WITCH’S LOVE Episode 7 – 2
Dong Ha memberitahu Soo Chul bahwa Dewi yang membuat Soo Chul jatuh cinta saat pandangan pertama adalah adiknya Young Chae. Soo Chul terkejut karena yang dia tahu adik Young Chae ada di Amerika. Dong Ha kembali memberitahu Eun Chae kembali sebulan yang lalu, dan sekarang dia seorang magang di Trouble Maker. Dan Dong Ha juga baru tahu hal itu seminggu yang lalu.
Soo Chul bilang takdir macam apa itu, setelah dua puluh lima tahun seorang Dewi baru muncul di hidupnya dan dia adalah adiknya Young Chae. Dong Ha mencibir, Soo Chul juga mengatakan hal itu dengan wanita yang terakhir kali Soo Chul. Malaikat, sebelumnya peri.
Soo Chul kesal dan memiting Dong Ha yang dia anggap telah tidak menghormati ketulusan hatinya.
“Kali ini rasanya berbeda. Rasa. Bagaimana bisa kau mengatakan itu disaat kau berada di tengah ‘mengenal’ dengan Noonim.” Soo Chul menjitaki kepala Dong Ha.
Dong Ha menyerah, maka Soo Chul pun melepaskannya. Dong Ha memegang lehernya yang sakit, lalu menghela nafas, “Aku pikir hanya akulah yang merasakan sesuatu.”
Soo Chul pun penasaran, “Kenapa? Dia tidak menyukaimu? Karena kau tidak memiliki banyak uang?”
Dong Ha menegur Soo Chul dengan suara tinggi bahwa Ji Yeon tidak seperti itu. Soo Chul menjitak Dong Ha. Soo Chul bertanya apakah Dong Ha pergi ke pertemuan dengan Ji Yeon. Dong Ha membenarkan, tapi ada orang lain muncul juga. Soo Chul penasaran siapa orangnya, tapi Dong Ha tidak mau memberitahu. Dong Ha lalu keluar untuk membuang sampah.
“Kuatlah, Yoon Dong Ha. Kau pria yang baik. Walaupun kau mungkin tidak sebaik aku!” Soo Chul memberikan semangat.
“Aku tidak bisa mengakuinya (bahwa Soo Chul lebih baik darinya).” jawab Dong Ha dari luar.
***
Ji Yeon meminta ibu untuk pulang duluan naik taksi, padahal ibu ingin sekalian mengantar Ji Yeon ke rumah Na Rae. Ji Yeon meminta ibunya untuk pergi dan menghubunginya jika sudah sampai rumah. Ibupun tak bisa membantah lagi selain naik taksi dan pulang ke rumah.
Setelah ibu pergi, raut wajah Ji Yeon berubah lagi.
Ji Yeon duduk di bangku dekat rumah sambil melamun. Kebetulan Dong Ha lewat, dia menegur Ji Yeon, mengatakan kalau Ji Yeon akan melubangi dan membuat tanahnya ambruk. Ji Yeon pun menoleh menyadari kehadiran Dong Ha dan tersenyum. Dong Ha duduk disamping Ji Yeon.
Dong Ha bertanya apakah Ji Yeon melakukan wawancara dengan baik siang tadi. Ji Yeon memberitahu bahwa jurnalis foto Phillip Noh adalah Shi Hoon. Dong Ha terkejut. Dong Ha menyebut Shi Hoon sebagai orang yang aneh. Dia pergi tanpa kata dan menjadi koresponden perang. Dong Ha memaki Shi Hoon, mewakili Ji Yeon. Lalu Dong Ha menoleh dan melihat Ji Yeon yang ternyata menangis. Dong Ha terdiam.
“Ketua Tim…”
Dengan terisak Ji Yeon bercerita, “Dia bilang dia akan kembali seminggu sebelum pernikahan. Tapi esok hari setelah hari pernikahan, bahkan sebulan kemudian, tidak ada kata darinya. Aku sangat membencinya. Dan kemudian aku sangat khawatir padanya. Aku benar-benar tidak bisa hidup. Sebulan kemudian, sebuah telpon masuk dari orang yang mengaku sebagai asistennya. Bahwa dia (Shi Hoon) menyesal melamarku. Itulah sebabnya dia tidak datang. Dia bilang aku adalah gangguan untuknya. Bahwa dalam hidupnya, dia memiliki impian yang lebih besar daripada menikah.”
