Sinopsis GOLDEN RAINBOW Episode 20 – 2
Detektif atasan Baek Won marah-marah pada Baek Won. Baek Won rupanya ingin berhenti bekerja dengan Do Young. Atasannya marah karena Baek Won sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Dan itu adalah kesempatan Baek Won untuk menerima penghargaan dari komisaris dan mendapatkan promosi.
“Apakah Seo Do Young yang memecatmu? Agar dia bisa mendapatkan semua pujian sendiri?”
Baek Won bilang bukan. Tapi atasan Baek Won berpikir pasti seperti itu. Dulu juga Do Young yang menerima semua pujian yang seharusnya untuk Baek Won. Atasan Baek Won akan menghajar Do Young jika bertemu, tidak peduli dia jaksa atau bukan.
“Kau tidak bisa mengalahkan dia. Dan aku berhenti bekerja disana karena keinginanku sendiri.”
“Kenapa??”
“Itu bukan urusanmu! Aku sudah mengurus ikan di restoranku. Mengapa aku harus mengurus ikan lagi di tempat pekerjaan? Ijinkan aku menangani kasus lain!”
“Kenapa kau berteriak padaku? Tidak ada kasus lain untukmu!”
Baek Won berusaha membujuk. Lalu datang seorang detektif melapor ada sebuah kejadian. Di sebuah klub malam, sekelompok geng memukuli pelayan. Konsisi korbannya kritis. Baek Won kemudian meminta ijin pada atasannya untuk mengurus kasus itu.
Baek Won dan rekannya ke rumah sakit. Ternyata yang dipukuli itu adalah teman Man Won yang tadi. Dia terbaring tak sadarkan diri, dengan wajah babak beluk, perban di kepala dan penyangga leher. Baek Won heran preman seperti apa yang memukuli manusia seperti itu. Baek Won tidak bisa mendapatkan pernyataan darinya sekarang.
Baek Won bertanya apakah ada saksi lain. Rekan Baek Won bilang ada seorang pelayan lain tapi dia ketakutan dan terus mengatakan dia tidak tahu apa-apa.
Baek Won lalu melihat tangan korban, dan menemukan tato ikan berlabel ‘Dochi’ disana. Baek Won merasa kalau korban itu bukan pelayan biasa.
“Dochi? Apa itu Dochi?” tanya rekan Baek Won.
“Ini nama ikan di Laut Timur. Ini mungkin nama geng. Dia juga preman. Kalau tidak, tidak mungkin dia dianiaya seperti ini.”
***
Man Won pergi ke Busan untuk mencari alamat yang diberikan Kwang Do padanya. Saat dia berjalan, ada telpon dari anak buahnya dari geng yang menelpon, tapi Man Won menolak dan mengabaikannya.
Man Won tiba di alamat itu dan memencet bel. Tiba-tiba dari belakang ada yang menegurnya, “Siapa itu?”
Itu adalah ahjumma pemilik rumah. Man Won menunjukkan foto Young Won bersama Kwang Do. Ahjumma itu bilang dia ingat Young Won. Dia tinggal di rumahnya sementara waktu tetapi dia sudah pergi. Belum dua hari sejak dia datang ke rumahnya.
“Aku mencoba menghiburnya tetapi dia tidak mau makan. Dia terus menyebutkan nama kakaknya. Namanya….” Ahjumma itu berusaha mengingat.
“Baek Won?”
“Ya! Dia terus menangis, mengatakan dia harus mencari kakaknya. Selain itu, dia selalu membawa toples (mungkin guci abu Il Won). Setiap kali dia makan, tidur, mandi, dia membawanya terus. Aku memarahinya tentang hal itu dan keesokan harinya dia ternyata sudah pergi.”
Man Won bertanya apakah ahjumma itu tidak mencari Young Won. Ahjumma bilang tentu saja dia mencarinya, tapi dia tidak bisa menemukannya.
“Bagaimana dengan saat pertama kali melihatnya? Dimana kau menemukannya? Apakah seseorang bernama Jo Kwang Do yang membawanya?”
