My Beautiful Bride | Episode 5

Kim Do Hyung. Nama yang terkenal buruk di sekolahan. Dia punya kepribadian tegas. Nama panggilannya adalah An Jung Geun. Dia orang yang suka berterus terang dan kaku. Bahkan preman sekolah tidak menyentuhnya. Sekali saja Do Hyung diprovokasi dia selalu meladeni sampai akhir. Sehingga orang-orang berusaha untuk tidak memprovokasinya.

Selain Kim Do Hyung, ada seorang gadis siswi kelas 1 yang terkenal. Dialah Yoon Joo Young. Kecantikannya membuat anak-anak dari sekolah lain pun mengenalnya.

Pulang sekolah Joo Young mendapati ibunya berjualan buah di pinggir jalan. Joo Young menarik ibunya menjauh. Dia kesal karena ibunya berjualan di daerah dimana teman-temannya sering nongkrong. Ibu tak peduli, susah mencari tempat untuk berjualan dan pemilik gedung disana baik hati mengijinkan ibu berjualan disana.

Kemudian Do Hyung berhenti untuk membeli jeruk jualan ibu. Ibu membungkus satu keranjang jeruk pilihan Do Hyung dan member bonus 1 buah apel. Do Hyung memutuskan membeli satu keranjang lagi agar adil karena ibu memberinya bonus. Ibu terpesona dengan kepribadian Do Hyung dan mengungkapkan harapannya bahwa dia akan senang jika Do Hyung akan menjadi menantunya.

Joo Young mencegat Do Hyung. Dengan kasar Joo Young bertanya apakah Do Hyung mengenalnya? Joo Young yakin Do Hyung tadi melihatnya bersama ibu. Dia meminta Do Hyung untuk tidak mengatakan pada yang lain kalau Do Hyung bertemu dengannya hari ini dan jangan menyebarkan rumor.

Do Hyung mengulurkan satu buah jeruk yang dia beli. Joo Young kesal. Dia kembali mengingatkan Do Hyung untuk menjaga mulut.

Setelah kejadian itu, Do Hyung selalu memperhatikan Joo Young. Di depan kelas, saat Joo Young dan gengnya membully salah seorang murid. Di lapangan saat Joo Young berolahraga. Di kantin saat makan siang. Dan di lapangan saat Joo Young dan teman-temannya makan es krim. Joo Young tampak menyadari semuanya.

Pulang sekolah, Joo Young menghadang Do Hyung. Joo Young menanyakan alasan Do Hyung yang selalu memperhatikannya. Joo Young bilang dia tahu itu meski Do Hyung pura-pura. Do Hyung mengaku. Joo Young menanyakan lagi alasannya.

“Aku tidak tahu.”

“Tidak seperti rumor, kau tidak jujur.”

“Aku tidak tahu, tapi…aku terus memperhatikanmu. Dan.. Aku akan terus memperhatikanmu.”

Joo Young tercenung sesaat, lalu dia tertawa. Ternyata Do Hyung sama saja dengan anak-anal lain. Joo Young tak mempermasalahkan. Dia lalu berterima kasih karena Do Hyung tidak menyebarkan rumor tentang ibunya yang jualan di pinggir jalan.

Do Hyung heran kenapa Joo Young berterima kasih, apakah Joo Young malu jika teman-temannya mengetahui hal itu? Do Hyung bilang bukan ibu yang seharusnya membuat Joo Young malu, tapi teman-teman Joo Young. Do Hyung bertaruh Joo Young tidak pernah memberitahu ibu tentang siapa teman-teman Joo Young.

“Orang terdekat tidak mengenalmu..itu karena kau malu pada dirimu sendiri. Kau tidak seharusnya membuat dirimu sendiri menjadi orang yang memalukan.”

Joo Young kesal mendengar omongan Do Hyung. Dia menendang roda sepeda Do Hyung.

“Memalukan? Kaulah yang seharusnya malu. Kau menyelesaikan semuanya dengan uang. Kau dan temanmu! Apa aku salah? Jangan memperhatikanku lagi. Aku tak bisa membiarkanmu.” Joo Young lalu pergi.

Joo Young melihat ibunya berjualan di tempat itu lagi. Joo Young hendak mendekati ibunya, tapi tak jadi karena di dekat sana ada teman-temannya. Joo Young berbalik dan bersembunyi.

