Sinopsis MASTER’S SUN Episode 17 - 1

Kini, Joong Won dan Gong Shil duduk berhadapan dalam satu meja yang dipesan Gong Shil. Joong Won berkata dia terkejut karena dia berpikir dia sedang berimajinasi, tapi dia mengira bahwa itu Gong Shil. Gong Shil juga terkejut, dia berpikir bahwa dia melihat hantu.

“Apakah radarmu masih berfungsi? Kau masih bisa melihat hantu? Apakah temanmu seorang hantu? Apakah kau tengah minum dengan seseorang?”

“Aku tidak mau bertemu denganmu seperti ini. Disini tidak ada hantu. Aku tidak bisa melihat mereka lagi.”

Joong Won bertanya apakah benar seperti itu. Gong Shil mengatakan karena itulah Joong Won bisa berhenti dengan membicarakan hantu. Gong Shil juga bertanya kabar Joong Won.

“Akankah seseorang ingin tahu apa saja yang telah aku lakukan, tanpa menghubungiku dan hanya bertemu di tempat seperti ini, dalam keadaan seperti ini?” tanya Joong Won balik.

“Aku ingin tahu. Aku ragu jika aku harus pergi untuk menemuimu.” Jawab Gong Shil.

Jadi, Gong Shil hanya bisa meragukannya saja. Gong Shil mengatakan dia melakukan perjalanan ke sana dan kesini. “Aku sudah berubah.”

Joong Won juga melihat Gong Shil sepertinya sudah berubah.

Jin Ju datang menghampiri mereka untuk memberitahu pada Joong Won bahwa semua orang dari Sejin sudah menunggunya untuk rapat, termasuk Nona Park. Joong Won meminta Jin Ju untuk mengatakan pada mereka bahwa rapat penting itu akan menjadi lebih lama dan Joong Won akan sedikit terlambat. Jin Ju mengiyakan dan permisi pada Joong Won.

Gong Shil menebak Joong Won disini untuk sebuah pertemuan. Joong Won membenarkan, sebuah rapat yang memegang banyak uang. Untuk beberapa detik dibayar 100 juta. Joong Won memberikan waktunya untuk Gong Shil. Gong Shil tersenyum dan menanyakan apakah Sekertaris Kim tidak lagi bekerja untuk Joong Won. Joong Won menjelaskan Sekertaris Kim tidak harus bekerja di luar kantor karena usianya.

“Oh, Nona Park dari Grup Sejin, itu gadis yang pernah bertunangan denganmu sebelumnya, kan?”

“Ya. Aku memegan tangannya (bergabung dalam bisnis) dan membuka Kingdom di Shanghai.”

“Aku kira kau akan membuat banyak uang. Aku kira aku bertemu denganmu di waktu yang salah jika kau sedang mencoba membuat banyak uang.”

“Sekitar bulan depan, aku akan pergi ke Cina untuk beberapa tahun, jadi, waktunya tepat.”

Saat bepergian, walaupun tidak sebanyak Joong Won, Gong Shil juga membuat beberapa uang. Gong Shil memuat banyak uangnya untuk berinvestasi, sehingga dia bahkan membeli sebuah rumah di Inggris. Melihat Gong Shil membual tentang banyak uang, Joong Won akan menyelamatinya.

“Tapi…kau benar-benar bisa tidak melihat mereka (hantu) lagi?”

“Ya, aku tidak bisa melihat mereka lagi.”

“Jadi, setelah kau bebas dari mereka, apakah kau menikmati hidupmu sendirian?” Joong Won menunjuk minuman yang ada di meja.

“Ya, sekarang aku bebas, aku sedikit menikmati diriku sendiri. Itu benar.”

Karena pernyataan Gong Shil itu, maka Joong Won merasa dia perlu minum satu gelas bersama Gong Shil. Tapi Joong Won hanya minum air putih karena dia akan rapat. Joong Won menuangkan wine ke gelas Gong Shil. Reaksi Gong Shil terlihat masih takut untuk minum wine.

“Selamat atas penonaktifan radarmu. Aku kira semuanya baik-baik saja karena tidak ada sesuatu yang muncul.” Joong won mempersilahkan Gong Shil untuk minum, namun Gong Shil terlihat ragu. “Kenapa? Apa itu benar bahwa kau masih takut untuk minum karena kau ketakutan sesuatu akan muncul? Tidak kah kau merasa seperti menetapkan kau bebas hantu atau tidak?”

“Tidak, ini tidak apa-apa.” Gong Shil mengambil gelas minumannya dan meminumnya sampai habis. “Aku sudah mengatakannya padamu, aku sudah berubah.”

Joong Won juga menduga demikian, dia menuangkan kembali minuman ke gelas Gong Shil, dan mengucapkan selamat. Gong Shil berterima kasih dan meminum kembali winenya sampai habis. Gong Shil kemudian pamit sebelum Joong Won menuangkan minuman ke gelasnya lagi, dan berkata akan menemui Joong Won lagi nanti.

