Sinopsis LET’S EAT Episode 6 – 2

Kyung Mi mengukus dumpling yang dia buat. Asap panas masih mengepul, tapi Hoon Young dan Duk Young segera mengambil dumpling itu dengan tangan. Kyung Mi berteriak melarang anak-anaknya mengambil dumpling menggunakan tangan, dia sudah bilang untuk menggunakan garpu. Tapi akhirnya Kyung Mi membiarkan mereka, “Makan saja dengan nikmat. Aku membuatnya ratusan bahkan punggungku patah karenanya.”

Sementara Kyung Mi mengeluh kesakitan, Hoon Young dan Duk Young melahap dumplingnya dengan em, nyam..nyam.. tak lupa cocol sausnya.

Jin Yi datang, Kyung Mi memuji Jin Yi yang bisa menemukan rumahnya. Kyung Mi mengajak Jin Yi masuk. Kyung Mi menyuruh anak-anak untuk memberi salam pada Jin Yi Noona, yang tinggal disebelah Soo Kyung Auntie.

Duk Young terpesona melihat Jin Yi dan menjatuhkan dumplingnya. Jin Yi melambaikan tangan memberi salam, Duk Young tersenyum. (ckckck..)

Jin Yi memakan dumplingnya, Duk Young melihatnya masih tersenyum.

“Eonni, ini benar-benar enak. Lain kali, membuatnya bersamaku. Itu mimpiku untuk membuat dumpling.”

Kyung Mi meminta Jin Yi menunggu. Dia lalu membawakan bungkusan dumpling untuknya dan Soo Kyung. Kyung Mi mengingatkan agar dumplingnya disimpan di freezer. Jin Yi berterima kasih, dan mengajak Jin Yi untuk datang ke rumahnya nanti malam. Jin Yi mengajak Kyung Mi mengadakan pesta akhir tahun bersama Soo Kyung. Duk Young angguk-angguk.

“Itu sangat mudah kau katakan. Bagaimana bisa aku menikmati pesta semacam itu saat aku harus membesarkan anakku dan mengurus mertua? Dan aku harus pergi ke Jeongdongjin malam ini.”

“Ke Jeongdongjin? Kenapa?”

“Bodoh! Kau bahkan tidak tahu itu? Di hari pertama Januari, jika kau membuat permohonan sambil kau melihat matahari terbit, maka itu akan menjadi kenyataan.” Ujar Hoon Young dengan nada tinggi.

Kyung Mi memarahi Hoon Young untuk memperhatikan tatakrama saat bicara pada orang yang lebih tua. Kyung Mi menjelaskan bahwa Hoon Young mendengarnya dari sekolah TK-nya, dan dia merajuk ingin pergi kesana, jadi mau tidak mau mereka harus pergi.

Jin Yi lalu pamit. Duk Young merajuk, meminta Jin Yi untuk main dulu baru pergi. Ji Yi meminta maaf, dia sedikit sibuk. Jin Yi akan datang lagi untuk bermain lain kali. Jin Yi mencium pipi Duk Young. Duk Young memegang pipinya sambil melihat kepergian Jin Yi.

Hoon Young: “Hei! Apa permohonanmu? Aku akan memohon mereka akan membelikanku x, y, z, semuanya!”

Duk Young masih sambil memegang pipinya, “Aku…akan memohon agar cinta pertamaku menjadi kenyataan.”

(haha..Duk Young jatuh cinta sama Jin Yi..)

***

Soo Kyung mengetik sms di toilet, “Maafkan aku Dae Young. Sebenarnya orang yang melaporkanmu..adalah aku.”

Tapi Soo Kyung menghapusnya kembali, dan menutup ponselnya. Soo Kyung mendesah, apa yang harus dia lakukan. Soo Kyung lalu membuka coklatnya, namun coklatnya patah. Soo Kyung kesal.

***

Hak Moon, Kyu Shik, dan Do Yeon menunggu Soo Kyung dengan kesal. Soo Kyung masuk dengan menunduk, merasa bersalah.

Do Yeon berkacak pinggang, “Kepala Lee! Mereka bilang Goo Dae Young bukanlah kriminal.”

