Pinocchio Episode 14 – 1
Bum Jo yang menyaksikan berlangsungnya liputan ‘rahasia’ tim YGN meminta Ha Myung untuk segera menghentikannya. Tapi Ha Myung tak mendengarkan dan terus mengajukan pertanyaan. Bum Jo tak tahan dan memegang tangan Ha Myung sambil berteriak memintanya berhenti.
“Apa hanya itu yang ingin kau dengar? Apa kau mengatakan ibuku mematahkan punggung orang tua siswa? Seorang wanita bisnis yang kejam yang hanya tergila-gila uang? Apakah itu? Apa yang ingin kau katakan?”
Ha Myung menarik tangannya dengan kasar, “Aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya. Jika kami pergi dengan berita yang sekarang, maka itu persis apa yang kau katakan.”
Bum Jo mencengkeram kerah Ha Myung, meminta Ha Myung untuk tidak bicara sembarangan tentang ibunya. Ha Myung tak terima diperlakukan kasar dan balik menarik tangan Bum Jo. Mereka hampir berkelahi, saling mencengkeram kerah. Yoo Rae berteriak agar mereka berhenti karena mereka sedang liputan. Bahkan Jae Hwan turun tangan untuk memisahkan mereka.
Joo Ho yang datang bersama In Ha dan tim MSC ikut melerai mereka. Joo Ho mengingatkan jika mereka seperti itu nanti mereka yang akan jadi berita. Tapi Joo Ho malah terkena imbasnya, terjatuh karena didorong Bum Jo. In Ha menahan Ha Myung.
Masih dengan amarah Bum Jo bilang pada Ha Myung agar Ha Myung melibatkannya saja jika Ha Myung kesal padanya, dan jangan membuat ibunya terlihat seperti orang sombong.
“Kaulah yang harus melihat ini dengan mata wartawan yang objektif. Apakah kau tidak melihat kekacauan yang telah disebabkan ibumu?” Ha Myung terbawa emosi.
“Hentikan! Kata-katamu terlalu kasar sekarang.” In Ha menghentikan Ha Myung.
“Apa?”
“Aku pikir itu masih terlalu dini bagimu untuk menilai Ibu Bum Jo menjadi sombong atau penggali emas (pemeras) tanpa mendengar cerita dari pihaknya lebih dulu.”
Ha Myung syok dengan sikap In Ha yang tampak membela Bum Jo tanpa tahu alasan mereka bertengkar. Ha Myung berjalan pergi dari sana tanpa mengatakan apapun lagi. In Ha juga tampak menyesal dengan sikapnya pada Ha Myung.
Nyonya Ro Sa yang sedang berkirim pesan dengan Cha Ok diberitahu kalau Bum Jo ada di salah satu toko mereka.
Bum Jo berterima kasih pada In Ha karena telah membelanya. Tapi In Ha bilang dia tidak membela Bum Jo dan memintanya untuk tidak salah paham.
Nyonya Ro Sa datang menghampiri Bum Jo dan menanyakan alasan Bum Jo ada disana. Nyonya Ro Sa kemudian melihat para reporter yang ada disana.
***
Episode 14: Hansel dan Gretel
In Ha, Yoo Rae, dan Bum Jo berada di ruangan Nyonya Ro Sa. Nyonya Ro Sa tampak prihatin dan menanyakan nasib santa pencuri itu. In Ha memberitahu bahwa santa itu ditangkap dan kemungkinan besar dia akan diserahkan untuk segera diadili.
“Itu mengerikan. Aku tidak bisa percaya ini terjadi karena toko tas kami. Ini sangat menjengkelkan. Apa yang harus kita lakukan?” Nyonya Ro Sa lalu bertanya pada Bum Jo dengan ekspresi penuh penyesalan, “Aku menyebabkan kekacauan ini, bukan? Apa yang harus aku lakukan? Menurutmu, aku harus meminta maaf pada orang-orang?”
Bum Jo dengan tegas mengatakan bahwa ibunya itu tidak perlu dan tidak harus meminta maaf untuk masalah itu.
In Ha lalu meminta Nyonya Ro Sa untuk bekerja sama dalam cerita itu. Yoo Rae menambahkan bahwa mereka akan berterima kasih jika Nyonya Ro Sa memperkenankan mereka untuk mewawancara karyawan dan merekam video di toko.
Bum Jo kesal mendengarnya. Nyonya Ro Sa menenangkan Bum Jo, karena tentu saja dia harus bekerja sama. Nyonya Ro Sa mempersilahkan In Ha dan Yoo Rae untuk melakukan wawancara dan merekam video dan mempersilahkan mereka untuk memberitahu jika ada yang dibutuhkan lagi.
