Sinopsis SECRET Episode 2 - 1
Flashback adegan di episode 1….
Yoo Jung meraih tangan Do Hoon dan mengenggamnya. Yoo Jung mengucapkan terima kasih karena Do Hoon menikahinya.
“Omong kosong apa itu. Kaulah yang mengizinkan aku menikahimu.” Ujar Do Hoo.
“Aku mencintaimu!” Yoo Jung menatap Do Hoo. “Aku mencintaimu! Aku mencintaimu!” Do Hoon melarang Yoo Jung untuk menatapnya lagi.
Tiba-tiba ada truk dari arah kanan. Do Hoon membanting stir ke kiri. Genggaman tangan Yoo Jung terlepas, dan tubuhnya terbentur kanan kiri dan kedepan. Mobil berputar-putar tapi tetap maju, dan menabrak beberapa barang yang ada di jalan. Sampai akhirnya Do Hoon bisa menginjak rem, tepat di depan sebuah truk yang parkir yang ada besi panjang di belakangnya.
“Yoo Jung, kau baik-baik saja?”
“Ya..apa yang kita tabrak?”
“Aku juga tidak yakin. Kau..tetap disini sebentar karena akan berbahaya. Aku akan segera kembali.” Do Hoon tetap keluar mobil walaupun sebelumnya di larang Yoo Jung.
Do Hoon berjalan ke belakang, memeriksa apa yang tadi ditabraknya. Dia berhenti dan melihat ke jalan. Dia memungut tas wanita dari bawah, dan kemudian melihat sesosok perempuan tergeletak dengan berlumuran darah di sekujur tubuhnya di tepian jalan yang banyak barangnya.
Do Hoon menghampirinya dan hendak memeriksa nafas perempuan itu. Do Hoon terlihat syok. Lalu, terdengar suara Yoo Jung memanggilnya. Do Hoon mundur dan berlari.
Do Hoo menghalangi Yoo Jung agar tidak melangkah lebih jauh lagi dan melihat perempuan itu. Yoo Jung menanyakan apa yang mereka tabrak. Do Hoon menunjuk drum yang ada di tengah jalan.
“Oh, aku sangat lega. Melegakan sekali!” Yoo Jung tersenyum. Do Hoon kemudian mengajaknya pergi. “Tunggu sebentar. Biarkan aku membersihkan jalannya. Mobil lain juga mungkin bisa kecelakaan.” Yoo Jun kemudian mendorong drum ke pinggir jalan, dibantu Do Hoo.
Mereka kembali ke dalam mobil.
SECRET
Episode 2
Min Hyuk duduk di samping kasur Ji Hee dan menggenggam tangannya dengan erat. Ji Hee terbaring dengan alat bantu pernafasan oksigen di hidungnya. Kemudian dokter datang dan mengatakan bahwa bagian dalam Ji Hee robek akibat benturan, sehingga dia mengalami pendarahan yang parah.
“Karena dia ditinggalkan untuk waktu yang lama, kelumpuhan hati dan limpa juga sudah dimulai. Masalah yang lebih serius adalah…bayi di dalam perutnya sudah meninggal, dan itu menekan rahimnya.”
Min Hyuk terkejut memandang Ji Hee dan dokter bergantian, “Dia mengandung?”
“Ya. Itu penting untuk mengeluarkan bayinya dengan segera.”
“Tolong selamatkan dia. Tolong.” Min Hyuk menjabat tangan dokter itu. “Tolong selamatkan dia.” Ekspresi Min Hyuk kosong, dia ingin menangis tapi sepertinya tidak bisa.
Dokter akan melakukannya, dan meminta perawat untuk memberitahu dokter Park untuk bersiap melakukan operasi.
Min Hyuk kembali duduk disamping Ji Hee. “Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?” tampak jelas Min Hyuk panik. Dia memegang perut Ji Hee, dan menahan marahnya. Dia kemudian meminta Gwang Soo memberitahunya semua yang terjadi.
***
Do Hoo memeriksa keadaan bawah mobilnya. Kemudian dia mencuci tangannya yang kotor terkena oli, dan mengingat sosok perempuan yang tadi dia tinggalkan. Do Hoon menatap pantulan wajahnya dan menangis.
***
Keesokan paginya, Yoo Jung membuat adonan roti sambil senyum-senyum. Ayah menegurnya untuk menekan adonan dengan ringan sehingga bisa mengembang dengan baik. Yoo Jung bilang mengerti, tapi ayah tidak percaya dan akan menggantikan Yoo Jung. Yoo Jung menolak, dia bukan sedang bermain dengan tanah liat, tapi setidaknya dia bisa membuat roti.
“Apa? Rasa itu lebih penting daripada penampilannya. Kau masih banyak yang harus dilakukan. Kau harus belajar lebih banyak lagi.” Ayah menasehati Yoo Jung.
Yoo Jung menaburkan tepung ke wajah ayah, dan mereka pun tertawa bersama.
Yoo Jung mengeluarkan roti dari oven. Dia berteriak kepanasan. Setelah meletakan di meja, Yoo Jung mengambil satu roti dan memakannya. Tapi baru satu gigit, ayah mengambil roti itu dengan penjepit roti. “Hei, bayar sebelum kau makan.”
“Ayah, jika kau memperlakukanku seperti ini, kau akan menyesalinya setelah aku menikah.”