“Tidak. Aku membawanya dari sebuah panti asuhan dimana aku menjadi sukarelawan. Dia itu lucu…”
Man Won bertanya dimana alamat panti asuhan itu, mungkin Young Won kembali kesana. Ahjumma bilang dia juga sudah mencarinya kesana, tapi tidak ada. Dan panti asuhan itu sekarang sudah tutup.
Man Won yang sedih berjalan sendirian. Dia lalu melihat seorang anak perempuan yang menggandeng adik laki-lakinya. Man Won teringat pada Baek Won dan Young Won dulu. Dia menangis.
Man Won menerima telpon dari Han Joo. Man Won memberitahu jika dia tidak bisa menemukan Young Won, dia sudah pergi dari alamat yang diberikan Kwang Do.
“Ayah. Hal ini mengingatkan aku ketika Young Won mengajakku bermain petak umpet. Aku menyuruhnya pergi karena aku terlalu malas untuk bermain. Jika aku bermain dengan dia saat itu, mungkin akan lebih mudah bagiku untuk menemukan dia sekarang, kan?”
Man Won bilang dia baik-baik saja dan meminta waktu untuk mencari Young Won sebentar lagi sebelum pulang.
***
Young Hye membaca berita mengenai Tae Young di koran. Ha Bin yang ada disana bilang itu adalah kesempatan besar yang tidak akan pernah datang lagi. Ha Bin tidak tahu bagaimana Tae Young bisa terlibat. Karena kejadian itu, Ha Bin bilang Tae Young tidak akan bisa menjadi ahli waris. Bagi Jung Shim, Ha Bin akan menjadi satu-satunya pewaris.
“Lalu aku bisa memiliki segalanya, ibu..”
Young Hye menatap marah Ha Bin, “Aku bilang kau tidak bisa melakukannya.”
“Berpikirlah lagi. Kau telah menjalani hidupmu berpikir tentang pembalasan dendam pada Kang Jung Shim selama 20 tahun. Tapi mengapa menyerah sekarang? Apa hebatnya Kim Han Joo, yang melakukan kejahatan empat kali?”
“Jaga mulutmu.” Young Hye meremas koran yang di pegangnya, saking kesalnya pada Ha Bin.
“Jika kau merasa kasihan padanya, kau bisa memberinya uang setelah kau mengambil alih Golden Fishery.”
Young Hye masih terlihat marah mendengar perkataan Ha Bin itu.
Lalu masuk 3 orang pria, mereka bilang Jung Shim ingin bertemu dengan Ha Bin. Ha Bin akan pergi. Young Hye menahannya, Ha Bin tidak boleh pergi. Young Hye meminta Ha Bin mendengarkannya, kalau dia telah diperalat Jin Gi.
Dengan muka jutek dan tak peduli, Ha Bin melepaskan tangan Young Hye dan berjalan pergi dengan sedikit menyenggol Young Hye.
(aaarrgghhh pengen ku ‘elus’ wajahnya deh…)
***
Shib Won menyiapkan sarapan untuknya Yeol Won dan Han Joo. Lalu datang keluarga Eok Jo. Tentu saja untuk numpang makan, walaupun alasannya Eok Jo membawa daging babi untuk mereka. Soo Pyo langsung duduk, dia bilang makan dengan lebih banyak orang lebih meriah.
Han Joo meminta Shib Won menyiapkan mangkuk nasi dan sendok untuk mereka. Shib Won kesal, jika mereka punya hati nurani, mereka seharusnya membawa sendok dan piringnya sendiri. Shib Won dengan kesal pergi ke dapur.
Se Ryun bilang jika mereka merencanakan untuk makan disana, mereka sudah membawa piring. Dia hanya membawakan daging, dan hanya mampir. Se Ryun sewot. Sementara Soo Pyo tanpa rasa malu mengambil mangkuk nasi milik Shib Won dan mulai makan.
