Sinopsis LET’S EAT Episode 8 – 1
16 Januari 2014, pukul 8:34
Soo Kyung yang merasa kehausan terbangun dari tempat tidurnya dengan terkejut. Dia kemudian mengambil tasnya dan bergegas menuju pintu. Dia takut akan terlambat lagi.
Barassi menggonggong meminta makanan. Soo Kyung kembali ke dalam. Barassi berputar-putar senang, karena mengira Soo Kyung akan meberikan makanannya. Tapi ternyata Soo Kyung kembali untuk mengambil setelan jas milik Hak Moon. Barassi kecewa, dan merebahkan diri.
Episode 8: Hal-hal yang bisa kau lihat hanya saat kau berhenti kerja.
Dae Young di laundry sedang menelpon seseorang, “Myung Sook-ssi, apakah kau tidak merindukanku? Apakah suamimu memberimu masalah hari ini?”
Ahjussi laundry mendengar percakapan Dae Young dengan heran.
Dae Young masih menelpon, “Keluarlah kapan-kapan tanpa sepengetahuan suamimu, dan mari makan bersama. Oke.”
Dae Young tersenyum menutup telponnya. Ahjussi menghampiri Dae Young dan memukulkan hanger padanya, beberapa kali. Ahjussi kesal dan berkata dengan nada tinggi, Dae Young suka bertemu segala macam wanita dan berkata bahwa itu untuk penjualan. Sekarang bahkan Dae Young menemui seorang wanita yang sudah menikah.
“Ini ibuku.” Dae Yong menunjukan ponselnya.
Ahjussi melihatnya, dan ternyata memang benar. Ahjussi bertanya bagaimana bisa Dae Young menyebut ibunya hanya dengan nama. Dae Young menjelaskan, setelah ibunya melahirkan dia, ibunya selalu dipanggil ‘ibunya Dae Young’. Sehingga dia harus menyebut ibunya dengan nama.
Ahjussi hanya diam memandang Dae Young. Lalu Dae Young bertanya, “Kenapa, aku sangat keren?”
Dae Young kemudian pamit pergi. Ahjussi tak bisa berkata-kata.
***
Soo Kyung menunggu taksi di pinggir jalan, dan merasa kesal karena tidak ada taksi kosong yang berhasil di cegat. Soo Kyung cemas melihat jamnya, jika dia terlambat, ‘Psycho Kim’ akan mengamuk lagi.
“Good morning!” Dae Young mengentikan mobilnya di depan Soo Kyung.
Soo Kyung terlihat tidak nyaman melihat Dae Young. Dae Young pun bertanya mengapa Soo Kyung seperti itu, apakah mereka baru pertama kali bertemu. Bukankah semalam mereka menjadi dekat. Soo Kyung beralasan kalau semalam dia sangat mabuk, dan tidak bisa mengingat dengan baik.
Menurut Dae Young, karena Soo Kyung suka kehilangan ingatan setelah mabuk, jika Soo Kyung mengabaikannya dalam waktu yang lama, Soo Kyung mungkin akan menderita ‘alcoholic dementia’.
Dae Young: “Aku mengatakan ini bukan untuk keuntunganku sendiri. Bagaimana kalau kau mendapatkan asuransi paling tidak untuk kepentinganmu sendiri, Soo Kyung-ah?”
Soo Kyung menoleh kaget, “Kau memanggilku apa barusan? Soo Kyung-ah?” (Dae Young bicara tidak formal pada Soo Kyung seperti biasanya.)
Dae Young: “Ah! Aku pikir kau tidak mengingatnya dengan baik karena kau tidak sadar. Tapi kau memintaku untuk bicara tidak formal, Soo Kyung-ah.”
Soo Kyung: “Ha! Kapan aku melakukannya? Aku hanya meminta maaf!”
Dae Young: “Oh! Kau mengingat semuanya. Ah! Omong kosong! Ah, benar-benar!”
Soo Kyung tak mengindahkan Dae Young dan mulai memanggil taksi-taksi yang lewat. Soo Kyung berjalan menjauh dari mobil Dae Young, tapi Dae Young mengikutinya. Dae Young berkata tidak ada banyak taksi kosong yang lewat, karena orang-orang sudah menggunakannya dari persimpangan jalan di belakang. Dae Young mengajak Soo Kyung naik mobilnya saja jika memang terburu-buru. Kebetulan, Dae Young akan melewati kantor Soo Kyung.