Do Hyung tiba-tiba datang dan menarik tangan Joo Young. Dia menyuruh Joo Young mencicipi jeruk yang ibunnya jual. Do Hyung menarik Joo Young hingga di hadapan ibunya. Do Hyung memperkenalkan diri pada ibu sebagai kakak kelas Joo Young.

Teman-teman Joo Young melihat Joo Young dan Do Hyung. Mereka memanggil Joo Young. Joo Young panik. Do Hyung memegang tangannya. Tapi kemudian Joo Young menarik tangannya dan berlari menjauh. Teman Joo Young menatap tajam Do Hyung.

Do Hyung mencari Joo Young hingga malam hari. Do Hyung menemukannya. Joo Young sedang duduk di tangga. Do Hyung pun menghampirinya. Joo Young berkata kalau dia benci segalanya. Joo Young juga bertanya apakah jika Do Hyung punya uang banyak Do Hyung tidak merasa malu?

“Kau benar. Aku malu akan segalanya. Aku sangat malu.. aku merasa aku akan mati. Aku hanya ingin hidup dimana tidak ada yang mengenalku.” Joo Young menangis. “Aku ingin menghapus bersih papan tulisku. Jika itu bersih, aku pikir aku bisa menulis kembali segalanya.”

“Aku.. aku tidak mengenalmu.” Ujar Do Hyung.

***

Suatu ketika, Joo Young dikelilingi banyak siswa laki-laki. Salah seorang dari mereka mengacungkan secarik kertas dan meminta penjelasan. Siswa itu bilang karena dialah Joo Young bisa sekolah dengan tenang karena dia tidak membocorkan rahasia tentang ibunya Joo Young. Joo Young kesal dan meminta kembali kertas itu.

Siswa itu juga kesal dan mendorong Joo Young ke atas matras. Dia hendak menodai Joo Young atau mungkin hanya memaksanya. Joo Young berontak.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu. Do Hyung.

Do Hyung langsung menghajar siswa itu. Tapi teman siswa itu ada 3 orang, sehingga terjadilah perkelahian satu lawan tiga. Menggunakan tongkat baseball Do Hyung berhasil mengungguli keadaan.

Dia membawa Joo Young keluar dari tempat itu, dan menguncinya dari dalam. Setelah Joo Young keluar, dia kembali berkelahi dengan siswa yang lain. Joo Young duduk dengan syok.

***

Semua itu diceritakan pemilik restoran ayam goreng pada Yoon Mi. Sampai sekarang tidak ada yang tahu pasti kenapa Do Hyung menolong Joo Young dan bagaimana Do Hyung tahu Joo Young ada disana. Setelahnya polisi datang dan sekolah menjadi kacau.

Pemilik restoran itu awalnya tidak ingat nama Joo Young. Tapi begitu Yoon Mi menyebut nama Yoon Joo Young, dia baru ingat dan membenarkan.

Yoon Mi pergi ke rumah Do Hyung dan memperbaiki kunci pintu. Yoon Mi pergi ke dapur. Dia lalu menyadari kalau Do Hyung telah berbohong padanya tentang pertemuan pertamanya dengan Joo Young. Waktu itu Do Hyung mengaku pertemuan pertamanya adalah saat hari hujan, padahal sebenarnya dia sudah mengenal Joo Young sejak SMA.

Yoon Mi heran kenapa Do Hyung tidak jujur padanya, kenapa Do Hyung menyembunyikannya? Apa karena Joo Young yang ingin merahasiakan masa lalunya?

***

Setelah kejadian itu, Joo Young dan beberapa siswa yang mengganggunya dikeluarkan dari sekolah, dan ada juga yang dipindahkan. Mereka semua terpisah, tapi tidak ada yang terjadi dengan Do Hyung.

Do Hyung menemui ibunya yang sudah menunggu di depan sekolah, di dalam mobil. Ibu Do Hyung bilang kalau dia merasa sangat malu. Dia memberi kesempatan pada Do Hyung untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tapi Do Hyung diam tak mengatakan apapun.

“Aku dengar semuanya karena seorang gadis. Apa kau hendak menunjukkan rasa keadilan? Itu perasaan yang tidak berguna. Berhenti membuang waktu dan fokus. Aku telah menyingkirkan semua anak yang bermasalah. Jadi jangan khawatir.”

