Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 17 - 1
Soo-ha berjalan di
taman. Dia duduk dengan sedih. Dan mengingat perkataan Joon-guk bahwa ayah
Soo-ha penyebab semua ini. Lalu dia juga mengingat saat Hye-sung bertanya
padanya apakah ada hal lain yang disembunyikannya.
Soo-ha sedih dan jug
takut. Dia takut Hye-sung benar-benar kecewa dan meninggalkannya.
Soo-ha melihat
telpon umum dan menghampirinya.
“Bagaimana aku memberitahunya? Tidak ada alasan yang akan berguna.
Bagaimana jika dia menutup telponnya saat mendengar suaraku? Jika ini akhir
dari kami, akankah aku bisa hidup?”
Soo-ha menguatkan
hatinya dan memencet nomor telpon Hye-sung.
Soo-ha: “Halo? Ini
aku, Soo-ha. Tolong jangan tutup telponnya dan dengarkan. Aku mendengar
semuanya dari Pengacara Cha. Kau mendengar tentang ayahku….”
Dan yang menjawab telponnya
adalah…Min Joon-guk!
Joon-guk: “Aku menunggu telponmu, Park Soo-ha. Apa kau
mencari Jang Hye-sung? Jang Hye-sung berada bersamaku sekarang.”
Soo-ha menjawab
dengan tergagap, “Dimana kau? Dimana kau?! Dimana kau sekarang?!” Soo-ha
berteriak.
Joon-guk: “Jangan berteriak dan dengarkan dengan baik.
Hidup Jang Hye-sung tergantung pada apa yang akan kau lakukan.”
Soo-ha: “Jangan
berani kau menyentuhnya atau aku akan membunuhmu.”
Soo-ha berusaha
mengatur nafasnya, “Biarkan aku mendengar suaranya. Biarkan aku mendengar
suaranya untuk melihat jika dia masih hidup!” Soo-ha berteriak lagi.
Joon-guk: “Bicaralah. Dia dia ingin mendengar suaramu.
Aku bilang bicaralah!” (Joon-guk pada Hye-sung)
Lalu terdengar suara
Hye-sung: “Soo-ha, jangan datang kemari
dan telpon polisi. Jangan datang sendirian. Jangan khawatirkn aku—“
Telpon terputus. Dan
Soo-ha berteriak frustasi.
26 Juli 2012—3:10 p.m
Suara Soo-ha: “26 Juli 2013. Pukul 3:10 sore. Dia diculik
Min Joon-guk. 2 jam dan 30 menit kemudian, sebelas tahun cerita kami akan
berakhir.”
Episode 17
Without Your Eyes, I
Can’t Even See in Front Myself
Cerita mundur…
3 jam
sebelumnya—12.10 p.m
Soo-ha memandangi
kotak kalung itu dengan tersenyum dan memasukannya ke dalam tas. Dia turun dari
tangga dan hendak keluar dari sana.
Ada seorang pria
yang memperhatikannya. (ini si pencuri bermotor)
Soo-ha berjalan
dengan penuh senyuman di trotoar. Tiba-tiba ada motor yang melaju di sampingnya
dan menyambar tasnya. Soo-ha berusaha mengejar, dan Detektif 1 pun akan
menghadang tapi di pukul tas. Si pencuri berhasil kabur. Dan Detektif juga
berhasil melihat plat nomor motornya 4885.
Soo-ha membantu
Detektif yang terjatuh, “Apa kau baik-baik saja?”
Detektif: “Bajing*n
itu, memulainya terlalu pagi…”
Detektif hendak
menghubungi seseorang. Soo-ha terlihat kesal.
Soo-ha: “Ah..aku
butuh tasku..”
Detektif: “Jangan
khawatir, aku tahu orang itu.”
Detektif menelpon:
“Hey, ini aku. Si pria 4885 membuat masalah lagi. Kau pergi ke tempat
persembunyiannya, cepat tangkap dan bawa dia.”
***
Si pencuri bermotor
menghubungi seseorang, “Tuan, aku mendapatkanya. Kemana aku harus pergi?”
Si pencuri bermotor
pun pergi ke suatu tempat.
***
Di dalam, Hye-sung
menjentikan jarinya di depan wajah Kwan-woo.
Hye-sung: “Pengacara
Cha! Liat aku! Sekarang!”
Kwan-woo: “Aku
melihatmu.” (tapi matanya di lirikan ke samping, aneh, xD)
Hye-sung memukul
meja, “Katakan padaku, apa ini? Siapa reporter Park Joo-hyuk? Siapa nenek yang
menderita Alzheimer? Dan siapa cucunya?”
Kwan-woo: “Aku tidak
bisa mengatakannya.”
Hye-sung berteriak:
“Pengacara Cha!”
