WITCH’S LOVE Episode 1 – 1
Episode 1
Di suatu pagi, terdengar suara seorang penyiar mengawali hari itu.
“Anyeong haseyo! Ini adalah Choi Hwa Jung. Ini 14 Maret. Hari ini juga adalah White Day. Untuk jutaan wanita single di seluruh negara yang sel cintanya telah kering padat, jangan menyerah dulu. Siapa tahu? Percintaan yang baru mungkin dimulai sebagai perubahan takdirmu hari ini, saat musim telah berganti, dan musim semi dimulai. Takdir yang lebih manis daripada permen mungkin datang mencarimu. Sel cinta yang tertidur, aku meminta agar mereka akan bangun lebih awal. Untuk pria negara kita, aku akan memberikan beberapa saran. Di hari seperti, jangan pernah membuat seorang wanita marah. Kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada wanita yang terluka olehmu. Kalau begitu, aku akan memutar sebuah lagu untukmu. Ini sebuah lagu oleh Spica, ‘I am Witch’.”
Lagu pun di putar. Dan di jalanan Seoul yang padat, ada seorang Santa yang mengejar seorang wanita yang menaiki sepeda dan memintanya berhenti. Wanita itu adalah Ban Ji Yeon. Ji Yeon berkata dalam hati.
“Selama 39 tahun terakhir, aku berlari sambil hanya melihat ke depan. Aku datang ke sini tanpa kehilangan posisi memimpin satu kalipun. Tapi sekarang jika aku melihat ke belakang, seorang pria yang mengikutiku…adalah seorang Santa Claus musim semi, yang bahkan tidak ada dalam kenyataan.”
Santa terus mengejar Ji Yeon dan menyuruhnya berhenti. Santa juga menyebut Ji Yeon seorang pencuri. Ji Yeon tidak mau berhenti apalagi turun, dia semakin kencang mengayuh sepedanya. Ji Yeon kembali berkata dalam hati.
“Tidak, aku tidak akan pernah berhenti! Aku bisa berada di depan yang lain, hanya jika aku berlari sampai aku kehabisan nafas.”
Terus mengejar dan dikejar, hingga Ji Yeon terkejut melihat sesuatu di depannya.
Lalu…Putar ulang… ke… 3 jam sebelum dikejar oleh Santa.
Ji Yeon bersiap di rumahnya mengenakan seragam SMA. Kemudian dia berjalan dengan gagahnya bersama seorang pria yang merupakan hoobaenya Song Young Shik. Mereka seperti orang yang siap tempur. Sampai sebuah koran menutupi wajah Young Shik.
Ji Yeon merasa takjub seragamnya dari 20 tahun yang lalu masih pas dengan sempurna. Ji Yeon memutar badannya. Young Shik tertawa, siapa yang akan membayangkan jika dia lulus 15 tahun yang lalu. Young Shik juga memutar badannya.
Ji Yeon berkacak pinggang, lalu.. plok! Plok! Kancing kemeja Ji Yeon lepas dan mengenai kepala Young Shik. Young Shik bilang karena sudah tua, jadi benangnya usang. Ji Yeon bingung harus bagaimana. Tapi Young Shik punya solusinya. Dia memberikan sebuah peniti pada Ji Yeon, dan ternyata dia gunakan juga sebagai pengganti kancing celananya.
“Apakah kau yakin itu sebuah berita eksklusif? Apa yang akan kita lakukan secara khusus?”
“Apa nama panggilanku?”
“Penyihir!”
“Benar-benar, aku akan…” Ji Yeon mengancam Young Shik dengan peniti. “Gwanghwamun Antenna! Aku tidak pernah kehilangan target dari sebuah berita eksklusif. Pengamatan tajam. Orang cerdas yang bisa mendapatkan esensi dari masalah ini. Dan juga indera seorang reporter dalam tugas untuk menemukan kebenaran. Tunggu saja. Karena kau memiliki kebajikan dari mempunyai seorang sunbae yang baik, kau akan bisa mengambil gambar sampul depan dari ‘Trouble Maker’. Mari kita pergi…menangkap ikan besar.”
Young Shik yang merasa senang kemudian berjalan bersama Ji Yeon.