Soo Kyung menolak. Dae Young mengeluh, Noona ini tidak pernah mengatakan ‘oke’ dalam satu kali ajakan. Dae Young kembali meminta Soo Kyung masuk jika dia tidak ingin terlambat. Akhirnya Soo Kyung pun menerima ajakan Dae Young, hanya untuk sekali ini saja.
Di dalam mobil, Dae Young bertanya baju apa yang dibawa oleh Soo Kyung. Dijawab dengan judes oleh Soo Kyung, “Pikirkan urusanmu sendiri dan menyetir saja.”
“Wow! Apakah itu sesuatu untuk dikatakan pada tetangga yang murah hati sepertiku?” ujar Dae Young tak percaya dengan sikap Soo Kyung.
Soo Kyung lebih tak percaya lagi, “Tetangga murah hati?”
Dae Young membenarkan. Saat Soo Kyung sakit, dia yang membawa Soo Kyung ke rumah sakit. Saat Soo Kyung mabuk, dia yang mengantar pulang Soo Kyung dengan menggendongnya. Saat Soo Kyung muntah, dia yang membersihkannya. Dan saat Soo Kyung terlambat, dia yang memberikan tumpangan.
Soo Kyung kesal, Dae Young mengungkit-ungkit masalah itu. Dia sudah cukup berterima kasih pada Dae Young, jadi Soo Kyung meminta Dae Young menghentikan sikapnya yang memuji dirinya sendiri itu. Soo Kyung juga bertanya apakah Dae Young tidak merasa malu mengatakan sesuatu seperti itu dengan mulutnya sendiri.
Dae Young: “Kenapa? Aku tidak membesar-besarkan. Dan juga, kecuali kalau kau adalah seseorang yang sangat perhitungan pada orang yang kau laporkan dengan laporan palsu dan membuatnya kehilangan 100.000 dolar, kau tidak bisa kau tidak bisa bersikap sampai sejauh ini.”
Soo Kyung: “Baiklah. Aku minta maaf. Kemurah hatianmu memang hebat. Pada kenyataanya kau orang yang suci.”
Dae Young manggut-manggut, lalu karena Soo Kyung berkata seperti itu, Dae Young ingin meminta tolong. Dengan berat hati, Soo Kyung mengiyakan dan bertanya apa yang diingakn Dae Young.
Dae Young menepikan mobilnya. Dia melepaskan sabuk pengamannya. Soo Kyung bertanya apa yang dilakukan Dae Young. Dae Young menenangkan Soo Kyung, dia akan mengantarkan Soo Kyung tepat waktu.
Dae Young bergerak mendekati Soo Kyung, tepatnya wajah Dae Young mendekat pada Soo Kyung. Soo Kyung terkejut dan gugup, dia memegang baju yang dibawanya dengan erat.
“Apa yang kau lakukan?!” Soo Kyung berteriak.
Dae Young ternyata mengambil sesuatu di dashboard mobil, “Apa? Aku sedang memintamu untuk menempelkan koyo peringan rasa sakit.”
Dae Young menunjukan koyonya. Dae Young bilang, saat menggendong Soo Kyung semalam, dia merasa otot punggungnya tertarik. Soo Kyung seharusnya tahu karena Soo Kyung juga hidup sendirian, bagaimana sulitnya menempelkan koyo itu sendirian. Dae Young membuka jaketnya, dan mengangkat kaosnya ke atas, sambil merintih kesakitan.
Dae Young meminta Soo Kyung menempelkan koyonya di punggung sebelah kiri. Soo Kyung menempelnya dengan….seperti jijik gitu. Dan ternyata salah, lebih atas lagi. Soo Kyung menariknya dengan kencang, membuat Dae Young menjerit.
Dae Young kesal: “Lakukan dengan hati-hati. Kau melakukannya dengan sengaja, kan?”
Soo Kyung, “Apa?”
Soo Kyung lalu menempelkannya di tempat yang benar, dan memukulnya agar koyonya menempel dengan baik. Dae Young kembali menjerit kesakitan. Dae Young merasa dia mungkin harus pergi ke klinik untuk melakukan akupuntur.
Dae Young: “Noona, kau lebih berat daripada kelihatannya. Benar! Jika aku melihat banyaknya kau makan, aku bisa memperkirakan dengan kasar berapa berat badanmu. Tapi aku menganggapnya sebagai tantangan daripada terburu-buru (menebak).”