Kwan-woo terkejut
dan akhirnya matanya melihat ke arah Hye-sung: “Aku benar-benar tidak bisa
mengatakannya, maafkan aku…maafkan aku! Tapi aku tidak mau berbohong padamu,
jadi berhenti bertanya!”
Hye-sung: “Ini
mungkin untukku. Pasti ada alasannya karena
kau orang yang seperti itu. Pasti ada satu atau yang laun. Jika aku
tahu, aku akan terluka. Atau, seseorang akan terluka. Jika itu aku, aku sangat
kecewa. Aku tidak percaya kau berpikir bahwa aku sangat menyedihkan dan lemah
sehingga aku tidak bisa mengatasi sesuatu seperti ini. Baiklah, aku akan
mencari tahu sendiri.”
Hye-sung mengambil
semua artikel itu dan hendak keluar.
Kwan-woo: “Reporter
Park Joo-hyuk adalah ayah Park Soo-ha. Dan nenek yang menderita Alzheimer dan
cucunya adalah anak Min Joon-guk dan ibunya. Orang yang mengirim surat itu
padamu adalah Min Joon-guk.”
Hye-sung terdiam.
Hye-sung duduk
kembali, “Min Joon-guk mengirimnya? Mengapa?”
Kwan-woo: “Dia tidak
hanya mengirimnya padamu, Pengacara Jang. Dia mengirimnya ke semua orang,
termasuk aku dan Soo-ha.”
Hye-sung: “Mengapa
mengirim ini? Apa yang ingin dia katakan?”
Kwan-woo: “Aku pikir
penyebab kematian istri Min Joon-guk berhubungan dengan sesuatu yang dilakukan
oleh ayah Soo-ha. Terakhir kali saat Min Joon-guk mencariku, dia mengatakan
bahwa itulah yang memulai semuanya. Dan juga, bahwa dia akan mengakhirnya
segera.”
Hye-sung: “Akhir?
Apa akhirnya?”
***
12:55 p.m
Si pencuri 4885
memasuki sebuah parkiran, dia memanggil seseorang.
Pencuri: “Tuan!”
Munculah, Min
Joon-guk, “Mana tasnya?”
Si pencuri melempar
tasnya. Min Joon-guk menggeledah tas it Joon-guk menggeledah tas itu.
Joon-guk: “Apa kau
menampakan wajahmu?”
Pencuri: “Tidak, aku
menggunakan kacamata. Kau mengatakan padaku untuk tidak menunjukan wajahku padanya.”
Joon-guk menemukan
barang yang dia cari, ponsel Soo-ha. Dan mengembalikan tas Soo-ha pada si
pencuri.
Pencuri: “Apa? Hanya
ponsel itu yang kau perlukan?”
Joon-guk: “Ya. Kau
urus sisanya.”
Si pencuri meminta
bayaran.
Joon-guk: “Aku akan
membayarmu jika rencanaku berhasil.”
Pencuri: “Siapa yang
membayar setelah pekerjaan selesai, untuk jenis pekerjaan seperti ini?! Ah. Jika dia bukan teman satu selku, aku
akan mengambil semuanya dari dia.”
Joon-guk berbalik
dan hanya diam saja. Dia mematikan ponsel Soo-ha. Dia lalu melihat gantungan
ponsel Soo-ha, dan membukanya. Setelah melihat foto Soo-ha kecil dan ibunya,
Joon-guk menarik dan membuang gantungan itu.
***
Hye-sung berusaha
menghubungi ponsel Soo-ha, tapi ponsel Soo-ha tidak aktif.
Hye-sung: “Dia tidak
pernah mematikan ponselnya sebelumnya.”
Hye-sung kemudian
menelpon Seong-bin.
Hye-sung:
“Seong-bin?”
Seong-bin sedang
merendam jari Joon-gi, “Ya, unnie.”
Hye-sung: “Apa kau
berbicara dengan Soo-ha hari ini?”
Seong-bin: “Tidak,
dia mungkin sedang di kelas sekarang.”
Hye-sung: “Tidak,
walaupun di dalam kelas dia selalu mengaktifkan ponselnya. Tapi sekarang mati.”
Seong-bin: “Mungkin
batrenya habis.”
Hye-sung: “Benarkah?
Baiklah.”
***
Joon-gi: “Siapa
itu?”
Seong-bin: “Pengacara
Jang. Dia khawatir karena dia tidak bisa menhubungi Soo-ha dan ponselnya mati.
Apakah ini sesuatu yang sangat mengkhawatirkan saat dia mungkin berada di kelas
atau batrenya habis.”
Joon-gi: “Apakah
hubungan mereka akhirnya sudah dimulai? Oh, Park Soo-ha. Dia memiliki banyak
kemampuan.”
