Let’s Eat Season 2 | Episode 14 - 1
Soo Ji teringat perkataan Dae Young tadi malam, bahwa Soo Ji adalah gadis yang baik. Soo Jin menggelengkan kepala, mengenyahkan bayangan Dae Young dari kepalanya. Soo Ji yakin semalam dia goyah karena alkohol. Karena tidak mungkin dia goyah oleh pria seperti Dae Young disaat dia punya pacar yang luar biasa seperti Sang Woo.
Soo Ji menanyakan pendapat Happy, tapi Happy tak sependapat dengan Soo Ji. Setidaknya begitulah yang Soo Ji lihat. Soo Ji menyuruh Happy agar setuju dengannya. Tiba-tiba Dae Young menegur Soo Ji dari atas, kenapa Soo Ji bersikap seperti itu pada seekor anjing.
Dae Young melempar botol kosong ke tempat sampah. Dia bersorak gembira karena berhasil melakukannya. Soo Ji mencibir. Lalu dia sadar kalau hari ini jantungnya tidak berdebar sama sekali melihat Dae Young. Soo Ji pun yakin, semalam hanya karena pengaruh alkohol. Soo Ji sangat senang. Soo Ji lalu mengajak Dae Young sarapan bersama.
Soo Ji dan Dae Young sarapan di restoran mie. Mereka kembali berselisih paham tentang gula dan garam. Dae Young memilih gula untuk ditaburkan diatas mienya, untuk benar-benar merasakan kelezatannya. Sedangkan Soo Ji percaya garam lebih enak daripada gula karena banyak yang menggunakannya.
Setelah berdebat tentang gula dan garam yang menimbulkan rasa manis pada makanan versi mereka sendiri, maka mereka pun makan dengan cara yang berbeda. Dae Young menambahkan gula ke dalam mie, sedangkan Soo Ji menambahkan garam.
Selesai makan, Soo Ji yang akan membayar. Karena minggu ini dia akan mendapat bayaran. Ternyata tagihannya pas 14 ribu won, sama jumlahnya dengan uang yang dimiliki Soo Ji. Dae Young yang merasa mengembalikan sejumlah uang untuk ongkos bis Soo Ji hari ini.
Dalam perjalanan pulang ke vila, Soo Ji mulai mengulik tentang pacar Dae Young. Apa yang dia sukai dari Dae Young, dan Soo Ji juga ingin melihat foto pacar Dae Young. Soo Ji bilang seorang gadis perlu melihat gadis lainnya. Dia bisa melihat kepribadiannya hanya dengan memeriksa wajahnya.
Tapi Dae Young bilang dia tidak punya foto pacarnya (yaiyalah…pacar juga gak punya..). Soo Ji heran, dia lalu menduga kalau pacar Dae Young itu jelek. Dae Young bilang pacarnya lebih cantik dari Soo Ji. Maka Soo Ji pun menduga pacar Dae Young wanita yang hanya mengandalkan wajah seperti Hye Rim, yang mungkin punya pria lain di sekitarnya.
Jika gadis itu lebih muda dari Dae Young. Dae Young harus lebih hati-hati, karena para pria disekitar tidak akan membiarkannya begitu saja. Dan jika gadis itu lebih tua dari Dae Young, maka dia punya uang yang bisa dibandingkan. Soo Ji lalu menyimpulkan pacar Dae Young hanya mempermainkan Dae Young, karena itulah dia tidak mau berfoto bersama.
“Hei, kau ingin kami putus?”
“Apa maksudmu? Teman macam apa yang ingin kau putus? Aku hanya mengatakan aku khawatir.”
Soo Ji menambahkan kesimpulannya. Karena Dae Young sudah jarang bertemu dengan gadis itu, sepertinya gadis itu sudah memutuskan dalam hatinya. Dae Young kesal. Soo Ji yang tidak tahu apa-apa soal kencan sekarang mengajarinya.
Soo Ji tak bermaksud begitu. Dia sendiri sering terluka saat berkencan, jadi dia hanya khawatir pada Dae Young.
***
Nenek mengamati KTP Hye Rim. Nenek lalu yakin kalau penglihatannya belum buruk yang menyebabkannya tidak bisa mengenali orang. Karena nenek masih mengenali foto Hye Rim di KTP itu. Hye Rim keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat nenek membongkar KTP-nya. Hye Rim tampak kesal, tapi dia tidak bisa protes.