Bum Jo mengingatkan ibunya bahwa pemboikotan mungkin terjadi jika cerita itu keluar. Tapi Nyonya Ro Sa bilang dia tak punya pilihan jika memang itu keinginan pelanggan dan dia harus menerimanya. Nyonya Ro Sa juga menyuruh Manajer Go untuk membantu para reporter.
Nyonya Ro Sa mengabaikan protes Bum Jo dan menyuruh In Ha juga Yoo Rae untuk meminta pada Manajer Go jika mereka membutuhkan dokumen. In Ha dan Yoo Rae berterima kasih. Yoo Rae bahkan memuji Nyonya Ro Sa sangat keren. Tapi ada yang aneh dengan tatapan In Ha pada Nyonya Ro Sa, sepertinya dia merasakan sesuatu yang lain.
Bum Jo minta maaf pada ibunya atas apa yang terjadi. Nyonya Ro Sa menenangkan Bum Jo, dan jangan khawatir. Nyonya Ro Sa lalu keluar ruangan diikuti yang lain.
In Ha melihat sesuatu di dekat kaki kursi dan mengambilnya. Itu adalah anting ibunya, Sung Cha Ok. In Ha heran bagaimana bisa anting itu ada di sana. Lalu In Ha teringat bahwa ibunya pernah bertemu Nyonya Ro Sa 13 tahun yang lalu. In Ha menggenggam anting itu dengan banyak pertanyaan dibenaknya.
Yoo Rae melihat Ha Myung sedang berdiri memperhatikan keadaan sekitar di dekat kantung sampah. Yoo Rae dengan sedikit kesal bertanya apa yang Ha Myung lakukan di malam Natal hingga membuat Ha Myung tidak menjawab telpon. Ha Myung bilang dia sedikit sakit.
Yoo Rae terkejut dan baru mengerti kenapa Ha Myung tidak menemuinya malam itu. Yoo Rae senyum sendiri, dia terlalu jauh memikirkan itu. Yoo Rae bertanya keadaan Ha Myung sekarang, tapi Ha Myung tak menjawab dan sibuk memindahkan potongan kertas dari kantung sampah ke kantung kosong.
Yoo Rae bertanya apa yang sedang dilakukan Ha Myung? Ha Myung bilang hanya berjaga-jaga, mungkin ada dokumen berharga di potongan kertas itu. Yoo Rae tak mengerti, apa Ha Myung masih mencurigai ibunya Bum Jo? Karena dari apa yang dia lihat Nyonya Ro Sa benar-benar wanita berkelas yang mengungkapkan segalanya pada mereka tanpa keberatan. Yoo Rae bahkan menarik kembali kata-katanya tentang Nyonya Ro Sa yang menakutkan.
“Aku tidak yakin tentang hal itu...” ujar Ha Myung.
“Kenapa? Apa (kecurigaan) itu sangat mengganggumu?” tanya Yoo Rae lagi.
Tapi Ha Myung tak menjawab dan segera pergi dengan membawa kantung yang penuh dengan potongan kertas.
***
Syuting di toko tas di mulai. YGN dan MSC melakukan syuting bersamaan dibagian toko yang berbeda dan dengan karyawan yang berbeda. Karyawan toko menjelaskan tas mahal mereka. Mulai dari mereka, harga, bentuk, sampai ke tas bagian dalam.
Nyonya Ro Sa mengawasi dan memberikan arahan pada karyawan yang di wawancara untuk menunjukkan detail tas. Tak ada raut kesal di wajah Nyonya Ro Sa, bahkan dia tampak gembira dan menunjukkan senyumnya. Bum Jo berdiri di samping ibunya.
In Ha memperhatikan Nyonya Ro Sa sambil melihat anting yang dia duga milik ibunya dan memikirkan kemungkinan ibunya mengenal Nyonya Ro Sa.
Yoo Rae menghampiri In Ha dan bilang kalau Nyonya Ro Sa mengagumkan.
“Reputasi mall dan penjualan akan menerima pukulan besar jika berita itu disiarkan, tapi dia benar-benar baik-baik saja dengan itu semua. Dia adalah orang yang tulus, benar kan?”
“Ya, aku rasa begitu..Hik.” In Ha cegukan.
“Apa itu tadi? Kenapa cegukan? Kau tidak berpikir dia orang yang tulus?”
In Ha membenarkan, tampaknya memang seperti itu. Yoo Rae pun mengira In Ha sama seperti Ha Myung, mencurigai ibunya Bum Jo. In Ha kembali membenarkan.
Lalu Yoo Rae dan In Ha sama-sama dipanggil untuk melakukan laporan langsung.
***
Tim YGN syuting di depan mall. Yoo Rae melatih suaranya sebelum syuting. Jae Hwan menegur Yoo Rae yang menggunakan seragam sekolah untuk melaporkan berita. Yoo Rae pun baru sadar. Untung Jae Hwan meminjamkan jaketnya untuk dipakai Yoo Rae.
