif Kang masih disitu, tidak mengikuti Hye-sung?)
Soo-ha ternyata
menuju ATM. Dia memasukan kartunya dan mengecek saldo tabungannya. Lalu
menunggu dengan cemas.
Jeng-jeng. Saldo
1.038.411 won.
Soo-ha berteriak
kegirangan, “Yes!”
Dia pun mengambil
uangnya. (Oya, harga kalungnya 380.000 won)
Soo-ha berlari
kembali. Detektif 1 yang masih kepayahan pun terpaksa harus ikut berlari.
Wanita: “Karena itu
ada di display, bisa kah kau memberi diskon 20.000 won?”
Pramuniaga:
“Pelanggan, sekarang ini, bahakn di pasar Dongdaemun juga menggunakan sistem
harga pas. Aku benar-benar tidak bisa memberimu diskon.”
Wanita: “Benarkah.
Lalu, jika aku membeli ini, berikan cermin tangan dan gelang itu padaku sebagai
hadiah.”
Pramuniaga sudah
kesal: “Itu untuk pelanggan yang membeli lebih dari satu juta won.”
Si wanita belum
menyerah: “Aku sering belanja disini.”
Soo-ha datang dan
menyerahkan uangnya, sambil ngos-ngosan, “Berikan aku kalung itu. Aku akan
membelinya.”
Pramuniaga senang
sekali.
Soo-ha memandangi
kotak kalung itu dengan tersenyum dan memasukannya ke dalam tas.
***
Do-yeon mengunjungi
Dal-joong dan melukis.
Dal-joong: “Hey,
orang-orang bilang bahwa sisi kananku terlihat lebih bagus.”
Do-yeon: “Jangan
bergerak. Itu terlihat sama saat aku melihatnya.”
Dal-joong: “Oh,
benarkah? Baiklah.”
Dal-joong tersenyum
bahagian, Do-yeon juga.
Dal-joong: “Jika aku
yang membesarkanmu…akankah kau tumbuh secantik dan sehebat ini?”
Do-yeon: “Tentu
saja. Tanpa menghiraukan dimanapun aku tumbuh, aku tetap akan tumbuh menjadi
secantik dan sehebat ini.”
Dal-joong tersenyum:
“Bagus kalau begitu.”
Lukisan Do-yeon
selesai. Dia mendekat ke Dal-joong, “Bagaimana? Ini sama kan?”
Dal-joong: “Wow. Ya..
wow, kau melukis dengan baik.”
Mereka berdua
tertawa bersama.
Dal-joong: “Tapi aku
pikir kau lebiha baik menjadi seorang jaksa dari pada seorang pelukis.”
Do-yeon: “Apa?”
Dal-joong tertawa:
“Apa kau tahu bagaimana caranya mengambil foto dari ponselmu? Mari kita lakukan
bersama”
Do-yeon kaget:
“Apa?”
Dal-joong: “Ambil
satu dan kirim pada Pengacara Shin dan Pengacara Jang.”
Do-yeon lebih kaget
lagi: “Apa?!”
Mereka berdua
tertawa lagi.
***
Pengacara Shin
mendapat kiriman foto dari Do-yeon. Dan yang di atas itulah ekspresinya.
Hye-sung pun
mendapatkan kiriman foto yang sama. Dan ekspresinya adalah…
Hye-sung menjerit
dan langsung memalingkan mukanya.
Yoo-chang kaget dan
bertanya, “Ada apa?”
Hye-sung memegang
ponselnya seperti barang yang tidak ingin dia pegang, “Apapun yang kaun
bayangkan, aku melihat sesuatu yang lebih mengerikan daripada yang kau
bayangkan.”
Hye-sung melanjutkan
pekerjaannya mempelajari berkas kasus. Lalu karet pembuka kertasnya rusak,
“Yoo-chang. Apa kau punya karet jari yang lain?”
Yoo-chang: “Aku
tidak punya. Oh, coba cari di meja Pengacara Cha. Dia selalu punya beberapa.”