Nenek lalu mengomentari artis di layar televisi yang tampak begitu cantik. Hye Rim bilang artis itu melakukan operasi plastik. Mata, hidung, dan bahkan dagunya. Hye Rim menunjukkan foto artis itu sebelum operasi. Benar-benar berbeda. Hye Rim bilang kalau dia bisa mengetahu seseorang melakukan operasi plastik atau tidak hanya dengan melihatnya.
Nenek pun menanyakan pendapat Hye Rim tentang Joo Seong. Di bagian mana Joo Seong melakukan operasi. Hye Rim tertawa. Joo Seong tidak pernah melakukan operasi plastik. Dia tidak punya kelopak mata ganda, dia tidak punya hidung mancung, dan wajahnya juga bulat.
Nenek terdiam. Hye Rim yang menyangka nenek tersinggung berkata bahwa dia tidak bermaksud mengatakan Joo Seong jelek, dia juga tampan dari sisi yang lain. Tapi bukan karena itu nenek diam, nenek berpikir, siapa pria yang ada di KTP Joo Seong.
***
Soo Ji kembali bertemu Sang Woo di kantor. Sang Woo mengajak Soo Ji untuk makan malam bersama dengan menu steak. Karena Soo Ji tidak punya uang, Soo Ji berbohong kalau dia ada acara malam ini dan mengajak Sang Woo untuk berkencan besok saja.
Sang Woo tak masalah. Dia juga merasa telah banyak mencuri waktu Soo Ji. Soo Ji kan seharusnya menulis. Sang Woo juga mengingatkan Soo Ji tentang janjinya menunjukkan novel buatannya pada Sang Woo lebih dulu. Sang Woo menggenggam tangan Soo Ji.
Saat In Ah datang, Soo Ji dan Sang Woo langsung melepaskan tangan mereka dan salah tingkah. In Ah melihat keanehan itu. Tapi In Ah salah menduga. Dia menduga Sang Woo habis menegur Soo Ji karena kejadian makanan tempo hari. In Ah menertawakan Soo Ji.
Kemudian hidung In Ah mengeluarkan darah. In Ah mimisan. Soo Ji memberikan tisu. In Ah bilang belakangan ini dia berenang di pagi hari dan pergi ke gym di malam hari, jadi dia pasti kelelahan. In Ah lalu pergi ke kamar mandi. Soo Ji heran kenapa In Ah begitu rajin berolahraga belakangan ini. Apakah In Ah ingin kurus saat musim panas?
***
Dae Young berganti pakaian di laundry, seperti biasanya. Pemilik laundry kesal, banyak orang yang meminta menyimpan pakaian mereka dan berganti pakaian di sana belakangan ini. Itu semua karena Dae Young. Tidak seharusnya dia mengijinkan Dae Young sejak awal.
Dae Young mendapat telepon dari Sang Woo yang mengajaknya bermain game di rumahnya. Dae Young setuju dan berganti pakaian lagi.
Soo Ji berjalan pulang. Dia bergumam sendirian. Bahwa dia tidak bisa mengatakan kalau dia tidak bisa berkencan karena tidak punya uang, jadi dia berbohong. Soo Ji mengatai dirinya sendiri. Karena sudah seperti itu, Soo Ji pun berencana melanjutkan novelnya.
Soo Ji melihat Dae Young keluar dari laundry dan memanggilnya. Tapi Dae Young tak mendengar dan langsung pergi dengan mobilnya. Melihat pakaian Dae Young yang santai, Soo Ji menebak Dae Young hendak pergi menemui pacarnya. Dan karena saking senangnya, dia tidak mendengar panggilan Soo Ji. Soo Ji tampak sedikit kesal.
***
Dae Young heran melihat Sang Woo yang memiliki dua robot pembersih. Sang Woo bilang dia mendapatkan yang satunya dari Soo Ji. Dae Young semakin heran, apa Soo Ji benar-benar berpikir Sang Woo belum memiliki penggantinya. Sang Woo tersenyum, kejadiannya rumit.
Sang Woo mengajak Dae Young segera main. Dae Young protes, lagi-lagi Sang Woo tidak menyiapkan makanan. Dae Young membuka kulkas Sang Woo. Sang Woo mengajak Dae Young memesan makanan karena tidak ada apapun di kulkas.
Dae Young yang menemukan telur dan daun bawang, merasa itu semua cukup. Ditambah nasi instasn yang dimilik Sang Woo. Dae Young hendak membuat nasi goreng. Dae Young bersiap dan menggoreng telur lebih dulu.