Seong-bin cemberut:
“Apa maksudmu hubungan? Ini masih cinta sebelah pihak.”
Joon-gi: “Tidak,
yang aku lihat wanita itu pasti juga menyukain Soo-ha sekarang. Tidak, tidak.
Cara dia jual mahal terlalu berlebihan, jadi mungkin dia sangat menyukai
Soo-ha.”
Seong-bin kesal, dia
mencelupkan tangan Joon-gi ke air panas dan memukul kepalanya.
Joon-gi kesakitan:
“Ah, benar-benar.”
Seong-bin: “ Tidak,
tidak Pengacara Jang. Pengacara Jang seperti dinding baja. Dai tidak akan jatuh
terhadapnya.”
Joon-gi: “Bagaimana
kau tahu?!”
Seong-bin: “Walaupun
aku tidak tahu hal lain, aku mengerti pandangannya. Tapi, mengapa kau selalu
memperhatikan tanganmu? Itu tidak cocok denganmu sama sekali.”
Joon-gi gelagapan,
“Hey, sejak aku menggunkn tanganku untuk pekerjaanku, tentu saja aku harus
memperhatikannya.”
Seong-bin:
“Benarkah? Bagaimanapun juga, aku mendapatkan uang cukup banyak, terima kasih.”
Seong-bin lalu pergi
kedalam dan menyuruh Joon-gi menunggu 30 menit.
Setelah Seong-bin
pergi, Joon-gi berbicara sendiri, “Go Seong-bin, penglihatanmu bukan +100 tapi
-100.”
Joon-gi melihat
kukunya dan tertawa sendiri.
(maksud Joon-gi
adalah Seong-bin tidak bisa melihatnya yang menyukai Seong-bin, padahal Joon-gi
sudah pendekatan.)
***
Si pencuri 4885
sedang menaiki tangga hendak ke rumahnya. Ada yang menyapanya.
Detektif 1: “4885.
Berapa lama sejak kau dibebaskan dan sekarang kau membuat masalah lagi?”
4885 hendak lari
akan turun tangga, tapi di bawah ada satu detektif lagi yang menghadang.
Detektif 2: “Aku
tahu, kan? Paling tidak kau ubah nomor plat motormu. Itu terlalu jelas.”
4885 berusaha kabur
dan menyerang detektif, tapi berhasil dilumpuhkan.
***
1:30 p.m
Pengacara Shin
menunjukan selca Do-yeon dan Dal-joong pada Yoo-chang.
Pengacara Shin: “Jaksa
Seo melakukan beberapa usaha untuk menyesuaikan suasana hati ayahnya. Tapi,
pria ini bukan tipe orang yang menikmati hal semacam ini.”
Yoo-chang: “Aku tahu
maksudmu. Pengacara Shin, kirimkan padaku. Aku akan menggunakannya untuk
mengoloknya untuk waktu yang lama.”
Di mejanya Hye-sung
masih berusaha menghubungi Soo-ha, “Nyalakan telponnya, bodoh!”
Yoo-chang dengan
polosnya menunjukan ponselnya pada Hye-sung: “Tapi ini sudah menyala.”
Hye-sung: “Aku tidak
berbicara padamu Yoo-chang.”
Kwan-woo masuk, “Pengacara
Jang. Bukankah kau ada persidangan jam 2?”
Hye-sung melihat jam
tangannya, “Ya ampun, ini hampir waktunya.”
Kwan-woo: “Mari
pergi bersama. Aku juga ada sidang jam 2.”
Hye-sung: “Baik.”
Yoo-chang: “Pengacara
Cha seharusnya bisa langsung pergi dari pusat tahanan ke pengadilan. Apakah dia
kembai untuk mengantar Pengacara Jang?”
Pengacara Shin tidak
mengalihkan pandangannya dari ponselnya, “Sepertinya begitu.”
Yoo-chang: “Tapi,
Pengacara Jang tidak mempunyai perasaan pada Pengacara Cha. Jadi, mengapa dia
(Hye-sung) tetap menerima kebaikannya (Kwan-woo)? Saat dia melakukannya, itu
bisa menjadi sopan santun untuk mengatakan padanya untuk menghentikannya!”
(maksudnya seharusnya Hye-sung menolak saja, jadi Kwan-woo tidak berharap
terlalu banyak)
Yoo-chang menopang
dagunya, “Dalam tingkat ini, orang lain akan mengatakan bahwa dia (Hye-sung)
memelihara pria itu dalam gantungan.” (maksudnya ngegantungin atau nge-PHP-in
Kwan-woo)
Pengacara Shin
menyentil kepala Yoo-chang: “Hey, bagaimana bisa kau meremehkan orang? Bagaimana
memelihata pria dalam gantungan itu?”