Yoo Rae dan In Ha sama-sama memberikan laporan bahwa sekarang ini marak di kalangan siswa penggunaan tas bermerek yang harganya mencapai 1 juta won. Semakin mahal tas yang dipakai akan menambah kebanggaan para siswa. Akan tetapi itu hanya menjadi beban besar bagi orang tua.
“Terus terang, ini bukan kesalahan kami karena menjualnya. Orang-orang yang membeli yang menjadi masalahnya. Orang-orang memberi peringkat pada tas kami seperti yang mereka lakukan pada daging sapi Hanwoo.”
Pernyataan karyawan yang pertama kali dilakukan Ha Myung dengan sembunyi-sembunyipun ditayangkan. Karyawan itu bilang ada pepatah mengatakan: sesuatu menjadi merek mewah karena mahal. Dan banyak orang membelinya karena mahal.
Bum Jo melihat berita itu di ruang MSC News. Bum Jo langsung mengirimkan pesan pada ibunya. Dia meminta maaf, karena berita itu membuat mall mereka tampak buruk.
Nyonya Ro Sa juga sedang melihat laporan In Ha di televisi. In Ha mengatakan bahwa orang dewasa percaya bahwa dengan menunjukkan merek mewah adalah pernyataan dari keberhasilan dan rasa hormat.
Nyonya Ro Sa membalas pesan Bum Jo. Nyonya Ro Sa menenangkan Bum Jo. Setelah melihat berita itu, dia menyadari kalau dia salah dan sekarang sedang introspeksi diri. Tapi Nyonya Ro Sa membalas pesan Bum Jo itu dengan bersenandung riang.
In Ha menghampiri Bum Jo. Bum Jo bilang ibunya bersikap tenang, tapi dia tahu kalau ibunya benar-benar kesal. In Ha lalu bilang kalau dia sekarang merasa bersalah. Bum Jo tersenyum, dia sudah mengatakan pada In Ha kalau dia akan terus membuat In Ha merasa bersalah dan sekarang dia benar-benar kesal.
***
Cha Ok masuk ke toilet saat In Ha hendak keluar. Tapi In Ha kembali dan menunjukkan anting yang saat itu dia temukan, apakah itu adalah anting Cha Ok? Cha Ok mengambilnya, dia sudah mencarinya kemana-mana. In Ha meminta ijin untuk menanyakan sesuatu.
“Apa hubungan Anda dengan Ketua Bum Jo Department Store?”
“Aku sudah bilang. Dia hanya seorang kenalan.”
“Anda tidak tetap berhubungan akhir-akhir ini?”
Cha Ok kesal kenapa In Ha terus menanyakan hal itu. In Ha akhirnya memberitahu kalau dia menemukan anting itu di ruangan Nyonya Ro Sa hari ini. Jika Cha Ok bertemu dengannya sekarang seperti 13 tahun yang lalu, berarti mereka bukan hanya sekedar kenalan.
Cha Ok berdalih, dia dan In Ha juga baru bertemu lagi setelah 13 tahun. Dan seperti itulah seberapa dekat mereka. Tapi In Ha tetap menatap curiga pada ibunya.
***
Di saat reporter lain tidur, Ha Myung sedang menyusun potongan kertas yang dia dapatkan sebelumnya di kantor Nyonya Ro Sa. Ditemani Yoo Rae yang terus menatap wajah Ha Myung. Juga Seo Hak yang sedang mengetik sambil mengantuk.
Yoo Rae menanyakan pendapat Ha Myung tentang laporannya hari ini, karena dia merasa penampilannya tampak canggung. Tapi Ha Myung pikir penampilan Yoo Rae cukup bagus. Yoo Rae pun GR, tentu saja Ha Myung berpikir seperti itu karena di mata Ha Myung dia baik dalam segala hal.
Ha Myung yang mengantuk akan pergi keluar membeli kopi. Dia meminta Yoo Rae mengawasi hasil kerjanya barusan agar tidak ada seorang pun yang menyentuhnya. Yoo Rae mengiyakan dan meminta dibelikan kopi juga.
Setelah Ha Myung keluar, Yoo Rae berinisiatif membantu Ha Myung dan mengambil beberapa potongan kertas. Tapi tak berapa lama kemudian Yoo Rae ketiduran.
In Ha masuk ke ruangan, duduk di kursi bekas Ha Myung dan menyeret potongan kertas yang ada di meja dengan tasnya hingga berserakan di lantai. In Ha yang tak mengerti bertanya pada Seo Hak apa yang baru dia jatuhkan tadi. Seo Hak memberitahu kalau Ha Myung menggabungkan potongan kertas itu dan Ha Myung bilang itu benar-benar penting. Seo Hak pikir Ha Myung melakukan itu selama tiga jam.
