Kkothalbae Soosadae Episode 11 – 2
Jung Woo memeriksa rekaman CCTV di ruang pusat kontrol. Jung Woo terkejut melihat orang yang mengantarkan sup tulang sapi itu ke kantor polisi. Dia adalah pria yang semalam ditemui ayahnya. Walaupun sedang mabuk, Jung Woo mengingat orang itu dari tato yang ada di lengannya. Jung Woo menghela nafas lemas menyadari kemungkinan siapa orang yang menyuruh pria itu.
Mendengar pintu dibuka, Jung Woo dengan cepat mengeluarkan CD rekaman CCTV itu dan menyembunyikannya. Yang datang adalah Joon Hyuk dengan Gang Suk. Joon Hyuk bertanya apa Jung Woo sudah menemukan orang yang mengantarkan sup itu. Jung Woo berbohong dengan berkata kalau dia belum menemukannya. Jung Woo balik bertanya apa yang sudah didapatkan Joon Hyuk.
Joon Hyuk menjelaskan kalau Park Tae Min sengaja agar dirinya ditangkap. Gang Suk menambahkan kalau formula itu sudah menghilang dari ruang bukti. Sejak awal itulah yang diincarnya dan dia sengaja ditangkap agar bisa masuk. Itu artinya ada penyusup dari dalam, ujar Joon Hyuk. Untuk sementara menurut Joon Hyuk mereka mulai dari memastikan siapa tukang antar sup itu. Karena Park Tae Min pingsan setelah makan itu, dia yakin ada sesuatu yang dicampurkan ke makanannya.
Jung Woo kemudian berbohong lagi kalau rekaman CCTV-nya tidak ada disana. Semua data telah dihapus dan CD-nya juga hilang. Gang Suk bilang mata-mata Park Tae Min benar-benar detail. Jung Woo tak mengatakan apapun lagi, tapi wajahnya terlihat tegang.
***
Saat sendirian di kantor, Jung Woo mencari data pria pengantar sup di database kepolisian di tahun ayahnya bertugas di Busan. Tahun 1996 sampai 1999. Jung Woo ingat kalau semalam ayahnya bilang dia mengenal pria itu saat masih bertugas di Busan. Pria itu bernama Kim Joong Eun. Jung Woo memeriksa latar belakang kriminal Kim Joong Eun dan mencetaknya.
Saat teman-temannya datang, Jung Woo buru-buru melipat kertas itu dan menyembunyikannya.
Jung Woo bertanya apa yang dikatakan restoran sup itu pada mereka. Gang Suk menjelaskan, bahwa katanya ada yang memesan tapi setelah itu langsung dibatalkan. Won Bin menambahkan, setelah penyusup itu membatalkan pesanan, orang yang berdiri di dekat sana menyamar dan mengantarkan pesanan itu.
Jung Woo memikirkan sesuatu lalu pamit pergi sebentar. Joon Hyuk bertanya hendak kemana Jung Woo. Jung Woo beralasan kalau dia akan memeriksa CCTV. Jung Woo segera pergi. Joon Hyuk sepertinya sudah merasa kalau Jung Woo bersikap aneh.
Jung Woo tidak memeriksa CCTV, dia menemui Kim Joong Eun di tempat kerjanya. Dengan marah Jung Woo bertanya siapa yang menyuruhnya. Dengan tak enak hati, Kim Joong Eun menjawab kalau Komisaris Park yang menyuruhnya. Jung Woo tak percaya, ayahnya tak mungkin melakukan hal itu.
“Benar. Jika bukan Komisaris yang memintanya, aku juga tidak akan melakukannya! Katanya tidak apa-apa jika obat itu dicampur dengan Seolleongtang dan diantarkan.”
Merasa apa yang dikatakan Joong Eun memang benar, Jung Woo melepaskan cengkramannya. Joon Eun bilang kalau Jung Woo juga tahu bahwa Komisaris adalah penyelamat hidupnya, jadi dia tidak bisa menolak permintaannya. Jung Woo lemas mendengarnya.
Dia lalu menemui ayahnya memberikan CD rekaman CCTV. Jung Woo bilang orang yang mengatarkan sup itu adalah Kim Joong Eun yang ayahnya kenal, dan dia sudah mengakui semuanya kalau ayahnya yang memberikan obat itu. Jung Woo menuntut penjelasan, apakah bukti formula yang hilang itu juga ulah ayahnya. Komisaris Park menghela nafas, tak kuasa menjawab.