Yoo-chang: “Mengapa
kau seperti ini lagi?! Jika bukan memelihat pria dalam gantungan, lalu apa?”
Pengacara Shin:
“Pengacara Cha masih mempunyai banyak hutang budi pada Pengacara Jjang. Dia membebaskan penjahat yang membunuh ibunya
Pengacara Jjang. Mengingat jika pria itu mencoba untuk membunuh Pengacara Jjang
kali ini.”
Yoo-chang tampak
berpikir membenarkan.
Hye-sung berjalan
bersama Kwan-woo. Terdengar suara Pengacara Shin: “Lalu, dengan kepribadiannya, Pengacara Cha tidak akan bisa berdiri
lagi. Dia tidak akan bisa berfungsi sebagai pengacara atau melakukan apapun.
Itulah sebabnya dia mencoba yang terbaik untuk melindunginya. Mengetahui semua
itu, Pengacara Jjang menerima kebaikannya.”
***
Soo-ha duduk dengan
gelisah, sesekali melihat jam tangannya. Lalu Detektif 1 datang dan memberikan
tasnya.
Detektif 1: “Soo-ha.
Ini.”
Soo-ha tersenyum
senang, “Kau benar-benar menemukannyaa. Terima kasih. Terima kasih banyak!”
Detektif:
“Periksalah jika ada sesuatu yang hilang.”
Soo-ha membukanya,
dan kalung itu masih ada disana.
Detektif: “Bagaimana
dengan yang lain? Apakah dompet dan ponselmu masih ada?”
Soo-ha memeriksa
kembali tasnya. Dompetnya masih ada dan uangnya utuh. Ternyata ponselnya
menghilang. Detektif mengatakan akan menemukannya. Soo-ha bilang tidak usah
buru-buru karena yang sangat dia perlukan sudah ditemukan (kalung).
Soo-ha: “Terima
kasih.” Dan kemudian berlari.
Detektif 1: “Hey!
Jangan berlari!”
***
Min Joon-guk berdiri
di atap sebuah gedung. Dia menyalakan kembali ponsel Soo-ha dan melihat ada
beberapa panggilan dari Hye-sung.
***
Hye-sung dan
Kwan-woo sudah sampai di gedung pengadilan.
Kwan-woo: “Jam
berapa persidanganmu hari ini selesai?”
Hye-sung:
“Seharusnya selesai pukul 3:30.”
Kwan-woo: “Kalau
begitu, aku akan datang dan menunggu, jadi kita bisa pergi bersama.”
Hye-sung: “Karena
detektif menjagaku…ini tidak apa-apa.”
Kwan-woo: “Tidak
buruk untuk memiliki perlindungan lebih. Hubungi aku nanti, oke?”
Kwan-woo beranjak
pergi. Hye-sung memanggilnya kembali.
Hye-sung: “Pengacara
Cha?”
Kwan-woo: “Ya?”
Hye-sung tidak jadi
berbicara, “Tidak ada. Aku akan menelpon saat aku sudah selesai.”
Kwan-woo: “Baik,
telpon aku nanti.”
Kwan-woo kembali
berjalan pergi.
Hye-sung melihat
jamnya, 13:50, “Mengapa aku tidak bisa menghubunginya?”
Lalu ponsel Hye-sung
berdering, dari nomor ponsel Soo-ha.
Hye-sung: “Hey,
bodoh. Dimana kau sekarang? Mengapa kau mematikan ponselmu? Aku khawatir!”
Yang menjawab
adalah, tentu saja, Min Joon-guk.
Joon-guk: “Apa kau masih mengenali suaraku? Apa kau
mencari Park Soo-ha?”
Hye-sung: “Mengapa
kau…Mengapa kau memiliki ponsel Soo-ha?”
Joon-guk: “Apa yang kau pikirkan? Tentu saja karena
dia bersamaku sekarang.”
Hye-sung: “Apakah
Soo-ha tidak apa-apa?”
Joon-guk: “Ya, untuk sekarang. Tapi, situasinya bisa
berubah tergantung apa yang akan kau lakukan.”
Hye-sung: “Apa yang
kau inginkan?’
Joon-guk: “Jangan khawatir. Aku tidak tertarik pada
anak ini. Orang yang aku dendam adalah kau.”
Hye-sung: “Dimana
kau sekarang?”
Joon-guk: “Benar. Ini yang harus kau lakukan.
Datanglah ke atap Komplek Gi-jeong sekarang. Jika kau membawa seseorang, pria
ini akan mati di tanganku. Jangan katakan pada siapapun dan datang sendiri. Kau
mengerti apa yang aku katakan, kan?”
Hye-sung: “Halo?
Halo….”
Telpon terputus.
Hye-sung panik dan
khawatir. Dia menangis.