Joong Won berkata sendiri, “Dia menjadi lebih baik, tapi dia tidak menatapku.”

***

Gong Shil berjalan dengan sempoyongan. Muncul seorang hantu wanita dengan memegang botol minuman. “Jangan mengikutiku! Kau bilang kau mabuk dan bahkan mengalami tabrakan. Mengapa kau datang padaku sambil menangis untuk membelikanmu minuman di waktu seperti ini? Orang itu, tanpa melihat hantu apapun, ingin menemui Tae Gong Shil, bukan sebuah radar atau sesuatu seperti itu. Karena kau semuanya menjadi kacau.”

Gong Shil naik taksi. Dia menunduk seperti tertidur. Supir taksi menanyakan apakah Gong Shil baik-baik saja, jika Gong Shil merasa tidak enak haruskah dia membuka jendela. Gong Shil sepertinya sudah kerasukan.

“Tuan, bawa aku ke Mang-uri.” Ujar Gong Shil sambil menunduk.

“Aku kira kau tadi mengatakan bahwa kau akan pergi ke Seodaemun.”

Gong Shil yang kerasukan menegakan kepalanya dan berkata dengan dingin, “Aku harus pergi ke Mang-uri. Sebelum aku pergi, aku harus membeli sebuah gunting kebun. Dimana aku akan bisa membelinya satu?”

Supir taksi merasa aneh, dia bertanya mengapa Gong Shil harus membeli gunting. Gong Shil mengatakan bahwa sebuah dahan pohon terus menyodoknya, dia harus memotongnya.

“Apakah kau mabuk? Tidak ada dahan pohon!”

Gong Shil sedikit menyeringai, “Tuan, apakah kau pernah tinggal di bawah tanah?”

Supir taksi merasa ketakutan. Tiba-tiba ada suara klakson mobil yang membuatnya terkejut. Itu Joong Won yang meminta supir taksi untuk minggir. Taksi pun berhenti di pinggir, begitu juga Joong Won berhenti di depan taksi dan segera keluar dari mobilnya.

Joong Won membuka pintu penumpang taksi, “Tae Gong Shil, lupakan tentang pemilihan waktu dan keluarlah.”

“Apakah dia pacarmu? Sempurna. Aku tidak bisa pergi. Ambil wanita ini dan bawa dia pergi dari sini.” Ujar supir taksi. Joong Won bingung dengan maksud supir taksi itu.

Gong Shil yang kerasukan turun dari taksi sendiri dan berkata pada Joong Won, “Ayo pergi ke Mang-uri.” Joong Won akhirnya menyadari ada hantu yang merasuk ke tubuh Gong Shil.

“Pergilah!” Joong Won maju selangkah dan memegang pundak Gong Shil. Hantu itu pun keluar dan tubuh Gong Shil jatuh ke pelukan Joong Won. Joong Won memeluknya erat, menyadari Gong Shil yang masih sama. “Jika kau melarikan diri karena hantu, maka aku akan membuatnya terdorong (pergi), Tae Gong Shil.” Joong Won semakin erat memeluk Gong Shil.

***

Gong Shil masih tertidur, dengan Joong Won yang memegang tangannya serta memandanginya. Perlahan Gong Shil membuka mata.

“Taeyang, kau sudah bangun?” tanya Joong Won. “Kau tidak tahu pasti bagaimana besarnya kau pasti ingin tidur bersama pria ini dari mimpi ke mimpi seperti ini, kan? Sejak kau sedang bermimpi, apakah kau merasa ini sebuah permborosan karena ini sangat jelas? Aku bahkan tidak ingin jika matahari terbit. Haruskah aku bekerja sama?”

Gong Shil masih bingung, dia menggerakan bola matanya. “Ayo kemari.” Joong Won menarik tangan Gong Shil agar mendekat. Serta merta Gong Shil duduk dan menutupi dadanya dengan dua tangan, “Apa yang terjadi? Mengapa aku disini? “

“Kau benar-benar berubah, Tae Gong Shil. Taeyang yang sama menempel padaku seperti lem, kau harusnya bertanya, ‘apa yang terjadi padaku?’” Joong Won menggoda.

“Aku bertanya padamu, apa yang terjadi!” Gong Shil panik. “Aku yakin aku ada di dalam taksi…”

“Kau mabuk dan benar-benar kerasukan. Taksi yang kau tumpangi, aku mengikutinya. Dan aku membawamu setelah kau ditendang keluar dari taksi karena membuat kekacauan.” Jelas Joong Won.

Gong Shil merasa malu, menggigit jarinya (khas Gong Shil), “Apakah aku baik-baik saja?”

“Aku tidak baik-baik saja. Kemarin, kau merayuku dalam berbagai cara yang berbeda.” Joong Won menelungkupkan wajahnya seakan malu dirinya telah ‘ternoda’. >.<

Flashback. Joong Won menutup pintu kulkas, dibelakangnya sudah ada Gong Shil yang kerasukan sedang jongkok dan tersenyum.

