Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 14 - 1
Soo-ha berdiri di
depan kamar Hye-sung. Dia mengingat apa yang baru saja terjadi, saat dia
mengaku bahwa ingatannya telah kembali.
Flashback.
Soo-ha: “Ya.
Kemampuan itu sudah kembali. Dan juga ingatan.”
Hye-sung: “Sejak
kapan?”
Soo-ha: “Sejak hari
dimana pengajuan banding di tarik kembali.”
Hye-sung mundur dan
berkata dalam pikirannya, “Lalu kau
mengetahui tentang perasaanku? Sampai sekarang kau mengetahuinya dan
berpura-pura bahwa kau tidak tahu apapun?”
Soo-ha berdiri dan
akan memegang tangan Hye-sung. Tapi Hye-sung menolaknya dan bergegas masuk ke
kamar tanpa berkata apa-apa lagi.
Flashback end.
Soo-ha kemudian
melihat ke ruang tengah dan mengingat saat dia ada disana bersama pamannya.
Flashback.
Paman: “Rumah ini
sangat bagus. Jalan masuknya juga bagus. Soo-ha, mari kita jangan pindah ke
luar negri. Apa kau mau tinggal bersama di rumah ini?”
Soo-ha kecil
memegang tangan pamannya, “Ya, aku menyukainya.”
Soo-ha lalu membaca
pikiran pamannya:
“Anak ini seperti sebuah lotre. Lebih banyak aku menggali, lebih banyak
juga yang muncul. Uang asuransinya juga besar. Apalagi yang mungkin ada?”
Soo-ha yang polos
menjawabnya, “Ada lebih banyak lagi. Pengacara mengatakan bahwa selain uang
asuransi, ada uang pensiun dari perusahaan ayah, dan juga saham di Young Geum.”
Paman yang terkejut
menjauhkan tangan yang tadi mengelus kepala Soo-ha, dan berkata dalam
pikirannya: “Ada apa dengan anak ini?
Bagaimana dia tahu pikiranku? Apakah dia seorang monster?”
Soo-ha: “Aku bukan
monster.
Paman tergagap,
“Kau…kau…bagaimana kau…? Ini nyata. Anak
ini membaca pikiranku. Dia benar-benar monster.”
Soo-ha: “Paman..”
Paman menhindari
Soo-ha, “Jangan dekat-dekat. Jangan dekat-dekat.”
Paman berlari menuju
kamar dan menguncinya dari dalam.
Soo-ha kecil
mengejarnya dan mengedor pintu kamar, “Paman..paman..paman..buka pintunya.
Paman, aku bukan monster.”
Soo-ha terus
menggedor pintu kamarnya, “Paman. Tolong buka pintunya.”
Flashback end.
Soo-ha berkata dalam
hatinya:
“Aku tidak bisa membenci pamanku. Itu natural. Bagaimana besarnya aku melihatnya
sejak aku bisa membaca pikiran terdalamnya. Bahkan sesuatu yang ingin dia
sembunyikan.”
Soo-ha mendekat ke
pintu dan hendak mengetuk, tapi tidak jadi. Tangannya hanya menyentuh dinding
pintu.
Di dalam kamar,
Hye-sung terduduk di lantai di belakang pintu. Entah apa yang ada di
pikirannya.
Soo-ha: “Mengatakan kebenaran selalu menyakitkan.”
Episode 14
Needing Always to Remain Silent In Memory
Kwan-woo mendapatkan
perawatan di rumah sakit. Sudah ada duo pakpop dan dua detektif di sana.
Detektif 1: “Apa kau
baik-baik saja? Lenganmu mungkin saja patah.”
Kwan-woo: “Aku bisa
menanggungnya.”
Detektif Kang: “Min
Joon-guk tidak mengatakan apapun kemana dia akan pergi?”
Kwan-woo: “Ya. Sejak
aku kehilangan kesadaran, aku tidak tahu banyak.”
Pakpol pada Pakpol
Jaga: “Bukankah target utama Min Joon-guk adalah Pengacara Jang Hye-sung dan
Park Soo-ha?”
Pakpol Jaga:
“Benar…mengapa tiba-tiba dia menemui Pengacara Cha?”
Kwan-woo: “Dia
datang karena ada sesuatu yang ingin dia katakan padaku.”
Detektif 1: “Mengatakan
apa?”
Flashback.
Min Joon-guk:
“Tolong jangan khawatir. Aku tidak akan membunuhmu. Di banyak waktu, Pengacara
Cha, kau adalah satu-satunya di dunia ini yang berada di pihakku.”
Kwan-woo: “Tidak
lagi!”
Joon-guk: “Itu tidak
jadi masalah lagi, kau ada di pihakku atau tidak.
Kwan-woo:
“Mengapa…mengapa kau datang mencariku?”
Joon-guk: “Ini
seperti…harus ada setidaknya satu orang di dunia ini yang mengetahui kisahku.