Hak Moon bangkit dari sandarannya, “Kepala Lee! Mengapa kau sangat gegabah? Maksudku…aigo! Aku mempekerjakan seseorang sebagai Kepala Staf.”

Bukan seperti itu, Soo Kyung berusaha menjelaskan keadaannya. Hak Moon menyela, apakah Soo Kyung adalah seorang detektif. Jika Soo Kyung begitu ingin melihat bukti di sekitar dan menangkap kriminal, maka Soo Kyung bisa berhenti dan mengambil ujian polisi.

Setelah membentak Soo Kyung, Hak Moon masuk ke dalam ruangannya. Soo Kyung hanya bisa menunduk.

Kyu Shik: “Aigo! Aku juga berpikir bahwa dia bukan penjahatnya. Aku…dia orang baik yang bahkan seseorang yang benar-benar tidak dikenal akan memberikannya uang seratus ribu dolar. Itu tidak masuk akal bahwa orang seperti itu akan melakukan penyerangan ‘jangan tanya’.”

Do Yeon: “Aku benar-benar kecewa padamu, Ketua Lee! Pastikan kau meminta maaf pada Goo Dae Young!”

Setelah membentak Soo Kyung, Do Yeon pun masuk ke dalam ruangannya. Soo Kyung mendesah kesal, dan berjalan menuju mejanya. Soo Kyung menelungkupkan wajahnya di meja.

Kyu Shik berjalan menghampiri Soo Kyung, karena ketakutan yang berlebihannya itu Kyu Shik tahu bahwa suatu hari So Kyung akan berada dalam masalah besar. Dae Young pasti akan marah. Dia kehilangan seratus ribu dolar karena Soo Kyung. Kyu Shik meminta Soo Kyung melihatnya.

“Aku akan meminta maaf!” Soo Kyung berteriak kesal.

“Bukan itu. Dari pandangan Dae Young, jika kau, Ketua Lee, tetap diam, dia tidak akan mengetahui kau melaporkannya, kan? Jadi, tetap diam. Apa jadinya jika kau tanpa perlu mengatakan itu, dan dia memintamu untuk mengganti kerugian seratus ribu dolar, maka apa yang akan kau lakukan? Aigo! Benar-benar. Bahkan dalam pandangan Dae Young, itu mungkin lebih baik baginya untuk tidak mengetahuinya. Jadi, jangan membuat masalah, dan tetap diam.” Kyu Shik memberikan saran.

***

Dae Young keluar dari laundry. Ahjussi laundry mengejar Dae Young keluar dan bertanya akan diapakan baju yang ditinggalkan Dae Young, apakah akan dicuci. Dae Young meminta ahjussi untuk membuangnya saja. Ahjussi bilang baju itu masih bagus.

“Karena pakaian itu, aku benar-benar mengalami kemalangan. Aku benar-benar tidak ingin menggunakannya lagi.”

Ahjussi pun bertanya apakah dia boleh menggunakan pakaian Dae Young itu. Dae Young mempersilahkan.

Ketika berbalik, didepan Dae Young muncul Jin Yi yang langsung bertanya apakah Dae Young sibuk hari itu, Jin Yi tidak bisa menghubunginya. Dae Young ingin menjelaskan, tapi tidak jadi. Dia hanya bilang sesuatu telah terjadi.

Karena Dae Young lapar, dia mengajak Jin Yi untuk makan bersama. Dae Young mengusulkan makan masakan tahu, Dae Young membutuhkan beberapa tahu. Jin Yi setuju, dan bertanya haruskan dia menghubungi Soo Kyung untuk datang juga. Jin Yi juga hendak memberikan sesuatu pada Soo Kyung. Dae Young mempersilahkan. Mereka kemudian jalan bersama.

***

Soo Kyung sedang melamun di kantor, dia kemudian mendapatkan pesan dari Jin Yi yang mengajaknya makan tofu bossam bersama. Soo Kyun tertarik, tapi begitu Jin Yi mengirim sms lagi bahwa mereka akan pergi bersama Dae Young, Soo Kyung memutuskan untuk tidak pergi dan beralasan akan lembur.

