Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 10 - 2
Seong-bin
menyerahkan formulir kunjungannya pada petugas.
Petugas: “Park
Soo-ha tidak diperkenankan menerima pengunjung lagi. Seorang teman baru saja
datang dan sedang bertemu dengannya sekarang.”
Seong-bin: “Lagi?
Apa dia hanya diperbolehkan dikunjungi satu orang dalam sehari?”
Petugas: “Ya, datang
lagi besok.”
Seong-bin kecewa,
sepertinya dia sudah berkali-kali kesana.
Seong-bin: “Aish,
ini membuatku gila. Berapa kali aku sudah mencoba sampai hari ini?”
Seong-bin berjalan
dengan kesal.
***
Joon-gi membacakan
diary lagi untuk Soo-ha, entah ini hari ke berapa.
“Apakah kau pernah pergi ke aquarium? Aku
sangat ingin pergi kesana.”
Joon-gi: “Apa kau
anak kecil? Mengapa kau ingin pergi ke aqu---“ tidak melanjutkan kata-katanya
karena melihat ekspresi muka Soo-ha yang serius.
“Duniaku sangat bising. Aku berpikir jika aku pergi kesana, amak akan lebih tenag dan damai.”
Joon-gi: “Apa yang kau bicarakan? Mengapa bising?”
“Suatu hari aku ingin pergi ke aquarium bersamamu.”
Joon-gi: “Aku mungkin akan memuntahkan semua organku jika aku tetap melakukan ini."
Soo-ha mendapat
kilasan ingatan, dia melihat Hye-sung di aquarium, “Lanjutkan.”
“Hari ini hari peringatan kematian ayahku. Kapanpun aku memikirkan ayahku,
aku pasti memikirkanmu juga. Aku memikirkan saat kau datang ke pengadilan. Jika
kau tidak datang, kapanpun aku memikirkan ayahku, aku pasti akan merasa
menyesal dan bersalah. Aku selalu berterima kasih padamu. Itu karena kau
sehingga aku bisa bernapas.”
Joon-gi: “Gadis yang
kau bicarakan disini, dia sama, kan? Untuk sepuluh tahun?”
Soo-ha mengangguk
ragu, “Ya…”
Joon-gi: “Apakah
mungkin dia, seorang pengacara?”
Soo-ha: “Sepertinya
begitu. Tapi aku tidak bisa mengingatnya dengan baik.”
Joon-gi: “Bocah. Aku
tidak tahu sebelumnya, tapi kau benar-benar seorang yang romantis.”
“Kami melaksanakan ujian akhir hari ini.”
***
Joon-gi keluar dari
gedung. Masih ada Seong-bin disana.
Seong-bin: “Hey, Kim
Joon-gi!”
Joon-gi: “Go
Seong-bin! Sudah lama sekali!”
Seong-bin: “Hey!
Karena kau mengunjungi Soo-ha setiap hari, aku tidak bisa menemuinya! Aish, dia
hanya bisa menerima kunjungan satu kali setiap hari. Kau bahkan tidak dekat
dengannya, mengapa kau tetap mengunjunginya?!”
Seong-bin kesal dan
menendang Joon-gi.
Joon-gi: “Aku
hanya….bukan apa-apa. Aku menahannya karena kau sangat menyedihkan.”
Seong-bin:
“Menyedihkan apa?”
Joon-gi: “Go
Seong-bin, lepaskan perasaanmu dan kembalilah ke akal sehatmu. Park Soo-ha
tidak akan jatuh padamu bahkan jika kau memukulnya ribuan kali. Tidak akan
pernah.”
Joon-gi berbalik
pergi. Seong-bin terlihat terluka dengan kata-kata Joon-gi. Dia mengejar
Joon-gi dan memukul kepalanya dengan tas. Joon-gi menoleh akan marah, tapi dia
melihat Seong-bin yang berkaca-kaca.
Seung-bin: “Aku tahu,
kau bajing*n! aku tahu bahwa aku hanya membuang-buang waktu. Aku tahu itu
dengan baik!!”
Seong-bin menangis
dan berjalan pergi.
Joon-gi: “Hey!
Mengapa kau menangis karena itu? Ah, Go Seong-bin!”
Joon-gi mengejar
Seong-bin.
***
Hye-sung: “Jadi,
suatu hari kau bangun di rumah kakek itu? dan dia mengatakan bahwa kau adalah
anak keponakannya.”
Soo-ha: “Ya.”
Hye-sung: “Ini aneh.
Jadi, mengapa dia mengatakan bahwa kau adalah anak dari keponakannya?”
Hye-sung menulis
sesuatu.
Soo-ha bertanya:
“Mengapa kau bekerja sangat keras? Apakah semua pengacara seperti ini? Jika
tidak, apakah aku orang yang spesial untukmu, Nona Pengacara?”
Hye-sung: “Ya. Sangat spesial. Pria yang diduga bahwa kau membunuhnya, Min Joon-guk, dia membunuh ayahmu dan ibuku. Tapi, dia menggunakan hukum dan lari dari hukuman. Pada akhirnya dia membuatmu menjadi seorang pembunuh. Jika kau kalah dalam persidangan, aku tidak akan percaya pada keadilan, hukum dan sebagainya. Aku tidak akan menjadi seorang pengacara lagi. Aku tidak bisa melihatnya (kalah). Apapun yang terjadi, aku akan melindungimu dengan hukum. Jadi, kau sangat spesial untukku, sekarang.”