Kemudian terdengar suara Ji Yeon menjelaskan pada Young Shik, “Tanpa satu kekurangan, aktor bangsa Kim Jeong Do tidak memiliki antis, akan di atas Yoo Jae Suk. Dia suami kesayangan bangsa yang selalu dengan istrinya di acara-acara resmi. Mahasiswa telah memilih dia sebagai nomor 1 yang paling dihormati. Dia bahkan nomor 1 di antara para nenek, yang ingin menjadi lebih muda untuk hidup dengannya. Dia telah memenuhi seluruh spektrum popularitas.
Hari ini, Kim Jeong Do…akan memberikan pelajaran khusus di SMA Jaeil. Kenapa sekolah? Karena guru yang ada disana adalah istri sirinya.”
Young Shik terkejut, “Istri siri? Aktor bangsa yang besar, Kim Jeong Do? Baik, katakanlah itu benar. Bagaimana kita bisa membuktikannya?”
Ji Yeon menjelaskan lagi bahwa guru wanita itu membawa putrinya bekerja. Dan mengatakan pada sekolah putrinya itu bahwa dia sakit. Young Shik semakin terkejut, apakah anak itu adalah anaknya Kim Jeong Do. Ji Yeon memiting kepala Young Shik dan mengetuknya. Young Shik pun mengerti kalau mereka ayah-anak. Young Shik tertawa senang mereka mendapatkan jackpot. Ji Yeon mengatakan dia butuh waktu 6 bulan untuk mengetahui hal itu.
Setelah Ji Yeon diberitahu Young Shik jika mereka punya waktu 3 jam sebelum rapat editor, Ji Yeon kembali mengajak Young Shik untuk mendapatkan berita eksklusif itu.
***
Sementara itu, di dalam sekolah, sekelompok sista sedang berlatih pertahanan diri dari Yoon Dong Ha dan Yong Soo Chul. Soo Chul berhasil dikalahkan oleh salah seorang siswi. Dong Ha maju ke depan dan menjelaskan.
“Dalam kasus dimana orang asing memelukmu dari belakang, gunakan kakimu sendiri untuk menginjak kaki orang lain, tempatkan kekuatanmu dalam siku dan pukul dagu orang itu. Jika mungkin kau menghadapi manusia sampah yang tidak bisa dikalahkan, maka ada kemampuan lain yang bisa digunakan, yaitu menghentikan nafas lawan sejenak.”
Dong Ha mengangkat tangannya hendak memukul Soo Chul. Soo Shul ketakutan, tapi tentu saja Dong Ha tidak sungguhan akan memukul. Para siswi menyoraki mereka. Kemudian Dong Ha menutup pertemuan mereka dengan para siswi. Disana ada pak penjaga yang mengikuti pelatihan dari jauh.
***
Di gerbang sekolah, Ji Yeon dan Young Shik mengintip ke dalam, mereka hendak menyusup. Mencari kesempatan untuk bisa masuk tanpa diketahui pak penjaga yang sedang menyapu di dekat gerbang.
Dong Ha dan Soo Chul keluar pamitan pada pak penjaga. Ji Yeon dan Young Shik menggunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalam.
Ji Yeon dan Young Shik kemudian mengendap-endap naik ke atap sekolah. Young Shik tampak kesulitan. Ji Yeon meminta Young Shik diam, jika mereka sampai tertangkap Ji Yeon mengancam akan membunuh Young Shik. Mereka pun sampai di posisi pengintaian. Ji Yeon menyuruh Young Shik menyiapkan peralatan, sedangkan dia sendiri mengeluarkan teropong.
Di gedung seberang, tampak seorang wanita dengan seorang anak perempuan. Ji Yeon bertanya pada Young Shik, anak perempuan itu mirip Kim Jeong Do kan? Young Shik malah bertanya-tanya apakah Kim Jeong Do akan benar-benar datang.
Tak lama Jeong Do memang datang ke kelas itu. Dia langsung menghampiri anak perempuan itu dan tersenyum padanya, “Wow! Yoon Ji kami telah tumbuh banyak.
Sementara itu Ji Yeon menyuruh Young Shik untuk segera mengambil gambar, dan harus mendapatkan mereka bertiga dalam satu frame. Perbesar terus sebisa Young Shik. Young Shik terus membidik target, dan mengambil banyak gambar.
Jeong Do menggendong Yoon Ji. Yoon Ji bertanya mengapa ayahnya itu tidak datang ke rumah mereka. Jeong Do bilang bahwa dia sibuk sepanjang waktu jadi tidak bisa pergi.
