My Beautiful Bride | Episode 1

[3 Tahun yang lalu, 2012]

Rentenir. Sebuah industri benalu yang menggunakan kebahagiaan orang lain sebagai jaminan. Rentenir memberikan pinjaman untuk uang kuliah bagi pelajar, biaya pernikahan, dan yang lainnya. Dan untuk membayar kembali bunga pinjaman yang tinggi dari rentenir, beberapa orang berakhir dengan membayar dengan semua yang dia miliki, termasuk organ dalam mereka.

Butuh waktu 2 tahun bagi polisi untuk menemukan bahwa bisnis rentenir menyembunyikan sebuah kejahatan yang lebih hebat dibelakangnya. Rentenir menjual para peminjam yang tidak bisa membayar hutang pada seseorang di balik mereka yang di sebut Bayangan.

Bayangan menggunakan para peminjam yang sudah dibeli untuk mendapatkan uang. Ada yang dijadikan pelacur di luar negeri, ada yang dijadikan pengemis setelah kakinya di patahkan, ada yang dijadikan pekerja di pabrik narkoba hingga meninggal. Dan pada akhirnya, organ dalam mereka diambil dan juga mati dengan meninggalkan asuransi jiwa dengan nilai yang besar.

Saat para peminjam itu diserahkan pada Bayangan, maka itu adalah akhir bagi mereka. Butuh waktu 5 tahun pengadilan untuk menganggap mereka sebagai orang hilang. Dan mereka menerima pembayaran asuransi selama 5 tahun itu. Bayangan merencanakan semua itu dengan teliti.

 

Adalah Cha Yoon Mi, seorang detektif yang sedang melakukan penyelidikan mengenai kasus itu. Untuk menangkap Bayangan, dia mengambil kesempatan dan menggunakan siapapun. Yoon Mi mendapatkan bantuan dari seorang wanita. Terlihat dari pakaiannya, wanita itu tampak seperti seorang wanita penghibur.

Dari wanita itu Yoon Mi mendapatkan identitas Ketua dari Bayangan, yaitu Song Hak Soo. Dan dari wanita itu juga Yoon Mi bisa mendapatkan berbagai bukti serta lokasi keberadaan Song Hak Soo.

Yoon Mi dan timnya menggerebek sebuah lokasi yang diduga ada Song Hak Soo disana. Tapi ternyata tempanya kosong. Yoon Mi tampak hilang harapan. Tapi kemudian wanita itu menghubunginya dan memberitahu lokasi Song Hak Soo.

Yoon Mi memerintahkan anggota tim untuk segera ke lokasi itu. Begitu Yoon Mi tiba disana, beberapa anggota timnya terluka akibat serangan Song Hak Soo dan anak buahnya. Yoon Mi menyerang Song Hak Soo. Terjadi perkelahian antara mereka, hingga akhirnya Yoon Mi terpojok dengan Song Hak Soo yang mengayunkan pisau ke arahnya.

Beruntung Park Hyung Shik, sunbae Yoon Mi, dengan cepat menembak tangan Song Hak Soo. Yoon Mi pun selamat dan Song Hak Soo berhasil di tangkap.

Setelah Song Hak Soo di tangkap, wanita informan itu masuk ke ruangan dimana Hak Soo ditangkap. Dengan tangan gemetaran, dia menuangkan minuman ke dalam gelas dan meminumnya.

***

[Sekarang, 2015]

Kim Do Hyung mengayuh sepedanya dengan mantap. Dia berhenti di depan sebuah toko perhiasan dan membeli sebuah cincin yang cantik. Setelah itu Do Hyung pergi ke sebuah café, dimana seorang wanita sedang menunggunya.

Do Hyung duduk di depan wanita itu. Apakah ini wanita pemilik cincin yang tadi dibelinya? Tapi anehnya Do Hyung tampak tak tertarik dengan wanita itu. Ternyata wanita itu adalah kencan butanya. Wanita itu berbasa-basi bahwa Do Hyung lebih tampan dari fotonya. Tapi Do Hyung sama sekali tak menatap wanita itu. Bahkan saat wanita itu menawarkan minuman.

