Sinopsis I HEAR YOUR VOICE Episode 14 - 2
Yoo-chang menjadi
wasit latihan Pengacara Shin dan Hye-sung. Hye-sung menjadi pembela, dan Pengacara
Shin menjadi jaksa.
Yoo-chang: “Start!”
Hye-sung: “Terdakwa,
Hwang Dal-joong, setelah di bebaskan bertemu istrinya yang dia bunuh 26 tahun
yang lalu, tidak, yang diduga dibunuhnya, Jeon Young-ja.”
Pengacara Shin:
“Yang mulia, pembela dibingungkan dengan kenyataan yang belum dipastikan
kebenarannya. Nama asli korban di KTP adalah Son Chae-ok dan bukan Jeon
Young-ja.”
Hye-sung: “Dia
membuat identitasnya. 26 tahun yang lalu dia memotong tangannya sendiri dan
berpura-pura sudah meninggal dan menjalani hidupnya dengan nama lain. Jika kau
melihat CCTV, korban, Jeon Young-ja, melihat terdakwa, dan langsung
mengenalinya dan menjadi ketakutan. Itu karena terdakwa adalah suami yang dia
masukan ke penjara 26 tahun yang lalu.”
Pengacara Shin:
“Hakim, seorang wanita yang sendirian di malam hari dan seorang laki-laki
mendekatinya dengan agresif. Siapapun wanita itu, pasti akan ketakutan.”
Hye-sung: “Korban
tidak mempunyai tangan kiri. 26 tahun yan lalu hanya potongan tangan kiri
istrinya yang di temukan. Apakah ini benar sebuah kebetulan?”
Pengacara Shin: “Ini
hanya sebuah anggapan untuk dapat dipercayai bahwa Son Chae-ok dalah Jeon
Young-ja, berdasarkan fakta bahwa dia kehilangan tangan kirinya. Dia seharusnya
membuktikan dengan bukti yang konkrit seperti DNA atau sidik jari.”
Yoo-chang: “Jaksa
menang!”
“Wow!” Pengacara
Shin melonjak kegirangan.
Hye-sung: “Apa kau
senang bahwa kau menang?!” (kan berarti pembela kalah)
Pengacara Shin
menutup mulutnya, “Tidak.”
Yoo-chang:
“Bagaimanapun, sepertinya kita harus menemukan putri Hwang Dal-joong. Tanpa tes
DNA ini akan sulit untuk membuktikan bahwa korban adalah istri Hwang
Dal-joong.”
Hye-sung menggigiti
jarinya lagi sambil melamun.
Pengacara Shin:
“Pengacara Jang, mungkinkah kau sudah menemukan putrinya?”
Hye-sung sedikit
terkejut: “Tidak. Aku belum menemukannya, mengapa?”
Pengacara Shin:
“Jika kau menemukannya dan ragu antara memberitahunya atau tidak…”
Hye-sung: “Tidak
seperti itu.”
Pengacara Shin:
“Jika kau bingung antara memberitahu atau tidak. Mengatakan kebenaran adalah
jawabannya. Aku pikir itu hal yang benar untuk dilakukan.”
(Tadinya aku pikir,
Pengacara Shin bisa membaca pikiran orang juga. Tapi sepertinya memang Hye-sung
orangnya mudah di tebak. ^^)
***
Kwan-woo makan malam
bersama Choi sunbae. (Mungkin sudah banyak yang tahu, karakter Pengacara Choi
ini adalah karakter di drama A Gentlement Dignity. Disambung-sambungin sama
penulisnya. ^^)
Kwan-woo kesulitan
sekali menggunakan sumpit dengan tangan kirinya.
Kwan-woo kesal, “Aku
memakan makanan yang enak dengan cara yang buruk. Mengapa kau memilih hari
seperti ini, sunbae?” (maksudnya di saat
Yoo-chang sulit untuk makan.)
Pengacara Choi: “Aku
tahu. Sekarang melihatmu seperti ini, aku ragu apakah kau cukup hebat untuk
menjadi pengintai di firma hukum kami.”
Kwan-woo:
“Pengintai? Apa maksudnya?”
Pengacara Choi: “Kau
tahu, firma kami kekurangan pengacara dengan latar belakang polisi. Jadi, kami
mencari pengacara yang bagus dan memutusakan untuk merekrut kau. Hakim Kim
Gong-soo juga merekomendasikanmu.”
Kwan-woo: “Hakim
Kim? Mengejutkan sekali.”
Pengacara Choi:
“Mungkin dia menyukaimu. Itu caranya. Bagaimana menurutmu? Aku dengar kau gagal
dalam pemilihan pembela umum.”
Kwan-woo: “Ah,
benar-benar. Gagal sebagai tempat kedua dan itu sangat dekat.”
Pengacara Choi:
“Baiklah. Kau orangnya. Firma hukum kami mempunyai hubungan yang bagus dengan
pembela umum.”
Pengacara Choi
meminta Kwan-woo untuk memutuskan.
Kwan-woo pulang
dengan perasaan gembira.
***
Hye-sung dan Soo-ha
sama-sama sedang belajar.
Hye-sung memikirkan
sesuatu: “Untuk Hwang Dal-joong aku perlu
bertemu dengan Do-yeon dan mengatakan kebenarannya, tapi itu sepertinya terlalu
kejam. Haruskah aku menemui Seo Dae-suk? Haruskah aku mencoba memberitahunya
apa yang dia lakukan di pengadilan? Dia tidak akan mengatakannya dengan pikiran
dingin.”