Mulai sekarang..aku berpikir akan melihat akhir dari semua ini.”
Kwan-woo: “Apa yang
sebenarnya kau pikirkan? Apa akhirnya?”
Joon-guk: “Aku di
sini bukan untuk memberitahukanmu akhirnya. Aku…datang untuk memberitahukanmu
permulaan kisahku.
Flashback end.
Kwan-woo: “Itu
seperti wasiat. Tidak peduli apapun yang kita lakukan, sepertinya Min Joon-guk
berpikir untuk melakukan semuanya sampai akhir.”
Detektif 1: “Apa
maksudmu dengan melakukan semuanya sampai akhir?”
Kwan-woo: “Bukankah
berarti bahwa dia akan melihat akhirnya dengan Pengacara Jang dan Park Soo-ha?”
***
Soo-ha menyiapkan
sarapan untuk Hye-sung. Lalu ada telpon masuk dari Kwan-woo.
Soo-ha: “Ya,
Pengacara Cha?”
Kwan-woo: “Apakah
kau bersama dengan Pengacara Jang?”
Soo-ha: “Ya, ada
apa?”
Kwan-woo: “Pengacara
Jang ada persidangan siang ini. Kau akan mengantarkannya ke pengadilan kan?”
Soo-ha: “Ya, aku
akan mengantarnya. Ada apa?”
Kwan-woo: “Tidak
ada, aku hanya khawatir. Karena Min Joon-guk ada di Yeonjo dan saat ini aku
sangat kuatir. Tolong jaga Pengacara Jang dengan baik. Kau juga harus
hati-hati.”
Soo-ha: “Baik. Aku
mengerti.”
Soo-ha berjalan ke
depan pintu kamar Hye-sung.
Soo-ha: “Aku
menyiapkan sarapan, keluarlah dan makan. Aku minta maaf karena aku tidak
memberitahumu. Aku tahu permintaan maafku tidak dapat di terima. Mulai
sekarang, aku tidak akan melihat matamu. Tidak akan pernah.”
Soo-ha lalu
menempelkan tangannya di pintu kamar.
Soo-ha: “Mataku, kau
dapat menggunakannya untuk persidanganmu. Itu…”
Soo-ha mengepalkan
tangannya, “Jika kau tidak menyukainya… jika kau tidak mau melihatku lagi, kau
bisa melakukannya juga. Tapi, sampai Min Joon-guk ditangkap, ijinkan aku tetap
berada di sisimu. Karena akan sangat berbahaya untukmu tinggal sendirian
sekarang ini. Aku akan menunggu di depan. Makanlah dan keluar.”
Soo-ha pun ke luar
rumah. Kemudia Hye-sung keuar kamar, melihat makanan yang dibuat Soo-ha, dan
keluar. Sepertinya Hye-sung tidak makan.
Soo-ha berjalan di
belakang Hye-sung dengan menunduk.
Hye-sung berhenti
berjalan dan bertanya tanpa menoleh: “Mungkin, adakah hal lain yang belum kau
katakan padaku? Adakaha hal lain yang kau sembunyikan?”
Soo-ha teringat
perkataan Joon-guk yang mengatakan bahwa ayahnya lah penyebab semua ini.
Soo-ha menjawab:
“Tidak ada hal lain.”
(Soo-ha bohong.)
Soo-ha masih
mengikuti Hye-sung dari belakang, Hye-sung berhenti dia juga akan berhenti. Bahkan
di halte bis, saat tanpa sengaja dia berdiri sejajar dengan Hye-sung, dia
mundur satu langkah.
Hye-sung menoleh,
Soo-ha otomatis menunduk. Sepertinya ada yang di pikirkan Hye-sung.
Di bis, Hye-sung
duduk, sedangkan Soo-ha berdiri. Saat Soo-ha memakai headsetnya, bis berguncang
yang menyebabkan dia terjatuh ke pangkuan Hye-sung dan tanpa sengaja menatap
mata Hye-sung. Soo-ha yang kaget cepat-cepat berdiri dan malah kepalanya
terbentur pegangan bis. Semua orang di bis menertawakannya. Dan mau tidak mau
Hye-sung juga ikut tertawa ditutupi berkas yang sedang di bacanya.
Mereka sudah sampai
di taman dekat kantor Hye-sung.
Hye-sung: “Kita
sudah sampai. Pergilah.”
Soo-ha: “Kirim sms
saat kau hampir selesai, aku akan datang menjemputmu.”
Hye-sung: “Baik.”
Hye-sung berjalan
pergi meninggalkan Soo-ha di belakangnya. Setelah agak jauh, Hye-sung menoleh,
Soo-ha langsung balik badan. Hye-sung menghampiri Soo-ha.
Soo-ha berbalik lagi
dan tanpa sengaja menatap mata Hye-sung, dia langsung panik mengalihkan pandangannya.