Hye-sung: “Apa yang
harus ku lakukan dengan Soo-ha? Apa yang harus ku lakukan dengan Soo-ha?”
Hye-sung berlari ke
depan gedung, hendak pergi. Tapi dia bersembunyi karena melihat Detektif Kang
yang masih mengawasinya di depan gedung. Hye-sung lalu berlari masuk ke dalam
lagi. Hye-sung menuju belakang gedung, dan memanjat pagar. Hye-sung terus
berlari dan mencegat taksi.
Hye-sung: “Pak
Supir, Komplek Gi-jeong. Cepatlah.”
Pak Supir: “Komplek
Gi-jeong? Bukankah area itu sekarang sedang di bongkar?”
Hye-sung: “Belum.
Kumohon, cepatlah.”
Hye-sung benar-benar
mengkhawatirkan Soo-ha.
Dan saat Hye-sung
mengambil ponselnya yang berdering di dalam taksi, di luar Soo-ha sedang
berlari dengan tersenyum hendak menemuinya.
(ahh….drama..)
Yang menelpon
Hye-sung adalah Hakim Kim. Hye-sung menolaknya.
(ada yang lucu, nama
Hakim Kim di ponsel Hye-sung adalah “Hakim Kipas Elektrik”, ada yang ingat
waktu Hakim Kim bajunya menggelembung? Episode berapa ya lupa, aku selipin
waktu itu.. :p)
2:30 p.m
Di ruang sidang.
Semua orang sudah hadir, hanya Hye-sung yang tidak ada. Hakim Kim yang berusaha
menghubunginya pun tidak mendapatkan
jawaban.
Hakim Kim kesal,
“Mengapa dia tetap menggunakan ponsel yang tidak bisa digunaka?!”
Hakim Kim keceplosan
berteriak kesal di depam sidang, rekan hakimnya mengingatkan. Kemudian Hakim
Kim mengumumkn sesuatu.
Hakim Kim:
“Sepertinya pengacara mempunyai masalah hari ini. Persidangan hari ini akan di tunda
sampai minggu depan.”
Para hadirin
beranjak pergi. Dan Do-yeon yang menjadi jaksa penuntut juga merasa heran atas
ketidak hadiran Hye-sung.
***
Soo-ha masuk ke
ruangan pengacara.
Yoo-chang: “Oh, kau
disini?”
Soo-ha: “Apakah
Pengacara Jang belum sampai?”
Pengacara Shin: “Dia
ada persidangan jam 2, jadi dia pergi ke pengadilan. Dia pergi bersama
Pengacara Cha.”
Soo-ha: “Oh,
benarkah? Terima kasih.”
Soo-ha pemit pergi.
***
Joon-guk masih
berada di atap gedung, dan dia melihat Hye-sung yang keluar dari taksi.
Joon-guk: “Hah, aku
tidak berpikir dia akan tertipu semudah ini.”
***
Soo-ha masuk ke
ruang persidangan. Kosong. Hanya ada satu petugas.
Soo-ha: “Apakah
persidangan hari ini sudah berakhir?”
Petugas: “Tidak,
belum dimulai.”
Soo-ha: “Kenapa?”
Petugas:
“Pengacaranya tidak datang. Sudah jam 3 tapi dia tidak muncul bahkan setelah
menunggu 30 menit. Jadi, sidang ditunda.”
Soo-ha: “Mengapa dia
tidak datang?”
Petugas: “Aku tidak
tahu. Hakim berkali-kali menghubunginya, tapi tidak dijawab.”
***
Hye-sung berjalan
sendirian, lalu mengeluarkan alat kejut listrik dan memegangnya. Hye-sung masuk
ke dalam gedung dan menaiki tangga dengan hati-hati dan berusaha tidak
mengeluarkan suara. Hye-sung terlihat waspada. Tapi, dia tidak menyadari
Joon-guk yang mengikutinya dari belakang.
Joon-guk menyekap
Hye-sung dengan obat bius, Hye-sung berteriak.
Kini, Hye-sung
tergeletak di lantai, tak sadarkan diri. Di dekatnya, Joon-guk sedang
menggunting tali.
Ponsel Hye-sung
berbunyi, Joon-guk melihatnya, dari Kwan-woo. Joon-guk menerimanya dan
mendengar suara Kwan-woo “Halo. Pengacara
Jang…..”, lalu menutupnya lagi.
***
Kwan-woo: “Dia
menutup telponnya. Aku orang yang mengantarnya ke sini.”
Kwan-woo berpikir: “Mungkinkah karena artikel itu? tidak, tidak
mungkin seperti itu.”
Soo-ha memegang
tangan Kwan-woo, “Mungkinkah…kau memberi tahu Pengacara Jang tentang ayahku?”
Kwan-woo: “Oh, ya.