Eok Jo dan Se Ryun mulai bicara panjang lebar dan ujungnya menanyakan tawaran mereka untuk kerja sama membuka restoran. Han Joo bilang dia akan mengikuti keputusan Baek Won dan Man Won tentang berkerja sama dengan Eok Jo, karena merekalah yang memulai usaha itu.
Dan Soo Pyo bilang Baek Won dan Man Won sudah bilang tidak. Tapi Eok Jo dan Se Ryun terus membahasnya dan meminta pendapat Shib Won dan Yeol Won yang merasa tidak nyaman.
***
Jung Shim terkejut mendengar Ha Bin mengatakan Young Hye tidak pernah menceritakan tentang ayahnya. Ha Bin bilang dia masih tidak percaya, apakah Jung Shim adalah benar-benar neneknya. Jung Shim membenarkan. Dia lalu bertanya bagaimana Ha Bin mulai bekerja di perusahaannya.
“Ibuku bilang aku harus bekerja disini. Aku tidak tahu mengapa. Aku hanya melakukan apa yang dia katakan. Dan ibuku yang menyuruhku meminjamkan uang untuk Tae Young dan mengambil sahamnya. Apa yang terjadi antara kau dan ibu?” (Grrr… itu semua kan kerjaan dia sendiri, bukan Young Hye…)
“Dia wanita yang menyebalkan!” Jung Shim kesal. Ha Bin berhasil menipunya.
Young Hye menerobos masuk ke kantor Jung Shim bersama pengawalnya.
“Jika kau mengambil putriku dengan paksa, kau pikir aku tidak bisa membawanya kembali dengan paksa?”
Young Hye menyuruh pengawalnya membawa Ha Bin. Young Hye menatap marah Ha Bin. Ha Bin melepas pegangan pengawal, dia menghampiri Young Hye dan bilang kalau dia tidak mau dengan sikap menantang.
“Mengapa kau merahasiakan bahwa dia nenekku? Ketika kau bertanya tentang ayahku, kenapa kau tidak menjawabku? Aku punya hak untuk tahu tentang keluargaku!”
Kemarahan Young Hye memuncak, Young Hye menampar Ha Bin, “Seberapa jauh kau akan pergi? Aku menyuruhmu berhenti!”
Jung Shim menghampiri Young Hye dan memukul kepalanya, “Beraninya kau menamparnya? Pergilah ke neraka!”
Young Hye menatap Jung Shim, lalu menyuruh pengawalnya untuk membawa Ha Bin pergi. Ha Bin ditarik pergi oleh pengawal Young Hye. Jung Shim ingin mengejar tapi dihalangi pengawal yang lain. Jung Shim terus memanggil Ha Bin dan meronta. Young Hye kemudian pergi dari sana.
Jung Shim terus meronta hingga terdorong jatuh. Dua pengawal yang menghalangi Jung Shim kemudian pergi juga.
Jin Gi masuk dan membantu Jung Shim berdiri. Jung Shim sambil menangis menyuruh Jin Gi membawa Ha Bin kembali. Itu adalah Ha Bin. Jin Gi terdiam penuh arti.
***
Young Hye menyuruh Ha Bin masuk ke dalam mobil. Dengan malas Ha Bin pun masuk. Young Hye masuk di pintu sebelahnya. Young Hye menghela nafas lalu berkata pada Ha Bin.
“Aku minta maaf karena menamparmu, tapi aku tidak tahan melihatmu melakukan ini.”
“Tidak. Terima kasih telah menamparku. Sekarang, Kang Jung Shim berpikir bahwa aku tidak akur dengan ibuku. Dan dia akan lebih percaya padaku.” Ha Bin tersenyum sinis.