Hak Moon keluar ruangannya hendak pulang. Dia juga mempersilahkan Soo Kyung untuk pulang, karena Do Yeon dan Kyu Shik akan pulang langsung ke rumah dari luar kantor. Lalu Hak Moon juga mengatakan Soo Kyung bisa menumpan di mobilnya. Hak Moon hendak bertemu dengan orang dari stasiun penyiaran, yang melewati rumah Soo Kyung.

“Ah, tidak apa-apa. Kau tidak usah mengantarku.” Soo Kyung menolak.

“Siapa yang bilang aku akan mengantarmu? Dalam perjalanan, monitoring program didalam mobil, dan baca komen penonton do kolom pesan. Setelah itu aku akan punya sesuatu untuk dikatakan saat aku bertemu dengan sutradara program.”

Soo Kyung bilang Hak Moon seharusnya sudah memonitor hal itu seperti sebelumnya. Hak Moon bilang dia sudah akan melakukannya tapi dia sibuk sejak semalam, jadi dia tidak bisa melakukannya. “Siapa? Karena seseorang yang memojokkan orang yang tidak bersalah menjadi seorang penjahat.”

Soo Kyung menunduk. Hak Moon menyuruh Soo Kyung cepat bersiap dan keluar. Soo Kyung bilang bagaimana bisa semua adalah kesalahannya. Dia merasa terganggu. Soo Kyung mengambil tasnya dengan kesal.

***

Diperjalanan, Soo Kyung membaca komentar penonton yang semuanya ditujukan untuk MC Talk Show tersebut. Hak Moon bertanya apakah tidak ada komentar penonton tentang dirinya. Ternyata ada, Soo Kyung membacakannya.

“Pengacara Kim Hak Moon. Bagaimana bisa namamu Hak Moon? Namamu terdengar tidak bagus.” (Hakmoon means asshole)

Hak Moon yang tadinya tersenyum, berubah menjadi kesal. Dia meminta ponsel Soo Kyung untuk membacanya sendiri. Hak Moon kesal, dan meminta Soo Kyung menuliskan sebuah komentar. “Itu bukanlah ‘hakmoon’ tapi ‘Hak Moon’, jika kau terus menuliskan komentar seperti itu, kau bisa dituntut untuk komentar buruk.”

Soo Kyung lalu terdiam. Hak Moon menegurnya, kenapa Soo Kyung tidak melanjutkan membaca komentar. Soo Kyung bilang hanya itu komentar yang dituliskan untuk Hak Moon. Hak Moon tak percaya.

“Ketua Lee! Daripada kau menghabiskan waktu melihat blog aneh itu, tuliskan komentar di kotak pesan seperti itu. Seperti kau adalah penonton.”

“Seperti aku adalah penonton?” Soo Kyung tak percaya dia disuruh berbohong.

“Apakah aku melakukannya hanya untuk keuntunganku? Hanya jika aku melanjutkan dalam panel itu, firma kita akan mendapatkan publisitas.”

Soo Kyung diam saja. Hak Moon kembali bertanya apa yang dilakukan Soo Kyung, mengapa tidak menulis komentar sekarang juga. Soo Kyung kesal, tapi mengiyakan juga.

Hak Moon melirik Soo Kyung dan bertanya, “Tapi…saat kau menyaksikan kejadian penyerangan, apakah kau benar-benar kontak mata dengan penjahatnya?”

“Well..aku ragu. Dia menolehkan kepalanya melihatku sekilas. Tapi itu gelap, jadi…”

“Jadi? Kau tidak bisa melihat wajah penjahatnya dengan jelas karena itu gelap, tapi kau yakin itu Goo Dae Young, dan membuat sebuah laporan? Benar-benar! Ketua Lee! Apakah kau sangat mempercayai matamu? Kau bahkan tidak mengingat orang yang memberikan hadiah di depan matamu.” Hak Moon keceplosan.

Soo Kyung menoleh bingung, tapi tak berkata apapun. Hak Moon juga melirik, lalu dia berkata agar Soo Kyung tidak terlalu percaya diri. Soo Kyung terlalu curigaan pada orang lain. Apa bagusnya memiliki percaya diri yang terlalu berlebihan pada diri sendiri.

Lalu Hak Moon melihat Soo Kyung yang mual, Hak Moon bertanya Soo Kyung kenapa. Soo Kyung bilang, dalam mobil yang berjalan dan mencoba menulis sesuatu di ponsel, dia merasa mual. Hak Moon tak percaya Soo Kyung melakukan hal seperti itu.

