KARA Secret Love: The 13th Bucket List - Part 1

KARA Secret Love: The 13^th Bucket List

Goo Ha Ra as Lee Hyun Jung

Kim Young Kwang as Yoon Joon Moon

Seorang pria membawa plastik belanjaan berjalan di sebuah lorong pinggir jalan sambil sesekali menengok ke belakang dengan takut. Apa yang dia takutkan?

Di belakangnya, ada seorang gadis yang juga dengan takut-takut mengikuti pria itu. Gadis itu menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. Gadis itu berlari mendekat dan memanggil di pria. Si pria ketakutan di dekati seperti itu dan terus mundur menghindar. Dia bertanya apa yang dilakukan gadis itu.

Gadis itu ingin mengatakan sesuatu, tapi sepertinya dia sulit mengeluarkan kata-kata. Gadis langsung menaruh sesuatu di tangan pria itu dan segera berlari menjauh.

Pria itu melihat apa yang diberikan si gadis, ternyata sekotak kondom. Pria itu pun merasa malu dan berteriak berterima kasih.

Gadis tadi berlari menuruni tangga sambil memegang pipinya. Rupanya dia malu, bukannya takut. Dia malu, kenapa harus barang seperti itu yang ditinggalkan pelanggannya. Gadis itu kemudian merasakan sakit di perutnya, lagi.

Dia kemudian teringat sesuatu dan segera berlari menuju minimarket tempatnya bekerja.

Dia mendapati beberapa siswa sekolah yang mengambil makanan dari minimarket dan memasukkannya ke dalam tas. Juga ada seorang siswa yang membuka laci kasir dan mengambil uangnya.

Gadis itu meminta para siswa membayar dulu barang yang mereka ambil. Gadis itu juga mengancam bahwa ada CCTV yang merekam semua. Tapi mereka tidak takut. Bahkan siswa yang mengambil uang menuduh gadis itu membolos. Gadis itu membela diri, seorang pelanggan meninggalkan sesuatu. Siswa tadi bilang seharusnya gadis itu berterima kasih karena mereka menjaga tokonya.

Siswa yang mengambil uang mengajak teman-temannya untuk segera pergi. Gadis itu menghadang, dia meminta uangnya dikembalikan.

“Bosku menyuruh untuk melaporkan kalian kali ini. Dia bilang walaupun kau anaknya, dia akan menelepon polisi kali ini.”

Siswa tadi hanya tertawa menanggapinya. Dia lalu menepuk perut gadis itu dan segera kabur bersama teman-temannya.

Gadis itu tak tahan lagi, dia berlari menuju tempat kasir dan akan memencet tombol alarm, tapi ponselnya berdering, bunyi pesan masuk.

Gadis itu memilih membuka pesan. Pesan dari seorang pria yang bertanya apa yang gadis itu lakukan setelah kerja. Gadis itu tersenyum senang menerima pesan itu dan melihat wajahnya di cermin.

***

Ternyata pria yang mengirim pesan tadi, meminta si gadis menemaninya minum. Pria itu, Kim Chi Gyu, baru dicampakkan oleh pacarnya yang bernama Se Young. Gadis itu, Hyun Jung, juga menyukai Chi Gyu. Tapi dia kalah cepat oleh Se Young yang duluan menyatakan cinta pada Chi Gyu.

Hyun Jung memapah Chi Gyu yang mabuk. Chi Gyu merasa kesal, karena seharusnya dialah yang mencampakkan Se Young. Tapi dia merasa bahagia karena Hyun Jung menemaninya. Tapi dalam hati Hyun Jung berteriak jika dia tahu seperti itu dia tidak akan datang.

Chi Gyu tiba-tiba memeluknya dari belakang. Lalu menatap wajah Hyun Jung.

Dalam hati Hyun Jung berkata, “Kenapa pandangannya begitu? Apa mungkin Chi Gyu suka padaku juga? Lalu apa kuberitahu saja?”

Hati Hyung Jung bergelut, antara dia harus memberitahu Chi Gyu atau tidak. Dan akhirnya sambil memejamkan mata dan sedikit berteriak, Hyun Jung berkata, “Aku menyukaimu.”

Chi Gyu rupanya tidak sepenuhnya sadar. Dia lalu merasa mual, dan berlari ke arah jalan raya. Chi Gyu muntah. Hyun Jung mendekatinya. Kemudian sebuah mobil datang, dan bruk!

***

Hyun Jung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Chi Gyu. Hyun Jung merapikan penampilannya dan tersenyum senang.