Young Hye tak percaya Ha Bin berkata seperti itu. Ha Bin bilang dia akan melakukan hal itu sampai akhir. Jika Young Hye ingin membawanya keluar dari rencana itu, silahkan, tapi dia akan mempertaruhkan seluruh hidupnya. Young Hye menatap Ha Bin dengan berkaca-kaca. (Young Hye pasti sakit hati juga deh…)
***
Jin Gi pura-pura terkejut mendengar Ha Bin masih hidup. Jung Shim bilang gadis yang baru saja pergi adalah Ha Bin. Jin Gi bertanya mana buktinya. Jung Shim memperlihatkan artikel koran yang menampilkan Young Hye dan Ha Bin saat pertama kali datang ke Korea dari Jepang.
Jin Gi tetap tak percaya (pura-pura pastinya), dia bilang itu tidak mungkin. Ha Bin sudah meninggal 24 tahun yang lalu. Young Hye mungkin mengadopsi gadis ini dan menamainya Ha Bin. Jin Gi bilang Jung Shim tidak bisa begitu yakin hanya karena dia memiliki nama yang sama.
Jung Shim tetap yakin, darah akan memberitahu. Mayatnya saja tidak pernah ditemukan. Young Hye pasti sudah menipunya.
“Aku tidak bisa percaya padanya. Young Hye mungkin membuat Ha Bin palsu dan merencanakan semua ini. Agar dia bisa mengambil alih perusahaan.” Ujar Jin Gi. (padahal kan dia yang berencana…)
“Bagiku, hanya ada satu orang yang ingin mengambil perusahaan. Karena Tae Young telah ditangkap, tak seorangpun yang bisa menghalanginya. Apa? Kau cemas karena Ha Bin akan mengambil alih perusahaan dan bukan kau?” tanya Jung Shim sinis. (Ouch, andai Jung Shim tahu kalau itu memang kerjaannya Jin Gi..)
“Aku tahu apa yang kau pikirkan tentang aku. Tapi kita tidak bisa mempercayainya tanpa bukti apapun. Setidaknya kau harus menjalankan tes DNA.”
Jin Gi menambahkan Jung Shim perlu memeriksa apakah dia benar-benar darah daging Jung Shim. Jika tidak, Jin Gi tidak bisa percaya padanya. Jung Shim tampak memikirkan usul Jin Gi, yang juga merupakan rencana Jin Gi.
***
Do Young termenung di kantornya melihat ke luar. Dia mengingat percakapannya dengan Man Won yang meminta waktu dua hari sebelum menyerahkan diri. Do Young berbalik, lalu melihat liontin kalungnya.
***
Baek Won dan rekannya mendatangi klub malam Dochi dan bertanya pada penjaga pintu tentang siapa yang melakukan pemukulan. Penjaga itu tidak tahu. Yang dia tahu adalah geng yang menyeramkan datang dan memukulinya.
Baek Won meminta penjaga itu untuk tidak berbohong, karena menurut Baek Won penjaga itu tidak mengatakan yang sebenarnya karena dia takut geng itu datang memukulinya. Baek Won bilang pihak kepolisian akan melindungi dia.
Penjaga itu bilang dia tidak berbohong dan benar-benar tidak tahu.
“Lalu siapa Dochi?”
“Apa?”
“Kau kenal Dochi? Dia bossmu, kan? Dimana dia sekarang?” cerca Baek Won.
“Aku tidak tahu. berhenti menggangguku. Aku benar-benar tidak tahu!”
Baek Won saling pandang dengan rekannya.
***
Man Won kembali dari Busan, dia masuk ke dapur restoran dan melihat ayahnya yang sedang memotong ikan. Han Joo berbalik dan bertanya kapan Man Won datang.
“Ayah. Aku tidak bisa menemukan Young Won.”
Han Joo menepuk pundak Man Won menenangkannya, “Tidak apa-apa. Kau sudah melakukan yang terbaik yang bisa kau lakukan.”
“Besok aku akan menyerahkan diri. Aku benar-benar ingin membawa Young Won pada Baek Won.”
Han Joo meraih tangan Man Won dan mengenggamnya, “Aku turut menyesal. Aku ingin menutupi apa yang telah kau lakukan. Tapi kalau aku melakukannya, kau akan merasa bersalah selamanya.”