Setelah tahu Ha Myung pergi membeli kopi In Ha bergegas mengumpulkan potongan kertas itu dan meminta Seo Hak untuk tidak memberitahu Ha Myung kalau dia akan menggabungkan kembali potongan kertas itu.
In Ha menemui Chan Soo dan meminta bantuannya untuk menggabungkan potongan kertas itu. Tapi Chan Soo tidak mau, dia sedang tidak mood. In Ha membujuk, Chan Soo kan temannya dan sekarang dia putus asa. Chan Soo tetap menolak karena ini adalah hari terakhirnya bekerja di kantor itu.
In Ha terus membujuk dengan berkata kalau Chan Soo membantunya itu kaan menjadi akhir yang berarti, meski akhirnya In Ha cegukan dan meminta maaf pada Chan Soo.
Ha Myung masuk ruangan dan kaget melihat potongan kertasnya menghilang. Seo Hak memberitahu kalau In Ha membawanya, tapi dia tidak tahu In Ha pergi kemana. Dengan masih memegang dua gelas kopi Ha Myung kembali keluar untuk mencari In Ha.
Beruntung di lorong Ha Myung melihat serakan potongan kertas dan mengikutinya.
In Ha masih menggabungkan potongan kertas itu dengan kedinginan. In Ha merasa seperti matanya akan keluar. Saat ada kaki mendekat, In Ha dengan panik meminta kaki itu berhenti karena kertas-kertasnya akan beterbangan.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya pemilik kaki itu.
“Dal Po-ya.” In Ha terduduk karena terkejut melihat Ha Myung.
Ha Myung melanjutkan pekerjaan In Ha. Mereka duduk bersama di bangku. In Ha berusaha menjelaskan bahwa dia sungguh-sungguh sedang memperbaikinya dan tidak mencoba lari. In Ha akan menyerahkannya pada Ha Myung setelah dia selesai menggabungkan semuanya. Tapi Ha Myung diam saja.
“Maaf tentang sebelumnya. Aku berbicara kasar tanpa mendengarkanmu lebih dulu.”
“Ya.” Ha Myung merespon dengan singkat lalu memberikan gelas kopi untuk diminum In Ha.
In Ha berterima kasih, lalu bertanya lagi, “Mengapa kau berpikir ibu Bum Jo aneh?”
“Semua orang ingin melepaskan Santa pencuri dengan mudah. Tapi ibu Bum Jo bilang tidak.”
“Sepertinya dia mendengar untuk pertama kalinya ketika kami berada di kantornya.”
Ha Myung tampak tak yakin meski In Ha meyakinkan. Tapi Ha Myung bilang dia tidak merasa Ibunya Bum Jo ingin mengganggu cerita mereka. Dia pura-pura melarang mereka tapi dia membiarkan mereka merekam semuanya. Ha Myung merasa sepertinya di sengaja membocorkan sesuatu.
In Ha teringat saat dia melihat Nyonya Ro Sa memberikan pengarahan pada wartawan yang sedang di wawancara. In Ha pun setuju dengan pendapat Ha Myung tadi. Ada satu lagi, In Ha memberitahu bahwa Bum Jo lah yang menerima semua pesan yang dia kirim pada ibunya. Dan itu karena ponsel ibunya ketinggalan di rumah Bum Jo 13 tahun yang lalu.
“13 tahun yang lalu? Lalu apakah kau mengatakan bahwa keduanya mengenal satu sama lain sejak 13 tahun yang lalu?”
“Ya dan aku pikir mereka masih bertemu satu sama lain. Aku menemukan anting ibuku di kantor Ketua hari ini.”
In Ha lalu memegang potongan kertas yang sudah digabungkan Ha Myung. “Di mana kau menemukan ini?”
“Di dalam tempat sampah, dekat kantor Ketua.”
“Ibunya Bum Jo…Aku tidak berpikir dia orang yang kita kenal.”
Ha Myung mengangguk membenarkan.
***
Bum Jo sampai di depan mall dengan mobilnya, lalu kesal melihat Ha Myung keluar dari mall. Bum Jo segera berlari menghampiri Ha Myung dan menanyakan alasan Ha Myung ada disana. Apakah Ha Myung datang untuk melihat apa yang terjadi dengan toko mereka? Ha Myung tak menyangkal.
Bum Jo menanyakan perasaan Ha Myung, apakah Ha Myung senang melihat perusahaannya menderita? Tapi Ha Myung bilang ada banyak orang di toko hingga dia tidak bisa melangkah. Bum Jo tak mengerti maksud Ha Myung.
“Aku pikir ibumu menggunakan berita itu sebagai strategi pemasaran.”