Soo-ha: “Bagaimana denganmu untukku, Nona Pengacara?”
Hye-sung: “Huh?”
Soo-ha: “Orang seperti apa kau untukku?”
Hye-sung mengalihkan
pandangannya, “Hanya seorang kenalan.”
Soo-ha: “Hanya itu?
Aku tidak menyukaimu atau menganggapmu spesial…tidak seperti itu?”
Hye-sung terdiam dan
mengingat saat soo-ha menciumnya, “Jika aku harus mengatakannya, kau sangat
tidak menyukaiku. Kau tidak menyukaiku. Kau mengatakan aku adalah orang
berantakan dan materialistis.”
Soo-ha: “Bohong. Itu
tidak seperti itu kan? Lalu mengapa itu terlihat seperti kebohongan?”
Hye-sung: “Itu bukan
kebohongan. Itu kebenarannya. Juga, aku berharap itu kebenarannya.”
Soo-ha diam saja.
Hye-sung: “Untuk
sekarang. Fokus saja pada kasusmu. Mengerti?”
***
Hye-sung duduk
sendiri di ruang pengadilan. Kwan-woo masuk ke ruangan itu. dia heran melihat
Hye-sung disana, dan menghampirinya.
Kwan-woo: “Apa yang
kau lakukan?”
Hye-sung: “Aku
datang untuk mempersiapkan kasusnya, karena ini persidangan oleh juri
pertamaku. Dan kau, Pengacara Cha?”
Hye-sung: “Tidak. Tidak sama sekali.”
Kwan-woo: “Aku gugup. Setiap kata-kataku bisa menentukan kehidupan Soo-ha. Aku takut dan gugup.”
Hye-sung: “Kau tidak boleh gugup.”
Kwan-woo: “Jangan khawatir, besok aku akan berusaha dengan semua kemampuanku. Tidak peduli bagaimana, kita harus mendapatkan keputusan tidak bersalah. Hanya itu caranya agar aku bisa membalas sedikit hutangku pada kalian berdua.”
Hye-sung dan
Kwan-woo menatap lurus kedepan.
Kwan-woo: “Selain
itu, jika aku mendapatkan keputusan tidak bersalah, aku akan bertanya padamu
lagi. Apakah kau bisa memberiku kesempatan sekali lagi.”
Hye-sung: “Pengcara
Cha, aku….”
Kwan-woo: “Aku belum
bertanya. Jadi jangan menjawab sekarang, tapi tunggu…sampai aku bertanya
padamu.”
***
Jaksa sedang
bersiap-siap akan ke ruang sidang. Mereka memasukkan berkas-berkas yang akan
dibawa ke dalam kardus besar.
Tim pengacara juga
sedang bersiap-siap.
Kwan-woo:
“Yoo-chang, kau tidak lupa apa yang aku minta, kan?”
Yoo-chang: :Ya,
jangan khawatir. Aku membawanya sekarang. Sebelum itu, ini.”
Yoo-chang memberikan
sesuatu pada Hye-sung.
Hye-sung: “Apa ini?”
Yoo-chang: “Aku
menyimpan sejak setahun yang lalu. Aku ragu kapan aku harus menyerahkannya
kembali padamu, dan berpikir sekarang adalah waktu yang sangat tepat.”
Yoo-chang dan
Hye-sung tersenyum. Hye-sung memasang pin pengacaranya kembali.
***
Soo-ha memakai baju
yang dibawakan oleh Hye-sung.
Petugas: “Apakah
pengacara itu membawakan baju ganti yang baik?”
Soo-ha: “Ya..”
Petugas: “Aku kira
dia tidak mau juri mengambil kesimpulan dari awal, karena ini persidangan juri.
Wow, kesetian pengacara ini sangat menakjubkan. Sampai nanti keputusan hukuman
dibacakan, kau pasti sangat gugup.”
(maksudnya kalau
pake baju yang gak pantas nanti dinilai jelek sama juri, kan banyak orang yang
menilai sebuah buku dari covernya saja.)
Tiba-tiba kepalanya
terasa sakit, dia memegangi kepalanya dan melihat kilatan ingatan.
Dia berada di
pinggir kolam bersama Min Joon-guk yang menangis.
Petugas: “Ada apa?
Apa kau merasa sakit?”
Soo-ha: “Ah, tidak.
Aku baik-baik saja.”
Soo-ha bingung
dengan apa yang diingatnya.
***
Hakim memasuki
ruangan, dan sudah ada 10 juri disana. Pembela dan jaksa sudah ada di ruangan,
maka hakim mempersilahkan terdakwa untuk masuk.
Soo-ha masuk ruang
sidang dengan takut-takut, tampak jelas di wajahnya. Dia melihat Hye-sung yang
tersenyum, dan dia tidak mengalihkan pandangannya dari Hye-sung. Seperti
mencari perlindungan.
Suara Hye-sung: “Lebih dari sebelumnya, aku butuh mata
yang bisa membaca pikiran milikmu. Tapi mengapa, dari semua waktu, sekarang kau
tidak bisa membaca? Akankah aku bisa memenangkan kasus ini tanpa matamu?
Akankah aku bisa melindungimu?”
Flashback jaksa
sebelum persidangan. (Akan banyak flashback setelah ini.)