Sang Woo bertanya, kenapa Dae Young menggoreng telur lebih dulu. Dae Young bilang dengan cara itu mereka bisa merasakan rasa telur dan nasi secara terpisah. Setelah itu Dae Young menumis daun bawang. Dae Young tidak menggunakan bawang karena akan berair.
Nasi yang akan digunakan juga tidak perlu dipanaskan lebih dulu, karena akan terasa lebih enak jika nasinya kenyal. Dae Young juga menjelaskan bahwa rasa makanan itu sebenarnya bukan tentang bagaimana cara memasak, tapi faktor yang menemukan adalah panas.
Setelah mencampur nasi, telur dan bawang. Dae Young membiarkan nasi beberapa lama di dalam penggorengan untuk rasa lebih enak. Setelah dirasa cukup, Dae Young mengangkat nasi dan menambahkan saus tomat.
Sang Woo mencicipinya dan merasa masakan Dae Young lebih enak dari pada masakan ibunya.
Mereka lalu makan sambil bermain game. Tapi kemudian memutuskan untuk makan lebih dulu agar lebih konsentrasi. Sang Woo sangat menikmati nasi goreng itu.
***
Soo Ji menulis sambil memikirkan sesuatu. Kemudian dia sadar kalau dia telah salah menulis. Soo Ji kesal. Karena dia menulis di tempat yang pengap, dia jadi memiliki terlalu banyak pikiran yang tidak berguna. Soo Ji memutuskan untuk menulis di luar, karena cuacanya bagus, jadi dia bisa mendapatkan udara segar juga.
Soo Ji pergi ke atap. Tapi Soo Ji malah melihat blog Dae Young yang baru saja di update. Dae Young mem-posting penggorengan kosong dari tempat Sang Woo. Tapi Soo Ji mengira Dae Young pergi ke rumah pacarnya dan memasak disana. Bahkan ada dua sendok. Soo Ji lalu tertarik pada bayangan seseorang yang terpantul di sendok. Soo Ji mengira itu adalah pacarnya Dae Young.
Hye Rim naik ke atas dan menyapa Soo Ji. Dia hendak mengambil jemuran punya nenek. Hye Rim sedikit kesal karena nenek terus menyuruhnya seharian ini. Hye Rim tertarik melihat blog Dae Young yang sedang dibuka Soo Ji. Soo Ji langsung menunjukkan foto sendok itu, dimana dia mengira ada bayangan pacarnya Dae Young disana.
Soo Ji menebak pacar Dae Young itu berambut pendek, kulitnya pucat dan wajahnya kecil. Soo Ji bertanya apakah Hye Rim pernah melihatnya? Hye Rim menggeleng. Soo Ji pun semakin penasaran seperti apa pacar Dae Young. Dia bahkan memeriksa apakah pacar Dae Young memposting komentar.
“Unni, apa kau berkencan dengan Dae Young Oppa sebelumnya?”
“Apa??” Soo Ji kaget dengan pertanyaan Hye Rim.
“Cara kau bersikap sekarang terlihat seperti kau adalah mantan pacarnya. Seperti jika kau mencoba untuk mencari tahu tentang pacar mantan pacarmu saat ini. Mengapa kau begitu tertarik dengan pacar Dae Yeong?”
Soo Ji juga tampaknya baru menyadari sikapnya itu. Soo Ji lalu beralasan kalau dia ini seorang penulis sehingga dia terus melihat-lihat hal lain. Bahkan beberapa waktu yang lalu, dia melihat lebih dari 100 situs belanja online. Soo Ji tertawa garing.
Hye Rim lalu mengajak Soo Ji melakukan massage bersama untuk membuat hari terasa lebih baik. Tapi Soo Ji tidak punya uang. Hye Rim bilang dia punya kupon gratis, karena dia adalah blogger kecantikan.
***
Di ruang ganti. Hye Rim bertanya apakah Soo Ji sudah putus dengan pacarnya? Tidak. Soo Ji heran kenapa Hye Rim menanyakan hal itu. Hye Rim menyangka Soo Ji putus karena Soo Ji memakai pakaian dalam yang tidak serasi. Hye Rim lalu mengerti, Soo Ji belum pernah tidur dengan Sang Woo. Soo Ji dengan kesal mengambil kembali pakaian dalamnya dan beralasan kalau mereka pergi kesana dengan tiba-tiba.