“Ahjussi, aku minta es krim! Es krim! Es krim!” Gong Shil akan menangis, merengek seperti anak kecil.

Es krim di tangan Gong Shil sudah habis, dia meminta lagi dan menuju kulkas. Joong Won menahannya, “Tidak ada lagi. Jika kau makan lebih banyak lagi, Gong Shil-ku akan sakit perut. Dia akan sakit, dan perutnya gendut.” Gong Shil merengek-rengek sambil memohon. Jong Won bilang, “Tidak!” dan menyentuh kening Gong Shil dengan telunjuknya. Hantu itu keluar, dan Gong Shil terjatuh di lantai.

Joong Won membawa selimut hendak menyelimuti Gong Shil yang tadi dia baringkan di sofa. Tapi Gong Shil menghilang. Joong Won mencari Gong Shil dengan matanya, ternyata Gong Shil ada di belakangnya duduk di atas sandaran sofa.

“Siapa kau sekarang? Dari posenya, itu bukan seekor anjing.” Gong Shil tidak menjawab.

Joong Won: “Meow!”- Gong Shil menjawab: “Meow!” (Oooh, kucing…^^)

Joong Won mengangguk mengerti. Di ruang bawah ada hantu yang sudah tua, Joong Won rasa kucing itu sudah mati. Joong Won meminta kucing itu mendekat dan akan menyentuhnya, tapi si hantu kucing tidak suka, dia menunjukan cakarnya.

Sebelumnya saat hantu anjing datang, Joong Won memberikan bantalnya untuk dicakar. Sekarang apa yang harus dia lemparkan? Joong Won ‘menangkap’ Gong Shil dengan selimutnya. Gong Shil memberontak dan mengeong, sampai akhirnya jatuh dari kursi.

Joong Won meletakan bantal di sofa, untuknya berbaring. Joong Won berbaring dan memejamkan mata. Gong Shil kembali kerasukan. Dia mengambil satu botol kosmetik dari meja rias Joong Won. Dan mendekati Joong Won dengan pose menggoda.

“Sayang.” Gong Shil memanggil Joong Won, dan mau tidak mau Joong Won membuka matanya lagi.

Lalu Gong Shil mendekati Joong Won dan duduk setengah berbaring di sandaran sofa tempat Joong Won berbaring. Gong Shil tersenyum menggoda.

Joong Won melihatanya memegang botol itu. Joong Won memberitahu jika itu bukan alkohol, tapi lotion perawatan wajah, untuk digunakan di kulit bukan di minum.

Gong Shil membelai rambutnya, dan berbicara dalam bahasa perancis, “Aku sangat kesepian malam ini. Jangan tinggal aku sendiri.”

“Hey, Parisian (orang kota paris). Jika aku menyentuhmu, kau akan terpaksa keluar (dari tubuh Gong Shil). Aku tidak bisa memberi apa yang kau inginkan. Ini sulit untukku bahkan untuk memegang tangan dan tidur! cukup puas saja hanya dengan tidur terpisah.” Joong Won makin kesal. Gong Shi tampak sedih dan menggeleng.

“Tidak? Apa kau ingin aku berbicara dalam bahasa perancis untukmu?” Joong Won menegakan duduknya, dan berbicara dalam bahasa perancis, “No, pergilah!”

Gong Shil menyentuh wajah Joong Won dengan jarinya, dan wuss hantu itu keluar. Gong Shil jatuh tengkurap di atas Joong Won. Dan Joong Won merasa dia benar-benar akan menjadi gila. Flashback end.

Joong Won memberikan Gong Shi minuman. Lalu Gong Shil bertanya apakah mungkin, kemarin dia mengatakan sesuatu yang aneh setelah mabuk. Joong Won bilang dia melihatnya, selama Gong Shil menghilang, Gong Shil mengembangkan sesuatu yang sebelumnya tidak dimilikinya.

“Kau mabuk dan tetap menghampiriku dengan berani, tapi itu tidak seperti aku bisa menanggapinya. Tidur dengan hanya berpegangan tangan saja sangat sulit.”

“Aku hanya mabuk seperti gadis gampangan?”

“Kau hanya mabuk. Siapapun yang minum akan mabuk. Kemarin, kau hanya seorang Tae Gong Shil yang mabuk.”

Gong Shil menghela nafas lega, dia juga meminta maaf.

Dan yang sebenarnya terjadi, adalah… flashback.

Joong Won memegangi tangan Gong Shil yang tertidur karena mabuk (ini sepertinya baru sampai, soalnya Joong Won belum ganti baju). Joong Won memanggil nama Gong Shil membangunkannya, lalu Joong Won hendak beranjak untuk mengambil air minum. Namun, Gong Shil terbangun dan mendekap tangan Joong Won diwajahnya.

“Presdir, aku merindukanmu.” (Ini Gong Shil masih mabuk ya ceritanya.. ^^)

“Karena kau masih bisa melihat sesuatu seperti itu, apakah kau merindukan tempat persembunyianmu?”