“Aku akan melamar hari ini. Ada seseorang yang aku cintai. Dan aku akan melamarnya hari ini. Kami akan segera mendapatkan persetujuan orang tua. Dan kami akan menikah secepatnya.”

Wanita itu terhenyak dan bisa berkata-kata. Do Hyun melanjutkan, bahwa alasannya menghabiskan waktunya yang berharga untuk datang kesana adalah untuk mengatakan perasaannya pada wanita itu. Do Hyung juga meminta wanita itu menyampaikan perasaannya tadi pada orang tuanya. Dan bahwa dia adalah orang yang jahat. Bahkan Do Hyung meminta wanita itu memberitahu orang tua Do Hyung.

Do Hyung pamit, dan dengan cantiknya dia berhasil menghindar dari siraman air wanita itu. Do Hyung lalu pergi.

***

Seorang wanita cantik, Yoon Joo Young, duduk menanti seseorang di depan sebuah café. Seorang pria tiba-tiba duduk di kursi dekat Joo Young. Pria itu mengira Joo Young memandangi mobil sport yang ada di dekat sana. Dan pria itu ternyata adalah pemiliknya. Dia menyombongkan hal itu di depan Joo Young, dan mengajak Joo Young pergi ke pantai dengan mobil itu.

“Apa kau membeli mobil itu dengan uangmu sendiri?” tanya Joo Young dengan santai. “Di usiamu sekarang, kau pasti seorang pencuri atau penipu. Hentikan omong kosongmu, dan pergilah.”

Pria itu pun pergi dengan kesal. Lalu muncul Do Hyung dengan sepedanya. Ternyata Do Hyung lah yang Joo Young tunggu. Joo Young menyambut Do Hyung. Dia heran kenapa Do Hyung terlambat lagi. Do Hyung memberitahu kalau dia ada kencan buta.

“Apa dia cantik?”

“Kau tahu pasti kenapa aku pergi kesana.”

Joo Young tersenyum, lalu mengajak Do Hyung segera pergi karena dia sudah lapar.

Joo Young duduk diboncengan sepeda. Do Hyung mengayuh sepedanya. Joo Young meminta Do Hyung untuk tidak terlalu jujur lagi masalah kencan buta. Do Hyung meminta maaf, dia tak akan melakukannya lagi. Joo Hyung bertanya, apakah akan ada kencan buta lagi? Tidak, tidak akan ada lagi. Joo Young pun memeluk Do Hyung.

Joo Young menanyakan tujuan mereka. Tapi Do Hyung tak mau menjawab, dia bilang kalau Joo Young juga akan tahu setelah tiba disana. Dan ternyata Do Hyung membawa Joo Young ke rumahnya.

Joo Young panik. Dia melarang Do Hyung berkunjung ke rumahnya. Joo Young beralasan kalau kakak dan kakak iparnya bertengkar semalam dan bekas keributannya belum dibenahi. Tapi dengan tenang Do Hyung berkata kalau dia sudah menghubungi kakak Joo Young tadi pagi. Setelah menerima paket yang dia kirimkan, Do Hyung mengajak Joo Young masuk.

Do Hyung memberi penghormatan untuk ibunya Joo Young. Ibu tampak bahagia dan menyuruh Do Hyung serta Joo Young untuk duduk.

“Aku akan membuat Joo Young bahagia sepanjang sisa hidupnya. Tolong berikan kami restu.”

Ibu sangat senang dan menggenggam tangan Do Hyung. Kakak Do Hyung memberitahu Ibu bahwa mereka sudah lama tinggal bersama. Ibu semakin senang, karena itulah mereka harus menikah. Do Hyung tampaknya diterima oleh semua keluarga Joo Young. Do Hyung pun tersenyum senang.

Joo Young mengantar Do Hyung yang akan pulang. Joo Young memberanikan diri berkata pada Do Hyung bahwa dia tidak berniat menikah, lagipula ibu Do Hyung tidak akan merestui mereka.

