ENDLESS LOVE Episode 1 dan 2
Detail:
- Drama: Endless Love (literal title)
- Revised romanization:Kkeutubneun Sarang
- Hangul: 끝없는 사랑
- Genre: Period, melodrama, romance, action, crime, thriller
- Director: Lee Hyeon-Jik
- Writer: Na Yeon-Sook
- Network: SBS
- Episodes: 40
- Release Date: June 21, 2014 --
- Runtime: Saturday & Sunday 22:00
- Language: Korean
- Country: South Korea
Sinopsis Singkat:
Berlatar di tahun 1980-an. Drama seri berisi karya dan cinta dari seorang wanita bernama In Ae. Kwang Hoon adalah orang yang ambisius. Dia adalah anak tertua dari dari keluarga miskin. In Ae melihat kematian ibunya dan memutuskan untuk membalas dendam. Kwang Chul adalah adik Kwang Hoon. Sejak ia masih kecil, ia tidak pernah berhenti mencintai In Ae yang kekasih kakaknya. (Asianwiki)
Sebuah drama periode tentang politik Korea dan situasi keuangan di tahun 1970-1990-an melalui kehidupan seorang wanita. Setelah masa lalu traumatis menyaksikan kematian ibunya, Seo In Ae tumbuh sebagai wanita ambisius dengan pikiran yang tajam yang tahu bagaimana mengambil hati orang-orang, sambil tetap memegang harapan untuk membalaskan dendam ibunya suatu hari nanti. Sejak kecil, hidupnya telah terjerat dengan dua saudara berlawanan kepribadian dari keluarga nelayan miskin, Han Kwang Hoon dan Kwang Chul. (Dramawiki)
Pemeran Utama:
- Hwang Jung Eum as Seo In Ae / Sarah
- Ryu Soo Young as Han Kwang Hoon
- Jung Kyung Ho as Han Kwang Chul / Hiro Yoshi
Tragedi bermula dari In Ae dan Kwang Chul yang membantu para mahasiswa pelaku pembakaran Pusat Kebudayaan AS untuk melarikan diri dan bersembunyi di sebuah pulau. Kejadian itu membuat Han Gap Soo (ayah Kwang Hoon dan Kwang Chul) meninggal dengan tidak adil. Membuat In Ae, Kwang Chul dan Kwang Hoon tercerai-berai. Tapi sepertinya tragedi itu juga sedikit demi sedikit membuka tabir di balik kematian ibunya In Ae di masa lalu.
Selengkapnya baca disini: Endless Love Episode 1 oleh Irfa di My Short Obsession.
***
~Episode 2~
Setelah kematian Han Gap Soo, Kwang Chul dan In Ae pergi ke kantor polisi dan membuat keributan. Mereka berusaha mengatakan yang sebenarnya bahwa mereka lah yang membantu para mahasiswa itu bersembunyi. Mahasiswa itu sendiri saksinya, dan banyak orang yang melihat mereka. Tapi polisi tak peduli dan memenjarakan mereka berdua dengan alasan menghalangi proses keadilan.
Kwang Chul dan In Ae berteriak meminta dipertemukan dengan detektif yang menangani kasus kematian Han Gap Soo dan Kepala Polisi.
***
Kepala Polisi menemui Kwang Hoon yang gemetaran karena menahan kesal dan memberikan dompet milik Han Gap Soo yang ditemukan di kantong bajunya. Kepala Polisi meminta Kwang Hoon untuk tidak memberitahukan apa yang telah dia katakan pada orang lain. Kepala Polisi bilang bahwa dia juga sebenarnya tidak ingin dalam posisi itu, tapi dia tidak bisa apa-apa. Kepala Polisi juga meminta Kwang Hoon memikirkan masa depannya, sebagai murid terkenal di Busan.
“Aku yakin kau akan mengurus masalah ini dengan bijaksana.” Ada penekanan dalam kalimat yang diucapkan Kepala Polisi ini. Sementara itu Kwang Hoon semakin erat menggenggam dompet ayahnya dan tak mengatakan apapun sampai Kepala Polisi itu pergi.
Kwang Hoon membuka dompet ayahnya dan menemukan foto mereka bersama Kwang Chul dan In Ae. Kwang Hoon menangis.
