WITCH’S LOVE Episode 6 - 1

Dong Ha marah pada Ji Yeon yang mengganti pot bunga Hyacinth miliknya. Walaupun Ji Yeon bilang dia ingin membalas kebaikan Dong Ha padanya, Dong Ha tetap tak peduli dan bahkan membanting pot bunga itu.

“Kau menganggap dirimu dewasa, tapi kau anak kecil. Rahasia Hyacinth yang sangat ingin kau ketahui…”

“Berhenti membicarakan itu!” Dong Ha berteriak sangat kencang, tanpa menatap Ji Yeon, “Aku tidak mau melihatmu lagi, jadi pergilah dari sini.”

Dong Ha kemudian keluar dari rumah. Ji Yeon mengatur nafasnya yang sesak akibat perlakuan Dong Ha.

 

~Witch’s Love Episode 6~

Dong Ha mengendarai skuternya dengan kecepatan penuh menyalip kendaraan-kendaraan yang ada di depannya. Dia bagai sedang meluapkan emosinya. Sementara itu Ji Yeon mengambil tunas Hyacinth yang tadi dilemparkan Dong Ha sambil menghela nafas.

Dong Ha mendaki, dia melihat sebuah pondok, dan melihat kenangan masa lalunya bersama Young Chae.

Young Chae bersikeras ingin mengatakan sesuatu pada Dong Ha di puncak gunung. Dong Ha membujuk Young Chae agar mengatakannya disana saja, pemandangannya tidak kalah bagus. Young Chae tidak mau, mereka akan membuat harapan di perayaan satu tahun hubungan mereka, paling tidak harus di puncak.

Mereka kemudian beristirahat di pondok itu. Dong Ha menggenggam tangan Young Chae dan menyuruhnya menutup mata dan membayangkan bahwa mereka sedang berada di puncak. Dong Ha meminta Young Chae mengatakan harapannya. Tapi Young Chae meminta Dong Ha untuk mengatakan harapannya lebih dulu.

“Harapanku adalah…” Dong Ha berbisik, “Aku akan memberitahukannya 60 detik lagi.”

Young Chae kesal dan membuka matanya, “Yoon Dong Ha! Apakah kau akan terus bercanda?”

Mereka tertawa. Dong Ha meminta Young Chae mengatakannya lebih dulu. Young Chae pun mengalah.

“Yoon Dong Ha…pastikan kau menjadi seorang dokter yang hebat, dan aku ingin kau menyembuhkan jantungku.”

“Young Chae…tetap disampingku sampai aku menjadi seorang dokter yang hebat. Itulah harapanku.”

Dong Ha memberikan sebuah gelang pasangan sebagai hadiah perayaan satu tahun hubungan mereka. Young Chae dan Dong Ha melingkarkan jari sebagai tanda mereka berjanji.

Eun Cha mendaki gunung yang sama. Terngiang ucapan Young Chae yang merekomendasikan tempat itu padanya jika dia datang ke Korea. Eun Cha mencocokkan foto Young Chae dengan tempat itu, dan cocok. Eun Chae melompat dan berteriak kegirangan, dia menemukan tempat yang tepat. Eun Chae bergegas ke pondok itu dan bertemu Dong Ha.

Sementara itu, Ji Yeon sudah mengembalikan tunas Hyacinth ke pot sebelumnya dan menyimpannya.

Dong Ha akhirnya mengetahui bahwa Eun Chae adalah adik Young Chae, dan sebaliknya Eun Chae akhirnya tahu bahwa Dong Ha adalah pacar Young Chae. Eun Chae tak menyangka karena Young Chae mengatakan pacarnya sekolah kedokteran. Dong Ha menjelaskan bahwa dia sedang cuti.

Eun Chae menunjukkan gelang pasangan milik Young Chae yang sekarang dia kenakan. Eun Chae merasa seperti sedang bersama Young Chae jika mengenakan gelang itu.

“Jeong Young Chae. Jeong Eun Chae. Dia mengatakan padaku adiknya ada di Amerika. Mengapa aku tidak memperhatikannya sama sekali.” Ujar Dong Ha menerawang.

 

Dong Ha mengantar Eun Chae ke halte bis. Eun Chae naik bis dan merasa sedih. Dia menatap gelang Young Chae dan berkata pada gelang itu seolah itu adalah Young Chae, “Eonni, apa yang harus aku lakukan?”

