Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 18 - 1
Hye-sung dan Soo-ha
berbaring bersama salam satu kasur dan saling berhadapan.
Hye-sung: “Bagaimana
ibumu meninggal?”
Soo-ha: “Satu bulan
setelah operasi jantung, dia meninggal. Terjadi penolakan transplantasi.”
Hye-sung: “Jadi,
itukah sebabnya Min Joon-guk menjadi sangat marah, benar? Jantung yang
seharusnya menyelamatkan istrinya, menghilang begitu saja seperti itu.”
Soo-ha: “Maafkan aku
tidak memberitahumu. Aku menjadi semakin tamak, dan aku takut. Aku takut bahwa
mungkin aku akan kehilangan dirimu.”
Hye-sung: “Apakah
aku terlihat seperti seseorang yang akan membuangmu hanya karena hal semacam
itu? aku sudah memberitahuku beberapa kali.”
Hye-sung dan Soo-ha:
“Bahwa aku memiliki kepribadian yang lebih cemerlang daripada kebanyakan
orang.”
Mereka kemudian tertawa
bersama.
Soo-ha tersenyum dan memeluk Hye-sung, “Terima
kasih.”
Suara Soo-ha: “Saat itu, kami berdua melupakan sesuatu
yang penting, bahwa jika Min Joon-guk ditangkap, masa lalunya yang tersembungi
akan terungkap ke dunia, dan saat masa lalu itu terungkap, masa laluku yang
tersembunyi juga akan terungkap.”
Last Episode
Through The Light in
The Darkness, You Remain With Me
Soo-ha sedang merapikan buku-bukunya ke dalam rak.
Soo-ha: “Kapan jahitan di dahimu akan dilepaskan?”
Hye-sung: “Hari ini.
Bagaimanapun, apa yang harus ku lakukan jika ini akan meninggalkan bekas luka?”
Soo-ha: “Kau bilang
dokter itu seorang legendaris yan menyatukan kembali tato naga seorang anggota
geng. Itu tidak akan meninggalkan bekas luka.”
Hye-sung:
“Seharusnya begitu.”
Soo-ha memandangi
lemari, “Ah..aku pikir aku sudah membawa semua buku. Tapi sepertinya masih ada
yang tertinggal. Aku pikir aku harus kembali ke rumah.”
Hye-sung terkejut:
“Kau akan membawa buku lagi?! Hey, karena buku-bukumu, tidak ada lagi tempat
untukku!”
Soo-ha: “Keluarkan
saja buku-buku yang tidak kau baca.”
Hye-sung: “Omong-omong,
mengapa kau mengatakan kau akan melanjutkan tinggal disini? Rumahmu lebih luas
dan lebih bagus daripada rumahku.”
Soo-ha: “Lalu,
mengapa kau tidak tinggal bersama dirumahku saja?”
Hye-sung: “Hey, aku
pikir kau lupa, tapi kita mulai tinggal bersama karena Min Joon-guk. Karena
pria itu sudah di penjara, tidak ada lagi alasan untuk kita tinggal bersama.”
Soo-ha: “Ada
alasan!”
Hye-sung: “Apa?”
Soo-ha mendekatkan
wajahnya pada Hye-sung, seperti akan mencium. Hye-sung memundurkan badannya dan
menahan badan Soo-ha agar tidak semakin dekat dengan, kakinya.
Hye-sung: “Hey,
mengapa alasanmu sangat tidak wajar?”
Soo-ha cemberut,
lalu mengambil bantal di belakang Hye-sung.
Soo-ha: “Ini. Ini.
Alasannya.”
Hye-sung tersenyum,
“Jika kau tinggal disini, mari membuat beberapa batasan. Apakah besok tes masuk
akademi polisi?”
Soo-ha: “Ya..”
Hye-sung: “Bagaimana
perasaanmu?”
Soo-ha: “Lihat saja
besok. Tapi sekarang, aku merasa aku tidak akan lolos.”
Soo-ha masih
ngambek. Hye-sung mendekat hendak melihat buku yang dipelajari Soo-ha. Soo-ha
menyenggolnya hingga Hye-sung menjauh. Hye-sung tersenyum.
***
Do-yeon masuk ke
dalam lift. Kemudian dari jauh ada Kwan-woo yang minta menunggunya yang akan masuk.
Tapi, Do-yeon malah menekan tombol tutup pintu. Beruntungnya tangan Kwan-woo
menghentikan pintu tertutup dan diapun bisa masuk.
Kwan-woo: “Terima
kasih sudah menunggu.”
Do-yeon agak tidak
enak hati, “Oh, terima kasih kembali.”
Kwan-woo: “Aku
dengar kau menangani kasus Min Joon-guk.”
Do-yeon: “Ya.. kau
tidak berencana untuk menjadi pengacaranya, kan?”
Kwan-woo: “Tidak
mungkin. Aku juga seorang korban. Saat hujan, aku masih merasakan sakit di
bagian tubuh ku yang terpukul olehnya.
Do-yeon: “Tentu
saja, aku tidak akan menjadi pengacaranya kecuali kau gila.”
Kwan-woo: “Mungkin
akan banyak tuntutan, karena dia melakukan banyak kejahatan.”