Tapi Do Hyung bilang dia tidak memperdulikan hal itu lagi. Selama Joo Young setuju. Do Hyung mendekat dan mengeluarkan kotak cincin yang tadi dia beli. Do Hyung menyerahkannya pada Joo Young dan memintanya untuk membuka kotak itu.

“Aku tidak ingin menunggu lagi. Maukah kau.. Maukah kau menjadi pengantinku yang cantik?”

Joo Young menangis. Do Hyung lalu bahkan menunduk meminta Joo Young menyetujuinya.

***

Joo Young memandangi cincin pemberian Do Hyung yang kini melingkar di jarinya dengan galau. Ibu lalu mengetuk pintu kamar Joo Young. Joo Young buru-buru menyembunyikan cincin itu.

Ibu masuk dan mengatakan kalau dia sangat menyukai Do Hyung, hingga dia bahkan tak bisa mengatakan apapun karena keluarga mereka sangat miskin. Joo Young bilang kalau dia belum mengambil keputusan untuk menikah dengan Do Hyun.

Ibu marah, Joo Young tidak akan mendapatkan kesempatan seperti itu lagi. Joo Young gila jika menolak Do Hyung. Karena jika Joo Young jual mahal, dan Do Hyung mengetahui masa lalu Joo Young, maka itu akan menjadi akhir dari segalanya. Lagipula Do Hyung adalah pria yang hebat.

Joo Young menghentikan ibunya bicara dan memintanya pergi. Joo Young beralasan kalau dia ingin tidur dan dia tahu apa maksud ibunya. Setelah ibu keluar, Joo Young kembali galau.

***

Do Hyung mengambil makanan yang dibuat Joo Young dari kulkas. Dia lalu menelepon Joo Young. Do Hyung menyadari perbedaan suara Joo Young, tapi Joo Young bilang kalau dia baik-baik saja. Do Hyung membahas makanan yang dibuat Joo Young, tapi Joo Young tak menanggapinya.

“Do Hyung-ssi. Apa kau percaya padaku?”

“Tentu saja aku percaya padamu.”

Joo Young berterima kasih dan berkata kalau ada yang ingin dia sampaikan pada Do Hyung. Do Hyung menyela. Jika itu tentang pernikahan, dia tidak akan mengubah pikirannya karena terus seperti itu (hidup bersama) tidak baik.

“Ayo kita menikah.”

“Sebentar saja.. bisakah kau memberiku waktu sebentar saja?”

Jika itu yang diinginkan Joo Young, maka Do Hyung pun menyetujuinya. Memberikan sebentar waktu untuk Joo Young memikirkan tentang pernikahan mereka. Joo Young berterima kasih.

“Selamat malam. Mimpikan aku.” Ujar Joo Young.

Do Hyung tertawa kecil, “Aku akan melakukannya. Kau juga tidur dengan baik, dan mimpi indah.”

Setelah menutup telepon, Joo Young menempatkan kembali cincin itu di dalam kotak.

***

Tampak tattoo wajah Joo Young di lengan Song Hak Soo yang sedang mandi. Hak Soo mendapat kunjungan dari anak buahnya. Hak Soo menanyakan seorang wanita, sepertinya Joo Young. Anak buah Hak Soo tak sulit menemukan Joo Young karena kakaknya Joo Young berhutang banyak.

Hak Soo menyuruh anak buahnya untuk membayar hutang kakaknya Joo Young. Anak buah Joo Young membawakan beberapa foto Joo Young. Anak buah Hak Soo menyebut Joo Young dengan sebutan kotor. Hal Soo marah.

“Perhatikan ucapanmu tentang wanitaku.”

Anak buah Hak Soo pun lalu menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Hak Soo kembali member peringatan pada anak buahnya itu. Hak Soo tampaknya sangat menyukai Joo Young.

Di dalam sel, Hak Soo melihat foto-foto Joo Young bersama Do Hyung yang dikirimkan anak buahnya tadi. Hak Soo lalu merobek-robek foto itu dengan geram.