Gong Shil menggelang, “Itu benar-benar bukan itu. Aku hanya sungguh, sungguh, sungguh sangat merindukanmu. Tapi aku masih bisa melihat hantu. Aku tidak bisa menemukan sebuah cara untuk hidup seperti orang biasa.” Gong Shil merajuk.

“Jadi, karena itukah kau tidak menemuiku?”

“Aku sudah siap untuk menggodamu. Setelah menjadi seorang wanita normal dan mengagumkan, aku akan muncul di hadapanmu dan kau akan jatuh (jatuh cinta) untukku, dan setelah kau jatuh padaku, ‘aku masih melihat hantu’. Aku ingin mengatakan ini padamu.” Gong Shil merengek.

“Aku sudah jatuh padamu, jadi apa begitu penting untuk muncul di awal atau di akhir?”

“Itu penting! Aku tidak mau bertemu lagi denganmu sebagai seorang gadis dengan sebuah radar yang berpegangan pada tempat persembunyiannya. Aku bahkan membuat banyak uang yang kau sukai. Ini sudah rusak!” Gong Shil menangis menelungkup.

Joong Win menatapnya dengan sedikit tersenyum. Gong Shil ingin bertemu dengan Joong Won lagi dengan percaya diri, sebagai wanita yang berbeda, yang akan membuat Joong Won terpesona dengan yang dia miliki selain radarnya. Flashback end.

Gong Shil meminta maaf karena dia sudah menyebabkan keributan, dan berterima kasih atas the yang disajikan Joong Won. Dia akan beranjak pergi.

“Hey wanita gampangan! Biasanya, saat kau menghabiskan satu malam di rumah seorang pria, kau tidak seharusnya dengan mudah memberikannya nomor telponmu, dan bertanya kapan kau bisa bertemu lagi dengannya dan membuat waktumu tersedia dengan mudah?”

“Apa maksudmu, membuat semuanya tersedia? Aku bukan wanita gampangan.” Gong Shil terlihat tidak suka.

“Baiklah, kalau begitu aku akan memperbaikinya. Tae Gong Shil yang angkuh. Sejak aku tahu kau dengan angkuhnya tidak akan memberikan nomormu, aku mengambilnya sendiri.” (Haha..Joong Won nyuri nomor..)

Joong Won mengatakan saat dia menelpon Gong Shil dengan sopan, jangan tidak menjawabnya (harus menjawab), mendorong dia menjauh dengan angkuh. Atau jika sebaliknya (tidak menjawab) Joong Won akan menyebarkan rumor bahwa Gong Shil gampangan. Tapi Gong Shil meminta Joong Won untuk tidak menelponnya, dia yang akan melakukannya jika dia sudah memutuskan untuk menghubunginya.

“Baiklah, kau mengatakan datang di awal dan di akhir adalah penting, jadi aku akan mempertimbangkan sendiri untuk mengerti dan menjaga. Bisakah aku mengirim pesan?”

Gong Shil memperbolehkan jika memang Joong Won menginginkannya. Joong Won pun berterima kasih. Lalu, Gong Shil pamit pergi. Setelah Gong Shil pergi, Joong Won berkata pada dirinya sendiri, Gong Shil mencoba sangat keras untuk menggodanya. “Lakukan semua yang kau bisa. Semangat!” Joong Won tersenyum, diam-diam menyemangati Gong Shil.

***

Gong Shil keluar dari rumah Joong Won dan bersyukur dia tidak melakukan hal yang aneh setelah minum, karena ada yang masuk dan keluar, dan itu melegakannya. Gong Shil berjalan pergi, bersamaan dengan Direktur Do yang menuju rumah Joong Won dari arah berlainan, dan dia melihat Gong Shil.

Direktur Do keluar apartemen, dan istrinya bertanya tentang Joong Won yang sebelumnya dia minta untuk di ajak (sepertinya mereka akan lari pagi). Direktur Do tidak berpikir bahwa Joong Won dalam kondisi untuk pergi keluar. Bibi Joo bertanya apa yang terjadi pada Joong Won kemarin, karena dia bahkan membatalkan pertemuan penting dengan Grup Sejin.

“Aku tidak tahu, tapi dia memiliki senyuman Bang Shil. Terlihat bagiku bahwa dia tidak akan pergi ke wanita lain.”

“Ini sudah setahun sejak dia terakhir kali bertemu Bang Shil. Jika dia tidak melihatnya untuk tahun berikutnya, dia akan melupakannya.” Bibi Joo rupanya masih tidak suka pada Gong Shil.

“Aku rasa Presdir Joo akan hanya memiliki sesuatu untuk senyum ‘bang shil, bang shil’ mulai sekarang. Bang Shil, semangat!” Direktur Do memainkan tangannya dengan gembira, dan melihat ekspresi tidak suka istrinya.

“Dari semua yang tiba-tiba, aku tidak suka ‘bang shil, semangat!’ itu sama sekali.”

Direktur Do pun menurunkan tangannya. Lalu karena Joong Won tidak pergi, maka Bibi Joo juga tidak mau pergi. Lagipula dia merasa kondisi badannya sedang tidak baik. Direktur mengatakan saat dia melihat istrinya, itu seperti jika Joong Won yang berada di depannya.