Soo Kyung meremas bungkus koyo yang ada ditangannya, “Sebelum menerima akupuntur, kau bisa mendapatkan pukulanku dulu, jadi jangan melakukannya. (Dae Young mengangguk) Cepat dan menyetirlah.” (Dae Young mengangguk lagi)
***
Hak Moon berjalan di seberang jalan kantornya, dia hendak menyebrang. Hak Moo tersenyum senang melihat gelas kopi ditangannya. Dia lalu terkejut melihat sesuatu di seberang jalan.
Soo Kyung turun dari mobil Dae Young. Dae Young ikut turun. Soo Kyung berterima kasih pada Dae Young, si murah hati. Dae Young melambaikan tangan dan tersenyum pada Soo Kyung yang berlari menuju kantor.
Dari seberang, Hak Moon melihatnya tak percaya. Lalu dia teringat semalam melihat Soo Kyung digendong Dae Young. Hak Moon semakin tak percaya, “Kau bahkan tidur diluar.” Hak Moon menunjukan wajah kesalnya.
***
Di kantor, Do Yeon menunjukan syal bulu yang baru dibelinya pada Kyu Shik. Kyu Shik memujinya, dia bilang kata ‘kemewahan’ ditemukan karena Do Yeon. Do Yeon tentu saja senang dipuji seperti itu.
Soo Kyung datang dan menanyakan Hak Moon. Kyu Shik bilang Hak Moon belum datang. Soo Kyung pun merasa lega.
“Ketua Lee! Kau menggunakan pakaian yang sama seperti kemarin. Apakah kau mungkin….” Do Yeon menunjuk Soo Kyung, meledek.
Kyu Shik menimpali, dia bilang Do Yeon pintar. Kyu Shik bertanya pada Soo Kyung apakah Soo Kyung semalam tidak pulang. Soo Kyung bersama pria yang mana. Tapi ternyata maksud Do Yeon bukan seperti itu, bagaimana bisa Soo Kyung bersama seorang pria. Dia hanya tidak punya pakaian lain untuk digunakan, sehingga Soo Kyung datang dengan pakaian seperti kemarin. Do Yeon menyarankan Soo Kyung untuk membeli pakaian baru seperti dirinya.
Soo Kyung kesal, “Aku punya banyak pakaian. Tapi aku datang hanya memakai apa saja. Jika aku terlambat, Pengacara Kim akan marah padaku lagi.”
Yang dibicarakan pun datang, “Ketua Lee, apa yang kau lakukan dan tidak bekerja?” Hak Moon menunjuk Soo Kyung. Dia medekat lalu berkata, “Apakah kantor adalah taman kanak-kanak dimana kau bisa tertawa dan mengobrol? Dan bagaimana bisa keadaan kantor seperti ini? Berantakan! Di waktu kau tertawa dan mengobrol, mukai dengan membersihkan semuanya.”
Setelah berkata dengan pedas, Hak Moon masuk ke dalam ruangannya. Soo Kyung menghela nafas, dan berkata Hak Moon mulai lagi, mulai lagi.
Soo Kyung bertanya kapan kencan buta Hak Moon pada Kyu Shik. Ternyata akhir minggu ini. Do Yeon berkata dengan sedih, dia merasa kasihan pada Hak Moon yang bahkan tidak tahu mengapa dia harus datang ke kencan buta. Sedangkan Soo Kyung berharap kencan buta itu berjalan lancar, jadi Hak Moo bisa berhenti dengan penyakit bujangan tua.
Soo Kyung mengambil coklatnya dari laci, dan memakannya untuk menghilangkan kesalnya.
Tapi Hak Moon keluar lagi menanyakan pakaian miliknyadan meminta coklat yang sedang di makan Soo Kyung. Tidak hanya itu, tapi semuanya dengan yang ada di laci.
“Karena kau menyimpan dan memakan snack seperti ini, kantor menjadi kotor dan itulah sebabnya bahkan ada serangga.” Ujar Hak Moon dengan nada tinggi.
Do Yeon panik dan menutup pipinya, “Serangga? Oh! Bagaimana ini? Di dunia ini yang paling kau takuti adalah serangga! Bagaimana ini?”