Soo-ha: “Aku tidak
melihatnya. Sungguh.”
Hye-sung memegang
pipi Soo-ha dan membuatnya menatap dia.
Hye-sung: “Aku
menyukaimu, Soo-ha. Sebagai seorang adik, seorang teman, dan juga… seorang
pria.”
Soo-ha tampak kaget.
Hye-sung menurunkan tangannya.
Hye-sung: “Sejak aku
mulai menyukaimu, aku takut dengan kemampuanmu. Aku tidak menyukainya, karena
banyak hal yang aku tidak ingin kau mengetahuinya. Setiap kali aku ketahuan,
aku pikir aku akan mulai membencimu. Tapi mengetahui bahwa kebencian itu akan melukaimu,
aku tidak mau berpikir tentang itu lagi. Jika bukan untuk alasan itu, ada
alasan lain yang membuat kita tidak akan berhasil. Itulah mengapa aku perlu
menghapus perasaanku.”
Soo-ha: “Itu…”
Hye-sung: “Aku tetap
menyukaimu. Sangat. Karena itu mari kita jangan membuang waktu dengan
memikirkan akhir dari hubungan kita. Mari kita saling melihat mata
masing-masing dan tertawa bersama. Mari kita hidup seperti itu. Oke?’
Soo-ha tersenyum dan
mengangguk, “Hem.. (Oke.)”
Hye-sung tersenyum,
“Kalau begitu, silahkan berangkat.”
Soo-ha mengangguk
dan kemudian berbalik pergi menjauh. Soo-ha tersenyum senang. Dia berbalik lagi
dan menghampir Hye-sung.
Soo-ha mengangkat
Hye-sung.
Hye-sung: “Hey! Apa
yang kau lakukan?”
Soo-ha masih
tersenyum, “Terima kasih. Terima kasih banyak.”
Soo-ha lalu mengecup
bibir Hye-sung. Menurunkan Hye-sung kembali, dan pergi sambil berlari dan
tersenyum.
Hye-sung menatap
kepergian Soo-ha dengan tersenyum.
Lalu dia tersadar,
“Apa yang sudah kulakukan? apakah tidak apa-apa aku melakukannya?” (nembak Soo-ha.)
Hye-sung pun
memegang bibirnya.
***
Pengacara Shin
bertemu Hwang Dal-joong.
Pengacara Shin: “Apa
yang kau rasakan?”
Dal-joong memegangi
kepalanya, “Masih bisa di tahan.”
Pengacara Shin: “Kau
ingat Pengacara Jang Hye-sung, kan? Dia akan mengikuti sidang juri ini
bersamaku, sebagai pembantu penasehat. Bagaimana pendapatmu tentang itu?”
Dal-joong: “Itu
bagus.”
Dal-joong sepertinya
menahan sakitnya.
Pengacara Shin: “Apa
yang kau inginkan? Apa yang ingin kau dapatkan dari kasus ini?”
Dal-joong: “Sebuah
permintaan maaf. Untuk 26 tahun yang aku habiskan membusuk di penjara, aku
ingin menerima sebuah permintaan maaf.”
Pengacara Shin.
“Jika Kau mengininkannya, maka, kita
harus membenahkan apana Seon Chae-wuk adalah benar- benar istrimu.”
Dal-joong. “Aku bisa
melakukannya”
Pengacara Shin,
“Tapi itu tidak akan di ganti dengan uang kita. Kita butuh bukti yang
menunjukan hubunga kalian sebagai suami istri. Itulah menapa Pengacara Jang dan
aku sedang mencari putrimu.”
Dal-joong: “Apa?
Gain?”
Pengacara Shin:
“Setelah kau menemukan putrimu dan melakukan tes DNA yang akan menunjukan bahwa
kalian bedua memiiki hubungan.”
Dal-joong: “Ya. Itu
benar.”
Pengacara Shin:
“Kami akan melakukan yang terbaik, tapi ini sedikit sulit. Ini sudah lama
sekali sejak dia di adopsi. Jadi, ini juga sangat sulir untuk menemukan tempat
tinggalnya. Dimana dia sekarang?
Dal-joong hanya
terdiam.
***
Do-yeon menggebarak
meja di kantor pimpinannya.
Kepala Jang:
“Mengapa kau seperti ini lagi disaat penugasan kembali sudah selesai dan di
setujui?”
Do-yeon: “Aku tidak
memintanya kembali. Untuk kasus Hwang Dal-joong, itu akan diselenggarakan
sebagai persidangan juri. Karena diperlukan dua jaksa, aku mengatakan aku akan
menjadi jaksa yang satu lagi.”
Kepala Jang: “Hey!
Mengapa kau sangat keras dalam mengambil kasus ini?”
Do-yeon: “Mengapa
kau sangat keras untuk menjauhkan kasus ini dariku?”
