KARA Secret Love: Seven Days of Summer – Part 2

“Kau…mau tidur denganku?” ujar Melly yang mabuk.

Tae Yang melepaskan Melly hingga dia jatuh tersungkur. Dengan gugup Tae Yang menyuruh Melly untuk sadar. Melly mencium pipi Tae Yang dan masuk ke dalam. Tae Yang tertawa menyesali keputusannya tadi.

Tae Yang masuk dan melihat Melly tidur dengan nyenyak. Tae Yang pun tidur di sofa.

Tengah malam, ada seorang pria yang mencoba membuka pintu. Melly terbangun mendengar suara. Dia mencoba membangunkan Tae Yang, tapi Tae Yang tak membuka mata sedikitpun. Melly pun melihat keluar dari jendela. Dia melihat seorang pria dengan luka di pipi kiri mencoba membuka pintu.

Tiba-tiba si pria ketakutan melihat sesuatu dan segera pergi. Melly tersenyum, ternyata yang dilihat pria tadi adalah paman itu.

***

Pria yang semalam ternyata adalah tahanan yang kabur dari kantor polisi, dan ada RV yang kemalingan. Tae Yang bersyukur mereka semalam tidur dengan nyenyak. Melly pun memberitahu kalau pria mencurigakan semalam juga datang ke RV mereka. Dan paman dari peternakan itu menyelamatkannya lagi. Tapi Tae Yang tak percaya.

Seorang detektif menghampiri mereka, lalu Melly memberikan ciri-ciri pria yang mencurigakan semalam. Detektif lain datang dan memberitahu tahanan itu sudah ditangkap, ciri-cirinya sama seperti yang disebutkan Melly. Tapi tahanan itu sepertinya ketakutan karena dia pikir dia melihat hantu. Hantu menggunakan topi. Melly memberitahu kalau itu bukan hantu karena dia juga melihatnya, itu adalah paman yang bekerja di peternakan domba.

Kemudian ketahuan kalau RV yang mereka pakai itu adalah ‘curian’. Dong Ho sampai disana dan mengejar Tae Yang. Tae Yang memohon ampun, tapi Dong Ho sangat marah dan ingin memukul Tae Yang. Beruntung Melly mencegahnya dan berkata pada Dong Ho kalau mereka akan menggunakan RV itu beberapa lama lagi. Melly juga menanyakan harga sewanya. Dong Ho melunak dan akan memberitahu deposit yang harus disimpan.

Tae Yang menepuk pipi Dong Ho, dan terjadilah kejar-kejaran. Tae Yang, Dong Ho, polisi, ditambah empat teman Tae Yang yang baru saja datang.

Kejar-kejaran dengan empat teman Tae Yang berlanjut dengan kejar-kejaran mobil. Tapi mobil teman Tae Yang berhenti di jalan, mogok. Maka Tae Yang lolos lagi kali ini.

***

Tae Yang melihat peta, mereka sudah mencari ke semua tempat di Kangwondo dan hanya ada satu tempat lagi. Tae Yang mengeluh kenapa mereka dipaksa menghabiskan waktu selama ini daripada mendapatkan warisan Melly. Terlebih lagi di cuaca yang panas ini. Melly bertanya apa Tae Yang pikir mereka menghabiskan waktu. Tae Yang membenarkan, mereka sudah melakukan semua itu berhari-hari.

“Bagiku awalnya memang berat... tapi aku mulai merasa senang. Kita menemukan memori lama kita. Seperti kita kembali ke umur kita yang 7 tahun. Aku suka.”

“Kau suka? Tujuanmu untuk mencari warisanmu, bukan memori masa lalu.”

Melly lalu bilang ada yang aneh. Paman dari peternakan itu selalu menolong mereka, seperti dia memang mengikuti mereka kemanapun. Tae Yang tidak tahu, dia tak pernah melihatnya. Tae Yang heran, paman itu penguntit atau apa, kenapa dia selalu datang saat Melly sendirian.

Melly membenarkan, tapi paman itu bahkan tahu Melly tak bisa berenang karena takut dengan air. Cara paman itu menatapnya, sepertinya dia sangat khawatir. Tae Yang bilang jika dia lihat wanita pirang mengapung di sungai seperti melon kuning, dia juga pasti khawatir. Bukan begitu, Melly bilang Tae Yang akan mengetahuinya dari cara pandangnya. Apakah orang itu betul-betul peduli padamu atau tidak. Pesulap itu juga begitu.