***
Do Hoon mengenakan jas hendak berangkat kerja, dia mengambil tanda pengenal dan lencana jaksanya. Dia terlihat masih memikirkan kejadian semalam.
Terdengar suara ibu Park dari luar kamar yang sedang berbicara dengan ayahnya, “Ingat ketika anak pemilik apartemen no. 305 membuka praktek hukumnya, bagaimana rumah itu begitu pamernya? Ya. Itu pasti menghabiskan banyak uang.”
Do Hoo ikut bergabung dengan ayah dan ibunya yang akan sarapan dengan berbagai macam hidangan di meja.
“Pengacara belakangan ini, tidak begitu dihormati seperti sebelumnya. Itu sulit untuk mendapatkan sebuah kasus dimana kau bisa menghasilkan uang banyak.” Kata Ibu pada Do Hoon.
“Benar-benar. Mulai dari awal, bicara tentang uang, uang, uang!” Ayah marah pada ibu.
Ibu malah ikutan marah, “Siapa bilang itu karena uang? Bicara blak-blakan, berapa banyak seorang jaksa benar-benar menghasilkan dalam sehari? Jumlah uang yang kau dapatkan dari negara ini cukup sama. Aku hanya bangga Do Hoon belajar begitu giat untuk menjadi pengacara.”
Saat mereka mulai makan, Ibu Park kembali berbicara pada Do Hoon. Kakak sepupu ke delapan dari Ahjumma Yeong Sook memiliki teman yang putrinya adalah dokter obat Asia, Ibu dengar dia cantik dan memiliki kepribadian yang baik. Ibu masih saja berusaha menjodohkan Do Hoon dengan orang lain.
Ayah memukul meja, marah. Ibu balik berteriak menyalahkan ayah yang membuat keributan di pagi hari.
“Aku dengar dia memberi Yoo Jung cincin, mengapa kau harus meniup uap!” ujar ayah pada ibu. Ibu mengatakan cincin ya cincin, tapi kan mereka belum mengadakan upacara pernikahan atau apapun.
Lalu ayah bilang ketika Do Hoo tidak bisa membayar uang kuliah, siapa yang menolongnya. Siapa yang setiap liburan mengeluarkan uang sakunya. Membelikan Do Hoo mobil dan membayar asuransinya. “Ketika kau hampir kehilangan rumah ini, siapa yang menghalangi cek kosong itu?” ayah kesal pada ibu. Tapi ibu masih saja membela diri, Yoo Jung melakukan itu semua atas kemauannya sendiri.
Do Hoo yang memang sudah merasa tidak enak hati dari semalam, akhirnya mengutarakan pikirannya, “Apakah ibu ingin kami putus? ‘Terima kasih karena mendukungku sampai sekarang. Tapi karena aku seorang jaksa sekarang, aku akan menemukan seseorang dengan latar belakang yang bagus dan menikah.’ Kalau begitu itulah yang akan aku lakukan.”
Ibu menggeleng malu, “Tidak..bukan begitu..”
“Ibu. Jangan buat anakmu menjadi orang jahat.”
Ibu tak enak hati, sedangkan ayah tersenyum bangga dengan anaknya. Do Hoon sudah kehilangan selera makannya, dia berdiri dan beranjak pergi. Ibu menyupinya telur mata sapi, Do Hoon memakannya sedikit.
Ketika Do Hoon sudah diluar, ibu melihat keluar dari jendela, “Jaksa! Anakku jaksa! Semoga harimu menyenangkan! Aku cinta kamu!” ibu membentuk tanda hati dengan kedua tangan di kepalanya. Ayah memarahi ibu yang berisik, lalu dia ikut melambaikan tangan tapi seolah itu untuk dirinya, “Pria tua! Pulang dengan selamat!” Do Hoon sedikit tersenyum dan membungkuk pada orang tuanya.
Mobil yang semalam menabrak, tidak digunakan oleh Do Hoon.
***
“Tempat kecelakaan, anda melihatnya langsung bukan?” polisi mengumpulkan keterangan dari Gwang Soo, orang yang pertama menemukan Ji Hee (padahal sebenarnya Do Hoon).
“Tidak! Saya tidak melihatnya langsung. Tapi itu terekam di kamera keamanan.” Ujar Gwang Soo.
Polisi ini terkesan tidak serius, dia mengatakan tidak ada kamera keamanan di tempat kejadian. Ada sebuah kamera di dekat situ, jadi polisi tahu mobil-mobil yang melalui tempat kejadian. Tapi ada banyak sekali mobil. Polisi itu tertawa. Tapi Gwang Soo mengatakan polisi tahu ada mobil yang lewat. Polisi itu mengatakan itu masih dalam penyelidikan. Gwang Soo menyerahkan kartu nama Min Hyuk dari Grup K. Polisi itupun salah tingkah.
***
Ayah Ahn sedang menyapu tangga di depan gedung rumahnya. Yoo Jung memanggil dan menghampirinya. Ayah menanyakan apa yang dilakukan Yoo Jung disana jam segini. Yoo Jung mengatakan dia hari ini kebagian kerja sore.