“Untuk sekarang, memang benar. Joong Won-ku yang pertama dan aku yang kedua.”

“Aku rasa aku membutuhkan seorang anak, jadi aku akan memiliki seseorang yang berada di pihakku.” Direktur Do tertawa, dan tawanya hilang begitu melihat wajah istrinya. Dia pun kemudian mengatakan bahwa yang di katakannya tadi hanya lelucon. “Di usia kita, mari kita hanya saling mencintai. Bang Shil. Bang Shil. Bang Shil (Direktur Do memainkan bibir istrinya dengan jari sehingga seprti sedang tersenyum). Sarangheyo.”

***

Gong Ri yang sedang bersama Han Joo mendapatkan telpon dari Gong Shil yang mengabarkan bahwa dia sudah kembali. Han Joo bertanya apakah Gong Shil sudah kembali.

“Kenapa? Jadi kau bisa melepaskan kembi mulut murahanmu?” ancam Gong Ri.

“Setelah menjadi Kepala Tim, mulutku menjadi sangat mewah. Tanya padaku saat kau sudah siap untuk tahu…” Han Joo tersenyum dengan gaya khasnya.

Bagaimanapun juga, Gong Ri melarang Han Joo mengatakan perihal kedatangan Gong Shil kemana-mana. Apapun yang Gong Shil lakukan, Gong Ri berada di pihaknya. Tapi Han Joo mengtakan jika Joong Won mengetahuinya, dia akan gila.

“Setelah Pelayanan Pelanggan Khusus Taeyang meninggalkan Kingdom milik Tuan Joo, ada rumor besar bahwa dia sedikit keluar dari akal sehatnya. Ada beberapa contoh, dia duduk sendirian di bangku dan berbicara pada dirinya sendiri.” (diperlihatkan Joong Won yang sedang berbicara dengan hantu ahjussi, jika ada yang melihatnya memang akan terasa aneh karena dia terlihat bicara sendiri)

Gong Ro merasa adiknya telah merusak seseorang. Jika dia membuat seorang pria seperti itu, dia harus bertanggung jawab. Han Joo menepuk pundak Gong Ri dan mengatakan Gong Ri harus bertanggung jawab padanya. Gong Ri bingung, untuk ap. Han Joo pun menceritakan suatu malam yang mereka habiskan bersama. Gong Ri menutup mulut Han Joo, bagaimana bisa dia mengatakan hal semacam itu dengan suara lantang.

“Karena adikmu sudah kembali, kau akan memperkenalkan aku dengan resmi, kan? Bertemu dengan keluargaku, dan sebelum menjadi dingin buat sebuah tanda (menikah) dan bertanggung jawab padaku.” Han Joo sepertinya secara tidak langsung melamar Gong Ri.

“Baik, maka lakukan selama kau senang.” Gong Ri tersenyum malu-malu.

Han Joo mengatakan jika mereka menikah yang jadi MC-nya haruslah Kang Woo. Han Joo akan memintanya sebagai hyung, karena dia sudah bukan pimpinan Han Joo lagi. Dan nyanyian selamat, secara alami akan dinyanyikan Tae Yi Ryeong. Dan saat itu terungkap, mereka akan menjadi pasangan abad itu. Han Joo-Gong Ri, sesuatu semacam itu. Han Joo tertawa.

Gong Ri ragu, apakah mereka akan melakukannya untuk mereka berdua. Han Joo bilang mereka bisa menggunakan Yi Ryeong hanya dengan menyebutkan nama Kang Woo.

“Aku berharap Gong Shil-ku akan melakukannya dengan baik bersama Kepala Kang, tapi dia terjatuh untuk matahari kecil.” Ujar Gong Ri.

“Tapi jika Kang Woo tahu bahwa Gong Shil kembali, aku ragu jika dia akan kembali pada Lorelei-nya. Aku juga khawatir akan hal itu.” kata Han Joo.

Gong Ri bertanya apa yang Han Joo khawatirkan, lebih baik makan kue saja. Gong Ri menyuapi Han Joo kue. Han Joo bilang kuenya manis, Gong Ri juga. Han Joo tertawa, dan Gong Ri melirik malu-malu pada Han Joo.

***

Kang Woo terlihat sedang memeriksa keamanan sebuah tepat. Lalu sebuah mobil datang dan keluarlah seorang pria dan wanita asing. Kang Woo berjalan di belakang mereka. Saat si wanita tidak sengaja akan terjatuh, Kang Woo memeganginya. Dan tanpa disadari Kang Woo, ada seseorang yang mengambil fotonya ditengah kerumunan wartawan.

“Tae Yi Ryeong, kau membuat manajermu sendiri menjadi paparazzi.” Ternyata yang mengambil foto itu adalah manajer Yi Ryeong.

Di studionya Yi Ryeong menerima kiriman foto dan dia merasa kesal. “Mengapa wanita ini menempel pada pengawal? Mengapa semua istri diplomat sangat cantik?”

