BRIDE OF THE CENTURY Episode 13 – 1

Doo Rim menolak diajak Kang Ju untuk jujur pada Tuan Choi. Dia memilih untuk menemui Yi Hyun yang sudah sadar. Doo Rim langsung memeluk Yi Hyun dan menangis lega. Doo Rim berterima kasih karena Yi Hyun sudah sadar. Yi Hyun menepuk-nepuk punggung Doo Rim menenangkannya.

Dan ternyata Kang Ju mengikuti Doo Rim ke rumah sakit. Dia melihat Doo Rim dan Yi Hyun dari jauh. Kang Ju kemudian berbalik pergi. Dia bersandar sebentar di dinding lalu berjalan pergi.

***

Kang Ju mendengarkan rekaman Ny Seo waktu itu di ponsel Yi Kyung.

“Demi putriku... Dalam sekejab mata,aku telah menghancurkan hidup orang lain.”

Kang Ju tampak terkejut mendengarnya. Yi Kyung menjelaskan bahwa itulah alasan Ny Seo ingin bertemu dengannya. Kang Ju menebak itulah yang digunakan Yi Kyung untuk bertransaksi dengan ibunya. Yi Kyung tidak mengelak, karena ibu Kang Ju adalah orang yang paling takut kalau hal itu sampai diketahui orang banyak.

“Pilih satu hari untuk mengadakan konferensi pers lagi. Harus secepatnya! Walaupun kali ini yang disebarkan hanyalah foto-foto saat mengucap ikrar, tapi jika kejadian seperti ini terulang kembali, barang ini akan diserahkan ke dalam tangan media. Begitu hal ini sampai terekspos, Taeyang Group sudah pasti. Tapi apa yang akan terjadi pada Ayah dan Nenek?” ancam Yi Kyung.

“Jangan melibatkan orang lain!”

“Semua harapan berada di tanganmu, Kang Ju. Silakan ambil keputusan.”

Kang Ju tersenyum sinis, “Jelas-jelas tangan dan kakiku sudah terikat tidak dapat bergerak. Tapi masih bilang keputusan ada di tanganku. Terima kasih sekali padamu! Membuatku bisa melepaskanmu tanpa ada sedikitpun penyesalan.”

Kang Ju lalu meminta Yi Kyung ikut dengannya membereskan sesuatu. Yi Kyung berkata Kang Ju yang butuh pertolongan tapi sepertinya harga diri Kang Ju setinggi langit. Kang Ju meminta Yi Kyung untuk tidak sok wibawa didepannya, jika dia merasa tidak senang, semuanya akan dia hancurkan. “Apakah kau ingin seperti itu? Dengar baik-baik! Pada saat kedua belah pihak saling menarik tambang, jika aku memutuskan untuk lepas tangan, kau juga akan terjerembab. Jangan keterlaluan! Pikirkan dulu sampai di mana kemampuanmu sebelum melakukan tindakan.”

Kang Ju kemudian berjalan pergi.

***

Kang Ju bicara dengan ibunya. Sepertinya Kang Ju memberitahu kalau dia sudah tahu semuanya, alasan kenapa ibunya tunduk pada Jae Ran. Ny Myung Hee memegangi dadanya yang terasa sakit. Ny Myung Hee meminta maaf pada Kang Ju, dia masih berharap kalau Kang Ju tidak tahu. Ny Myung Hee tidak ingin Kang Ju ikut menderita.

“Jangan membenci nenek, semua ini salahku. Sampai terakhir pun aku tidak sanggup melepaskan ayahmu. Karena itulah Nenek...” Ny Myung Hee menangis.

“Jangan khawatir! Beban yang seharusnya Ibu tanggung sendiri, serahkan semuanya padaku sekarang. Cukup jika aku berubah pikiran.”

“Kang Ju-ya…”

“Jangan sampai Ayah tahu. Ibu bukannya tidak tahu, Orang yang paling menderita pasti adalah ayahku. Aku sama sekali tidak takut jika kenyataan ini sampai terekspos. Jika memang telah bersalah, sudah sepatutnya membayar harga dari kesalahan tersebut. Tapi, aku paling takut jika ayah sampai tahu. Seumur hidup ayah, beliau selalu dihantui oleh masalah ini. Selama ini beliau hidup di dalam sebuah penjara yang bukan penjara. Jangan sampai penderitaan ayahku bertambah.”

Ny Myung Hee tertunduk sedih.

***

Kang Ju mengintip ayahnya yang sedang minum obat ditemani Yi Kyung. Kang Ju benar-benar khawatir. (Andai Kang Ju tahu kalau Tuan Choi sudah tahu..)