Yoo Jung kemudian memberik tas berisi roti yang dia panggang pagi ini untuk ayah. Ayah berterima kasih. Ternyata Yoo Jung datang untuk mengambil kunci mobil. Ayah bertanya untuk apa Yoo Jung membawa mobilnya.
“Saya ingin memperbaikinya sedikit. Sebelumnya saya melihat wiper tidak dalam kondisi yang bagus.” Jelas Yoo Jung.
“Kau seharusnya memberi tahu Do Hoon untuk melakukannya.”
“Ini adalah hari pertama Oppa bekerja, jadi dia akan sibuk hari ini, saya tidak ingin membuatnya khawatir.”
Yoo Jung pamit pergi pada ayah, tapi ayah memanggilnya kembali. “Yoo Jung. Aku dengar dari Do Hoon. Terima kasih karena membiarkanku menjadi ayah mertuamu.” Ayah tersenyum bahagia.
***
Yoo Jung meminta seseorang yang dia kenal untuk memperbaiki wiper mobilnya. Ahjussi itu tidak mau jika hanya diberi 150 dolar, karena di bengkel lain saja 500 dolar.
“Itulah sebabnya saya datang pada anda, Ahjussi. Anda dulunya bekerja di bengkel mobil, jadi anda bilang anda bisa memperbaiki hampir semuanya dengan mudah.”
“Bahkan untuk mobil bekas murahan, onderdilnya sendiri akan seharga lebih dari 150 dolar.”
Yoo Jung menaikan tawaran menjadi 170 dolar. Ahjussi itu tetap tidak mau. Yoo Jung kemudian merayunya dengan roti yang dia bawa, roti kacang merah seperti yang pernah dia berikan dulu. Dan juga susu. Sepertinya Ahjussi itu menyerah.
***
Min Hyuk duduk diam dengan pandangan kosong. Gwang Soo menghampirinya dan mengatakan bahwa video yang diambil CCTV di dekat tempat kejadian sudah keluar.
“Katakan langsung. Apakah kau menemukannya?” tanya Min Hyuk masih dengan pandangan kosongnya tak menatap Gwang Soo.
Gwang Soo menyerahkan tiga berkas STNK pemilik kendaraan yang lewat di jalan itu. Dua berkas pertama milik pria, dan yang terakhir milik seorang wanita, Kang Yoo Jung. Min Hyuk mengenalinya sebagai supir pengganti yang melarangnya mengemudi karena mabuk dan membuang kunci mobilnya. Dia juga ingat saat dia melemparkan cincinnya pada Yoo Jung yang menjadi penjaga pintu tol.
“Wali Seo Ji Hee. Wali Seo Ji Hee.” Panggilan dari pengeras suara mengalihkan perhatian Min Hyuk dari berkas itu. Dokter dan perawat berlarian melewatinya. “Tolong segera datang ke unit rawat intensif.” Kembali terdengar panggilan untuk Min Hyuk dari pengeras suara.
Min Hyuk berlarian masuk ke dalam ruang ICU. Dokter dan perawat memeriksa keadaan Ji Hee yang memburuk.
“Ji Hee. Ji Hee kau tidak apa-apa?” Min Hyuk mendekati Ji Hee. “Ji Hee, apakah kau baik-baik saja?” Min Hyuk juga bertanya apa yang terjadi pada dokter, tapi tidak ada jawaban.
Ji Hee membuka masker alat bantu oksigennya. Dengan nafas tersengal-sengal, Ji Hee berusaha berbicara, “Bayi kita.” Ji Hee menunjuk perutnya.
“Ji Hee. Semuanya akan baik-baik saja.” Min Hyuk menenangkan Ji Hee dan menggenggam tangannya.”
“Sarang…” Ji Hee berusaha mengatakan sesuatu.
“Apa yang kau katakan?” Min Hyuk tidak mengerti.
“Sarangheyo…” akhirnya Ji Hee bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan.
Tapi setelah itu, Ji Hee menutup mata, untuk selamanya. Min Hyuk panik dan memanggil Ji Hee berkali-kali untuk membuka matanya. Tapi alat monitor jantungnya sudah berbunyi panjang. Tiiiiiitttt….
“Seo Ji Hee, 25 tahun, pada jam 11.57, meninggal dunia.” Dokter memberikan berita kematian Ji Hee.
Min Hyuk yang kalap mengejar dan mencengkram kerah jas dokter yang baru saja melangkah pergi. “Aku sudah bilang pada anda untuk menyelamatkannya! Buat dia hidup. Buat dia hidup! Brengsek.” Min Hyuk mengepalkan tangan hendak memukul. Untuk dengan sigap Gwang Soo segera menahannya.
Min Hyuk meronta meminta dilepaskan hingga akhirnya dia terjatuh sendiri dan mendorong Gwang Soo. Min Hyuk terus memandangi Ji Hee.
***
Sementara Do Hoon, dia lembur di hari pertamanya bekerja. Hari sudah malam, tapi dia masih berkutat dengan berkas-berkas. Tiba-tiba lampu ruangan menyala, ada senior Do Hoon menghampirinya.
“Hei, tidakkah kau bekerja terlalu keras di hari pertamamu? Tidakkah kau lelah akan rutinitas kerjamu? Menjadi terlalu serius bisa menjadi tidak nyaman. Ayo pergi.”