In Ae mencegat Kepala Polisi dan mengatakan bahwa Han Gap Soo tidak bunuh diri, ada orang yang membunuhnya, dan mereka tidak bisa mengadakan pemakaman. In Ae meminta Kepala Polisi menyelidikinya. Tapi anak buah Kepala Polisi menyingkirkan In Ae, dan Kepala Polisi berlalu tanpa menghiraukan In Ae yang terus memohon.
Ada seorang pria berkacamata yang mengawasi mereka.
***
Di televisi diberitakan bahwa Han Gap Soo yang mantan agen rahasia negara dituduh terlibat dengan partai oposisi dan mengatur kebakaran di Pusat Kebudayaan AS. Presdir Yang San Bak melihat berita itu.
Kwang Chul muncul dan meminta bantuannya. Ayahnya telah dibunuh dengan tidak adil dia yang mengendarai kapalnya, tapi polisi membunuh ayahnya yang tidak bersalah dan bilang kalau dia bunuh diri. Kwang Chul yakin ada orang yang ingin menghancurkan ayahnya.
Kwang Chul berlutut memohon, jika Presdir Yang membantunya menangkap orang-orang yang membunuh ayahnya, dia tak akan pernah melupakannya. Presdir Yang pun bersedia membantu.
***
Pelatih Jo, Bibi Kyung Ja, dan Kwang Hoon mengadakan pemakaman untuk Han Gap Soo. In Ae datang, dan menanyakan apa yang dikatakan polisi hingga Kwang Hoon bersedia mengadakan pemakaman. Ternyata polisi sudah menyatakan Han Gap Soo bunuh diri dan setelah pemakaman mereka meminta jenazah Han Gap Soo dikremasi.
In Ae tidak terima, menurutnya polisi hendak melenyapkan barang bukti. In Ae memohon pada Kwang Hoon untuk tidak mengkremasi atau memakamkan Han Gap Soo dulu. Kwang Hoon tahu pelaku sebenarnya adalah dia dan Kwang Chul. Jika polisi tidak mempercayai mereka, mereka akan menemui jaksa dan media untuk mengatakan yang sebenarnya.
Kwang Hoon tetap terdiam, walaupun In Ae bilang Kwang Hoon akan menyesal jika membiarkan ketidakadilan itu. Kwang Hoon terdiam menahan amarah yang sebenarnya juga bergejolak di dalam hatinya.
***
Kwang Chul dan Presdir Yang beserta anak buahnya menerobos masuk ke dalam kantor polisi. Kwang Chul naik ke atas meja dan berteriak memanggil detektif yang menangani kasus ayahnya yang dia anggap tidak menyelidiki dengan benar. Kwang Chul membawakan saksi untuk membuktikan kasus itu bukanlah bunuh diri.
Kwang Chul dan Presdir Yang menyerahkan saksi yang sulit dibawa kesana itu, mereka melihat ayahnya dibawa beberapa orang ke dalam kapal. Kwang Chul ditahan oleh beberapa petugas, sementara ada seorang detektif yang hanya geleng-geleng kepala disana.
***
Kepala Polisi menghubungi Park Young Tae dan mengatakan bahwa yang memakai kapal adalah putra Han Gap Soo. Park Young Tae tetap meminta Kepala Polisi mengatakan Han Gap Soo yang memakai kapal, dan merencanakan pemberontakan anti Amerika yang dilakukan partai oposisi. Kepala Polisi tak mengerti.
Kebakaran di Pusat Kebudayaan AS direncanakan untuk menarik perhatian media internasional. Park Young Tae bilang mereka tidak bisa membiarkan anak kecil terlibat dalam rencana sebesar itu. Menurut Park Young Tae, Hang Gap Soo bunuh diri karena dia tahu kalau kasus yang lebih besar akan terungkap. Dan hukuman mati tidak bisa dihindari dalam situasi itu. Park Young Tae meminta Kepala Polisi menyaksikan saja entah orang-orang yang terlibat dalam kasus itu menerima hukuman mati atau tidak.
Park Young Tae lalu menelpon Kim Jung Chul (pria berkacamata yang mengawasi In Ae dengan Kepala Polisi sebelumnya), memberitahu bahwa pekerjaan Jung Chul setelah pemakaman jauh lebih besar. Seperti yang sudah dia katakan, Park Young Tae menyuruh Jung Chul mengurus Kwang Hoon. Dia akan mengirimkan laporan kelemahan Kwang Hoon pada Jung Chul.