Tapi itulah maksud Hye Rim. Soo Ji bisa secara tiba-tiba tidur dengan Sang Woo, jadi Soo Ji harus persiapan. Hye Rim bahkan menawarkan diri untuk memberitahu pakaian dalam seperti apa yang disukai para pria. (ups..ini percapakan orang dewasa ya.. haha..)
Soo Ji mengingatkan diri sendiri, kalau punya uang dia harus membeli pakaian dalam lebih dulu.
Setelah hampir selesai massage, Hye Rim mengeluh kesulitan bernafas saat telungkup, karena dadanya. Soo Ji bergumam, dia tak pernah merasakan hal itu sepanjang hidupnya. Soo Ji lalu bertanya apa alasan Hye Rim mengajaknya massage. Hye Rim senang mendengar pertanyaan Soo Ji, memang, wanita lebih cepat tentang hal seperti itu.
Hye Rim rupanya ingin menjadi teman sekamar Soo Ji. Dia pikir dia tidak bisa tinggal lebih lama dengan nenek. Nenek mendengkur, mengomel, dan tidak membiarkannya menggunakan ponsel di malam hari. Sekarang nenek bahkan menyentuh barang-barang miliknya.
Dengan mantap Soo Ji berkata kalau dia tidak sedang mencari teman sekamar. Hye Rim memohon, dan menunjukkan lingkaran hitam dimatanya karena dia kurang tidur. Hye Rim bilang kalau dia tidak meminta tinggal dengan gratis, dia akan membayar setengah harga sewa dan membayar tagihan air.
Mendengar Hye Rim yang akan membayar, Soo Ji tampak sumringah. Dia bilang pada Hye Rim kalau dia akan memikirkannya lagi. Soo Ji memikirkan sesuatu, sepertinya dia mendapat solusi untuk mendapatkan uang tambahan.
***
Nenek naik ke atap, dan memanggil Joo Seong. Karena tidak ada jawaban dari Joo Seong, nenek hendak masuk ke dalam. Tapi kemudian Joo Seong muncul di belakang nenek dan menegurnya. Joo Seong kesal karena dia sudah memperingatkan nenek untuk tidak masuk jika dia sedang tak ada. Nenek beralasan ingin memeriksa sesuatu.
Joo Seong bertanya apakah nenek ingin memeriksa dia belajar atau tidak? Atau memeriksa uang dibawah selimut? Joo Seong memberitahu kalau dia sudah menyimpan uang itu di bank seperti apa kata nenek. Jika nenek mencoba lagi masuk ke kamarnya saat dia tak ada, Joo Seong tak akan tinggal diam. Joo Seong lalu masuk dan membanting pintu.
Taek Soo berjalan di depan vila sambil menghubungi Dae Young. Dia kesal karena Dae Young masih main game di rumah Sang Woo. Taek Soo tak peduli dan tetap akan menunggunya. Taek Soo berpapasan dengan nenek. Setelah agak menjauh, Nenek memanggil Taek Soo
Nenek memastikan Taek Soo bekerja di perusahaan asuransi seperti Dae Young. Nenek ingin menanyakan sesuatu pada Taek Soo, karena Dae Young selalu sibuk dan nenek sulit bertemu dengannya. Taek Soo dengan senang hati mempersilahkan nenek bertanya padanya.
“Saat seseorang menerima uang asuransi jiwa, apakah perusahaan asuransi memberikan semuanya padanya dalam jumlah tunai?”
“Tidak, itu masuk ke dalam rekening bank yang tercatat secara langsung saat mereka menandatangani polis asuransi. Itu memudahkan pencatatan untuk perusahaan asuransi. Kadang-kadang orang meminta tunai, tapi biasanya orang-orang itu punya sesuatu yang disembunyikan. Saat orang seperti itu menerima uang dari polis, mereka biasanya menukar ke dalam tunai secepatnya dari rekening bank mereka.”
Nenek lalu meminta Taek Soo untuk memeriksa sesuatu. Sepertinya nenek meminta Taek Soo untuk memeriksan identitas Joo Seong. Nenek pasti curiga pada Joo Seong setelah mendengar penjelasan Taek Soo. Karena Joo Seong punya uang tunai dalam jumlah banyak yang diakuinya dari asuransi.
***
Joo Seong yang memakai setelan menunggu Hye Rim di luar restoran. Hye Rim keluar dari restoran dan berjalan begitu saja melewati Joo Seong, hingga akhirnya Joo Seong memanggilnya. Hye Rim tertawa, dia tak mengenali Joo Seong karena Joo Seong mengenakan setelan.