Staff kejaksaan:
“Apa kalian berdua menangani persidangan oleh juri ini bersama?”
Do-yeon: “Ya. Aku
memintanya untuk menolongku, karena ini sidang juri pertamaku.”
Jaksa (mian belum
tau namanya): “Kau akan menangani pernyataan
pembuka, kan?”
Do-yeon: “YA. Tapi haruskan
aku mempersiapkan pernyataan pembuka yang hampir sama dengan persidangan biasa?”
Jaksa: “Tidak,
pernyataan pembuka sangat penting dalam sidang juri. Jangan sombong, dan kau
perlu bertindak seperti kau menyerahkan semua keputusan pada juri. Kau perlu
mendekati mereka dengan kerendahan hati.”
Do-yeon mengangguk.
Ruang sidang.
Do-yeon berdiri dan
menghadap juri untuk pernyataan pembuka.
Do-yeon: “Saya jaksa
umum untuk kasus ini, Jaks Seo Do-yeon. Saya berdiri disini hari ini untuk
membantu anda membuat keputusan. Dalam rangkan membantu anda memahami kasus
ini, saya mempersiapkan sebuah presentasi.”
Do-yeon menunjukkan
presentasinya mengenai kasus ini.
Hye-sung berbisik
pada Kwan-woo: “Presentasinya menyolok sekali, punya kita presentasi biasa
saja.”
Kwan-woo: “Jangan
khawatir. Itu hanya membuat bingung mata dan tidak mempunyai banyak efek.” (bener banget…)
Do-yeon: “11 tahun yang lalu, oleh korban, Min Joon-guk, ayah terdakwa, Park Soo-ha, dibunuh.”
Soo-ha seperti tercengang mendengar ayahnya dibunuh Min Joon-guk.
Do-yeon: “Setelah Min Joon-guk dibebaskan dari penjara, dia menguntit terdakwa dan tahun lalu, dia melukai terdakwa. Terdakwa yang dendam terhadap korban, sekitar pukul 23:00 pada 22 Juli 2012, bertemu korban di Pemancingan Big Fish di Yeonjo City dan membunuhnya. Dan, dia memotong tubuhnya. Dipercaya bahwa dia menyembunyikan bagian tubuhnya di dalam sungai.”
Soo-ha mengingat kilasan ingatan yang tadi, Min Joon-guk menangis/meringis di depannya disamping kolam air.
Do-yeon: “Terdakwa
telah mengaku pada polisi. Hari ini, laporan tentang semua bukti, saya berencana
menghadirkannya pada juri. Terdakwa, dalam rangka menyembunyikan kejahatannya,
memutilasi mayatnya dengan brutal dan tanpa penyesalan untuk kejahatannya,
untuk menghindari penangkapannya, melarika diri dan bersembunyi di pulau
Ganghwa. Akan tetapi, di akhirnya ditemukan berdasarkan pengamatan yang
dilaporkan. “
Do-yeon menghadap
hakim: “Menurut Pasal 250 dan 161 dari Hukum Kriminal, jaksa menuntut atas
pembunuhan, penghancuran dan mutilasi
mayat, dan menyembunyikan tubuhnya.”
Soo-ha terlihat
bingung dengan semua tuduhan jaksa.
Hakim Kim: “Terdakwa,
kau mendengar jelas tuntutan yang diajukan padamu?”
Soo-ha msih bingung:
“Apa?”
Hakim Kim: “Terdakwa,
apakah kau menerima tuntutan jaksa?”
Soo-ha terdiam,
semua orang menunggu jawabannya, dan melihat dia yang kebingungan. Soo-ha
menghadap Hye-sung. Hye-sung menatapnya dan menganggukan kepala pada Soo-ha.
Soo-ha menjawab
pertanyaan hakim dengan mata yang masih menghadap Hye-sung, “Tidak. Saya tidak
menerima tuntutannya.”
Hakim Kim: “Apa kau
mengatakan bahwa kau tidak bersalah?”
Soo-ha menghadap
hakim, “Ya.”
Hakim Kim: “Baiklah. Pembela. Silahkan mempresenrasikan dari pihakmu.”
Hye-sung: “Ya.” Dia berdiri dan melihat ke Pengacara Shin yang duduk di bangku hadirin.
Fashback..
Pengacara Shin: “Sangat
penting saat dimana giliranmu untuk presentasi. Di depan juri, hormati dan
berterima kasih pada jaksa. Jadi, juri akan berpikir kau orang yang tidak berat
sebelah dan berakal. Mereka akan berpikir bahwa pasti ada alasan orang
sepertimu berdiri untuk membela terdakwa.”
Hye-sung: “Kau
benar-benar menginginkan aku berterima kasih pada Do-yeon? Aku tidak akan
melakukan itu.”
Ruang Sidang.
Hye-sung berdiri menghadap juri, “Saya pengacara terdakwa, Jang Hye-sung. Pertama-tama sebelum saya memulai presentasi, saya ingik berterima kasih pada jaksa, yang menghadapi banyak masalah dalam penyelidikan untuk menemukan kebenaran tentang kasus ini.”
Do-yeon tercengang, hakim kasak-kusuk, Pengacara Shin menyungingkan senyumnya.
Hye-sung: “Saat saya
melihat fakta pada kejahatan, saya juga berpikir bahwa terdakwa pasti adalah
penjahatnya pada mulanya. Akan tetapi, memikirkannya kembali dan berbicara
dengan terdakwa, saya banyak menemukan kesangsian yang dapat mendukung bahwa
terdakwa tidak bersalah.”