Do Hoon tidak mengerti dan sepertinya enggan. Tapi seniornya itu bilang inisiasi adalah perintah di hari pertamanya bekerja. Do Hoon pun tak bisa mengelak lagi.
***
Para wanita sedang minum-minum di sebuah bar. Seorang wanita menanyakan pada wanita lain tentang pembangunan gedung yang sedang dia kerjakan. Dan wanita yang lain menuangkan minuman ke gelas.
“Gedung lebih baik daripada manusia.” Ujar salah satu dari mereka.
“Se Yeon, kau kembali selamanya dari Perancis bukan?” salah seorang wanita bertanya pada Se Yeon yang ternyata ada disana. Berarti wanita-wanita ini adalah temannya Se Yeon.
Se Yeon tidak menyangkal. Lalu temannya menanyakan Se Yeon yang pulang untuk menikah. Sementara temannya yang lain menduga Se Yeon pulang untuk membantu ibunya yang membuka sebuah galeri.
“Jo Min Hyuk, aku benar kan?”
“Belum pasti. Itu masih dalam pembicaraan orang tua.” Jawab Se Yeon.
“Aku dengar jika semua artis wanita terkenal dan popular datang ke pesta sebuah klub Jo Min Hyuk.” Ujar teman Se Yeon yang rambutnya diikat.
“Aku bertemu dengan Hong Jung Ah di salon, dan dia berpikir dia berkencan dengan Jo Min Hyuk.” Ujar teman yang satu lagi.
“Hong Jung Ah, bukankah mereka memang sudah?” teman berbaju merah melirik sinis pada Se Yeon. Mereka kemudian tertawa, seperti mengejek Se Yeon yang akan menikah dengan Min Hyuk. Sementara Se Yeon yang sudah merasa tidak nyaman sejak tadi, hanya meminum wine-nya tanpa tersenyum mengatakan apapun.
Do Hoon keluar dari tempatnya minum-minum bersama rekannya. Dan berdiri di luar, sepertinya di bagian belakang gedung. Dia berpegangan di batas tangga.
Di lantai di atasnya, keluar Se Yeon yang berteriak kesal dan menendang kardus-kardus yang ada disana hingga sepatunya terlepas dan jatuh ke lantai paling bawah. Se Yeon menghela nafas kesal. Do Hoon memperhatikannya dari bawah.
Se Yeon berjalan menuruni anak tanggan dengan kesal. Dia berpapasan dengan Do Hoon. Saat melewatinya Se Yeon berhenti sejenak dan berkata pada Do Hoon.
“Apakah kau senang menonton? Kau…tampaknya tidak menjadi pengunjung yang bahagia juga.” Ujar Se Yeon pada Do Hoon yang tidak menanggapinya.
Se Yeon melanjutkan perjalanannya menuruni tangga ke lantai bawah dan membuka sepatu yang sebelah lagi.
***
Min Hyuk menghadiri pemakaman Ji Hye dirumahnya. Pemakamannya sepi. Seorang wanita tua menghampiri Min Hyuk dan menggenggam tangannya.
“Terima kasih atas kedatanganmu. Terima kasih. Apakah kau mengenal baik Ji Hee kami?” rupanya ibu Ji Hee tidak tahu siapa Min Hyuk.
Min Hyuk melepaskan tangannya yang di genggam dan mengatakan bahwa dia teman dari Ji Hee.
***
Yoo Jung sedang bereksperimen dengan adonan untuk membuat resep masakan yang akan diikut sertakan dalam sebuah lomba kompetisi resep produk baru. Yoo Jung tersenyum ketika berhasil mendapatkan campuran yang dia inginkan. Dia kemudian menuliskannya.
Esoknya, Yoo Jung berlari keluar dari toko sambil membawa amplop yang sepertinya berisi resep makanan yang semalam di kerjakannya. Dia kembali mundur setelah melihat seseorang mengamati mobilnya, dan bahkan memotret mobil Yoo Jung yang sudah selesai di perbaiki.
“Ahjussi, ahjussi, apa yang kau lakukan?”
“Apakah anda pemilik mobil ini?”
Yoo Jung membenarkan. Pria itu adalah polisi, dia menanyakan apakah benar namanya Kang Yoo Jung. Dan Yoo Jung kembali membenarkan.
“Malam tanggal 23 yang lalu. Antara jan 10 malam sampai 12 tengah malam, anda mengemudi sepanjang Rute 8, bukankah begitu? Anda tidak menyetir sendirian?”
Yoo Jung teringat perkataan Do Hoon setelah kecelakaan itu. do Hoon mengatakan dia telah minum 2 gelas anggur, dan meminta Yoo Jung untuk tikda memperbesar masalahnya, karena hanya bempernya yang rusak.
“Ya betuk. Ada masalah apa?” Yoo Jung membenarkan, sepertinya dia tidak ingin membebankan Do Hoon, dan kenyataan Do Hoon habis mabuk mungkin bisa bertambah buruk jika polisi itu tahu Do Hoon yang mengemudi.
“Kecelakaan tabrak lari.”
“Tabrak lari? Apa yang anda bicarakan?” Yoo Jung benar-benar terkejut.
***
Ketua Jo sedang makan bersama dengan In Joo dan Min Joo. In Joo mengatakan pada Ketua Jo yang akan membuka musikal baru, kali ini penonton harusa agak penuh agar aktor mereka merasa energik. Ketua Jo meminta mengosongkan beberapa kursi untuk karyawan mereka.