***

Pagi hari Do Hyung berlatih. Lalu berangkat ke tempat kerjanya, Shin Gook Bank. Do Hyung menyapa para pekerja dari dekat pintu. Dia terdiam memejamkan mata, lalu beberapa saat kemudian menarik nafas dalam-dalam.

Teman Do Hyung menyarankan Do Hyung untuk tidak lagi melakukan ritual itu, karena para wanita menertawakan Do Hyung. Do Hyung sangat mencintai uang sehingga Do Hyung menghirup baunya setiap pagi.

“Seorang pegawai bank harus mencintai uang.” Ujar Do Hyung.

Teman Do Hyung menyebut Do Hyung tak punya harapan. Dia mengerti Do Hyung sangat menghargai uang klien sehingga Do Hyung berkomitmen untuk tidak pernah melakukan kesalahan. Teman Do Hyung ternyata datang untuk memberitahu kalau Do Hyung dipanggil atasan mereka, Kepala Cabang.

Karena sesuatu hal, Kepala Cabang meminta Do Hyung untuk menangani sebuah perusahaan yang belum melunasi pinjaman pada bank mereka. Kepala Cabang memberikan waktu satu bulan. Dan jika tidak ada penyelesaian, Kepala Cabang menyuruh Do Hyung untuk menjual apapun yang bisa mereka jual dari perusahaan itu. Jangan sampai cabang mereka dinilai buruk karena kredit yang tidak lancar.

Do Hyung tampak terkejut, tapi dia menyetujui untuk melakukan pekerjaan itu.

Do Hyung pun datang ke perusahaan itu. Dia meminta Presdir perusahaan itu untuk memecat beberapa karyawan. Do Hyung juga meminta Presdir menyiapkan beberapa berkas kepemilikan untuk dibawa ke Bank (mungkin sebagai jaminan). Do Hyung bilang Bank akan melakukan apapun untuk bisa menyelamatkan perusahaan itu.

***

Joo Young bekerja sebagai telemarketing di sebuah perusahaan. Joo Young tampak kesal setelah seorang pelanggan menolak tawarannya. Teman Joo Young lalu mengajaknya istirahat dan makan, tapi Joo Young menolak karena merasa tak enak badan.

Joo Young lalu mengeluarkan foto USG dari dompetnya. Joo Young ternyata sedang mengandung lima minggu. Joo Young memegang perutnya, dan diapun berubah pikiran. Joo Young ikut makan dengan temannya itu.

Teman Joo Young heran melihat Joo Young makan begitu banyak, padahal sebelumnya Joo Young bilang tak enak badan. Teman Joo Young tertawa.

“Unni.. Aku akan menikah.”

“Benarkah? Sungguh? Kapan? Dengan siapa? Pria bank itu?”

Joo Young tersenyum dan mengangguk. Teman Joo Young mengucapkan selamat. Joo Young tersenyum berterima kasih.

***

Do Hyung mengatakan pada atasannya bahwa dia akan pergi ke perusahaan Seryo Contruction untuk mengadakan inspeksi karena dokumen pajak mereka tampak aneh. Tapi Kepala Cabang melarangnya, karena takut perusahaan besar itu akan mengganti Bank. Kepala Cabang malah menyuruh Do Hyung menemui GM Park dari perusahaan itu.

Do Hyung mengajak temannya untuk ikut serta dengannya menemui GM Park. Tapi teman Do Hyung menolak karena malam ini adalah ulang tahun pernikahannya. Teman Do Hyung menyarankan untuk membawa PM Park minum bersama lalu pergi ke ronde kedua seperti yang sering dia lakukan. Do Hyung tersenyum.

Di parkiran sepeda Do Hyung tampak berpikir. Dia lalu mengeluarkan kartu nama GM perusahaan itu, Park Joon Beom.

Seorang pria, rentenir yang muncul di awal episode, sedang menelepon seorang wanita yang diduga adalah kekasihnya. Di ruangan itu ada Presdir Jo yang sedang mengerang kesakitan di lantai.