Kepala Jang: “Hey,
itu.. karena itu kasus tindak pidana yang sangat mengerikan.”
Do-yeon: “Itu tidak
bisa dijadikan alasan, dari pembunuhan mutilasi sampai pembunuhan untuk
kesenangan, tidak ada kasus yang tidak aku ambil. Berikan aku alasan yang bisa
aku mengerti. Apa ayahku membakar otakmu sehingga membuatmu seperti ini?”
Kepala Jang: “Hey,
apakah aku ubi? Mengapa harus di bakar?”
Do-yeon: “Jika
tidak, biarkan aku menjadi jaksa kedua.
Kepala Jang: “Ah,
ini benar-benar gila.”
Lalu ponsel Kepala
Jang berdering, dari Hakim Seo.
Hakim Seo: “Wanita
yang ditikam Hwang Dal-joong, di rumah sakit mana dia di rawat?”
Kepala Jang agak
gugup, “Oh ya, dimana itu ya? Sunbae-nim, aku akan mencarinya dan
memberitahumu.”
Do-yeon menatap
Kepala Jang dengan curiga.
***
Trio hakim sedang
makan bersama di kantin.
Hakim 1: “Untuk
kasus Hwang Dal-joong, mereka memintanya sebagai sidang juri juga.”
Hakim Kim tampak
frustasi: “Itulah yang aku katakan. Aku tidak tahu mengapa Pengacara Shin juga
bertingkah seperti ini. Ini penyakit, membuat sesuatu yang tidak penting
menjadi rumit. Aku pikir, penyakit ini di sebarkan oleh Pengacara Jang.”
Hakim 2: “Itu juga
yang aku katakan, oleh karena itu…….”
Hakim 2 tidak
melanjutkan kata yang sebenarnya karena ada Hye-sung di belakang Hakim Kim.
Hakim 2 merubah
kata-katanya: “Bagaimanapun, bukankah mereka membuat pilihan yang palin baik
untuk terdakwa?”
Hakim 1 yang merasa
heran kemudian melihat Hye-sung juga, dan ikut-ikutan mengatakan hal yang baik,
“Sebagai seorang pengacara, secara alami, aku pikir kita harus melaksanakannya
dengan solusi yang memberikan keuntungan pada kita.”
Hakim Kim membentak,
“Apa maksudmu dengan ‘secara alami’?!”
Hakim Kim melihat
ekspresi aneh di kedua rekannya, dia menunduk dan berkata sambil berbisik,
“Apakah mungkin…..Pengacara Jang ada di belakangku?”
Dia melepaskan
plester komedonya, kemudian berbalik dengan senyum manis. Duo hakim juga
tersenyum manis.
Hakim Kim: “Kau
disini, Pengacara Jang?”
Hye-sung duduk di
kursi sebelah Hakim Kim.
Hye-sung: “Aku punya
pertanyaan untukmu, Hakim Kim.”
Hakim Kim:
“Silahkan.”
Hye-sung:
“Bagaimanan jika kau, Hakim Kim, memberikan keputusan bersalah pada Park Soo-ha
untuk membunuh Min Joon-guk?”
Hakim Kim: “Mengapa
aku harus berpikir tantang kemungkinan yang menakutkan itu?”
Hye-sung: “Tapi,
mari katakan bahwa Joon-guk yang dikira sudah mati, muncul di hadapanmu?”
Hakim Kim: “Ada apa
denganmu Pengacara Jang? Mengapa aku tetap harus memikirkan tentang kemungkinan
yang menakutkan itu?”
Hye-sung: “Lalu, apa
yang akan kau lakukan, Hakim Kim?”
Hakim Kim: “Tentu
saja, aku akan memberitahu Pembela Umum dan Jaksa bahwa Min Joon-guk masih
hidup. Dan meralat banding kasus Park Soo-ha.”
Hye-sung: “Benar!
Jika kau bersalah, kau harus mengakui dan memperbaikinya.”
Hakim Kim: “Tentu
saja.”
Hye-sung: “Tapi,
bagaimana jika hakim yang dapat di percaya mengetahuinya dan tidak melaporkannya?
Hukuman apa yang akan di terima hakim tersebut?”
Hakim Kim: “Aku
tidak begitu yakin. Tidak akan ada hukuman.”
Hye-sung: “Tidak
ada? Bahkan jika dia menghancurkan hidup seseorang?”
Hakim Kim: “Ya,
tidak ada. Kau bisa mencelanya secara moral, tapi tidak ada menurut hukum.
Tapi, jika itu aku, aku akan memperbaikinya. Jika kau seorang manusia, itulah
yang harus kau lakukan.”
Hye-sung sewot, “Aku
tidak mengatakannya karena kau melakukannya!”
Yang di maksuh
Hye-sung adalah Hakim Seo. Hye-sung pusing, dia memegang kepalanya.
***
Hye-sung duduk di
taman dan berpikir.