***
Kepala Polisi masih terdiam memahami perkataan Park Young Tae. Anak buahnya masuk dan mengatakan bahwa Kwang Chul mengajak anak buah Presdir Yang dan membuat keributan di kantor polisi. Anak buah bertanya apa yang harus mereka lakukan. Kepala polisi tampak berpikir keras.
Dan ternyata Kwang Chul dipukuli. Kwang Chul dibawa teman-teman geng motornya ke pemakaman. In Ae bertanya apa yang terjadi. Mereka memberitahu bahwa Kwang Chul dipukuli polisi. Mereka akan mengaku, tapi polisi tidak percaya. Bahkan meskipun Kwang Chul mengaku kapalnya polisi tidak mempercayainya. Kwang Chul yakin rencana itu memang untuk menjebak ayahnya.
Kwang Chul menghampiri Kwang Hoon yang menatapnya dengan tatapan marah. Kwang Chul berteriak apa yang diinginkan Kwang Hoon darinya, dia sudah mengaku tapi polisi tidak percaya. Kwang Chul kemudian mengakui bahwa dialah yang membunuh ayah mereka. In Ae kembali menangis. Dan Kwang Hoon masih terdiam.
Kwang Chul menghampiri altar dan menangis memanggil ayahnya, meminta maaf. Kwang Hoon tak tahan lagi dan menyuruh Kwang Chul diam. Dia bilang Kwang Chul tidak berhak menangis.
Kemudian ada telpon untuk Kwang Hoon yang mengabarkan bahwa Romo Stefano mengalami kecelakaan mobil di perjalanan menuju Seoul. Sekarang dia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Kwang Hoon mencengkram Kwang Chul dan mengatakan bahwa semua orang akan mati karena kecerobohan Kwang Chul. Kesalahan karena membunuh ayah mereka, kesalahan karena menyakiti Romo Stefano, bagaimana Kwang Chul akan memperbaiki itu. Kemudian Kwang Hoon memberitahu semuanya, jika mereka ingin selamat, mereka harus menjaga sikap. Pura-pura mati, atau kalau tidak mereka akan dianggap melakukan bunuh diri seperti ayahnya, atau mungkin mereka mengalami kecelakaan seperti Romo Stefano.
***
Kwang Hoon di dalam sebuah mobil membaca beberapa artikel dan melihat beberapa lembar foto tentang militer (sepertinya). Di mobil yang lain Jung Chul mengawasi Kwang Hoon dan tersenyum sinis.
Sementara itu geng motor datang kembali dengan tergesa-gesa membawakan barang pesanan In Ae, yang ternyata isinya adalah selebaran petisi.
Jung Chul berbicara pada Kwang Hoon melalui perantara radio. Jung Chul menanyakan keputusan Kwang Hoon. Melakukan upacara secara diam-diam tapi masa depannya terjamin, atau menyebabkan masalah dan sebagai gantinya Kwang Hoon harus melupakan masa depannya. Kwang Chul dan teman-temannya yang naik kapal itu apsti akan dipenjara atau dihukum mati yang dampaknya akan menghalangi masa depan Kwang Hoon.
Kwang Hoon bertanya alasan ayahnya dicap melakukan bunuh diri. Jung Chul tidak menjawab, dia malah mengancam akan membeberkan semua kejahatan Han Gap Soo saat menjadi agen rahasia, dan itu akan menghancurkan keluarnya Han. Jung Chul bilang dia akan menjamin keselamatan Kwang Chul. Kwang Hoon meremas kertas yang dia pegang dengan marah.
In Ae yang keluar melihat Kwang Hoon yang keluar dari sebuah mobil bersama seorang pria.
Kwang Hoon kembali ke pemakaman. In Ae juga masuk lagi dan bertanya siapa yang ditemui Kwang Hoon tadi, polisi atau Badan Penyidik Nasional, polisi atau agen rahasia. Kwang Chul meyakinkan jika Kwang Hoon mengatakan pada mereka bahwa pemakaman tidak akan dilakukan sebelum pelakunya tertangkap. Tapi Kwang Hoon malah marah, menyalahkan Kwang Chul. Semuanya terjadi karena tindakan Kwang Chul yang bodoh dan gegabah. In Ae membela, bahwa semua itu salahnya. Merekalah pelakunya. Kenapa Kwang Hoon tidak mengatakan itu pada mereka.