Dong Ha ikut kesal, “Dia pria yang menyedihkan. Mengapa dia menyuruh orang lain mengatakan hal itu untuknya?”
“Itulah sebabnya aku juga..mengembalikan cincin melalui asisten itu. Aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku juga baik-baik saja. Aku…aku tidak pernah tahu bahwa cita-citanya adalah menjadi koresponden perang. Aku…” Ji Yeon kembali terisak. “Aku…aku pikir kami memiliki mimpi yang sama. Kehidupan yang aku impikan, dia selalu ada disana.”
Dong Ha berlutut di hadapan Ji Yeon, “Tidak semua pria di dunia ini sama. Aku tidak akan pernah mengkhianatimu, Ketua Tim.”
Ji Yeon berusaha tersenyum dan berterima kasih atas bantuan Dong Ha kemarin. Fakta bahwa dia tidak bisa berjalan dengan percaya diri di depan Shi Hoon, Ji Yeon benar-benar berterima kasih Dong Ha menyelamatkannya dengan pura-pura menjadi pacar Ji Yeon. Dong Ha menatap Ji Yeon lekat-lekat. Ingin rasanya dia bilang bahwa perasaannya sungguhan, tapi waktunya belum tepat.
“Dong Ha! Ayo makan ramen.” Soo Chul berteriak dari atas, membuat Ji Yeon tertawa. Ji Yeon lalu mengajak Dong Ha pulang. Sambil berjalan Ji Yeon mengumpat pada Shi Hoon. Mimpi Shi Hoon yang dia pilih setelah meninggalkan Ji Yeon adalah digigit singa, apakah Ji Yeon lebih buruk daripada singa atau buaya. Dong Ha bilang dia tidak akan menukar Ji Yeon dengan binatang. Dong Ha juga meledek apakah Shi Hoon punya smartphone. Ji Yeon tertawa dibuatnya.
***
Dong Ha melamun di tempat tidur. Dia mengingat pertemuannya dengan Shi Hoon di pertemuan. Dong Ha duduk dan menggerutu.
“Jika dia seekor beruang kutub, paling tidak dia gendut. Jika dia lebih dari 40, maka seharusnya mulai botak. Apakah dia bersembunyi 6 tahun hanya untuk ‘membentuk’ tubuhnya? Pria macam apa yang tersenyum dengan matanya seperti….”
Dong Ha menirukan gaya Shi Hoon dengan jelek. Dia lalu berpikir dengan yakin pasti ada kelemahan yang dimiliki Shi Hoon. Tapi Dong Ha tidak menemukannya dan memukul dirinya sendiri yang sudah bicara yang tidak-tidak.
***
Soo Chul menutup toko dan hendak menguncinya. Dari belakang Eun Chae datang dan bertanya apakah toko sudah tutup. Soo Chul mengiyakan karena jam bekerja sudah lewat. Soo Chul berbalik dan terkejut melihat Eun Chae. Soo Chul pun membuka tokonya kembali, karena Eun Chae baru saja pulang dan belum makan.
Eun Chae hendak makan, tapi dia merasa tidak nyaman dengan tatapan Soo Chul yang duduk di depannya dengan manis. Soo Chul meminta Eun Chae makan dengan nyaman. Eun Chae yang sebenarnya tidak nyaman akan membungkus makanan dan membawanya pulang.
Soo Chul memukul tangan Eun Chae dengan manja, dan memberitahu bahwa rasa makanan paling baik saat masih hangat. Soo Chul kemudian mengambilkan minuman untuk Eun Chae. Soo Chul meminta Eun Chae untuk jangan merasa tidak nyaman dengan hubungan mereka. Eun Chae tak mengerti.
“Aku dengar dari Dong Ha. Aku dengan kau adiknya Young Chae?”