“Apakah ini bisa di terima. Seo Dae-suk, bajing*n itu, menghancurkan
hidup seseorang, tapi tidak mau membayarnya? Lalu apa yang bisa aku dapatkan
dari kasus ini? Apakah ada sesuatu? Jika aku mengungkapkan bahwa putri kandung
Hwang Dal-joong adalah Do-yeon, hanya Do-yein, yang tidak mengetahui apapun,
akan terluka.”
Hye-sung
menunjuk-nunjuk kepalanya, “Ah, lihatlah
aku. Sekarang aku mengkhawatirkan Do-yeon? Ada apa denganku? Khawatirkan saja
diri sendiri, diri sendiri!”
Tiba-tiba Soo-ha
datang.
Soo-ha: “Apa kau
sudah selesai?” Soo-ha membungkuk. (cute!)
Hye-sung: “Ada apa?
Bagaimana dengan kelasmu?”
Soo-ha: “Oh, aku
sedang istirahat, jadi aku datang sebentar. Kau akan ke kantor, kan? Ayo pergi,
aku akan mengantarmu.”
Hye-sung: “Ini sudah
dekat. Mengapa kau harus mengantarku?”
Hye-sung memberikan
ponsel lamanya pada Soo-ha.
Hye-sung: “Aku
meminta polisi untuk mengembalikannya padaku. Walaupun itu rusak, aku pikir
mungkin…..”
Soo-ha: “Terima
kasih.”
Soo-ha menarik
tangan Hye-sung untuk cepat pergi. Soo-ha menggandeng tangan Hye-sung, dan
mereka tertawa bersama.
Lalu ada detektif
yang menghampiri mereka. Refleks, Hye-sung melepaskan genggaman tangan Soo-ha.
Detektif 1:
“Pengacara Jang, apa mungkin kau sudah mendengar tentang Pengacara Cha?”
Hye-sung: “Apa?
Mendengar apa?”
Detektif Kang: “Tadi
malam, Pengacara Cha di serang oleh Min Joon-guk.”
Hye-sung terkejut,
“Apa?”
Soo-ha: “Mengapa Min
Joon-guk mencari Pengacara Cha?”
Detektif Kang: “Dia
(KW) mengatakan dia (JG) ingin mengatakan sesuatu pada Pengacara Cha, jadi dia
datang untuk mengatakan kata-kata terakhirnya. Itu terlihat sepertinya Min
Joon-guk akan melihat akhirnya.”
Detektif 1: “Kami
akan mengawasi kalian berdua untuk sementara waktu. Kami berencana untuk
menjaga di dekat kantor dan rumahmu. Jadi, jangan terlalu khawatir.”
Detektif Kang: “Jika
kau mencurigai sesuatu, segera hubungi kami.”
Soo-ha: “Baik.”
Hye-sung: “Apakah
Pengacara Cha baik-baik saja? Bagaimana dengan lukanya?”
Detektif 1: “Dia
terluka di kepalanya, dan tangannya patah.”
Hye-sung tampak
terkejut dan khawatir.
***
Yoo-chang menulis di
gips tangan Kwan-woo.
Kwan-woo: “Apa ini?”
Yoo-chang: “Dengan
usiamu, ini tidak akan sembuh dengan cepat. Ah, aku merasa terganggu.”
Kwan-woo menyindir:
“Terima kasih telah menghiburku.”
Yoo-chang tertawa
senang, “Tidak masalah. Kau hanya mempunyai aku, kan?”
Kwan-woo:
“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan pembela umum yang baru?”
Yoo-chang:
“Pengacara Uhm? Dia benar-benar serius! Dia datang ke kantor subuh, secara
pribadi datang ke tempat kejadian dan mengambil semua pernyataan sendirian.
Untuk kasus penipuan MLM, dia mengatakan semua pernyataan 133 korban akan di
tangani olehnya. Itu benar-benar menjadi kacau!”
Kwan-woo: “Itu tidak
mungkin. Pengacara mengambil semua pernyataan 133 korban?”
Yoo-chang: “Ya. Itu
sangat hebat. Dia berada di mejanya hanya 10 menit dalam sehari.”
Kwan-woo:
“Sepertinya begitu. Karena seseorang yang seperti itu, itulah mengapa aku jatuh
ke tempat kedua.”
Lalu Hye-sung masuk
bersama Soo-ha.
Hye-sung: “Pengacara
Jang, apa yang terjadi? Aku dengar Min Joon-guk datang mencarimu.”
Kwan-woo pada
Soo-ha: “Kau disini? Kau datang?”
Soo-ha membungkuk.
Hye-sung: “Bagaimana
kau bisa mendapatkan luka? Apa kau terluka sangat banyak?”
Kwan-woo tersenyum:
“Ini tidak serius. Aku mencoba menangkapnya dan terjadi kecelakaan. Hadiah uang
untuk menangkap Min Joon-guk sangat besar.”