Kwang Hoon berdiri, dia membenarkan bahwa kematian Han Gap Soo adalah karena Kwang Chul dan In Ae. Mereka sudah melakukan sesuatu yang takkan pernah bisa dia maafkan. Jadi Kwang Hoon ingin mereka mendengarkannya, besok mereka akan mengadakan upacara pemakaman untuk ayah mereka itu.
Kwang Chul dan In Ae tidak mau. Itu adalah perintah polisi, dan Kwang Chul tidak mau memakamkan ayahnya sampai dia menemukan pelakunya. Kwang Chul bahkan merusak altar pemakaman. Kwang Hoon bersikeras mereka harus melakukan pemakaman, jika tidak mereka akan hancur.
Kwang Chul dan In Ae rela hancur, mereka tak peduli jika mereka harus mati. Dan Kwang Chul juga tak peduli jika dia bukan adik Kwang Hoon lagi, karena dia tetap anaknya Han Gap Soo dan dia tidak rela ayahnya diperlakukan seperti itu.
“Semua orang mungkin jatuh, kecuali Han Kwang Hoon, kan? Aku tidak mau. Meskipun mereka membunuhku seperti anjing. Aku akan mengungkap ketidakadilan atas kematian Ayah.”
Kwang Hoon meminta In Ae bicara pada Kwang Chul karena dia akan mendengarkan In Ae. In Ae mundur, dia tidak mau. Terlebih Kwang Hoon bilang itu semua untuk kepentingan In Ae. In Ae benar-benar tidak bisa melakukannya, karena dia lebih jahat dibandingkan Kwang Chul. In Ae siap bertanggung jawab dan dihukum, meskipun mereka membunuhnya seperti anjing. In Ae bilang dia dan Kwang Chul tidak takut jatuh, berbeda dengan Kwang Hoon.
Kwang Hoon menghela nafas sendirian di pemakaman Han Gap Soo yang berantakan. Kwang Hoon menutup mata untuk keselamatan In Ae dan Kwang Chul, tapi mereka tidak mau mengerti.
***
In Ae menyuruh geng motor menyebarkan petisi tadi ke stasiun radio, surat kabar dan majalah. Sedangkan In Ae sendiri akan ke kantor kejaksaan. Kwang Chul menyuruh In Ae untuk menemani Kwang Hoo saja, dan dengarkan dia. Karena mungkin In Ae benar-benar akan mati seperti anjing. In Ae tak mau, dia sudah muak dengan kematian tidak adil yang menimpa ibu dan putri bibinya. Saat itu dia masih kecil dan tidak berdaya menghentikannya, tapi sekarang tidak lagi.
***
In Ae pergi ke kantor kejaksaan untuk bertemu dengan Jaksa Kepala. Tapi dia ditahan oleh beberapa petugas polisi. Saat Jaksa Kepala datang, In Ae langsung mengutarakan maksudnya untuk meminta tolong atas kematian tak adil pada Han Gap Soo. In Ae memohon sambil menangis. Jaksa Kepala akhirnya bersedia mendengarkan In Ae.
***
Kepala Polisi melaporkan berkas pengaduan In Ae yang mencantumkan nomor polisi mobil Jeep, tanggal, dan waktu kejadian, pada Park Young Tae. Park Young Tae marah besar, dia tak ingin mendengar hal itu dan mengancam Kepala Polisi mengurus semuanya jika ingin masa depannya lebih aman.
***
In Ae mendapati restoran dan rumah berantakan. Bibi Kyung Ja memberitahu orang asing bertopeng masuk. Mereka memeriksa kamar Han Gap Soo lebih dulu, kemudian memeriksa semua kamar dan menghancurkannya. Bibi Kyung Ja bertanya apa yang terjadi sebenarnya, dan apa yang sudah dilakukan Han Gap Soo. Tapi In Ae tak mengatakan apapun.
Kwang Chul juga ditahan polisi karena membuat kekacauan di stasiun TV, dia menjadi tahanan rumah sampai pemakamannya berakhir.