In Jo tertawa. Lalu dia mengambilkan terong yang merupakan obat kuat alami di musim dingin. “Makanlah sedikit.” In Jo menyodorkan terongnya pada Ketua Jo, yang tersenyum dengan perhatian istrinya itu.
Tiba-tiba Min Hyuk datang dan berdiri di ujung meja di sebrang ayahnya. In Joo bertanya apa yang kau lakukan Min Hyuk semalaman sehingga baru pulang.
Dengan tatapan marah, Min Hyuk berkata pada ayahnya bahwa In Hee meninggal dunia.
“Kepala pelayan Yoon. Bawakan semangkuk besar garam dan taburkan. Hantu tidak baik untuk rumah bisnis.” Ketua Jo berkata dingin.
Min Hyuk menyeringai “Tentu saja. Mengapa? Jadi kau bisa memisahkan kami bahkan dalam kematian?”
“Aku suka pandangan itu dalam matamu. Ketika kau kalah, kau juga bis beruntung.”
“Jadi…jadi kau mengirimkan ibu seperti itu?” Min Hyuk berteriak marah.
In Jo bangkit dan menghampiri Min Hyu, “Min Hyuk. Kata-katamu terlalu kasar pada Ketua, naik ke kamarmu.”
Min Hyuk menarik tangannya yang disentuh In Jo, “Jangan ikut campur dan pergi. Kami sedang bicara sebagai keluarga.”
“Min Hyuk!”
“Aku bilang pikirkan saja urusanmu dan pergi!” teriak Min Hyuk pada In Joo. In Jo terdiam. Min Joo dibawa pelayan ke kamarnya.
“Saat kau kecil, kau merengek karena anjing yang kita besarkan di rumah ini mati, lalu setelah itu kau masuk ke dalam mobil. Selama beberapa hari kau hanya mengendarainya. Berapa umurmu? Apakah kau di usia yang merengek karena mainanmu patah?” Ketua Jo membentak Min Hyuk.
“Bagaimana denganmu, ayah? Karena kau membutuhkan mainan lain, itulah mengapa kau membawa dia?” Min Hyuk mengacungkan jarinya di depan muka In Jo. Plak! In Jo menampar Min Hyuk. (Min Hyuk memang keterlaluan, padahal aku merasa In Jo sudah berusaha mencoba menjadi ibu sambung yang baik untuk Min Hyuk.)
“Pergi. Pergi dan hiduplah sendiri, coba jalani dengan cara apapun yang kau mau. Dengan usahamu sendiri…Untuk anak yang tidak pernah menghasilkan sepeser pun. Kebebasan yang kau bicarakan, bahkan kebebasan itu, itu aku yang memberikannya padamu, kau akan menyadarinya dengan sakit kedalam tulangmu!” Ketua Jo kembali membentak Min Hyuk.
Min Hyuk pun pergi setelah menatap tajam ayahnya dan In Jo.
***
Do Hoon diberikan setumpuk berkas. Lalu, atasan dan seniornya datang. Atasannya menanyakan perasaan Do Hoon saat mengambil kasus pertama.
“Saya tegang.”
“Kau tidak perlu tegang. Karena polisi sudah memutuskan untuk menuntut, itu artinya mereka sangat yakin. Kau hanya perlu mengikutinya saja.” Atasan Do Hoon menenangkannya.
Senior Do Hoon (nyebelin nih ni jaksa, udah kelihatan) melihat-lihat berkas kasus yang akan ditangani Do Hoon yang baru saja di berikan. “Ketua, apa anda tidak terlalu lunak karena ini adalah kasus pertamanya? Semua yang harus dia lakukan muncul, dan dia akan memenangkan kasus ini.”
Atasan Do Hoon hanya tertawa dan meminta Do Hoon bekerja keras.
Do Hoon melihat berkas kasus itu, dan betapa terkejutnya dia melihat foto dan nama Kang Yoo Jung tertera disana. Do Hoon kembali membalik berkasnya. Ada data tentang Ji Hee dan juga foto-foto tempat kejadian kecelakaan itu. Do Hoon pun teringat dengan kecelakaan itu dan sosok perempuan berlumuran darah yang ditemukan di pinggir jalan.
***
Yoo Jung melamun di tempat kerjanya, dia teringat perkataan polisi tadi pagi.
“Itu tabrak lari. Itu bukan berarti Kang Yoo Jung adalah pelaku kejahatan dan kendaraan yang melewatinya pada saat kejadian, kami sedang berada di tengah-tengah penyelidikan. Tolong bekerja sama dengan kami.” (Kasihan Yoo Jung, padahal dia sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polisi.)
Yoo Jung dikejutkan oleh bunyi klakson pelanggan yang akan membayar tol. Yoo Jung pun kemudian melayani pelanggan dan meminta maaf karena kelambatannya.
Yoo Jung kemudian menerima telpon dari ayahnya. Ayah mengatakan Yoo Jung menerima sebuah kiriman.
“Konfirmasi Kompetisi Resep Kontes Akhir.” Ayah membacakan surat yang diterimanya.
“Benarkah?” Yoo Jung tersenyum.
“Hei…kenapa begitu banyak hal baik yang terjadi?”
