BRIDE OF THE CENTURY Episode 13 – 2

Tuan Choi meminta pendapat Butler Jang tentang hubungan Kang Ju dan Yi Kyung yang menurutnya sudah tidak seperti dulu lagi. Tidak hadir pada konferensi pers, bukanlah sesuatu yang biasa dilakukan oleh Kang Ju. Butler Jang ingin mengatakan sesuatu, tapi dia ragu. Tuan Choi memintanya untuk bercerita.

“Akhir-akhir ini istri saya juga sering mengatakan hal-hal yang aneh-aneh. Dia bilang Nona Yi Kyeong berbeda sekali dengan dulu. Rasanya seperti orang yang berbeda. Karena hal ini terlalu tidak masuk akal...”

“Tidak apa-apa. Katakan saja.”

“Apakah Tuan Muda memiliki wanita idaman lain?”

Tuan Choi bertanya apa maksudnya wanita idaman lain. Butler Jang mengatakan sepertinya istrinya secara kebetulan mendengar percakapan antara Ny Myung Hee dan Kang Ju. Katanya mereka sepertinya ada menyinggung tentang wanita lain. Karena kehadiran wanita lain itulah Kang Ju tidak hadir pada konferensi pers hari itu. Tuan Choi tampak berpikir.

***

Kemudian Tuan Choi pergi menemui Kang Ju di kantor. Kang Ju mengatakan setelah masa jabatan dewan direksi berakhir bulan depan, dia berencana untuk merestrukturisasi para direksi. Dan eliminasi pasti akan dilakukan pada anggota direksi yang sudah ada. Tapi Tuan Choi menemui Kang Ju bukan untuk mengetahui itu. Tuan Choi merasa akhir-akhir ini Kang Ju aneh dan membuatnya mempunyai pikiran yang aneh juga.

“Tidak hanya aku saja yang memiliki perasaan seperti ini, sampai pengawas rumah Ahn juga mengucapkan kata-kata yang aneh.”

“Kata-kata aneh seperti apa?”

“Jangan salah paham. Dengarkan aku baik-baik. Apakah di luar Yi Kyung, kau memiliki wanita lain?”

Kang Ju terkejut dengan pertanyaan Tuan Choi. Belum sempat dia menjawab, Yi Kyung mengetuk pintu dan masuk ke dalam memanggil Kang Ju. Yi Kyung terkejut melihat Tuan Choi, dia bilang kalau dia tidak tahu ada Tuan Choi disana.

Yi Kyung kemudian duduk disamping Kang Ju dan berkata, “Anda juga terlalu keras pada Kang Ju. Akhir-akhir ini dia sibuk lembur malam sampai kurus begitu.”

Tuan Choi tertawa, “Dia sendiri yang ingin menyelesaikan pekerjaan yang selama ini tertunda. Aku juga tidak berdaya.”

Tuan Choi kemudian bertanya apa yang Yi Kyung bawa. Yi Kyung membawa makanan untuk kencan makan siang bersama Kang Ju. Karena Kang Ju terlalu sibuk, jika dia tidak mengantar makan siang tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan Kang Ju. Yi Kyung juga mengajak Tuan Choi untuk makan bersama.

Yi Kyung dan bahkan Kang Ju tersenyum seolah hubungan mereka baik-baik saja. Tuan Choi tersenyum bahagia melihat kecurigaannya salah.

***

Doo Rim sedang berjalan dan melihat seorang nenek dengan barang bawaan banyak hendak menyeberang. Doo Rim langsung menghampiri nenek itu, membantu membawakan barang-barang dan menuntunnya menyebrang.

Mobil yang dikendarai Butler Jang dan Tuan Choi ternyata ada disana, di lampu merah. Butler Jang memuji Doo Rim yang tidak seperti nona-nona zaman sekarang. Tuan Choi melihatnya, dan dia terkejut melihat Doo Rim yang mirip Yi Kyung. Butler Jang bertanya ada apa pada Tuan Choi. Tapi Tuan Choi menepis pikirannya dan berkata tidak ada apa-apa. Mobil mereka pun melaju melewati Doo Rim.

***

Ternyata kedatangan Yi Kyung bukannya tidak sengaja, tapi sengaja. Dia ditelpon Kang Ju sebelumnya, kemudian Yi Kyung datang menyelamatkan Kang Ju dan berpura-pura kalau mereka baik-baik saja. Yi Kyung bertanya pada Kang Ju bagaimana penampilannya, Tuan Choi berhasil di kelabui dengan sempurna. Kang Ju memuji Yi Kyung dengan sindiran, dia tak mengerti bagaimana awalnya Yi Kyung memilih piano, karena alangkah baiknya jika Yi Kyung memilih profesi akting.