“Kau kenal kakakku?”
Soo Chul tertawa, “Tentu saja, aku kenal. Dong Ha adalah pacarnya, dan aku adalah teman baiknya.”
Eun Chae pun mengerti dan senang bertemu dengan Soo Chul. Kemudian Soo Chul berpikir, jika Eun Che adalah adiknya Young Chae, berarti dia juga adik bagi So Chul. Soo Chul meminta ijin untuk bicara dengan tidak formal dan meminta Eun Chae memanggilnya Oppa. Eun Chae tertawa canggung.
(Disini sebenarnya beberapa kali Soo Chul menggoyangkan badannya saat bicara, tapi aku bingung mengungkapkannya… Soo Chul ini kelakuannya lucu.. hehe..)
***
Ibu sedang latihan aerobic dengan beberapa ahjumma lainnya. Tapi Ibu sering melakukan gerakannya sendiri, berbeda dengan yang lain. (Aku ngakak nonton ini, inget kelakuan diri sendiri kalau dengar lagu OST yang dinyanyikan Spica ini, badan otomatis goyang-goyang, hehe…)
Para ahjumma membuat bibimbap, disatukan dari semua makanan yang mereka bawa. Ibu menghela nafas, dan membuka bekalnya sendiri. Tomat cherry. Salah satu ahjumma mengajak Ibu untuk makan bersama. Ibu menolak karena dia sedang diet. Ahjumma yang lain bilang ibu terlihat baik, kenapa harus diet. Setelah latihan sekeras itu, jika ibu tidak makan, ibu akan pingsan. Yang lain pun membenarkan.
Ibu bersedia makan satu sendok penuh. Ibu menyendok bibimbap, benar-benar satu sendok penuh. Saat akan menyuap, dia teringat pada kebersamaannya dengan CEO Kwon dan Ji Yeon yang bilang bahwa mantan istrinya adalah model. Ibu menaruh kembali makanannya, dia tidak bisa melakukannya. Ibu pun pamit pulang duluan.
***
CEO Kwon mempertanyakan artikel yang dibuat oleh Ji Yeon, yang hanya menulis tentang pengenalan pameran, “Apakah kau lupa motto Trouble Maker kita? Bagaimanapun caranya kita harus membuat masalah. Itu adalah keahlianmu.”
Ji Yeon beralasan bahwa topiknya tidak bagus. Menurut CEO Kwon, judul pameran jurnalis foto “One’s Beloved”, merupakan pesan untuk kekasihnya. Dan menurut CEO Kwon itu seksi. Ji Yeon kembali beralasan Phillip Noh bahkan bukan selebritis. Young Shik kemudian bilang kalau ada seorang model di Amerika yang mengejar Phillip. Dan bahkan menurut pendapat seorang pria Phillip benar-benar tampan.
CEO Kwon mengusulkan mereka harus menemukan siapa kekasih Phillip Noh. Ketua Tim Byun menambahkan, Phillip Noh mengumpulkan foto dari medan perang untuk kekasihnya. Tercium bau skandal tragis. Ketua Tim Byun menawarkan diri untuk menggalinya. Rin Ji juga ingin ikut terlibat. Chang Min ikut mengusulkan mencari tahu di masa Phillip sekolah. Mungkin teman kuliah atau teman sekolahnya tahu sesuatu.
CEO Kwon hampir menyetujuinya. Ji Yeon dengan cepat mengatakan kalau dia akan melakukannya. Besok dia akan pergi ke pameran dan menggali informasi tentang itu. Tapi Ji Yeon akan pergi sendirian. CEO Kwon tentu merasa senang dan meminta Ji Yeon melakukannya dengan caranya yang seksi. CEO Kwon kemudian pergi. Ketua Tim Byun kesal, dia menyangka Ji Yeon bersedia melakukannya karena dia akan melakukannya.