Bum Jo mencengkeram kerah Ha Myung dengan marah dan memakinya. Bum Jo bilang Ha Myung sudah melewati batas. Bagaimana bisa Ha Myung mengatakan hal seperti itu setelah melihat ibunya kemarin. Apakah ibunya terlihat sekejam itu bagi Ha Myung?
Ha Myung menunjukkan kertas yang dibawanya dan menjelaskan kalau itu keluar dari mesin penghancur di kantor ibunya Bum Jo kemarin. Bum Jo tak mengerti apa kertas itu.
Ha Myung memberitahu bahwa itu adalah formulir pemesanan tas tambahan. Ha Myung menemukannya sebelum mereka melaporkan cerita. Bum Jo masih tak mengerti.
“Ibumu sudah tahu bahwa setelah berita itu keluar, lebih banyak orang akan datang ke toko bukannya memboikot.”
Bum Jo tak percaya, itu tak masuk akal, kenapa orang-orang akan melakukan itu. Ha Myung menyuruh Bum Jo untuk masuk dan mengkonfirmasi kebenarannya.
Bum Jo masuk ke dalam mall dengan kertas yang diberikan Ha Myung dan masih menuduh Ha Myung bicara omong kosong.
Tapi kemudian Bum Jo terkejut karena apa yang dikatakan Ha Myung itu benar. Bum Jo melihat toko tas itu ramai dikunjungi pembeli. Bahkan dari luar kota dan mereka memastikan tas itu adalah tas yang muncul di berita kemarin. Bum Jo tampak memikirkan sesuatu.
Bum Jo menemui ibunya dan meminta waktu untuk bicara. Nyonya Ro Sa terkejut melihat Bum Jo datang dan menanyakan apa yang terjadi. Bum Jo mengatakan kalau dia baru saja dari toko tas. Nyonya Ro Sa mengerti arah pembicaraan Bum Jo.
Nyonya Ro Sa bilang dia benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dia khawatir bahwa dia harus menutup toko setelah berita itu keluar, tapi ternyata para pembeli berdatangan sejak pagi. Nyonya Ro Sa bilang dia terkejut.
Bum Jo menanyakan sekali lagi, apa benar ibunya itu sangat terkejut? Nyonya Ro Sa membenarkan. Lalu Bum Jo menunjukkan kertas yang diberikan Ha Myung tadi.
“Lalu apa ini? Ibu tidak pernah mengharapkan sesuatu seperti ini terjadi, namun ibu mengirimkan pemesanan tambahan bahkan sebelum berita itu keluar.”
Nyonya Ro Sa sedikit terkejut bagaimana Bum Jo bisa memiliki dokumen yang sudah dihancurkan itu. Tapi Bum Jo mendesak ibunya untuk segera menjawab pertanyaanya, apakah ibunya itu menggunakan stasiun berita mereka sebagai strategi pemasaran. Nyonya Ro Sa mengipasi diri dengan tangannya dan berkata kalau itu benar-benar membingungkan.
“Putraku, aku janji itu bukan seperti yang kau pikirkan. Tapi.. seperti yang kau katakan, bahwa aku menggunakan berita itu...Apa aku salah?
[Kilas balik] Manajer Go membujuk Nyonya Ro Sa untuk menyudahi masalah Santa pencuri itu dengan damai dan melepaskannya pergi. Lagipula mereka sudah menemukan tasnya dan anak Santa itu menyaksikan, dan juga hari ini adalah hari Natal.
Tapi Nyonya Ro Sa tidak mau, dan memerintahkan agar Santa itu diserahkan ke kantor polisi. Dengan begitu kejadiannya akan menjadi sebuah kasus dan para reporter akan datang.
“Kau mendapatkan cerita dan aku menjual barangku. Orang-orang yang ingin membelinya, membelinya untuk mengisi hati mereka. Apa yang buruk tentang hal itu? Kesalahan apa yang aku lakukan? Aku bertanya karena aku benar-benar ingin tahu.”
Bum Jo tak percaya mendengar jawaban ibunya, “Jadi ibu benar-benar tahu sebelumnya? Bahwa hal itu akan berubah seperti ini?”
[Kilas balik] Manajer Go bilang akan terjadi masalah jika para reporter datang. Mereka hanya akan membicarakan tentang betapa mahalnya tas itu, dan mungkin mereka akan mendapatkan serangan verbal karenanya.
“Aku menyerahkannya pada polisi agar kita bisa diejek publik. Dengan begitu semua orang akan bertanya-tanya mengapa tas kita sangat mahal. Mereka akan datang hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu itu. Mengapa kita harus melepaskan kesempatan seperti itu? Ini harus dimanfaatkan. Kirimkan formulir pemesan tambahan sekarang juga.”
Nyonya Ro Sa bahkan bilang mereka harus bersolek karena para reporter akan segera datang.