“Kau sedang memujiku?” Yi Kyung menyentuh bahu Kang Ju dan mengelus bibirnya, “Ini juga terlihat bagaikan akting?”

Kang Ju menepis tangan Yi Kyung, “Jangan sentuh aku! Lelucon seperti ini tidak berarti.”

Yi Kyung tersenyum sinis dan menyebut Kang Ju naif. Yi Kyung latihan akting sedikit hanya demi bisa menghadapi situasi tak terduga.

 

Pintu kantor di ketuk, Roo Mi masuk. Kang Ju kemudian berjalan keluar meninggalkan mereka berdua. Roo Mi berjalan menghampiri Yi Kyung.

“Seumur hidupmu, kau tidak akan memperoleh cinta Oppa. Sepertinya kau harus melewati seumur hidupmu dengan sebuah cangkang kosong.”

“Sekalipun cangkang kosong, kau juga tidak sanggup memperolehnya. Coba kau cari info ke perusahaan lain. Kau tidak merasa bertemu denganku tidak nyaman? Setelah aku menikah dengan Kang Ju, aku tidak masalah. Tapi sudah pasti kau akan merasa tidak nyaman. Kau harus melayaniku bak seorang majikan. Dengan karaktermu yang seperti ini, apakah kau sanggup?”

Yi Kyung kemudian berjalan keluar, tak menunggu jawaban Roo Mi.

Roo Mi yang kesal, pergi minum soju di restoran Doo Rim. Dia menumpahkan kekesalannya pada Doo Rim.

“Hei, Na Doo Rim! Apa hebatnya kau? Orang yang tidak punya apa-apa, masih mau sok di depanku? Aku adalah seorang wanita lulusan Universitas HanGuk. Mengerti?” Roo Mi berteriak.

Doo Rim kesal dan menyuruh Roo Mi untuk mencari tempat lain kalau mau marah-marah, kenapa malah ribut di tempatnya di siang bolong. Roo Mi bilang kalau dia iri hingga sakit perut melihat Yi Kyung. Roo Mi merajuk, tidak bisakah Doo Rim membiarkannya melampiaskan perasaannya. Dia datang mencari Doo Rim, tapi Doo Rim malah juga ikut meremehkannya.

Roo Mi mengambil botol soju lagi, Doo Rim menahannya. Roo Mi dan soju tidak bersahabat. Mungkin wine akan terlihat lebih anggun bagi Roo Mi. Roo Mi balik bertanya apakah Doo Rim dan soju berteman baik. Tentu saja, Doo Rim bilang dia klop dengan soju. Doo Rim pun minum segelas soju.

“Kang Ju Oppa juga, kau juga. Benar-benar hebat. Aku yang memperhatikan dari samping malah tidak bisa tenang. Bagaimana bisa kau hidup seolah-olah tidak terjadi apa-apa?”

“Apakah aku harus menangis, ribut, kemudian gantung diri? Sekalipun bertemu dengan kejadian yang lebih parah dari ini, orang juga bisa tetap hidup dengan baik. Dulu aku kehilangan kedua orang-tuaku sekaligus. Satu-satunya keluargaku yang tertinggal adalah nenek. Pada saat nenek jatuh sakit dikarenakan tidak kuat menanggung kesedihan, aku juga berhasil melaluinya. Kau pasti akan bisa melaluinya. Alasan aku tidak pantas mempertahankan Kang Ju, tidak hanya karena aku telah berperan sebagai barang palsu. Jika dia sampai tahu siapa nama asliku yang sebenarnya... Pasti akan sulit baginya untuk mengakuiku. Karena bagi seorang Kang Ju, aku bukanlah Na Doo Rim, tapi Jang Yi Kyung palsu.”

Doo Rim menuang soju dan akan meminumnya, tapi Roo Mi merebutnya melarang Doo Rim minum lagi. Roo Mi yang meminum soju itu dan kemudian tersenyum. Doo Rim juga tersenyum tipis. (Aih, suka deh… Roo Mi mulai bersahabat dengan Roo Mi.)

***

Jae Ran datang ke kantor Kang Ju. Dia beralasan kalau dia hanya kebetulan lewat dan akhirnya mampir. Dia tidak tahu kalau kedatangannya akan mengganggu pekerjaan Kang Ju atau tidak. Jae Ran mendengar kabar kalau suasana di kantor Kang Ju tidak begitu bagus. Kang Ju menyela, dia bertanya tujuan Jae Ran datang kesana pasti bukan karena khawatir mengenai masalah perusahaan.

“Jika kunjungan Anda adalah dikarenakan konferensi pers besok, Anda tidak usah khawatir. Semuanya akan dilaksanakan sesuai dengan rencana.”

“Syukurlah kalau begitu. Aku masih khawatir kau punya rencana lain, karena itulah aku mampir ke sini. Sepertinya aku tidak perlu khawatir.”