***

Manajer Yi Ryeong sedang melihat foto-foto hasil jepretannya. Muncul Kang Woo dibelakangnya merasa curiga. Kang Woo menelikung tangan manajer dan bertanya mengapa dia mengambil foto.

“Ini aku Kang Woo!” manajer membuka syalnya. Kang Woo pun mengenalinya sebagai manajer Yi Ryeong.

***

Yi Ryeong dan Kang Woo minum kopi bersama dipinggi sungai Han.

“Hey, Dog Manners.” Panggil Yi Ryeong dulu Yi Ryeong memanggilnya Salary Man. “Pindah ke tempat yang penuh dengan para ahjusi lebih baik daripada pengawal diplomat.”

“Hey, paus bersungut hitam.” Panggil Kang Woo balik, masih dengan panggilan yang sama. “Apa kau ingin menghilangkan dan menyingkirkan semua gadis yang ada di sekitarku?”

Yi Ryeong membenarkan. Dia masih tidak memiliki kepercayaan diri bahwa dialah satu-satunya ikan di akuarium Kang Woo. Kapanpun mereka bertemu, mereka selalu bertemu di tempat dimana tidak ada seorangpun di sekitar mereka. “Tidak bolehkah aku merasa cemas?”

“Itu karena kau adalah Tae Yi Ryeong. Karena ini untuk melindungi posisimu.” Kata Kang Woo.

Yi Ryeng terkejut dan mendekati Kang Woo, “Kang Woo, apa kau baru saja mengatakan bahwa kau sedang melindungiku? Kau tadi mengatakan kau sedang melindungiku. Benar.”

“Kenapa?”

“Karena itu berarti hatimu sekarang milikku.” (sebelumnya saat Kang Woo menyukai Gong Shil, Kang Woo mengatakan ingin melindungi Gong Shil)

Kang Woo tersenyum, dia merasa aus bersungut hitam benar-benar tidak punya perasaan. Kang Woo sudah memikirnya sejak lama, tapi Yi Ryeong baru mengatakannya sekarang. Mengecewakan sekali. Yo Ryeong mencubit manja pinggang Kang Woo. Dia hanya memastikan. Jika itu memang nyata, Yi Ryeong mengajak Kang Woo menonton film bersamanya.

“Film? Kita sudah menonton film.”

“Bukan film tengah malam. Mari kita melihat filam festival.”

“Film festival?”

Yi Ryeong mengangguk, “Karpet merah.” Yi Ryeong melingkarkan tangannya ke lengan Kang Woo. “Aku memintamu untuk melihat film bersamaku setelah saling bergandengan tangan. Itu caraku untuk menunjukan ke seluruh Pasifik bahwa kau adalah milikku.”

Kang Woo mendesah dan melepaskan tangan Yi Ryeong, “Sesuai prediksi, seekor paus bersungut hitam terlalu memberatkan untukku. Karpet merah terlalu berlebihan.” Kang Woo mendorong Yi Ryeong menjauh.

Yi Ryeong mengatakan bahwa itu sebuah jalan yang harus dilewati Kang Woo untuk melindunginya. Karena Yi Ryeong adalah seseorang yang berdiri di jalan itu. Yi Ryeong mengguncang manja lengan Kang Woo, “Tidak bisakah kau tinggal disisiku?”

Kang Woo membenarkan, sisi Yi Ryeong adalah tempat yang seperti itu. Tapi, saat berdiri dalan jalan yang tidak cocok untuknya, Kang Woo merasa ragu jika dia bisa tetap berdiri untuk melidungi Yi Ryeong dengan baik. Yi Ryeong memegang lengan Kang Woo, dan tetap membujuknya untuk pergi bersama. Yi Ryeong tersenyum, begitu juga Kang Woo walaupun dengan menghela nafas.

(Aku suka adegan Kang Woo-Yi Ryeong ini… Yi Ryeongnya imut.. ^^)

***

Gong Shil bersama Gong Ri masuk ke rumah atapnya. Gong Ri mengatakan seharusnya Gong Shil tinggal bersamanya saja, mengapa Gong Shil malah ingin kembali ke sini.

Gong Shil melihat ke sekeliling dengan tersenyum senang. Dia sudah mencoba ke tempat lain sebelum kesini, tapi tempat ini adalah yang paling nyaman untuknya.

“Apa kau masih bisa melihat hal-hal itu? Itu tidak bahwa kau tidak bisa melihat mereka lagi karena kau bersama Yoo Jin Woo?”

“Bukan seperti itu. Tapi aku berpikir aku sekarang tahu bagaimana aku menjadi seperti ini.”

Gong Ri menanyakan dimana Jin Woo sekarang. Gong Shil menjelaskan Jin Woo masih di luar negri, tapi dia akan segera kembali ke Korea. Gong Ri menggenggam tangan Gong Shil, “Sekarang kau akan tetap tinggal disini, kan?”

“Aku akan tinggal disini. Eonni, aku akan membeli tempat ini.”