Nyonya Ro Sa bilang semua pembeli merasakan hal yang sama. Daripada membeli produk yang murah, mereka ingin perhatian untuk membeli yang mahal. Mengetahui hati orang-orang itu dan memanfaatkannya, apakah itu salah? Itukah yang Bum Jo pikirkan?
Bum Jo tak mampu mengatakan apapun lagi mendengar pengakuan ibunya yang tanpa penyesalan. Bum Jo berdiri dan undur diri. Bahkan mengabaikan ajakan ibunya untuk makan bersama. Nyonya Ro Sa menghela nafas panjang, dia seharusnya tidak membiarkan Bum Jo menjadi seorang reporter.
Bum Jo berjalan dengan lunglai. Ha Myung masih menunggu Bum Jo di depan mall dan melihat Bum Jo yang tampak lesu. Ha Myung menghentikan Bum Jo yang berjalan menuju mobil. Ha Myung merasa Bum Jo tidak boleh mengendarai mobil sekarang, dan dia akan menggantikan Bum Jo.
Di dalam mobil Bum Jo bilang kalau Ha Myung benar. Bahwa ibunya adalah seorang wanita bisnis kejam yang hanya tergila-gila uang. Jika bukan karena Ha Myung, dia pasti tidak akan tahu sampai akhir. Ha Myung meminta maaf.
“Apakah ini juga yang kau rasakan? Saat kau menemukan bahwa kakakmu bukan seperti yang kau harapkan. Inikah apa yang kau rasa?”
“Ya.”
“Ini pasti sulit bagimu.”
“Ya.”
Mereka kemudian sampai di kantor polisi. Bum Jo berterima kasih pada Ha Myung, tapi terima kasihnya tidak ada hubungannya dengan In Ha. Bum Jo berjanji akan mentraktir Ha Myung makan malam. Ha Myung menolak dan menggantinya dengan menanyakan sesuatu tentang Cha Ok yang meninggalkan ponselnya di rumah Bum Jo 13 tahun yang lalu.
“Ingat hari apa itu?”
“Tentu saja, aku ingat. Itu adalah hari ketika aku pertama kali mendapat pesan dari In Ha.”
“Kapan itu?”
“23 Oktober 2000. Mengapa?” tanya Bum Jo heran melihat reaksi Ha Myung.
“Ibuku meninggal pada tanggal 22 Oktober 2000.”
Bum Jo tak mengerti. Sedangkan Ha Myung tampak memikirkan kemungkinan hubungan antara keduanya.
In Ha juga memikirkan hal yang sama sambil memegang ponsel yang dia ambil diam-diam dari ibunya. In Ha penasaran apa yang terjadi di 13 tahun yang lalu itu.
[Kilas balik] Cha Ok permisi pulang pada Nyonya Ro Sa. Direktur Yeon yang bersamanya mengucapkan terima kasih pada Nyonya Ro Sa. Nyonya Ro Sa bilang dialah yang berterima kasih untuk kerja keras Direktur Yeon. Cha Ok berdiri dan meninggalkan ponselnya di meja.
Nyonya Ro Sa memegang punggung Cha Ok, “Kau tahu kan? Aku tidak akan pernah mengabaikan orangku. Dan aku tahu bagaimana rasanya mengalami perceraian. Sungguh, tidak seorangpun yang seharusnya mengalami hal itu. Aku berharap promosi ini akan memberikan kenyamanan untukmu.”
Cha Ok membungkuk berterima kasih. Nyonya Ro Sa kemudian mengantar mereka keluar.
Seorang anak laki-laki dengan nama Seo Bum Jo menghampiri meja tadi dan mengambil ponsel yang ditinggalkan Cha Ok. Dia penasaran itu ponsel siapa dan membukanya. Bum Jo tersenyum melihat foto In Ha yang dijadikan gambar latar.
Di meja itu juga ada surat kabar yang berisikan berita dengan judul “Keluarga Pemadam Kebakaran Ki Ho Sang Melakukan Bunuh Diri”. Dan tanggal surat kabar itu adalah 23 Oktober 2000.
Chan Soo yang sudah dipindahkan ke kantor polisi cabang pelayanan publik (patroli) menyemprot tanaman di pot sambil menghubungi seseorang. Seseorang yang dipanggil teman.
“Hei teman! Kau tidak mengabaikanku karena aku dipindahkan, kan? Disini juga ada banyak kasus. Jadi, pastikan kau sering mampir.”
Ha Myung menerima telpon dan bilang kalau dia akan pergi sekarang. Rupanya Ha Myung yang menerima telpon dari Chan Soo. Yoo Rae bingung, apa Ha Myung akan memeriksa unit patroli juga? Ha Myung bilang itu adalah minggu pertamanya Chan Soo bekerja setelah dipindahkan, jadi dia harus mampir dan menyapa.