“Aku tahu, Ayah.” Man Won membalas genggaman Han Joo. “Aku minta maaf karena menyebabkan situasi ini.”
Han Joo kemudian bertanya apa yang akan Man Won katakan pada Baek Won. Man Won sudah memikirkannya, dan dia tidak akan mengatakan apapun pada Baek Won. Man Won hanya ingin menghabiskan hari yang baik dengan keluarga, bahkan jika hanya satu hari yang tersisa. Itu hanya akan menyakiti perasaan mereka jika mereka tahu tahu sebelumnya. Jika dia menyerahkan diri, Han Joo bisa memberitahu mereka tentang hal itu.
Han Joo mengangguk, tersenyum bangga pada Man Won dan memegang wajahnya. (haruuu…)
***
Do Young berada di mobilnya di parkiran depan gedung rumah Baek Won. Dia melihat Baek Won yang berjalan dari jauh. Do Young hendak turun untuk menemuinya, tapi dia urungkan begitu melihat Man Won di belakang Baek Won memanggilnya.
Man Won bertanya mengapa Baek Won terlihat seperti menanggung banyak beban. Baek Won tersenyum menggandeng Man Won. Baek Won minta digendong lagi oleh Man Won. Man Won menolak karena Baek Won berat. Baek Won merajuk, dia merasa lelah hari ini.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku tidak disini denganmu?”
“Aku akan menempel padamu seperti permen karet. Kau akan berada di sampingku selamanya, kan?”
Man Won hanya tersenyum. Baek Won lalu mengajak Man Won minum soju. Man Won setuju. Mereka pun berjalan bersama dengan tersenyum masuk ke dalam gedung.
Do Young melihat kebersamaan mereka dari dalam mobil.
***
Man Won dan Baek Won masuk ke dalam rumah, bersamaan dengan Shib Won yang akan keluar menemui Jin Suk (pacarnya apa ya?). Shib Won memberitahu bahwa ada paket untuk Baek Won, dia akan membukanya tapi tidak tahan dengan baunya.
Baek Won membuka paketnya, dan itu adalah ikan herring. Man Won bertany bukankah orang membuat Guamegi dari ikan ekor kuning karena sulit untuk menangkap ikan herring sekarang ini? Baek Won bilang, ketika dia pergi ke pasar ikan, orang-orang mengatakan ada banyak ikan herring di Timur dan Laut Selatan.
Baek Won kemudian teringat saat dia mencoba Guamegi di pasar bersama Do Young. Dia menawarkan Do Young untuk memakannya juga, tapi Do Young tidak mau karena baunya amis. Baek Won melamun.
Man Won bertanya siapa yang mengirim ikan itu. Baek Won tersadar dari lamunannya dan berkata bahwa dia lupa telah memesan ikan itu ketika dia pergi ke pasar ikan. Baek Won menambahkan, mereka harus minum banyak karena mereka punya banyak lauk. Man Won tersenyum. Sedangkan Baek Won kembali melamun.
Di luar, Do Young juga melamun bersandar pada mobilnya dan menatap ke arah rumah Baek Won.
Baek Won dan Man Won minum soju sambil makan Guamegi. Baek Won bertanya apakah Man Won ingat pernah memaksanya makan itu. Man Won tertawa. Baek Won suka semua ikan kecuali yang satu itu karena baunya sangat amis. Baek Won lalu hendak menyuapi Man Won. Tapi Man Won menolak dan menyuruh Baek Won saja yang makan.
“Kau tidak bisa mengatakan ‘tidak’ untuk ini. Adikmu memberimu makan.” Baek Won memaksa. Akhirnya Man Won pun membuka mulut dan memakannya. Kemudian mereka bersulang.
“Baek Won..”
“Ya?”
“Kau…kau tahu betapa aku mencintaimu, kan?”
Baek Won tertawa, “Oppa, tentu saja, aku tahu!”
“Tidak peduli apa yang terjadi, kau tidak akan membenciku, kan?”