Saat itu Melly dan Tae Yang kecil bermain di kebun canola. Mereka naik di atas gerobak yang ditarik oleh pesulap. Gerobak menabrak sebuah batu, dan Melly terjatuh. Setelah itu Melly sakit, dan pesulap itu merawatnya.

Tae Yang bilang seorang ayah memang berlaku seperti itu pada anaknya. Melly tak mengerti. Tae Yang merasa pesulap itu ayah Melly, bahkan jika dia sepupu Melly tidak mungkin akan mengurus Melly seperti itu. Melly merasa itu tidak mungkin, karena ibunya bilang pesulap itu hanya sepupu. Tapi Melly juga bingung kenapa dia begitu memikirkannya dan merindukannya seperti itu.

“Siapa yang kau rindukan? Si pesulap badak... atau ayah kandungmu? Saat kau merindukan seseorang... artinya orang itu punya tempat di hatimu. Kau tak akan merindukan seseorang yang tak punya tempat di hatimu. Jika tidak, kau takkan ingin bertemu dengannya.”

“Aku juga bertanya-tanya siapa yang ada di dalam hatiku.”

Tae Yang tidak tahu karena dia tidak punya ayah satupun. Saat dulu dia melihat pesulap itu, dia berpikir akan menyenangkan jika punya ayah seperti itu. Setiap kali dia pergi kemanapun, dia selalu pulang membawa hadiah untuk Melly. Bahkan sehari sebelum Melly pergi dia membelikan Melly baju baru.

Melly mengingatnya, pesulap itu membelikan gaun. Mereka pergi ke studio foto dan mengambil foto saat dia memakai gaun itu. Tae Yang pun terpikir untuk pergi ke studio foto itu.

***

Esok pagi mereka pun pergi ke studio foto tempat Melly dan pesulap itu berfoto. Walaupun Melly tidak yakin karena sudah lama, Tae Yang tetap mengajak Melly masuk. Itu studio foto yang sangat tua, jadi mungkin mereka ingat pesulap itu.

Mereka pun masuk. Paman fotografer sedang mengambil foto pemakaman para kakek dan nenek. Melly melihat-lihat foto yang terpajang di dinding. Dan dia pun melihat fotonya dengan pesulap itu. Pesulap itu ternyata paman dari peternakan domba yang sering membantunya.

Fotografer menghampiri Tae Yang dan berkata kalau dia tidak bisa mengambil foto. Tae Yang bukan mau berfoto, dia bertanya pada fotografer itu apa dia tahu pesulap Si Badak. Fotografer tahu dan menunjuk foto paman peternakan bersama Melly kecil.

“Dia memaksa tentang foto itu karena dia bilang itu satu-satunya fotonya bersama anak perempuannya, dan berjanji akan mengambil foto tapi dia tak pernah kembali untuk mengambilnya. Jika kalian bertemu dengannya, beritahu dia untuk mengambil foto ini.”

“Anda bilang, anak perempuannya?” tanya Tae Yang memastikan. Lalu berkata pada Melly bahwa pesulap itu benar ayahnya Melly. Melly pun sadar itu, dan dia marah karena pesulap yang ternyata ayahnya itu masih hidup.

Melly berlari keluar dengan marah. Tae Yang menyusul. Melly meluapkan kemarahannya pada Tae Yang. Dia menuduh Tae Yang sudah tahu semuanya, kalau pesulap itu adalah ayahnya. Tae Yang menyangkal, dia juga baru saja tahu dari foto itu. Melly masih menuduh Tae Yang bersekongkol dengan pastur di gereja.

“Hei! Aku tahu aku mulai ini denganmu karena uang tapi kau menganggapku apa? Ayahmu dan pendeta...”

“Tutup mulutmu! Kau pikir kau siapa? Hah? Dia hidup, apa lagi yang perlu kau katakan? Hah?”

“Hei, jangan marah-marah.”

“Dia menipuku mengatakan akan memberikanku warisan. Dia memberikanku teka-teki untuk dipecahkan... dan memainkan hatiku.”

Tae Yang merasa itu lebih baik daripada dia mati, apa Melly ingin dia mati. Iya, Melly merasa lebih baik dia tidak ada. Tae Yang menyuruh Melly menjaga mulutnya. Melly tidak mau, orang itu mengabaikannya, kenapa dia tidak bisa mengabaikannya.

Kalau orang itu benar-benar ayahnya, seharusnya dia memberitahunya saat dia datang ke Korea waktu kecil. Tapi dia berbohong, itu semua kebohongan. Melly tak mau tertipu lagi. Tapi tetap saja dia itu ayahnya Melly. Melly tidak mau mendengar lagi, dan pergi.