Hyun Jung masuk ke dalam kamar perawatan Chi Gyu. Dan betapa terkejutnya dia mendapati Se Young sudah ada disana, bercanda dengan Chi Gyu. Dengan canggung, Hyun Jung memberikan kue dan kopi yang dia bawa pada Se Young. Chi Gyu meminta Hyun Jung untuk duduk, tapi Hyun Jung menolak.

Hyun Jung beralasan jika dia hanya mampir, bersamaan dengan dia yang harus mengambil hasil tesnya di rumah sakit itu. Dengan terbata Hyun Jung juga berkata bahwa dia yakin Chi Gyu baik-baik saja karena mobil itu hanya menyerempet Chi Gyu. Hyun Jung langsung pamit pergi dengan alasan ada masalah di toko.

“Kopi yang di kanan ada tambahan. Itu untukmu, Chi Gyu.” Ujar Hyun Jung sebelum pergi.

Chi Gyu sempat berteriak bahwa dia akan mengirim pesan pada Hyun Jung nanti. Se Young juga berterima kasih atas kopi yang dibawa Hyun Jung.

Hyun Jung berjalan dengan gontai, lalu duduk di ruang tunggu. Hyun Jung kecewa, karena sebelumnya Chi Gyu bilang mereka sudah berakhir. Kemudian nama Hyun Jung dipanggil, dan diminta masuk ke ruang pemeriksaan.

***

“Apa? Kanker Pankreas?” Hyun Jung sangat terkejut.

“Ini sudah stadium akhir. Pasti sakit sekali. Bagaimana kau menahan sakit itu?” tanya dokter.

“Tidak, tidak mungkin. Aku tak percaya ini terjadi. Bagaimana bisa kanker? Tidak bisa dipercaya.” Hyun Jung masih tak percaya, dia memegang pipinya, “Lihatlah. Saya baik-baik saja dan makan dengan baik. Saya benar-benar sehat!”

Dokter kemudian bertanya apa perut Hyun Jung pernah kembung dan terasa tak enak? Tidak sama sekali. Hyun Jung tak pernah merasakan itu. Hingga akhirn dia teringat sudah berkali-kali dia merasakan sakit di perutnya. Hyun Jung pun tak bisa membantah dokter lagi.

Sekali lagi Hyun Jung berjalan dengan gontai di halaman rumah sakit. Dia teringat keterangan dokter yang menyatakan bahwa sudah terlambat untuk melakukan operasi, kemoterapi, dan pengobatan. Hyun Jung hanya punya waktu 6 bulan dan setidaknya 3 bulan tersisa untuk hidup.

Lamunan Hyun Jung terpecah oleh tabrakan seorang pasien yang sedang berjalan papasan.

Hyun Jung menangis, masih tak percaya dengan yang didengarnya dari dokter. Bagaimana bisa dia menderita kanker, usianya saja baru 23 tahun.

***

Hyun Jung pulang ke rumah. Dia membuka pintu sedikit dan melihat ayah dan adiknya sedang makan ramyun. Hyun Jung memandang mereka dengan sedih. Dia kemudian membuka pintu lebar dan masuk.

Ayah menyapa Hyun Jung dan bertanya apa Hyun Jung sudah makan. Hyun Jung bilang dia sudah makan. Hyun Jung juga memberitahu bahwa dokter bilang tidak ada masalah. Hyun Jung segera pamit masuk kamar untuk tidur.

Adik Hyun Jung nyeletuk kalau kakaknya itu sedang datang bulan, karena menjawab ayah dengan ekspresi seperti itu. Ayah memukul jidat adik Hyun Jung dengan sendok. Ayah kesal karena adik Hyun Jung tidak bisa menjaga mulutnya.

Di kamar, Hyun Jung tak bisa tidur. Dia memikirkan ayah dan Hyun Suk. Setelah dia mati, satu-satunya yang mereka akan makan hanya ramyun. Hyun Jung berpikir mungkin dia harus mencari istri baru untuk ayah sebelum dia mati. Hyun Jung juga bertanya-tanya, dalam 3 bulan apa yang harus dia lakukan.

Banyak hal berkecamuk di pikiran Hyun Jung. Dia merasa menghabiskan waktu sia-sia untuk belakar TOEFL. Hyun Jung juga berpikir apakah Chi Gyu akan menangis ketika datang ke pemakamannya, dan khawatir Chi Gyu akan datang bersama Se Young.