Hye-sung pun menuju
meja Kwan-woo: “Kapan dia kembali?”
Yoo-chang: “Oh.
Seharusnya dia sebentar lagi datang. Hari ini, dia tidak mempunyai jadwal
persidangan siang hari.”
Hye-sung mencari
karet di atas meja, tapi tidak ada. Dia pun membuka laci meja, dan ada karet
itu disana. Tapi, dia juga melihat tumpukan surat miliknya yang disembunyikan
Kwan-woo.
Hye-sung: “Oh, ini
surat untukku.”
Yoo-chang
menghampiri Hye-sung: “Oh, apa itu? terakhir kali dia sedang melihat itu secara
diam-diam, tidak ingin aku melihatnya.”
Hye-sung: “Tidak
ingin kau melihatnya?”
Yoo-chang: “Ya. Saat
aku datang, dia menyembunyikannya.”
Hye-sung membuka
surat itu, “Mengapa Pengacara Cha memiliki suratku?”
Kwan-woo masuk ke
ruangan itu.
Yoo-chang: “Oh,
Pengacara Cha.”
Kwan-woo terkejut,
“Pengacara Jang…” dia berlari dan akan mengambil surat itu, tapi Hye-sung
menahannya.
Hye-sung: “Mengapa
kau memiliki surat yang ditujukan padaku?”
Kwan-woo: “Itu…”
***
Soo-ha berjalan
dengan penuh senyuman di trotoar. Tiba-tiba ada motor yang melaju di sampingnya
dan menyambar tasnya. Soo-ha berusaha mengejar, dan Detektif 1 pun akan
menghadang tapi di pukul tas. Si pencuri berhasil kabur. Dan Detektif juga berhasil
melihat plat nomor motornya 4885.
Soo-ha membantu
Detektif yang terjatuh, “Apa kau baik-baik saja?”
Detektif: “Bajing*n
itu, memulainya terlalu pagi…”
Detektif hendak
menghubungi seseorang. Soo-ha terlihat kesal.
Soo-ha: “Ah..aku
butuh tasku..”
Detektif: “Jangan
khawatir, aku tahu orang itu.”
Detektif menelpon:
“Hey, ini aku. Si pria 4885 muncul lagi. Kau pergi ke tempat persembunyiannya,
cepat tangkap dan bawa dia.”
***
Yoo-chang berusaha
menguping. Pengacara Shin datang dan merasa heran.
Pengacara Shin:
“Hey, Yoo-chang. Apa yang kau lakukan?”
Yoo-chang dengan
bahasa isyarat meminta Pengacara Shin untuk diam.
Pengacara Shin:
“Dimana Pengacara Cha dan Pengacara Jang?”
Yoo-chang berbicara
lagi dengan bahasa isyaratnya, “Mereka
berdua sedang di dalam, berbicara. Aku pikir itu sesuatu yang penting.”
Pengacara Shin:
“Percakapan serius tentang apa ini?”
Yoo-chang: “Aku tidak bisa mendengar mereka.”
Pengacara Shin: “Kau
tidak bisa mendengarkannya sama sekali?”
Yoo-chang
mengangguk.
Di dalam, Hye-sung
menjentikan jarinya di depan wajah Kwan-woo.
Hye-sung: “Pengacara
Cha! Liat aku! Sekarang!”
Kwan-woo: “Aku
melihatmu.” (tapi matanya di lirikan ke samping, aneh, xD)
Hye-sung memukul
meja, “Katakan padaku, apa ini? Siapa reporter Park Joo-hyuk? Siapa nenek yang
menderita Alzheimer? Dan siapa cucunya?”
Kwan-woo: “Aku tidak
bisa mengatakannya.”
Hye-sung berteriak:
“Pengacara Cha!”
Kwan-woo terkejut
dan akhirnya matanya melihat ke arah Hye-sung: “Aku benar-benar tidak bisa
mengatakannya, maafkan aku…maafkan aku! Tapi aku tidak mau berbohong padamu,
jadi berhenti bertanya!”