Hye-sung
menelungkupkan kepalanya ke meja, terlalu keras, dan dia kesakitan.
Soo-ha: “Kau belum
bertemu dengan Jaksa Seo Do-yeon?”
Hye-sung: “Belum.”
Soo-ha: “Kenapa?”
Hye-sung mengangkat
kepalanya, “Bagaimana bisa aku memberitahunya? ‘Ayahmu membuat ayah biologismu
masuk penjara. Dan untuk 26 tahun.’ Jika aku memberitahunya, dengan
kepribadiannya, mungkin dia akan menjadi gila. Begitu juga dengan ibunya. Tapi,
apa kau tahu apa yang lebih lucu? Bahkan jika aku mengungkap semua ini, tidak
ada cara untuk menghukum Seo Dae-suk secara hukum. Apakah itu berperasaan?
Bahkan jika aku mengungkapkan semuanya tidak akan ada hukuman.”
Soo-ha: “Oh..”
Hye-sung: “Tapi,
Pengacara Shin terus mengatakan padaku untuk memberitahunya (Do-yeon). Dan,
bilamana ragu antara mengatakan atau tidak mengatakan kebenaran, mengatakan
kebenaran adalah hal yang benar untuk dilakukan. Apa kau juga berpikir seperti
itu? Haruskah aku mengatakannya, bahkan jika itu akan melukai seseorang?”
Soo-ha tidak segera
menjawab, dia ingat perkataan Kwan-woo sebelumnya, “Di dunia ini ada kebenaran yang tidak perlu untuk diketahui.”
Soo-ha: “Tidak,
jangan memberitahunya.”
Hye-sung: “Benarkah?
Tidak usah memberitahunya?”
Soo-ha: “Ya,
menutupinya saja jika itu berarti akan membantu semua orang.”
Hye-sung: “Pilihan
itu tidak seperti kau.”
Soo-ha: “Apa yang ku
lakukan?”
Hye-sung: “Kau
selalu mengatakan untuk mengatakan kebenaran. Kau tidak mengingatnya? Baik dalam
kasus Seong-bin dan kasus si kembar, kau mengatakan padaku untuk mengungkap
kebenaran. Dan terus seperti itu!”
Soo-ha: “Begitukah?”
Hye-sung: “Ya. Kau
mengatakan padaku bahwa kebenaran selalu menang di pengadilan. Dan kau
mengatakan bahwa aku yang paling buruk.”
Soo-ha tidak begitu
mendengarkan Hye-sung.
Hye-sung bicara
dengan dirinya sendiri, “Wah, aku benar-benar orang yang baik. Aku mendengarkan
semuanya dan mengingatnya dengan baik. Itu tidak mungkin untuk seseorang bahkan
dengan kepribadian yang baik.”
Soo-ha: “Kau
mengatakan kau adalah seseorang yang melompatinya.”
Hye-sung: “Ya.
Bagaimanapun, kau mengatakan padaku untuk tidak memberitahunya, kan? Karena kau
mengatakan hal yang sama, aku melakukan hal yang benar, kan?”
Hye-sung
menelungkupkan kepalanya lagi, “Tapi, mengapa ini terasa seperti kehilangan
akhirnya.”
***
Di pusat tahanan,
Dal-joong terbatuk menahan sakitnya, dan meminum obatnya. Kemudian dia menulis
sesuatu. (mungkinkah surat wasiat?)
***
Hye-sung sedang
makan di restoran. Kemudian datang Do-yeon bersama dengan teman-temannya.
Hye-sung terus
melihat ke arah Do-yeon, dan Do-yeon menyadarinya. Do-yeon pun menghampiri
Hye-sung.
Do-yeon: “Mengapa
kau terus menatapku? Apakah ada seseuatu yang ingin kau sampaikan?”
Hye-sung mengelak:
“Aku tidak menatap.”
Do-yeon: “Kau sudah
mendengarnya, kan? Aku mendapatkan kasus Hwang Dal-joong.”
Hye-sung sedikit
terkejut, “Saat jaksa sudah di tentukan, kau tidak melepaskan kasus itu?”
Do-yeon: “Aku
melakukannya, tapi aku kembali. Tapi, pernyataan dari pihakmu terlihat sangat
menarik. Bukan orang yang dia bunuh, tapi hantu.”
Hye-sung:
“Tinggalkan kasus itu.”
Do-yeon: “Apa?
Apakah kau mengatakan padaku untuk meninggalkannya?”
Hye-sung: “Jangan
mengambil jalan yang salah. Aku memberikanmu nasehat yang jujur.”
Hye-sung terlihat
tulus dengan perkataannya.
Do-yeon frustasi
menggebrak meja, “Ada apa dengan semua orang? Kepala bagian, ayahku, dan
sekarang kau. Mengapa kalian semua menjadi sensitif saat aku tertarik dengan
kasus Hwang Dal-joong? Katakan padaku, apa alasannya? Apa kau tahu sesuatu?”
Hye-sung: “Tidak,
aku tidak tahu. Aku hanya lelah melawanmu.”
Hye-sung kemudian
pergi.
Do-yeon merasa
heran, “Ada apa dengannya?”
***
“Aku datang!”
Hye-sung masuk ke kantornya.
Yoo-chang: “Ssstt..
Pengacara Shin baru saja tidur.”
Hye-sung: “Kenapa?