Pelatih Jo memberitahu In Ae bahwa Kwang Chul sudah dibebaskan tapi dia dipukuli sampai tidak bisa bergerak. Pelatih Jo meminta In Ae tak bicara apapun dan membawa masuk Kwang Chul. Tak lama, mobil polisi datang dan melemparkan Kwang Chul dari dalam mobil.
In Ae menghampiri Kwang Chul, lalu berteriak marah bertanya siapa yang membuat Kwang Chul seperti itu. Polisi mengenali In Ae sebagai orang yang melaporkan nopol Jeep.
In Ae berteriak membenarkan, menyebutkan kembali nomor itu, Seoul 1 GA2812, adalah nopol mobil yang dikendarai pembunuh Han Gap Soo.
Karena In Ae terus berteriak menyebutkan nopol itu, dan banyak warga yang mendengar, polisi menyeret In Ae masuk ke dalam mobil polisi. In Ae berontak dan meminta tolong pada Kwang Chul. Pelatih Jo berusaha membantu, tapi tak bisa. Kwang Chul pun tak bisa mencegah, karena badannya terlalu lemah.
Namun saat In Ae benar-benar dibawa, Kwang Chul menguatkan diri dan membawa motor Pelatih Jo menyusul In Ae untuk menyelamatkannya. Tak mempedulikan peringatan Pelatih Jo, bahwa itu akan berbahaya. Polisi akan membawa In Ae untuk ditahan karena membantu menyelundupkan pelaku kebakaran Pusat Kebudayaan AS.
Kwang Chul menyusul mobil polisi, dan polisi mempercepat laju mobilnya hingga terjadi aksi kejar-kejaran (Pembuka episode 1). Kwang Chul di tabrak mobil Jeep yang dikendarai Jung Chul. Saat In Ae berlari turun dari mobil untuk menghampiri Kwang Chul, jeep Jung Chul berbalik hendak menabrak In Ae. Kwang Chul berlari mendorong In Ae, dan akhirnya dia yang tertabrak jeep itu hingga terlempar ke sungai.
In Ae berlari ke tepi jembatan, sambil menangis berteriak memanggil Kwang Chul yang sudah tak terlihat lagi.
***
In Ae terduduk lemah, kepalanya berdarah. Dengan tak berdaya, tangan In Ae yang sudah diberi cap dibubuhkan pada sebuah surat (mungkin surat pengakuan melakukan kejahatan). Petugas itu sebenarnya tidak tega karena dia juga punya putri seumuran In Ae, tapi mau bagaimana lagi, kondisinya memang seperti itu. Hidup atau tidak, itu adalah pilihannya. Setelah dua petugas itu pergi, In Ae membuka mata. Dia menangis, dan mencoba untuk bangkit, tapi tidak bisa.
Sementara itu, Kwang Hoon bersama keluarga Bibi Kyung Ja menabur abu Han Gap Soo di ke lautan tempat dia ditemukan meninggal. Kwang Hoon menangis.
Ada Jung Chul disana, dia memerintahkan anak buahnya menyeret Kwang Hoon.
Kwang Hoon dibawa untuk masuk ke Angkatan Darat. Karena Kwang Hoon memberontak, dia ditendang dan ditutup wajahnya. Kemudian diseret menuju mobil. Nenek dan Bibi Kyung Ja tak berdaya mencegahnya.
Di dalam mobil, Kwang Hoon terus menoleh ke belakang, melihat lautan.
In Ae berada dalam sebuah bis. Tergeletak di belakang, dengan tangan diborgol dan mulut disumpal, berbeda dengan penumpang lain. In Ae ternyata di bawa ke penjara khusus anak perempuan.
In Ae terbaring di ruangannya. In Ae ternyata menggigit lidahnya sendiri. Dan ada perintah khusus untuk melindunginya. Perintah rahasia. Direktur meminta petugas untuk memastikan tidak terjadi hal yang buruk pada In Ae, dan dia harus mengawasinya. Petugas ingin tahu kenapa In Ae menggigit lidahnya sendiri, tapi Direktur tidak mau membahas itu dan menyuruhnya mengobati luka In Ae dengan obat yang ada diruangannya.
Setelah Direktur dan petugas keluar, seorang siswa (tahanan anak) melongok dari kamar mandi melihat ke arah In Ae. In Ae membuka mata dan teringat penyiksaan yang dia dapatkan sebelumnya. Wajahnya dibenamkan ke dalam air. In Ae menahan tangisnya.