Ji Yeon meminta Young Shik menyiapkan materi yang kemarin mereka dapatkan. Young Shik pun panik. Dia meminta bantuan Dong Ha untuk mengambil materi yang dia tinggalkan, saat wawancara Phillip Noh kemarin. Materi itu harus disiapkan sebelum artikel ditulis. Ji Yeon mengetahuinya dia akan mati. Young Shik tidak bisa mengambilnya sendiri karena dia harus membantu Ketua Tim Byun sekarang.
Dong Ha enggan dan menyuruh Young Shik mengambilnya sendiri besok. Tapi besok adalah hari pameran. Dan Ketua Tim Byun datang menarik paksa Young Shik. Young Shik sekali lagi meminta tolong. Dong Ha hanya bisa menghela nafas panjang.
***
Ibu datang ke kantor dengan membawa tanaman tomat cherry. Ibu heran dengan kantor yang terlihat kosong, tapi ternyata CEO Kwon ada disana. CEO Kwon memberitahu bahwa Ji Yeon sedang keluar dan seharusnya ibu menelpon lebih dulu sebelum datang. Tapi ibu datang bukan untuk bertemu Ji Yeon. Ibu memberikan tomat cherry yang dia bawa pada CEO Kwon. CEO Kwon tertawa dan bertanya apakah ibu memberikan itu untuknya. Ibu mengangguk.
Mereka kemudian bicara di kantor CEO Kwon.
“Ini sesuatu yang aku tumbuhkan sendiri. Aku melihat kau menikmati memakannya terakhir kali. Ambil satu saat kau ingin dan makanlah.”
“Ini pertama kalinya menerima hadiah seksi.”
“Ya?” Ibu sedikit terkejut mendengar kata ‘seksi’.
“Saat aku merasa sangat senang, aku mengatakan kata ‘seksi’.” CEO Kwon menjelaskan.
Ibu pun mengerti dan berkata dalam hati, “Pria ini benar-benar seksi.”
CEO Kwon berkata agi, “Mulai sekarang, kapanpun aku makan tomat ini, Ibunya Ketua Tim Ban….siapa namamu?”
“Choi Jung Sook.”
“Aku akan mengingat Madam Choi kapanpun aku memakannya.”
Ibu tersenyum malu-malu, “Pria ini membuatku gemetar.”
***
Shi Hoon bersiap pergi. Chae Hee bertanya kemana Shi Hoon akan pergi dan memberitahu bahwa fotografer yang kemarin akan datang untuk mengambil materi yang dia tinggalkan. Shi Hoon akan pergi ke percetakan untuk mengkonfirmasi sesuatu. Chae bilang dia sudah kesana kemarin. Tapi Shi Hoon sesuatu yang Shi Hoon maksud adalah sesuatu yang dia minta mereka untuk mencetaknya secara terpisah.
“Apakah itu bagian untuk pameran juga?”
“Ya.”
“Apakah ada pekerjaan yang aku tidak tahu?”
Shi Hoon hanya tersenyum. Lalu bel berbunyi.
Chae Hee membuka pintu dan itu adalah Dong Ha. Chae Hee mempersilahkan Dong Ha untuk masuk. Dong Ha masuk dan menyapa Shi Hoon yang ada disana.
“Aku pikir kau adalah pacarnya Ji Yeon, tapi aku melihat kau adalah rekan kerja.”
Dong Ha memaksakan senyumnya, “Kami adalah ‘office couple’.”
Shi Hoon tersenyum dan menyuruh Dong Ha bicara pada Chae Hee karena dia harus pergi ke suatu tempat. Shi Hoon pun pergi. Chae Hee mempersilahkan Dong Ha untuk duduk. Chae Hee memberikan minuman pada Dong Ha dan memintanya menunggu sebentar. Chae Hee harus menemui kurator di lobby.
Sepeninggal Chae Hee, Dong Ha melihat-lihat ke sekitar ruangan yang terlihat berantakan dengan berbagai macam gambar. Dong Ha melihat foto beruang kutub yang sama dengan yang dimiliki Ji Yeon.
Secara tak sengaja dia juga melihat dokumen tentang pemberian obat pembunuh rasa sakit dosis tinggi. Dong Ha menduga Shi Hoon mengalami sakit yang sangat keras hingga mendapatkan obat-obatan itu.