Ibu Do Hyung lalu pergi meninggalkan Do Hyung yang tampak menahan emosi.

Do Hyung teringat dengan perkataan Joo Young yang menyebut Do Hyung memalukan karena menyelesaikan semuanya dengan uang. Do Hyung lalu menyerahkan surat pindah sekolah.

Do Hyung mengendarai sepedanya dan berhenti di sebuah bank. Do Hyung bergegas masuk. Dia menemukan Joo Young sedang duduk diam disana. Do Hyung menghampirinya.

Joo Young lalu bilang bahwa sejak kecil, Joo Young menyukai tempat itu. Tempat terbaik di dunia dimana dia bisa melihat banyak uang. Bahkan saat ayahnya meninggal, Joo Young datang kesana. Dia berharap semua uang itu adalah miliknya.

“Aku akan mengumpulkan uang mulai sekarang. Banyak. Sebanyak bank. Kau bahkan tidak akan mengenaliku.”

“Tidak peduli sebanyak apapun kau berubah, aku akan tetap mengenalimu.”

“Jangan.” Joo Young menggeleng. “Aku akan berubah. Jadi jangan pernah kau mengenaliku.”

Karena permintaan Joo Young itu, Do Hyung akhirnya pura-pura tidak mengenal Joo Young saat mereka bertemu lagi sebelum Do Hyung pergi militer.

Joo Young memanggil Do Hyung dan hendak menyerahkan sesuatu. Tapi tidak jadi karena dia melihat ada beberapa temannya. Dia pun meminta Do Hyung untuk datang ke gym sepulang sekolah. Joo Young berlari.

Pulang sekolah Do Hyung terburu-buru pergi ke gym. Do Hyung bahkan berlari. Begitu sampai di gym, Joo Young tak ada. Tapi kemudian Do Hyung mendengar suara teriakan Do Hyung dari ruang sebelah. Do Hyung segera berlari kesana. Dan terjadilah perkelahian itu.

Sama seperti saat Do Hyung berlari ke gym, saat itu Do Hyung juga berlari mencari Joo Young keluar bar. Tapi Joo Young tak ada. Padahal Joo Young masih ada di gedung bar itu. Joo Young duduk di tangga lantai atas dan menangis. Sayangnya Do Hyung tak melihat dan menyadarinya.

Do Hyung kecewa karena kehilangan Joo Young. Dia mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Secarik kertas yang saat itu (saat berkelahi) dia ambil dan sembunyikan. Itu adalah kertas yang diacungkan siswa yang ingin menodai Joo Young di gym, dan ternyata itu adalah surat yang ingin diberikan Joo Young pada Do Hyung.

“Oppa.. Oppa tidak keberatan aku memanggilmu seperti itu, kan? Do Hyung oppa, terima kasih karena berkata kau tidak mengenalku. Itulah mengapa aku akan mencoba memulainya kembali disampingmu. Sehingga oppa bisa benar-benar mengenalku. Yang membuatku ingin mengatakan… Apa kita boleh berkencan?”

Setelah membaca kembali surat itu, Do Hyung kembali ke dalam gedung bar. Dan Joo Young turun dari tangga, lalu pergi.

Saat itu, saat Joo Young keluar dari bank, Do Hyung mengejar Joo Young dan menahannya.

“Ya. Jawaban untuk suratmu. Ya. Selalu.”

Joo Young melepaskan tangan Do Hyung dan berkata kalau dia akan berubah. Joo Young berlalu pergi. Jadi Joo Young menolak Do Hyung.

(note: alurnya masih bolak-balik. Semoga gak bingung ya bacanya…)

***

“Maafkan aku, Do Hyung Oppa. Maafkan aku, jangan mencariku. Itu satu-satunya cara agar kau bahagia.”

Joo Young menangis sambil menatap laut.

“Sebentar. Tunggu sebentar. Aku datang.”

Do Hyung mengendarai mobilnya dengan cepat.

Sementara itu anak buah Jin Gi sudah sampai di restoran Lee Jin Sook. Restoran di tutup. Para pekerja dipukuli. Dan sekarang pimpinan mereka menginterogasi Jin Sook untuk menanyakan keberadaan Joon Hee. Jin Sook dipukul karena berusaha melawan.

Jin Sook akhirnya memberitahu bahwa Joo Hee ada di…Paris.