Hye-sung menghadap
Soo-ha: “Pengakuan terdakwa diperoleh saat terdakwa tidak memiliki ingatan,
dan melalui penyelidikan yang memaksa. Dan
bukti yang ada merupakan bukti tidak langsung bahwa terdakwa yang membunuh
korban. Tapi, hanya bukti tidak langsung yang berdasarkan pada asumsi.”
Hye-sung menghadap
juri lagi, “Terdakwa juga, tinggal di pedalaman, bukan untuk bersembunyi dari
kejahatannya, tapi, karena dia kehilangan ingatannya. Dia benar-benar tidak
bisa kembali ke rumahnya sendiri. Seperti bagaimana jaksa akan menunjukkan pada
anda bagaimana membuktikan tuntutan, kami juga akan mempresentasikan bukti
untuk menyangkal bukti milik jaksa. Fakta bahw tidak ada bukti langsung yang
menunjukkan terdakwa benar membunuh korban, ini alasan-alasan kami untuk
menolak tuntutan.”
Hye-sung sekali lagi
menatap para juri dan kembali ke tempatnya. Kedua jaksa saling berpandangan.
Flashback.
Do-yeon: “Haruskan
aku mengeluarkan catatan telpon dan salinan pengakuannya?”
Jaksa: “Aku pikir
lebih baik untuk tidak mengeluarkannya. Tipe bukti seperti itu akan memosankan
dan sulit untuk juri memahaminya. Tetapi, cari bukti yang bisa tetap membuat
juri tertarik. Sesuatu yang akan memiliki pengaruh saat melihatnya.”
Ruang Sidang.
Do-yeon
memperlihatkan rekaman CCTV saat Soo-ha memukuli Joon-guk di restoran. Juri kasak-kusuk.
Soo-ha kembli tercengang mendapati dirinya yang seperti “orang jahat”.
Do-yeon: “Seperti
yang bisa anda lihat, terdakwa begitu marah pada korban. Dan kemarahan itu
hanya tumbuh saar Min Joon-guk menghindari hukuman. Pada akhirnya, terdakwa,
yang tidak bisa lagi percaya pada hukum, secara pribadi menegakkan keadilan dan
membunuh Min Joon-guk. Dalam kemarahannya, terdakwa memotong-motong tubuhnya,
secara hati-hati menyembunyikannya dan pergi bersembunyi untuk satu tahun.
Do-yeon menunjukkan
foto potongan tangan, membuat Soo-ha dan Hye-sung tercengan, begitu juga hakim
dan juri.
Do-yeon: “Bagaimanapun,
dengan penemuan potongan tangan kiri, kejahatan yang sempurna dari terdakwa
tidak lagi sempurna.”
Kwan-woo mendesah. Hye-sung
berbisik padanya,”Gadis jahat. Kau memperlihatkannya dalam berwarna, bukan
hitam putih?”
Giliran Kwan-woo.
“Penuntutan tempat
pada waktu kejadian antara pukul 11 malam dan 3 pagi. Dan pisau yang
ditunjukkan sebagai senjata pembunuhan oleh jaksa memiliki mata pisau sepanjang
15 cm. Korban, Min Joon-guk adalah pria yang memiliki berat badan lebih dari 80
kg, dan berarti bukan pria kecil.”
Kwan-woo menunjukkan
video eksperimen pemotongan pada sapi. Hakim tertawa tak percaya.
Kwan-woo: “Beberapa
waktu yang lalu, di tempat penjagalan, saya memotong sekitar 80 kg tulang iga dengan
pisau yang memiliki panjang yang sama sengan senjata pembunuhan. Memotongnya melintang
membutuhkan waktu 7 jam. Terdakwa yang sebelumnya tertusuk di pundaknya oleh
terdakwa dan melemah. Menggunakan satu lengan, dalam hanya 4 jam, dapakan
terdakwa membunuh korban yang memiliki berat lebih dari 80 kg dan membuang
mayatnya?”
Flashback..
Yoo-chang: “Ini
benar-benar pertarungan yang sulit. Terdakwa tidak memiliki ingatan apapun, dan
buktinya adalah sidik jari dalam pisau potongan tangan, catatan telpon, dan
bahkan jejak kaki. Terlalu banyak bukti dan semuanya kuat. Banyak bagian bukti
yang bisa ditafsirkan dalam dua jalan. Antara Park Soo-ha benar penjahatnya,
atau…..”
Ruang sidang.
Kwan-woo: “..Atau
seseorang membuat Park Soo-ha sebagai pembunuhnya. Berdasarkan pada apa yang
jaksa katakan, terdakwa sangat pintar dan sangat teliti dalam memotong korban
dan hidup bersembunyi untuk menyembunyikan kejahatannya. Tapi, sekarang, dengan
meninggalkan semua bukti disana, itu tidak bisa dipercaya bahwa pembunuhnya
meninggalkan itu begitu saja. Sama seperti, jika seseorang mengatakan padamu:
Orang itu adalah penjahat.”
Juri
mengangguk-angguk.
Kwan-woo
melanjutkan: “Lalu kami, tidak mengetahui bahwa disana ada penjahat lain. Kita tidak
akan jatuh dalam perangkap mereka? Juga, kita harus mempertimbangkan
kemungkinan bahwa di luar sana ada tersangkan lain. Jika ada bukti yang cukup
untuk mempercayai bahwa mungkin ada tersangka lain, maka terdakwa hrus
dipertimbangkan tidak bersalah.”