Do-yeon: “Ya. Aku
akan mengatakannya padamu sekarang. Aku tidak mengasihaninya walaupun hanya
sebesar kotoran semut. Aku akan menuntutnya untuk hukuman mati. Tidak pedulia
apa yang akan terjadi, aku akan mendapatkan keputusan hukuman mati di
persidangan.”
Lift terbuka, lalu
Do-yeon pergi tanpa permisi. Dan Kwan-woo pun keluar. Sejanak dia berhenti dan
mengingat pertemuannya dengan Joon-guk sebelumnya.
Flashback.
Joon-guk: “Mengapa
kau kemari?”
Kwan-woo: “Ada yang
ingin ku katakan. Siapapun yang akan menjadi pengacaramu, aku berharap kau
tidak akan berbohong padanya.
Joon-guk: “Aku akan
melakukannya jika itu bisa membuat perbedaan. Tapi, tidak akan ada yang berbeda
kali ini. Bukankan hukumannya kali ini sudah jelas.”
Kwan-woo: “Jika itu
yang kau pikirkan, katakan semua kebenaran yang kau sembunyikan selama ini dan
akui kesalahmu. Seperti yang kau katakana, bahkan jika kamu berbohonh, tidak
akan adan yang berbeda. Akui saja semua hal kau sembunyikan dan---“
Joon-guk menyela:
“Jika aku mengatakan semuanya, maukah kau menjadi pengacaraku?”
Kwan-woo terkejut:
“Apa?”
Joon-guk: “Jika kau
menjadi pengacaraku, aku akan memikirkan untuk mengungkapkan semuanya.”
Kwan-woo kesal:
“Mengapa aku lagi? Aku masih menyimpan banyak kemarahan padamu. Karena kau,
tanganku patah. Karena kau, Pengacara Jjang hampir meninggal!”
Joon-guk: “Tahun
lalu, dalam situasi yang sama seperti sekarang, kau berada di pihakku. Bukankan
hasil persidangan sudah terlihat jelas? Aku tidak memintamu untuk merubah
hasil. Tapi, sederhana saja dengarkan aku sampai akhir.”
Kwan-woo mendesah
dan menatap Joon-guk yang terlihat sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
Flashback end.
Kwan-woo menuruni
tangga dan menatap patung keadilan dengan bimbang.
***
Hye-sung berada di
rumah abu ibunya.
Hye-sung: “Ibu, kau
selalu juga khawatir ini akan meninggalkan bekas luka, bukan? Aku juga. Tapi
mereka mengatakan ini akan baik-baik saka karena dokternya kompeten.”
Hye-sung menempelkan
tangan di kaca tempat abu, “Ibu, Min Joon-guk telah di tangkap. Karena banyak
sekali bukti kali ini, dia tidak akan bisa melarikan diri.”
Hye-sung
menyandarkan kepalanya, “Ibu, bagaimana perasaanmu? Apa kau merasa lega? Apa
kau merasa tentram?”
Hye-sung menatap
foto ibunya, “Aku berharap aku bisa mendengar sekali lagi suaramu.”
Lalu Hye-sung seakan
mendengar suara ibu, “Hye-sung…”
Hye-sung
menjawabnya: “Hemm..”
Ibu: “Mata untuk mata, gigi untuk gigi, jika kau
hidup seperti itu, semua orang di dunia ini akan buta.”
Hye-sung: “Aku
tahu.”
Ibu: “Berjanjilah padaku, jangan menjalani hidupmu
dengan membenci orang lain. Saat kita dilahirkan, hampir tidak cukup waktu
untuk hidup saling mencintai.”
Hye-sung: “Baiklah,
aku berjanji.”
Hye-sung
menyandarkan kembali kepalanya.
***
Do-yeon bertemu
dengan Joon-guk untuk mengajukan beberapa pertanyaan dalam rangka penyelidikan.
Do-yeon: “Kasus
pembunuhan Ibu dari Pengacara Jang tidak akan dicakup dalam persidangan kali
ini. Kasus itu akan disidangkan di Pengadilan Tinggi secara terpisah, karena
aku sudah mengajukan petisi untuk banding sejak setahun lalu, dan mengajukan
penundaan untuk waktu persidangannya.”
Joon-guk mengangguk,
“Ya.”
Do-yeon: “Lalu,
bisakah kita lanjutkan? Tahun lalu, dihari pembebasanmu, kau menghubungi
Pengacara Jang Hye-sung dan Park Soo-ha untuk datang ke gedung parker, benar?”
Joon-guk: “Aku
menghubungi Park Soo-ha, tapi Pengacara Jang Hye-sung datang atas kemauannya
sendiri.”
Do-yeon: “Jadi, di geung
parker, kau hanya berencana untuk menyingkirkan Park Soo-ha, benar?”
Joon-guk: “Ya.”
Do-yeon: “Tapi,
Pengacara Jang Hye-sung datang, dan kau menusuknua terlebih dulu?”
Joon-guk: “Tidak.
Bukan aku yang menusuk Pengacara Jang Hye-sung.”
Do-yeon: “Lalu siapa
yang menusuknya?”
Joon-guk: “Park Soo-ha.”
Do-yeon tertawa tak
percaya, “Apakah kau berbohong lagi sekarang?”
Joon-guk: “Akankah
ada perubahan bahkan jika aku membantahnya? Aku hanya mengatakan kebenaran. Aku
memang menusuk Park Soo-ha, tapi orang yang menusuk Pengacara Jang Hye-sung
adalah Park Soo-ha.”