Melly menghubungi pastur dan bertanya kenapa dia berbohong padanya. Pastur terpaksa berbohong karena ayah Melly ingin menepati janjinya pada Melly. Saat itu Melly pernah berjanji akan kembali seminggu lagi. Melly tak percaya, pria yang mengabaikan anaknya memikirkan janjinya.

Pastur menjelaskan kalau ayah Melly bahkan tak tahu Melly lahir. Mendengar itu Melly semakin kecewa. Dia bahkan tak tahu anaknya lahir, apa itu yang disebut ayah. Melly melempar ponselnya dan menangis. Tae Yang yang sejak tadi mengikuti Melly menghampiri dan duduk di sebelah Melly.

Melly berjalan sendirian menenangkan diri. Tae Yang dengan setia mengikuti Melly dari belakang.

***

Tae Yang duduk memandangi fotonya saat bayi bersama ayah dan ibunya. Itu adalah satu-satunya foto keluarga yang dia punya. Tae Yang menghadap langit dan bertanya yang mana bintang ayahnya. Karena Tuhan tidak mendengarkan doanya, Tae Yang meminta ayahnya membantu membayar hutangnya.

Melly keluar dan bertanya apa yang dilakukan Tae Yang. Tae Yang bilang bukan apa-apa. Melly kemudian bilang kalau dia ingin berhenti, tidak ingin memecahkan teka-teki dan mengambil warisan itu. Melly minta maaf melakukan itu pada Tae Yang, tapi dia ingin pulang saja.

Tae Yang merasa itu tidak seperti Melly. Tae Yang lalu memperlihatkan black box RV pada Melly. Dalam rekaman, perampok terkejut karena sesuatu tapi yang terekam hanya dirinya. Tak ada orang lain yang terekam, bahkan tak ada bayangan. Tak ada orang lain disana.

Tae Yang yakin ayah Melly (pesulap) sudah meninggal. Dan pendeta tak sepintar itu untuk menyusun rencana seperti itu. Lalu apa yang dilihat Melly? Mungkin itu arwah. Arwah yang hanya bisa dilihat oleh Melly. Tapi Melly merasa itu tidak mungkin. Lalu Melly mengingat perkataan Soo Hee yang bilang kalau merek tidak bisa menghubungi Si Badak.

***

Melly dan Tae Yang kembali menemui Soo Hee. Kali ini Melly menunjukkan wajah cemberut. Soo Hee menjamu mereka minum. Soo Hee bertanya pada Melly apa yang dia ingat saat melihat gambar rumah itu. Soo Hee menunjukkan dua kartu yang sama seperti yang dimiliki Melly dan memberitahu bahwa dialah yang menggambar, sesuai permintaan ayah Melly.

“Ayah? Hati-hati dengan ucapan anda. Kenapa anda mengatakan pada kami bahwa tak bisa menghubunginya? Saya tahu dia hidup.”

“Apa maksudmu, dia hidup? Siapa?”

“Apa dia pikir dengan mengikutiku dan menyelesaikan masalahku saya akan tersentuh?”

Soo Hee bertanya lebih jelas, apa maksud Melly adalah Melly melihat dia, apa Melly benar melihatnya. Melly membenarkan, dan dia datang kesana karena ada sesuatu yang ingin sekali dia tanyakan pada Soo Hee.

Kenapa mereka menghabiskan waktu selama seminggu bersama saat dia berumur 7 tahun, dan kenapa dia membawanya kesini setelah beberapa tahun kemudian? Pria yang dia pikir sepupu sebenarnya ayah, dan pria yang diakui mati sebenarnya masih hidup. Semua itu tak bisa dipercaya, Melly butuh kebenarannya.

“Menurutmu apa yang sebenarnya dibalik sulap? Itu mempercayai apa yang di depanmu. Membuatmu tertipu walaupun kau sudah tahu. Bukankah cinta juga begitu? Untuk percaya apa yang ada di depanmu. Melly, setiap kali kau melihat waktumu saat di Korea sebelumnya dan... itu juga sihir.”

Melly tak mengerti apa yang dikatakan Soo Hee barusan. Soo Hee menyuruh Melly bertanya langsung pada ayah Melly jika Melly penasaran. Soo Hee yakin, dia sudah menunggu Melly sejak lama.

Mereka pun kemudian mendatangi makam ayah Melly, pesulap, dan paman perkebunan itu. Melly masih tak mengerti, apa yang terjadi, apa maksud itu semua. Soo Hee bilang kalau ayah Melly tak ada di dunia lagi. Melly pasti bingung, dan Soo Hee yakin itu juga yang dirasakan ibu Melly saat itu.