Apa dia terjaga sepanjang malam?”
Yoo-chang: “Ya. Dia
mengorganisisr kasus Hwang Dal-joong dan kasus lainnya. Dia juga melihat pada
kasus luar negri.”
Hye-sung melihat
Pengacara Shin yang tidur mendengkur.
Hye-sung berjalan
menuju mejanya, “Dimana Pengacara Uhm?”
Yoo-chang: “Dia
pergi untuk konsultasi.”
Hye-sung: “Wow, dia
bekerja sangat keras. Aku belum pernah bertemu dengan Pengacara Uhm sejak dia
datang. Bagaimana dia? Aku mendengar dia mengesankan. Rumahnya bagus, wajahnya
tampan, dan aku mendengar dia sangat komplit dan dia mempunyai karakter yang
sempurna.”
Yoo-chang tertawa:
“Well, apakah dia terlihat seperti itu?”
Pengacara Uhm datang
dengan membawa berkas-berkas dan hidung yang disumpal tissue.
Pengacara Uhm
berkata dengan lantang, “Aku datang!”
Pengacara Shin
sampai terbangun dari tidurnya karena terkejut, “Oh…mengagetkan…aigo…”
Hye-sung
memperhatikan Pengacara Uhm.
Yoo-chang: “Apa
hidungmu berdarah?”
Pengacara Uhm: “Aku
menyelesaikan argumentasi pembelaan tadi malam, jadi aku pikir aku bekerja
melampaui batas.”
Pengacara Uhm
melihat Hye-sung, “Mungkinkah kau…Pengacara Jang?”
Hye-sung mengangguk
pelan.
Pengacara Uhm: “Ah,
akhirnya sekarang aku bertemu denganmu. Ini pertama kalinya aku bertemu
denganmu, aku Pengacara Uhm.”
Pengacara Uhm
menjawab tangan Hye-sung, Hye-sung hanya mengangguk pelan.
Pengacara Uhm: “Kau
cantik.”
Hye-sung: “Ya..”
Hye-sung berbisik
pada Yoo-chang: “Komplit dan sempurna.”
Pengacara Shin: “Hey
Pengacara Uhm. Apa kau akan keluar dari jalur? Kau akan kehabisan batrei.” (bekerja terlalu keras)
Pengacara Uhm:
“Tidak, aku pikir ini semua untuk terdakwa, jadi idak sulit sama sekali.
Lagipula, aku mendapatkan banyak energi.”
Lalu Pengacara Uhm
memberikan banyak bon pada Yoo-chang. Bon ongkos taksi, sewa komputer, dll.
Yoo-chang bingung.
Yoo-chang: “Mengapa
kau memberikn ini padaku?”
Pengacara Uhm:
“Tentu saja, kau menangani pembayaran biaya ini.”
Yoo-chang: “Tidak
ada penggantian untuk biaya semacam ini.”
Pengacara Uhm: “Oh,
itu pasti tidak benar. Ini semua untuk terdakwa.”
Yoo-chang: “Tapi
tetap saja tidak boleh.”
Pengacara Uhm masih
senyum-senyum.
Yoo-chang memanggil
Pengacara Shin, “Pengacara Shin! Biaya semacam ini tidak diganti, kan?”
Pengacara Shin: “Ya,
itu tidak boleh.”
Pengacara Uhm: “Ini
tidak mungkin. Aku sudah menghabiskan 1 juta won untuk itu. Dan aku sudah
menghabiskan 3 juta won untuk membayar taksi saat mewawancara orang-orang.
Tapi, kau mengatkan untuk membayar semua ini dari gajiku?”
Pengacara Uhm mulai
emosi.
Pengacara Shin:
“Tentu saja. Dan juga kita membayar gaji Yoo-chang.”
Pengacara
Uhm:”Mengapa? Mengapa kita harus memberinya gaji?”
Pengacara Shin:
“Karena itu semua sudah termasuk dalam gaji kita. Walaupun ini sangat rumit,
kita harus membayar. Dan juga, kita harus membayar rumah. Dan, kita harus
membayar asuransi kita sendiri.”
Pengacara Uhm tidak
percaya: “Tunggu, apa kau pikir ini masuk akal? Jika kita harus membayar semua
itu lalu apa yang tersisa? Ini sangat membosankan.”
Hye-sung yang sedari
tadi hanya memperhatikan, akhirnya buka suara: “Kau tadi mengatakan bahwa kau
tidak cape sama sekali saat memikirkan terdakwa.”
Pengacara Uhm: “Itu
saat aku pikir ada kompensasi untuk pekerjaan yang sudah aku lakukan. Ini
adalah sebuah pemerasan tenaga kerja yang tidak adil! Sebuah pemerasan! Kita
harus melaporkannya pada Departemen Tenaga Kerja. Aku tidak akan bisa menjadi
seorang pengacara dalam keadaan seperti ini. Aku tidak bisa!”
Pengacara Uhm yang
kesal dan marah pun pergi meninggalkan kantor.
Pengacara Shin
geleng-geleng kepala.
***
Esoknya
(sepertinya), Kwan-woo datang kembali ke kantor pembela umum. Sepertinya
Pengacara Uhm mengundurkan diri dan Kwan-woo sebagai peringkat kedua maju untuk
menggantikannya.
Di lorong, Yoo-chang
menyambut Kwan-woo dengan tangan terbuka akan memeluknya, tentu saja Kwan-woo
menghindar.