Anak buah Jin Gi merasa geram dipermainkan. Dia mengeluarkan paku dan palu. Paku ditempelkan di kening Jin Sook, dan anak buah Jin Go bersiap untuk memalu. Jin Sook memejamkan mata, pasrah.

“Dia di dermaga!” ujar salah seorang pekerja Jin Sook yang merasa tak tega. “Dia mungkin pergi kesana.”

Jin Sook menghela nafas. Anak buah Jin Gi segera berlari menuju dermaga dan menyuruh beberapa orangnya untuk berjaga di restoran itu.

Do Hyung juga sudah sampai di Incheon. Ternyata di telepon Jung Hwa juga memberitahu kalau ada orang-orang yang mencari Joo Young juga kesana. Do Hyung menanyakan siapa orang-orang itu, tapi Jung Hwa bilang dia benar-benar tidak tahu siapa mereka.

Do Hyung tiba di dekat restoran Jin Sook. Do Hyung turun dari mobil dan mendekat. Orang yang berjaga disana mengatakan kalau restoran tutup. Do Hyung bilang dia kesana bukan untuk makan tapi mencari orang. Do Hyung lalu menghajar orang-orang yang berjaga disana.

“Siapa disini yang bernama Lee Jin Sook?”

“Kau siapa?”

“Dimana Joo Young?”

“Pegawai Bank?”

“Dimana?”

Anak buah Jin Gi sudah sampai di dermaga, tapi Joo Young sudah tak ada disana. Dia lalu menyuruh orang-orangnya untuk mencari Joo Young di telepon umum. Di episode sebelumnya aku menuliskan nomor ponsel Joo Young di Incheon, padahal sebenarnya telepon umum bukan ponsel.

Joo Young memang pergi ke telepon umum. Dia menunggu orang yang sedang menggunakan telepon.

Anak buah Jin Gi yang menjaga Jung Hwa melapor kalau dia telah kehilangan Jung Hwa. Jin Gi menyuruhnya untuk mencari Jung Hwa dan mengirimnya ke Dolpari (aku belum tahu ini tempat apa..).

Do Hyung berlari ke dermaga. Dan tentu saja dia tidak bisa menemukan Joo Young disana.

Joo Young masuk ke both telepon umum dan menghubungi Jung Hwa. Dia bertanya apakah Jung Hwa sudah menemukan apa yang dia pinta. Jung Hwa bilang itu tidak penting sekarang. Jung Hwa meminta maaf. Dia khawatir apa yang akan Joo Young lakukan.

Joo Young tak mengerti maksud Jung Hwa. Tapi kemudian anak buah Jin Gi muncul dari belakang dan menutup telepon Joo Young. Joo Young menoleh dan akhirnya mengerti maksud Jung Hwa. Anak buah Jin Gi mengajak Joo Young pergi.

Joo Young hendak melarikan diri, anak buah Jin Gi menarik tubuhnya hingga menabrak tumpukan peti kayu. Anak buah Jin Gi juga memukul perut Joo Young. Joo Young pingsan.

Jung Hwa panik karena telepon Joo Young terputus. Dia lalu menghubungi Yoon Mi untuk memberitahu posisi Joo Young saat ini. Yoon Mi kesal kenapa Jung Hwa tidak memberitahunya. Jung Hwa berbohong dengan berkata kalau dia juga baru saja mendapat telepon dari Joo Young.

Yoon Mi mengerti dan meminta Jung Hwa mengirim nomor telepon umum itu. Jung Hwa dengan panik meminta Yoon Mi untuk cepat datang kesana karena dia rasa para preman pergi kesana untuk menangkap Joon Hee.

Yoon Mi bergegas pergi dan menghubungi Jung Yeon untuk melacak lokasi nomor telepon umum itu.

Joo Young yang pingsan dipapah menuju mobil. Sebelah sepatunya terlepas di tangga. Do Hyung yang tiba disana melihat Joo Young dimasukan ke dalam mobil. Do Hyung berlari dan menghentikan mobil itu.

Do Hyung berkelahi dengan anak buah Jin Gi yang keluar dari mobil. Do Hyung lalu memastikan kalau itu memang Joo Young. Saat Do Hyung akan membawa mobil itu, anak buah Jin Gi yang lain datang. Do Hyung kembali berkelahi dan melakukan perlawanan.