Do-yeon sangat jelas
sekali terkejut dan tak mengira.
Sementara itu,
Park Soo-ha sedang mengikuti Ujian
tertulis untuk masuk akademi polisi.
***
Hakim Kim sedang
makan bersama dengan dua rekan hakimnya. Hakim Kim memgangi kepala, tepatnya
menjambak rambutnya sendiri.
Hakim Kim: “Ini
membuatku gila! Mengapa Min Joon-guk memilih Pengacara Cha lagu untuk menjadi
pengacaranya?”
Hakim ganteng: “Itu
sesuatu yang benar-benar tidak boleh dilakukan. Pengacara Cha juga adalah
korban dari kejahatan Min Joon-guk. Apakah itu mungkin untuk seorang korban
membela terdakwa?”
Hakim Kim: “Apakah
itu tidak mungkin?”
Hakim Kacamata:
“Tentu saja tidak. Buat saja Pengacara Shin untuk melakukannya.”
Hakim Kim: “Pengacara
Shin juga meminta untuk tidak ditugaskan dalam kasus ini, jika memungkinkan.
Lagipula, Pengacara Cha adalah orang yang paling diinginkan para terdakwa. Jika
kita memberikan ini pada Pengacara Cha lagi, ini akan terlihat sebagai tindakan
yang tidak tahu malu, bukan?”
Hakim ganteng dan
Hakim kacamata dengan tegas berkata: “Ya.”
Hakim Kim:
“Baiklah.. Alaminya, sangat tidak mungkin membuat korban menbela terdakwa.
Tentu saja!”
Hakim Kim ini
tampaknya ingin meminta Kwan-woo untuk menjadi pengacara Joon-guk lagi, tapi
dia agak tidak nyaman untuk memintanya.
Kwan-woo datang dan
duduk di samping Hakim Kim.
Kwan-woo: “Alasan
itu tidak bisa digunakan. Aku tidak yakin tentang hakim, tapi seorang pengacara
tidak dikeluarkan untuk alasan semacam itu.”
Hakim ganteng:
“Pengacara Cha, apakah kau sungguh berpikir untuk menjadi pengacara Min
Joon-guk?”
Kwan-woo bertanya
pada Hakim Kim: “Apa yang harus ku lakukan?”
Hakim Kim menghela
nafas: “Aku akan sangat berterima kasih jika kau membelanya. Terdakwa
mengingikanmu menjadi pengacaranya. Dan, pembela umum lain tidak ada yang mau
mengambil kasus ini. Tapi, aku bukan orang yang tidak tahu malu, jadi aku tidak
bisa memintanya padamu.”
Hakim Kim pada rekan
hakimnya: “Tentu saja, aku akan sangat berterima kasih jika dia melakukannya.
Tapi aku tidak akan meminta padanya. Kenapa?! Karena aku orang yang punya
perasaan!”
Kwan-woo melamun
ketika Hakim Kim berbicara tadi, lalu dia berkata: “Aku akan melakukannya. Aku
akan menjadi pengacara Min Joon-guk.”
Hakim ganteng dan
Hakim kacamata tampak terkejut. Hakim Kim juga, tapi Hakim Kim terlihat senang
dengan keputusan Kwan-woo.
Hakim Kim:
“Benarkah? Kau tidak perlu melakukannya. Mengapa kau mau melakukannya? Kau
membuatku tidak bisa mengucapkan kata-kata lagi.”
Hakim Kim menyenggol
Kwan-woo yang tersenyum tipis. Belum yakin dengan keputusannya itu.
***
Di kantor pengacara.
“Apa kau gila?!”
Tanya Yoo-chang setengah berteriak. “Aku menyukaimu, tapi ini tidak benar.
Akibat dari kejadian setahun yang lalu, suasana di kantor kita menjadi sangat
muram. Dan aku sangat membenci suasana muram itu.”
Pengacara Shin: “Ya.
Ini tidak benar, Pengacara Cha. Aku juga tidak mau menerima kasus Min Joon-guk,
tapi tidak seburuk kau yang tidak menginginkannya. Aku akan mengambil kasus Min
Joon-guk.”
Kwan-woo: “Aku pikir
aku harus mengambil kasus ini. Min joon-guk ingin aku melakukan ini untuknya.”
Yoo-chang merajuk:
“Pengacara Cha…”
Pengacara Shin:
“Jika demikian, bagaimana kau bisa menghadapi Pengacara Jang setelah ini?”
Yoo-chang menyela
lagi dan berkata dengan berapi-api: “Tentu tidak. Aku percaya bahwa ini bukan
sesuatu yang bisa kita lakukan pada Pengacara Jang. Pasti, tidak akan mungkin!”
Ternyata orang yang
sedang dibicarakan ada di ruangan itu juga.
Hye-sung menggigiti
kukunya, lalu melambaikan tangan, “Lihat kesini. Aku ada disini. Kenapa kalian
semua berbicara seolah-olah aku tidak ada disini?”
Yoo-chang: “Ah
tidak. Aku hanya ingin membuatnya untuk mengerti dimana posisiku, dalam situasi
ini. Aku berada di pihakmu.”
Kwan-woo memandang
Hye-sung dengan wajah yang tidak nyaman.
