Sinopsis AFTERMATH Season 2 Episode 5
Dae Yong lalu membuka pesan diponselnya dari Joon Goo. Sebuah gambar, paman Hee Kyung tergeletak berlumuran darah.
Sinopsis Aftermath Season 2 Episode 5
“Kau menyukai hadiahnya? Aku menyiapkannya khusus untukmu. Kau menyiapkan hadiah untukku?”
Dae Yong berlari dengan kencang menuju tempat Joon Goo.
Joon Goo menyalakan lilin dia tas cupcake, dan bersiul.
Dae Yong masuk dan berteriak, “Kenapa? Kenapa kau melakukannya?!”
Joon Goo meniup lilinnya. Dae Yong menepis kue yang dipegang Joon Goo hingga terjatuh. Dae Yong mencengkram kerah baju Joon Goo.
“Kenapa kau membunuhnya? Pembunuh!”
Joon Goo menepis tangan Dae Yong, “Memangnya kau bukan pembunuh?” Joon Goo mendekati Dae Yong mengusap air mata di pipi Dae Yong, Dae Yong menepisnya.
“Kau lupa?” tanya Joon Goo lagi.
Flashback. Dae Yong yang melihat pemuda bermata merah saat pulang bermain basket. Dan Dae Yong yang melihat seorang wanita beramata merah turun dari bis.
“Kau jelas membiarkan mereka mati!” Joon Goo tertawa, “Sekarang kau sudah ingat?”
Joon Goo menunjukkan foto seseorang di ponselnya, “Orang ini hanya salah satu dari banyak orang yang aku bunuh.” (seperti foto dua orang tadi)
Dae Young mencengkram kerah baju Joon Goo, “Bajingan!”
“Siapa yang aku bunuh bukanlah urusanmu.”
Dae Yong menangis.
“Kenapa? Tak masalah selama bukan orang yang kau sayangi, kan? Aku ingin tahu apa kau bisa tetap bertahan sampai segalanya berakhir.”
“Tutup mulutmu, brengsek!” Dae Yong mendorong Joon Goo.
Joon Goo tertawa kencang.
“Tutup mulutmu!” Dae Yong berteriak.
Joon Goo berhenti tertawa, tapi dia menunjukkan mata birunya pada Dae Yong. Dia berjalan mendekati Dae Yong dan mencekiknya.
Joon Goo melihat keluar, “Jika kau tidak menyelamatkan pria itu sekarang juga, dia akan mati. Dan kaulah pembunuhnya.”
Dae Yong melepaskan diri dan segera berlari keluar.
Suara ban berdecit. Ada kecelakaan. Dae Yong melihat kecelakaan itu tepat di depan matanya.
Dae Yong terhunyung mendekati korban. Orang-orang yang ada disana menghubungi polisi dan berkata sepertinya korban sudah meninggal.
Dae Yong menangis melihat wajah korban. Orang yang disana bertanya apakah Dae Yong mengenalnya, Dae Yong bilang tidak.
Dae Yong lalu berlari ketakutan ke dalam sebuah gang. Badannya lemas.
Dae Yong pulang ke rumah. Dia termenung di kamarnya.
Joon Goo berdiri di depan gerbang sekolah.
Pagi hari. Hari kelulusan di sekolah. Ibu masuk ke dalam kelas, Hee Kyung menyambutnya dan bertanya dimana Dae Young.
“Dae Yong tiba-tiba menolak datang ke upacara kelulusan. Kenapa ini terjadi?” Ibu merasa khawatir.
Dae Yong yang melamun di kamarnya mendapat telpon dari Hee Kyung.
“Dae Yong, kenapa kau tidak datang? Kau harus menerima penghargaan.”
“Aku tidak berhak mendapatkannya. Kau tahu itu.” ujar Dae Yong sedih.
“Tetap saja kau harus datang. Jika kau tidak…” Hee Kyung melihat kedatangan Joon Goo. “Dae Yong, Kim Joon Goo ada di sini.”
Dae Yong terkejut.
Joon Goo memperlihatkan matanya pada Hee Kyung.
“Tapi…matanya berwarna biru.” Hee Kyung memberitahu Dae Yong.
“Apa?” Dae Yong terkejut.
Dae Yong berlari menuju sekolah. Dan terdengar pesan Dae Yong pada Hee Kyung: “Berpura-puralah kau tidak tahu apapun. Bahkan jika mata semua orang berubah merah, tetaplah berpura-pura.”
Di sekolah, semua orang sudah menunggu Dae Yong. Begitu Dae Yong masuk, semuanya bertepuk tangan.
Dae Yong melihat ke sekeliling, semua orang matanya masih normal. Dae Yong pun maju ke depan.