Sayang saat Do Hyung sedang berkelahi, dari depan mobil yang satu lagi menabraknya. Belum sempat Do Hyung memulihkan diri, Do Hyung dipukul dengan tongkat besi. Do Hyung pun tersungkur dengan kepala bercucuran darah.

Anak buah Jin Gi mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jin Gi. Lalu ponselnya di dekatkan ke telinga Do Hyung. Jin Gi tertawa senang karena Do Hyung berhasil dikalahkan oleh anak buahnya. Dia mengungkapkan kekesalannya pada Do Hyung yang mengganggu mereka hanya karena seorang gadis bar. Jin Gi malah menawarkan gadis lain untuk Do Hyung.

Do Hyung bertanya siapa Jin Gi. Tapi Jin Gi menyuruh Do Hyung untuk tak banyak bertanya, karena dia paling tidak suka terganggu.

“Apa kau penyelesai masalah? Bayangan yang ada di belakang para rentenir? Tapi kenapa Joo Young…” ujar Do Hyung sambil terengah kesakitan.

Ji Gi semakin kesal. Dia menyuruh Do Hyung untuk melupakan semuanya dan kembali menjalani kehidupannya. Do Hyung bertanya, apa Jin Gi mengenalnya? Jin Gi tak menjawab.

Anak buah Jin Gi mengambil kembali ponselnya dan bertanya pada Jin Gi apa yang harus dia lakukan terhadap Do Hyung. Jin Gi merasa Do Hyung tak berbahaya dan menyuruh anak buahnya membiarkan Do Hyung.

Do Hyung mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Lalu menggapai anak buah Jin Gi.

“Jika sesuatu terjadi pada Joo Young, aku akan mati. Tapi sebelum itu, kau akan mati. Aku akan membunuhmu.”

Anak buah Jin Gi memukul Do Hyung lagi hingga Do Hyung terjatuh. Mereka lalu pergi dan membawa Joo young yang masih pingsan.

Do Hyung menatap sepatu Joo Young yang terlepas. Do Hyung mengulurkan tangan, seolah ingin menggapai sepatu itu. Tapi kemudian Do Hyung tak sadarkan diri.

Sementara itu Joo Young semakin jauh dibawa pergi.

***

Teman wanita Jin Gi heran melihat Jin Gi melamun? Apa sedang memikirkan Joo Hee? Jin Gi kesal dan menyuruh teman wanitanya itu untuk berpikir sebelum bicara. Jin Gi kembali melamun.

Tiga tahun yang lalu, saat Joo Young menjadi informan Yoon Mi. Joo Young menyimpan perekam di bawah meja dimana Hak Soo berada dan bicara dengan bawahannya.

Joo Young kembali ke ruangan itu setelah sepi untuk mengambil rekaman itu. Tapi rekaman itu tak ada di tempatnya lagi. Jin Gi masuk dan bertanya apa yang Joo Young cari. Jin Gi menunjukkan perekam yang Joo Young cari. Joo Young mengelak, dia tidak kehilangan apapun.

Tapi ternyata Jin Gi sudah tahu kalau Joo Young adalah informan dari Yoon Mi. Dia menyaksikan saat Joo Young bertemu Yoon Mi. Jin Gi lalu menawarkan sebuah kesepakatan. Dia akan mendapatkan rekaman lain untuk Joo Young berikan pada Yoon Mi, karena dalam rekaman yang itu ada suaranya juga. Sebagai gantinya dia tidak akan memberitahu Hak Soo.

***

Hujan. Do Hyung terbangun karena tersiram air hujam. Do Hyung mengumpulkan kekuatannya yang tersisa untuk bangkit dan mengambil sebelah sepatu Joo Young. Do Hyung menangis sambil memeluk sepatu itu.

Do Hyung lalu menghubungi Yoon Mi dari telepon umum itu. Dia meminta Yoon Mi melacak nomor ponselnya. Ternyata Do Hyung tadi berhasil menyelipkan ponselnya yang mati ke dalam saku jas anak buah Jin Gi. Yoon Mi bertanya apa yang terjadi, karena dia perlu tahu untuk bisa menolong Do Hyung.

“Joo Young… telah diculik.” Ujar Do Hyung terpatah-patah.

Do Hyung meminta Yoon Mi untuk segera melacak nomor ponselnya sebelum ketahuan. Memang, hampir saja anak buah Jin Gi merogoh saku untuk mengambil korek.