“Mungkinkah alasan kau tidak datang adalah karena kau tidak menyukaiku?”
“Itu tidak mungkin. Ayah sangat mencintai Yoon Ji.”
Jeon Do lalu meminta Yoon Ji pergi bermain piano dengan salah satu anak buah Jeong Do. Yoon Ji menoleh pada ibunya seolah bertanya bolehkah dia ikut. Soo Jeong, ibunya Yoon Ji mengijinkan anaknya untuk ikut dengan pria itu.
“Apa yang kau inginkan? Uang?” tanya Jeong Do pada Soo Jeong segera setelah Yoon Ji keluar.
“Kau sudah memberiku cukup uang.”
“Jika bukan karena uang, apa itu? Kau bahkan membawa anak denganmu. Apa yang kau ingin aku lakukan?”
“Kau tidak datang melihat Yoon Ji selama 3 bulan. Setiap kali kau muncul di TV, dia bertanya padaku. Kenapa ayahnya tidak mengunjunginya. Kenapa dia tidak bisa memberitahu teman-temannya tentang ayahnya.”
Jeong Do membela diri, Soo Jeong lah yang ingin mengurus anak. Soo Jeong bilang bahwa Jeong Do pernah berkata akan mengakhiri semua hal dan datang pada mereka.
Jeong Do bertanya apakah Soo Jeong seperti itu karena tidak tahu situasinya. Jeong Do menyuruh Soo Jeong pergi keluar negri beberapa tahun, itu juga akan baik untuk pendidikan Yoon Ji.
Soo Jeong tampak sakit hati dan berkata, “Itu mungkin baik bagimu, lebih dari anak.”
“Soo Jeong!”
“Katakan dengan jujur. Kau akan merasa lebih nyaman jika kami berdua menghilang.”
“Seperti yang kau katakan, bahkan jika itu kau, aku tidak bisa memaafkanmu memblokir masa depanku.”
Di atap gedung seberang, Ji Yeon masih meneropong dan Young Shik masih memotret.
Jeong Do dan anak buahnya berjalan di lorong sekolah. Jeong Do lalu berhenti dan menampar salah satu anak buahnya dengan marah.
“Aku sudah mengatakan padamu untuk memastikan aku tidak melihat wanita itu hari ini, bukan? Dia datang ke sini dengan anak dan mengancamku?!” Jeong Do berteriak pada anak buahnya itu.
“Maafkan aku. Aku akan mengurus hal itu sehingga tidak ada ketidaksesuaian.”
Jeong Do lalu bertanya kapan janji dengan Anggota Kongres Park. Anak buahnya bilang itu dijadwalkan tanggal 21 bulan depan. Jeong Do kemudian berbalik dan berjalan kembali.
***
Ji Yeon sedang melihat-lihat gambar yang diambil oleh Young Shik. Ji Yeon senang karena gambar yang diambil bagus. Ji Yeon bahkan memuji Young Shik yang pandai mengambil gambar. Young Shik pun menyombongkan diri, dia adalah seorang seniman besar. Jika dia hanya menekan tombol, itu akan menjadi sebuah mahakarya.
Young Shik yang masih penasaran bertanya bagaimana Ji Yeon tahu tentang hubungan mereka berdua. Ji Yeon tampak gugup, dia hanya bilang bahwa itu rahasia reporter. Young Shik bilang Ji Yeon tidak boleh begitu.
Ji Yeon kesal, “Kau akan terkubur jika kau menggali terlalu dalam!”
Young Shik mencibir, “Bahkan kata-katamu harus begitu…!”
Ji Yeon lalu bertanya berapa menit lagi yang tersisa sampai rapat editor. 20 menit. Ji Yeon pun mengajak Young Shik untuk segera pergi dari sana.
Tapi, baru saja mereka berbalik badan, pak penjaga memanggil mereka dari belakang sambil mengacungkan sapu, “Yaaa…! Karena cuaca yang sudah lebih hangat, kau telah membuka jas hujanmu dan mengenakan seragam sekolah? Aku kira belakangan ini orang-orang melakukan perbuatan menyimpang sebagai pasangan! Kalian telah tertangkap olehku!”
Ji Yeon kesal, “Hey! Apa maksudmu ‘menyimpang’?”