Pengacara Jang menggeledah mejaku dan menemukan artikel yang dikirim Min
Joon-guk.”
Soo-ha lemas,
matanya berkaca-kaca.
Kwan-woo: “Maafkan
aku, tidak ada lagi yang bisa ku lakukan.”
Soo-ha: “Apakah dia
mengetahui semuanya?’
Kwan-woo: “Ya.
Hampir.”
Soo-ha benar-benar
sedih: “Jadi…. Jadi karena itu dia menghilang.”
Kwan-woo: “Tidak.
Ini bukan karena itu, ini pasti……”
Soo-ha memotong
kata-kata Kwan-woo: “Apa yang kau tahu?! mengapa kau memberitahunya?”
Soo-ha pun pergi
meninggalkan Kwan-woo.
Kwan-woo memanggil
dan mengejarnya.
***
3:05 p.m
Hye-sung tersadar
dalam posisi duduk dan terikat pada kursi. Hye-sung melihat ke sekitar.
Joon-guk menghampirinya
dengan membawa kunci inggris, “Kau sudah bangun? Kau sangat berani. Apakah kau
pikir kau bisa melawanku hanya dengan ini?” Joon-guk mengacungkan alat kejut
yang di bawa Hye-sung.
(aneh deh, tadi tuh
Joon-guk ngambilnya kunci inggris pakai tangan kanan, kenapa sekarang jadi alat
itu? He, mungkin tadi salah ya tapi tidak diganti oleh sutradara..)
Joon-guk melemparkan
alat itu.
Hye-sung
mencari-cari sesuatu: “Bagaimana dengan Soo-ha? Dimana Soo-ha?”
Joon-guk: “Park
Soo-ha tidak ada disini. Aku hanya punya ini (ponsel). Bahkan seseorang yang
sangat rasional, dalam situasi seperti ini, pada umumnya menjadi tidak
rasional. Menjadi orang bodoh. Aku pernah dalam posisi itu, dan melakukannya,
jadi aku memahaminya dengan baik.”
Hye-sung: “Apa yang
sedang kau coba lakukan sekarang? Apa yang kau rencanakan?”
Joon-guk: “Awalnya,
aku akan membunuhmu dan anak itu. Tapi di pemancingan waktu itu…kata-kata anak
itu, membuatku…sangat gila.”
Flashback di
pemancingan.
Soo-ha mencekik
Joon-guk dan tangan kanannya memegan pisau.
Joon-guk: “Bunuh
aku! Apa bedanya antara kau dan aku 11 tahun yang lalu?”
Soo-ha mengacungkan
pisaunya, sesaat, lalu menjatuhkannya dan melepaskan cekikan tangannya dari
leher Joon-guk.
Soo-ha: “Aku
berbeda. Tidak seperti kau, aku tidak akan hidup seperti seekor binatang. Tidak
akan pernah.”
Flashback end.
Joon-guk: “Dia
bilang dia tidak akan hidup sebagai seekor binatang sepertiku. ‘tidak akan
hidup sebagai binatang sepertiku’….aku ragu jika anak itu akan bisa mengatakan
hal yang sama, jika aku memberinya situasi yang sama denganku? Dia bilang dia
tidak akan hidup sebagai seekor binatang sepertiku.”
Hye-sung: “Sekarang
apa yang sedang kau pikirkan untuk kau lakukan?” tanya Hye-sung khawatir.
Joon-guk: “Daripada
membunuh kalian berdua, aku berpikir untuk melukis gambar yang berbeda.”
Hye-sung: “Kau…tidak
mungkin….”
Joon-guk: “Aku juga
penasaran, jika dia benar-benar bisa melakukannya. Dalam situasi kehilangan
semua orang yang dia cintai, sama sepertiku, akankah anak itu bisa menahannya
tanpa menjadi seekor binatang? Kau juga penasaran, kan? Aku akan menunjukannya
padamu.”
Joon-guk tertawa.
Dan Hye-sung, tentu saja marah, panik.
Ponsel Hye-sung
berdering. Dari nomor tidak dikenal.
Joon-guk
menerimanya, dari sana terdengarlah suara Soo-ha.
“Halo? Ini aku, Soo-ha. Tolong jangan tutup telponnya dan dengarkan.
Aku mendengar semuanya dari Pengacara Cha. Kau mendengar tentang ayahku---”
Joon-guk lalu
mengaktifkan speaker, agar Hye-sung mendengarnya.
Joon-guk: “Apa kau
mencari Jang Hye-sung? Jang Hye-sung berada bersamaku sekarang.”
Soo-ha menjawab
dengan tergagap, “Dimana kau? Dimana
kau?! Dimana kau sekarang?!” Soo-ha berteriak.