“Apa aneh?”
“Tidak, itu hebat.”
Hye Rim lalu berkata kalau dia mengerti sekarang alasan nenek bertanya padanya apakah Joo Seong operasi plastik atau tidak. Hye Rim lalu mengajak Joo Seong pergi bersamanya ke acara festival di kampus besok jika Joo Seong ada waktu. Joo Seong menerima ajakan itu dengan cepat. Mereka lalu pulang bersama.
***
Ahjumma menegur Soo Ji lewat telepon, karena Soo Ji adalah satu-satunya orang yang belum membayar biaya bulanan (air, listrik). Ahjumma berteriak marah. Dia meminta Soo Ji untuk menelepon balik setelah mendengar pesan yang dia tinggalkan itu. Kekesalan Ahjumma bertambah karena menginjak kotoran Happy. Ahjumma pun semakin kencang berteriak.
***
Esok pagi. Ahjumma keluar dari kantor dan bertemu Happy yang sedang duduk manis di depan. Ahjumma kesal. Tapi kemudian dia terkejut karena Happy membawa uang di mulutnya. Ahjumma berubah 180 derajat, menjadi baik pada Happy dan mengambil uang itu.
Dae Young yang keluar dari vila mendengar suara Ahjumma. Dae Young menghampiri dan menyapa Ahjumma yang sedang memberi Happy makan. Dan ada rumah anjing juga disana. Dae Young pun menanyakan perihal rumah anjing itu.
Ahjumma bilang dia yang mendapatkan rumah itu untuk Happy. Karena Happy sangat kasihan berkeliaran tanpa tempat tinggal. Dae Young heran karena Ahjumma kan tidak suka Happy ada disana. Ahjumma merasa tak pernah mengatakan itu.
Oya, ahjumma bahkan menamai Happy. Joo Young, adiknya Joo Wan. Ahjumma meminta Dae Young untuk baik pada Happy mulai sekarang. Ahjumma juga menyindir Dae Young yang tidak pernah memberi makanan pada Happy, padahal Soo Ji dan nenek sering melakukannya. Ahjumma menyuruh Dae Young sering memberi makanan pada Happy.
Dan di gunung tempat Joo Seong mengubur uangnya, uang-uang itu ada yang muncul ke permukaan. Tak jauh dari orang-orang yang mendaki. Besar kemungkinan Happy mendapatkan uang yang dia berikan pada Ahjumma dari sana.
***
Soo Ji terus menatap ponselnya. Bahkan dia tidak fokus mendengarkan penjelasan Sang Woo dalam rapat. Perhatian Soo Ji langsung beralih pada ponselnya, ketika ponsel itu berbunyi. Pertama, ponsel Soo Ji berbunyi karena ada iklan masuk. Kedua, dari sebuah produk yang akan memberikan diskon.
Soo Ji dengan kesal menaruh ponselnya. In Ah menoleh. Ponsel Soo Ji kembali berbunyi, dengan enggan Soo Ji membuka pesan itu. Itu adalah pemberitahuan bahwa uang sebesar 1.500.000 won telah masuk ke rekening dari Departemen Budaya dan Olahraga. Soo Ji langsung terbelalak senang.
In Ah yang memperhatikannya langsung meminta traktir. In Ah tahu Soo Ji mendapatkan pesan tentang gaji yang sudah masuk. In Ah tahu karena Soo Ji punya kebiasaan melihat ponselnya di tanggal itu setiap bulannya.
In Ah lalu mengajak Sang Woo dan Soo Ji makan malam bersama. Sang Woo dan Soo Ji saling berpandangan. Mereka sama-sama tak ingin melakukannya. Sang Woo lalu menolak karena ada janji, Soo Ji pun menolak. Besok? Sang Woo dan Soo Ji tetap menolak. Dan di balik meja, mereka menunjukkan jari tengah pada In Ah.
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Soo Ji masih belum sadar sama perasaannya nih. Duh, gimana ya kalo Soo Ji sadar dia sebenarnya suka Dae Young? Kan sama Sang Woo lagi manis-manisnya deh sebenarnya.
Aduh ngakak banget di akhir part ini,si Sang Woo sama Soo Ji kompakkan kasih jari tengah ke In Ah LOL tapi kasian juga In Ah,dia pengen makan bersama kan karena dia kesepian juga
ReplyDelete