Rupanya Presdir Jo berhutang pada rentenir itu. Presdir Jo diberikan waktu 2 minggu untuk melunasinya. Jika tidak, maka mereka akan mengambil anaknya Presdir Jo.

Ponsel pria tadi berdering lagi, tapi kali ini ponsel yang ada di dalam laci. Setelah menyuruh anak buahnya diam, pria itu menjawab teleponnya.

“Ya, ini Park Joon Beom dari Seryo Construction.”

***

 

Joon Beom masuk ke sebuah café dimana Do Hyung sudah menunggunya. Ternyata tadi yang meneleponnya adalah Do Hyung. Do Hyung bilang dia tidak bisa minum, jadi dia memberikan sebuah bungkusan kue pada Joon Beom. Do Hyung menambahkan kalau itu adalah kue yang sangat mahal.

Do Hyung ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu. Tapi kemudian dia bilang kalau bank masih menunggu kelanjutan kerjasama mereka. Do Hyung segera pamit setelah mengatakan itu.

Joon Beom membuka kotak kue yang diberikan Do Hyung. Joon Beom sepertinya berharap kalau isinya bukan kue. Joon Beom bahkan mengacak-acak kue itu, tapi itu memang kue sungguhan. Mungkin Joon Beom berharap isinya sogokan.

***

Joo Young pulang ke rumah bersamanya dengan Do Hyung dan menghubungi Do Hyung. Dia memberitahu kalau dia pulang lebih awal karena merasa tak enak.

“Merasa tak enak kenapa? Katakana dengan jelas apa yang terjadi. Apa kau sakit?” Do Hyung tampak panik.

Joo Young tersenyum, “Aku baik-baik saja. Kau tahu sendiri bahwa aku sangat sehat. Aku hanya pulang karena aku merindukanmu.”

Do Hyung pun akhirnya tersenyum, “Kalau begitu baguslah. Tapi apa yang harus aku lakukan? Masih ada pekerjaan yang harus aku lakukan.”

Joo Young tak masalah. Dia menyuruh Do Hyung menyelesaikan pekerjaannya sebelum pulang. Dia tak akan pergi kemanapun, dan dia akan cukup bertemu dengan Do Hyung nanti. Joo Young juga bilang dia akan melakukan apa yang Do Hyung katakan.

Do Hyung tak mengerti apa yang dimaksud Joo Young padahal mungkin maksudnya Joo Young setuju menikah dengan Do Hyung. Tapi Joo Young mengalihkan pembicaraan dengan meminta Do Hyung membelikan ayam goreng beli satu gratis satu di dekat rumah.

 

“Ayam? Baiklah. Aku akan membelinya.”

“Sampai nanti, pengantinku.”

Do Hyung menutup telepon sambil tersenyum. Joo Young pun tersenyum memandang cincin pemberian Do Hyung yang kembali melingkar di jarinya.

Do Hyung mengayuh sepedanya dengan semangat. Baru saja keluar dari halaman gedung, ponselnya berdering. Do Hyung menjawab telepon dari nomor yang tak dikenalnya itu. Do Hyung bertanya siapa yang meneleponnya itu.

Sementara itu Joo Young yang sedang menyiapkan masakan didapur juga mendapat telepon dari nomor tak dikenal. Tapi Joo Young tidak menjawabnya. Ponsel kembali berdering. Kali ini masuk sebuah pesan yang membuat raut wajah Joo Young berubah.

Do Hyung mampir di toko ayam goreng yang disebutkan Joo Young sebelumnya. Tapi tampak jelas raut wajahnya berbeda. Sekarang Do Hyung tampak seperti menahan amarah.

Do Hyung memarkirkan sepeda di depan rumah, lalu memencet bel. Masih dengan raut wajah yang menahan amarah. Berkali-kali dia memencet bel, tapi Joo Young tidak juga membukakan pintu. Do Hyung pun memasukan sendiri passcode dan masuk ke dalam rumah yang gelap.