Joon-guk: “Jangan
berteriak dan dengarkan dengan baik. Hidup Jang Hye-sung tergantung pada apa
yang akan kau lakukan.”
Soo-ha: “Jangan berani kau menyentuhnya atau aku akan
membunuhmu.”
Joon-guk menyeringai
pada Hye-sung.
Hye-sung menangis.
Joon-guk: “Itu yang
aku inginkan, Park Soo-ha. Jadi, jangan lakukan sesuatu yang gegabah. Jangan
menelpon siapapun dan datang kemari dalam 1 jam. Sekarang, aku berada di atap
komplek Gi-jeong. Jika aku merasa ada seseorang selain kau, aku akan membunuh
Jang Hye-sung. Kau mengerti?”
Soo-ha menangis, “Biarkan aku mendengar suaranya. Biarkan aku
mendengar suaranya untuk melihat jika dia masih hidup!” Soo-ha berteriak
lagi.
Joon-guk mendekatkan
ponselnya pada Hye-sung
Joon-guk:
“Bicaralah. Dia dia ingin mendengar suaramu.”
Hye-sung diam saja,
dan meneteskan air mata.
Joon-guk berteriak tak
sabar, “Aku bilang bicaralah!”
Hye-sung: “Soo-ha,
jangan datang kemari dan telpon polisi. Jangan datang sendirian. Jangan
khawatirkn aku—“
Telpon terputus. Joon-guk
menonaktifkan ponsel Hye-sung.
***
Soo-ha panik: “Tidak
mungkin…”
Di berteriak frustasi
di box telpon membuat orang-orang yang berjalan melihatnya dengan aneh.
Soo-ha kemudian
berjalan dengan gontai. Lalu dia berhenti.
Soo-ha menangis,
“Apa yang harus ku lakukan? Apa…apa yang harus ku lakukan?”
Soo-ha menghapus air
matanya, dan kemudian berlari.
Di belakangnya
detektif 1 mengejarnya lagi, “Anak itu, aku hampir mendapatkannya.” Dan
kemudian mengejar Soo-ha lagi.
(berarti pas Soo-ha
tadi telpon, ini detektif tidak tahu, karena dia baru menemukan Soo-ha)
***
Joon-gi sedang
bekerja di bengkel. Saat dia memutar sesuatu, dia melihat kuku jari
kelingkingnya yang di hias. Dia tersenyum melihatnya dan kemudian menciumnya.
(Lucu…jatuh cinta,
oh…)
Lalu dia kaget
sampai hampir jatuh ke belakang. Joon-gi kaget melihat Soo-ha di depannya.
Joon-gi: “Apa kau
melihatnya? Jangan salah paham! Jariku berdarah, jadi aku mengisapnya.”
Soo-ha yang sedari
tadi menunduk, mengangkat wajahnya, “Joon-gi, pinjamkan aku ponselmu.”
Joon-gi merogoh
sakunya, “Ponsel? Mengapa, apa kau kehilangan ponselmu?”
Soo-ha langsung
mengambil ponsel Joon-gi dan berlari pergi.
Joon-gi mengejarnya,
“Hey, Park Soo-ha! Apa yang sedang anak itu lakukan sekarang?! Apakah dia baru
saja mencuri ponselku?!”
Detektif baru sampai
dan menanyakan Soo-ha pada Joon-gi.
Detektif: “Mana Park
Soo-ha?”
Joon-gi: “Ahjussi,
kau siapa?”
Detektif menunjukan
lencananya, “Aku polisi. Kau bertemu Park Soo-ha, kan? Dimana anak itu?”
Joon-gi: “Aku tidak
tahu.”
Joon-gi: “Tangkap
dia untukku, kumohon. Dia baru saja mencuri ponselku.”
Detektif: “Apa?”
Joon-gi: “Tapi, apa
yang terjadi dengannya? Sepertinya terjadi sesuatu. Saat aku melihat matanya,
itu terlihat seperti dia habis menangis.”
Detektif kaget:
“Katakan padaku berapa nomor ponselmu.”
Joon-gi: “Oke. 010—“
***
Joon-guk mondar
mandir di depan Hye-sung, lalu dia minum.
Joon-guk: “Ini
pertama kalinya kita bicara seperti ini, kan? Ini sudah 11 tahun dan komunikasi
kit seluruhnya sulit saat itu. benarkan?”
Hye-sung: “Jangan
berpikir gegabah dan masuk ke dalamnya. Ini adalah akhir untukmu.”
Joon-guk: “Aku tahu,
ini adalah akhir bagiku. Aku membawamu kesini untuk melihat akhirku.”
Hye-sung: “Lalu, apa
itu?”