Pengacara Shin
tersenyum: “Selamat datang. Apa kau sudah membersihkan kantor itu?”
Kwan-woo: “Ya. Tapi,
mengapa Pengacara Uhm mengundurkan diri? Aku dengar dia sangat bergairah.”
Yoo-chang
menjawabnya: “Dia terlalu bergairah dan kehabisan energi.”
Kwan-woo masuk ke
dalam kantor, ada Hye-sung disana.
Hye-sung: “Kau
datang? Aku dengar kau gagal di posisi ke dua saat wawancara Pembela Umum. Itu
pasti benar.”
Kwan-woo: “Tentu
saja, itu benar.”
Kwan-woo dan Hye-sung
pun kemudian bersalaman dan saling tersenyum.
Hye-sung: “Tapi, aku
kira hanya tempat pertama yang akan datang. Aku kira bagaimana kau mengatakan
nilai wawancaramu bagus adalah kebohongan.”
Kwan-woo tertawa,
“Aku tahu.”
***
Soo-ha bertemu
dengan Seong-bin dan Joon-gi di depan tempat bimbel. (Aku baru sadar, yang
selama ini Soo-ha datangi itu yang di sebut “akademi” maksudnya tempat bimbel
deh, sepertinya..)
Joon-gi memakai
kacamata: “Hey, Park Soo-ha!”
Seong-bin mendekat
pada Soo-ha dan menggandeng tangannya, tapi buru-buru di tarik Joon-gi.
Soo-ha: “Kalian
berdua terus berada di sekitar belakangan ini. Apa yang membawa kalian kesini?”
Seong-bin: “Joon-gi
dan aku mendaftar untuk kelas malam.”
Soo-ha: “Kalian
berdua masuk bimbel?”
Seong-bin: “Kau mungkin
tidak mengingatnya, tapi kita bertiga sangat bagus dalam belajar.”
Joon-gi: “Saat kau
menyelesaikan tesmu, kau selalu datang padaku untuk memeriksa jawabannya. Aku
jadi malas belajar akhir-akhir ini, tapi aku mersa ini waktunya untuk menemukan
kesempatan.”
Soo-ha tersenyum
mendengar perkataan mereka berdua.
Soo-ha: “Teman,
semua ingatanku telah kembali.”
Joon-gi: “Benarkah?”
Soo-ha mengangguk.
Seong-bin:
“Semuanya?”
Soo-ha masih
tersenyum, “Ya..”
Joon-gi merasa
kesal, dia mengeluh pada Seong-bin.
Joon-gi melepaskan
kacamatanya, “aku sudah mengatakan padamu jangan mengatakan kebohongan, benar
kan? Aku tahu itu saat kamu memintaku untuk menggunakan kacamata. Ini
memalukan.”
Seong-bin: “Hebat!
Kau benar-benar hebat. Karena ingatanmu sudah kembali kau pasti ingat kalau aku
jelek dalam belajar.”
Soo-ha: “Ya..”
Seong-bin: “Tapi,
aku tetap akan tetap mendaftar di bimbel. Kau bilang akan masuk ke akademi
kepolisian. Jika aku bertemu dengan standarmu, tidakkah kau pikir setidaknya
aku harus lulus diploma?”
Seong-bin dalam
pikirannya, “Bagaimana jika di bilang itu
pekerjaan berat? Bagaimana jika di menyuruhku untuk berhenti melakukan ini?”
Soo-ha: “Kau bisa
mendaftar di lantai dua.”
Seong-bin tersenyum,
“Baiklah. Ok, ke lantai dua.”
Seong-bin pun pergi.
Joon-gi masih disana
dan berpikir: “Anak ini mulai lagi… aish,
Soo-ha, tidak punya perasaan apapun untuknya. Mengapa dia malah
mempermudahnya?”
Joon-gi melihat
Soo-ha menatapnya, “apa yang kau lihat? Apa kau ingin mengatakan sesuatu? Ah, anak yatim piatu ini. Aku membiarkanmu
karena aku kasihan padamu, tapi, aku melakukannya tanpa alasan.”
Soo-tersenyum,
“Tidak ada. Baiklah, aku masuk dulu.
***
Hye-sung berada di
ATM, sedang mengecek uang gaji yang masuk ke rekeningnya. Lalu dia mendengar
Hakim Kim yang bicara di telpon dengan seseorang yang membicarakan Kwan-woo.
Hakim Kim: “Maafkan
aku. Aku sunggh tidak bisa berkata apa-apa. Aku tidak menyadarinya, Pengacara
Cha ternyata seseorang yang sembrono. Apa maksukmu mengatakan itu? mengapa dia
tertawa pada firma hukum yang bagus milikmu? Mungkin ini pertama kalinya
Pengacara Cha diminta jadi pengintai, jadi dia tidak tahu bagaimana besarnya
posisi itu. Jika itu aku, aku dengan pasti akan masuk ke firma hukum milikmu.
…..”
Hye-sung: “Pengacara
Cha? Pengintai? Apa ini, Pengacara Cha? Mengapa kau berbohong dan membuat orang
laim merasa malu.”
***
Kwan-woo akan
memasuki lift, tapi dia kesulitan dengan tangan yang masih sakit dan banyak
berkas yang di bawanya. Bukannya tombol yang ditekan, dia malah menjatuhkan
berkas-berkasnya.
Hye-sung datang dan
membantu mengambilkan berkas yang terjatuh.