Yoo Jung kemudian meminta ayah membacakannya lagi. Yoo Jung berteriak kegirangan. Yoo Jung melompat-lompat senang.
Yoo Jung menutup gerai tempat kerjanya. Dia mengambil papan namanya dan berlari-lari kecil hendak pulang. Di tangga bawah, dia bertemu Do Hoon yang sudah menunggunya.
“Oppa! Apa yang membawamu kemari? Lagipula aku akan pergi menemuimu.” Yoo Jung bingung melihat Do Hoo yang diam saja.
Do Hoon menyerahkan berkas perkara yang menyebutkan Yoo Jung sebagai pelakunya. Yoo Jung sedikit terkejut.
Mereka kemudian berbicara di tempat lain. Do Hoon bertanya mengapa Yoo Jung tidak memberitahunya. Yoo Jung mengatakan Do Hoon belum lama mendapatkan pekerjaan sebagai jaksa. Yoo Jung tidak berpikir Do Hoon harus pergi ke kantor polisi jadi…
“Kau bodoh! Apa kau tahu betapa besarnya kasus ini?” Do Hoon membentak Yoo Jung frustasi.
“Dikatakan itu hanya referensi penyelidikan, menyelidiki semua orang yang melintasi jalan itu pada hari itu.”
“Referensi? Kau adalah tersangkan utama dari insiden tabrak lari yang melibatkan kematian. Polisi sudah menetapkan surat perintah untuk penangkapanmu.”
Yoo Jung tercengang, terkejut, “Kematian?
Bukannya menjawab, Do Hoon malah makin marah pada Yoo Jung yang mengakui dirinya sebagai pengemudi. Yoo Jung bilang karena dia pemilik mobilnya. Lalu kenapa Yoo Jung memperbaiki mobilnya, Do Hoon sudah bilang untuk membuangnya saja karena membawa sial. “Aku bilang aku akan mengurusnya, kenapa dengan sia-sia…Kau seharusnya memberitahuku!”
“Kau sudah benar-benar sibuk tanpa itu, aku tidak ingin membuatmu memperhatikan masalah ini.” Yoo Jung beralasan, matanya berkaca-kaca.
Bengkel yang digunakan Yoo Jung juga ternyata bengkel yang tidak sah (ilegal). Itu karena Yoo Jung ingin mendapatkan biaya yang murah. Yoo Jung merasa dia bisa menjelaskan semuanya. Tapi Do Hoon tidak butuh penjelasan, karena orang-orang itu (polisi dan jaksa lain) hanya percaya pada apa yang mereka lihat.
“Tidak masuk akal! Kita tidak melakukan tabrak lari itu. Kita juga hampir mati. Waktu itu, tiba-tiba sebuah truk datang, dan kita menabrak drum dan…kemudian…kita juga korban!” Yoo Jung sudah mulai kalut.
“Karena itu tidak adil, bukan berarti kita tidak bersalah.” Ujar Do Hoon.
Setelah terdiam beberapa saat, Do Hoon menarik tangan Yoo Jung mengajaknya pergi untuk mengatakan kebenarannya pada mereka. Do Hoon bilang ini tidak masuk akal. Do Hoon terus menarik Yoo Jung hingga tas yang dibawanya terjatuh. Yoo Jung meronta dan memegang tangan Do Hoon.
“Bagaimana denganmu? Apa yang akan terjadi padamu?”
“Aku adalah jaksa untuk kasus ini.” Do Hoon menarik tangannya dan bersandar. “Bahkan bertemu denganmu sekarang adalah tindakan ilegal. Lagipula aku akan menyerah menjadi seorang jaksa. Bagaimana ini terjadi…” Do Hoon menutup matanya, menangis.
Yoo Jung tertegun. Dia lalu berjongkok mengambil dompetnya dan mengeluarkan daun (Aku lupa nama daunnya, yang ada 4 itu..) dari dalamnya. Dia bertanya apakah Do Hoon ingat pertama kali mereka bertemu, dan apakah Do Hoon ingat apa yang Do Hoon katanya padanya.
Flashback. Yoo Jung bekerja di pom bensin. Dia di marahi bosnya karena salah mengisi bensin ke mobil diesel, yang mengakibatkan bosnya merugi. Yoo Jung sudah minta maaf seperti yang diminta bosnya, tapi bosnya tetap akan memotong gaji Yoo Jung.
“Tolong jangan. Anda tahu situasi saya sekarang.” Yoo Jung memohon dan hampir menangis.
“Aku tidak tahu situasimu, tapi apa yang akan kau lakukan mengenai situasiku?” si bos masih tidak mau tahu alasan Yoo Jung.
Tiba-tiba muncul Do Hoon dan berkata: “Menurut hukum sipil 756, orang yang bekerja untuk orang lain, jika karyawan saat melakukan bisnis merugikan orang ketiga, dinyatakan majikan memiliki tanggung jawab untuk mengimbanginya. Untuk mengatakannya dengan mudah, itu artinya majikan juga memiliki tanggung jawab. Setelah kendaraan dihidupkan, bahkan ada contoh kasus, dimana pengemudi juga bertanggung jawab untuk 20% karena kelalaiannya.”
“Kau…kau siapa?” tanya si bos.
Do Hoon mendekat pada Yoo Jung, “Saya pacarnya.”
