BRIDE OF THE CENTURY Episode 11 – 3

Setelah bertemu Jae Ran untuk melakukan perjanjian dan bertemu Doo Rim untuk melarangnya menemui Kang Ju lagi, Ny Myung Hee mengunjungi ibunya di rumah sakit. Ny Myung Hye berbicara pada ibunya yang berbaring.

“Kenapa kau berbuat seperti itu, Ibu? Tidak seharusnya demi aku kau berbuat seperti itu. Gara-gara aku kau jadi orang yang berdosa. Bagaimana kau suruh aku meneruskan hidupku?” Ny Myung Hee menangis. “Aku hanya ingin menjadi seorang putri yang tidak mempermalukanmu. Tapi apa ini semua? Aku telah menjadi orang berdosa yang telah menodai hidupmu. Ibu...”

Ny Myung Hee menangis semakin kencang dan memeluk Ny Seo.

Ny Seo membuka matanya sebentar, lalu memejamkannya lagi. Ny Seo menitikkan air mata. Dia berkata dalam hati, ” Maafkan aku, Myung Hee. Semuanya adalah kesalahanku. Akulah yang telah membuatmu menjadi begini. Kau bisa mempercayai adanya kutukan itu, juga gara-gara aku. Maafkanlah aku, ibumu yang bodoh dan tidak berharga ini.”

***

Nenek mengantar Doo Rim ke depan pintu restoran. Doo Rim hendak pergi ke rumah sakit lagi. Nenek membawakan makanan untuk Doo Rim dan mengingatkan Doo Rim harus makan dengan benar, jangan sampai kelaparan. Karena orang yang sedang merawat orang lain tidak boleh kehilangan kekuatannya. Doo Rim meminta nenek agar tidak khawatir.

“Direktur Jang bukanlah orang yang gampang roboh. Dia pasti akan segera sembuh.” Ujar nenek menenangkan Doo Rim.

“Tentu saja. Oppaku adalah orang yang sangat kuat.” Doo Rim tersenyum.

Doo Rim kemudian pamit dan melarang nenek mengantar hingga keluar. Nenek menurut.

Doo Rim berjalan menjauh. Dari belakang muncul si cenayang memperhatikan Doo Rim.

“Tidak terlihat mirip setan, sepertinya memang orang yang masih hidup. Apa yang terjadi sebenarnya?” Si cenayang bingung karena sebelumnya yang dia tahu aura kematian menyelimuti Doo Rim.

***

 

Di rumah sakit. Ternyata ada Jae Ran di ruangan Yi Hyun. Doo Rim terlihat kesal melihat Jae Ran. Jae Ran kemudian berkata sambil membelakangi Doo Rim kalau dia meminta tolong agar Doo Rim menjaga Yi Hyun, karena sepertinya yang dibutuhkan oleh Yi Hyun sekarang ini bukan mereka tapi Doo Rim. Asalkan Doo Rim bersedia, Doo Rim boleh pergi ke mana juga bersama Yi Hyun. Jae Ran juga bisa membantu Doo Rim mencari tempat yang bisa mengobati Yi Hyun.

Doo Rim berbalik dan berkata dengan emosi, “Tidak usah berpura-pura peduli terhadap Oppa. Kau hanya berniat menyingkirkanku, jauh-jauh darimu.”

“Kau kira Yi Hyun menjadi seperti ini karenaku? Jika kau tidak serakah, Yi Hyun tidak akan menjadi seperti ini.” Jae Ran menumpahkan kesalahan pada Doo Rim.

“Benar. Aku berjuang karena ingin mendapatkan Kang Ju. Akhirnya menjadi seperti ini. Bisa jadi sekarang ini aku sedang dihukum dikarenakan keserakahanku itu. Kenyataan yang harus kuhadapi begitu kejam. Apa yang lebih menakutkan daripada sebuah kutukan? Demi keuntungan yang ada di depan mata, menerjang bagaikan binatang buas. Orang-orang yang menyebut dirinya manusia bukanlah manusia...”

“Ada satu hal yang harus kau ingat baik-baik. Jika kau berani memiliki ide apapun, aku tidak bisa menjamin keselamatan nenekmu dan temanmu Jin Joo.” Jae Ran mengancam Doo Rim.

Doo Rim merasa kasihan sekali pada Jae Ran yang mengabaikan putranya dan menghancurkan kehidupannya. Doo Rim bertanya-tanya apa yang sebenarnya diinginkan Jae Ran. Jae Ran tersenyum tanpa dosa. Menurutnya, mungkin Doo Rim tidak bisa mengerti karena dulu Doo Rim hidup di dunia yang berbeda dengan mereka.