Soo Kyung tak percaya bagaimana bisa ada serangga di musim dingin. Hak Moon menyuruhnya diam, lalu Hak Moon mengambil sendiri coklat milik Soo Kyung yang ada di laci. Mulai sekarang, dia tidak akan membiarkan siapapun yang makan di kantornya. Hak Moon bilang pada Soo Kyung, semua coklat itu dia sita. Lalu Hak Moon masuk. Soo Kyung tentu saja kesal dan hanya bisa mengumpat sendirian.
***
Jin Yi baru saja bangun, dan keluar apatemen. Dia menguap di saat Dae Young muncul. Jin Yi pura-pura batuk.
“Aigoo, kau baru saja bangun?” ujar Dae Young mengelus kepala Jin Yi.
Jin Yi tersenyum membenarkan, “Aku ber-Kakao Talk dengan teman-temanku sampai subuh. Sejak aku tinggal sendirian, tanpa harus mendengarkan ibuku yang marah, aku bisa melakukan Talk dengan temanku sampai larut. Itu benar-benar menyenangkan! Bahkan teman-temanku iri padaku.”
“Bahkan aku juga iri. Jika tidak untuk rapat pagi, aku bisa tidur di dalam.” Ujar Dae Young.
Jin Yi heran dan bertanya apakah Dae Young juga melakukan rapat. Tentu saja, karena Dae Young bekerja untuk perusahaan. Jin Yi pun mengerti. Dia lalu memberikan susunya pada Jin Yi. Dae Young menolak, hari ini bukan gilirannya, tapi giliran Jin Yi.
Jin Yi bilang dia punya banyak di rumahnya karena dia belum meminumnya, Jin Yi tidak terlalu suka minum susu tanpa rasa (ih, enak banger tauuu..aku suka banget, daripada yang berasa, hehe…). Lalu Dae Young menawarkan untuk mengajarkan Jin Yi bagaimana caranya menggunakan susu yang tidak diminum.
Jin Yi: “Kau pernah mengatakannya waktu itu. Itulah sebabnya aku menunggu tanggal kadaluarsanya lewat, jadi aku bisa membersihkan sepatuku dan piring.”
Dae Young: “Kau menunggu tanggal kadaluarsanya lewat untuk melakukannya? Ah, benar-benar! Kau belum sarapan, kan? Lalu haruskah aku membuatkan brunch yang lezat dengan susu? Dan juga untuk membalas pakaian olahraga waktu itu yang kau buatkan.” (brunch = makan antara sarapan dan makan siang)
Jin Yi mengangguk dan mengajak Dae Young masuk.
*** Dae Young mengeluarkan bahan makanan sisa yang ada di kulkas Jin Yi. Ramen, jamur, bawang daun, dll. Dae Young merasa semua bahan-bahan itu cukup untuknya membuat sesuatu. Dae Young lalu memanaskan air.
“Wow! Melihatmu memasak itu ‘dujun’, dujun!”
“Apa?”
“Kau sangat keren, membuat jantungku berdebar.”
Jin Yi lalu ingin memasangkan celemek untuk Dae Young. Dae Young merentangkan tangan. Jin Yi memasangkannya dari depan, dan akan mengikatnya. Jadi, posisi Jin Yi seperti sedang memeluk. Dae Young sadar, Jin Yi melakukannya dengan sengaja. Dae Young menjauhkan kepala Jin Yi dengan jarinya.
“Ini! Ini! Semuda ini, bernainya kau mencoba untuk melakukan sesuatu! Ke belakang dan ikatkan dari sana.”
Jin Yi tersenyum malu-malu, “Mimpiku untuk melakukannya sekali setelah menontonnya dalam drama. Aku ketahuan. Aku gagal.”
Jin Yi pun ke belakang dan mengikat celemeknya. Lalu Dae Young memulai masaknya. Dae Young menghadap kamera, dan menjelaskan kepada Jin Yi, tapi jadinya seperti pada penonton.
“Menu hari ini adalah Toowoomba spaghetti yang super mudah dan super cepat. Perhatian paling besar dari orang yang tinggal sendirian adalah sisa bahan makanan setelah membuat dan memakan makanan. Aku akan mengajarkanmu cara untuk mengatasinya.
Pertama, kau harus menyiapakan mienya. Poin utamanya disini! Karena kau akan memasaknya lagi, rebus mienya hanya 2 menit saja.
Setelah itu, sisa bahan makanan yang ada di kulkas. Cincang jamur, bawang daun, daging, dll.