“Kenapa? Bagaimana bisa kau melakukan ini, Ayah? Kenapa kau melakukannya? Kenapa? KENAPA? Kenapa kau melakukannya?!” Jung Woo berteriak kecewa.
“Untuk menyelamatkanmu, tidak ada hal yang tidak akan kulakukan. Maafkan aku, Jung Woo.”
Jung Woo terkejut, bagaimana ayahnya tahu kalau dia akan mati. Ternyata Park Tae Min yang memberitahu Komisaris.
Park Tae Min menemui Komisaris dan bertanya apa dia tak ingin menyelamatkan Jung Woo. Komisaris Park tak mengerti. Park Tae Min bilang kalau Jung Woo akan mati sebentar lagi. Dia menyarankan Komisaris untuk melihat hasil pemeriksaan kesehatan Jung Woo. Tapi Komisaris jangan khawatir, karena ada dia. Komisaris bertanya siapa Tae Min.
“Aku adalah orang yang menganugrahkan waktu kepada orang-orang baik seperti Santa Claus. Tapi sayangnya sebelum aku melakukan itu, aku harus merenggut waktu dari seseorang.”
“Apa mungkin kau...Goldfish?”
“Di dunia ini yang bisa menyelamatkan hidup putramu… hanya aku.”
Komisaris Park bertanya apa yang Tae Min inginkan. Tae Min ingin Komisaris melakukan permintaannya. Lalu dia akan memberikan obat untuk menyelamatkan Jung Woo.
Komisaris Park berkata kalau dia tak punya pilihan. Demi menyelamatkan Jung Woo, dia bahkan bisa melakukan hal yang lebih buruk daripada itu. Jung Woo masih tak percaya, kenapa ayahnya melakukan hal itu dimana reputasi kepolisian adalah tanggung jawabnya. Semua itu adalah hal yang ayahnya junjung lebih tinggi daripada hidupnya. Komisaris Park bilang itu semua tidak ada gunanya lagi di saat Jung Woo sudah hampir mati.
“Ketika aku bekerja sebagai polisi...aku melihat banyak orang tua yang kehilangan anaknya. Sebelum kau lahir, aku tidak tahu bagaimana perasaan itu... dan terkadang aku membayangkannya. Jika putraku akan mati apa yang akan kurasakan.”
Komisaris Park mendekat dan membujuk Jung Woo menggunakan obat itu. Hanya dengan obat itu Jung Woo bisa hidup. Komisaris Park memohon agar Jung Woo mendengarkan permintaannya. Jung Woo menunduk.
***
Jung Woo berjalan dengan lunglai. Dia kemudian bersandar di dinding, seolah tak kuat lagi untuk berjalan. Eun Ji muncul dan menanyakan keadaan Jung Woo, apa Jung Woo baik-baik saja. Jung Woo bilang tidak. Eun Ji bertanya lagi, apa Jung Woo sakit.
“Hatiku yang sakit. Aku terlihat menyedihkan, bukan?” ujar Jung Woo tersenyum miris, lalu berjalan pergi.
Ada yang terjatuh dari saku celananya. Eun Ji ingin memberitahu Jung Woo, tapi dia urungkan dan Eun Ji mengambilnya, bungkusan obat.
***
Jung Woo masuk kantor. Gang Suk menanyakan hasil pemeriksaan CCTV. Jung Woo bilang tidak ada apa-apa. Won Bin mengeluh kalau mereka sudah hancur. Park Tae Min telah kabur, dan karena dia sudah mengambil formula itu mereka benar-benar menjadi pengemis bertangan kosong dan kembali ke titik awal.
Joon Hyuk bilang tak sepenuhnya seperti itu, karena formula yang diambil Park Tae Min adalah formula palsu. Jung Woo terkejut.
Joon Hyuk pikir dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja, karena itu dia sengaja menulis formula palsu di beberapa tempat. Dan jika penyusup itu memberikan formula palsu kepada Park Tae Min, Park Tae Min mungkin tidak akan membiarkan orang itu. Mereka hanya perlu menunggu saat itu.
Won Bin dan Gang Suk tertawa, “Aku tidak tahu siapa penyusup itu, tapi rasakan dia.”
Jung Woo gelisah mendengar hal itu, berarti ayahnya dalam bahaya. Lalu Joon Hyuk kemudian mengajak semuanya pergi ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan polisi pengamanan yang terluka saat Park Tae Min kabur. Jung Woo bimbang.