Do Hoon duduk dibangku halte. Yoo Jung datang menghampirinya dan mengucapkan terima kasih atas bantuan Do Hoon. Lalu Yoo Jung bertanya kenapa Do Hoon membantunya.
“Tidak ada alasan untuk membantu seseorang.” Jawab Do Hoon.
“Lalu kenapa kau mengatakan kau adalah pacarku?” tanya Yoo Jung lagi.
“Karena jika aku bilang aku tidak mengenalmu, dia mungkin menyuruhku untuk pergi.”
Yoo Jung bilang Do Hoon bisa mengaku sebagai kakaknya. Tapi kata Do Hoon mereka tidak mirip. Yoo Jung menatap Do Hoon, yang membuatnya salah tingkah.
“Kau tidak pernah kalah dalam berargumen, kan?” tanya Yoo Jung.
Do Hoon: “Belum.”
Yoo Jung: “Aku kira kau akan selali menang saat kau menjadi seorang jaksa.”
Do Hoon: “Aku kira mungkin begitu.”
Yoo Jung: “Lalu, apa kau akan membantuku jika aku berada dalam situasi tidak adil?”
Do Hoon: “Aku akan membantu semua orang yang tanpa uang dan kekuasaan.”
Yoo Jung: “Bagaimana dengan orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan?”
Do Hoon: “Orang-orang seperti itu menemukan jalan mereka sendiri untuk bertahan sendiri.”
Yoo Jung lalu bertanya bagaimana jika Do Hoon berpura-pura tidak mengenalnya saat dia berkunjung. Do Hoon memberikan daun itu, dan mengatakan pada Yoo Jung untuk membawa daun itu saat menemuinya, maka dia akan berpura-pura mengenal Yoo Jung. Do Hoon lalu berlari masuk ke dalam bis yang akan dia tumpangi. Yoo Jung melihat daun yang dilaminating itu dengan tersenyum. Flashback end.
“Ingatkan kau mengatakan padaku untuk datang dengan ini saat ada sesuatu yang tidak adil?” Yoo Jung menunjukan daun itu pada Do Hoon. “Bantu aku. Aku rasa pacarku dengan tidak adil akan ditetapkan sebagai pelaku tabrak lari. Untuk saat ini, aku bilang akulah pengemudinya. Jadi…Oppa, tolong selamatkan pacarku.”
“Yoo Jung…”
“Kau akan membantu, kan?” Yoo Jung menangis.
“Saat didakwa, kau harus pergi ke persidangan. Itu bisa berjalan salah. Tabrak lari minimal 5 tahun penjara. Apa kau tahu apa artinya itu?” Do Hoo juga menangis.
“Aku percaya padamu.” Ujar Yoo Jung yakin.
Do Hoon akan membantahnya lagi, tapi tidak dilanjutkan. Yoo Jung merapikan dasi Do Hoon dan memuji Do Hoon yang terlihat tampan. “Mendaki selangkah demi selangkah untuk menggapai mimpimu, itu adalah cara yang sangat mengagumkan. Selama ini kau sudah bekerja begitu keras untuk berada disini, aku lebih tahu itu daripada siapapun. Aku tidak bisa membuangnya kali ini karena sesuatu yang tidak adil seperti ini.” Yoo Jung menaruh daun itu ke genggaman tangan Do Hoon.
“Lalu untuk apa semua waktu yang telah kau lalui dengan bekerja keras?” tanya Do Hoon cepat.
“Mimpiku hanya bisa digapai saat kau bersamaku. Menundanya untuk sementara waktu seperti ini tidak akan membuatnya menghilang. Aku mencintaimu. Lebih daripada diriku sendiri. Aku percaya padamu. Kau juga percaya padaku, kan? Aku yakin ada kesalahan. Kita tahu ini tidak benar. Jadi lindungi aku.”
***
Bersambung ke bagian 2
Komentar:
Aku heran dengan Do Hoon, kenapa dia tidak mengatakan yang sebenarnya pada Yoo Jung, kalau sebenarnya dia menemukan Ji Hee yang terkapar di pinggir jalan saat kecelakaan itu. Padahal Yoo Jung sangat percaya pada Do Hoon. Andai saja Yoo Jung tahu yang sebenarnya, mungkin dia akan berpikir lagi untuk menggantikan Do Hoon. Karena Do Hoon memang bersalah meninggalkan Ji Hee yang terluka. Mungkin jika dia segera dilarikan ke rumah sakit, Ji Hee akan tertolong. Dan jika Yoo Jung tahu, tidak mungkin dia akan memperbaiki mobilnya.
Kenapa begitu? Karena sepertinya kejadian kecelakaan itu yang akan menjadi SECRET (rahasia) yang menjadi inti cerita di drama ini. Bahkan di forum ada yang berspekulasi jika Ji Hee sebenarnya sudah terluka sebelum ditemukan Do Hoon. Karena kejadian tabrakan itu tidak digambarkan jelas adegan Ji Hee yang tertabrak. Hanya mobil yang menabrak barang-barang di tengah jalan saja.
Wahwahhhh...mkin penasaran nich klnjutan crtax....
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya...