Hye-sung: “Ini
mungkin untukku. Pasti ada alasannya karena
kau orang yang seperti itu. Pasti ada satu atau yang laun. Jika aku
tahu, aku akan terluka. Atau, seseorang akan terluka. Jika itu aku, aku sangat
kecewa. Aku tidak percaya kau berpikir bahwa aku sangat menyedihkan dan lemah
sehingga aku tidak bisa mengatasi sesuatu seperti ini. Baiklah, aku akan
mencari tahu sendiri.”
Hye-sung mengambil
semua artikel itu dan hendak keluar.
Kwan-woo: “Reporter
Park Joo-hyuk adalah ayah Park Soo-ha. Dan nenek yang menderita Alzheimer dan
cucunya adalah anak Min Joon-guk dan ibunya. Orang yang mengirim surat itu
padamu adalah Min Joon-guk.”
Hye-sung terdiam.
***
Soo-ha duduk dengan
gelisah, sesekali melihat jam tangannya. Lalu Detektif 1 datang dan memberikan
tasnya.
Detektif 1: “Soo-ha.
Ini.”
Soo-ha tersenyum
senang, “Kau benar-benar menemukannyaa. Terima kasih. Terima kasih banyak!”
Detektif:
“Periksalah jika ada sesuatu yang hilang.”
Soo-ha membukanya,
dan kalung itu masih ada disana.
Detektif: “Bagaimana
dengan yang lain? Apakah dompet dan ponselmu masih ada?”
Soo-ha memeriksa
kembali tasnya. Dompetnya masih ada dan uangnya utuh. Ternyata ponselnya
menghilang. Detektif mengatakan akan menemukannya. Soo-ha bilang tidak usah
buru-buru karena yang sangat dia perlukan sudah ditemukan (kalung).
***
Pengacara Shin
tertawa memandangi sesuatu di ponselnya.
Pengacara Shin:
“Yoo-chang. Bagaimana aku membuat gambar ini menjadi wallpaperku?”
Yoo-chang: “Oh,
tunggu sebentar.”
Yoo-chang membuka
gambarnya dan terkejut, “Apa? Apa kau benar-benar akan menggunakan ini sebagai
wallpaper?”
Pengacara Shin:
“Ya.”
Yoo-chang pada
gambar Do-yeon: “Kau benar-benar berkulit tebal.”
Soo-ha masuk ke
ruangan.
Yoo-chang: “Oh, kau
disini?”
Soo-ha: “Apakah
Pengacara Jang belum sampai?”
Pengacara Shin: “Dia
ada persidangan jam 2, jadi dia pergi ke pengadilan. Dia pergi bersama
Pengacara Cha.”
Soo-ha: “Oh,
benarkah? Terima kasih.”
Soo-ha pemit pergi.
Dan Yoo-chang masih ragu apakah benar pengacara Shin akan menggunakan gambar
itu..
Soo-ha masuk ke
ruang persidangan. Kosong. Hanya ada satu petugas.
Soo-ha: “Apakah
persidangan hari ini sudah berakhir?”
Petugas: “Tidak,
belum dimulai.”
Soo-ha: “Kenapa?”
Petugas:
“Pengacaranya tidak datang. Sudah jam 3 tapi dia tidak muncul bahkan setelah
menunggu 30 menit. Jadi, sidang ditunda.”
Soo-ha: “Mengapa dia
tidak datang?”
Petugas: “Aku tidak
tahu. Hakim berkali-kali menghubunginya, tapi tidak dijawab.”
Soo-ha keluar dari
ruang sidang dengan bingung. Ada Kwan-woo yang turun dari tangga melihatnya.
Kwan-woo: “Oh, Park
Soo-ha!”
Soo-ha menghampiri
Kwan-woo: “Apa kau tahu kemana Pengacara Jang pergi?”