Jung Woo menyusul Joon Hyuk dan memanggilnya dengan akrab, membuat Joon Hyuk berpikir kalau Jung Woo sedang mabuk. Sepertinya Jung Woo ingin mengatakan sesuatu, tapi dia urungkan. Jung Woo lalu ijin tidak ikut ke rumah sakit, karena akan memeriksa CCTV lagi. Joon Hyuk meminta kunci mobil.
Di dalam mobil, Gang Suk merasa aneh saat akan memasukkan lokasi rumah sakit di GPS. Aneh karena catatan perjalanan terakhir yang terekam adalah Gimpo. Padahal tadi saat Jung Woo pergi dia bilang akan memeriksa CCTV. Tidak mungkin salah pencet, karena alamat yang dimasukkan terlalu detail.
Mengingat keanehan Jung Woo yang bilang CD rekaman CCTV menghilang lalu pamit pergi memeriksa CCTV lagi, Joon Hyuk memutuskan untuk pergi ke Gimpo.
Jung Woo menemui ayahnya lagi dan memberitahu bahwa formula yang Komisaris berikan pada Park Tae Min sengaja ditulis salah. Jung Woo sendiri yang mendengarnya dari Joon Hyuk. Karena hal itu Park Tae Min mungkin tidak akan melepaskan Komisaris. Komisaris tak mempermasalahkan jika itu yang terbaik.
Awalnya dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan jika Park Tae Min berusaha kabur, tapi sekarang mungkin dia akan menghubunginya lagi. Jung Woo bertanya apa yang akan dilakukan ayahnya, formula itu hanya ada di kepala Joon Hyuk.
Komisaris Park meminta Jung Woo untuk tidak khawatir, dia akan menangani semuanya.
“Jika kau ingin bermain-main dengan Joon Hyuk lebih baik kau mengurungkan niatmu. Jika kau melakukan itu, aku tidak akan tinggal diam.” Ancam Jung Woo.
***
Joon Hyuk sampai di tempat Kim Joong Eun. Joon Hyuk mengingat Kim Joong Eun yang ada di rumah Komisaris Park malam itu. Joong Eun akhirnya juga mengenali Joon Hyuk. Kemudian dia berkata dengan putus asa kalau dia benar-benar tidak tahu. Dia juga sudah memberitahu Jung Woo semua yang dia ketahui. Joon Hyuk terkejut.
***
Eun Ji pergi ke apotek untuk menanyakan obat milik Jung Woo yang dia temukan. Apoteker mengatakan kalau yang ada dalam bungkusan itu semuanya adalah obat penahan sakit. Tapi obat penahan sakit dengan kadar narkotik setinggi itu, kemungkinan besar orang yang meminumnya mengidap kanker. Dan bahkan sudah stadium akhir.
Eun Ji sedih mendengar itu semua. Dia mengingat kebaikan Jung Woo padanya, Jung Woo yang ceria. Tak terasa air mata Eun Ji menetes. Dia pun menghapusnya cepat.
***
Jung Woo memikirkan kata-kata ayahnya yang memohon padanya untuk menggunakan obat itu. Jung Woo bimbang, dia frustrasi dan mengacak-acak rambutnya.
Eun Ji masuk dengan lunglai. Dia duduk dan menatap Jung Woo. Jung Woo bertanya apa yang terjadi pada Eun Ji. Eun Ji menggeleng. Jung Woo pun menduga kalau Eun Ji belum makan. Eun Ji memaksakan senyum dan membenarkan. Jung Woo mengajak Eun Ji makan. Tak seperti biasanya yang langsung berangkat jika di ajak makan, Eun Ji masih terdiam merenung. Jung Woo kembali mengajaknya pergi.
Joon Hyuk kemudian datang dan berhadapan dengan Jung Woo yang tampak gugup.
“Park Jung Woo. Apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku?”
“Katakan apa? Kuda poni (Permainan kata)?” Jung Woo berusaha tersenyum dalam kegugupannya.
“Kalau begitu, aku mengalah.” Ujar Joon Hyuk lalu duduk dimejanya.
***
Eun Ji dan Jung Woo berjalan bersama. Jung Woo bertanya Eun Ji ingin makan apa dengan ceria. Tapi semua makanan yang Jung Woo sebutkan tak direspon Eun Ji. Jung Woo mengira Eun Ji ingin makan makanan yang mahal, maka dia tak keberatan mengeringkan dompetnya hari ini. Jung Woo mengajak Eun Ji makan usus domba.