Yoo Rae menanyakan kemungkinan Chan Soo punya kasus untuk mereka. Ha Myung memperkirakan, mungkin hanya sengketa rumah tangga atau insiden tarif taksi. Yoo Rae tidak mau ikut, dia akan pergi ke kantor polisi Gi Hwang.
“Hei..jangan begitu. Ayo kita pergi bersama dan mendukung Chan Soo.”
Yoo Rae mulai GR lagi, “Sepertinya aku akan pergi denganmu jika itu benar-benar yang kau inginkan.”
Ha Myung menghela nafas melihat tingkah Yoo Rae yang masih salah paham padanya gara-gara Bum Jo.
***
Ha Myung masuk ke kantor Chan Soo dan menyapanya. Chan Soo menyapa balik dengan riang. Disana ada In Ha juga. Chan Soo menyuruh Ha Myung dan Yoo Rae duduk dengan In Ha, karena dia akan menyampaikan kasus pada mereka secara bersamaan.
Ha Myung berkomentar perilaku Chan Soo sekarang benar-benar berbeda dibandingkan dengan ketika Chan Soo bertugas di gugus. Yoo Rae membenarkan, saat itu mereka bahkan harus menguping kasus dari Chan Soo.
“Kapan aku melakukan itu?” Chan Soo mengelak. “Kalian tidak boleh mengabaikanku sekarang. Jangan mendengus hanya karena ini adalah unit patroli. Kalian harus sering datang, mengerti?”
Ha Myung meminta Chan Soo memulai, mereka akan mendengarkan kasusnya lebih dulu. Apa yang Chan Soo punya? In Ha, Ha Myung dan Yoo Rae bersiap dengan catatannya masing-masing.
Seorang pria berusia 50 tahun menelpon kemarin dan mengatakan ia diserang di jalanan olahraga lari. Dan hasilnya ternyata itu adalah laporan palsu, jadi dia didenda dan dilepaskan dengan peringatan. Semuanya kesal mendengarnya.
Chan Soo bilang ada satu lagi, dan yang ini sungguhan. Chan Soo kemarin mendapat telpon tentang ledakan gas di pabrik Tongsadong. In Ha bertanya berapa kilogram tabung gasnya? Chan Soo berusaha mengingat, 0.2 kilogram. Ha Myung menghitung, jika segitu berarti 222 gram.
“Sebuah tabung gas ukuran keluarga?” tanya Ha Myung dengan sedikit kesal.
“Ya. Aku kira itu meledak saat orang sedang memasak ramen.”
Kembali semuanya kesal. Ha Myung meminta Chan Soo memberikan kasus yang nyata. Yoo Rae bahkan akan segera pergi. Chan Soo menghentikannya. Dia bilang memangnya penting seberapa besar kasusnya.
“Ahn Chan Soo!” sebuah suara membuat mereka semua berpaling ke arah pintu. “Apakah kau akan terus pergi tanpa ponselmu?”
Chan Soo segera menghampiri wanita itu. In Ha dan Ha Myung mengenali wanita itu. Mereka serentak berdiri karena terkejut.
“Ji Hee-ya!” ujar In Ha dan Ha Myung bersamaan.
Ya, wanita itu adalah Ji Hee teman sebangku In Ha yang memang suka pada Chan Soo. Ji Hee berteriak riang memanggil In Ha, dia senang bertemu In Ha. Ji Hee menggendong bayi dan menuntun seorang anak laki-laki.
“Choi Dal Po! Aku melihatmu di TV, tapi kau benar-benar berubah. Aku telah mendengar banyak tentang kalian berdua dari suamiku tercinta.”
“Suami?” In Ha memastikan.
Ji Hee dan Chan Soo tersenyum malu-malu.
“Kau…kau menikahi Ji Hee?” tanya In Ha pada Chan Soo.
Chan Soo tersenyum membenarkan.
“Kenapa kau tidak memberitahu kami?” tanya Ha Myung pada Chan Soo.
“Kalian tidak pernah bertanya.” Jawab Chan Soo yang mendapat ekspresi kesal Ji Hee.
“Siapa si kecil ini? Apakah dia keponakanmu?” tanya Ha Myung lagi sambil menunjuk anak laki-laki yang dituntun Ji Hee.
“Bukan, dia putraku.” Ujar Chan Soo sambil tersenyum.
“Putra?” In Ha tak percaya. Lalu disusul Yoo Rae, “Putra?”
“Wow..” tambah Ha Myung.
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Ternyata…Nyonya Ro Sa tak sebaik yang kita kira. Dia memang sangat memanjakan Bum Jo dan sangat baik jika berurusan dengan segala sesuatu yang berhubungan, tapi di sisi lain dia menggunakan segala cara untuk kepentingannya. Dan Nyonya Ro Sa menyembunyikan hal itu dari Bum Jo, jadi Bum Jo hanya melihat sisi baik ibunya saja.