Do Hyung memanggil Joo Young dan menyalakan lampu. Tapi tak ada jawaban. Do Hyung malah melihat keadaan dapur yang berantakan. Dan juga cincin pemberiannya yang tergeletak di meja dapur. Joo Young tak ada di rumah. Do Hyung mencoba menghubungi Joo Young, tapi ponselnya dimatikan.

Esok harinya Do Hyung tak masuk kerja. Bahkan temannya tak percaya Do Hyung bisa mengambil cuti.

Do Hyung pergi ke tempat kerja Joo Young dan menemui teman Joo Young. Teman Joo Young mengenali Do Hyung sebagai kekasih Joo Young. Dia memberitahu bahwa Joo Young tidak masuk kerja, mungkin sakit. Dan dia menyarakan Do Hyung menelepon Joo Young.

Belum sempat Do Hyung menjelaskan tentang Joo Young yang menghilang, teman Joo Young itu memberikan ucapan selamat padanya.

“Aku mendengar kalian akan menikah. Selamat.”

Do Hyung tercenung, karena Joo Young belum mengatakan padanya kalau dia setuju menikah. Do Hyung pun bertanya apakah Joo Young sendiri yang mengatakan pada temannya itu bahwa dia akan menikah? Teman Joo Young membenarkan, bahwa Joo Young mengakui hal itu kemarin saat mereka makan bersama.

Do Hyung lalu mencari Joo Young ke rumah keluarganya. Tapi Joo Young juga tak ada disana. Kakak dan terutama ibu tampak tak tenang. Ibu bahkan beberapa kali meminta maaf pada Do Hyung.

Do Hyung menanyakan teman-teman Joo Young pada kakaknya. Tapi kakak Joo Young tak tahu apapun tentang teman Joo Young.

Di hari keempat menghilangnya Joo Young, Do Hyung mendatangi kantor polisi untuk melaporkan hilangnya Joo Young. Di kantor polisi Do Hyung melihat selebaran orang hilang dan foto-foto korban kejahatan.

Do Hyung bingung diberi form isian untuk orang yang melarikan diri. Kim menjelaskan bahwa jika yang menghilang adalah orang dewasa maka polisi mengkategorikannya sebagai pelarian. Setelah lima tahun masih tak ada kabar, baru pengadilan akan memutuskan sebagai orang hilang.

Setelah Do Hyung mengisi form itu, Kim baru menyadari kalau hubungan Do Hyung dan orang yang dilaporkan adalah teman satu rumah. Kim tak bisa memprosesnya, karena yang memberi laporan harus keluarga. Kim meminta Do Hyung menghubungi keluarga Joo Young.

Pada Do Hyung yang linglung Kim bertanya berapa lama Do Hyung tinggal bersama dengan Joo Young? 2 tahun. Lalu dengan santainya Kim bilang kalau Joo Young mungkin akan kembali, karena kejadian seperti itu sudah biasa. Mereka mengambil beberapa hari libur dan kembali seperti tak terjadi apapun.

Do Hyung terpancing emosinya. Berteriak marah pada Kim dan bahkan menarik kerah bajunya. Beberapa detektif memisahkan mereka dan menyuruh Do Hyung segera pergi. Do Hyung lalu keluar setelah mengambil form milik Joo Young yang terjatuh.

Yoon Mi yang sebelumnya menujukan tempat pengaduan pada Do Hyung, datang menghampiri Kim dan bertanya apa yang terjadi. Kim memberitahu bahwa wanita teman serumah Do Hyung menghilang dan dia jadi gila. Yoon Mi menatap kea rah Do Hyung berjalan pergi.

Di luar ruangan Do Hyung lalu menghubungi kakak Joo Young untuk datang ke kantor polisi. Mereka pun membuat laporan ulang. Kakak Joo Young meminta tolong pada Kim. Do Hyung juga ikut membungkuk tanda terima kasih pada Kim. Kim rupanya masih kesal karena sebenarnya kasus itu tidak bisa segera diselidiki.