Eun Chae menyukai pria yang ternyata adalah pacar Young Chae.

***

 

Ji Yeon mengemas pakaiannya, setelah menulis sebuah memo di dekat pot Hyacint dan kembali ke rumahnya. Ji Yeon mengedarkan pandangannya ke pelosok rumahnya. Terdengar suara Dong Ha memanggilnya. Ji Yeon pun mengingat semua kenangannya bersama Dong Ha.

***

Dong Ha pulang. Dia melihat ke kamar Ji Yeon yang ternyata sudah kosong. Dong Ha tampak menyesali perkataan kasarnya pada Ji Yeon sebelumnya. Dong Ha melihat Hyacinth yang sudah dikembalikan ke pot lama. Lalu Dong Ha membaca memo yang ditinggalkan Ji Yeon disamping pot.

“Aku minta maaf tanpa berpikir menghancurkan milikmu yang berharga. Terima kasih untuk semua yang telah kau lakukan untukku.”

Soo Chul pulang, dan terkejut melihat Dong Ha yang berdiri mematung. Soo Chul bertanya apakah ada yang salah. Soo Chul mencari sosok Ji Yeon, dan bertanya lagi dimana Ji Yeon. Dong Ha bilang Ji Yeon pergi. Soo Chul bingung, pergi kemana, renovasinya belum selesai. Dong Ha bilang dia tidak tahu, dan dialah yang menyuruh Ji Yeon pergi. Soo Chul bertanya apa yang terjadi. Dong Ha bilang Ji Yeon memotong Hyacinth. Soo Chul bertanya lagi, lalu apa masalahnya.

“Dia melakukan apapun yang dia inginkan, dan memotong Hyacinth yang Young Chae berikan untukku. Apakah kau melakukan ini karena kau tidak tahu apa artinya itu untukku?”

Soo Chul berdiri, “Aku tahu. Aku lah yang memberitahu dia. Dia menangis setelah mendengar cerita tentangmu dan Young Chae.”

“Hey, Yong Soo Chul! Mengapa kau mengatakan padanya sesuatu yang tidak ada gunanya?”

“Kaulah yang tidak seharusnya melakukan hal yang tidak ada gunanya. Akankah Young Chae kembali hidup jika kau terus melakukan itu? Kau menendang keluar orang yang mengkhawatirkanmu karena pot bunga belaka? Kau menyedihkan, menyedihkan.”

Dong Ha tampak memikirkan perkataan Soo Chul yang mungkin ada benarnya. (Ah, suka deh sama Soo Chul, dia lucu, tapi bisa serius juga…)

***

Dong Ha pergi ke restoran Na Rae. Na Rae menanyakan Ji Yeon, Dong Ha bilang dia datang sendirian dan ingin makan kue ikan. Na Rae pun mempersilahkan Dong Ha duduk, dan menanyakan apa yang diinginkan Dong Ha, sup atau tusuk daging? Dong Ha ingin tusuk daging dan sake.

Na Ra bilang itu tidak biasanya. Datang sendirian dan minum juga. Tapi Na Rae tidak bertanya lebih jauh dan meminta suaminya menyiapkan pesanan Dong Ha.

Dong Ha minum sake. Dia melihat Na Rae yang bertengkar dengan suaminya. Na Rae yang merajuk karena disamakan dengan Suzy. Anehnya, tiba-tiba yang Dong Ha lihat bukan Na Rae tapi Ji Yeon. Dong Ha mengedipkan matanya dan menggeleng, menyadarkan diri. Ternyata itu Na Rae bukan Ji Yeon.

Dong Ha minum lagi. Lalu dia melihat sosok Ji Yeon yang menyuapi seorang pria. Dong Ha menyemburkan minuman dimulutnya, dan ternyata itu bukan Ji Yeon. Dong Ha memaki dirinya sendiri gila.

Dong Ha menoleh ke arah pintu, dan masuklah Ji Yeon. Dan muncul Ji Yeon-Ji Yeon lain di dalam restoran.

Dong Ha seakan mendengar suara Ji Yeon juga: “Melihat kau disini sendirian dengan sedih, kau pasti menyesal. Yoon Dong Ha, apa yang kau pikirkan?”

Dong Ha menggeleng-gelengkan kepala, dan menyebut dirinya sendiri gila.