***

Yi Kyung membawa nampan berisi obat dan air bekas Tuan Choi minum obat. Ahjumma Ahn menyapa Yi Kyung dan bertanya alasan konferensi pers bisa sampai gagal, apakah karena Yi Kyung bertengkar dengan Kang Ju. Ahjumma Ahn bertanya kenapa mereka sampai bertengkar, bukankah seharusnya sekarang adalah saat-saat paling manis. Ahjumma Ahn bertanya khawatir ada masalah besar apa yang membuat konferensi pers gagal.

Yi Kyung menaruh nampan dengan kasar, lalu dia berkata dengan nada tinggi, “Sepertinya Ajumoeni merasa aku adalah orang yang gampang didekati. Selama Ajumeoni masih bekerja di rumah ini, tolong hormati aturan antara atasan dan bawahan! Kita itu bukan teman. Hal-hal kecil seperti itu tidak perlu diperbincangkan. Jika ingin ngobrol, cari dan ngobrol dengan temanmu! Pada saat berbicara denganku, perhatikan kata-katamu.”

Ahjumma Ahn syok mendengar Yi Kyung bicara, “Itu... aku… karena khawatir...”

“Sejak kapan aku menyuruhmu mengkhawatirkanku? Mulai sekarang, tidak usah mengurusi urusan kami. Kerjakan pekerjaan rumah dengan benar! Bukankah itu yang seharusnya Ajumeoni lakukan?” Yi Kyung kemudian keluar dari dapur.

Ahjumma Ahn masih syok dengan perlakukan Yi Kyung itu. Butler Jang masuk dan bertanya kenapa istrinya itu terlihat linglung. Ahjumma Ahn bingung, kenapa Yi Kyung benar-benar bisa berubah. Ahjumma Ahn merasa benr-benar aneh. Kecuali wajahnya, semuanya terasa berbeda. Tatapan matanya, ekspresinya, nada bicaranya, semuanya berbeda.

Ahjumma Ahn bertanya apakah suaminya tidak merasa ada yang aneh. Butler Jang berkata Ahjumma Ahn mulai lagi, tiap hari mengatakan hal tidak berguna. Ahjumma Ahn kesal, “Dengarkan aku! Kau tahu dia barusan bilang apa padaku?”

***

Yi Hyun sedang melihat berita tentang Kang Ju di ponsel. Lalu masuk Jae Ran. Jae Ran bersyukur kondisi Yi Hyun bisa membaik sejauh itu. Yi Hyun memalingkan wajah, tak menatap Jae Ran. Jae Ran menegur, apakah sekarang Yi Hyun juga tak sudi melihat wajahnya.

Yi Hyun menoleh, “Selama ini aku selalu berusaha. Bertahun-tahun selama aku tinggal di rumah Ibu, demi bisa mendapatkan status seperti seorang anak kandung dan oppa kandung, aku mendekatkan diri padamu dan Yi Kyung. Tapi Ibu malah...”

“Jika benar kau adalah oppa kandung Yi Kyung, mungkinkah kau berdiri di pihak Doo Rim? Kau yang telah mengabaikan kami. Bukan kami yang mengabaikanmu.”

 

“Aku sama sekali tidak menyangka Ibu adalah orang seperti ini. Bagaimana mungkin...” Yi Hyun berkaca-kaca.

“Baiklah, bencilah padaku. Bencilah aku dari dalam hatimu sampai mati. Jika dengan cara itu, akan membuat hatimu terasa lebih lega. Sepertinya, aku yang telah menjadi ibumu selama 20 tahun lebih, hanya bisa memberikan ini sebagai hadiah terakhir bagimu. Dari hari pertama kau tiba ke rumahku, Kau adalah seorang yang tidak nangis dan tidak ribut. Sekalipun aku tidak bilang apa-apa, kau adalah anak yang patuh. Tidak perlu dimarahi, dan tidak perlu aku sampai emosi. Aku juga tidak pernah memukulmu. Mungkin itu yang membuat adanya jarak yang memisahkan hati kita.”

Jae Ran meminta Yi Hyun beristirahat dan berbalik pergi. Yi Hyun menghentikannya dengan berkata haruskah Jae Ran sejauh itu. Yi Hyun tahu kalau Jae Ran yang membocorkan foto itu pada media, dan seharusnya itu sama sekali tidak termasuk dalam rencana Jae Ran, karena Jae Ran sama sekali tidak menyangka kalau Kang Ju akan mengacaukan konferensi pers. Jae Ran bilang, walaupun terjadi sedikit masalah, tapi pasti akan bisa diselesaikan. Yi Hyun menilai Jae Ran benar-benar percaya diri, bagaimana Jae Ran bisa begitu yakin.

“Menurutmu hanya berdasarkan beberapa foto, aku berani bertindak seperti ini? Berhubung lawanku adalah Taeyang Group, hal sepele itu tidak akan membawa dampak apapun. Aku hanya membiarkan mereka mencicipi sedikit bumbu. Tapi ternyata Kang Ju bersedia merendahkan diri, dan menyerah padaku.”