Do Hyung mampir ke rumah keluarga Joo Young. Tapi dia menolak ketika diajak minum oleh kakak Joo Young. Kakak ipar Joo Young menemukan tes pack di kamar Joo Young. Do Hyung mengambil tes pack itu dan tercenung. Do Hyung sebenarnya tidak tahu Joo Young hamil, tapi dia bilang pada kakak kalau dia sudah tahu. Kakak segera menghubungi polisi untuk memberitahukan hal itu.

Do Hyung berjalan pulang dengan gontai. Dia baru sadar apa yang ingin dikatakan Joo Young sebelumnya sesaat sebelum menghilang. Dalam hati Do Hyung bertanya dimana Joo Young berada sekarang. Kemudian Do Hyung melihat pasangan yang membawa anak mereka, dan sang ibu yang sedang mengandung kembali. Hati Do Hyung pun teriris.

***

Do Hyung merakit ranjang bayi yang baru saja dia beli. Do Hyung lalu menangis.

***

Tak sengaja Yoon Mi mengambil berkas Kim dari mesin printer. Yoon Mi tampak terkejut. Itu adalah laporan orang hilang milik Do Hyung.

Yoon Mi termenung di luar sambil memegang berkas Joon Young. Ternyata Joon Young adalah informan wanita yang membantunya menangkap Song Hak Soo 3 tahun yang lalu.

Kim dan Ko sedang merapikan berkas-berkas orang hilang yang ditempel di papan. Kim bilang kalau seluruh kejahatan yang melibatkan wanita di negara mereka 38 persen dilakukan oleh suami mereka dan 40 persen dilakukan oleh kekasih mereka. Delapan dari sepuluh kejahatan dilakukan oleh cinta. Kim mengatakan hal itu karena merasa aneh dengan sikap Do Hyung. Tapi Ko merasa Do Hyung biasa saja.

Yoon Mi kembali ke ruangan. Dia memberitahu Kim dan Ko bahwa dia akan mulai melakukan penyelidikan tentang menghilangnya Yoon Joo Young, jadi mereka harus bersiap.

***

Esoknya, mereka pun pergi ke apartemen Do Hyung. Do Hyung membukakan pintu untuk mereka dan mempersilahkan mereka masuk. Yoon Mi melihat foto Do Hyung dan Joo Young bersama di lorong dekat pintu. Dan begitu banyak foto Joo Young yang terpajang di dalam rumah. Lalu Yoon Mi dan Do Hyung saling menatap.

***

Bersambung ke episode 2~

Komentar:

Yeay~ I’m back! Hehe…

Mian, sebenarnya Let’s Eat belum selesai. Tapi karena itu projek berdua dengan Irfa, jadi aku tak bisa janji segera menyelesaikannya. Dan What Happens To My Family di Blog Kdramatelling, aku juga belum bisa memastikan. Huft.. butuh energi baru. Karena itulah aku mencoba merekap drama ini. Mudah-mudahan semangatnya menular pada hutang rekapan yang lain. Amin. ^^

Kembali ke drama. Do Hyung ini tampaknya adalah tipe pria yang kaku, dan tegas. Lempeng. Gitu. Hehe… tapi sudah jelas kalau dia benar-benar mencintai Joo Young. Buktinya dia rela hidup bersama dua tahun tanpa pernikahan karena Joo Young yang memintanya untuk menunggu.

Rupanya Joo Young takut masa lalunya terungkap dan Do Hyung akan meninggalkannya. Wajar. Tapi karena janin yang dikandungnya, dia pun tak ragu lagi. Apalagi Do Hyung sudah memastikan bahwa dia percaya sepenuhnya pada Joo Young.

Tapi sayang, gangguan datang. Joo Young menghilang tanpa jejak.

Ada masih mengganjal di episode ini, siapa yang menelepon Joo Young saat dia akan pulang ke rumah? Yang membuat raut wajahnya berubah seperti menahan amarah? Dan siapa yang mengirim pesan pada Joo Young sesaat sebelum dia menghilang? Song Hak Soo kah?

Yaaa..karena ini baru episode 1, jadi wajar masih banyak teka-tekinya.