***

Ji Yeon cek in di hotel. Disampingnya ada pasangan yang juga akan cek in. Si wanita minta ijin ke kamar mandi sebentar. Lalu dari belakang, muncul seorang wanita gendut yang melabrak si pria. Wanita gendut itu tampaknya adalah pacar (atau istri) si pria. Si pria mengaku pada wanita gendut itu bahwa dia akan pergi ke reuni sekolah, dan akhirnya wanita gendut memergokinya.

Wanita gendut mengira Ji Yeon yang sedang berdiri disamping pria itu adalah selingkuhannya. Ji Yeon berusaha acuh. Tapi Ji Yeon terganggu ketika wanita gendut mengejeknya tua, memiliki kerutan di sekitar mata, tidak ada yang lebih baik darinya.

Ji Yeon berusaha menjelaskan. Dia kemudian melihat wanita selingkuhan pria itu dan menunjuk. Tapi si pria menutup mulut Ji Yeon, juga menyebutnya ‘sayang’. Pria itu memberikan kode pada wanita selingkuhannya agar segera pergi. Wanita gendut itu bertanya sejak kapan Ji Yeon dan prianya berselingkuh. Pria itu terus bersikap seolah Ji Yeon adalah selingkuhannya.

Wanita gendut itu kesal karena si pria menggunakan kartu miliknya. Dia kemudian menelpon polisi dan melaporakan pria itu dan Ji Yeon. Ji Yeon tak mau terlibat lebih jauh, dia mengambil tas dan kopernya hendak pergi. Wanita gendut menghalangi Ji Yeon yang dia sangka akan melarikan diri.

Na Rae mendapat telpon dari kantor polisi tentang Ji Yeon. Na Rae panik dan mengatakan hal itu pada Dong Ha yang masih ada disana bahwa Ji Yeon ada di kantor polisi. Na Rae bertanya apa yang harus mereka lakukan. Dong Ha langsung berdiri karena terkejut.

***

Di kantor polisi wanita gendut itu, si pria, dan Ji Yeon sudah dalam kondisi yang kacau. Wanita gendut itu ternyata bernama Park Na Rae. Ji Yeon berujar nama itu terlalu bagus untuk si wanita gendut (namanya sama dengan Na Rae teman Ji Yeon, hanya beda nama belakangnya). Membuat si wanita gendut berdiri menantang Ji Yeon.

Untung pak polisi menghentikan mereka dan bertanya pada wanita gendut seberapa buruk dia di pukul hingga wajahnya bengkak. Wanita gendut itu bilang kalau dia baru saja melakukan botox.

Kemudian terdengar suara Na Rae memanggil nama Ji Yeon dengan lantang. Na Rae berlari menghampiri Ji Yeon dan bertanya apakah Ji Yeon baik-baik saja. Na Rae memaki-maki si wanita gendut yang di sebut berbadan tiga orang. Si wanita gendut tak terima, dia bilang badannya cuma satu.

Na Rae memasang kuda-kuda dan mengacungkan sandalnya, “Kau pasti tidak mendengar tentang Samsun Slipper’s double slapper Baek Na Rae dari Joong Ang SMA Wanita (bingung artinya, pokoknya maksudnya tamparan ganda dari sandal Na Rae).”

Si wanita gendut tak mau kalah, “Aku adalah babi terbang dari Geum Hong SMA Wanita. Haruskah aku terbang? Aku sangat tangkas!”

Min Goo menghalangi babi pink itu, tapi dengan mudah dilemparkan kesamping oleh babi pink. Na Ra mengejak, dia pasti babi merah, bukan babi pink. Na Ra dan babi pink pun beradu tendang dan pukulan dengan masing-masing prianya berusaha melerai.

 

Sementara itu, Dong Ha yang ikut ke kantor polisi memandang Ji Yeon dari samping tempat duduknya dan Ji Yeon terdiam tanpa berani memandang Dong Ha.

Mereka kemudian berkumpul di restoran Na Rae. Min Goo menghidangkan sepotong tahu di meja. Ji Yeon bilang untuk apa, dia tidak keluar dari penjara. Tapi Min Goo bilang itu bukan untuk Ji Yeon, tapi untuk istrinya Na Rae.

Na Rae merajuk, “Min Goo, aku sebentar saja tidak bisa mengontrol emosiku sebelumnya.”