Jae Ran juga menyarankan Yi Hyun untuk lebih baik tidak memikirkan apapun dan merawat kesehatannya dengan benar. Yi Hyun harus sembuh sebelum pernikahan Yi Kyung. Bagaimanapun juga, Yi Hyun adalah oppa Yi Kyung satu-satunya. Setidaknya dia harus memegang tangan Yi Kyung menuju altar. Yi Hyun terdiam.

***

Kang Ju sedang mengerjakan sesuatu di kantornya. Kemudian Roo Mi masuk dan menyerahkan sebuah dokumen. Kang Ju acuh pada Roo Mi, tak peduli dengan kehadiran Roo Mi disana. Roo Mi kemudian berkata pada Kang Ju untuk jangan mencoba terlalu keras untuk tidak menunjukkannya di hadapannya. Kang Ju masih diam, dan fokus pada pekerjaannya.

“Sudah kubilang jangan bersikap seolah-olah tidak ada masalah apapun! Aku bisa khawatir kalau begitu.”

Kang Ju masih diam. Maka Roo Mi pun berbalik pergi. Tapi kemudian Kang Ju berkata, apakah menurut Roo Mi dia sedang berusaha keras untuk tidak menunjukkannya. Roo Mi berbalik kembali menghadap Kang Ju.

“Aku adalah penerus Taeyang Group. Menurutmu hanya dikarenakan sebuah barang palsu, aku akan membahayakan perusahaan? Hal sepele seperti ini sama sekali tidak ada artinya. Justru karena hal itu sama sekali tidak ada artinya, makanya aku bersikap seperti tidak ada masalah apapun.”

Roo Mi bilang dia mengerti, lalu beranjak keluar. Dan Kang Ju kembali fokus pada pekerjaannya.

***

Kang Ju menghdapan Tuan Choi, memberikan laporan. Menurut Kang Ju walaupun penjualan dan laba naik 5.4 % dari tahun lalu, tapi alasan kenapa nilai peningkatan tidak signifikan adalah dikarenakan bagian manajemen membuat keputusan personil yang salah. Kang Ju menyarankan untuk merestrukturasi staf manajemen dan cabang penjualan yang lebih rendah, juga pembuatan program baru. Tuan Choi menyuruh Kang Ju melakukan sesuai dengan rencananya.

Tuan Choi menatap Kang Ju, mungkin menyadari ada yang lain, “Tidak ada lagi yang ingin kau katakan? Akhir-akhir ini kau bekerja begitu keras. Apakah dikarenakan ada alasan lain?”

“Bukan begitu. Karena akhir-akhir ini aku terlalu banyak bersantai, karena itu aku ingin bekerja dengan baik.”

Kemudian Kang Ju pamit.

***

Yi Kyung datang ke kantor Kang Ju, dia menegur Kang Ju yang tidak menghiraukan kedatangannya. Kang Ju bertanya apa yang membuat Yi Kyung kesana. Karena hari itu Yi Kyung sudah menyanggupi permintaan Kang Ju, kali ini giliran dia yang harus meminta tolong pada Kang Ju. Yi Kyung meminta Kang Ju ikut dengannya bertemu Yi Hyun.

***

Yi Kyung pun menemui Yi Hyun bersama Kang Ju. Yi Kyung beralasan kalau Kang Ju uang ingin datang membesuk Yi Hyun. Kang Ju bilang seharusnya dia datang lebih awal, dan berharap semoga Yi Hyun cepat sembuh. Yi Hyun berkata dengan keras meminta Kang Ju untuk melupakan saja basa-basi yang tidak ada bedanya jika diucapkan atau tidak. Dia juga meminta Kang Ju memberinya sedikit privasi, dia sudah lama tidak bertemu dengan Yi Kyung.

Setelah Kang Ju keluar, Yi Hyun bertanya dengan kesal apakah sekarang hati Yi Kyung sudah puas bisa membuat Kang Ju berada disisinya. Yi Kyung juga kesal mereka sudah lama tidak bertemu tapi kalimat yang Yi Hyun ucapkan adalah itu. Yi Kyung bilang dia sudah tahu Yi Hyun pasti akan begitu. Jadi sekalipun dia rindu pada Yi Hyun, selama ini dia tidak datang mencari Yi Hyun.

“Kenapa bukan aku, tapi Doo Rim? Siapa dia? Dia sudah menolak cintamu. Tapi kenapa sampai sekarang kau masih mendukung orang seperti itu? Aku terlalu marah, terlalu emosi... karena itu aku sama sekali tidak merindukanmu. Karena begitu melihatmu, aku akan menjadi semakin benci pada Doo Rim.”