“Jika dunia yang kalian maksud itu adalah dunia yang seperti ini, sekalipun aku dibayar untuk bergabung bersama kalian, aku juga tidak sudi. Kalian pasti tidak berharap, aku terlibat di dalam dunia kalian, bukan? Sebenarnya aku juga tidak sudi terlibat dengan kalian. Tapi aku tetap tidak akan mengampuni kalian. Diriku yang mengambil keputusan dikarenakan oleh keserakahan pun tidak dapat kuampuni. Mana mungkin aku bisa mengampuni kalian? Sampai aku bisa mengampuni diriku sendiri, aku akan membayar hutangku pada Oppa. Walaupun aku tidak tahu jika aku sanggup melunasinya atau tidak menggunakan segenap hidupku.”

Doo Rim benar-benar emosi. Dia pasti sangat membenci Jae Ran, yang hanya tersenyum sinis menanggapi semua perkataan Doo Rim tadi.

Doo Rim kemudian berbalik menatap Yi Hyun yang terbaring dengan perasaan sedih.

***

 

Kang Ju dan Yi Kyung jalan bersama di mall. Kang Ju bertanya pada Yi Kyung perihal Yi Hyun yang tidak menerima telponnya, apakah Yi Hyun sibuk sekali. Yi Kyung bingung, namun akhirnya beralasan kalau Yi Hyun pergi ke Dubai beberapa hari yang lalu untuk mengurus keluhan yang datang dari pihak pembangunan disana. Kang Ju menyayangkan dia tidak bisa bertemu Yi Hyun sebelum berangkat, karena ke luar negeri mungkin Yi Hyun akan lama.

Yi Kyung kemudian bilang kalau Yi Hyun sudah menelpon dan nanti setelah dia pulang, dia mau mengajak Kang Ju minum-minum. Kang Ju tersenyum dan melanjutkan jalannya. Yi Kyung merasa lega karena Kang Ju percaya dengan apa yang dikatakannya.

Kang Ju dan Yi Kyung menaiki tangga eskalator. Kang Ju menatap mesra Yi Kyung, bahkan membetulkan letak rambutnya. Dari jauh seseorang melihat mereka, Doo Rim. Kang Ju yang mungkin merasa diperhatikan menoleh. Doo Rim pun langsung membelakangi Kang Ju.

Doo Rim terlihat sedih, dia berkata dalam hatinya.

“Benar… tatapan mataku, suaraku, desahan nafasku... Janganlah kau kenang. Di sisi orang lain selain diriku, kau bisa memperlihatkan senyuman penuh kebahagiaan... Itu sudah lebih dari cukup. Jaga dirimu baik-baik. Selamat tinggal.”

Doo Rim kemudian menggantungkan cincin pernikahannya di ranting pohon hiasan mall.

Setelah Doo Rim pergi, muncul Roo Mi dan melihat cincin itu.

***

Yi Kyung sedang minum teh bersama Kang Ju di kantoran. Kemudian Roo Mi masuk. Yi Kyung menyapa Roo Mi, sudah lama tidak bertemu. Roo Mi dengan sinis membenarkan. Karena Roo Mi sudah memberikan selamat pada Kang Ju, maka Roo Mi tidak akan melakukannya. Roo Mi kemudian memuji Yi Kyung yang terlihat ceria dan bahagia. Yi Kyung berterima kasih.

“Tapi kenapa cincinnya tidak kau kenakan? Bukankah itu adalah couple ring? Hanya Oppa sendiri yang pakai.” Ucap Roo Mi, membuat Yi Kyung menyembunyikan jarinya.

Roo Mi kemudian berkata pada Kang Ju, “Oppa, jangan-jangan cincin itu kau sematkan ke jari wanita lain.”

Kang Ju menoleh. Maka Roo Mi pun berkata kalau dia hanya bercanda, mana mungkin di dunia ini ada pria yang tidak mengenali pasangannya sendiri. Roo Mi kemudian menaruh dokumen yang harus ditandatangani Kang Ju di meja dan keluar. Kang Ju melirik Yi Kyung.

Di luar, Roo Mi melihat cincin Doo Rim yang kini ada di tangannya.

***

Yi Kyung minum untuk menghilangkan kegugupannya. Kang Ju pun bertanya kenapa dengan cincinnya. Yi Kyung bingung mau menjawab seperti apa. Kang Ju berkata jangan-jangan Yi Kyung berpura-pura menjadi wanita single di belakangnya. Yi Kyung tersenyum dan meminta maaf, cincinnya tertinggal di rumah.