“Penghargaan: Penghargaan ini diberikan pada orang yang berperan besar dalam masyarakat, sebagai warga teladan di masyarakat.” Seorang (mungkin Kepala Sekolah) membacakan penghargaan untuk Dae Yong dan memberikannya.
Dae Yong menerimanya. Dan Dae Yong terkejut ketika melihat mata Kepsek berwarna merah.
Dae Yong melihat Hee Kyung, Ibu, dan In Ho, mata mereka semuanya merah. Dae Yong berlari keluar. Hee Kyung terlihat khawatir.
Dae Yong menghampiri Joon Goo di jembatan gedung di luar.
“Hentikan semua ini, bajingan!” Dae Yong hendak memukul Joon Goo tapi berhasil di atasi Joon Goo.
“Seperti inikah caramu memperlakukan seseorang yang datang ke upacara kelulusanmu?” tanya Joon Goo sinis.
Dae Yong mencoba memukul Joon Goo lagi, tapi malah Dae Yong yang kena pukul Joon Goo.
Joon Goo kembali berkata, “Kenapa kau melakukan sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain? Hah?”
Joon Goo memukul Dae Yong, “Bukankah kau bilang ingin hidup tenang?”
“Brengsek, aku akan…” Dae Yong kembali mencoba memukul Joon Goo, dan lagi Dae Yong yang dipukul Joon Goo.
Perkelahian yang tidak imbangpun terjadi. Wajah Dae Yong dipukul berkali-kali oleh Joon Goo hingga Dae Yong terjatuh.
Joon Goo: “Hari ini semua orang di sekitarmu akan mati. Semua karena kesalahanmu.”
Joon Goo memukul Dae Yong lagi.
“Bagaimana jika aku memberikanmu pilihan? Aku akan melepaskan keluargamu, jika kau membunuh orang-orang yang hadir hari ini. Pilihlah.” Joon Goo berjalan meninggalkan Dae Yong.
Dae Yong berdiri dan meraih Joon Goo. Joon Goo mencekik Dae Yong.
“Aku menyuruhmu memilih!”
“Tidak.” Ujar Dae Yong susah payah.
“Ya. Kau tidak bisa memilih. Kalau begitu, lihatlah orang-orang yang kau sayangi menjemput ajalnya.”
Teman-teman dan guru Dae Yong tiba disana dan memanggil Dae Yong dari balik pintu yang dihalangi rantai.
Dae Yong melihat mereka. Dae Yong berusaha melepaskan diri dan membenturkan kepalanya ke dada Joon Goo, dan memukulnya. Joon Goo kesakitan.
Dae Yong hendak memukulnya lagi. Tapi pak guru yang sudah berhasil membuka pintu menahan Dae Yong. Pak guru bertanya apa yang terjadi.
“Dia akan membunuh kalian.” Dae Yong meronta.
“Apa yang kau katakan? Mana mungkin dia melakukannya?” tanya pak Guru.
“Benar. Mana mungkin aku melakukannya. Benar kan, Dae Yong?” ujar Joon Goo sinis.
Joon Goo lalu berjalan pergi.
Dae Yong berhasil melepaskan diri dan menubruk Joon Goo hingga mereka berdua terjatuh bergulingan ke jalan.
Semua orang histeris. Ibu terjatuh lemas.
Hee Kyung berlari ke bawah dan menghampiri Dae Yong.
“Dae Yong! Dae Yong! Sadarlah, kau tidak boleh mati. Dae Yong, bangunlah. Dae Yong.” Hee Kyung berusaha menyadarkan Dae Yong.
Joon Goo tak sadarkan diri tak jauh dari Dae Yong.
Dae Yong membuka matanya sebentar, lalu kepalanya terkulai.
“Dae Yong!” Hee Kyung histeris.
***
Bersambung ke episode 6 – end ~
Komentar:
Joon Goo ini psikopat. Dia melampiaskan hasrat membunuhnya dengan membunuh orang-orang yang dia lihat bermata merah.
Lalu karena dia sering menggunakan kekuatannya, dia pun jadi bisa membunuh orang hanya dengan kekuatannya.
Dia ingin mendapatkan lawan atau mungkin teman. Dia ingin menjadikan Dae Yong sebagai teman atau lawannya. Tapi Dae Yong memilih tidak ikut campur pada takdir orang lain seperti yang disarankan Hee Kyung.
Joon Goo tidak suka, maka dia mengancam Dae Yong akan membunuh orang-orang di sekitar Dae Yong.
Aku kira uda tamat,ternyata masiada satu lagi
ReplyDeleteMakasih ya mbak Mumu :)