Kemudian tumis mereka dengan mentega. Sekarang, mereka bukan lagi sisa bahan makanan yang kau tidak tahu harus diapakan. Mereka lahir kembali sebagai bahan makanan yang luar biasa yang akan meningkatkan rasa spaghetti.
Sekarang! Waktunya membuat saus. Bahkan susu dan keju yang tidak ingin kau makan, tapi ingin kau buang, jika kau melakukan ini, aku bilang bahwa mereka bisa berubah menjadi saus krim. Menghilangkan rasa licin dari keju dan susu dan juga untuk memberikan rasa pedas (dengan memasukan daun bawang dan irisan cabe). Lalu masukan mienya.
Jadilah, super mudah, super cepat Toowoomba spaghetti.”
Dae Young menyajikan mienya pada Jin Yi. Dae Young bilang spaghetti yang akan membuat menantu yang meninggalkan rumah untuk kembali, telah selesai dibuat. Jin Yi tersenyum senang, mienya kelihatan enak. Dae Young lalu meminjam ponsel Jin Yi dan memutar lagu italia. Sehingga suasananya seperti sedang di restoran italia.
Dae Young kemudian pamit pergi, dia harus kembali ke kantor. Dia pulang hanya untuk mengambil beberapa dokumena. Jin Yi tersenyum, mienya terlihat enak.
Setelah Dae Young keluar, Jin Yi berkata sendiri, bagaimana bisa dia memakan mie yang sangat berharga itu (kan yang bikin pria yang dia sukai). Jin Yi lalu mengambil ponselnya dan mengambil selca.
***
Hak Moon kedatangan seorang klien, Kim Sung Soo (gak disebutin namanya, jadi aku pake nama peran Lee Sang Woo di dramanya One Warm Word aja ya, he..) yang sepertinya ini kedua kalinya dia datang.
Hak Moon: “Oh, tidak! Istrimu meminta cerai lebih dulu? Saat kau datang terakhir kali, bukankah kau mengatakan bahwa istrimu yang memiliki affair duluan?”
Sung Soo membenarkan, “Tapi dia mengatakan bahwa semuanya adalah kesalahanku. Dia bilang jika saja aku mengatakan satu kata yang menghangatkan (satu kata yang menghangatkan = one warm word = judul dramanya) padanya saat kami tinggal bersama, hal ini tidak akan terjadi. Dia bahkan dengan berani meminta untuk hak asuh anak-anak! Apakah ini masuk akal?”
Sung Soo memukul meja dengan fustasi. Hak Moon menggeleng.
***
Soo Kyung melihat selca Jin Yi dengan mienya di facebook. Lalu Kyu Shik yang juga ada disana berkata lingkungan tinggal Soo Kyung sepertinya sekarang sangat sepi (sepi dari berita penyerangan). Setelah Soo Kyung membuat laporan, penyerangan ‘jangan tanya’ tidak ada lagi.
Soo Kyung bilang mungkin sekarang penyerang itu tidak akan bisa melakukan kejahatan dengan terburu-buru. Bahkan sketsa wajahnya sudah disebarkan. Dan juga patroli posisi diperkuat. Dan ada banyak CCTV yang baru dipasang di lingkungan itu.
Hak Moon mengantarkan Sung Soo keluar ruangan. Mereka bersalaman Hak Moon memintanya hati-hati di jalan. Setelah dia keluar, Kyu Shik bertanya apakah dia akan mengajukan gugatan cerai. Hak Moon membenarkan, istrinya yang duluan mengajukan.
“Wow!” Kyu Shik terkejut. “Mereka bilang bahwa itu menakutkan saat seorang wanita memiliki affair. Pepatah dulu tidak salah semuanya. Dia yang melakukan selingkuh dan dia yang meminta cerai. Masalah kejiwaan apa yang ada di belakangnya?”
“Tidak aja jalan untukku mengetahuinya.” Ujar Hak Moon. Lalu Hak Moon menoleh pada Soo Kyung, “Ketua Lee, kau tahu kan?”
“Apa?” Soo Kyung menoleh tak mengerti.
“Aku dengar sejak kuliah, kau terkenal sebagai Ratu Kampus. Maka, kau pasti mengencani semua laki-laki.”
“Tidak.” Soo Kyung menggeleng.
“Kau menikah cepat dan kau juga bercerai cepat. Melihat hal itu…kau tidak bisa bertahan dengan seorang pria?”