Kwan-woo: “Terima
kasih.”
Hye-sung: “Kau mau
pergi kemana?”
Kwan-woo: “Aku akan
makan sidang lalu pergi ke persidangan.”
Hye-sung: “Lalu
mengapa kau pergi sendiri?’
Kwan-woo: “Aih,
dengan tangan seperti ini aku hanya bisa makan hot dog, sandwich, dan sesuatu
seperti itu. tapi, semua orang benci makanan seperti itu.”
Hye-sung: “Lalu,
maukah kau makan bersamaku?”
Kwan-woo tersenyum:
“Pasti akan sangat bagus.”
Mereka makan bersama
di restoran.
Kwan-woo menyendok
nasinya dengan tangan kiri, Hye-sung mengambilkan telur gulung dan menaruhnya
di sendok Kwan-woo, jadi Kwan-woo tidak kesulitan lagi.
Hye-sung: “Mengapa
kau berbohong?”
Kwan-woo: “Tentang
apa?”
Hye-sung: “Kau
mendapatkan posisi pengintai (Scout). Mereka bahkan mengatakan penawarannya
sangat bagus.”
Kwan-woo: “Oh,
mengapa kau tahu?”
Hye-sung: “Aku
mengetahuinya.”
Kwan-woo: “Aku sudah
memberitahumu, impianku adalah menjadi seorang Pembela Umum. Mimpi lebih
penting daripada scout.”
Hye-sung: “Pengacara
Cha, jika kau datang ke sini karena aku, aku akan merasa terbebani---“
Kwan-woo: “Pengacara
Jang, aku menyukaimu, tapi tidak membuat keputusan karena itu.”
Hye-sung: “Oh,
begitu. Tapi, saat kau membuat keputusan, kau tidak memikirkannya dengan
perjuangan?”
Kwan-woo: “Kapanpun
aku membuat keputusan, aku akan memilih sisi yang aku pikir bahwa itu benar,
walaupun hanya 1% lebih tinggi kemungkinannya.”
Hye-sung: “Tapi,
mereka bilang penawarannya sangat bagus. Kau tidak menyesalinya?”
Kwan-woo: “Itulah
mengapa 1% sangat penting. Jika aku membuat pilihan sebaliknya, aku akan
menyesal sebesar 1% saja.”
Hye-sung memikirkan
sesuatu: “1% sangat penting. Terima kasih Pengacara Cha.”
Kwan-woo: “Untuk
apa?”
Hye-sung tersenyum:
“Semuanya.”
***
Hye-sung memutar di
pintu.
“Aku juga menyukai pilihan Pengacara Cha yang mempunyai 1% perbedaan.
Dan juga, aku selalu menyesali pilihan itu. aku masih menyesal membuka pintu
itu (pintu persidangan ayah Soo-ha).
Jika aku tidak membukanya, semua ini tidak akan terjadi.”
Hye-sung mengingat
perkataan Do-yeon yang sangat menyesal karena tidak masuk saat itu, sampai
sekarang.
“Ini pertama kalinya aku berpikir seperti ini. Jika aku kembali ke masa
lalu aku lalu menolak menjadi saksi, akankan aku menyesalinya sekarang?
Walaupun 1%?”
Hye-sung pun
melangkah pergi dengan mantap.
***
Hye-sung menghampiri
Pengacara Shin di kantor.
Hye-sung: “Pengacara
Shin, aku sudah membuat keputusan.”
Pengacara Shin: “Apa
yang kau putuskan?”
Hye-sung: “Aku akan
mengungkap semuanya. Aku akan menemui putrinya Hwang Dal-joong, dan aku akan
melihat kasus ini sampai akhir.”
Hye-sung pun
mengajak Pengacara Shin untuk Hi-five.
Pengacara Shin:
“Apakah kau menemukan putrinya?”
Hye-sung: “Pengacara
Shin, jangan bertanya padaku bagaimana aku menemukannya. Yang ingin aku katakan
sekarang adalah, dengarkan dan percaya saja padaku.”
Pengacara Shin:
“Oke, oke. Tapi, mengapa yang kau katakan itu terasa sangat menakutkan?”
***
Hye-sung dan Soo-ha
berjalan sambil bergandengan tangan. Soo-ha melihat mobil yang mengikuti
mereka, kemudian dia pindah ke sisi dekat jalan.
Hye-sung menoleh ke
belakang, “Oh, itu mobil detektif. Sampai Min Joon-guk ditangkap, mereka akan
melindungi kita dengan mengikuti kita.”
“Oh..” Soo-ha
melepaskan gandengan tangannya. Hye-sung mengambil tangan Soo-ha dan
menggandengnya lagi.
Soo-ha melihat ke
belakang, “Kau tidak peduli?” (sebelumnya kan Hye-sung melepaskan gandengan
tangan mereka kalau ada orang lain yang melihat.)
Hye-sung: “Tentang
apa?”
Soo-ha: “Kau tidak
suka berpegangan tangan di depan orang lain.”
Hye-sung: “Tidak
lagi. Aku memutuskan untuk tidak membencinya. Aku 1% lebih menyukainya.”
Soo-ha mendekatkan
wajahnya pada Hye-sung: “Apa artinya?”
Hye-sung: “Kau tidak
perlu mengetahuinya. Jangan baca aku.”
Soo-ha kemudian
merangkul Hye-sung.
Hye-sung: “Huh?”