“Akhir-akhir ini kau aneh sekali. Hari itu waktu di vila kau masih bilang ada yang mau kau ceritakan. Apa yang mau kau katakan waktu itu?” tanya Kang Ju penasaran.

“Tidak apa-apa.” Ujar Yi Kyung.

“Apanya tidak apa-apa? Kau serius sekali waktu itu. Mungkinkah ada pria lain yang kau sembunyikan di suatu tempat?” selidik Kang Ju.

Yi Kyung menghentikan Kang Ju bertanya lagi dan mengingatkan kalau ibu dan ayah sudah menunggu mereka.

***

Doo Rim pulang ke restoran dengan wajah sedih. Dia melihat nenek ada di dalam restoran. Doo Rim masuk dengan wajah lebih ceria dan menyapa nenek, “Nenek aku sudah pulang.”

“Oh, kau sudah pulang.” Nenek menyambut Doo Rim.

Tapi nenek tak bisa dibohongi, dia tahu ada yang lain di diri Doo Rim, “Kenapa kelihatan lemas begitu? Mananya yang sakit?”

“Mana ada sakit? Aku hanya sedikit kelelahan.” Kilah Doo Rim.

Doo Rim kemudian masuk ke dapur. Dia melamun. Dia masih bersedih harus berpisah dengan Kang Ju. Doo Rim berusaha menahan tangisnya. Dia kemudian menggunakan celemek dan mencuci tangan.

Doo Rim mengiris bawang untuk mengalihkan perhatiannya. Tapi tidak bisa, Doo Rim tidak bisa menahan kesedihannya lagi.

Doo Rim menangis dan terduduk di lantai.

***

Si cenayang sedang makan ayam goreng. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengambil ayam gorengnya. Itu adalah si arwah penunggu rumah. Cenayang langsung berlutu hormat dan bertanya ada keperluan apa hingga arwah itu berkunjung. Arwah memuji cenayang yang bisa makan enak, sementara selama seratus tahun lebih, semangkuk nasi pun dia tidak dapat makan.

Si cenayang menawarkan ayam gorengnya. Tapi si arwah marah cenayang menyuruhnya makan makanan duniawi yang kotor begitu. Cenayang buru-buru minta maaf.

Arwah menghela nafas, “Sepertinya tahun ini aku juga tidak akan kebagian makanan pesta. Pada akhirnya anak itu tidak berhasil melewati dinding realitas.” (Si arwah curhat, hehe..)

“Itu... berhubung Anda telah menyinggung sedikit, hamba dengan lancang akan meneruskannya. Bukankah Anda pernah bilang jika sesuatu yang buruk akan menimpa anak itu? Tapi sampai sekarang dia masih sehat-sehat saja.”

“Lalu?”

“Mana boleh Anda memberitahu saya ramalan yang salah? Jika saya terpuruk, Anda bisa tanggung jawab?” cenayang berkata dengan suara agak keras.

“Kau berani menyanggah? Jika kau keberatan, aku bisa cari tempat lain.”

“Jika Anda pergi begitu saja, bagaimana nasib hamba?” cenayang buru-buru minta maaf, tapi si arwah sudah pergi. “Hamba telah melakukan kesalahan besar. Maafkan hamba. Anda tidak akan mengabaikan saya bukan? Anda harus kembali lagi!”

***

Malam hari di kediaman Choi. Ternyata tadi Yi Kyung dan Kang Ju berbelanja di mall. Yi Kyung membelikan ayah sebuah sweater. Tuan Chpi mencoba memakainya. Yi Kyung bertanya apakah ayah menyukainya. Ayah sangat menyukainya, dan alangkah baiknya jika itu dia pakah saat pergi jogging.

“Saat mau pergi jogging, jangan lupa ajak aku, ayah.” Ujar Yi Kyung berusaha akrab dengan Tuan Choi.

“Baik. Jika ada teman untuk ngobrol, tidak akan merasa bosan.”

Kang Ju kemudian meminta ibunya untuk mencobanya juga. Kang Ju memberitahu, setelah berkeliling 3 kali di mall, Yi Kyung baru berhasil menemukannya. Dia bahkan juga ditarik untuk menemani Yi Kyung keliling 2 jam. Tuan Choi juga meminta istrinya untuk mencoba, dia ingin melihatnya. Tapi Ny Myung Hee tampak tidak terlalu senang.

“Kang Ju yang bilang padaku jika ibu suka syal.” Yi Kyung kemudian duduk disamping Ny Myung Hee memintanya mencoba syal yang dia belikan.