Gong Ri terkejut hingga menutup mulutnya, “Kau mengatakan bahwa kau memperoleh banyak uang, tapi sebanyak itu??”

Gong Shil mengangguk senang, “Saat aku di Eropa, saat aku tinggal di rumah yang dikunjungi penuh dengan hantu, aku mengatakan pada para hantu untuk pergi, merenovasinya dan aku menjualnya, dan aku membuat banyak keuntungan!” Gong Shil tertawa.

Gong Ri mengatakan jika Gong Shil mengumpulkan banyak uang, mengapa membeli tempat ini. Gong Shil merasa nyaman disini, dan dia berpikir tempat ini bagus untuk belajar. Dan seseorang pernah mengatakan dia akan paling tidak melihatnya jika bangunan ini miliknya. Gong Shil tersenyum, dan orang yang dimaksud tentu saja Joong Won.

***

Gong Shil menemui agen penjualan gedung. Dia bertanya apakah pemiliknya setuju dengan ide penjualan gedung. Agen itu mengatakan ada pengalihan kepemiliha gedung Kost Eunha sekitar tahun lalu. Agen itu mengatakan saat dia memberitahu bahwa Gong Shil akan membelinya, dia setuju untuk bertemu dengan Gong Shil.

“Benarkah? Dia tidak akan meminta harga yang tinggi kan?”

“Well…oh, itu dia datang.”

Dan yang datang sekertaris Kim. Gong Shil menyapanya. “Sekertaris Kim?”

“Sudah lama sekali Taeyang. Kau benar-benar tetap bersinar.

“Tapi apa yang kau lakukan disini?”

“Aku adalah agen untuk pemilik Kostan Eunha.”

Gong Shil tercengang, “Lalu, pemiliknya adalah….”

Joong Won. Ya. Dan kini Gong Shil berada di kantor Joong Won, duduk berhadapan.

“Ya. Aku membeli tempat itu. Di areal itu dimana Grup K dan Grup L berencana utnuk mengembangkannya bersama, jadi aku memegangnya. Kau mengabaikan semua pesanku yang bertanya kapan kau akan menghubungiku, tapi datang menemuiku hanya untuk mengetahui harga gedung?”

Gong Shil memonyongkan bibirnya dan memicingkan mata (lucu ekspresinya), “Jadi untuk membelinya, kau mengatakan aku harus memberimu uang yang banyak?”

Joong Won bilang dia hanya mengatakannya, dan bertanya kapan Gong Shil akan menelponnya. Gong Shil berpikir dia akan bisa membelinya dengan harga pasaran, uangnya tinggal sedikit.

Joong Won berkata: “Kau tidak mungkin berpikir tentang pergi lagi untuk menghasilkan uang lebih banyak lagi, kan? Daripada melakukannya, kau mempunyai nomor telpon pemilik gedung di ponselmu. Telpon nomor itu (yang sebenarnya adalah dia sendiri). Jika kau berbicara manis padanya, dia mungkin akan memberikan diskon. Aku tahu dia dengan baik. Dia seseorang yang benar-benar mudah.”

“Aku belum mau menelponnya. Saat kau sudah memutuskan berapa yang kau inginkan untuk gedung itu, biarkan Sekertaris Kim yang menghubungiku.” Ujar Gong Shil. Membuat Joong Won menahan rasa kesalnya dan meminta Gong Shil untuk membalas pesannya. Gong Shil hanya mengiyakan lalu pergi.

Setelah Gong Shil pergi Sekertaris Kim berkata bukankah alasan Joong Won membeli gedung itu karena seseorang mengatakan bahwa dia merasa rumah atap itu yang paling nyaman. Joong Won mengatakan, tujuan investasi adalah prioritas utama. “Saat seseorang kembali, dia mungkin lebih memilih beristirahat disana daripada di villa Yangpyeong. Itu adalah prioritas kedua.”

“Apakah Taeyang belum memutuskan untuk tinggal disisimu?”
“Dia bilang dia sudah memutuskannya. Ini hanya urutan yang aneh. Benar-benar sulit untuk mengikuti caranya.”

Sekertaris Kim berpikir kalau Joong Won bukan tipe orang yang akan membaca sesuatu yang sudah di atur. Menunggu saat ada sesuatu yang harus ditunggu. Sekertaris Kim berpikir Joong Won bukan tipe orang seperti itu. Joong Won membenarkan, dia sebenarnya memang seperti itu. Jadi, bisakah dia melakukannya.

“Kau telah memintaku untuk memberikan nasehat saat berada disisimu. Kau mungkin curang jika itu hanya mendorongnya maju kedepan sedikit.” Joong Won pun berpikir dan berjalan pergi menyusul Gong Shil.

Sekertaris Kim bertepuk tangan dan berkata, “Bravo!”

***

Bibi Joo menemui tim dokter yang memeriksanya. Dia menanyakan apakah hasil dari pemeriksaan rutinnya sudah ada. Mereka membenarkan, tapi raut wajah mereka sedikit aneh. Bibi Joo mengatakan dia tidak mempunya perasaan yang baik belakangan ini, dia siap untuk berita buruk apapun, tapi dia harap itu bukan penyakit yang serius.