Min Goo sepertinya takut dengan jati diri Na Rae sesungguhnya yang ‘preman’, “Samsun Slipper’s double slapper…”

Na Rae masih merajuk dengan imutnya bahwa itu semua masa lalu. Min Goo lalu bertanya pada Ji Yeon dan Dong Ha, apa yang terjadi pada mereka berdua. Ji Yeon berkemas dan pergi ke hotel. Dong Ha datang ke restoran dan minum sendirian. Gantian Na Rae yang bertanya apakah mereka berdua pasangan yang sedang bertengkar. Itukah alasan Ji Yeon meninggalkan rumah dan Dong Ha minum sendirian karena marah.

“Aku sudah bilang jangan memperkirakan sesuatu sendiri!” Ji Yeon berteriak.

Na Rae mengkeret dan bersandar pada Min Goo. Min Goo memeluknya, “Kenapa kau berteriak pda Na Rae-ku?!”

“Na Rae Noonim lah yang pertama kali mengira sesuatu, seperti sebelumnya…” ujar Dong Ha.

“Itu benar! Melihat dia yang membelanya!” ujar Na Rae pada Min Goo. (Benar mereka pasangan yang bertengkar karena Dong Ha membela Ji Yeon)

“Bukan seperti itu…” ujar Dong Ha dan Ji Yeon bersamaan.

Na Rae makin mengkeret. Dong Ha dan Ji Yeon saling mencuri pandang.

***

Dong Ha membawa Ji Yeon pulang kembali. Di dekat rumah, Dong Ha membuka pembicaraan dengan berkata bahwa udara di malam hari itu bagus. Dong Ha kemudian pura-pura pegal di punggung dan pundaknya. Dong Ha kemudian duduk, dan meminta Ji Yeon ikut duduk bersamanya. Ji Yeon terdiam. Dong Ha menepuk bangku dan meminta Ji Yeon untuk cepat.

Ji Yeon pun duduk dengan menjaga jarak. Dong Ha meminta Ji Yeon untuk tidak seperti itu dan menjaga harga diri Dong Ha. Dong Ha pun bergeser mendekat pada Ji Yeon. ji Yeon bertanya apa maksud Dong Ha menjaga harga diri.

“Menjaga harga diri seorang pria. Akulah yang berteriak dan menyuruhmu untuk pergi. Jika kau pergi setelah menulis note seperti itu, what does that make me?”

“Kaulah yang menyuruhku pergi.”

Dong Ha menatap Ji Yeon, “Maafkan aku. Aku tidak seharusnya mengatakan itu.”

“Tidak, kau benar. Tidak peduli alasannya bahwa aku memotong itu, maafkan aku. Itu adalah sesuatu yang berharga untukmu. Aku dengar pacarmu memberikan itu padamu.”

“Hari ini adalah hari peringatannya.”

“Aku tahu. Aku mendengarnya.”

“Tapi aku bahkan tidak menyadarinya kemarin. Bahwa hari ini adalah hari peringatan Young Chae. Sebenarnya, aku marah pada diriku sendiri, bukan kau. Ini hanya sudah 3 tahun, aku benar-benar buruk, kan?”

Ji Yeon menggeleng, “Jangan salahkan dirimu sendiri. Kau menunggu pacarmu dengan menyiram bunga dan menunggu bunga itu mekar tanpa melupakannya bahkan satu hari pun.”

“Bunga itu bahkan tidak mekar.” Dong Ha menerawang.

“Itu akan mekar.” Ujar Ji Yeon yang membuat Dong Ha menoleh, “Hyacinth…hanya mekar bunga baru jika kau memotong bunga yang lama.”

Dong Ha terhentak, menyadari bahwa yang disebutkan Ji Yeon tadi adalah hal yang ditinggalakan Young Chae untuknya.

***

Dong Ha menatap pot Hyacinth di dekat jendela. Dia berkata sendiri bahwa sekarang dia menemukan jawaban yang tepat. Dong Ha juga bertanya-tanya apakah itu adalah hal yang ingin dikatakan Young Chae padanya.

“Itu benar, kau bodoh.” Sosok Young Chae tiba-tiba ada di depan Dong Ha. “Kau manusia membosankan, bagaimana bisa kau tidak melupakan masa lalu? Kau terus menjaga bunga mati di dekatmu dan kau tidak bisa memutuskan masa lalu. Kau tidak bisa maju ke masa depanmu.” Young Chae tersenyum, “Itu sesuatu yang aku lihat di buku.”