Hye-sung: “Benarkah?
Lalu, jika kau berada di pihakku, berpihak juga pada Pengacara Cha. Karena aku
ada di pihaknya.”
Yoo-chang terkejut,
“Apa?”
Pengacara Shin juga
terkejut dan menegakan badannya.
Kwan-woo lebih
terkejut lagi, “Pengacara Jang..”
Hye-sung: “Dalam
situasi ini, apakah ada lagi yang memiliki waktu yang sangat sulit selain
Pengacara Cha? Tidak ada, kan? Maka, aku tidak berpikir kita berada pada posisi
untuk bisa mengatakan apapun.”
Yoo-chang merajuk,
menghentak-hentakan kakinya. Kwan-woo tersenyum pada Hye-sung yang ternyata
mengerti posisinya. Dan Pengacara Shin juga tersenyum menyadari kebesaran hati
Hye-sung. Sedangkan Hye-sung hanya melanjutkan pekerjaanya kembali.
***
Kwan-woo menyapa
Hye-sung yang baru saja keluar dari toilet.
Hye-sung: “Jangan
mengatakan apapun seperti ‘terima kasih karena mengerti aku’, karena aku tidak
berada di pihakmu dengan tujuan yang baik.”
Kwan-woo: “Bukan
itu, tapi rokmu terbalik.”
Kwan-woo tersenyum
sambil menunjuk rok Hye-sung. Hye-sung kemudian membalikannya kembali dan
hendak pergi, tapi Kwan-woo menahan tangannya.
Kwan-woo: “Aku…tidak
akan membuat kesalahan yang sama dengan yang terakhir kali. Aku mengambilnya
karena Min Joon-guk mengatakan dia akan mengungkap semua kebenaran termasuk
semua kejadian dari setahun yang lalu.”
Hye-sung: “Jadi
karena itu. Maka kau harunya mengatakannya.” (pada Pengacara Shin dan Yoo-chang
juga)
Kwan-woo: “Kau
berada di pihakku, padahal kau tidak tahu alasan sebenarnya?’
Hye-sung: “Itu
karena…”
Kwan-woo tersenyum:
“Terima kasih karena telah mengerti aku.”
Hye-sung pun
tersenyum.
***
Hye-sung melihat
jahitan lukanya di kening di cermin.
Hye-sung: “Ah, aku
pikir sepertinya ini akan meninggalkan bekas luka.”
Soo-ha yang berasa
di sampingnya ikut melihat jahitan luka itu.
Soo-ha: “Aku pikir
itu akan menghilang kemudian. Dan juga, itu tidak akan terlihat jika kau
menaruh rambutmu seperti ini.” Soo-ha menurunkan poni Hye-sung menutupi lukanya.
Hye-sung: “Lalu,
haruskah aku menggunakan jepit rambut yang mencolok disini? Itu akan
mengalihkan perhatian orang yang melihatnya.” Hye-sung menunjuk rambutnya di
bagian sebelah.
Soo-ha tersenyum
lalu teringat sesuatu yang akan di berikan pada Hye-sung. Soo-ha masuk kamarnya
dan mengambil kotak kalung itu sambil terus tersenyum.
Soo-ha memberikan
kotak itu pada Hye-sung yang masih sibuk bercermin, “Apa ini?”
Hye-sung pun
perlahan membuka kotak itu. Soo-ha di sampingnya terus tersenyum. Ada
kebanggaan dan kebahagian terpancar di wajahnya, karena bisa memberikan sesuatu
yang sangat di inginkan oleh orang yang dia cintai.
Hye-sung melihat isi
kotak itu, yang ternyata kalung yang dia inginkan waktu itu.
Hye-sung: “Hey,
bagaimana kau—“
Soo-ha: “Aku membaca
pikiranmu waktu itu. Kau menginginkannya.”
Di luar dugaan,
Hye-sung malah memukuli Soo-ha, “Kau gila, gila. Apa kau tahu betapa mahalnya
barang ini. Cepat kembalikan. Kau punya bonnya kan?”
Soo-ha: “Aku tidak
mau. Mengapa aku harus mengembalikannya, itu adalah barang yang aku hadiahkan?”
Hye-sung membungkus
kembali kalungya: “Kau tidak memiliki banyak uang. Aku hanya menerima
perhatianmu. Aku sangat berterima kasih. Itu tidak apa-apa, jadi jangan pernah
membeli barang seperti ini lagi.”
Soo-ha membaca
pikiran Hye-sung: “Mengapa dia seperti
ini dan membuatku merasa terbebani. Aku pikir, aku harus hati-hati dengan apa
yang aku inginkan juga.”
Soo-ha: “Bagimu, aku
masih seperti anak kecil, kan? Kecil, belum dewasa, dan membuatmu khawatir.
Benar?”
Hye-sung : “Apa kau
marah?”
Soo-ha tersenyum,
“Tidak. Aku hanya merasa bersalah padamu. Aku akan mengembalikannya. Jangan
khawatir.”
Hye-sung: “Baik.
Terima kasih.”
Soo-ha tersenyum.
Hye-sung yang merasa tidak enak menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu
mengambil satu buku dan membacanya.
Soo-ha termenung,
mengingat perkataan Hye-sung:
“Disamping itu, ada
lebih banyak alasan mengapa kita tidak bisa bersama. Jadi, itulah mengapa aku
berpikir aku perlu menghapusnya suatu hari nanti.”