***
Park Young Tae berbicara di telpon dengan seseorang. Dia tertawa senang dengan semua yang terjadi, mereka jadi bisa tidur dengan nyenyak. Park Young Tae juga memerintahkan agar Kwang Hoon dibawa ke kamp neraka untuk membuatnya sulit bertahan. Sehingga jika dia tidak bisa bertahan, tempat itu akan menjadi kuburannya.
***
Kwang Hoon ditempatkan di kamp militer dengan pelatihan yang keras. Disemprot air dan ditendang. Kwang Hoon berusaha menyelamatkan satu temannya yang dipukuli dan disemprot karena menjadi yang terakhir. Bahkan Kwang Hoon rela dipukuli melindungi temannya itu.
Dada Kwang Hoon diinjak, sehingga kawat berduri mengenainya dan Kwang Hoon kesakitan. Pelatih tidak suka pada Kwang Hoon, dia mengancam agar Kwang Hoon jangan berharap bisa selamat.
Saat mengangkat batang kayu yang sangat besar, Kwang Hoon mengingat kebersamaannya yang terakhir bersama In Ae. Hanya kenangan kebersamaan mereka dan senyuman In Ae lah yang menjadi penyemangatnya saat ini.
***
In Ae masih kehilangan semangat, dia hanya termenung dan menangis. In Ae juga menolak menerima makanan yang diberikan teman satu ruangannya. Teman In Ae menasehati, kalau In Ae mengalami ketidakadilan, In Ae harus makan, bertahan, dan balas dendam. Mereka semua disana punya ketidakadilan sendiri, dan pisau tersimpan di jantung mereka.
Datang seorang yang berbadan gemuk, bernama Han Hwa Ja, dia mencari gara-gara. Yang lain kesal karena Hwa Ja memata-matai mereka. Hwa Ja tidak terima disebut mata-mata Direktur, karena dia adalah ketua kelas. Mereka pun berkelahi. In Ae tak terpengaruh sama sekali, dia masih saja tenggelam dalam kesedihannya.
***
Pelatih kamp kesal membaca petisi yang diajukan Kwang Hoon pada Jendral tentang pelatihan yang kejam. Pelatih bertekad akan membunuh Kwang Hoon malam itu juga.
Kwang Hoon di seret ke lapangan dalam hujan karena petisi yang dia buat bersama teman-temannya. Teman Kwang Hoon di pasukan ada yang sudah gila dan mati bunuh diri karena pelatihan yang keji. Manusia tidak bisa melakukan hal itu pada manusia lain.
Pelatih Kamp menyuruh anak buahnya melucuti pakaian Kwang Hoon. Kwang Hoon berontak. Diapun dipukuli, ditendang, diinjak. Dan tak berdaya ketika pakaiannya dilicuti.
Kwang Hoon masih saja diinjak dan ditendang setelah hanya menggunakan celana pendek. Dia kemudian melihat kedatangan mobil Jendral. Kwang Hoon berlari menghadang mobil dan menghormat mengenalkan diri dan meminta ijin untuk bertemu atasan.
***
Kwang Hoon sudah berpakaian dan duduk menunggu sambil mengepalkan tangan di ruangan Jendral Chun Tae Woong yang membaca petisinya. Setelah membaca petisi itu, Jendral Chun memberikan sebuah pistol pada Kwang Hoon yang bersedia mengorbankan diri untuk petisi itu.
Jendral Chun bertanya siapa yang akan Kwang Hoon tembak dengan satu peluru yang dimilikinya itu, tidak mungkin dia mengorbankan diri untuk orang seperti dia (mungkin pelatih maksudnya). Jendral Chun menebak Kwang Hoon adalah anak cerdas di Universitas Seoul. Kwang Hoon menyangkal, dia urutan pertama dalam ilmu politik, tapi urutan kedua di seluruh Universitas.
“Menjadi yang kedua akan terus mengikutimu selamanya. Aku juga selalu menjadi posisi yang kedua. Tapi, ada orang lain yang masih menginginkan posisinya. Kau mengerti?”