Young Chae mendekat pada Dong Ha yang masih terdiam dengan sedih menatapnya. Young Chae menggenggam tangan Dong Ha. “Untuk tidak bisa menjaga janji, itu bukan kau, tapi aku.”

Dong Ha menangis.

“Sekarang bahwa kau menemukan jawaban yang benar, bunga itu seharusnya mekar secepatnya.” Young Chae tersenyum.

“Young Chae….” Tangisan Dong Ha semakin menjadi saat menyadari tangannya mengambang di udara, tidak ada Young Chae yang menggenggam tangannya disana.

***

Ibu ingin ke kantor Trouble Maker, tapi dihalangi oleh petugas keamanan gedung. Walaupun Ibu bilang bahwa dia adalah ibunya Reporter Ban Ji Yeon. Tapi karena kejadian teror burung mati waktu itu yang mengaku sebagai teman Ji Yeon, petugas keamanan tetap tidak bisa membiarkan ibu masuk, kecuali Ji Yeon turun untuk menyambut ibu. Selain itu, juga tidak diperbolehkan membawa makanan ke dalam gedung.

“Ini hanya kotak makan siang! Mereka bukan bom kotak makan siang!” Ibu kesal.

“Apa itu?” sebuah suara mengejutkan mereka.

Dan Ibu langsung terpesona bertanya-tanya dalam hati siapa pemilik suara yang berwibawa itu. Dan ternyata itu adalah CEO Kwon. Ibu kembali berkata dalam hati, selera berpakaian CEO Kwon adalah pembunuh (pembunuh hati.. hehe..)

CEO Kwon bertanya jati diri ibu. Ibu pun memperkenalkan diri sebagai ibunya Ji Yeon. CEO Kwon menyambut ibu dengan senang hati dan memperkenalkan diri. Ibu bilang kalau dia mendengar banyak tentang CEO Kwon dari Ji Yeon, CEO Kwon adalah orang baik. CEO Kwon tertawa dan mengatakan bahwa Ji Yeon adalah harta karun perusahaan mereka.

CEO Kwon pun bertanya maksud kedatangan ibu. Ibu mengatakan bahwa dia membawakan makanan. CEO Kwon langsung membawakan kotak makanan ibu yang menurutnya berat. CEO Kwon bertanya lagi apakah hari ini adalah hari yang istimewa. Ibu membenarkan hari ini adalah tepat lima tahun dia menabung untuk menikahkan Ji Yeon. CEO Kwon kemudian mengajak ibu bersamanya naik ke kantor.

Di dalam lift, ibu yang mengagumi CEO Kwon berkata dalam hati, “Ji Yeon, penyihir itu. Dia mengambil pria sempurna ini dan mengatakan bahwa dia adalah cerewet tua yang bercerai yang hanya bernafsu pada uang?”

CEO Kwon bersenandung. Ibu melirik sambil tersenyum malu-malu.

Kemudian lift dan lampunya mati. Ibu ketakutan dan berlindung di lengan CEO Kwon. Lampu menyala lagi, Ibu langsung menjaga jarak. CEO Kwon menegur petugas melalui alat komunikasi yang ada di lift. Ternyata ada gangguan daya sementara. Petugas itu bertanya apakah CEO Kwon baik-baik saja.

“Aku tidak apa-apa, tapi wanita yang ada disini terkejut!” CEO Kwon kesal pada petugas itu. Dia lalu bertanya pada ibu apakah ibu sudah sedikit lebih tenang. Ibu membenarkan, dia tadi sedikit takut.

 

“Orang yang memiliki mata besar yang terang, memiliki hati yang lembut.” Ujar CEO Kwon memuji ibu, lalu tertawa canggung.

Ibu malu-malu dan berkata dalam hati, “Pria ini. Aku menginginkannya.”

CEO Kwon masuk ke kantor bersama ibu. Mereka disambut tim Kepala Tim Byun di bawah. Di atas, Dong Ha terkejut melihat kedatangan ibu dan memberitahukannya pada Ji Yeon. Dong Ha menutupi wajahnya dengan map. Ji Yeon kesal melihat ibunya datrang, sementara ibu tersenyum melambaikan tangan pada Ji Yeon.