Pak penjaga mengatakan bahwa dia mendapat laporan yang mengatakan ada orang aneh berkeliaran hari ini, dan dia sepenuhnya siap. Pak penjaga berjalan mendekat. Ji Yeon berusaha membela diri, apakah pak penjaga tidak melihat bahwa mereka mengenakan seragam.
“Kami..” Ji Yeon mengeluarkan sisir rambut kecil, “..adalah pelajar!” Ji Yeon menyisir poninya. Young Shik membenarkan jika mereka adalah pelajar.
“Jika kalian berdua siswa, maka aku adalah G-Dragon!” Pak penjaga membuka kacamatanya.
Pak penjaga lalu meminta mereka menunjukkan gambar yang tadi diambil. Ji Yeon bilang itu adalah pelanggaran privasi karena itu merupakan barang pribadi.
Ji Yeon menaruh tangannya di belakang, meminta kartu memori kamera pada Young Shik. Pak penjaga berjanji akan mengembalikan jika memang tidak ada apa-apa disana, tapi Pak penjaga ingin melihatnya dulu.
Young Shik maju seperti akan menunjukkan kameranya, padahal dia mendekap Pak Penjaga agar Ji Yeon bisa lari. Young Shik lalu mendorong pak penjaga. Pak penjaga meniup peluitnya.
Mereka pun saling mengejar hingga ke gerbang sekolah, tapi ternyata gerbangnya di tutup dan dikunci. Karena aka kunjungan dari orang terkenal hari ini, gerbang ditutup.
Young Shik memberikan kode pada Ji Yeon, dia akan menahan pak penjaga dan Ji Yeon harus memanjat gerbang. Pak penjaga bisa menebak hal itu. ji Yeon bingung. Pak penjaga berjalan mendekat, lalu Young Shik memeluknya dari belakang.
Pak penjaga mengingat latihan pertahanan diri yang tadi di ajarkan Dong Ha. Pak penjaga pun mempraktekannya pada Young Shik. Dia menginjak kaki dan menyikut dagu Young Shik. Young Shik kesakitan, sementara Ji Yeon sudah naik ke aras gerbang.
Belum cukup puas, pak penjaga memukul leher Young Shik. Ji Yeon yang sudah berada di luar melihatnya, dan berteriak memanggil Young Shik. Young Shik mengulurkan tangan minta tolong, lalu ambruk. Pak penjaga berusaha menangkap Ji Yeon dengan tangannya yang dia keluarkan. Ji Yeon menggunakan kesempatan itu untuk menjebak tangan Pak penjaga diantara jeruji gerbang. Ji Yeon kemudian berjalan pergi dari sana.
***
Di sebuah taman kota, ada acara ‘Seoul Trip with Spring Santa’ yang dihadiri oleh anak-anak. Santa kemudian keluar dan menyapa anak-anak dengan membawa hadiah.
Ji Yeon berlari ke jalanan dan memanggil taksi dengan berteriak. Ji Yeon sempat melihat sepasang pria dan wanita, dan dia merasa kesal dengan ‘White Day’. Ji yeon menelpon seseorang di kantor dan memintanya untuk menyiapkan rapat editor, lalu telponnya terputus, batere habis. Ji Yeon kembali berteriak memanggil taksi sambil berlari kesana kemari karena panik.
Oh Rin Ji yang ditelpon Ji Yeon tak mengerti apa yang dikatakan Ji Yeon. Nam Chang Min bertanya siapa yang menelpon Rin Ji. Rin Ji memberitahu bahwa Penyihir menutup telponnya.
“Bagaimanapun, ketika aku menjadi seorang jurnalis profesional, maka aku hanya akan menyelidiki kekayaan pewaris! Aku akan mendekati mereka dengan cara yang menggoda, dan mencari tahu pikiran mereka yang paling intim. Sampai ke dasarnya.” Rin Ji mendekat pada Chang Min, dan menarik jasnya, “Dan setelah itu, aku harus membuatnya menjadi priaku.”
“Bagaimana denganku?” tanya Chang Min.
Rin Ji menghempaskan Chang Min dan menyebutnya pelecehan seksual. Chang Min tak terima karena barusan yang mendekatinya adalah Rin Ji. Ketua Tim Byun Suk Ki datang dan menanyakan apa yang mereka bicarakan. Mereka merapikan duduk dan bilang kalau tidak ada apa-apa.