Soo Kyung menahan kesal, “Apa yang kau katakan?”
“Setelah kau bercerai, tidakkah merasa baik dan bebas? Kau bisa berkencan dengan pria manapun yang kau suka. Kau juga minum bersama pria hingga kau tidak sadarkan diri. Saat kau mabuk, kau bahkan bisa menjadi lebih bebas. Bukankah begitu?” Hak Moon kemudian masuk ke ruangannya.
(Soo Kyung merasa sakit hati, harga dirinya diinjak-injak dengan hinaan dan fitnah itu. Dengan kata lain Hak Moon mengatakan Soo Kyung perempuan yang tidak baik, sering gonta ganti pria.)
Soo Kyung terdiam menahan kesal. Kyu Shik bahkan bilang kata-kata Hak Moon itu benar-benar terlalu kasar. Kyu Shik meminta Soo Kyung bertahan, dan berdoa agar kencan buta akhir minggu ini berjalan baik.
Soo Kyung bernafas cepat, tangan gemetaran karena menahan kesal. Soo Kyung lalu mengambil sesuatu di laci. Kyu Shik mengira Soo Kyung mengambil coklat. Sebenarnya bukan, Soo Kyung mengambil beberapa surat pengunduran diri yang sudah dia buat.
Soo Kyung masuk ke ruangan Hak Moon, tanpa permisi, membuat Hak Mon yang akan memakan coklat sitaan menyembunyikan coklatnya.
Soo Kyung menyerahkan satu surat. Hak Moon bertanya apa itu.
Soo Kyung menjelaskan, “Pasal 311 UU Kriminal. Seseorang yang menghina orang lain dengan hal yang tidak panting bisa dihadapkan pada 1 tahun penjata atau membayar dendan 2000 dolar.”
Surat yang kedua, “Pasal 50 UU Norma Tenaga Kerja. Jam kerja mingguan tidak boleh melebihi 40 jam tidak termasuk istirahat.”
Surat yang ketiga, “Pasal 56 Norma Tenaga Kerja. Upah tambahan harus diberikan untuk pekerjaan lembur.”
Surat keempat, “Dengan demikian, mempertimbangkan pelanggaran hak yang diterima dari atasan, aku mengajukann pengunduran diri, jadi harap diterima.”
Hak Moon terkejut campur bingung, “Tapi…apa yang kau katakan?”
“Ini semua adalah surat pengunduran diri yang sudah aku tulis sejauh ini saat mengingatmu. Ini benar-benar melegakan bahwa aku bisa pergi setelah menyerahkan semuanya padamu seperti ini.” Ujar Soo Kyung.
Hak Moon melongo. Soo Kyung membungkuk lalu keluar.
Di luar, Soo Kyung mengambil sebuah flashdisk dari laci dan memberikannya pada Kyu Shik. Itu adalah pedoman untuk pekerjaan yang Soo Kyung kerjakan. Karena dia tidak bisa memberikan pekerjaannya pada penggantinya secara pribadi, saat karyawan wanita baru datang, Soo Kyung meminta Kyu Shin untuk memberikannya.
Kyu Shik: “Apa maksudmu dengan karyawan wanita baru?”
Do Yeon keluar ruangannya, “Ketua Lee, tolong photocopy ini juga.”
Soo Kyung: “Aku bukan lagi Ketua Sekertaris disini. Aku berhenti hari ini.”
Kyu Shik dan Do Yeon bertanya apa maksud Soo Kyung. Tapi Soo Kyung tak menjawab, dia mengambil tas dan jaketnya, lalu berterima kasih pada mereka berdua untuk waktunya selama ini. Soo Kyung lalu keluar kantor, tidak memperdulikan panggilan Kyu Shik.
Kyu Shik masuk ke ruangan Hak Moon. Hak Moon masih menatap surat-surat pengunduran diri Soo Kyung. Kyu Shik bertanya benarkah Soo Kyung berhenti kerja. Hak Moon bingung tak menjawab, diapun sepertinya terlalu syok. Kyu Shik melihat surat-surat pengunduran diri itu, dan menyimpulkan sendiri bahwa itu benar. Kyu Shik berlari ke luar.
Setelah Kyu Shik keluar, Hak Moon membuka satu surat dan membacanya.