Flashback..
Pengacara Shin: “Tidakkah
ini berbahaya untuk memberi kesan bahwa ada tersangka lain? Jika jaksa memiliki
alibi, kasus ini akan kalah. Aku juga, kalah 26 tahun yang lalu menggunakan
metode itu.”
Kwan-woo: “Tapi,
tidakkah ini taktik paling berguna untuk menggerakkan juri?”
Hye-sung: “Saat ini,
yang hanya bisa kita lakukan adalah memberikn kecurigaan yng masuk akal. Walaupun
itu berbahaya, aku rasa itu tembakan yang cukup bagus.”
Ruang sidang.
Hye-sung: “Segera
setelah kejadian diketahui, polisi dan jaksa, tidak mempertimbangkan tersangka
lain, selain Park Soo-ha, dalam penyelidikan mereka. Bahkan disana mungkin ada
penjahat lain selama waktu kejadian.”
Hye-sung menunjukkan
foto jejak kaki.
Hye-sung: “Di tempat
kejadian, ada tiga jejak kaki yang berbeda. Yang pertama milik korban, Min
Joon-guk. Yang kedua milik terdakwa, Park Soo-ha. Dan yang terakhir milik
pemilik pemancingan, Ji Chul-soo. Pemancingan terbuka dimana kejadian perkara
adalah terbuka sepanjang tahun. Namun, pemancingan itu di tutup hanya pada
malam kejadian. Tidakkah itu tidak biasa? Mengapa mereka beristirahat pada hari
itu? untuk mempersiapkan tempat kejadian?”
Kwan-woo: “Tuan Kim
Ji-ho merawat terdakwa, yang tidak memiliki ingatan dan tidak mempunyai
hubungan apapun dengannya, dan tidak melaporkannya pada polisi. Tetapi memberitahu
pada tetangganya bahwa dia adalah keponakannya. Ini tidak bisa dimengerti
dengan sudut pandang akal sehat. Seseorang berbohong berarti ada sesuatu yang
ingin disembunyikan orang itu. Maka, kita perlu mencurigai sesuatu.”
Jaksa berpandangan.
Flashback..
Do-yeon: “Dari pihak
Park Soo-ha. Mereka mungkin akan mengatakan kecurigaan yang masuk akal dan
menekan bahwa mungkin ada penjahat lain.”
Jaksa: “Itu
keuntungan untuk kita. Terima semua yang mereka katakan tentang penjahat lain.”
Ruang sidang.
Do-yeon: ”Seperti
yang mereka katakan, saya menerima bahwa kami melupakan kemungkinan adanya
tersangka lain. Itu karena semuabukti mengarah pada satu tersangka.”
Do-yeon menghadap ke
pembela: “Sekarang, pembela memperkirakan kemungkinan adanya tersangka lain. Sebelum
tersangka itu memiliki kesempatan untuk mengatakan alibinya, pembela telah
melemparkan banyak alasan untuk membuat orang ini menjadi tersangka.”
Do-yeon menghadap
juri: “Pemilik pemancingan, Ji Chul-soo, berusia 61 tahun, memiliki diabetes
akut. Satu-satunya yang menjaga terdakwa selama satu tahun, Kim Ji-ho sekarang
berusia 74 tahun. Seperti yang pengacara katakan, penjahatnya tidak punya cukup
tenaga untuk memutilasi mayat seberat 80 kg dalam 4 jam. Dua tersangka ini
sudah tua dan memiliki tenaga yang lebih kecil daripada terdakwa. Dengan itu, bukankah
dua orang ini harus dikeluarkan dari daftar tersangka?”
Juri mengangguk. Jaksa
tersenyum.
Do-yeon menghadap
Hye-sung: “Melemparkan kecurigaan tanpa bukti apapun hanya membuat kejahatan
terdakwa lebih kuat dan mencurigakan. Saya menerima bahwa mungkin ada tersangka
lain. Tapi, dari semua tersangka, satu yang paling mungkin melakukan
kejahatannya adalah terdakwa Park Soo-ha.”
Do-yeon kembali ke
tempatnya.
Kwan-woo berbisik
pada Hye-sung, “Anggukan kepalamu seperti baru saja mendengar hal yang sangat
luar biasa. Tersenyum dan dengan percaya diri.”
Hye-sung: “Huh?”
Kwan-woo: “Untuk
mengakali juri, berpura-puralah bahwa kau sangat terkejut.”
Hye-sung membuka
mulutnya: “Ah..bagaimana bisa kita mengakali juri dalam situasi seperti ini
disaat kita benar-benar tertekan.”
Kwan-woo: “Sekarang,
kita harus memotong momen penuntutan.”
Kwan-woo mengangguk
pada Hye-sung, lalu berdiri menghadap hakim.
Dengan tersenyum
Kwan-woo berkata: “Yang mulia, Pengacara Jang dan saya ingin melanjutkan
mendiskusikan lebih jauh mengenai pembelaan. Bisakah saya meminta berhenti
sejenak?”
Hye-sung berbisik: “Apa
kau gila?”
Kwan-woo menyuruh
Hye-sung dengan isyarat untuk diam.