Dan secara tak sengaja pula matanya tertumpu pada dua buah cincin yang menggantung. Dong Ha teringat Ji Yeon yang mengatakan bahwa dia mengembalikan cincinnya pada asisten Shi Hoon. Dong Ha menatap cincin itu, “Dia menyimpannya selama ini?”
***
Dong Ha mengendarai motornya sambil mengenang kebersamaannya selama ini dengan Ji Yeon. Melihat Ji Yeon yang tertawa bahagia dan Ji Yeon yang menderita saat mengingat Shi Hoon.
“Mengapa kau berubah menjadi cengeng setiap kali beruang kutub muncul?”
Dong Ha juga teringat setiap kali Ji Yeon memanggilnya. Dan bagaimana perasaannya mulai tumbuh untuk Ji Yeon.
Dong Ha menyalakan banyak lilin di tangga. Apakah dia akan menyatakan perasaannya lagi, sebelum Ji Yeon diambil lagi oleh Shi Hoon?
Ji Yeon pulang dan terkejut melihat banyak lilin. Dia tersenyum kecil dan mulai berjalan menaiki tangga. Dong Ha menyambutnya di teras rumahnya (rumah Ji Yeon). Dong Ha yang sudah menyiapkan meja dan tempat duduk, mempersilahkan Ji Yeon duduk dan menutup badan Ji Yeon dengan jaket. Ji Yeon bingung, apakah hari ini hari yang spesial, atau Dong Ha berulang tahun?
Dong Ha bilang itu adalah pesta perpisahan. Ji Yeon bertanya dengan serius, Dong Ha hendak pergi kemana. Dong Ha menjelaskan lagi sambil menuang wine, itu adalah pesta perpisahan untuk Ji Yeon yang akan segera pindah. Ji Yeon tertawa geli, Dong Ha terlalu berlebihan, dan juga pestanya terlalu cepat.
“Jadi kau ingin aku pergi lebih cepat?”
“Aish, benar-benar. Mengapa kau merusak suasana hati? Apakah kau tahu bagaimana sulitnya aku mempersiapkan semua ini?” Dong Ha merajuk.
Ji Yeon tertawa dan memuji semua yang dipersiapkan Dong Ha itu cantik. Dong Ha kemudian memberikan sebuah hadiah. Ji Yeon membukanya dan tak mengerti apa itu. Dong Ha menjelaskan, itu adalah alarm pertahanan diri. Jika Ji Yeon menarik penjepitnya, maka akan terdengar suara yang sangat nyaring.
“Jika terjadi sesuatu, gunakanlah. Aku akan segera datang secepatnya.”
“Terima kasih.” Ji Yeon tersenyum.
“Tidak perlu berterima kasih. Aku sudah mengatakannya padamu. Bahkan jika kau mendorongku menjauh, aku tidak akan pergi kemanapun.”
“Itu..akting yang kau lakukan untuk membantuku.”
“Siapa yang berakting? Aku bersungguh-sungguh.” Dong Ha menunduk. “Aku tahu kau memiliki waktu yang sulit karena beruang kutub.” Dong Ha menggaruk lehernya yang tak gatal, “Aku akan menunggu sedikit lebih lama, tapi beruang kutub kuat daripada yang aku pikirkan. Aku tidak meminta jawabanmu sekarang, jadi jangan merasa terbebani.”
Ji Yeon terdiam. Dong Ha lalu mengajak Ji Yeon makan untuk memecah kecanggungan mereka. Ji Yeon setuju dan tersenyum. Mereka pun bersulang untuk kemudian makan kaki babi. Ji Yeon heran, bukankah kaki babi lebih enak dimakan dengan soju. Dong Ha berkata yang sedang ngetren sekarang adalah ‘Wa-Jo’, wine dan jok-bal (kaki babi). Ji Yeon tertawa, dan mencobanya.
“Mm, ini enak dimakan bersama.”
“Benarkah?”
“Mmm..”
“Seperti kita?”
Ji Yeon tertawa, dan Dong Ha pun tertawa. Mereka pun makan bersama.