Semngat mbk mumu~^
daun semanggi
ReplyDeletedaun semanggi
ReplyDeleteBakalan perlu banyak tissue ni T_T makasi mba mumu
ReplyDeletesmangat mbak mumu bwt lanjutin sinopsisny..biar yg lain heboh sm the heirs tp aq pst ngikutin drama ini krn ada ji sungny,hehe...
ReplyDeleteMakasiiiii episode 2 udh diposting semangat ya mba buat sinopsisnya hwaiting aja aja
ReplyDeleteKu sukaaaaa sinopsisnya mba mumu.. Ditunggu ya mba selanjutnya
ReplyDeleteYaaa penasran bngat ama ini drama ..apa lgi yg melo drama..suka am ni drama..lnjut trs y mbk mumu
ReplyDeleteSemngattttt.
Yaaa penasran bngat ama ini drama ..apa lgi yg melo drama..suka am ni drama..lnjut trs y mbk mumu
ReplyDeleteSemngattttt.
Yaaa penasran bngat ama ini drama ..apa lgi yg melo drama..suka am ni drama..lnjut trs y mbk mumu
ReplyDeleteSemngattttt.
Ni drama secreet kayanya bakalan melo y mba.. Tapi ku suka krn ada ji sung, makasi mba mumu udh buat sinopsisnya.
ReplyDelete~farah~
Tipe drama favoritku. Alur cerita nggak bisa ditebak. Jadi trus bikin penasaran. Kayak ketagihan aja. Makasih unnie milih bikin sinop secret daripada the heirs.
ReplyDelete({})♡̷̬̩̃̊˚˚♥♍άKα§îîîîîĦ♥˚˚♡̷̬̩̃̊({}) mbak sinopsisnya,
ReplyDeleteLanjutkan,hehe,smngat mbak,kya na secret bakal melow bgt nih,heirs udah mnis bgt mbak,jdi aq bkal rajin ksni,((y)ˆ⌣')(y).
Makasi mbak udh buat sinopsis secreet , kayaknya bakalan cinta segi empat ni, hahaha tapi banyakan nangisnya ni kayanya hikss bayangin yoou jung dipenjara
ReplyDeleteBunda keiyla
akhirnya keluar juga episode 2..semangat mumu!!!
ReplyDeletemgkin ji hee sdh dianiaya oleh suruhan ayah'a min hyuk,,,coz klihatan ayah'a min hyuk tdk suka hubungan min hyuk dan ji hee dan pas kjadian tabrakan tdk digambarkan jelas// dan itu nanti'a jadi awal kisah cinta min hyuk dan yoo jung krn pengkhianatan doo hon,,
ReplyDeletethanks dah bt sinop'a :)
bak mumu ayo semangat bkn sinopsisny aq pasti akn selalu menantikan sinopsis SECRET ini. . .SEMANGAT ba ^_^
ReplyDeletePenasaran apa yg akan membuat Min Hyuk jatuh cinta sama Yoo Jung....
ReplyDeleteitu namanya daun semanggi belah empat (four-leaf clover) ^^
ReplyDeleteGomawo noona,, postingan kali ini bikin aq tambah penasaran,, kasian yoo jung,, baru aja dilamar,, sebelum nikah malah musibah yg keburu datang duluan T.T
Semoga noona gk kehilangan semangat dan stop bikin sinopsisnya.. ditunggu postingan selanjutny,, fighting ^^
asyik...mb Mumu buat sinop yg lain lagi drpd blog yg berebutan mau buat sinop the heirs.....semangat yah mb....
ReplyDeletewahh lee da hee pas di IHYV main sma istrinya ji sung sekarang ketemu suaminya lee bo young hehe,,,
ReplyDeleteji hye knapa kabur yah pas tau min hyuk nyusul??
knpa ji hee pisah ma min hyuk yah??
kpa lagi g bilang lgi hamil pdahal kan mereka saling jatuh cinta,,
ikhh doo hoon.y jahat bgtt,,,
egoiss,,,kaya jae hee di nice guy,,,
mbakk teruskan ga bakal nyesel, siap2 tisu jangan lupa... sampai episode enam udah mewek ga keitung... cerita ga ketebak dan ratingnya ngalahin Heirs.. wat tmn2 pcaya ga bkl nyesel nonton ni drama.. coz so far ni drama daebak bngt..
ReplyDeleteklo menurut ku knpa do hoon gak tanggung jawab karna dia merasa gak menabrak orang, n trnyta yg dia rasakan dgn kenytaan nya beda,do hoon mlihat ada tubuh ji hee >< karna mngkn merasa dia gak nabrak jd do hoon pergi n gak bilang apa " ke yoo jung!! hhhikz klo udah cinta mati mngkin semuanya bakalan di lakuin kali ya smpe berkorban bberapa tahun di penjara ㅠ klo sampe yoo jung dikhianati sama do hoon smfaaahh bakalan nangis darah kayanya aku :((
ReplyDeleteAmanda
Dear all, aku lg mau nonton di youtube, tp kok pake keywords Secret Love malah nongol-nya film secret love yg lain..., palingan cuma ktemu trailer, ost. sama behind the scene-nya doank...klo ada yg tau key wordsnya mohon info ya...thx... :)
ReplyDeleteSecret aja, jangan pake Love.. kalo secret love drama-nya KARA.. tapi gtw juga sih, cz jarang buka utub, :)
Deletedicoba aja kdrama secret, :)