Jung Woo bicara tentang usus domba yang pernah dia makan sambil berjalan. Jung Woo tak sadar kalau Eun Ji berhenti berjalan dan menatapnya dari belakang. Hingga Jung Woo akhirnya sadar dan menoleh, Eun Ji menangis. Jung Woo menghampiri Eun Ji, apa Eun Ji ingin makan sushi saja.
Sambil menangis Eun Ji bertanya kenapa Jung Woo tak memberitahunya. Jung Woo tak mengerti. Eun Ji kemudian menunjukkan bungkusan obat yang dia temukan, dan berkata kalau dia tahu semuanya. Jung Woo pun terdiam, baru sadar kalau hal itu yang membuat Eun Ji bersedih.
“Kau benar-benar jahat, tidak memberitahuku.” Eun Ji semakin terisak.
Jung Woo membalik badan Eun Ji hingga menghadapnya. “Kau menangis karena aku? Aku benar-benar merasa tersanjung.” Jung Woo tersenyum dan menghapus air mata Eun Ji. “Eun Ji kau sangat cantik, bahkan ketika menangis.”
“Tidak bisakah kau tetap hidup? Tidak bisakah kau tetap berada di sisiku saja...seperti ini?”
“Melihatmu seperti ini... membuatku benar-benar ingin hidup.”
“Kalau begitu hiduplah. Kau hanya perlu menjalani operasi. Cepat dan berjanjilah padaku. Apa pun yang terjadi berjanjilah bahwa kau akan hidup.”
Jung Woo tak sempat menjawab karena ada telpon masuk. Park Tae Min. Dia melihat Jung Woo dan Eun Ji dari jauh, dan menyindir apa yang dia lihat seperti adegan dalam film. Seorang pria divonis penyakit mematikan dan ada wanita yang menangisi pria itu. Jung Woo bertanya dimana Park Tae Min sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.
Park Tae Min bilang dia akan mewujudkan impian Jung Woo untuk hidup walau satu hari saja untuk bertemu teman-teman, ayah, dan wanita yang Jung Woo cintai. Park Tae Min meminta formula itu sebagai bayarannya. Jung Woo tak mengatakan apapun dan hanya mendengarkan, lalu menutup telponnya.
Dokter jamuran yang bersama Park Tae Min bertanya-tanya apa Jung Woo akan menyerahkan formula itu. Park Tae Min balik bertanya, apa dia tahu dua hal yang bisa mengubah prinsip seseorang. Balas dendam dan cinta. Park Tae Min yakin Jung Woo akan menyerahkan formula itu.
***
Joon Hyuk melihat rekaman CCTV di ruang kontrol. Joon Hyuk melihat rekaman CCTV di ruangan itu ketika Jung Woo berada disana. Joon Hyuk pun melihat Jung Woo yang menyembunyikan CD rekaman CCTV bertepatan dengan kedatangannya waktu itu saat itu.
Joon Hyuk sadar, bahwa Jung Woo sejak awal sudah tahu bahwa ayahnya lah orang dalam Park Tae Min dan sengaja menyembunyikan hal itu dari tim.
***
Jung Woo berada di mobilnya di dekat rumah Joon Hyuk. Dia mengenang semua kebersamaannya dengan tim. Banyak tawa yang sudah mereka lalui bersama. Jung Woo juga kebersamaannya bersama Eun Ji. Jung Woo tersenyum mengenang itu semua.
Jung Woo kemudian melihat Joon Hyuk yang berjalan pulang dan masuk ke dalam rumah.
Di teras, Soo Jung duduk sambil senyum-senyum sendiri. Dia berlari menghampiri Joon Hyuk. Soo Jung bertanya, di antara Won Bin dan Kang Seok, siapa yang Joon Hyuk pilih sebagai saudara ipar. Joon Hyuk bilang Soo Jung adalah sampah bagi mereka berdua. Tapi, Soo Jung bilang dia tidak bisa memilihnya karena keduanya memiliki banyak kelebihan. Pria nakal dan pria baik. Pria rupawan dan pria berotot.
Soo Jung benar-benar bingung. Dia lalu memikirkan sesuatu.