“Yi Kyung-ah…”

“Oppa, kau bawa Doo Rim dan tinggalkan tempat ini! Bukankah kau juga ingin jika Doo Rim bisa berada di sisimu? Bukankah kau adalah orang yang paling mengharapkan hal itu dibanding siapapun juga?”

Yi Hyun terdiam memikirkan hal itu.

***

Kang Ju berjalan keluar dari lorong kamar Yi Hyun. Dari arah yang berlawanan Doo Rim berjalan menuju kamar Yi Hyun. Mereka berhenti berjalan dan saling menatap. Lama. Saat Doo Rim hendak kembali berjalan, muncul Yi Kyung di belakang Kang Ju, membuat Doo Rim kembali diam.

Yi Kyung menatap Doo Rim sinis, dia lalu berjalan menghampiri Kang Ju dan menaruh tangannya di lengan Kang Ju. Yi Kyung tersenyum dan mengajak Kang Ju pergi. Doo Rim menunduk, tak berani menatap mereka. Kang Ju menatap Doo Rim lalu berjalan bersama Yi Kyung melewati Doo Rim, tanpa menoleh sedikitpun.

Air mata Doo Rim menetes. Dia berjalan menuju kamar Yi Hyun dengan lunglai. Doo Rim berhenti sebentar di luar untuk menghapus air matanya, lalu masuk ke kamar Yi Hyun.

Begitu sampai di luar gedung rumah sakit, Kang Ju menghempaskan tangan Yi Kyung.

“Tanpa penonton, kita tidak usah bersandiwara lagi bukan?” Kang Ju kemudian pergi meninggalkan Yi Kyung.

***

Yi Hyun bertanya kenapa Doo Rim selalu kesana, bagaimana dengan restorannya. Doo Rim meminta Yi Hyun untuk tidak khawatir, Nenek dan Jin Joo benar-benar handal. Yi Kyung bilang begitu melihat Doo Rim, dia merasa seperti melihat sepasang mata yang melotot. Malaikat mau yang tidak tidur 24 jam dan selalu bertugas.

“Hei… Memangnya kau pernah lihat wajah malaikat maut yang seimut ini?”

“Lingkaran hitam di bawah matamu, bisa untuk membunuh malaikat maut.”

Doo Rim lalu mengambil tissue dan menempelkannya di bawah matanya dan tertawa.

Kemudian Doo Rim mengambil sebuah kotak dari tas dan memberikannya pada Yi Hyun. Yi Hyun membuka kotak itu, yang ternyata berisi dasi miliknya. Doo Rim menjelaskan setelah laundry bilang tidak bisa membersihkan noda-noda yang ada, dia langsung mencari cara lewat internet untuk membersihkannya hingga akhirnya dengan susah payah berhasil dia bersihkan walaupun masih tertinggal sedikit noda.

“Semoga Oppa bisa sembuh secepatnya. Kenakan ini, lalu pergi kerja seperti dulu.” Doo Rim tersenyum.

“Kau bilang kau tidak sanggup melakukan apapun bagiku, bukan? Kau membuatku tertawa. Bisa merasakan kehangatan dan senyum yang hangat. Udara yang sedingin es juga terasa hangat. Hanya dengan ini saja kau telah memberiku banyak sekali. Karena itu, janganlah merasa bersalah. Pergilah ke tempat yang ingin kau tuju. Itulah satu-satunya harapanku.”

Yi Hyun mengeluarkan dasi itu dari kotak dan memegangnya. Doo Rim tersenyum.

***

Bersambung bagian 2~ ^^

***

Sinopsis ini ditulis oleh saya sendiri. Jika ada kesamaan kata dan kalimat dengan recaper lain, harap dimaklumi, karena saya menggunakan subtitle Bahasa Indonesia dari DarkSmurfSub Indo. (Biasanya saya menggunakan subtitle English, tapi seperti minggu kemarin subtitle ini lebih dulu keluar)

***

Komentar:

Aku merasa Yi Kyung sebenarnya juga menyukai Kang Ju. Mungkin awalnya dia hanya mengikuti keinginan ibunya, tunangan terpaksa. Tapi aku merasa Yi Kyung mulai menyukai Kang Ju saat Kang Ju masih menganggap Yi Kyung itu Doo Rim. Saat itu kan Kang Ju memperlakukannya dengan lembut dan penuh kasih. Pasti Yi Kyung mulai suka dari sana. Makanya sekarang dia tidak mau melepaskan Kang Ju. Mungkin sih…

Episode kemarin aku suka Roo Mi, episode ini aku suka Yi Hyun. Dia tidak memaksa Doo Rim untuk disisinya, dan dia tidak lagi menungu Doo Rim. Dia malah berharap Doo Rim pergi ke tempat yang Doo Rim inginkan (Kang Ju). Padahal dengan kondisi itu, dia bisa saja membuat Doo Rim untuk tinggal disisinya. Love Oppa. :)