Hakim Kim: “Hemm..maka
haruskah kita beristirahat?”
Kwan-woo tersenyum.
Hakim Kim pada
Jaksa: “Jaksa, bagaimana?”
Jaksa: “Tidak
masalah.”
Hakim Kim pada juri:
“Anggota juri, kalian tidak diperkenankan berdikusi tentang kasus ini saat
istirahat. Kalau begitu, kita akan berkumpul kembali pada pukul 4.”
Para pengacara
bernafas lega.
***
Yoo-chang turun dari
sebuah bis sebuah terminal. Kemudian naik taksi menuju suatu tempat.
Di kantor pengacara. Hye-sung berjalan mondar-mandir.
Pengacara Shin: “Kau melakukan dengan baik menghentikan sementara persidangan, tapi aku tidak melihat jalan keluar dari ini.”
Hye-sung: “Apa yang harus ku lakukan? Juri akan berada di pihak jaksa jika terus seperti ini. Haruskah aku tetap menekan tentang kemungkinan adanya tersangka lain?”
Pengacara Shin: “Jangan. Itu tidak berguna sekarang. Penuntut sudah menyangkal kemungkinannya. Jadi, jika kita tetap menekan kemungkinan tersangka lain, kita akan merugi.”
Kwan-woo: “Walaupun
kesempatannya kecil, masih ada satu kemungkinan tersangka.”
Hye-sung: “Siapa?”
Kwan-woo: “Seseorang
yang melaporkan Park Soo-ha dan mendapatkan hadiah uang, Moon Suk-nam.”
Hye-sung: “Kau
bilang dia tinggal di Gapyeong. Dia bahkan tidak berhubungan dengan Yeonju.”
Kwan-woo: “Itulah
mengapa ini jadi aneh. Park Soo-ha tinggal di pedalaman di pulau Ganghwa, tapi
bagaimana dia tahu dimana Soo-ha berada dan melaporkannya disaat dia berada 130
km jauh darinya?”
Pengacara Shin: “Jadi,
itukah mengapa kau mengirim Yoo-chan ke Gapyeong? Untun menemukan orang itu?”
Kwan-woo: “Ya. Aku
bukan hanya seorang pengacara. Aku juga seorang polisi. Jadi aku sangat yakin
ada sesuatu.”
Telpon Kwan-woo
berdering, dari Yoo-chang.
Kwan-woo: “Ya,
Yoo-chang. Apakah kau bertemu dengan orang yang melaporkan Park Soo-ha? Apakah dia
bertubuh besar? Adpakah dia terlihat cukup kuat untuk melakukan pembunuhan
mutilasi?”
Terlihatlah Yoo-chang
di depan toko buah.
Yoo-chang: “Tidak,
suasananya tidak seperti itu. Ini tidak terlihat seperti itu. Ini seorang
ahujumma.”
Kwan-woo berdiri
saking terkejutnya: “Seorang ahjumma? Mengapa seorang ahjumma bernama Moon
Suk-nam? Itu membingungkan orang. Aku pikir itu seorang pria!”
Yoo-chang: “Aku
tahu. Itulah mengapa. Well, ada orang yang bernama Kim Gong-soo adalah
laki-laki.”
Yoo-chang dipukul di
ahjumma dengan pemukul lalat. “Ah.. mengapa kau memukulku?!”
Ahjumma Suk-na: “Cepat
pergi!”
Yoo-chang: “Aku kan
pergi sebentar lagi. Aku sudah bilang aku datang bukan untuk memberikan hadiah
uang.”
Yoo-chang berbicara
di telpon lagi, “Pengacara Cha, aku akan kembali.”
Kwan-woo: “Ya.”
Semuanya lemas.
Hye-sung dalam
pikirannya: “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah
aku menerima bahwa dia bersalah?”
***
Soo-ha duduk di
ruang tunggu. Dia mengingat sesuatu.
Soo-ha mencekik
leher Joon-guk dan berteriak “DIAM” juga mengacungkan tangannya hendak memukul.
Joon-guk seperti menangis/meringis kesakitan.
(berulang kali di
putar, aku tidak melihat Soo-ha mengacungkan pisau, hanya tangan saja.)
Soo-ha kaget dengan
ingatannya, “Apa ini?”
***
Tim pengacara sedang
termenung dengan pikirannya masing-masing.
Pengacara Shin pada
Kwan-woo: “Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan menerima bahwa dia bersalah?”
Kwan-woo: “Terlalu
banyak bukti. Kasus ini sangat kuat untuk gagal.”
Hye-sung sepertinya
menangis, terdengar dari suaranya yang agak serak.
Hye-sung: “Apa kau
tidak berpikir ada tersangka lain yang kita tidak pikirkan?”
Kwan-woo: “Aku tidak
berpikir ada tersangka lain”
Pengacara Shin: “Ini
berjalan sama saat kasus Hwang Dal-joong 26 tahun yang lalu. Sangat terhina. Bahkan
nama panggilan untuk kasusnya pun sama. Kasus pembunuhan tangan kiri.”
Hye-sung dan
Kwan-woo tampak berpikir.
Hye-sung: “Hwang
Dal-joong..? kasus pembunuhan tangan kiri..”
Kwan-woo menyela: “Aku
ingat. Tersangka yang tidak kita pikirkan.”
Hye-sung: “Apa kau
juga mungkin memikirkan apa yang aku pikirkan saat ini?”