Soo-ha: “Kau
mengatakan memilih untuk tidak membencinya, ayo pergi.”
Mereka berdua pun
pergi dengan tersenyum.
***
Hye-sung menatap
dirinya sendiri di depan cermin.
“Aku bisa melakukannya. Aku akan melakukannya dengan baik. Aku akan
menemui Seo Dae-suk, dan akan mengatakan padanya bahwa aku ingin mengatakan
sesuatu. Mendengarkan apa yang akan dia katakan, lalu kembali.”
Soo-ha melihat
Hye-sung.
“Jangan menoleh kembali. Jangan pernah. Aku sempurna sekarang.”
Soo-ha: “Kau
terlihat sangat gugup.”
Hye-sung: “Gugup
(Gin-jang)? Apa itu? apakah adik dari pabrik (Gong-jang)?”
Soo-ha: “Cara
berpakaianmu tidak jelek, tapi jangan melakukannya dengan rok hitan dan kaos
itu.”
Hye-sung melihat
pakaian yang dikenakannya, kemudian berlari ke kamar untuk berganti pakaian.
Saking gugupnya dia salah memilih baju.
***
Hakim Seo disambut
oleh staffnya di depan gedung. Ada Hye-sung yang menghampiri.
Hye-sung: “Apa
kabar, Kepala Seo?”
Hakim Seo: “Apa yang
membawamu ke mari?”
Hye-sung: “Ada yang
ingin aku katakan padamu.”
Hakim Seo:
“Mengatakan apa?”
Hye-sung: “Katakan
pada orang-orang di belakangmu untuk pergi. Ini tentang kasus Hwang Dal-joong.”
Hakim Seo pun
menyuruh para staffnya untuk masuk terlebih dulu.
Hye-sung: “Aku akan
menangani kasus Hwang Dal-joong kali ini. Namu, saat aku menyelidiki aku
menemukan suatu kebenaran yang menarik.”
Hakim Seo: “Apa yang
ingin kau katakan?”
Hye-sung: “Hwang
Dal-joong menerima perlakuakn tidak adil dengan di penjara selama 26 tahun.”
Hakim Seo: “Apa kau
datang untuk memberitahuku tentang keputusan itu? keputusan yang aku buat 26
tahun yang lalu?”
Hye-sung: “Keputusan
itu bukan kesalahanmu. Korban telah merencanakan untuk memalsukan bukti. Bukan itu
yang disini ingin aku masalahkan. Tapi…”
Hye-sung mendekat, “…mengetahui
kebenarannya dan bertingkah seperti kau tidak tahu, aku pikir, itu sesuatu yang
tidak bisa dimaafkan.”
Hakim Seo: “Aku tidak
mengerti apa yang sedang kau katakan padaku. Aku tidak pernah merasa malu untuk
26 tahun terakhir ini sebagai hakim.”
Hye-sung tersenyum
tipi, “Kau sangat konstan, kepala.”
Hye-sung meniru
kata-kata Hakim Seo waktu dia menuduh Hye-sung menembak mata Do-yeon dengan kembang
api.
Hye-sung: “Kepala
Seo, sekarang aku tidak mendengarkanmu karena aku percaya padamu, tapi karena
aku menunggu.”
Hakim Seo: “Apa yang
kau tunggu?”
Hye-sung: “Menunggumu
mengakui kesalahanmu, menyesalinya, dan meminta maaf. Mengakulah sekarang, dan
minta maaf dengan sungguh-sungguh pada Hwang Dal-joong. Maka ini semua akan
berakhir disini. Tapi jika kau mencoba menyangkalnya sampai akhir, aku
berencana untuk melihat akhirnya.”
Hakim Seo: “Akhir? Apa
akhirnya? Aku ingin tahu.”
Hye-sung: “Apa itu
artinya kau tidak akan meminta maaf?”
Hakim Seo berteriak:
“Aku tidak punya alasan untuk minta maaf!”
Hye-sung menghela
nafas, “itu jawaban yang aku pikir akan aku dapatkan. Aku datang dengan sedikit
rasa hormat padamu, Kepala. Dengan hubungan kita dari 11 tahun yang lalu. Aku tahu
apa yang kau maksud, jadi aku pergi sekarang.”
Hye-sung membungkuk
dan berbalik, lalu dia kembali lagi, “Oh ya, aku mengatakan ini padamu jika
saja—aku tidak berpikir kau akan menggunakan taktik murhan, tapi jika kau
merencanakannya, jangan lakukan. Sekarang, polisi bertindak seperti pengawalku
24 jam dalam 7 hari.”
Hye-sung menunjukkan
detektif yang mengikutinya. Hakim Seo terlihat sangat marah.
Hye-sung berbalik dan
berkata sendiri, “Jang Hye-sung, mengagumkan, benar-benar keren. Ibu, kau
melihatku kan? Karismaku yang terbaik, kan?”
***
Saat berjalan,
tiba-tiba Soo-ha datang.
Soo-ha: “Apa kau
benar-benar tidak mempunyai rasa takut sedikitpun?”
Hye-sung: “Bagaimana
kau bisa datang kesini?”
Soo-ha: “Aku membaca
pikiranmu tadi pagi.”
Soo-ha menawarkan
lengannya untuk di gandeng, dan di sambut oleh Hye-sung. Kemudian mereka
berjalan bersama.
Hye-sung: “Apakah
mungkin kau membaca pikiran Hakim Seo? Apakahh terlihat dia akan meminta maaf?”