“Omong-omong, kenapa si penyihir tidak datang? Sudah hampir waktunya untuk pertemuan kita.” Tanya Ketua Tim Byun kemudian, “Dia melakukan apa yang dia suka. Ini semua…”
“Ini bukti bahwa Ketua Tim Ban bekerja dengan rajin, apalagi?” CEO Kwon Hyun Sub datang bersama dua sekretarisnya.
Ketua Tim Byun langsung terjatuh dari kursi dan mempersilahkan CEO Kwon untuk duduk.
Ji Yeon masih berlarian di jalanan memanggil taksi. Dia kemudian melihat iklah Jeong Do di layar besar, “Semua cintamu menyelamakan kehidupan kecil.”
Ji Yeon mencibir sambil berkacak pinggang, “Kau pasti benar-benar menyukai cinta. Ini berita yang aku kerjakan sangat keras untuk mendapatkannya. Aku tidak bisa berhenti hanya seperti ini.”
Ji Yeon berlari ke taman dimana ada acara Spring Santa. Santa membawa sebuah sepeda (dibelakangnya ada banyak kado dan boneka beruang besar) yang akan diberikan pada seorang anak. Santa meminta anak-anak menunggu, dia ke belakang untuk mengambil kertas nama anak itu.
Seorang anak laki-laki berkacamata mendekati sepeda itu. Dia sepertinya sangar mengidamkan sepeda itu. Dia akan memegang sepeda itu, tapi tiba-tiba Ji Yeon menaruh uang di tangan anak itu dan berkata kalau dia meminjam sepedanya. Ji Yeon langsung membawa sepedanya.
Santa keluar dan melihatnya, dia kemudian mengejar Ji Yeon yang disebutnya sebagai pencuri.
Santa terus mengejar Ji Yeon hingga ke jalanan. Santa meminta Ji yeon berhenti. Ji Yeon tidak mau dan tidak akan berhenti, memangnya Santa akan bertanggung jawab jika dia melewatkan deadlinenya. Santa terus mengejar Ji Yeon. Hingga di pertigaan lampu merah, ada sebuah truk yang muncul dari depan, Ji Yeon terkejut dan membelokkan sepedanya.
Santa terus mengejar, lalu Santa pindah ke trotoar. Ji Yeon heran melihatnya. Dia lalu menengok ke belakang dan berteriak terkejut, “Aaaahhhhh…!!!” ada truk yang berjalan di belakangnya. Ji Yeon mengayuh sepedanya lebih cepat, “Kenapa kau seperti ini padaku!”
Ji Yeon pindah jalur ke jalan khusus sepeda dan pejalan kaki. Dia menjatuhkan bonekanya. Ji Yeon menyusul orang-orang bersepeda di depannya, menyuruh mereka menyingkir dan mendorongnya. Orang-orang itu pun terjatuh dari sepeda.
Santa terus mengejar sambil membawa boneka, “Jika aku menangkapmu, aku aan membiarkanmu pergi! Aku akan melepaskannya, jadi berhenti!!”
“Berhenti mengejarku!!” Ji Yeon berteriak balik.
Santa tidak patah semangat dia terus mengejar dan meminta Ji Yeon berhenti. Ji Yeon kemudian masuk ke dalam sebuah gedung dan masuk ke dalam lift. Santa tidak berhasil mengejar Ji Yeon karena pintu lift sudah tertutup.
Di dalam lift, Ji Yeon tersenyum bahagia dan menatap kartu memori itu, “Kau berhasil, Ban Ji Yeon.” Ji Yeon mencium kartu memorinya dan berteriak senang.
Santa yang ternyata adalah Dong Ha kesal karena tidak berhasil mendapatkan sepedanya. Dia bertanya pada seorang pria yang melihat ke arahnya, “Apa yang wanita itu lakukan, dengan seragam itu?”
“Reporter penyihir Ban.”
“Apa? Mengapa reporter penyihir?”
***
“Bagaimana Reporter Ban? Apakah Reporter Ban tidak datang?” tanya CEO Kwon.