Kwang Hoon mengiyakan. Jendral Chun kemudian menyuruh Kwang Hoon keluar. Kalau pelatih memukuli Kwang Hoon sampai mati, mati saja. Kalau tidak mau mati, ambil pistol dan tembak jantungnya. Kalau tidak punya pilihan lain, tembak diri sendiri, dan jangan merengek seperti anak kecil. Jendral Chun bilang itu adalah medan perang. (jadi, jawaban petisi itu adalah, Jendral Chun menyuruh Kwang Hoon membunuh Pelatih itu jika memang tidak sanggup menerima siksaan, atau dia sendiri saja yang bunuh diri)
Kwang Hoon mengambil pistol itu dan berjalan menuju tempat pelatih. Di dalam pelatih membuat dua laporan keuangan, yang asli dia buang ke tempat sampah, yang palsu dia berikan apa anak buahnya untuk ditaruh diruangan Jendral Chun. Kwang Hoon melihatnya dari kaca pintu.
Setelah anak buah pelatih pergi, Kwang Hoon masuk dan menodongkan pistol pada pelatih. Pelatih menyebut Kwang Hoon gila. Kwang Hoon membenarkan, dia memang gila dan dia bukan manusia. Pelatih meminta maaf dan meminta Kwang Hoon untuk bicara. Pelatih nampak ketakutan dengan Kwang Hoon yang tak biasanya. Kwang Hoon tak mau bicara, karena dia sudah belajar bahwa tidak akan bisa bicara dengan orang seperti pelatih, dan akan membawa pelatih bersamanya pada kematian.
Pelatih mencoba berdalih kalau dia tidak membenci Kwang Hoon dan hanya menjalankan perintah. Kwang Hoon tidak akan selamat jika Kwang Hoon membunuhnya. Kwang Hoon menodongkan pistol dengan penuh amarah.
Kwang Hoon kembali ke kantor Jendral Chun yang gelap dan melapor bahwa dia sudah selesai. Kemudian seseorang masuk ke kantor Jendral Chun dengan mengendap-endap. Kwang Hoon menyalakan lampu, orang itu terkejut. Dia anak buah pelatih, dia beralasan menyimpan satu laporan yang awalnya menghilang, dan sudah ditemukan.
Kwang Hoon mengembalikan pistol milik Jendral Chun dalam keadaan utuh. Tidak ada bedanya jika dia menembak pelatih. Sebaliknya Kwang Hoon memberikan sebuah laporan keuangan yang sama dengan yang baru saja diletakkan anak buah pelatih. Kwang Hoon meminta Jendral Chun membandingkan kedua laporan itu. Jendral Chun membandingkannya dan mendapatkan dua laporan dengan angka yang berbeda, juga tanda tangannya dalam dokumen yang tidak pernah dia periksa.
Kwang Hoon kemudian berkata, dia rasa Jendral juga perlu pistol karena itu adalah perang. Perang dengan orang yang memalsukan tanda tangan dan laporannya. Jendral Chun tampak terkesan pada Kwang Hoon.
***
Di saat siswa lain bermain bola, In Ae duduk sendirian di pinggir lapangan membaca buku. Hwa Ja dengan sengaja melempar bola ke arah In Ae, agar dia bisa mendekat dan mencari gara-gara. Hwa Ja mengolok In Ae sebagai putri dari planet lain karena selalu menyendiri dan belajar. Hwa Ja bilang percuma saja In Ae belajar agar lulus ujian karena In Ae sudah masuk daftar hitam. In Ae bilang dia harus mencari tahu alasan masuk daftar hitam agar lebih tenang.
Hwa Ja tidak suka In Ae menjawabnya. Hwa Ja mendorong-dorong kepala In Ae. Hilang sudah kesabaran In Ae, dia yang jago tinju pun menghajar Hwa Ja habis-habisan. In e bahkan mencekik Hwa Ja, seolah melepaskan segala kegundahan hatinya selama ini.
Petugas datang memberitahu ada kunjungan untuk In Ae. In Ae segera berlari ke ruang kunjungan. Yang datang ternyata adalah Pelatih Jo. Setelah menjawab bahwa dia baik-baik saja, In Ae langsung menanyakan Kwang Hoon. Kenapa yang datang Pelatih Jo bukannnya dia. Pelatih Jo pun memberitahu, Kwang Hoon diseret masuk ke angkatan darat, dan mereka tidak tahu dia ada dimana sekarang.