Saat ibu Melly tahu mengandung Melly kata-kata yang dia dengar keluar dari mulut pria yang dicintainya adalah pria itu tak mencintainya lagi, dan tak ada maksud untuk memulai keluarga dengannya. Dia disuruh oleh pria yang dicintainya untuk mengaborsi bayinya. Dia pergi dengan sakit hati yang mendalam dan harus merawat bayi itu sendiri. Ayah Melly sampai akhir menentang Melly dilahirkan.

Melly menyela, dia tak ingin mendengarnya lagi. Tapi kata Soo Hee, Melly harus mendengarnya. Karena sakit yang dilalui Ibu Melly untuk Melly lebih menyakitkan dari itu. Dan ayah Melly juga begitu. Saat itu ayah Melly didiagnosis penyakit ginjal polikistik yang langka.

“Penyakit langka? Itu sebabnya dia mengabaikan ibuku? Cintanya... dan anaknya?”

“Penyakit langka itu... adalah penyakit genetik yang mungkin bisa menurun padamu. Dia menyembunyikan itu dari Ibumu... dan menyakitinya dengan kata-kata agar Ibumu hidup bahagia. Dia berkata begitu agar Ibumu berubah pikiran untuk tidak melahirkan anak. Dia bilang dia baru tahu bayinya dilahirkan setelah 7 tahun. Itu saat dia tau anak perempuannya telah dilahirkan. Dan juga... anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat dan cantik. Lalu setelah itu, Ibumu sudah menikah lagi. Saat itulah dia menceritakan semuanya kepada ayah yang kau tahu dan mengirimmu ke Korea selama seminggu bersama dengan ayah kandungmu.”

“Seminggu yang berharga yang Kyung Tae tahu tak akan terjadi lagi. Pasti... itu menyakiti hatinya... karena tak bisa memberitahumu... bahwa dia ayah kandungmu.”

Melly menghabiskan banyak waktu dengan ayah Melly, memancing, memberi makan domba-domba.

Ayah Melly membelikan Melly gaun. Melly menyukainya. Dan mereka mengambil foto bersama.

Saat Melly akan pulang, Melly dan ayah Melly terlihat sedih. Melly meminta ayah Melly (yang dia panggil paman) berjanji, dia akan bermain dengannya lagi jika Melly berkunjung lagi. Ayah Melly berjanji.

“Ayahmu... sejenakpun, tak pernah melupakanmu. Seminggu yang dia habiskan denganmu... dan janji yang dia buat.”

***

Melly dan Tae Yang pergi ke sebuah rumah yang persis sama dengan gambar yang ada di kartu. Rumah dengan sangkar burung, dan bunga marah. Di depan rumah juga ada tulisan bahwa itu adalah rumah Melly.

Melly masuk ke dalam rumah, disana terdapat banyak foto Melly kecil. Melly mengambil salah satu foto dan menatapnya.

Melly keluar rumah, dan menemukan sebuah surat di kotak surat yang ditujukan padanya. Surat itu dikirimkan dari Kotak Surat Lama (Surat dari kotak pos itu akan terkirim satu tahun kemudian). Melly kemudian membaca surat itu.

“Melly... Saat kau menerima surat ini, Aku mungkin sudah tak ada lagi di dunia ini. Saat aku dengar kau tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang cantik, ada senyum di wajahku. Disaat aku pikir tak ada lagi yang bisa kuberikan senyuman dalam hidup. Memilihkan gaun untukmu, dan membelikanmu bando membuatku sangat gembira dan bahagia. Tidur di sampingku, makan bersama, dan berkendara bersama di mobil... Minggu itu mungkin sangat sederhana. Tapi itu minggu yang sangat istimewa yang pernah aku lalui dan aku adalah ayah yang sangat bahagia di dunia. Kau adalah hadiah terindah yang pernah ada di hidupku dan rumah ini adalah sulap terakhir yang kuberikan padamu. Terima kasih... dan maafkan aku. Ayah sangat mencintaimu, Melly.”

Ayah Melly memakai bando milik Melly dan mengingat kenangannya bersama Melly. Saat itu Melly menggambar sebuah rumah dengan sangkar burung dan bunga mawar. Melly kecil bilang kalau dia ingin tinggal di rumah seperti itu. Melly memintanya untuk membuatkan rumah itu dengan sihirnya. Dia berjanji pada Melly akan membuatkan rumah itu.

Melly menangis. Dia lalu pergi ke gereja dan berbicara dengan Tuhan. Melly bilang dia membenci ayahnya, sangat membencinya. Melly kemudian mendengar sebuah suara, diapun menoleh ke arah pintu gereja. Dan munculah pesulap itu, menghampiri Melly dan tersenyum.