CEO Kwon meminta semua anak buahnya berkumpul di ruang rapat untuk memakan makanan yang ibu buat.

Ji Yeon turun dan bertanya pada ibu apa yang dilakukan ibu dengan melakukan itu. Ibu tak menjawab dan terkejut melihat Dong Ha yang mapnya ditarik Young Shik. Dong Ha pun menyapa ibu. Ibu heran mengapa Dong Ha ada disana. Young Shik juga tak kalah heran Dong Ha pernah bertemu ibu Ji Yeon sebelumnya.

Ji Yeon mengatakan pada Young Shik bahwa Dong Ha bertemu secara singkat dengan ibunya saat dia datang ke rumah mengambil beberapa materi. Dong Ha kemudian permisi, diikuti Young Shik. Ibupun kesal pada Ji Yeon yang membohonginya lagi. Ji Yeon mengingatkan ibu bahwa itu adalah kantor dan mengajaknya membicarakan hal itu nanti saja.

Semua karyawan Trouble Maker berkumpul di ruang meeting bersama CEO Kwon dan Ibunya Ji Yeon. Ibunya Ji Yeon bilang bahwa tidak banyak yang bisa dia persiapkan dan mempersilahkan semuanya untuk makan. Semua memuji masakan ibu, tak terkecuali Ketua Tim Byun.

“Team Leader Byun pasti tidak mirip ibunya sama sekali. Kau mengosongkan nasi dan membuat kami semua kelaparan suatu waktu!” ujar Ketua Tim Byun dengan mulut penuh makanan.

“Kunyah semua makanan di mulutmu sebelum bicara. Kotor sekali.” Ejek Ji Yeon.

Ji Yeon kemudian bertanya sambil berbisik pada ibu, apa maksud tersembunyi ibu datang ke kantor dengan membawakan makanan di saat dia sudah melarang ibu untuk datang. Ternyata itu datang untuk menyuruh Ji Yeon untuk mengikuti kencan buta lagi, jika tidak ibu akan kembali besok. Ji Yeon dengan kesal terpaksa menyetujuinya.

Ibu yang sudah terpesona pada CEO Kwon memberikan tomat ceri yang dia tanam sendiri dan baru di petik tadi pagi. CEO Kwon senang menerimanya.

***

Suara Ibu: “Mereka mengatakan bahwa dia Kepala Bagian sebuah bisnis besar. Keluarganya baik dan mereka mengatana dia memiliki rambut yang banyak juga. Kau tahu bahwa pria bisa dilihat dari jumlah rambut dan suara, kan?”

Di depan Ji Yeon kini ada seorang pria. Pria itu tersenyum dan mempersilahkan Ji Yeon makan. Ji Yeon balik tersenyum dan mulai makan. Ji Yeon mengiris daging steak, dia lalu memanggil pelayan. Ji Yeon komplain, dia memesan daging dengan tingkat kematangan medium, tapi yang dia dapatkan adalah well done. Ji Yeon juga meminta gelas air putihnya diganti karena ada banyak bekas jari yang menempel. Pelayan akan mengganti semuanya untuk Ji Yeon.

Pelayan membawa steak dan gelas yang akan diganti, saat berjalan dia menjatuhkan piring. Ji Yeon mengeluh bahwa itu sangat nyaring. Dia kemudian tersenyum lagi, bersikap manis pada pria di depannya yang kini terdiam.

Ji Yeon duduk di depan pria yang berbeda. Ji Yeon meminta pria itu untuk tidak menyebutkan almamater SMA nya pada orang lain, karena alamamaternya memiliki semua pertentangan akademis masyarakat Korea. Komersialisasi pendidikan, filosofi akademik yang kuno, pertentangan kelas sosial, jarak antara miskin dan kaya, pemalsuan nilai ujian masuk, dan bahkan konglomerat yang tidak tahu malu. Ji Yeon bilang hal itu terus muncul dibenaknya.

Ji Yeon kini di restoran Na Rae. Dia mengeluh, tidak masuk akal. Kenapa para pria yang kencan butanya tidak ada yang mengajaknya bertemu kemali. Tidak masuk akal. Tubuhnya sangat bagus, keuangan juga tinggi. Wajahnya yang seperti itu juga sangat bagus.

“Bisakah kau memahami situasi ini? Kalian semua tidak bisa memahaminya juga, kan?” Ji Yeon mencari pembenaran dari semuanya.