“Saya, Lee Soo Kyung, tidak bisa bertahan dengan penghinaan atasanku mengenai kehidupan pribadiku. Dengan demikian, saya menyatakan bahwa saya mengundurkan diri.”
Ingatan Hak Moon kembali pada saat itu. Saat Soo Kyung berpakaian sangat girly.
Flashback.
Hak Moon senyum-senyum melihatnya. Kyu Shik bilang, dengan berpakaian seperti itu, dia sekarang tahu alasan Soo Kyung dipanggil Jeon Ji Yeon dari Shinchon.
Soo Kyung bertanya, “Apakah aku terlihat oke? Aku berpakaian seperti ini karena aku ada kencan buta nanti malam.”
Kyu Shik: “Kau oke. Kau terlihat cantik, cantik, cantik! Sungguh. Tidak bisakah kau berpakaian seperti ini setiap hari?”
Hak Moon yang senyumnya sudah menghilang begitu mendengar Soo Kyung akan kencan buta melarang, “Tidak bisa. Apakah ada alasan untuk menodai image kantor kita? Tempat ini bahkan bukan sebuah bar.”
Soo Kyung terlihat kesal. Flashback end.
Hak Moon menghela nafas, mungkin menyesal. Dia lalu membuka surat yang lain.
“9 Januari 2014. Saya, Soo Kyung, saya terus menerus berkerja lebur karena urusan pribadi atasan saya. Tidak bisa menahannya, saya menyatakan pada anda bahwa saya mengundurkan diri.”
Ingatan Hak Moon melayang pada saat meminta Soo Kyung memilihkan setelan jas, sampai Soo Kyung mengantuk. Hak Moon kemudian kesal sendirian, Soo Kyung menyerah dengan semua hal kasar yang dia lakukan itu, padahal dia belum memulai balas dendamnya dengan benar.
Hak Moon meremas kertas suratnya, “Itu tidak akan cukup jika aku memecatnya, bagaimana bisa dia mengundurkan diri duluan? Sekarang karena dia punya seorang pria, apakah dia mengatakan bahwa tidak ada yang dia takutkan? Atau apa?”
***
Soo Kyung masuk ke dalam bis. Do Yeon terus menelponnya. Soo Kyung melamun dalam bis. Dia menangis. Tidak tahan lagi dengan hinaan Hak Moon.
***
Di kantor, Do Yeon bilang pada Kyu Shik, Soo Kyung juga tidak menjawab telponnya. Kyu Shik bertanya tidak mungkin kan Hak Moon menerima pengunduran diri Soo Kyung. Kyu Shik meminta tolong Do Yeon untuk mencoba mengatakan sesuatu pada Hak Moon. Karena Soo Kyung pasti memberikan surat pengunduran dirinya karena marah, agar Hak Moon memanggilnya kembali. Do Yeon menyetujuinya.
Hak Moon keluar ruangan, Do Yeon memanggilnya. Tapi belum sempat Do Yeon mengatakan sesuatu, Hak Moon mengangkat tangannya.
“Jika itu tentang Ketua Lee, tidak ada yang perlu dikatakan. Di terlambat masuk dan dia hanya membuat kesalahan. Dia seperti duri di dalam mataku. Dan sudah keluar dengan baik. Orang yang bahkan tidak memindahkan perkerjaannya dan berhenti tanpa rasa tanggung jawab..aku juga tidak memerlukannya!”
Do Yeon mengiyakan sambil tersenyum. Membuat Kyu Shik bingung dengan sikapnya itu (tadi kan bilangnya mau bantuin ngomong…hadeuh..). Kyu Shik pun memberitahu, Soo Kyung tidak seperti itu, dia bahkan tidak mau menimbulkan masalah dalam pekerjaan dan memberikan pedoman untuk memindahkan pekerjaannya seblum pergi.
Kalau begitu, Hak Moon bilang ada alasan lebih untuk tidak memanggilnya kembali. “Dalam waktu yang dihabiskannya selama 10 tahun, pada orang yang bahkan menulir surat pengunduran diri dan pedoman, dan pada orang yang tenang saat dia keluar. Mengapa harus berbaik hati?” Hak Moon mengatakannya dengan nada tinggi, membuat Kyu Shik mundur.
Hak Moon kemudian bilang ada banyak orang yang akan bekerja, jadi pilih saja salah satu. Dia akan pergi ke pengadilan. Hak Moon pun kemudian pergi.