***
Ji Yeon berdiri di gerbang galeri. Dia menatap poster tentang pameran Shi Hoon hari itu. Tiba-tiba Dong Ha datang dan menggandeng Ji Yeon masuk ke dalam.
Pembawa acara mengucapkan terima kasih pada semua reporter yang tertarik pada pameran itu. “Saya akan memperkenalkan pada Anda, jurnalis foto kelas dunia, Phillip Noh, yang tersembunyi.”
Ji Yeon dan Dong Ha juga berdiri di barisan paling belakan. Ketika Shi Hoon maju ke depan, Ji Yeon bersembunyi di belakang Dong Ha. Dong Ha menegur Ji Yeon, “Kenapa kau bersembunyi? Kau tidak melakukan kesalahan apapun.”
Ji Yeon mengelak, “Siapa yang sembunyi? Aku hanya tidak ingin menjadi perhatian.”
Dong Ha meledek Ji Yeon yang kemarin omong besar pada CEO Kwon bahwa dia akan pergi sendiri. Ji Yeon meminta Dong Ha untuk melihat kedepan. Chae Hee, melihat kehadiran Ji Yeon dan Dong Ha. Dia bergegas pergi.
Penanya: “Berapa lama sejak anda terakhir kali di Korea?”
Shi Hoon: “Itu sudah 6 tahun.”
Penanya: “Pekerjaanmu biasanya mengambil foto di medan perang atau alam liar. Tema-mu sangat romantis. One’s Beloved. Apakah itu artinya pekerjaan utama?”
Shi Hoon: “Itu tidak memiliki arti sehebat itu. Itu adalah pesan pribadi saya, yang saya kirimkan untuk seseorang.”
Ji Yeon tak mau mendengar apapun lagi dan mengajak Dong Ha untuk pergi. Dong Ha menahannya, mengajak Ji Yeon untuk mendengarkan hal memalukan apa yang akan Shi Hoon katakan. Ji Yeon pun terdiam.
Penanya: “Hal apa yang paling penting di medan perang?”
Shi Hoo: “Melihat anak-anak yang terluka dan kelaparan, saya berharap orang-orang akan melihat foto-foto itu dan dengan cepat menolong mereka. Tapi sebenarnya saya..tidak bisa dekat pada..seseorang yang membutuhkan saya. Pemikiran itu adalah yang paling sulit.”
Penanya: “Apakah anda membiacarakan kekasih anda?”
Shi Hoon: “Sebelumnya iya. Meskipun untuk saya, dia masih sama.”
Shi Hoon melihat Ji Yeon. Ji Yeon kemudian berbalik akan pergi. Shi Hoon menghentikannya, “Tunggu. Apakah kalian dua reporter memiliki pertanyaan?”
Dong Ha pun bertanya, “Apakah kau tidak berpikir bahwa mantan kekasihmu tidak akan merasa canggung? Kau tidak bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu. Dan dia bisa saja memiliki orang lain sekarang.”
Shi Hoon menjawab, “Itu bisa saja terjadi. Akan tetapi, ada hal-hal yang tidak berubah. Hatiku tetap seperti itu. Dan aku yakin orang itu juga seperti itu. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa.”
Ji Yeon dan Dong Ha terdiam mendengar jawaban Shi Hoon. Dong Ha menarik Ji Yeon pergi dari sana. Shi Hoon hanya bisa memandang mereka setelah akhirnya dia bisa bicara secara tidak langsung pada Ji Yeon.
Di luar gerbang galeri, JI Yeon mempertanyakan mengapa baru sekarang Shi Hoon mengatakan hal itu. Dong Ha mengajak Ji Yeon pergi. Tidak ada alasan lagi untuk mereka tetap ada disana. Ji Yeon bilang selama ini dia penasaran, kenapa Shi Hoon meninggalkannya. Dan dia berpikir jawaban dari pertanyaan itu ada di dalam sana.
Ji Yeon melepas tangannya dari genggaman Dong Ha dan berjalan kembali masuk ke galeri. Dong Ha menghela nafas.