Soo Jung memakai seragam sekolah berjalan di pinggir laut, menghampiri Won Bin yang sedang bermain biola. Won Bin bertanya apa Soo Jung mau ikut dengannya ke samudera. Won Bin bilang selama ada angin bertiup, dia bisa ke mana saja. Soo Jung tersenyum senang dan menyebut kalau itu keren.
Kemudian muncul Gang Suk dan menarik Soo Jung ke belakang tubuhnya. Mulai hari ini dia mengumumkan bahwa Lee Soo Jung resmi menjadi pacar Jung Gang Suk. Won Bin menyuruh Gang Suk untuk bicara lebih cepat dan bilang kalau Soo Jung sudah jadi miliknya, jadi Gang Suk sebaiknya menyingkir.
“Hei, apa kau pasien RSJ? Kenapa kau mengenakan jaket musim dingin pada musim panas?” Gang Suk mengejek.
“Hei, lalu di mana kau mengeritingkan rambutmu? Di kedai ramyun? Ahjumma! berikan aku kuah ramyun agar aku bisa makan ramyun.” Won Bin balik mengejek.
Mereka kemudian bertengkar. Sementara Soo Jung panik sendiri dan berkata,
“Mereka bertengkar memperebutkanku. Memperebutkanku. Memperebutkanku. Omo, apa yang harus kulakukan?”
(Ini adalah parodi drama BBF, lengkap dengan ostnya yang dinyanyikan SHINEE~kalo gak salah..haha..)
Soo Jung mengakhiri khayalannya, masih dengan heboh bilang kalau dia benar-benar tidak bisa mengambil keputusan. Joon Hyuk menyuruh Soo Jung sadar dan menoyor jidatnya. Soo Jung kesal.
Joon Hyuk kemudian mendapat telpon dari Jung Woo yang mengajaknya bertemu.
***
Joon Hyuk bertanya kenapa Jung Woo ingin menemuinya, apa itu menyangkut perbuatan Komisaris. Jung Woo menoleh terkejut. Joon Hyuk bertanya lagi kenapa Jung Woo terkejut, Jung Woo pasti sudah menduga kalau dia mengetahuinya. Karena Joon Hyuk sudah tahu, maka Jung Woo bilang dia akan berterus terang. Jung Woo meminta formula itu. Joon Hyuk menyebut Jung Woo gila, lalu beranjak pergi.
“Aku menderita kanker.” Jung Woo mendekat pada Joon Hyuk. “Dan kankerku itu sudah stadium akhir. Oleh karena itu...jika aku membawa formula itu...Park Tae Min berjanji akan menyelamatkanku. Jadi tolong serahkan padaku.”
Joon Hyuk terdiam menatap Jung Woo, tak mengatakan apapun.
“Joon Hyuk. Tidak bisakah kau menyelamatkanku? Kupikir aku adalah pria yang tenang tapi mungkin tidak begitu. Memikirkan aku akan mati...membuatku gila. Aku benar-benar ingin hidup. Aku akan menangkap Park Tae Min. Jika aku bisa hidup, aku pasti akan menangkapnya dengan kedua tanganku. Itulah yang akan kulakukan.”
Joon Hyuk mengeluarkan kertas dari jasnya, seolah memang sudah dia siapkan, “Ambillah.”
Jung Woo terdiam, mungkin tak mengira akan semudah itu dia mendapatkannya dari Joon Hyuk.
“Aku bilang ambil! Lalu...hiduplah.” Joon Hyuk kemudian pergi.
(Akh… I’m crying again… Joon Hyuk juga menyayangi Jung Woo…)
***
Di perjalanan Jung Woo menghubungi Eun Ji. Jung Woo bilang pada Eun Ji bahwa dia sepertinya bisa hidup. Dan sepertinya dia juga bisa menepati janjinya pada Eun Ji. Eun Ji penasaran apa dokter bilang kondisi Jung Woo bisa membaik jika dioperasi. Jung Woo tersenyum, kurang lebih begitu. Eun Ji merasa lega mendengarnya dan bertanya apa dia boleh memberitahu Jung Woo sebuah rahasia. Jung Woo mengiyakan.
“Sebenarnya, waktu itu aku sangat khawatir, karena itu aku memberitahukan segalanya pada Penyidik Lee Joon Hyuk. Bahwa kau akan mati. Tapi dia menjadi marah, menyuruhku untuk menghentikan omong kosong itu. Selain itu dia juga mengatakan bahwa Park Jung Woo tidak akan pernah mati, jadi jangan khawatir. Sepertinya semuanya terjadi sesuai yang dikatakan Penyidik Lee.”