Kyu Shik: “Wow! Dia benar-benar menakutkan. Tapi tetap saja ada rasa kasih sayang setelah bekerja bersama selama 10 tahun. Bagaimana dia bisa? Tentu saja, Pengacara Kim dan kita… kita tidak kurang dan tidak lebih dari hanya sekedar pekerja dan pemberi kerja. Bahkan jika aku menyerahkan surat pengunduran diri, dia akan langsung menerimanya, kan?”
Do Yeon terlihat sedih melihatnya, “Manager…”
Kyu Shik: “Tidak! Kau tidak perlu menghiburku. Tidakkah ini penderitaan seorang pekerja?”
Do Yeon: “Bukan seperti itu. tolong hubungi klien dan pastikan jadwal pertemuan. Dan juga, print sesuatu untukku. Tolong periksa jadwal persidangan panting dan bawa ke ruanganku. Cepat.”
Kyu Shik menoleh, “Apa?”
Do Yeon: “Karena Ketua Lee pergi, kau akan melakukan semuanya. Ah! Dan kau harus membuat pengumuman lowongan kerja lagi. Aku meminta tolong semuanya padamu.” Do Yeon langsung ngacir ke ruangannya.
Kyu Shik: “Ah, benar-benar! Satu devil mengenal yang lain. Dan bulu burung berkumpul bersama.” Kyu Shik menghela nafas, maksudnya adalah Do Yeon sama aja dengan Hak Moon.
***
Jin Yi menjemur banyak pakaian di dalam kamarnya. Dia kemudian melakukan panggilan video pada ibunya.
“Ibu! Lihatlah.” Jin Yi menunjukan pakaian-pakainnya. “Ini adalah cucian yang aku kerjakan hari ini. Untuk menghemat biaya air dan listrik, aku melakukan semuanya bersamaan, aku tidak berpikir tentang menggantung cucian.” Jin Yi berkata dengan gembira.
“Jin Yi, ibu baru saja bangun tidur.” ujar ibunya.
“Itu benar, sekarang subuh di Amerika, benar kan? Maafkan aku.” Jin Yi merasa tidak enak.
Jin Yi kemudian merebahkan badannya di kasur.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Komentar:
Ugh! Benci sama Hak Moon di episode ini, tega-teganya dia ngatain Soo Kyung perempuan gak baik. Cemburu itu memang buta ya… Hak Moon berlebihan seperti itu karena cemburu 2x melihat Soo Kyung bersama Dae Young. Padahal kan tinggal tanya aja, konfirmasi gitu.. kalau tau yang sebenarnya, aku harap Hak Moon mau minta maaf.
Dae Young pinter masak...tau cara memanfaatkan barang, makin kesemsem Ǎǰǰɑ̈ tu Yin Ji...
ReplyDeleteSigh bener ka mumu hak moon disini ngeselin childish bgt!!
ReplyDeleteUdah tua tp tingkahnya ngeselin ya hihihi
Baguslah itu soo kyung akhirnya keluar, drpd dia tertekan terus"an
Ngeliat masakan Dae young kyknya enak bgt yaa bikin ngiler ><
Sayang bgt ini tayang cuma seminggu sekali
Semangat ka ditunggu part 2nya sama preview ep 9nya hihihiii ;)
hak moon makin nyebalin aja,,,
ReplyDeleteditunggu part 2 na semangat
hak moon nyebeliiiiiiiin, masa iya dy balas dendam gara2 cintanya g terbalas??toh so kyung jg g inget dy sapa, salah sendiri rahasiain identitas masa kuliahnya kl so kyung tau mungkin dy ngeh.. lagian kl suka tinggal ungkapin za ngapain hhrs nyiksa ..ich bener2 dach jd jengkel sendiri hehehe..gumawo oeni
ReplyDeletedrama ini bagus deh selain bikin kita ngiler mulu pas nonton tapi juga mengajarkan positif thinking,cara melampiaskan stres,cara menikmati makanan.
ReplyDeleteceritanya lucu juga,ringan
seneng sama tindakan Soo Kyung, biar Hak Moon sadar deeh, childish banget sih hehe, mba Mumu semangat bikin lanjutannya :D
ReplyDeletebagh.. sebenarnya menyakiti soo kyung adalah sama juga menyakiti diri sendiri itu bagi Hak Moon cuma dy ga sadar aj
ReplyDeleteAish! Hak Moon benar-benar menyebalkan
ReplyDelete