Beruntung Bum Jo jadi reporter, sehingga dia bisa melihat dan menilai sendiri apakah yang dilakukan ibunya itu benar atau salah. Setidaknya dengan menjadi reporter dia punya banyak sudut pandang memandang suatu hal. Dan tentunya Bum Jo beruntung memiliki teman seperti Ha Myung, yang menyadarkannya.
episode 13 dan 14.... sangat menyenangkan, banyak hal tentang kekeluargaan dan persahabatan.......
ReplyDeletein ha-ya ... dal po-ya....
Ditunggu yg part 2 nya ya mba fanny...makin kesini makin seru..gomawo mba fanny..
ReplyDeleteWah mbak fan,, tadi pagi baru baca yg eps 13, udah muncul eps 14 nya,, iyaa, trnyata mamah nya bum jo baik di luar tapi sadis di dalam,, hhaha, makin penasaran sama hubungan ro sa dan cha ok 13 tahun yg lalu...
ReplyDeleteWahh Nyonya So Ra Menyeramkan...
ReplyDeleteEonni aq tunggu part 2 'y...
koq byk yg blg dsni mba Fanni? bukanya ini blog nya mba Mumu ya? atw aku emg yg salah baca? buat mba Mumu makasih sinopsisnya dtnggu part 2 nya dan bwt mba Fanni dtnggu preview episode 15 nya semangat ;)
ReplyDeleteakhirnya yang ditunggu2 muncul juga... thanks mba sinopsisnya^^ ditunggu part 2:) semangat menuliiiis^^
ReplyDeleteini blog mba mumu,hehehe,teman2 coba liat yg keatas berbagi sinopsis. benar juga ya,makin penasaran apa hubngannya dgn nenek sihirbdgn ibu bon joo,ahndrama ini masipenuh mestery
ReplyDeleteSalam kenal mbak mumu, saya reader baru. Ma'af baru komen di part ini, suka sama kata-kata dan komennya. Saya juga pernah komen ini di mbak fanny :)
ReplyDeleteJadi reporter itu ribet ya, penuh tantangan, cocok mungkin buat yang suka tantangan.
Kasihan lihat Bum Jo, pasti sedih juga kecewa sama ibunya yang selama ini sudah dia percaya.
Penasaran juga sama yang dikatakan Ha Myung, ada keterikatan apakah? Apa ada hubungannya sama ibu Ha Myung?
Ditunggu part 2 nya...
thanks mbak mumu
ReplyDeleteCuma nyaranin aja buat semua yg belum nonton eps 14 mendingan jangan di tonton dulu deh karna akan berakibat kemarahan yang super bagi diri anda saat melihat nyonya ro sa dan sung cha ok
Saya saranin untuk lebih aman mendingan tetap baca sinopsis nya di sini
Biar aman
makasih mba mumu
ReplyDeleteni episode yg bkin penasaran,,,dan ternyata ada yg lucu jg, saat ada reuni inha+dal po sm chan soo+istri, ga nyangka dia dah punya anak 2 haha..spt kt dal po "woow"
Nazah
Seru cerita nya
ReplyDeleteBtw Mba Mumu Ngeuh ga ya kalo di priewview sebelumnya ada adegan Jae myung sama Pengacara Han lagi ngobrol ko aku perhatiin ga tayang yaa... xixixixixixiiii ... apa aku kelewat yaa??
ReplyDeleteAku masih belum ngerti apa yg sebenarnya terjadi antara Cha Ok dan ibu nya Bum Jo sejak 13 thun lalu. Dan apa hubungannya dgn hari kematian ibu ny Ha myung ??
ReplyDeleteO-ow.. sbnrnya apa hubungan ibu Inha dan Ibu bumjo ya?
ReplyDeleteklo imajinasi saya, apa iya ternyata Ny.Ro sa ternyata istri lain dr ayah dal po shg Ro sa ingin menghancurkn keluarga tsb..#hhe.ngawur ya
atau, lokasi gedung yg dulu meledak itu lokasi mall bumjo skrg..hmm..
saya lanjut baca dulu buat mencari kebenarannya.hhehe
trimakasih sdh membuat sinopsisnya, krn saya blm bs lihat lgsg drama nya.. tp penggambaran critanya dgn kata2 bnr2 oke, jd saya jg bs mbayangin alurnya..
fighting!!
berharap ada pinoccio selanjutnya <3
ReplyDeleteah ngakak liat Ji Hee sama Chan Soo udah punya anak dua lagi. Dan Ha Myung langsung bilang "Wow" haha ngakak
ReplyDelete