Ny Myung Hee menolak, lain kali saja. Tapi Yi Kyung tak mendengarkan dan mengeluarkan syalnya. Yi Kyung mencoba memakaikannya pada Ny Myung Hee. Ny Myung Hee menepis, “Sudah kubilang lain kali saja.”

Yi Kyung terdiam. Ny Myung Hee melihat ke arah anak dan suaminya, lalu pergi dari sana.

Ny Myung Hee minum air putih di dapur. Dia sepertinya masih tidak bisa terima Yi Kyung menjadi menantunya. Yi Kyung kemudian menghampiri Ny Myung Hee.

“Ibu, tolong jangan membenci aku. Aku tidak mengharapkan hubungan mertua menantu yang akrab. Tapi tolong jangan mengabaikanku, kalau seperti itu nanti akan memalukan kita berdua.”

Ny Myung Hee menoleh tidak suka, “Lalu?”

“Nenek juga tidak mengharapkan Ibu bersikap terlalu kaku. Nenek demi Ibu, telah melakukan hal yang telah dilakukannya. Ibu juga begitu, kan? Karena ingin mencari pendamping yang lebih baik buat Kang Ju, telah menganggap nyawaku sebagai sebuah lelucon. Dan sekarang sedang membayar hutang atas perbuatanmu itu.”

Ny Myung Hee tak bisa mengatakan apapun setelah mendengar ancama tak langsung yang dilontarkan Yi Kyung padanya.

***

Yi Kyung dan Kang Ju berada di kamar Kang Ju. Yi Kyung melihat-lihat gambar dan bertanya sejak kapan Kang Ju menggambar dengan pensil (sketsa). Kang Ju bilang dia mulai menggambar sejak SD, da n hanya sekedar hobi. Kang Ju berjalan ke tengah ruangan kamar.

Dia kemudian teringat saat “Yi Kyung” pertama kali masuk ke kamarnya.

Kang Ju tertawa. Yi Kyung pun bertanya apa yang Kang Ju tertawakan.

“Kau sudah lupa hari itu? Kau disini melakukan 'one man show'. Loncat sana sini sambil bikin onar. Waktu itu hanya aku seorang yang lihat. Sayang sekali.”

Yi Kyung sebenarnya tidak tahu apa yang Kang Ju maksud, tapi dia meminta Kang J untuk tidak mengungkit masa lalu. Kang Ju mengiyakan, Yi Kyung pasti tidak bersedia mengingat sejarah kelamnya itu.

“Iya. Aku sama sekali tidak ingat.”

“Oh ya? Kalau begitu mari kubantu kau untuk mengingatnya.”

Kang Ju kemudian mendorong Yi Kyung hingga terpojok ke dinding. Yi Kyung terkejut dan bertanya apa yang dilakukan Kang Ju. Karena Yi Kyung belum mengingatnya juga, Kang Ju menutup mata dan mendekatkan wajahnya, hendak mencium. 

Tok tok… Butler Jang membuka pintu, dan terkejut melihat posisi Kang Ju dan Yi Kyung. Lalu dengan polosnya dia bertanya, “Mau aku tutup kembali pintunya?”

Kang Ju tersenyum dan bertanya apa keperluan Butler Jang. Ternyata Butler Jang datang untuk memberitahu kalau makan malam sudah dipersiapkan. Butler Jang pun permisi.

Kang Ju tertawa. Yi Kyung langsung mengajak Kang Ju keluar.

Kang Ju pun tampak sedikit heran, kenapa Yi Kyung tidak mengingat kejadian itu. Padahal waktu itu Doo Rim balik menyerang Kang Ju karena tidak mau dicium.

***

Kang Ju mengantarkan Yi Kyung pulang. Saat melewati warung tenda, Kang Ju memundurkan mobilnya dan mengajak Yi Kyung makan disana dulu.

Mereka pun duduk di tenda. Ahjumma menghidangkan makanan pesanan Kang Ju. Yi Kyung heran Kang Ju masih bisa makan makanan seperti itu. Kang Ju tidak membalas perkataan Yi Kyung, dia mengambil sundae dan menyodorkannya pada Yi Kyung. Kang Ju meminta Yi Kyung mencicipinya.

Yi Kyung menolak, “Aku tidak bisa makan sundae. Mencium baunya saja aku sudah mual.”

“Bukankah kau, begitu menyinggung sundae, langsung kegirangan?” Kang Ju heran, “Kalau tidak mau makan, jangan dimakan. Untukku saja semuanya.”