***

Dae Young dan Jin Yi sudah berada di sebuah restoran. Hidangan sudah tersaji di atas meja. Dae Young hendak makan, dia melihat Jin Yi yang masih bengong dan bertanya mengapa Jin Yi tidak makan.

“Huh? Oppa, apakah kau tidak akan melakukannya hari ini?”

“Itu? Apa?”

Jin Yi pun menirukan gaya menjelaskan makanan yang biasa dilakukan Dae Young sebelum makan, “Tahu ini! Kelembutan dan kehalusannya seperti kain yang terbuat dari sutra asli. Uh.. bossam kimchi seperti sulaman rumit dalam kain sutra. Jadi, saat kau memasukkan keduanya kedalam mulutmu..semua rasanya serasi, dan itu seperti pakaian yang utuh.”

Dae Young tersenyum, “Hei! Aku tidak bisa mengerti sama sekali apa yang kau katakan.”

Ji Yi juga tersenyum, “Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi yang aku katakan, ‘Bergembiralah!’”

Dae Young mengiyakan. Dae Young lalu menuangkan arak beras untuk Jin Yi. Dengan tofu bossam, arak beras adalah pasangan yang cocok. Jin Yi meminum arak berasnya, mereka bersulang. Dan, makan taaahuuuu….. seperti biasanya dengan sangaaaatttt lezaaattt…. Pake acar bengkoang dan daun selada. (ah, jadi pengen bikin…tahu campur kimchi, pake acar.. ayayayayayayyyy)

Dae Young bertanya bagaimana bisa Jin Yi makan dengan keraskusan hampir sama seperti Soo Kyung. Jin Yi tidak sadar, benarkah. Dia merasa akan sangat menyenangkan jika Soo Kyung bisa datang juga. Dae Young membenarkan, tapi Soo Kyung sibuk. Dae Young bertanya lagi, apakah Jin Yi pergi ke suatu tempat hari ini, Jin Yi berdandan.

Jin Yi membenarkan, “Aku pergi mengunjungi ayahku di penjara. Benar! Kau makan tahu jika kau habis dipenjara. Saat ayahku keluar, aku harus datang kesini.”

“Oh! Itu benar-benar mengagumkan. Bagaimana bisa kau selalu sangat ceria?”

“Ada sesuatu yang selalu ayahku katakan. ‘Jika kekhawatiran pergi menjauh dengan mengkhawatirkannya, maka tidak akan ada kekhawatiran.’ Itu adalah pepatah Tibet. Jika tekanan hilang karena kau tertekan, maka tidak akan ada apapun untuk dirasakan dengan tertekan.” (eh, aku sebenarnya belum ngerti nih..)

Dae Young bilang yang Jin Yi katakan itu benar. Karena Jin Yi, dia bisa tertawa. Dae Young mengelus kepala Jin Yi. Jin Yi merasa malu. Lalu Jin Yi mengajak Dae Young matahari terbit. Dae Young setuju, dan mengajak Jin Yi pergi dengan mobilnya. Dae Young juga meminta Jin Yi menghubungi Soo Kyung.

Jin Yi tersenyum senang, “Seperti dugaan. Oppa, kau yang terbaik.”

*** ***

Soo Kyung sampai di depan gedung apartemen. Sebelum turun, Hak Moon mengingatkannya untuk membuat beberapa ID, dan lanjutkan memberikan komentar di kolom komentar. Jadi tidak akan terlihat jelas jika hanya satu orang. Hak Moon juga meminta Soo Kyung untuk memvariasikan gaya bicaranya.

Soo Kyung mengerti. Dan dia berterima kasih karena Hak Moon mengantarnya. Soo Kyung tersenyum sopan.

Tapi begitu berbalik, mukanya langsung berubah kesal dan dia mengumpat Hak Moon yang menggunakan berbagai macam cara untuk mengganggu orang.

Setelah memastikan Soo Kyung masuk. Hak Moon turun dari mobil dan melihat ke sekitaran tepat itu.

Hak Moon lalu datang ke kantor polisi. Petugas bertanya apa yang membawa Hak Moon kesana lagi, karena dia pikir kasus Goo Dae Young berakhir dengan baik.