Ayah Melly bertanya apa Melly suka sihir terakhirnya? Lalu dia melihat Melly menangis dan bertanya mengapa Melly menangis. Bagaimana Melly tak menangis, Melly sangat membencinya. Ayah Melly menduga itu pasti berat bagi Melly. Ayah Melly meminta maaf. Melly menyebut ayahnya bodoh.

Ayah Melly hendak menghampiri Melly, tapi terdengar suara lonceng. Diapun segera pamit, dia harus pergi.

“Aku mencintaimu, Melly.” Ujar Ayah Melly lalu berbalik pergi.

Setelah hampir keluar, Melly meminta ayahnya menunggu. Melly berterima kasih untuk rumah itu, karena ayahnya Melly menepati janjinya.

“Tapi anda salah. Bagiku warisan yang sangat berharga... adalah seminggu yang kita lalui bersama lagi. Jadi aku tak akan melupakanmu. Lalu... Lalu... Terima kasih sudah membawaku ke dunia... Ayah.”

Ayah Melly berbalik, dia menangis haru mendengar Melly memanggilnya ‘Ayah’. Melly berlari menghampiri ayahnya. Tapi yang dilihat ayah Melly itu adalah Melly kecil. Melly kembali memanggil ayahnya. Mereka kemudian berpelukan.

Ayah Melly melakukan sulap lagi, memunculkan setangkai mawar merah, dan memberikannya pada Melly. Ayah Melly mencium kening Melly, lalu menghilang.

Melly memegang bunga pemberian ayahnya dan tersenyum.

***

Empat pemuda yang mengejar Tae Yang datang lagi ke lingkungan gereja dan bertemu Melly serta pastur. Mereka menanyakan dimana Tae Yang. Tae Yang tadi ada disana, tapi sekarang tidak ada. Pastur bertanya apa Melly menerima akta rumahnya dari Tae Yang? Tidak. Masalah besar, Tae Yang lari dengan akta rumah. Melly pun kesal. Dia meminta para pemuda itu membawa Tae Yang padanya, dan dia akan memberikan mereka 50 juta won.

Setelah empat pemuda itu pergi. Datang seorang wanita bernama Bok Ja. Sambil menangis, dia mengembalikan uang Tae Yang yang dibawa pergi olehnya.

Tae Yang sedang santai sambil makan dan mendengarkan musik. Empat pemuda datang menghampirinya. Ternyata mereka adalah teman-teman Tae Yang. Mereka mengayunkan tinju ke wajah Tae Yang.

***

Melly menyuruh Tae Yang mengantarnya ke kantor polisi. Dia lalu memberitahu kalau Bok Ja membawa kembali uang 5 juta won milik Tae Yang. Tae Yang terkejut dan bertanya dimana Bok Ja. Melly memberitahu bahwa dia menyumbangkan uang itu atas nama Tae Yang, jadi Tae Yang bisa masuk surga. Tae Yang kesal, apa Melly tahu betapa berartinya uang itu. Tae Yang memutar balik mobilnya.

Pastur mengembalikan uang empat pemuda yang mengejar Tae Yang. Mereka semua meminjamkan uang pada Tae Yang dengan berbagai cara, ada yang memakai uang ibunya, menjual motor. Pastur takjub, betapa mereka mempercayai Tae Yang.

Tae Yang sampai dan bertanya bisakah sumbangan dikembalikan. Pastur bilang tidak bisa. Tae Yang pun kesal dan melamun di dalam mobil.

Melly memandangi Tae Yang sambil tersenyum geli. Tae Yang bertanya apa Melly tak kembali ke Amerika. Melly akan di Korea beberapa hari lagi, 7 hari. Kali ini, dia akan mengunjungi semua tempat saat dulu mereka bermain. Tae Yang semakin kesal, kenapa Melly melakukan itu, apa Melly punya dendam padanya.

“Aku tau kau juga senang, Tae Yang. Aku tau kau begitu menyukaiku bahkan tak bisa melepaskan matamu dariku. Aku tahu kau juga suka.” Ujar Melly manja.

Tae Yang pun tertawa dan bertanya darimana mereka harus mulai. Melly menyebutkan sebuah tempat. Mereka pun tertawa bersama.

~The End~

***

Cuap-cuap:

Kurang greget? Iya…hubungan Melly dan Tae Yang kurang greget. Tapi hubungan Melly dan ayahnya menyentuh sekali, dan membuatku terharu.