“Aku tidak bisa
terus menggunakan kemampuanmu selama persidangan, karena aku seorang pengacara.
Aku akan melakukannya sendiri hari ini.”
“Ini masalah besar.
Aku tidak bisa terus bergantung padamu seperti ini.”
Soo-ha lalu
memandangi Hye-sung.
***
Seo Do-yeon memasuki
kantornya.
Kepala Jang
memanggilnya, “Jaksa Seo. Mereka mengatakan bahwa Pengacara Cha adalah
pengacara Min Joon-guk.”
Do-yeon sangat
terkejut, “Benarkah?! Dia gila. Orang itu gila.”
Kepala Jang: “Aku
tahu. Apakah dia tidak mempunyai opini sendiri atau dia hanya ingin bertipu
muslihat lagi.”
Do-yeon: “Kali ini
aku tidak akan sabar menghadapi
semuanya. Aku hanya akan terus menjatuhkan mereka.”
Nona sekertaris
(lupa namanya) memberitahu Do-yeon kalau Pengacara Cha mencarinya dari telpon
masuk.
Do-yeon: “Katakan
padanya aku tidak ada. Telpon darinya tidak di perkenankan mulai dari
sekarang.”
Nona sekertaris
kembali berbicara pada Kwan-woo, lalu berkata pada Do-yeon: “Dia mengatakan dia
mendengar semuanya.”
Do-yeon langsung
merebut telpon dan menutupnya, “Jangan pernah menerima telpon darinya lagi.”
Do-yeon menuju
ruangannya, lalu di tahan oleh Kepala Jang.
Kepala Jang: “Jaksa
Seo. Apa yang harus kita lakukan mengenai Park Soo-ha? Kita telah mengirimkan
surat panggilan.”
Do-yeon: “Apa
maksudmu dengan ‘apa yang karus kita lakukan. Kita tidak bisa mengabaikannya
karena itu sudah diketahui (kebenarannya).”
***
Soo-ha membuka loker
surat miliknya di gedung apartemennya. Ada sebuah surat dari kejaksaan.
Soo-ha: “Mengapa
jaksa mengirim surat padaku?”
Dalam surat itu
tertulis: Surat panggilan untuk terdakwa
(Terdakwa: Park Soo-ha/ Perihal: Percobaan pembunuhan)
Soo-ha sangat kaget.
Dia sampai membelalakan matanya dan menjatuhkan tasnya.
Sementara itu,
Kwan-woo berjalan dengan cepat menuju kantor dan terlihat cemas.
Kwan-woo: “Pengacara
Jang, sesuatu yang buruk terjadi.”
Hye-sung: “Apa?”
Kwan-woo: “Park
Soo-ha telah di panggil. Untuk percobaan pembunuhan.”
Hye-sung langsung
berdiri dari duduknya, “Apa yang kau katakana? Percobaan pembunuhan?”
Kwan-woo: “Aku tidak
tahu apa yang salah. Apakah Park Soo-ha yang menikammu di gedung parker setahun
yang lalu, dan bukan Min Joon-guk?”
Hye-sung lemas, dia
kembali duduk. Tersirat kecemasan dan kesedihan di wajahnya.
Kwan-woo: “Apakah
aku benar?”
Hye-sung: “Bagaimana
kau--?”
Kwan-woo: “Jaksa Seo
pasti mengetahuinya saat menginterogasi Min Joon-guk. Apakah benar Park Soo-ha
yang menikammu?”
Hye-sung: “a..ah,
aku menghalanginya. Soo-ha benar-benar tidak tahu itu aku. Tapi bagaimana ini
menjadi percobaan pembunuhan? Dan, kapan ini menjadi sangat jauh. Ini tidak
boleh terjadi padanya sekarang. Soo-ha—“
Hye-sung memegang
kepalanya, “Apa yang harus kita lakukan?”
Hye-sung lalu
mengambil tasnya dan berlari keluar kantor. Kwan-woo berusaha mengejarnya.
***
Soo-ha di rumah
sedang duduk dan membaca kembali surat itu. Dia diharuskan datang ke ruangan
jaksa.
Soo-ha juga mengingat
saat dia menyerang Min Joon-guk di parkiran, dan dia tanpa sengaja menikam
Hye-sung yang menghalanginya.
Hye-sung tiba di
rumah, “Soo-ha. Apa itu? Apakah itu surat panggilan?”
Soo-ha akan
memasukan surat itu kembali ke ampopnya, “Kau sudah mendengarnya?”
Hye-sung merebut
surat itu dan membacanya.
Hye-sung:
“Ini bukan apa-apa. Kau hanya perlu datang dan mengatakan tidak. Kau hanya
perlu mengatakan bahwa kau tidak menikamku, tapi Min Joon-guk yang
melakukannya. Disana tidak ada CCTV. Karena kau dan aku mengatakan hal yang
sama, semuanya akan berakhir. Kita bisa mengatakan bahwa Min Joon-guk
berbohong.”
Soo-ha
berdiri dan menghadap Hye-sung: “Tidak. Itu tidak benar.”