“Aku kesini bukan karena Goo Dae Young. Kau tahu saksi penyerangan ‘jangan tanya’, Lee Soo Kyung. Aku datang mengenai perlindungan indentitasnya.”

“Huh? Bagaimana kau tahu identitas saksi?” petugas itu kaget.

“Itu bukan hal yang penting. Karena penjahatnya melihat wajah saksi, tidakkah seharusnya beberapa polisi berada disekitar saksi?”

“Penjahatnya melihat wajah saksi?” si petugas lebih kaget lagi.

Hak Moon kesal, bagaimana bisa petugas itu bahkan tidak tahu hal itu. Karena Soo Kyung membuat laporan, jika ada kejahatan pembalasan, akankah polisi bertanggung jawab. Petugas bilang dia akan segera menugaskan orang. Hak Moon menahan, ada satu lagi. Tidak banyak CCTV di dekat rumah saksi. Dan juga gelas karena lampu jalanan rusak. Hak Moon meminta petugas mengurus itu juga. Petugas itu pun pergi.

Hak Moon bergumam sendiri, “Wanita itu tidak punya rasa takut! Dia membuat laporan tanpa berpikir!” Hak Moon menghela nafas.

***

 

Dae Young masuk ke dalam apartemennya. Dia tiduran, merasa lelah. Lalu ponselnya berbunyi. Dae Young menjawab tanpa melihat siapa yang menelpon dan menutup mata.

“Halo?”

“Dae Young, ini aku. Mengapa kau tidak bisa dihubungi? Apakah kau baik-baik saja? Aku dengar kau di kantor polisi sepanjang malam.” Ternyata yang menelpon adalah Do Yeon.

“Aku baik-baik saja. Aku minta maaf, tapi tidak bisakah kita bicara nanti? Aku ingin tidur—“ Dae Young masih menutup mata.

Do Yeon menyela, “Jadi Ketua Lee sudah meminta maaf?”

“Ketua Lee? Ah, Soo Kyung Noona? Minta maaf apa?”

“Oh! Ketua Lee melaporkanmu sebagai penyerang.”

Dae Young langsung membuka mata terkejut dan duduk, “Apa?”

“Kau tidak tahu? Tapi Ketua Lee belum datang menemuimu? Dia bilang dia akan pergi untuk minta maaf. Aku yakin dia akan segera melakukannya. Hanya mengingat ini sebagai harga yang kau bayar untuk menghindari sesuatu yang lebih buruk. Aku akan mentraktirmu minum untuk menghiburmu secepatnya.”

Dae Young sangat terkejut dan juga kesal, hingga dia tak bisa berkata apapun. Dae Young bangkit membuka kulkasnya untuk mengambil minum tapi kulkasnya kosong.

***

Dae Young pergi ke mini market membeli minuman dan makanan ringan. Soo Kyung juga ternyata kesana untuk membeli ramen. Dae Young membayar dan keluar duluan, sehingga mereka tidak bertemu.

Soo Kyung membayar dan keluar. Dia melihat Dae Young yang sedang makan sambil duduk di depan minimarket. Soo Kyung terkejut dan menghentikan langkahnya. Dae Young menyadari kehadiran Soo Kyung, dan memalingkan wajah kesal.

Soo Kyung hendak mengatakan sesuatu, tapi dia teringat perkataan Kyu Shik yang menyuruhnya untuk tidak membuat masalah lagi, dan tetap diam.

Dae Young menatap Soo Kyung. Tapi Soo Kyung hanya menganggukan kepala dan berjalan dengan cepat. Dae Young kesal Soo Kyung hanya lewat begitu saja. Dae Young berdiri hendak mengejar Soo Kyung.

Soo Kyung berjalan perlahan di dekat apartemen. Dia menghela nafas, haruskah dia hanya minta maaf saja.

“Noona.” Soo Kyung terkejut mendapati Dae Young sudah berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Dae Young menghampiri Soo Kyung.

“Noona, kau melaporkanku?”

“Apa?” Soo Kyung gugup.

“Bahkan jika kau mencurigai seseorang, itu seharusnya menjadi batas yang khusus. Apakah tidak cukup bahwa aku seorang playboy dan seorang bajingan asuransi. Bagaimana bisa aku menjadi penyerang berantai?”