“Bukankah di tangan Anda sekarang ini tergenggam sebuah bom? Aku tidak ingin menghancurkan diriku sendiri.”

***

Yi Hyun masuk ke dalam kamarnya. Ternyata di dalam sudah ada Jae Ran menunggunya. Jae Ran mendengar dari dokter kalau proses pemulihan Yi Hyun pesat sekali. Yi Hyun tak mempedulikan perkataan Jae Ran dan duduk di kasur. Jae Ran kembali berbicara, dia meminta Yi Hyun untuk kembali ke kantor setelah keluar dari rumah sakit. Yi Hyun masih belum mengatakan apapun.

“Kenapa? Kau berniat memutuskan hubungan dengan kami?”

“Walaupun kita hanya memiliki separuh hubungan darah, tapi sepertinya Anda tidak bisa menemukan orang yang bisa Anda percayai selain saya. Yang bisa dibebankan dengan tugas penting perusahaan.”

Jae Ran tertawa mendengar perkataan Yi Hyun, dia tidak menyangkal hal itu. Jae Ran juga memberitahu kalau bantuan dana dari Taeyang Group sudah sampai, dan perusahaan sudah melewati masa kritis. Setelah konferensi pers besok selesai, Yi Hyun akan semakin sibuk.

Yi Hyun yang tak mengerti bertanya konferensi apa yang Jae Ran maksud. Jae Ran bilang, sepertinya Kang Ju masih belum bersedia kehilangan segalanya demi Doo Rim. Semuanya itu hanyalah permainan api saja. Begitu besok tiba, semuanya akan terselesaikan. Jae Ran menyuruh Yi Hyun beristirahat, lalu berjalan keluar.

Yi Hyun tampak memikirkan sesuatu. Dia melepas jarum infusnya dan berganti pakaian.

Rupanya Yi Hyun menemui Kang Ju di kantor. Kang Ju heran orang yang seharusnya berada di rumah sakit, kenapa malah ada di kantornya. Yi Hyun menjelaskan kedatangannya karena ada yang ingin dia tanyakan pada Kang Ju. Yi Hyun bertanya apa rencana Kang Ju tentang Doo Rim. Kang Ju balik bertanya kenapa Yi Hyun malah menanyakan hal itu padanya.

“Mana boleh kau bersikap seperti begini? Kau tidak memikirkan apa yang telah Doo Rim lakukan untukmu?”

“Menipuku, menyembunyikan kebenaran, dan mempermainkanku. Dari luar kalian berdua adalah kakak adik, tapi lebih tidak bisa dipisahkan dibandingkan dengan orang-orang lainnya. Orang yang seharusnya bertanggung-jawab, adalah kau, Direktur. Tidak peduli jika kalian mau melarikan diri sampai sejauh apa, dia tidak ada hubungannya denganku.”

“Jangan mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan hatimu! Sekalipun dunia ini mencaci-maki dia, kau juga tidak boleh begitu. Menipu, menyembunyikan kebenaran, dan mempermainkanmu? Kenapa dia mau berbuat seperti itu? Pernahkah sekalipun kau memikirkan alasannya kenapa? Selama ini bagaimana dia menjalani hidupnya?”

Kang Ju berdiri, “Aku tidak tertarik. Sebaiknya kau pulang saja!”

Yi Hyun ikut berdiri, “Sekalipun hanya bisa bertahan hidup sehari, dia juga ingin menjadi istrimu. Demi kau, dia mempertaruhkan nyawanya sendiri. Karena dia jauh lebih mencintaimu dibandingkan dia mencintai dirinya sendiri.”

“Menurutmu aku akan percaya kata-kata seperti ini?” tanya Kang Ju sinis.

Yi Hyun menarik kerah jas Kang Ju dengan emosi, “Pria jahat sepertimu, sama sekali tidak pantas menjadi pendamping Doo Rim. Kau yang telah meninggalkan, seorang wanita yang lebih mencintaimu dibandingkan kau mencintai dirimu sendiri. Aku juga tidak akan mengalah. Berhubung kau yang telah memutuskan tali percintaan ini, maka jangan membenciku jika aku yang memperolehnya.”

Yi Hyun menatap tajam Kang Ju, dia melepaskan cengkramannya dan kemudian pergi. Kang Ju mematung, mungkin perkataan Yi Hyun berhasil menusuk hatinya.

***

Doo Rim menunggu Yi Hyun di rumah sakit. Yi Hyun datang. Doo Rim langsung bertanya dengan khawatir, Yi Hyun dari mana, dengan kondisi yang masih belum pulih sepenuhnya seharusnya Yu Hyun tidak boleh berkeliaran. Yi Hyun diam memandang Doo Rim. Doo Rim pun kemudian bertanya apa yang telah terjadi. Yi Hyun tak menjawab, dia mendekat dan memegang pundak Doo Rim dengan tatapan sedih lalu menarik Doo Rim ke dalam pelukannya.