Soo-ha: “Tidak. Tidak
sama sekali.”
Hye-sung: “Benar,
aku tahu itu. Sekarang, giliran Do-yeon?”
***
Do-yeon sedang
berdiskusi bersama timnya.
Jaksa Cho: “Pertama,
Hwang Dal-joong akan berkeras bahwa korban Son Chae-ok adalah Jeon Young-ja
yang meninggal 26 tahun yang lalu. Pembela akan menuntut pembebasan atau
penyataan tidak bersalah, dan terakhir mereka akan mencoba meminta keringanan
hukuman.”
Do-yeon: “Apakah itu
berperasaan, mereka meminta pembebasan atau tidak bersalah? Dia telah menikam
seseorang.”
Jaksa Cho: “Aku
tahu. Tapi jika korban benar istrinya dari 26 tahun yang lalu, dia akan merasa
sedikit terhina. Karena dia menghabiskan hidupnya di penjara untuk membunuh
seseorang yang ternyata masih hidup.”
Kepala Yang: “Bukankah
dia memiliki waktu terbatas karena tumor otaknya yang ganas?”
Do-yeon: “Percobaan
pembunuhan tidak bisa dengan mudah dimaafkan, karena penjahatnya memiliki
penyakit. Dan ini bukan seperti Jeon Young-ja dan Son Chae-ok adalah orang yang
sama.”
Jaksa Cho: “Ini
persoalan terpisah dan itulah yang akan kita debatkan.”
Do-yeon: “Hye-sung
selalu seperti ini. Aku pikir dia menjadi seorang pengacara dengan tujuan
membingungkan profesi hukum.”
Hye-sung datang ke
kantor Do-yeon. Jaksa Cho menyarankan Do-yeon untuk menemuinya.
***
Soo-ha menuju keramaian,
semacam pusat perbelanjaan. Dia memandang ke sekeliling.
***
Do-yeon menyajikan the
bunga krisan untuk Hye-sung.
Do-yeon: “Apa
alasannya? Ini pertama kalinya aku menemuimu di sini.”
Hye-sung: “Aku tahu.”
Do-yeon: “Apa yang
terjadi?”
Hye-sung terlihat
sulit sekali mau mengatakan sesuatu.
***
Soo-ha berjalan dan
melihat pikiran dua orang sahabat, siswi sekolah.
Gadis 1: “Apa yang
harus ku lakukan? Aku benar-benar tidak bisa mengerjakan ujian Bahasa Inggris
hari ini.”
Gadis 2: “Apa kau
pikir aku melakukannya dengan baik? Aku juga tidak bisa berpikir apapun. Bagus! Kali ini aku akan bisa berada di
peringkat pertama.”
Gadis 1: “Benarkah? Apa
yang terjadi padamu? Kau bisa dalam masalah. Ah, menyebalkan.”
Soo-ha memandangi
mereka, dan berkata dalam hatinya.
“Baik di dunia atau dalam sebuah hubungan, yang membuat kedamaian lebih
banyak kebohongan dari pada kebenaran. Kebohongan untuk sementara waktu
mencegah konflik, membiarkan kegelisahan untuk tertidur.”
Kemudian Soo-ha
melihat seorang pria yang menawarkan dagangannya.
Penjual: “Ini
benar-benar barang diskon. Harganya lebih rendah daripada di tempat lain.”
Pembeli: “Benarkah? Apa
ini? Ini harga aslinya 4000 won, tapi kau memberinya 6000 won.”
Penjual marah, “Ah,
mengapa kau melapasnya?”
Soo-ha: “Kebenaran lebih tidak nyaman daripada
kebohongan, kebanyakan orang tidak memperdulikan kebenaran. Aku juga sama.”
Soo-ha mengenakan
headsetnya kembali.
***
Hye-sung: “Kau
mungkin sudah tahu. Pihakku akan berargumen bahwa yang diduga meninggal 26
tahun yang lalu, Jeon Youn-ja, dan korban Son Chae-ok adalah orang yang sama.”
Do-yeon: “Ya, aku
tahu. Tapi, aku mendengar tidak ada cara untuk membuktikannya. Apakah ini
argumen yang tidak beralasan? “
Hye-sung: “Ada satu
cara untuk membuktikannya. Kami menemukan petri dari Hwang Dal-joong dan Jeon
Young-ja.”
Do-yeon: “Benarkah?
Apa kau sudah melakukan tes DNA?”
Hye-sung: “Kami akan
melakukannya.”
***
Soo-ha melihat foto
ibunya di gantungan angel itu.
“Mengatakan kebenaran selalu menyakitkan. Itulah mengapa, kadang aku
menutup mataku di depan kebenaran itu.”
***
Do-yeon: “Mengapa kau
mengatakan ini padaku? Di persidangan kau bisa memperlihatkannya sebagai bukti.”
Hye-sung berkata
tanpa ekspresi: “Aku membutuhkanmu.”
Do-yeon: “Aku? Mengapa?”
Hye-sung: “Kau
adalah putri kandung Hwang Dal-joong, Hwang Ga-in.”
Do-yeon: “Apa?”
Hye-sung: “Maafkan
aku, Do-yeon.”
Terdengar suara
Soo-ha: “Bagaimnapun, sebelum seseorang
menyadarinya, Jeanne d’Arc-ku daripada aku, yang melihat kebenaran.”