Ah, itu poin yang bagus.” Ujar Ketua Tim Byun. “Dia adalah seseorang yang biasanya tidak menghormati kerjasama tim, jadi dia selalu tidak memberitahu kami apakah dia datang atau tidak. Benarkan?” tanya Ketua Tim Byun pada Rin Ji dan Chang Min. Tapi mereka berdua yang sebenarnya tahu bahwa Ji Yeon menelpon, pura-pura sibuk sendiri.
Tak lama Ji Yeon datang sambil terengah-engah, “Aku disini.”
Semua orang menoleh dan terkejut melihat penampilan Ji Yeon dari bawah ke atas. Rin Ji bertanya mengapa Ji Yeon berpakaian seperti itu. Ketua Tim Byun menyahut, pertanyaan Rin Ji bagus, Ji Yeon pasti sudah gila.
“Aku membawanya. Skandal Kim Jeong Do.” ucap Ji Yeon.
CEO Kwon terkejut. Ketua Tim Byun, Eun Chae, dan Chang Min juga, “Siapa?”
“Aktor nasional, Kim Jeong Do. Skandal tentang perselingkuhannya.” Ji Yeon menunjukkan kartu memorinya.
CEO Kwon bertepuk tangan senang dan hedak mengambil kartu memori itu, tapi Ji Yeon tidak membiarkannya.
Ji Yeon kemudian memberikan presentasi. Mengenalkan seorang guru wanita di SMA Jaeil yang bernama Baek Soo Jeong yang sudah dalam pernikahan siri dengan Kim Jeong Do selama sepuluh tahun terakhir.
Ji Yeon juga menunjukkan gambar yang diambil tadi saat Kim Jeong Do menggendong seorang anak perempuan yang bersama Soo Jeong. Sama seperti yang lain pikirkan, Ji Yeon juga berpikir bahwa anak perempuan itu adalah anak tersembunyi Kim Jeing Do. Usianya 7 tahun, dan namanya adalah Baek Yoon Ji.
“Itu putri Kim Jeong Do, mengapa namanya Baek Yoon Ji?” Ketua Tim Byun menginterupsi.
Chang Min tertawa, “Hei, dia bilang itu putrinya yang tersembunyi.”
Ji Yeon berterima kasih pada Chang Min untuk mengatakan yang sudah jelas. Ji Yeon melanjutkan pemaparannya. Dia bilang bahwa Kim Jeong Do saat ini menerima pengakuan dan ketenaran. Sekarang dia bekerja sebagai Duta dari Blessed Gospel Elders. Musim lalu, dia menyumbangkan semua penghasilan dari iklan. Dia menerima julukan Malaikat Penyumbang Nasional.
“Haruskah kita merusak kehidupan seorang aktor yang sukses seperti itu? Bagaimanapun itu adalah kehidupan dan kisah cinta pribadinya.” Rin Ji membela Kim Jeong Do.
Ji Yeon tersenyum dan mematikan presentasinya, “Jika citranya berbeda dari kenyataan, tentu saja kita harus mengungkapnya. Dan jika Kim Jeong Do memiliki tujuan yang berbeda, kita harus mengungkapnya juga.”
“Tujuan yang berbeda?” CEO Kwon tertarik.
“Bulan lalu, Kim Jeong Do mengadakan pertemuan rahasia dengan Majelis Negara Park Il Do. Jika dia bekerja lembur, ada gosip tentang dia yang mencoba untuk menjadi Perdana Menteri. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan melakukan iklan bisnis, tapi melihat bahwa dia menandatangani banyak kontrak iklan, dia mungkin mengumpulkan dana. Untuk penderitaan ibu dan putri yang tersembunyi, tentu saja. Dan juga untuk seluruh bangsa yang telah dibohongi. Kita harus mengungkap semua kebenaran, sebagai biayanya.”
CEO Kwon bertepuk tangan, yang lain terpaksa mengikuti. CEO Kwon mengusulkan sebuah judul, ‘Aktor Top Nasional, adalah Penipu Top Nasional’. Tapi Ji Yeon ingin yang lebih seksi dari itu. CEO Kwon tertawa dan mempersilahkan Ji Yeon mengurus sisanya seperti yang terbaik yang dia tahu. CEO Kwon juga mempersilahkan Ji yeon menggunakan halaman sebanyak yang dia mau.