Hye-sung:
“Walaupun begitu, kita bisa. Aku datang karena aku tahu kau akan berpikir seperti
itu. Aku akan menemui Seo Do-yeon besok dan akan berbicara dengannya. Apa yang
akan mereka lakukan jika aku bersikeras? Jangan khawatir, aku bisa
melakukannya.”
Soo-ha:
“Aku tahu bahwa kau bisa melakukannya. Tapi, aku juga tahu itu sesuatu yang
tidak seharusnya kau lakukan.”
Hye-sung
sudah akan menangis, “Soo-ha…”
Soo-ha
menggenggam tangan Hye-sung, “Kali ini berbeda dengan persidangan terakhir. Aku
mengingat dengan jelas apa yang aku lakukan. Aku tidak bisa berbohong. Aku
menikammu dengan pisau. Itu tidak bisa di tutupi dengan apapun.”
Hye-sung:
“Tolong dengarkan aku. Jika kau di tuntut dengan percobaan pembunuhan, itu
tidak akn berguna walaupun aku mengajukan damai. Kau pasti akan menerima
hukuman penjara. Lalu kau akan memiliki catatan kejahatan. Akademi polisi dan
semuanya akan menghilang. Masa depanmu akan hancur.”
Hye-sung
menangis, Soo-ha hanya tersenyum, “Aku sudah mempersiapkan diri. Tidak apa-apa,
aku bisa menemukan jalan yang berbeda.”
Hye-sung
kesal dan menghentakan kakinya, “Kau bodoh, mengapa kau tidak menedengarkan ku.
Kau tidak perlu menjadi seperti ini. Mengingat bagaimana kita menjadi seperti
ini. Kita bisa berbohong tentang itu. Hanya kali ini saja. Kau benar-benar bisa
melakukannya.”
Soo-ha
menggeleng, “Tidak, aku tidak bisa melakukannya.”
Soo-ha
akan menghapus air mata di wajah Hye-sung. Tapi Hye-sung menghindar dan masuk
ke kamarnya. Soo-ha hanya bisa memandanginya.
***
Do-yeon
berada di parkiran. Lalu Kwan-woo memanggilnnya.
Do-yeon
yang melihatat Kwan-woo berlari menghampirinya, dengan cepat masuk ke dalam
mobil.
Kwan-woo:
“Jaksa Seo! Mari kita bicara!”
Kwan-woo
menggedor-gedor pintu mobil Do-yeon.
Mobil
Do-yeon melaju, Kwan-woo berteriak, “Hey, Seo Do-yeon!”
Mobil
Do-yeon berhenti.
Kwan-woo
tersenyum, “Kau berhenti.”
Do-yeon
di dalam mobil, “Apa? ‘Hey, Seo Do-yeon’?!”
Do-yeon
kesal dipanggil seperti itu. Saat Kwan-woo mendekat dan mengetok pintu mobil,
Do-yeon melajukan mobilnya dengan kencang.
Kwan-woo
jelas kesal sekali, merasa dipermainkan.
***
Pagi hari. Soo-ha
bersiap-siap akan pergi. Dia melihat kembali surat panggilan itu. Lalu melihat buku persiapannya
untuk tes masuk akademi, dan melihat
kembali note penyemangat yang dia tulis sendiri.
Soo-ha berdiri di
depan kamar Hye-sung yang sedang termenung di tempat tidur.
Soo-ha: “Aku pergi
ke kantor kejaksaan. Maafkan aku, aku tidak mendengarkan apa yang kau katakan.
Hye-sung bangun.
Soo-ha: “Sebelumnya,
kau bertanya apa yang aku mimpikan waktu itu, kan?”
Hye-sung berdiri
menuju pintu.
Soo-ha: “Dalam
mimpiku, kau tertusuk seperti waktu itu. Dan darah dimana-mana. Aku pikir itu
sebuah peringatan, untuk tidak melupakan hari itu. Aku di hokum karena aku
mengabaikan peringatan.”
Hye-sung menggapai
engsel pintu, tapi tidak jadi membukanya.
Soo-ha: “Aku…akan
mengatakan pada mereka semua kebenarannya dan kembali. Maka, aku tidak akan
bermimpi seperti itu lagi.”
Soo-ha menempelkan
tangannya di pintu, “Sebelum aku pergi, bisakah aku mengajukan sebuah
permintaan?”
Hye-sung tidak
menjawab.
Soo-ha: “Hanya
jika…aku…jika aku berakhir dengan harus pergi dari sisimu, bisakah kau
menungguku?”
Hye-sung tidak
menjawab dan menangis dalam diam. Soo-ha menunggu jawaban Hye-sung dan
menempelkan kedua tangannnya di pintu.
***
Kwan-woo menunggu
Do-yeon di jalan. Kwan-woo melihatnya dan memanggilnya. Do-yeon yang menyadari
Kwan-woo memanggilnya berlari. Mereka berkejaran.
Do-yeon menuju pintu
masuk gedung, saat di tengah, Kwan-woo berhasil menahan pintunya, dan ternyata
ada Hakim Kim yang ikut terjebak.
Do-yeon berusaha
mendorong pintu, dan sebaliknya Kwan-woo terus menahannya.
Kwan-woo: “Jaksa
Seo, mari bicara.”
Do-yeon: “Tidak ada
yang ingin aku katakan padamu.” Do-yeon mendorong pintunya kembali.
Kwan-woo: “Maka, ayo
bicara disini.”