Kwan-woo tertawa.
Soo-ha: “Mengapa Min
Joon-guk datang mencarimu?”
Kwan-woo: “Dia
datang untuk mengatakan sesuatu oadaku, tapi aku tidak mendengarnya dengan baik
karena aku berkelahi.”
Soo-ha membaca
pikiran Kwan-woo: “Mereka mungkin tidak
mengetahui cerita tentang ayahnya Soo-ha dan Min Joon-guk, kan?”
Soo-ha terkejut,
Joon-guk memberitahu Kwan-woo.
Kwan-woo: “Bagaimanapu,
polisi sangat serius mengenai masalah ini. Mereka akan menyebarkan poster
pencarian dan meningkatkan pengawasan. Kita akan dapat menangkapnya kali ini.”
***
Hye-sung sedang
berdiskusi dengan Pengacara Shin. Tapi dia melamun saat Pengacara Shin sedang
menjelaskan sesuatu. Hye-sung mengingat saat dulu Joon-gu mulai menerornya
sampai Joon-guk melukai Kwan-woo.
Pengacara Shin
mengatakan bahwa mereka perlu mendapatkan test DNA untuk membuktikan Dal-jong
tidak bersalah.
Hye-sung menggebrak
meja, “Tunggu sebentar, Pengacara Shin. Aku akan kembali.”
Pengacara Shin
mengiyakan dalam kebingungan.
Hye-sung masuk ke
ruangan dan menutup pintunya dengan keras.
Pengacara Shin:
“Hey, Yoo-chang. Ada apa dengan Pengacara Jjang?”
Yoo-chang: “Tutup
telingamu atau jantungmu akan copot.”
Pengacara Shin
bingung: “Hem, apa?”
Hye-sung berteriak
dari dalam ruangan: “Min Joon-guk! Jika sapi melahirkan, yang keluar adalah
anak sapi, dan jika anjing melahirkan, yang keluar adalah kau! Min Joon-guk,
kau bajing*n jahat! Aku tidak takut lagi padamu! Aku tidak akan ketakutan
karena kau! Pergiiii!!!”
Pengacara Shin:
“Mengapa dia seperti itu, menjadi sangat menakutkan?”
Yoo-chang: “Dia
seperti itu kadang-kadang, menakutkan.”
Hye-sung keluar
ruangan dengan anggun dan duduk kembali di samping Pengacara Shin.
Pengacara Shin
bertanya dengan hati-hati: “Aku tidak melakukan kesalahan apapun, kan? Jika aku
melakukannya, katakan saja padaku.”
Hye-sung: “Aku
mengerti. Lanjutkan dimana kau tadi berhenti.”
Pengacara Shin: “Di
bagian DNA. Tapi kita tetap belum menemukan putrinya.”
Hye-sung: “Pengacara
Shin, bagaimana jika kita menemukan putrinya? Dan putrinya itu berpikir orang
tuanya sekarang adalah orang tua kandungnya, dan dia hidup dengan tenang. Dia
berpikir orang tua biologisnya adalah orang tuanya yang sekarang, apakah benar
untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya?”
Pengacara Shin
menggeleng: “Tentu saja, tidak---“ Dia meralat ucapannya, “Kita harus
memberitahunya. Ya, disaat ayah biologisnya mencarinya dengan susah payah.”
Hye-sung: “Kau
melihatnya dari sudut pandang Hwang Dal-joong. Tapi tidakkah kita perlu melihat
dari sudut pandang putrinya juga?”
Diperlihatkan
Do-yeon yang sedang berjalan dengan tersenyum senang.
Hye-sung: “Dalam
tujuan merubah persidangan seseorang yang tidak wajar, menggungcang hidup orang
lain yang tidak tahu apapun tentang itu. aku tidak tahu jika itu benar.”
***
Do-yeon masuk ke
kantornya.
Do-yeon: “Ketua
Yang, bisakah aku melihat berkas kasus Hwang Dal-joong?’
Ketua Yang:
“Bukankah itu sudah di ambil Jaksa Cho?”
Do-yeon: “Ini adalah
persidangan juri. Aku memohon dan mendapatkan posisi jaksa ke dua.”
Ketua Yang
tersenyum, “Kau melakukannya. Aku akan membawanya ke sini.”
***
Tampak istri Hwang
Dal-joong terbaring di sebuah ruangan rumah sakit dengan menggunakan alat bantu
pernapasan di lehernya.
Dokter: “Saat ini,
tanggorokan dan esofagus Jeon Young-ja mengalami kerusakan. Dia menggunakan
pipa di batang lehernya dan menderita radang paru-paru. Dan dia mengalami deman
dikarenakan radang paru-parunya.”
Hakim Seo: “Kapan
dia akan mendapatkan kesadarannya kembali?”
Dokter: “Sejujurnya,
sulit untuk dikatakan. Kau harus mempertimbangkan untuk kemungkinan terburuk.”