Ketua Tim Byun protes, “CEO, sebelumnya Anda mengatkan bahwa Anda akan menggunakan artikel saya sebagai topik utama…”
“Ah itu…riset sedikit lebih banyak lagi. Setelah kita menggali sepuluh lebih banyak artikel asing, kita dapat mengikat mereka bersama-sama.” ujar CEO Kwon. Dia kemudian mengacungkan jempolnya pada Ji Yeon, lalu pergi.
Setelah CEO Kwon pergi, Ji Yeon langsung memberi perintah pada Rin Ji untuk memastikan memberitahu tim produksi untuk menggunakan definisi tinggi (HD) untuk gambar. Rin Ji mengiyakan. Karena Ji Yeon akan berganti pakaian, dia menyuruh Chang Min untuk mengambilkan air mineral dan Croque Monsieur (entahlah ini nama minuman atau makanan..). Chang Min akan protes, tapi begitu melihat lirikan Ji Yeon, Chang Min dengan cepat mengiyakan. Ji Yeon mengingatkan Chang Min untuk memastikan keju tidak menetes dari Croque Monsieur (berarti makanan ya, roti kayaknya, he.. maaf awam..) itu.
“Pasti bagus untuk mendapatkan cuti di awal White Day.” Ji Yeon menyindir Ketua Tim Byun.
“Apa kau tidak mendengar apa yang CEO katakan sebelumnya? Aku harus riset sedikit lebih banyak, 10 artikel lagi. Reporter asing yang tidak ada seorangpun bisa menemukannya, aku akan menggalinya.” Ujar Ketua Tim Byun kesal.
“Pergilah dan gali dia. Gali lebih dalam.” Jawab Ji Yeon sambil tersenyum (menyebalkan untuk Ketua Tim Byun) lalu pergi.
Hari berganti malam, Ji Yeon sudah berganti pakaian, dia kemudian minum vitamin C untuk menyegarkan diri. Kemudian Rin Ji memberitahu Ji Yeon bahwa ada seseorang yang mencarinya, Santa Claus. Ji Yeon bergumam Santa itu menakjubkan (masih juga mengejarnya,,yaiyalah sepedanya diambil…)
Dong Ha menenangkan anak-anak yang ternyata ikut mengejar, bahwa dia akan menemukan sepedanya. Tak lama, Ji Yeon keluar dari lift dengan membawa sepeda. Anak-anak langsung menunjuk ke arahnya dan menyebutnya pencuri.
Ji Yeon mendekati anak-anak dan berkata pada mereka, “Apakah ada pencuri yang memberikan uang sebelum dia mencuri? Kalian harus bicara dengan benar. Aku memberimu uang dan kau menerimanya, jadi kita membuat kesepakatan.”
“Pihak lain harus setuju untuk membuatnya menjadi kesepakatan. Bukankah apa yang kau lakukan adalah perampokan?!” ujar Dong Ha kesal.
“Apakah kau pengacara anak-anak? Aku sibuk, jadi langsung ke intinya mengapa kau ada di sini.”
“Ahjumma (wanita tua), kau jahat.” Ujar si anak berkacamata.
“Aku bukan seorang wanita tua.”
“Kau jauh lebih tua dari kakak kami.” Tambah seorang anak perempuan, dan yang lain membenarkan.
Ji Yeon berkata mereka bisa membuat penilaian mereka sendiri. Pikirkan apa mereka inginkan. Dong Ha berujar, itulah sebabnya mengapa mereka mengatakan bahwa anak-anak adalah harapan. Karena mereka mengatakan kebenaran tidak peduli apa situasinya. Ji Yeon kembali bertanya apa intinya, yang ingin dikatakan Dong Ha. Kompensasi. Dong Ha menginginkan Ji Yeon memberikan kompensasi.
Ji Yeon mengeluarkan kartu namanya. Dia meminta Dong Ha untuk mengumpulkan semua kerugian dan memberitahunya. Ji Yeon menyerahkan kartu nama pada Dong Ha, lalu berjalan pergi.
“Dan juga, minta maaf. Dia pemilik sepeda.” Ucap Dong Ha sambil memegang pundak anak laki-laki berkacamata.
Ji Yeon berbalik, “Maafkan aku, Nak. Puas?”
Ji Yeon kembali berjalan pergi. Dong Ha menyusul dan menarik tangan Ji Yeon, dia mempertanyakan permintaan maaf Ji Yeon yang tidak tulus. Ji Yeon menarik tangannya dan berkata kembali pada anak-anak bahwa mereka seharusnya berterima kasih padanya. Ji Yeon juga minta maaf jika sepedanya rusak.