“Oppa…” Doo Rim tak mengerti dengan sikap Yi Hyun yang tiba-tiba itu.

Yi Hyun membelai kepala Doo Rim, “Bagaimana? Aku harus bersikap bagaimana terhadapmu?”

***

Doo Rim berjalan pulang. Di dekat restoran, duduk Kang Ju yang sedang menunggunya. Doo Rim berjalan seolah tidak peduli dengan adanya Kang Ju. Tapi Kang Ju menghentikan langkah Doo Rim dengan berkata bahwa itu adalah terakhir kalinya dia ingin bertanya pada Doo Rim.

“Bersediakah kau pergi bersamaku jauh meninggalkan tempat ini?”

Doo Rim menjawab dengan ketus, “Ahjussi ini kenapa? Baru berhenti beberapa waktu yang lalu, sekarang mulai lagi. Apakah setelah makan kurang kerjaan? Karena itu selalu berpikir hal-hal yang tidak berguna.”

“Jangan macam-macam. Jawab pertanyaanku.”

“Memangnya aku sudah gila? Aku tidak dikejar tukang kredit. Mempunyai rumah bagus tidak mau ditinggali, kenapa aku harus melarikan diri?”

“Sepertinya hatimu terbuat dari kaca anti peluru. Setiap kali bisa berbalik.”

Doo Rim berkata dengan lebih lembut, “Karena itu, lebih baik kau berhenti sampai di sini saja. Kang Ju, kau telah berusaha keras. Kau tidak boleh mengecewakan orang-orang yang telah menggantungkan harapannya padamu. Dibandingkan dengan kakek dan ayahmu, kau pasti bisa mengelola Taeyang Group dengan jauh lebih baik. Aku cukup yakin itu. Kang Ju, kau orangnya sangat ambisius dan sangat pintar. Walaupun baru sekarang aku mengatakannya padamu, kau hanya sedikit pemarah. Sebenarnya kelebihanmu jauh lebih banyak lagi. Dan juga…”

Kang Ju langsung memeluk Doo Rim. Doo Rim balas memeluk Kang Ju dan membelai punggungnya.

“Semuanya akan segera berlalu. Luka yang ada juga akan segera sembuh. Kang Ju, kau pasti bisa. Tidak peduli di mana aku berada, aku akan tetap memberimu dukungan.”

Kang Ju meneteskan air mata.

Doo Rim melepas pelukan Kang Ju. Doo Rim berkata, “Aku tidak akan menangis. Semoga kenangan tentangku yang tertinggal di benakmu adalah senyuman di wajahku.”

Doo Rim tersenyum. Kang Ju menunduk, dan tanpa mengatakan apapun lagi dia melangkah pergi menjauhi Kang Ju.

 

Dan walaupun Doo Rim bilang dia tidak akan menangis, namun setelah Kang Ju pergi Doo Rim tidak bisa menahan sedihnya lagi. Dia menangis.

Kemudian, Doo Rim berdiri di restorannya bagian luar. Doo Rim berkata sendiri, seolah sedang berbicara dengan arwah itu.

“Maafkan aku, karena tidak sanggup menepati janjiku. Sepertinya pemilik gelang ini bukanlah aku. Kukembalikan padamu.”

Doo Rim melepaskan gelang itu dan menyimpannya di sana. Doo Rim kemudian berbalik pergi.

Arwah itu datang dan mengambil gelang itu. Dia menoleh ke arah Doo Rim pergi berkata sendiri, “Ternyata pada akhirnya bukan dia juga. Sudah 100 tahun lamanya aku menantinya.”

Dia melihat gelangnya lagi dan menerawang. (arwahnya galau, hehe..)

***

Bersambung ke bagian 3~ ^^

***

Sinopsis ini ditulis oleh saya sendiri. Jika ada kesamaan kata dan kalimat dengan recaper lain, harap dimaklumi, karena saya menggunakan subtitle Bahasa Indonesia dari DarkSmurfSub Indo. (Biasanya saya menggunakan subtitle English, tapi seperti minggu kemarin subtitle ini lebih dulu keluar)

***

Komentar:

Penasaran dengan perkataan si arwah, kalau dia sudah menunggu seratus tahun untuk hal itu. Berarti, kejadian di awal episode itu bukan jaman Joseon ya, hanya saja memang memakai baju tradisional. Kan sekarang saja Ny Myung Hee masih pakai hanbok, Ahjumma Ahn juga.

Mungkinkah maksud si arwah berhubungan dengan sepatu yang dimiliki nenek? Tunggu jawabannya di episode akhir, hehe…