Kang Ju melahap udonnya, sementara Yi Kyung menatap Kang Ju dengan khawatir. Kemudian Kang Ju melirik Yi Kyung, sepertinya menyadari sesuatu.

Kang Ju kemudian membawa Yi Kyung ke taman. Kang Ju bertanya apakah Yi Kyung masih ingat tempat itu. Dari semua yang ditunjukkan Yi Kyung padanya, Kang Ju bilang pertunjukan di tempat itu yang paling baik.

“Waktu itu kau memakai mantel bulu yang sekalipun di kutub utara, kau juga tidak akan mati kedinginan.” Kang Ju mengingatkan.

Kenyataannya, pada saat itu “Yi Kyung” tidak mengenakan mantel bulu, hanya mantel tak berlengan dan pakaian tipis.

Yi Kyung sebenarnya bingung apa yang dikatakan Kang Ju, tapi dia kemudian berkata, “Aku takut dingin. Aku ingat hari itu cuaca dingin sekali.”

Kang Ju melanjutkan, “Dan juga, waktu itu di atas kepalamu kau pakai sesuatu yang aneh.”

Waktu itu “Yi Kyung” menggunakan wig.

Tapi Yi Kyung berkata, “Topi itu? Itu adalah hadiah kelulusan dari ibuku. Aku suka sekali.”

“Lagipula waktu itu kau takut bajumu kotor, sampai kue yang kubeli dengan susah payah sama sekali tidak kau makan. Jelas-jelas aku sengaja membelikanmu kue tart organik.”

Kenyataannya “Yi Kyung” saat itu memakan kuenya dengan lahap sampai menawari Kang Ju juga.

Tapi Yi Kyung menjelaskan hal lain, “Makanan seperti itu mana bisa dimakan di tempat seperti ini? Karena pemberianmu, jadi begitu sampai di rumah, semuanya sudah habis kumakan. Jangan khawatir!”

Yi Kyung mengajak Kang Ju untuk pulang. Dia ingin menghindari pertanyaan Kang Ju lagi. Yi Kyung hendak berdiri. Tapi Kang Ju menahannya.

“Terakhir, masih ada satu hal penting yang tersisa.”

“Ada lagi…?”

Kang Ju meletakkan tangannya di bahu Yi Kyung. Yi Kyung melihat tangan Kang Ju dan terdiam. Kang Ju mendekatkan wajahnya seolah akan mencium. Yi Kyung menutup mata.

Kang Ju mundur lagi dan menatap tajam Yi Kyung, “Kau…siapa?”

***

Bersambung episode 12~ ^^

***

Sinopsis ini ditulis oleh saya sendiri. Jika ada kesamaan kata dan kalimat dengan recaper lain, harap dimaklumi, karena saya menggunakan subtitle Bahasa Indonesia dari DarkSmurfSub Indo. (Biasanya saya menggunakan subtitle English yang lebih cepat keluar, tapi kemarin yang keluar duluan malah yang Bahasa Indonesia)

***

Komentar:

Oke, Kang Ju ternyata pas tadi Yi Kyung tidak mau makan sundae, dan dengan keanehan beberapa hari ini yang dia rasakan pada Yi Kyung, membuatnya mengambil kesimpulan kalau Yi Kyung yang sekarang bukanlah “Yi Kyung”, maka dia pun mengetes Yi Kyung dengan kenangannya bersama “Yi Kyung” di taman itu.

Dan dari semua pernyataan Kang Ju yang memang mengatakan sebaliknya dengan kejadian sesungguhnya malah dibenarkan oleh Yi Kyung. Yang terakhir, saat Kang Ju meletakkan tangannya di bahu Yi Kyung dan saat akan menciumnya, Yi Kyung yang ini diam saja dan malah menutup mata. Padahal “Yi Kyung” memundurkan badannya saat Kang Ju meletakkan tangan dibahunya, dan “Yi Kyung” tidak menutup mata.

Maka Kang Ju pun yakin yang di hadapannya bukanlah “Yi Kyung.”

Ah, Kang Ju-ssi ternyata kau mengenali juga kalau dia bukan istrimu yang sesungguhnya.

Kecewa dengan Ny Myung Hee yang bisa di ancam dengan mudah oleh Jae Ran. Padahal kan dengan kekuasaannya, dia bisa saja menutupi hal yang akan Jae Ran bocorkan keluar tentang Ny Seo yang membunuh istri pertama Tuan Choi. Seharusnya Ny Myung Hee bisa menebus kesalahan Ny Seo itu dengan menerima Doo Rim.