Hakim Kim memohon
pada mereka: “Tolong keluarkan aku!” tapi tidak ada yang peduli dengannya.
Do-yeon: “Aku sama
sekali tidak mempunyai simpati sedikitpun untuk Min Joon-guk! Aku tidak
berpikir ada hal yang bisa menguranginya sedikitpun!”
Kwan-woo: “Aku tidak
datang untuk berbicara mengenai Min Joon-guk. Aku disini untuk berbicara
mengenai Park Soo-ha.”
Do-yeon menoleh dan
terdiam.
Hakim Kim kembali
menarik perhatian dan mengetok pintu, “Semuanya…”
***
Hye-sung masuk ke
dalam kamar Soo-ha. Dia melihat-lihat catatan dan buku Soo-ha. Dia lalu melihat
sesuatu terselip di tumpukan buku.
Hye-sung: “Apa ini?
Ini seperti buku catatanku. Mengapa ini…..”
Hye-sung pun membuka
diary itu, dan mulai membacanya, “Ini adalah hari sebelum persidangan akhir Min
Joon-guk. Walaupun aku menghilang…”
Suara Soo-ha: “Walaupun aku menghilang, aku berharap kau
tidak akan tahu. Aku berharap kau akan berpikir bahwa aku hidup dengan baik di
suatu tempat.”
(ini adalah diary
yang Soo-ha tulis di sekolah, yang Seong-bin begitu penasaran ;p
mengintip dari
lantai atas.)
Sementara Soo-ha
duduk di tangga, tempat dia menunggu Hye-sung waktu itu (saat Hye-sung
berjongkok dan Soo-ha memayunginya).
Ada sms masuk: “Tuan
Park Soo-ha, anda lulus dalam ujian tahap awal. Tolong konfirmasi kehadiran
untuk tahap berikutnya.”
Mata Soo-ha memerah,
dia merenungkan dan memikirkan banyak hal. Apa yang akan terjadi jika dia
akhirnya akan di penjara.
Terdengar kembali
suara Soo-ha (isi diary yang di baca Hye-sung):
“Belajar dengan keras dan berhubungan dengan teman, dan melanjutkan
mimpi untuk menjadi seorang polisi. Aku ingin kau memikirkan aku hidup bahagia
seperti itu. Bahkan saat aku tak ada disini…aku akan senang jika kau tidak akan
menangis. Dan aku akan sangat bahagia jika kau juga bahagia. Dan adakalanya,
hanya beberapa saat, aku akan menyukainya jika kau mengingatku.”
Soo-ha menangis,
tidak hanya meneteskan air mata, tapi dia menangis.
Hye-sung pun tak
dapat menahan tangisnya setelah membaca curahatan hati Soo-ha. Menyadari betapa
Soo-ha sangat mencintainya, dan ingin melihatnya hidup bahagia tak peduli apa
yang terjadi dengan dirinya sendiri.
***
Kwan-woo masih berada di pintu berusaha meyakinkan Do-yeon mengenai Park Soo-ha.
Kwan-woo: “Memanggil
Park Soo-ha untuk percobaan pembunuhan, apakah itu mungkin? Apa kau lupa dengan
semua kejadian malam itu?”
Do-yeon: “Aku juga
menyesal. Tapi apa yang bisa aku lakukan jika memang itu kebenarannya? Hari
itu, orang yang menikam Jang Hye-sung adalah Park Soo-ha.”
Kwan-woo: “Itu hanya
kecelakaan saat mencoba menyelamatkan Pengacara Jang. Itulah mengapa Pengacara
Jang juga menyembunyikan kejadian itu.”
Do-yeon: “Kesalahan
adalah kesalahan. Bahkan aku melihat kesalahan disini, apa kau mau aku
mengacuhkannya? Apakah itu sesuatu yang bisa kau katakana pada seorang jaksa?”
Kwan-woo: “Lalu
mengapa kau berpikir bahwa kesalahan? Apakah kau, aku, dan Hakim Kim. Kita
bertiga melakukan kesalahan?”
Hakim Kim tidak
terima namanya di sebut-sebut dalam perdebatan mereka, “Mengapa aku?!”
Kwan-woo
melanjutkan: “Jika aku tidak ditipu oleh Min Joon-guk setahun yang lalu, jika
kau tidak membuat saksi memalsukan kesaksiannya, dan jika hakim bisa melihat
lebih tajam. Park Soo-ha tidak akan melakukan hal semacam itu. Soo-ha adalah
orang yang membuat kita kembali lurus. Orang yang berperan banyak dalam
menangkap Min Joon-guk adalah Park Soo-ha. Mengapa kau tidak menyadarinya?! Bagaimana
dengan kompensasi? Siapa yang akan memberikan kompensasi pada Soo-ha untuk
kehancuran yang dia terima dari persidangan itu? Tanpa menyadari semua kebaikan
yang telah dilakukannya, atau memberikan kompensasi padanya, apakah adil hanya
membicarakan kesalahannya? Apakah itu yang kau pertimbangkan sebagai hukum?!”
Do-yeon tersulut
emosinya, “Ya. Itu hukum. Hukum di atas segalanya pasti kejam.”
Hakim Kim mengetok
kaca pintu kembali: “Ayo lepaskan ini. Aku sedikit sibuk..”