Ji Yeon berbalik kembali, dan kembali Dong Ha menahannya. Ji Yeon meminta Dong Ha melepaskan tangannya.
“Siapa yang meminta untuk mendengarkan cerita dari pihakmu.” Ujar Dong Ha.
Anak-anak membela Santa. Ji Yeon yang kesal kembali menarik tangannya dan berkata pada anak-anak.
“Tentunya kalian tidak berpikir dia adalah Santa yang nyata, kan? Kalian lebih naif daripada penampilanmu. Dengarkan baik-baik. Tidak ada hal seperti Santa di dunia ini. Paham?”
Anak-anak terkejut, dan Dong Ha memegangi kepalanya. Ji Yeon mendekat pada Dong Ha dan membongkar samarannya, Ji Yeon membuka kumis, jenggot, dan topi Santa. Ji Yeon mengatakan pada anak-anak bahwa Dong Ha dibayar untuk menjadi Santa. Jika mereka tidak ingin tertipu oleh orang dewasa seperti itu, mereka harus membaca buku dan belajar keras. Ji Yeon berjalan kembali.
Dong Ha menyusul Ji Yeon dan mendorongnya ke dinding, “Apa yang kau lakukan? Mereka adalah anak-anak yang memanggil seseorang biarawati sebagai ibu mereka di tempat orang tua mereka. Mereka datang ke Seoul untuk pertama kalinya untuk melihat Santa yang ingin mereka lihat dan mendapatkan hadiah yang mereka inginkan. Hari ini adalah hari istimewa bagi mereka untuk merasa bahwa mereka tidak ditinggalkan dan bahwa mereka dicintai. Kau menghancurkan itu.”
Ji Yeon menatap ke arah anak-anak dan tampak merasa bersalah. Tapi Ji Yeon tidak mau mengakuinya, “Jika mereka tidak memiliki keseimbangan orang tua, maka mereka harus mempelajari kenyataan secepatnya. Dengan begitu mereka akan mendapatkan keuntungan dari kehilangan dan kesakitan. Aku ingin anak-anak itu tahu bahwa Santa tidak nyata.”
“Lalu bagaimana dengan penyihir? Aku melihat penyihir hari ini. Apakah kau percaya bahwa penyihir ada dalam kenyataan?” Dong Ha menyindir.
“Aku bukan penyihir. Sama seperti kau bukan Santa.” Ji Yeon kemudian masuk ke dalam lift.
Dong Ha menatap anak-anak, dan merasa bersalah.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
***
Komentar:
Di awal episode sudah tampak ya ketidaksukaan rekan kerja Ji Yeon padanya, dan begitu terkenalnya dia sebagai penyihir. Tapi Ji Yeon ini memang berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Dia bahkan sanggup menyamar menjadi anak sekolah untuk mendapatkan targetnya.
Maaf ya telat banget, baru bisa nulis.. baru sepotong lagi..
seruuuuu,ini tayang dimana mba ?
ReplyDeletegomawo unni.....
ReplyDeletefighting!!
irma o
ini remake nya series taiwan my queen ya klo ngak salah yg diperankan pleh ethan ruan end cheryl yang..
ReplyDeleteBetulllll,,,my queen banget....
Deletepenasarannn..
ReplyDeletejangan berhenti di tengah jalan ya? hhee
ini masih on going ya?
Ini nih drama yg aku tunggu2 soalnya ada park seo joon
ReplyDeleteoke eonnie fighting nulis lanjutannyaa..
sma sprti ella !n here aku juga mohon jgn berhenti di tengah jalan yaaa
^hana^
Saya coba mengikuti..agak ngeri pas lihat tulisannya.banyak.-__- klo bukan karena noona ku ..sudah malas bacanya.tapi bagus kok pemaparannya jelas..
ReplyDeleteLucu :) kayaknya seru.. Aku baru sempet baca :)
ReplyDeletegomawo
suka suka suka
ReplyDeleteDalam hal pekerjaan Ji Yeon memang berdedikasi tinggi patut kita contoh
ReplyDeleteKarena perkataan Ji Yeon kepada anak anak saya pikir dia pantas mendapat julukan Penyihir ..