Ji Yeon masuk ke dalam galeri, menuju tempat orang-orang berkumpul. Orang-orang itu menoleh pada Ji Yeon dan terkejut menyadari sesuatu. Ji Yeon melihat gambar yang terpajang disana. Kumpulan foto kondisi perang dan alam liar yang disatukan membentuk wajahnya. Ji Yeon meneteskan air mata menyadari sesuatu.
Shi Hoon muncul dibelakang Ji Yeon. Dong Ha juga sampai dengan berlari.
“Ji Yeon..” Shi Hoon memanggil Ji Yeon.
Ji Yeon berbalik.
“Mari kita mulai lagi.” ujar Shi Hoon kemudian.
Ji Yeon diam terpaku menatap Shi Hoon. Dong Ha pun ikut terdiam.
***
Bersambung ke episode 8 di My Short Obsession.
***
Komentar:
Sebenarnya agak sebal dengan Shi Hoon yang tiba-tiba datang disaat Ji Yeon mulai membuka hatinya untuk Dong Ha. Dan sebal juga karena Shi Hoon tidak memikirkan perasaan Dong Ha. Padahal dia tahu Dong Ha ‘pacar’ Ji Yeon, tapi dia malah mengajak Ji Yeon untuk kembali. Kasihan Dong Ha…
Entah nanti Ji Yeon akan memilih siapa, karena sepertinya Ji Yeon masih tidak bisa melupakan Shi Hoon. Buktinya hatinya masih sakit. Jika memang benar Ji Yeon sudah melupakan Shi Hoon, dia tidak akan merasa sesakit itu.
Note: Mian ya readers aku telat terus postingnya.. dan aku merasa tulisanku semakin memburuk… aku tidak bisa melukiskan perasaan para karakter dengan baik.. Mian.. T.T
###
Maksih mbk
ReplyDeletewlau telat aku tetap setia menunggu sampe sehari bolak balik sampai 5x paling dikit apkah uda di posting apa lom
ksihan dong ha cwok pengertian
slam kenal mbk ku desi
smngat mbk;)
senang akhirnya part 2 muncul..masih ada sentuhannya kok mba...semangat terus y
ReplyDeleteceritanya smakin seru. aku suka dongha sih tapi sejujurnya aku pengemar shi hoon swaktu main di All About Eve dulu,,,,,,jadi bingung mau dukung shi hoon sunbe ato dongha shi..?????????????
WAHHH saya sneng banget bisa baca sinopsisny a coz kalo ntn flmnya ga bisa suamiku suka ngomelll...hehe ...makasih banget buaaat mba yg nyempetin buat bikin sinopsisnya ...ditunggu ea epsd selanjutnya ...smangat ea ....
ReplyDeleteJY mungkin masih mengingat SH, tapi yang dia ingat hanya rasa sakit yang sudah dibuat oleh SH,,, bukan lagi cinta,,, hehehehee,, sok tau nih w,,,
ReplyDelete"Jangan membuat orang lain menangis jika tidak bisa membuat dia tersenyum"...
makasih unni utk sinopnya.. :)
Kaya nya si chae hee dalang dibalik semua kesalahpahaman ji yeon ama shi hoon...si asisten itu kayanya suka ama shi hoon....
ReplyDeleteHikz.....sedih liat DH.....
ReplyDeleteGpp ,aqw sllu menunggu tiap ep ..n semangat truz ..next ep yaa ^_^
ReplyDeletePoor Dong Haa...Makasih Mba Mumu...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDaebak uri unni,
ReplyDeletesinopsisnya jjang!!
Lanjut yah!!! Semoga sehat selalu dan dilancarkan dlm menulis :D
Aq rasa si hoon pzti pnya alasan kuat ,dan juga asisten si hoon sangat mencurigakan menrut.q pzti ada sswatu dibalik smwa yg trjadi tntang si hoon dan ji yeon yg sngja dipisahin ma si asisten ..tp aq ttep suka Dong ha ma ji yeon aja ^_^ figthing nulis'y n next episode yaa
ReplyDelete@stefani