Kwan-woo akhinya
melepaskan pintu itu, setelah merasa dia sudah cukup mengungkapkan semuanya. Kwan-woo
menghela nafas.
Do-yeon yang marah
pun langsung pergi dari sana. Tapi, ternyata Hakim Kim mengikutinya.
Hakim Kim
memanggil Do-yeon: “Jaksa Seo, Jaksa
Seo!”
Do-yeon: “Apa? Apa
lagi sekarang?!”
Do-yeon menjawab
dengan kesal, sedangkan Hakim Kim malah tersenyum.
***
Soo-ha sampai di
depan gedung kejaksaan. Dia memejamkan matanya dan memantapkan hatinya memasuki
gedung.
***
Sementara Do-yeon di
ruangannya sedang mempelajari laporan kejadian di gedung parker setahun yang
lalu. Do-yeon membaca berkasnya.
“Terdakwa yang ingin
membalas dendam pada Jang Hye-sung karena kesaksiannya sebelumnya, dan
berencana untuk membunuh Jang Hye-sung, orang yang berusaha untuk melindunginya
adalah Park Soo-ha. Dia mencoba membunuh korban, Park Sooha dengan menusuknya
di belakang. Akan tetapi, seorang saksi yang mengikuti korban mucul. Jadi, dia
tidak bisa memenuhi tujuannya, dan misinya berakhir dengan kegagalan.”
Do-yeon kemudian
tampak berpikir.
Note:
Akhirnya aku bisa posting, walaupun dengan sedikit masalah.. (apa banyak ya??)
jadi, capture video yang udah aku bikin sebelum mudik, ternyata tidak tercopy ke flashdisk, hanya videonya saja... aku coba capture di laptop suamiku gak bisa-bisa.. beda player yang dipake, dan akhirnya, ngubek2 sinopsis dramabeans, kdramatized, dan post di blog ku sendiri untuk ambil gambar, tapi ternyata gak selengkap dan sebanyak yang udah ku capture, hiks..
nanti aku usahain update gambarnya ya, aq cari installan playernya dulu, soalnya aku gak bawa notbuk punyaku..
Bagian 18 - 2 aku posting secepatnya..
wuah,mba mumu, . . .
ReplyDeletemakasi banget XD
akhirnya ngliat juga ini ..
hehe. . . . ditunggu episode terakhirnya.
semangat !!!
trima kasih sinopsisnya mbak mumu
ReplyDeleteaku sangat suka drama ini
fie
yg ditunggu akhirnya datang juga,, perjuangan berhari2 bolak balik buka blog cuma buat liat update postingan.. thanks ya mumu noona,, semangat lanjutin part-2 nya ^^
ReplyDeletesama-sama saeng.. hehe.. udah lama pengen balesin komen kamu.. habis rasanya gimana gitu, dipanggil 'noona', hehe
DeleteTerima ksih mbak sinopnya, ditunggu part-2 nya. Semangat ya mbak..
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya ya mbak mumu...makaci mbak...
ReplyDeletePart 2 kpn eonni??
ReplyDeleteMakasih byk mba mumu dah nyempetin posting sinopsisnya walaupun lg sibuk2nya mudik..
ReplyDeleteDitunggu part2nya.. Semangat!!..
Oenni ko Gambarxa sedikit
ReplyDeleteyey,,akhirnya udah dibuat...
ReplyDeleteDari kemarin-kemarin aku udah buka''blog onii terus looh :)
Soalnya aku baca sinop.ep.18 selain di mumuzizi berasa kurang dapett instingnya gitu (?) *waks!
Part 2 ditunggu ya onii.. ^^
ditunggu mbak part 2 nya... udh brp kali bolak balik nnguin eps 18 ini... hehe gomapta
ReplyDeletekarena masih sibuk dgn suasana lebaran, jd telat dih baca sinopsis eps terakhir.. tp g telat2 amat kuq ya,,, he :-)
ReplyDeletethank's ya kak.. lanjut terus, satu langkah lg..
o, ya, slmat hr raya idul fitri bg yg merayakan,, mohon maaf ya, jika ada salah2 kata ato yg kurang brkenan di hati,,
Makasih yah mbak udah di post sinopsis nya, fighting, ^,^
ReplyDeleteoya mbak kalo boleh tau software untuk nge-capture video itu apa yah ?
aku putar videonya pake Gom player, dia udh ada menu screen capturenya, jd gampang.. bisa googling untuk donlot programnya..
Deletemakasih yah mbak, udah dikasih tau, :)
Deletethanks mba buat sinopny..^^
ReplyDeletehohoho....
ReplyDeletekemaren mw baca ga sempet...
skrg br bs baca...
*sok sibuk bgt sih lo*
hahaha...
seneng deh liat perdebatan kwan woo n do yeon dgn pihak ke 3 yg terjebak hakim kim....
ngakak aku liat adegan itu...
Akhirnyaa bisa baca sinopsis eonnie lagi :) walaupun telat.
ReplyDeleteOh iya eonnie ada proyek apa lagi nih setelah IHYV? Apa eonnie jd bkin sinopsis Master's Sun?
Gomawo ya eon atas sinopsisnya yg keren :)
drAma yg gak bisa bkin q m0ve oN
ReplyDeletekeren dramanya ;;)
ReplyDeletebgus bngt critanya...romantis ... ☺
ReplyDelete