Dokter pun pamit
pergi, dan Hakim Seo menyunggingkan sedikit senyumnya.
Hakim Seo pun keluar
rumah sakit, saat di dekat pintu keluar, punggungnya di lihat Do-yeon yang
kebetulan berada disana.
Do-yeon: “Ayah?”
Jaksa Cho: “Siapa?
Ayahmu?”
Do-yeon tampak ragu.
Jaksa Cho: “Mengapa
Hakim Seo Dae-suk datang kemari? Apakah dia sakit?”
Do-yeon: “Tidak…aku
pasti salah lihat.”
Jaksa Cho: “Apakah
dia sudah sadar? Apakah kita datang tanpa alasan?” (istri Dal-joong)
Do-yeon: “Tapi,
tetap saja. Kita harus memeriksa statusnya.”
***
Soo-ha masuk ke
kantor Kwan-woo.
Kwan-woo: “Apa kau
datang untuk menjemput Pengacara Jang?”
Soo-ha: “Ya.”
Kwan-woo: “Tapi
mengapa kau datang kemari?”
Soo-ha: “Aku datang
untuk bertanya sesuatu.”
Kwan-woo: “Apa itu?’
Soo-ha duduk, “Apa
yang dikatakan Min Joon-guk padamu?”
Kwan-woo: “Dia tidak
mengatakan apapun.”
Kwan-woo dalam
pikirannya: “Apakah ingatan Soo-ha sudah
kembali? Apakah dia tahu cerita tentang ayahnya?”
Soo-ha: “Ingatanku
sudah kembali, jadi katakan padaku kebenarannya. Apakah Min Joon-guk mengatakan
sesuatu tentang ayahku?”
Kwan-woo: “Seberapa banyak yang dia ketahui? Apakah
dia tahu ayahnya membunuh istri Min Joon-guk?”
Kwan-woo: “Seberapa
banyak yang kau ketahui?”
Soo-ha: “Aku tahu
semuanya. Aku mendengar semuanya dari Min Joon-guk satu tahun yang lalu saat di
pemancingan.”
Soo-ha dalam
hatinya, “Apa yang akan terjadi jika dia
mengatakan padanya (HS) tentang ini? Apakah aku harus memohon padanya untuk
tidak memberitahunya?”
Kwan-woo duduk di
depan Soo-ha, “Apakah kau mungkin memberitahukannya pada Pengacara Jang?”
Soo-ha: “Tidak. Belum.”
Dalam hati: “sepertinya dia akan
memberitahunya.”
Kwan-woo: “Jangan. Bahkan
nanti di masa depan. Aku tidak berpikir Pengacara Jang akan memperlakukanmua
dengan cara yang berbeda jika mengetahuinya. Tapi, ini bukan sesuatu yang akan
ingin dia ketahui. Dan ini adalah sesautu yang dia tidak perlu tahu. ada
kebenaran di dunia yang lebih baik tidak diketahui. Oke? Permulaan dari semua
ini adalah Min Joon-guk, bukan ayahmu.”
Soo-ha terlihat
kesal, “Aku pergi.”
Kwan-woo: “Baiklah.”
Saat Soo-ha sudah
akan keluar, Kwan-woo menganggilnya kembali.
Kwan-woo: “Park
Soo-ha. Jangan membuat penyesalan yang tidak berguna.”
Soo-ha: “Bisakah kau
berhenti? Aku merasa terganggu.”
Soo-ha pun keluar.
Kwan-woo: “Ada apa
dengannya? Aku memberinya nasehat dengan sepenuh hati.”
Lalu telpon kantor
Kwan-woo berdering.
Kwan-woo
menjawabnya: “Halo? Oh, Choi sunbae! Ini sudah lama sekali! Apakah Me-ahri
baik-baik saja? Makan malam?”
Soo-ha di luar akan
kembali ke dalam, tapi berhenti. Dia mengepalkan tangannya dan menghela nafas.
Soo-ha sepertinya kesal sekali. Soo-ha kemudian duduk di sofa lorong.
Soo-ha: “Mengapa dia
selalu membuat orang telihat sangat tidak dewasa dan memalukan? Sangat menyusahkan.”
Soo-ha kemudian
melihat gantungan angelnya.
Note:
No comment.
maaf ya telat lagi, bagian 2 palineg cepat besok pagi aku posting, tapi gak janji lho ya.. :)
alhamdulillah...tx mb
ReplyDeleteAkgggh, ga sabar nunggu part 2nya., mksih mba Mumu...
ReplyDeleteTetap semangaaat.
"Dewi"
thank-s mbak, d tunggu part 2 nya^^
ReplyDeleteYang aku takutin sekarang adalah mendekati ending rahasia ayah Soo Ha pasti kebongkar dan gimana Hye Sung nanggapinnya ...??? >< Kalo Soo Ha juga ga tahu sih ga masalah yaa.. tapiii ini kan Soo Ha merahasiakan lagi dari Hye Sung .. Huwaaaaaa
ReplyDeleteThanks sinopsisnya :) Hwaiting!