“Ada apa? Alasan mengapa aku membencimu adalah…karena aku percaya padamu dan banyak mengandalkanmu. Kau kakakku apapun yang terjadi. Kau orang yang paling kucintai setelah ayah.”
Baek Won menuangkan minuman untuk Man Won, dan melanjutkan, “Setiap kali aku bersikap kasar kepadamu, terima kasih atas pengertian dan kesabaranmu.”
Man Won menunduk dan menangis.
“Opaa, kau menangis? Ada apa?” tanya Baek Won khawatir.
“Aku rindu Young Won.”
“Apakah kau sudah mulai mabuk? Itu tidak keren. Sungguh, ada apa denganmu?”
Man Won tak menjawab, dan semakin menangis tertunduk.
***
Pagi di kediaman Kang Jung Shim. Seperti biasa keluarga sarapan pagi, tapi tanpa Tae Young.
Mi Rim bertanya pada Do Young, “Tak bisakah kau melakukan sesuatu kepada saudaramu? Aku mohon padamu. Tolong bebaskan dia.”
“Ibu, aku berharap aku bisa, tapi apa yang dia lakukan adalah masalah besar.”
Mi Rim terus memelas. Jung Shim memintanya berhenti. Tae Young sudah membuat perusahaan bangkrut dan tidak punya rasa malu. Jung Shim berkata dengan keras, biarkan dia membusuk sendiri di sel selamanya.
“Tapi ikan itu kan tidak sempat di jual di pasar. Menurut Tae Young, dia ditipu oleh Jo Kwang D. Bisakah dia dituntut tanpa penahanan? Dia tidak akan melarikan diri.” Jin Gi mengatakan hal itu berharap dia dianggap peduli dan agar kedoknya tidak terbongkar.
Mi Rim membenarkan perkataan Jin Gi.
“Jika kau punya kekuatan untuk melakukannya, lakukanlah. Kau pernah membebaskan tersangka dengan izinku?” ujar Do Young sinis.
Jin Gi bilang pada Jung Shim, dia akan memikirkan cara untuk mengeluarkan Tae Young. Dia benci apa yang Tae Young lakukan, tapi dia tidak bisa mengirim anaknya ke penjara. Do Young menatap ayahnya.
***
Hwa Ran masuk ke kantor kontraktor miliknya. Dia terkejut mendapati anak buahnya sedang bertekuk lutut di cengkraman preman yang sebelumnya memukul rekan Man Won.
“Ku dengar perempuan ini mengunjungi bar dan mengatakan bahwa sekarang dia adalah bosnya. Kurasa kau bos baru disini?” preman itu mendekati Hwa Ran.
“Siapa kalian? Dimana Kim Man Won?” Hwa Ran berteriak.
“Itulah yang ingin aku tanyakan. Dimana Dochi? Hei, cantik, ku pikir kau harus ikut denganku. Kim Man Won mengambil bar ini dariku.” Preman itu memegang dagu Hwa Ran.
Hwa Ran memberontak dan berteriak, “Jangan menyentuhku!” Hwa Ran menampar preman itu. Preman itu menampar balik Hwa Ran hingga terjatuh. Hwa Ran menatap preman itu ketakutan.
***
Jung Shim dan Jin Gi menunggu dengan cemas. Sekretarisnya masuk dan memberikan laporan hasil tes DNA pada Jung Shim. Jin Gi melihatnya dengan penuh arti. Jung Shim membuka laporan itu, dan dia membaca bahwa Yoon Young Hye adalah ibu biologis Yoon Ha Bin.
Jung Shim segera menyuruh Jin Gi memanggil Ha Bin.
***
Ha Bin keluar dari rumah membawa koper. Young Hye berusaha menghentikannya. Ha Bin menepis tangan Young Hye dan meminta Young Hye membiarkannya pergi.
Young Hye kembali menggenggam tangan Ha Bin, “Tidak. Kau tidak bisa melakukan ini. Pikirkan kembali baik-baik, Ha Bin.”