Yoon Mi lalu menghungi Jung Yeon dan memintanya melacak nomor ponsel Do Hyung. Myung Hwan heran kenapa Yoon Mi meminta mereka melacak nomor Do Hyung. Myung Hwan bilang mereka tidak bisa melacak lokasi untuk sembarang orang.

Hyung Shik yang berada disana mendengarkan perkataan Myung Hwan dan tampak berpikir keras. Dia lalu meminta Jung Yeon untuk memberitahunya juga jika lokasi ponsel Do Hyung sudah diketahui. Hyung Shik lalu pergi.

Myung Hwan semakin heran, apakah Do Hyung melakukan sesuatu lagi? Jung Yeon pun memberitahu bahwa Joo Young pergi atas kemauannya sendiri, dan noda darah di rumah itu adalah bekas keguguran. Myung Hwan terkejut.

Hujan sudah reda dan Doo Hyung masih terkulai lemas di dalam both telepon umum. Yoon Mi datang dan menghampiri Do Hyung, menanyakan keadaannya. Do Hyung hanya bertanya apakah Yoon Mi sudah melacak nomor ponselnya.

***

Di dalam mobil, Joo Young akhirnya sadar. Dia membiarkan orang yang berjaga menyentuh pahanya yang terbuka. Joo Young malah memegang tangan orang itu. Ternyata Joo Young pernah diajari teknik pertahanan diri oleh Do Hyung.

Joo Young mematahkan jari orang yang memegangnya tadi, lalu menendang satu pria di kursi depan dan menarik sabuk pengaman sang sopir. Mobil pun hilang kendali dan menabrak pembatas jalan.

Mobil yang satu lagi baru menyadari hal itu dan langsung turun dari mobil, menuju mobil yang tabrakan. Tapi Joo Young sudah tak ada di dalam mobil. Mereka segera berpencar mencari Joo Young.

Joo Young berlari masuk ke dalam sebuah pabrik (sepertinya, entah gudang. Yang jelas bangunan besar). Dia terus berlari masuk ke dalam. Sementara itu orang-orang yang mencarinya juga sudah masuk ke dalam gedung.

Yoon Mi dan Do Hyung juga tiba disana. Do Hyung mengenali mobil yang Joo Young pergi. Do Hyung segera turun dan berlari mencari Joo Young.

Tak lama Hyung Shik juga tiba disana dan menanyakan apa yang terjadi pada Yoon Mi. Yoon Mi bilang kalau dia juga tidak tahu, tapi mereka harus mengikuti Do Hyung. Yoon Mi meminta Hyung Shik mencari bantuan ke kantor polisi lokal. Setelah itu Yoon Mi segera berlari menyusul Do Hyung.

Ji Gi menerima kabar tentang kaburnya Joo Young. Dia segera menghubungi anak buahnya. Dan dari situlah ponsel Do Hyung ditemukan. Jin Go memberitahu anak buahnya kalau lokasi mereka sudah dilacak polisi dengan menggunakan ponsel Do Hyung yang sekarang ada di tangan anak buahnya itu. Jin Gi berteriak kesal.

Do Hyung bertemu dengan orang-orang yang mengejar Joo Young. Dia berhasil melumpuhkannya. Anak buah Jin Gi menemukan anggotanya yang sudah tak sadarkan diri dan segera berlari.

Joo Young masih berjalan sendirian dalam kegelapan sambil ketakutan. Joo Yong lalu bersembunyi. Tak lama terdengar derap langkah mendekat. Joo Young semakin ketakutan. Joo Young lalu melihat sebuah tongkat besi di sampingnya. Dia memegang tongkat itu erat.

Ketika langkah itu kian dekat, Joo Young memberanikan diri menghadapi orang itu dan mengacungkan tongkat besinya. Orang itu berhasil menahan tangan Joo Young yang memegang tongkat.

Joo Young terkejut melihat orang yang di depannya. Dia menjatuhkan tongkat besi itu. Dan orang itu ternyata adalah Do Hyung. Mereka saling bertatap.

***

Bersambung ke episode 6~

Komentar:

Ada lagi rahasia yang terkuat. Kenapa Jin Gi memburu Joo Young alias Joo Hee? Ternyata itu karena Jin Gi yang membantu Joo Young mengambil rekaman yang menjebloskan Hak Soo ke penjara.

Hiks… sedih banget liat Do Hyung.