Kwan-woo: “Ya. Ada satu
lagi tersangka dan cocok dengan semua bukti.”
Pengacara Shin: “Siapa
itu?”
Kwan-woo dan Hye-sung
berpandangan, mengangguk.
***
Ruang sidang.
Hye-sung menatap
Soo-ha yang terlihat cemas dan mengepalkan tangannya. Hye-sung menggenggam
tangan itu. Soo-ha menatap Hye-sung dan menggengam balik tangan Hye-sung,
mencari perlindungan. Hye-sung tersenyum pada Soo-ha.
Hakim Kim: “Pengacara,
apakaha ada hal lain yang ingin kau tambahkan? Atau sebaiknya kita melanjutkan
pada penyajian terakhir?”
Hye-sung berdiri: “Saya
punya sesuatu untuk dikatakan pada hakim dan para juri.”
Hakim Kim: “Ya,
silahkan berbicara.”
Hye-sung maju ke
depan menghadap jaksa dan juri, “Seperti yang anda katakan, aya menerimna bahwa
kamu melemparkan kecurigaan lain, tanpa adanya bukti. Tapi, anda mengatakan
bahwa hanya ada satu orang yang cocok dengan semua bukti yang ada, kita
berpikir bahwa terdakwa, Park Soo-ha
adalah penjahatnya. Tapi, terus terang, ada satu orang lagi.”
Jaksa dan juri
tercengang.
Hye-sung: “Orang itu
ada di tempat kejadian, cocok dengan semua bukti, dan juga memiliki catatan
panggilan. Juga menggunakan pisau sebagai senjata dan memiliki cukup tenaga
untuk memotong satu tangan.”
Hakim Kim: “Siapa
itu?”
Hye-sung menghadap
hakim: “Itu adalah korban, Min Joon-guk.”
Hakim Kim setengah
berteriak, “Apa maksudmu? Min Joon-guk adalah seseorang yang mati dalam kasus
ini! Bagaimana mungkin dia menjadi tersangka?”
Hye-sung: “Yang
mulia dan para juri, kami percaya bahwa korban, Min Joon-guk, masih hidup.”
Komentar:
Aku setuju dengan
kesimpulan akhir dari tim pengacara. Hal yang mereka lupakan dari awal adalah
bahwa yang ditemukan hanya potongan tangan sebelah kiri, potongan tubuh lainnya
belum ditemukan. Jadi memang ada kemungkinan Joon-guk masih hidup. Dan melihat
betapa jahat dan cerdiknya Joon-guk juga dia bisa melukai dirinya sendiri saat
membunuh ibu Hye-sung untuk menutupi kejahatannya, sangat mungkin sekali dia
memotong tangannya sendiri. Itu kan tangan kiri, dia bisa memotongnya sendiri
dengan tangan kanannya.
Joon-guk mungkin
merencakan semuanya, dia ingin membuat hidup Soo-ha hancur menjadi seorang
pembunuh, dan membuat Hye-sung bersedih. Seperti yang dia katakan pada saat
berkelahi dengan Soo-ha di parkiran.
Tentang Soo-ha yang
hilang ingatan, mungkin dia di pukul Joon-guk. Dan si kakek penolong juga si
ahjumma pelapor merupakan bagian dari rencana Joon-guk. Melihat betpa jauhnya
tempat mereka dari tempat kejadian.
eonni, semangaaat yaa ngepost ihyvnyaa~
ReplyDeleteMakasih jugaaa, cuma diblog ini yg paling cepet ngluarin sinopsis ihyv
Fighting eonni~
yahhh ga pertamax :(
ReplyDeletesemangattt!!!
suka bangettt hehehhee
happy fasting~~~
waaaa, makin seru...
ReplyDeleteIngatan Park Soo Ha mulai kembali, apa yang sebenarnya terjadi? lalu gimana dengan kemampuannya yang juga hilang?
agak aneh si kl hilang ingatan kemampuannya juga hilang, semoga aja kemampuan dan ingatannya soo ha kembali dengan cepat supaya terkuak kasusnya MJG.
Oya lucu de ngelian Joon Gi mau bacaain buku diarinya Soo Haa, secara Joon Gi kan sebel sama Soo Haa gara2 Seong Bin suka sama Soo Haa, well semoga aja Seong bin suka sama Jonn Gi.
perasaannya si Hye Sung masih abu2 nih, apakah untuk Kwan Woo, atau untuk Soo Haa, apakah dia masih nganggep Soo Ha itu kaya adik laki2-nya sendiri?
huaaaa, makin penasaran sama drama ini. .
semangat ya mba mumu untuk nulis episode selanjutnyaa.. ga sabar liat MJG di penjara atau sekalian aja di mutilasi beneran hehehe
\(^o^)/
Setuju mbak komentarnya. MJG benar benar licik. Masalahnya dimana ia wekarang??
ReplyDeleteSelalu mendukung onni seperti biasanya... fighting onni!! Bakatmu sungguh luarbiasaa...
ReplyDeletemakasih :D
ReplyDeleteHow about episode 11? Sudah di post kah???
ReplyDeleteHuaaaahhh cepetnya udh dipost aja sinopnya makasih mba' Mumu
ReplyDeletemakasih mba mumu sinopsisnya ^^
ReplyDeletemakin seru aja dan semoga soo ha terbebas dr semua tuntutan
gomawo sinopsis 11 aku udah liat video di soompi tapi ga ngerti terjemahanya hehe
bella ^__^
cpt ya dipost.. pdhl br kmrn malem bc yg part 1..