Kwan-woo: “Pengacara
Jang? Bukankah dia di pengadilan? Dia ada sidang pukul 2.”
Soo-ha: “Tidak ada.
Mereka tidak bisa menghubunginya.”
Kwan-woo: “Itu tidak
mungkin. Kau sudah mencoba menghubunginya?”
Soo-ha: “Tidak.
Ponselku dicuri.”
Kwan-woo menelpon
Hye-sung: “Halo. Pengacara Jang…..dia menutup telponnya. Aku orang yang
mengantarnya ke sini.”
Kwan-woo berpikir: “Mungkinkah karena artikel itu? tidak, tidak
mungkin seperti itu.”
Soo-ha memegang
tangan Kwan-woo, “Mungkinkah…kau memberi tahu Pengacara Jang tentang ayahku?”
Kwan-woo: “Oh, ya.
Pengacara Jang menggeledah mejaku dan menemukan artikel yang dikirim Min
Joon-guk.”
Soo-ha lemas,
matanya berkaca-kaca.
Kwan-woo: “Maafkan
aku, tidak ada lagi yang bisa ku lakukan.”
Soo-ha: “Apakah dia
mengetahui semuanya?’
Kwan-woo: “Ya.
Hampir.”
Soo-ha benar-benar
sedih: “Jadi…. Jadi karena itu dia menghilang.”
Kwan-woo: “Tidak. Ini
bukan karena itu, ini pasti……”
Soo-ha memotong
kata-kata Kwan-woo: “Apa yang kau tahu?! mengapa kau memberitahunya?”
Soo-ha pun pergi
meninggalkan Kwan-woo.
Kwan-woo memanggil
dan mengejarnya.
Tidak lama Detektif
Kang melihat Kwan-woo yang juga keluar dan menghampirinya.
Kwan-woo: “Apakah
kau melihat Pengacara Jang?”
Detektif Kang:
“Kalian berdua masuk ke dalam gedung pengadilan.”
Kwan-woo: “Kau tidak
melihat di keluar, kan?”
Detektif Kang:
“Tidak. Kenapa?”
Kwan-woo: “Pengacara
Jang tidak ada disini. Dan dia juga tidak pergi ke persidangan.”
Detektif Kang panik,
“Itu tidak mungkin. Aku menjaga di tempat ini bahkan tanpa pergi ke toilet.
Tidak ada cara hingga aku tidak bisa melihatnya, kecuali dia memanjat tembok.”
Kwan-woo juga
pusing, “Ah, dia juga tidak menjawab telponnya. Kemana dia pergi?”
Soo-ha berjalan di
taman. Di duduk dengan sedih. Dan mengingat perkataan Joon-guk bahwa ayah
Soo-ha penyebab semua ini. Lalu dia juga mengingat saat Hye-sung bertanya
padanya apakah ada hal lain yang disembunyikannya.
Soo-ha sedih dan juga
takut. Dia takur Hye-sung benar-benar kecewa dan meninggalkannya.
Soo-he melihat
telpon umum dan menghampirinya.
“Bagaimana aku memberitahunya? Tidak ada alasan yang akan berguna.
Bagaimana jika dia menutup telponnya saat mendengar suaraku? Jika ini akhir
dari kami, akankah aku bisa hidup?”
Soo-ha menguatkan
hatinya dan memencet nomor telpon Hye-sung.
Soo-ha: “Halo? Ini
aku, Soo-ha. Tolong jangan tutup telponnya dan dengarkan. Aku mendengar
semuanya dari Pengacara Cha. Kau mendengar tentang ayahku….”
Dan yang menjawab
telponnya adalah…Min Joon-guk!
Joon-guk: “Aku
menunggu telponmu, Park Soo-ha. Apa kau mencari Jang Hye-sung?”
Soo-ha panik dan
berteriak frustasi.
--bersambung ke episode 17--soon--
Suka bnget sma drama ini, n senang bgt krna ada yg selalu cpat update sinopsisnya, makasih y mbak mumu, sinopsis darimu selalu aq tnggu,^^
ReplyDeletemakasi mba mumu. .