Note:
Cuma mau bilang, ALHAMDULILLAH............. :)
mkasih mba..Mba yg jd Hyesung ini klo ga slh pacarnya JISUNG yg di "protect the bos" ya??
ReplyDeleteyup:))
Deletewaaaaaaa daebakkk eoniii
ReplyDeletelanjutkannnnn,
semangat terussss \(^o^)/
Akhirnyaaaaaaa.....gamsahabnida onnie *_*
ReplyDeleteAyo eonii smangat bwt nerusin sinopsisnya..makin penasaran ma klanjutannya
ReplyDeleteAyo eonii smangat ya bwt nerusin sinopsisnya..makin penasaran ma klanjutannya
ReplyDeletemakasih eonii,, qku suka drama ini. gomawo
ReplyDeleteDo Yeon, mana ekspresinyaa ???? :D ditunggu kelanjutannya Mumu Eonni ^^
ReplyDeleteDAEBAK!! ditunggu ep 15nya ya kak!:)
ReplyDeleteAnonymous : Benar bgt...Lee Boo Young emang pacarnya Ji Sung "Protec The Boss" di dunia nyata...
ReplyDeletesrius,yaaaahhh,pdhl udah cocok bgt sm yg jd sooha,walo lbih tua,he..
DeleteHarus Happy Ending,oke dikitlagi Final .Fighting!!!
ReplyDeletemakin lama Kdrama ini bikin penasaran,,, bikin tiap hari mesti cek bwt nunggu sinopnya,,, noona lanjutin ya,, harus ttep semangat ^o^
ReplyDeleteMakasih mba. Ditunggu ep selanjutnya.
ReplyDelete-yumenas-
penasaran banget sama hasil case ini dan juga case min joon guk...galau banget dehhhh
ReplyDeletebaru kali ini mantengin sinopsis Kdrama.. tiap ada waktu luang langsung buka deh.. kali aja udah ada sinopsis selanjutnya.. dramanya bikin penasaran.. moga happy ending ( soo-ha with hye-sung )..
ReplyDeletesmangat mba... fighting!!
alhamdullillah udah keluar sinopsis 14-2nya.... makin seru, nih.... tinggal beberapa episode lagi. makin semangat, ya nulisnya! :)
ReplyDeleteaku lebih menghawatirkan antara hubungan hye-sung dan pak soo ha :(
ReplyDeleteAku harap di-ENDingnya HAPPY END,,Aa-miin ^^
Semangat buat onii,, :)
Wɑ̤̈̊h...makin seru....ditunggu episode selanjutnya..
ReplyDeleteakhirnya...... terima kasih eonni^^
ReplyDeleteditunggu eps selanjutnya ya <3
Dlu pas diawal2 episode kn ada orang yg gk bsa liat soo ha kn yaa. . .smpe skrg blum ada jwban.nya knpa ,, pnasaran bgt aku ..
ReplyDeleteok smangat buat episode 15 ya mbk mumu ! :)
Ditunggu ep 15 nya mbak , semangat ya mbak ^^
ReplyDeletesemangat eonni buat ep.15..
ReplyDeletednger" IHYV bkal dperpanjang 2episode..
jd ad 18 episode..
huuuaaaaa.. jd makin penasaran deh.. :D
aku masih ngga ngerti pas bagian akhirnya.......mksudnya soo haa ituu appaan sii???
ReplyDeletegallauu niih klo hye sung tau klo soo haa bohong sama diia mslh ayahnya soo haa itu...
addduuhhhh moga happy end dehh....
eonni gomawo buat sinopsisnya,,aku pikir drama korea ini gga asik ceritanya,,tapi pas baca sinopsis yang pertama sampe sekarang ep 14,,hwaiting buat episode selanjutnya,,, ^_^
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya sinopsis episode 14 muncul jg hehehe
ReplyDeleteMakin ... makin ..makin penasaran dg endingnya
Mksh y mba ... ditunggu episode selanjutnya
ini berakhir sampai episode berapa ya??? kok kelihatannya masih panjang... penasaran sama akhirnya n motif min joon guk membunuh ayah park so ha
ReplyDeletembk klo bleh thu ep 15 ny kapan ya...?
ReplyDeletema'af soalny aq dri kmren bolak-balik kesni trus... :)
aku jarang suka drama kayak gini, biasanya drama komedi+romantis
ReplyDeletetapi yg satu ini bikin penasaran
akhirnya mau selesai juga.... gak sabar nunggu sinopsis berikutnya
eonni... hwaiting
@rhinee89
Kyaaaa.....
ReplyDeleteSip°º;)☺SiiiiiiP({})({})SiiiiP☺º° (y)
Tetep S̈є̲м̇ά̲пG̲ά̲τ (งˆ▽ˆ)ง mumu....
Semngat semngat!!!
ReplyDeletesemakin seru...
ReplyDeleteLanjutkan secepatnya ya..
Fighting!!
penuh tanda tanya??????????????
ReplyDeleteterus smangat eonni..
ReplyDeleten thanks buat sinopny..^^
Suka hubungan pertemanan Hye-SUng& Do-Yeon yang Love-hate hahahahaha, senengnya Su Ha dan Hyesung akhirnya bersama ayee!!!...>,<
ReplyDeleteMaaf ya..kayaknya hyesung bkn yang di protect the boss deh..mirip mungkin. aah gak taulah tapi kok feelnya beda
ReplyDeleteHihihi, choi yoon jadi seniornya pengacara Cha...
ReplyDelete