“Keadaannya tidak bisa menolong. Kau mengenakan pakaian yang sama seperti penjahatnya. Dan perawakanmu juga mirip.”

“Walaupun begitu, sebelum kau membuat laporan, kau harus mengeceknya denganku. Aku pikir bahwa kita menjadi semakin dekat…Wow, aku bahkan tidak tahu itu. Saat aku berterima kasih padamu sebelumnya, kau pasti tertawa keras di dalam hati.” Dae Young terlihat begitu kecewa.

Soo Kyung menunduk, merasa bersalah. “Tentang itu, aku min—“

Soo Kyung hendak minta maaf, tapi keburu Dae Young berkata lagi, “Baik! Kalau begitu ayo lakukan itu menurut hukum yang sangat kau sukai. Aku akan menuntutmu untuk fitnah, jadi siap-siap dengan itu.”

“Apa? Menuntut? Sebagai saksi, aku hanya memberikan kesaksian apa yang aku lihat. Dan kau bisa dituntut duluan. Untuk sumpah palsu.” Soo Kyung memalingkan wajah, sepertinya dia hanya membela diri dan tidak bersungguh-sungguh.

“Apa yang kau katakan?”

Soo Kyung mengalihkan padangannya ke tempat lain, “Dengan uang asuransi seratus ribu dolar, kau membeli kesaksian dan membuatnya bersaksi. Menurut Pasal 152, Ayat 2 UU Kriminal, mengenai kasus kriminal, saat kau menghasur orang ketiga dan membuatnya bersaksi palsu—“

Dae Young memegang kedua tangan Soo Kyung, membuatnya menatap Dae Young langsung. “Ap-Ap-Apa yang kau lakukan?” Soo Kyun panik.

“Noona, kau benar-benar yang paling buruk. Kau bisa hanya mengatakan beberapa kata, ‘aku minta maaf’.” Dae Young menatap Soo Kyung dengan kecewa. Lalu Dae Young pergi meninggalkan Soo Kyung yang matanya memerah. Soo Kyung terdiam dan menghela nafas. Soo Kyung menahan tangis.

***

Jin Yi mengukus dumpling pemberian Kyung Mi. Jin Yi menghirup aromanya yang terlihat sangat lezat. Jin Yi lalu berfoto dengan dumpling itu. Jin Yi lalu mengirim sms pada Soo Kyung: “Eonni, kami memutuskan untuk melihat matahasi terbit dengan mengendarai mobil milik Dae Young Oppa. Eonni, kau ikut juga, kan? Aku akan mengukus dumpling dan pergi.”

Tapi Soo Kyung mematikan ponselnya yang tergeletak di meja. Soo Kyung memasak ramen. Soo Kyung membawa panci ramen dari dapur. Dia kemudian menendang tas yang menghalangi jalannya.

Tapi ada benda keras yang membuat Soo Kyung tersandung dan panci ramennya terjatuh. Soo Kyung kesakitan, dia membuka tas dan mengeluarkan isinya. Ternyata tropi milik Dae Young yang dia ambil sebelumnya. Soo Kyung memegang tropi itu dan terdiam. Barassi memakan ramen yang terjatuh ke lantai.

Soo Kyung teringat kata-kata Dae Young, “Noona, kau benar-benar yang paling buruk. Kau bisa hanya mengatakan beberapa kata, ‘aku minta maaf’.”

Sementara di televisi menayangkan perhitungan waktu pergantian tahun, Soo Kyung menghela nafas. Dia melamun, dan sepertinya menyesal.

***

Bersambung ke episode 7 ~

 

Komentar:

Dae Young benar-benar kecewa pada Soo Kyung, disaat dia merasa mereka menjadi dekat, ternyata Soo Kyung masih mencurigainya sebagai orang jahat. Apalagi Soo Kyung bukannya meminta maaf, tapi dia malah menghindar dan membela diri.

Soo Kyung sebenarnya menyesal, dia ingin minta maaf. Tapi dia terlalu takut dengan akhirnya. Dia takut Dae Young tidak mau memaafkannya, atau sesuatu hal yang buruk terjadi padanya.