Joon-guk: “Aku sudah
mengatakannya padamu sebelumnya. Sebelum aku pergi, aku akan membuat anak itu
menjadi seekor binatang. Sama sepertiku 11 tahun yang lalu…siapapun, di dunia
ini, yang berada dalam situasi sepertiku, kan berubah menjadi binatang. Aku
akan menunjukannya padamu.
Hye-sung: “Soo-ha
tidak akan pernah menjadi seseorang sepertimu.”
Joon-guk: “Jangan
terlalu yakin. Aku juga tidak menyangka hidupku akan berakhir seperti ini.”
Hye-sung: “Aku tahu
mengapa kau menjadi seperti ini, dan apa masalahmu sebenarnya. Karena ayahnya
Soo-ha, kau kehilangan istrimu. Dan karena kesaksianku, kau pikir ibu dan anakmu
meninggal, kan?”
(oke, aku baru tahu
sekarang, di episode 16 saat Kwan-woo membaca artikel, aku menjelaskan bahwa
mungkin Joon-guk di penjara karena membuat keributan di rumah sakit. Dan
ternyata bukan itu, tapi dia di penjara karena membunuh ayahnya Soo-ha. Dan
yang meninggal bukan hanya ibunya, tapi anaknya juga. Jadi, anaknya tidak
hilang seperti dugaan.)
Joon-guk tertawa,
“Ah..kau sangat pintar, Jang Hye-sung. Kau akhirnya mengetahui semuanya? Itu
benar. Orang yang memulai semua ini bukan aku, tapi ayahnya Soo-ha.”
Hye-sung: “Tidak.
Orang yang memulai semua ini adalah kau. Jangan bertingkah seperti korban. Kau
adalah seorang pembunuh. Bahkan sejak kau membunuh ayah Soo-ha dan ibuku, semua
alasanmu menghilang. Saat itulah semua di mulai.”
Joon-guk terlihat
sedikit bersedih, “Apa yang harus aku lakukan saat tidak ada seorang pun yang
akan mendengarkanku? Dokter dan polisi, tidak ada seorangpun yang
mendengarkanku. Haruskah aku tetap bertahan? Hidup seperti itu? Apa kau pikir
itu mungkin?”
Hye-sung teringat
perkataan ibunya sebelum meninggal:
“Kau tahu? Mata untuk matan dan gigi untuk gigi. Jika kau hidup seperti
itu, semua orang di dunia ini akan menjadi cacat. Seseorang yang
memperlakukanmu dengan buruk, mereka melakukannya karena mereka cemburu. Jangan
membenci orang seperti itu. Pahami mereka dan kasihanilah mereka. Kau
mengerti?”
Joon-guk terdiam,
mengenang masa lalunya yang menyedihkan.
Hye-sung: “Sekarang,
aku tahu mengapa ibuku mengatakan kata-kata itu, saat aku melihatmu. Aku tahu
bagaimana kau menjalani hidupmu 11 tahun ke belakang. Balas dendam, kebencian…
Sejak kau menjalani hidupmu seperti itu selama 11 tahun, berapa banyak neraka
yang telah kau lewati.”
Joon-guk: “Apa?”
Hye-sung: “Jangan
berpikir bahwa Soo-ha akan menjadi sepertimu. Soo-ha berbeda.”
Joon-guk
tersinggung, dia mengambil kunci inggrisnya, “Aku sudah mengatakannya, jangan
terlalu yakin.”
Hye-sung tertawa
meremehkan Joon-guk, “Aku sangat yakin. Soo-ha yang aku tahu tidak menyedihkan
sepertimu.”
Joon-guk emosi, dia
berdiri dan mengangkat kunci inggrisnya hendak memukul Hye-sung. Tapi, Hye-sung
tidak memalingkan muka atau bahkan sekedar menutup mata ketakutan. Dia dengan
berani menatap tajam Min Joon-guk.
***
Note:
Awal episode ini banyak sekali flashback, melengkapi episode 16. Beberapa adegan yang terpotong di episode 16.
Part 2 nya koq Gak muncul ya ???
ReplyDeletemkasih mba mumu.... fightng... :)
ReplyDeletekok iya sih mba?
ReplyDeleteepisode 17 part 2 nya ga ad? penasaraaaan...
1 episode lgi...hwaiting mba!!
@all, maaf td ada kesalahan posting. sekarang udh ada lagi ya..
ReplyDelete-mumuzizi-
dtnggu kelanjutannya..
ReplyDeleteSecepatnya ya...
Lanjut baca ke part 2 ^^
ReplyDeleteGomawo eonnie ^^
ReplyDeleteHampir tamat!!! Fiuuuh~
ReplyDeleteeonni semangat ya bwt posting part selanjutnya,,,,,,,
ReplyDeleteaku slalu menunggu postinganmu,,,, '3
Postingan selanjutx kpn eonni??
ReplyDeleteEp 17 part 2 blm ada
ReplyDelete