 

Tapi Na Rae bilang berpisah setelah 30 menit tetap saja sedikit kejam. Jika Ji Yeon ingin mengenal satu sama lain, 30 menit tidak cukup. Min Goo menyanggah pendapat Na Rae, dia saja hanya butuh 30 detik untuk jatuh cinta pada Na Rae. Na Rae bilang itu karena mereka ditakdirkan. Na Rae dan Min Goo ber-lovey dovey.

Ji Yeon kesal, dia bilang dia bisa melihat Na Rae dan Min Goo cocok tak lebih dari 3 menit. Min Goo juga kesal dengan ejekan Ji Yeon, dia bilang mulai sekarang mereka (Min Goo dan Ji Yeon) tidak akan dekat bahkan setelah 30 tahun.

Dong Ha yang juga ada disana akhirnya angkat bicara, dia bertanya mengapa Ji Yeon melakukan banyak sekali kencan buta. Ji Yeon bilang itu karena ibunya. Na Rae kemudian mengingatkan Ji Yeon untuk melakukan yang terbaik jika melakukan kencan buta lagi, dan ajak pria itu untuk datang bersama akhir pekan ini.

Ji Yeon tak mengerti, memangnya ada di akhir pekan. Na Rae mengatakan Yoon Mi teman mereka mengirim email. Ternyata Ji Yeon menjadikan email dari Yoon Mi sebagai spam, jadi dia tidak membacanya. Na Rae pun memberitahu jika akhir pekan ini ada pertemuan klub mereka.

Na Rae menunjukkan video yang juga dikirimkan Yoon Mi. Ji Yeon terbelalak melihat video itu. Dia juga berusaha agar Dong Ha tidak melihatnya. Sementara Na Rae dan Min Goo menertawakan Ji Yeon.

Video itu berasal dari pertemuan klub mereka yang sebelumnya. Ji Yeon yang mabuk memaki-maki patung pria yang Ji Yeon anggap sedang menatapnya. Ji Yeon menyuruh patung itu pergi. Na Rae sibuk menyadarkan Ji Yeon bahwa itu bukan orang tapi patung. Na Rae memegangi Ji Yeon, tapi Ji Yeon meronta hingga akhirnya tangan Ji Yeon tak sengaja mengenai ‘burung’ patung pria itu. dan.. pluk! ‘burung’ nya terjatuh, lepas dari tempatnya (sumpah, aku ngakak banget liat ini, mian… ;p). Semua terdiam karena terkejut, termasuk dua pegawai restoran.

Tiba-tiba Ji Yeon nyeletuk, “Kenapa lemah sekali? Bagai mana bisa sesuatu "pluk" dan jatuh begitu saja?”

Dengan tangan gemetaran, Na Rae mengambil ‘burung’ itu dari tanah dan bingung mereka harus bagaimana. Na Rae bahkan mencoba menempelkan kembali ‘burung’ itu ke tempatnya sambil merengek kebingungan. Ji Yeon kembali memaki patung itu pengecut dan egois.

Ji Yeon kemudian berjanji pada semua temannya. Jika dalam pertemuan selanjutnya dia tidak membawa seorang pria yang lebih baik dari Noh Shi Hoon, dia akan mentraktir semuanya berlibur ke Eropa. Na Rae berusaha menghentikan Ji Yeon, tapi Ji Yeon yang mabuk tidak mengindahkan Na Rae. Sedangkan teman mereka yang lain melonjak kegirangan. (Sepertinya Ji Yeon meluapkan kekesalannya pada Shi Hoon pada patung itu..)

Note: maaf kalau adegan ini rada porno, gak terlalu keliatan kan bentuknya….? >.<

***

Bersambung ke bagian 2 ~

***

Komentar:

Sudah jelas ya perasaan Dong Ha pada Ji Yeon. Dia memang sudah memiliki perasaan lain pada Ji Yeon, buktinya dia lupa peringatan kematian Young Chae yang selama ini selalu dia ingat, dan Dong Ha juga merasa sangat menyesal saat dia menyadari kesalahannya mengusir Ji Yeon.

Oya, ada lagi yang jatuh cinta, Ibu jatuh cinta pada CEO Kwon! Tadinya aku pikir Ibu menyukai CEO Kwon untuk dijodohkan dengan Ji Yeon, ternyata…untuknya sendiri… hehe…

###