In Ae sedih, tapi dia kemudian menanyakan Kwang Chul. Pelatih Jo hanya menggeleng dan menunduk. In Ae pun menangis, dia merasa lebih baik mayat Kwang Chul memang jangan pernah ditemukan, sehingga dia yakin Kwang Chul masih hidup dan ada di suatu tempat.
“Ini semua salahku. Yang menimpa mereka semuanya adalah salahku.”
Pelatih Jo lebih mengkhawatirkan In Ae, karena In Ae tampak buruk sekali. In Ae bilang keadaannya tak perlu dikhawatirkan karena dia masih hidup. In Ae berteriak dan menarik Pelatih Jo agar segera pergi, jangan datang jika belum menemukan Kwang Hoon dan Kwang Chul. In Ae mengeluarkan semua emosinya.
***
Di saat siswa lain sudah terlelap, In Ae masih berkutat dengan bukunya. Dia kemudian memukuli dadanya yang terasa sesak, mengingat Kwang Hoon yang meminta menjaga ucapan, dan mengingat Kwang Chul yang menghilang di saat akan menyelamatkannya. In Ae menangis pelan.
Tak jauh beda, Kwang Hoon yang sedang berpatroli di sekitar kamp, dia teringat kenangannya bersama In Ae, saat dia berlatih pidato kampanye menjadi presiden.
Ternyata In Ae juga mengingat saat itu. Setelah berlatih In Ae berlari dari Kwang Hoon memintanya untuk mencari. Saat In Ae tak ada dalam penglihatannya, Kwang Hoon mencari diantara rerumputan kering. Dia mencengkram rumput kering hingga tangannya berdarah.
Dan sekarang Kwang Hoon memegang erat kawat berduri hingga tangannya terluka.
***
Jendral Chun memanggil Kwang Hoon dan menanyakan imbalan apa yang diinginkan Kwang Hoon karena Kwang Hoon sudah menolongnya. Ada audit khusus yang mengincarnya, beruntung karena laporan yang diberikan Kwang Hoon kemarin, dia bisa lolos.
Kwang Hoon sedang di dalam mobil bersama Jendral Chun menuju suatu tempat. Kwang Hoon tampak gugup dan mengatur nafas.
In Ae yang ketiduran di meja belajar, dipanggil petugas karena ada tamu yang berkunjung untuk In Ae. In Ae termenung sesaat.
Lalu berlari keluar. In Ae berlari menuju lapangan. In Ae melihat Kwang Hoon berdiri disana. In Ae berkaca-kaca, begitupun Kwang Hoon.
In Ae segera berlari dan memeluk Kwang Hoon. Mereka menangis, melepas kerinduan.
***
Bersambung ke episode 3~
***
Cuap-cuap:
Kwang Chul kemana?? Yang pasti dia tidak mati, seperti kata In Ae. Mayatnya tidak ditemukan, pasti dia ada di suatu tempat di luar sana.
Sedikit bingung, saat In Ae masuk penjara, Direktur bilang ada perintah agar In Ae dilindungi, tapi siapa yang memberi perintah itu ya? Park Young Tae kah?
Ini adalah sinopsis tema politik pertamaku. Alasanku nonton tentu karena ada Hwang Jung Eum dan Joong Wong In. Awalnya agar ragu untuk membuat sinopsinya karena temanya politik dan episode yang panjang. Tapi ternyata ada yang mau barengan bikin sinopsisnya, jadi dibikin deh. Tapi.. Seperti yang sudah dikatakan Irfa, ini sinopsis santai kami, jadi jangan tanya kapan episode selanjutnya di posting ya.. ^^
mbak mumu atau mbak irfa gak bikin postingan tentang pengenalan drama ini ya? misalnya pemainnya dan jalan cerita singkatnya gitu? hehe :D
ReplyDeletelupa, makasih udah diingetin, hehe.. udah aq tambahin di postingan ini ya..
DeleteOh iya mbak :D
ReplyDeleteAku nunggu Kim Joon muncul nih.. biar bukan pemeran utama, tapi tetep ditunggu ^O^
Hahaha... gara-gara Kill Me Heal Me & She Was Pretty aku jadi nyari-nyari drama onnie Hwang Jung Eum yang lain, mbak.
ReplyDeleteDi sini onnie Hwang Jung Eum berambut penjang. Hmmm, ceritanya dramatis dan mellow seperti Secret.