“Apakah kau ingin mengirimku ke penjara? Aku sudah memalsukan dokumennya. Jika kau tidak ingin melakukannya, mari kita berpisah di sini. Pergilah pada Kim Han Joo.” Ha Bin kembali menepis tangan Young Hye. “Aku akan memiliki Golden Fishery.”
Ha Bin masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Young Hye yang masih berusaha menghentikannya. Young Hye menatap kepergian Ha Bin dengan sedih.
***
Ha Bin masuk ke dalam rumah Jung Shim dan menyapa Jung Shim. Jung Shim langsung memeluk Ha Bin dan menangis haru.
Mi Rim keluar dan bertanya apa yang terjadi. Jung Shim menyuruh Ha Bin memberi salam pada Mi Rim, bibinya. Mi Rim bingung. Jung Shim memberitahu bahwa itu adalah putri saudara Mi Rim, Ha Bin. Ha Bin hidup kembali.
Mi Rim masih tak percaya. Sementara Jin Gi yang ada disana wajahnya menyiratkan kepuasan.
***
Man Won sedang berjalan menuju kantor kejaksaan, hendak menyerahkan diri pada Do Young. Man Won sudah sampai di depan gedung dan akan melangkah masuk, tapi ponselnya berbunyi.
Man Won menjawabnya.
“Halo?”
“Hei, Dochi. Lama tak bertemu.”
“Siapa kau?”
“Aku jadi sedih. Kau sudah lupa suaraku? Aku tidak pernah lupa, bahkan dalam mimpiku.”
“Seo Min Suk?”
Seo Min Suk membenarkan, dan berkata bahwa mereka harus bertemu. Man Won menolak, dia tidak mau. Min Suk bilang mungkin Man Won tidak, tapi bosnya merindukan Man Won. Min Suk ternyata menyandera Hwa Ran dan membiarkannya bicara pada Man Won.
“Man Won-ssi, siapa orang-orang ini? Mengapa mereka melakukan ini padaku?” tanya Hwa Ran di telpon dengan takut.
“Sekarang kau ingin bertemu denganku?” Min Suk kembali bicara. “Jika kau tidak datang, aku akan melukai wajah bosmu seperti yang kau lakukan kepadaku.”
Mau tak mau, Man Won bertanya dimana Min Suk berada.
***
Baek Won dan rekannya di rumah sakit, menemui korban Min Suk. Ternyata kata dokter, butuh waktu seminggu sampai dia bisa berbicara. Baek Won lesu.
Lalu masuk anak buah Man Won yang tadi dikantor kontruksi dipukul Min Suk, saat Min Suk menemui Hwa Ran. Baek Won bertanya siapa dia dan membuka lengan bajunya yang ternyata ada tato yang sama.
“Apa kau Dochi?” tanya Baek Won.
“Bukan.”
“Apa yang terjadi? Siapa yang membuat kalian babak belur seperti ini?” tanya Baek Won lagi sambil melihat korban yang terbaring.
“Aku dipukuli oleh geng Seo Min Suk.”
Baek Won tidak mengenal Seo Min Suk. Tapi rekan Baek Won bertanya apakah maksudnya adalah kepala Seo Min Suk? Dia membenarkan. Tapi rekan Baek Won bilang dia dengar Seo Mis Suk sudah pensiun. Baek Won lalu bertanya dimana tempat Seo Min Suk berada.
***
Do Young menunggu Man Won yang tak kunjung datang. Do Young pun menghubunginya. Man Won yang sedang di dalam taksi menjawab telpon Do Young.
“Kim Man Won, apa yang kau lakukan? Kau seharusnya datang pukul 11?”
“Maafkan aku. Ada sesuatu yang harus aku lakukan sekarang. Aku akan sedikit terlambat.”
“Apa maksudmu? Ini bukan apa yang kau janjikan. Apakah kau akan menyebabkan lebih banyak masalah?”
(belum ada jawaban, sudah ganti adegan)
***
Man Won masuk ke sebuah gudang. Seo Min Suk keluar menemui Man Won. Man Won bertanya dimana Hwa Ran. Min Suk menyuruh anak buahnya membawa Hwa Ran.