ReplyDeletesemangat nih bacanya
di tunggu kelanjutannya. .
wahhh....smakin penasaran sma kelanjutan'a..
ReplyDeleteSmoga cpet di publish ya..
Smangat..
wahhh....smakin penasaran sma kelanjutan'a..
ReplyDeleteSmoga cpet di publish ya..
Smangat..
so ha adalah orang orang yg menempati janji.aku dah baca spoilernya pada akhirnya so ha jadi polisi dan so ha hidup senang bersama hye sung.....tapi aku masih tetep nunggu sinopsis lengkapanya kok jadi mohon di tunggu banget......
ReplyDeleteGomawo sinopsisnya mba' mumu...
ReplyDeleteBner2 sukaaaaaa ini drama..
makasi mba mumu. .
ReplyDeletesemangat nih bacanya
di tunggu kelanjutannya. .
Daebaaaak,gomawo eonnie. (ʃƪ˘˘ﻬ)
ReplyDeleteThankyou so much sinopsisnya..makin penasaran..hhe..semangatt part berikutnya..(҂˘̀^˘́)9 ! Ditunggu banget lohh
ReplyDelete2 eps lg.. sabar sabar..
ReplyDeletetp pas baca spoilernya, seneng bgt, karna nanti happy ending.. wkwk
wahhhh, rasanya g mau drama ini berakhir..
couple soo ha dan hye sung ni cocok jg jika jd real couple,, ky lee gak (micky yoochun) dan park ha (han ji min).. wkwk..
*ngayal tgkat tinngi
eh, iy, mau coment do-yoen sama ayahnya tu waktu foto narsis bgt.. wkwk.
beda skali suasananya waktu di persidangan.. wkwk
ok kak, lanjut terus ya.. ditunggu lohh..
FIGHTING, GANBATTE, DO YOUR BEST.. GO.
*halah, ngomong opo to iki? wkwk
aiiiiiih eonni Mumu, makasi banget sinopsinya, setelah lama dibalik layar, tapi aku slalu merhatiin blog eonni, akhirnya bisa muncul secara langsung hehe, gomawo eonni atas sinopnyaa :D
ReplyDeletealhamdulillah sinopsisnya coming juga, mkasih kaka, hampir galau nunggunya :p
ReplyDeletesedih liat soo ha kaya gini, cepet dilanjut ya kak, semangat ;;)
Wach.... Mba mkin gak sbar untk tau akhrx...
ReplyDeleteDitunggu bngrt update-tan epz slnjutx ^^
hufth.... penasaran banget deh...
ReplyDeleteditunggu selanjutnya..
^_^
aida
walau udah tau endingnya.. tetep sinopsis mba yg ku tunggu.. karena menarik.. moga ga sampai lebaran ya mba.. makasih mba.. fighting!!!!...
ReplyDeletetengkyu mbak mumu.. muach.. ditunggu kelanjutannya.. ihyv emg keren bgttttttt
ReplyDeleteAaaaaaaaaaaakkkkkkhhhhh,, makin gemes ma drama ini,, terutama sama joon guk,, pengen benget getok kepalanya gggggrrrrr...
ReplyDeleteMumu noona,, please lanjutin sinopnya ya,, fighting !!!
Penasaran soal cerita masa lalu nya joon guk, れ Bέ∫☺♍ Tą┼┼u jelas papa nya so ha ngapain ϑ¡ɑ̤̥̈̊,...makin penasaran....
ReplyDeletekereen sinopsisnya..tengkiuuuu....setia menunggu karya berikutnyaa
ReplyDeleteAhhh sangat suka drama ini telat duh (•̅_•̅ )
ReplyDeletehuh... keren ekspresi so ha.... cakep bgt ekpresi nangisx...
ReplyDeletehehehe.. :)
makin seruuuu
ReplyDeletesepertinys aku paling telat tw drama ini hee