ReplyDeletesemangat lnjt bt sinop.....
d tunggu sinpsis slnjutx... bkin pnasaran.... :) smngatttttt..... :)
ReplyDeletemakasi mba sinopsisnya,,,,,, fighting
ReplyDeletewaaaahhh keren
ReplyDeleteep 11 kapan mb mumu
Makasiihhh :D kayak bener" nonton.. makasih makasih makasih
ReplyDeleteAh bener~
ReplyDeleteTangan kiri dipotong kan belum membuktikan manusia mati.. bnyak yg tangannya 22nya ga ada tapi hidup sehat..
Kalo aku jadi salah satu jurinya, aku pengaruhin juri yg lain :D
"Bagaimana bisa kalian menyatakan Min Joon Guk mati tapi hanya tangan kiri yang ditemukan. Bukankah ini aneh? Satu tahun berlalu bahkan polisi tidak bisa menemukan bagian tubuh lainnya. Bukankah bangkai sangat cepat tercium baunya? Bagaimana bisa tidak ada bau bangkai yang tercium? Ini aneh bukan? Kemungkinan Min Joon Guk masih hidup atau bangkainya sudah dimakan." :D *edisingayal
Waaaa, aku mau jadi satu jurinya dan nyontek kata2 eoni julia ini. biar sadar noh semua si jaksa n hakim, mereka ngerasa bersalah dengan membebaskan si MJG, malah ndesek si Soo Haa supaya ngaku kejahatan yang ga di lakuin ..
Deletesip sip
hahaha
haha...betul kan tebakannya di eps 10-1......MJG msh hidup....n dia lagi tersenyum melihat kesibukan org2 membela PSH.......hehe.....
ReplyDeleteMbak semangat ngepost nya yaaa XD ㅋㅋㅋ eps 11 ditungguuu~~
ReplyDeleteseruuu bangettt >< aku udah rada ngeduga joon-guk masih hidup, dan sekarang dia entah lagi sembunyi di mana gitu lol~ dan emang sepertinya dia ngelukai Soo-ha makanya Soo-ha jadi hilang ingatan kaya gitu HUHUHU T^T
ReplyDeletebtw terima kasih banyak sinopsisnya~! XDD~ you made my day! hihihi
menanti sinop selanjutnyaaa.......
ReplyDeleteUnnie q selalu menunggumu ^^
ReplyDeleteaku setuju sama pemikiran authornya , joon guk kan licik + pintar jadi bisa aja , kalo aku jadi pengacara jang & cha pasti udah nyerah,bingung :D ditunggu lanjutannya ya
ReplyDeletengga sabaran deh nunggu pastingan selanjutnya...
ReplyDeletesemangat ya...
:)
lanjutkan eonni..semangat..^^
ReplyDeleteWaaaaah terima kasih untuk sinopsis kecenya ini eonni *bungkuk dalam2*
ReplyDeleteAku reader baru dan langsung baca marathon sinopsis ini :D
Semangat ya eonni, ditunggu sangat eps 11-nya \(^o^)/
udah nonton episode 11 dengan bahasa kalbu :D
ReplyDeletemasih nungguin sinopsisnya disini, biar ngeh apa yg diomongin..
unni reader'mu lagi nunggu ep 11 ,,, ayo fighty !
ReplyDeleteditunggu eps 11 nya^^)b ga sabar banget xD cerita nya menarik sihhh :3
ReplyDeleteMAKASIH SEMANGAT.............................
ReplyDeleteHua,,, eonni.,., pnyimpulan diakhir keren bget eon!!!
ReplyDeleteeon,,,,sinopnya lanjutin yaaaa,,,,,
ReplyDeletemakasih eonni.. q baru dpt 6 eps nih.. hiks.. T_T cm d blog ini bisa baca kelanjutan ceritanya gmn??
ReplyDeletebtw kalo dnload dmn yah? hbs kalo nunggu tmnq lama dpt dramanya..
btw, semangat eonni.. FIGHTING.. :D
waaahh eonni makasih makasih makasih udh bikinin sinopsisnya panjang lebar gini. ceritanya makin seruuu. hwaitinggg!!!!! :))
ReplyDeleteI LOVE THIS DRAMA
ReplyDeleteTHE SECOOND DRAMA I LIKE IN THIS SEASON AFTER SHARK! YEAY!
Su-Ha dan Hye-Sung, kalau di ending mrk sampe nggak barengan tak jitak paksutnya hahahahaha,dari awal aku juga dah curiga Joon-Guk masih idup! hemm, jadi ingat kasus detektif conan, sama persis, si korban ternyata pelaku utamanya, masih idup, bahkan sampai ganti kelamin...wah...wah....
Hello Unnie^^ trims yah buat sinopsisnya.. sinopsis unnie sangat bagus dan bermutu, sebernanya saya tdk sengaja bca sinopsis ini, tapi krna eps 10 nya ngga lengkap di laptop saya trpaksa googling cari sinopsisnya deh.. tapi saya ngga nyangka bisa baca sinopsis bgs kyk ginj.. once again thanks!
ReplyDeletesemakin penasaran,,
ReplyDeletetpi aku yakin soo ha tdk bersalahh hee
thanks sinopsisnya okee bgt n cepet jugaa