ReplyDeleteakhirnya datang juga yg di tunggu2....
ReplyDeleteGomawo Mba... :)
Part 2 nya ditunggu...
ReplyDeleteSemangat...
Aida
Hahaha choi sunbae sma meahri
ReplyDeleteSuasana AGD nih mbak
Waiting for part 2,,,,,
ReplyDeleteSemangat mb
gapapa kok unnie telat yang penting unnie ga bosen nulis IHYV sampe selese. gomawo unnie. saranghae:*
ReplyDeleteSemangat ya sis.....ditunggu heheheheh
ReplyDeletethank you^^
ReplyDeleteMkasih mbk bwt sinopsisnya. Part 2 nya aku tggu., smangaat :D
ReplyDeleteMakaci onnie
ReplyDeleteGomawo unniii,,,readernya slalu setia nunggu kok ˆ⌣ˆ
ReplyDeleteDitunggu Ɣªά̲̣̣̣̥"̮:) mbak part 2 nya...gomawo..
ReplyDeleteThanks sistt... :)
ReplyDeleteDitunggu Ɣªά̲̣̣̣̥"̮:) mbak part 2 nya...gomawo..
ReplyDeleteMksh..
ReplyDeleteDtnggu part 2 nya
S̈є̲м̇ά̲пG̲ά̲τ (งˆ▽ˆ)ง
ceritanya makin seru! :)
ReplyDeletesemoga onnie makin semangat, ya nulisnya! :)
hwaiting onnie!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! :) :) :)
mbaa semangaaatttt yuuaaahhhh hhehe.paling suka liat pict soo ha ngepalin tangan unyuuuunyaaa wkwkwkkw :p
ReplyDeleteIHYV mangnya diperpanjang jd 18 epsd Yªªª mba mumu? Waduh jd makin penasaran aja nih,ga sabar liat endingnya,
ReplyDeletegomawo...
ReplyDeleteditunggu ya part 2 nya :D
gomawo unnie.. lanjutkan!!!
ReplyDeletenae tunggu epi.selanjutnya ^^
ReplyDeleteFighting onii :) aku ngikutin terus loh,,,hehe :D
Preview episode 15 dari soompi yg sudah saya translate, Sebelumnya kak mumu tlg dikasih preview episode 15 dulu dong:
ReplyDeleteSuha: Apakah kau tidak akan bertemu
Jaksa Seo Doyeon lagi?
Hyesung: Kenapa kau bertanya?
Suha: Anda tidak pernah tahu - mungkin jika
saya membaca
pikirannya, aku akan mendapatkan beberapa
informasi.
Doyeon: Jang Hyesung, Anda yang jahat b
****.
Anda panik b ****.
Hyesung: Apakah Anda benar-benar berpikir
Doyeon adalah
benar? Saya tidak bisa mengerti Doyeon.
Suha: Ini ayahnya yang melakukan salah. dan
dia menjadi seperti itu karena dia tidak bisa
percaya. Bagaimana dia bisa memperbaiki
ayahnya?
Hyesung: Apa ibumu seperti?
Suha: Ibuku?
Hyesung: Saya tidak ingat Anda pernah
berbicara
tentang ibumu, itu sebabnya.
Suha: Tidak peduli apa yang saya katakan, tidak
peduli
orang macam apa saya, harap tidak pernah
kecewa padaku.
Kwanwoo: Beberapa waktu lalu, kami
menerima
surat anonim untuk diri sendiri dan
Jjangbyun, dan saya pikir Anda harus tahu.
Suha: Apakah Jjangbyun juga melihat semua ini
surat-surat ini?
Hatuuurr nuhuunn teteeehh... Lanjutkeun... ;)
ReplyDeletelanjutkan noona,, ttp semangat ^^
ReplyDeletethanx mbak sinopsis y :-)
ReplyDeletekoq itu tiba' ada pemain yg main di AGD
emg penulis AGD ama IHYV orang y sama' Y ???????
ditunggu sinopsis selnjutnya :)
ReplyDeleted tunggu lanjutannya ya mba mumu
ReplyDeletesemangatttttt
terima kasih postingannya...
ReplyDeletewaiting part 2..................
ReplyDeletesetiap hari ngintipin blog ini sambil bertanya lanjutannya udah muncul blm ya?
ReplyDelete*deg2an sampek susah tidur nungguin lanjutannya..
thanks buat sinopny..^^
ReplyDeletegomawo kak! ditunggu part 2 nya ya;)
ReplyDeleteheeemmm...
ReplyDeleteklo mau dowlod vidionya dmn ya..???
mohon bntunya yaa
gila gw baca udah kaya nonton aja :D
ReplyDelete