Jung Woo terdiam mengetahui hal itu, bahwa Joon Hyuk memang sengaja menyiapkan formula itu. Jung Woo kemudian bertanya apa yang Eun Ji sukai darinya.
“Apa aku pernah mengatakan menyukaimu?” Eun Ji tersenyum. “Tapi, jika aku harus memilih apa yang kusukai darimu... Pertama, kau terlihat santai, tapi serius. Kau terlihat dingin, tapi hangat. Kau terlihat cuek, tapi memiliki kasih sayang. Sebanyak itu.”
Jung Woo tersenyum, “Apa aku pria semacam itu? Entahlah..” Kemudian wajahnya berubah serius.
***
Jung Woo sampai di tempat dimana dia akan bertemu Park Tae Min. Jung Woo turun dari mobil, menemui Park Tae Min yang sudah menunggunya. Park Tae Min bertanya Jung Woo membawa formulanya, kan? Tentu saja, Jung Woo menunjukkan kertas yang tadi diberikan Joon Hyuk. Tapi…
“Aku mengubah pikiranku.” Jung Woo membakar formula itu. “Aigoo. Apinya indah sekali. Oh, sepertinya ini bukan pertama kalinya kau melihatnya terbakar.”
Park Tae Min tertawa, apa Jung Woo ingin mati cepat. Jung Woo pun hanya tertawa.
Kemudian muncul Joon Hyuk menodongkan pistol. Park Tae Min bilang seorang tamu tak diundang datang. Dia mengeluarkan pistol dan menodongkannya pada Jung Woo. Jung Woo bilang kalau dia yang mengundang Joon Hyuk. Jung Woo pikir akan lebih keren jika dia hidup 3 bulan seperti Park Jung Woo apa adanya.
“3 bulan? Dalam situasi ini kau bahkan sulit untuk bertahan hidup selama 3 detik.” Park Tae Min tersenyum remeh.
Jung Woo menatap Park Tae Min dengan tajam, tapi berkata pada Joon Hyuk, “Joon Hyuk-ah, kau harus menangkap baji**** ini, ya? Kau tahu aku menyukaimu, kan?”
Joon Hyuk tak mengerti apa maksud Jung Woo, dan Park Tae Min tertawa remeh.
Jung Wo tersenyum, mendekat pada Tae Min sambil memegang tangan Tae Min yang memegang pistol.
Jung Woo menekan pelatuk ditangan Tae Min. Jung Woo menembak dirinya sendiri, seakan Park Tae Min yang melakukannya.
Saat tubuhnya roboh, Jung Woo masih tersenyum meremehkan Park Tae Min. Park Tae Min tampak syok dan kosong.
“Jung Woo-ya!” Joon Hyuk memanggil Jung Woo.
***
Bersambung ke episode 12 ~ Episode terakhir.
***
Episode ini benar-benar menguras air mata. Di bagian 1, terharu melihat orang tua Joon Hyuk yang peduli pada anaknya, dan bahkan rela jika harus mengorbankan usianya untuk Joon Hyuk. Di bagian ini, terharu karena begitu banyak orang yang menyayangi Jung Woo. Ayahnya, Eun Ji, bahkan Joon Hyuk.
Menurutku, Eun Ji sedih dan meminta Jung Woo untuk tetap hidup bukan karena kasihan atau jadi menyukai Jung Woo karena Jung Woo sakit. Eun Ji memang menyukai Jung Woo sebagai sahabat, sahabat yang cuek tapi peduli. Eun Ji tidak mau kehilangan Jung Woo sebagai sahabat.
Dan, salut untuk Jung Woo. Akhirnya Jung Woo tetaplah Jung Woo, walaupun dia sangat ingin hidup, tapi dia lebih ingin dikenang sebagai Jung Woo yang meninggal dengan apa adanya. Bukan Jung Woo yang hidup tapi mengkhianati teman-temannya, dan mengambil hidup orang lain.
makasih banget mb mumu. asli aq penasaran >_<. hana
ReplyDeleteMakasih mba sinopsis'a cepet dilanjut ya :)
ReplyDeleteInsya Allah kalau subsnya cepet.. belum tayang koq eps 12 nya.. :)
ReplyDeleteDuh penuh haru episode ini~ aku bener2 nangis. Hikshiks Jung Woo ya~
ReplyDeletehuaa!!! Jung Woo kenapa harus mati?? :'(
ReplyDelete