“Berandal, apa yang telah kau lakukan kepada mereka sampai mereka memperlakukan aku seperti ini?” Hwa Ran berteriak kesal dan takut.
“Lepaskan dia. Dia tidak ada hubungannya dengan kita.” Ujar Man Won.
“Tentu. Aku dan dia telah membuat kontrak bahwa dia akan menyerahkan klub malam.” Ujar Min Suk kemudian menyuruh anak buahnya melepaskan Hwa Ran.
Hwa Ran berlari ke arah Man Won dan bertanya pada Man Won apa yang terjadi. Man Won meminta Hwa Ran jangan bicara apapun dan pergi saja. Hwa Ran bertanya bagaimana dengan Man Won, apa yang akan Man Won lakukan. Man Won tak menjawab dan membentak Hwa Ran untuk segera pergi. Hwa Ran pun berjalan pergi dengan ragu meninggalkan Man Won.
Man Won kemudian berkelahi melawan anak buah Min Suk yang dengan mudah Man Won kalahkan dengan tangan kosong, membuat Min Suk agak khawatir.
Man Won melemah ketika dia dipukul dengan kayu oleh anak buah Min Suk. Man Won pun dipukul dan ditendang hingga babak belur. Saat Min Suk sendiri akan menendang Man Won, terdengar suara sirine polisi.
Baek Won dan rombongan polisi menyerbu masuk. Min Suk menyuruh anak buahnya melarikan diri. Tapi Man Won tidak membiarkan. Dia memegang kaki Min Suk, sehingga dia tidak bisa lari dan memukulinya.
“Jangan bergerak. Kami polisi. Angkat tangan dan berdiri!” Baek Won menodongkan pistol ke arah Man Won.
Tangan Man Won menggantung, dia terkejut mendengar suara Baek Won, matanya berkaca-kaca. Man Won berdiri dan berbalik perlahan, menatap Baek Won.
Baek Won terkejut, “Oppa…apa yang aku lakukan disini?”
“Aku tidak tahu kau akan datang ke sini…aku tidak ingin terjadi seperti ini..”
“Apa maksudmu… apakah kau… Dochi?”
Man Won mengangguk dengan berat, “Ya. Aku adalah dia.”
Man Won berjalan mendekati Baek Won. Man Won menyodorkan tangannya untuk diborgol. Mata Baek Won berkaca-kaca menatap Man Won.
***
Bersambung ke episode 21 ~ di Dramapopuler
Komentar:
Kekuatan cinta memang besar ya. Dulu Young Hye tetap bersikeras akan membalas dendam pada Jung Shim walaupun Han Joo melarang, karena dia tidak tahu jika Han Joo juga menyukainya, dan dia sendiri tidak berani mengatakan perasaannya. Sekarang setelah berpuluh-puluh tahun, saat Han Joo berani mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya, Young Hye rela menghapus keinginannya balas dendam pada Jung Shim. (kalau aku gak salah tangkap ya… hehe…)
Ha Bin..aku tidak tahu apa lagi yang dia kejar, hingga dia rela mengabaikan orang yang sudah membesarkannya dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Aku rasa Ha Bin ini sama dengan Jin Gi. Dan kalau tidak salah mereka pernah mengatakan hal yang sama. Kalau mereka ingin meraih puncak dunia dengan cara apapun.
Makash oenni atas sinopsis nya, ditunggu ya eon sambunganya, aku selalu menanti nya....
ReplyDeletekeseel bngeet liat Ha Bin..>_< gomawo mb sinopny,. semangat selalu^^
ReplyDeleteGomawo Unnie, akhirnya datang juga sinopsisnya *seneng sampe jingkrak2
ReplyDeleteDitunggu ya lanjutannya :))
-Ayu
Eonnie cepeetan dilanjuttt>< ga sabar nih wkwkwk. Semangat eon!! Jjang~ ^^
ReplyDelete