“Nyonya, kau hamil.” Kata dokter yang wanita. “Kau dalam masa 5 minggu. Selamat.”

Bibi Joo tercengang, dia memegangi perutnya, “Aku? Dalam usiaku…aku hamil? Saat aku lebih muda, aku berpikir aku tidak bisa punya anak. Tapi aku memilikinya di usia ini?”

“Berdasarkan usiamu dan pernah mengalami keguguran, itu membutuhkan banyak usaha anda untuk menjaga banyinya.”

“Aku tidak punya banyak kepercayaan diri untuk membawa diriku sendiri membuat usaha itu.” Bibi Joo masih terlihat bingung.

“Dalam situasi sulit seperti ini, jika ibunya tidak membuat sebuah usaha….”

“Akankah aku kehilangannya?” Bibi Joo menyela. Dokter itu mengangguk.

***

Bibi Joo ke kantor suaminya. Direktur Do bertanya apakah istrinya itu dari rumah sakit. Bibi Joo tidak menjawab dan hanya memandangnya saja.

“Apakah hasilnya tidak baik?”

“Bukan begitu. Semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah.”

Direktur Do merasa lega. Lalu dia bertanya apakah perjalanan perayaan peringatan 5 tahun pernikahan mereka bisa dilakukan. Bibi Joo balik bertanya apakah rencana perjalanan mereka bersifat dinamis. Direktur Do membenarkan, mereka bisa naik pesawat terbang dan menunggang kuda di lapangan Mongolia. Direktur Do telah merencanakan semua yang disukai Bibi Joo dan membuat semuanya siap untuk Bibi Joo. Direktur Do mengatakannya dengan penuh semangat.

“Aku akan penuh dengan bahaya.” Bibi Joo bergumam dan memegang perutnya.

“Kenapa? Kau tidak mau?”

“Bukan begitu. Aku menghabiskan sisa hidupku secara bebas bersamamu.”

Direktur Do menggenggam tangan Bibi Joo, “Sung Ran, saranghe…yo.”

***

Bersambung ke bagian 2 (as soon as possible ^^)

 

Komentar:

Disini aku ingin mengomentari perkembangan pasangan-pasangan yang ada disini.

Pertama, aku suka dengan perkembangan hubungan Kang Woo dan Yi Ryeong. Akhirnya Kang Woo benar-benar membuka hatinya untuk Yi Ryeong. Sejak awal Kang Woo terlihat sedikit ada ketertarikan pada Yi Ryeong, hanya saja dia lebih dulu bertemu dengan Gong Shil dan menyukainya. Yi Ryeong pasti berbangga hati, perjuangannya tidak sia-sia. Beberapa kali di tolak dan diabaikan, akhirnya dia bisa bersama dengan orang yang dicintainya. Kang Woo sudah memutuskan untuk melindungi Yi Ryeong setelah dia menyerah pada Gong Shil. Dan sekarang giliran Yi Ryeong yang akan melindungi Kang Woo dari ketidak percayaan dirinya sebagai pendamping Yi Ryeong.

Kedua, pasangan Direktur Do dan Bibi Joo. Ternyata mereka baru menikah selama 5 tahun. Sungguh aku memuji kesungguhan hari Direktur Do yang benar-benar mencintai istrinya. Walaupun dia sering dimarahi dan istrinya yang judes itu, dia memahaminya dan tetap mencintainya. Bahkan dia tidak peduli jika istrinya tidak bisa memberinya keturunan. Baginya hidup hanya dengan mencintai Bibi Joo, itu sudah lebih dari cukup. Bibi Joo pun begitu, walaupun dia galak pada suaminya, dia sangat mencintainya.

Ketiga, Han Joo dan Gong Ri. Hubungan yang dimulai dengan kesalahpahaman Gong Ri pada Han Joo. Gong Ri yang GR Han Joo terus mengajaknya keluar, padahal Han Joo hanya ingin mengorek informasi. Tapi seiring berjalannya waktu mereka sering bersama, Han Joo akhirnya juga jatuh cinta pada Gong Ri. Dan betapa Gong Ri berbesar hati bisa memaafkan Han Joo setelah tahu dialah yang selama ini menggosipkan adiknya.

Keempat, pasangan utama kita, Joong Won dan Gong Shil. Joong Won yang sudah tahu rencana Gong Shil sesungguhnya, terlihat kesal karena Gong Shil belum juga membuat pergerakan. Gong Shil ingin tampil sebagai wanita sempurna untuk Joong Won. Bukan sebagai radar yang membutuhkan perlindungan, tapi sebagai wanita yang mencintainya. Walaupun Joong Won sudah tidak memandangnya sebagai radar. Tapi setelah satu tahun lebih, Gong Shil masih mengumpulkan keprcayaan dirinya.

Eh, apakh ada pasangan yang aku lewatkan?