Hyun Jung menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran itu. Kenapa hal itu dia pikirkan sekarang. Dia akan mati. Dan setelah mati itu tak masalah lagi. Lalu Hyun jung bertanya-tanya lagi, bagaimana rasanya mati.

Hyun Jung menangis, “Aku tak mau. Aku tak mau mati. Aku tak akan mati. Tak akan mati.”

Hyun Jung menghapus air mata. Dia bangkit dan mengambil notebook miliknya. Hyun Jung mencari informasi tentang kanker pankreas. Dalam sebuah artikel dia menemukan bahwa kurang dari 5% kesempatan untuk bertahan hidup bagi penderita. Hyun Jung kembali menangis tersedu.

Kemudian masuk sebuah pesan. Sepertinya iklan sebuah minuman. Dalam iklan itu tertulis, “Apa yang anda ingin lakukan sebelum mati?”

Hyun Jung pun berpikir sesuatu yang ingin dia lakukan.

***

 

Hyun Jung berjalan dengan dandanan tak biasa di jalanan. Dia menebar senyum dan pesonanya pada orang-orang di sekitar. Walaupun ada yang menertawakan, Hyun Jung tak peduli.

Bucket List nomor 7. Meniru Lady Gaga. Cek list.

Hyun Jung memencet tombol alarm berkali-kali anak pemilik toko dan teman-temannya datang lagi.

Bucket List nomor 4. Balas dendam ke anak-anak nakal itu. Cek list.

Hyun Jung menghentikan anak-anak yang akan kabur dengan menendang sebuah botol saus hingga mengenai semua kepala anak-anak itu, dan terakhir cipratan saosnya mengenai si anak pemilik toko. Hyun Jung koprol dan menendang anak itu. Hyun Jung meminta anak itu untuk berhnti bicara tidak sopan padanya.

Hyun Jung di bandara. Dia mengirimkan sebuah foto seorang siswi pada Chi Gyu.

Chi Gyu yang sedang bersama Se Young membuka pesan dari Hyun Jung dan melihat foto siswi itu. Chi Gyu nampak terkejut. Dia menoleh tak percaya pada Se Young dan menumpahkan minuman yang ada dimulutnya. Se Young nampak bingung dengan ekspresi Chi Gyu.

Bucket List nomor 12. Memperlihatkan foto Se Young sebelum operasi plastik. Cek list.

***

Hyun Jung tiba di Pulau Jeju. Dia masuk ke sebuah tempat makan. Hyun Jung melihat orang-orang yang sedang makan disana.

Bucket list nomor 1. Makan semua makanan enak yang kumau. Cek list.

Ahjumma pemilik mempersilahkan Hyun Jung duduk. Tapi tak ada tempat tersisa di dalam. Di luar ada sebuah meja kursi kosong, satu meja dengan orang lain. Ahjumma mengantar Hyun Jung, tidak apa-apa semuanya duduk bersama di tempat seperti itu.

Ahjumma minta ijin pada pria yang duduk di meja itu kalau Hyun Jung ingin berbagi meja. Ahjumma kemudian permisi untuk mengambilkan makanan pesanan mereka. Si pria tak mengatakan apapun, tapi jelas dia tidak suka. Dengan canggung Hyun Jung duduk dan meminta maaf karena sudah mengganggu.

Untuk menutupi kecanggungannya. Hyun Jung mengelap meja memakai lap yang tadi diberikan ahjumma. Hyun Jung mengelap hingga ke bagian bawah piring lauk milik pria itu.. Piring pria itu juga, yang segera ditarik oleh pemiliknya. Bahkan kompor. Hyun Jung melihatnya tidak suka.

Kemudian pesanan datang, Galchi Jorim. Pria itu protes, dia memesan dua porsi untuknya sendiri. Ahjumma minta maaf, dan berkata mana ada yang menghabiskan dua porsi sendiri. Ahjumma memberi saran pada pria itu untuk berbagi saja, dan dia akan memberikan cola gratis. Ahjumma itu lalu pergi karena ada yang memanggilnya.

Hyun Jung yang merasa tak enak hati mengambilkan sendok dan sumpit untuk pria itu. Hyun Jung sekali lagi meminta maaf karena sudah mengganggu. Hyun Jung bilang kalau dia mendengar Galchi Jorim di tempat itu adalah yang paling enak.

Pria itu tak menanggapi dan langsung mengambil sumpit dan sendoknya. Pria itu dan Hyun Jung mulai makan. Mereka pun berebutan makanan.

Ketika tinggal satu, mereka berdua mengambilnya bersamaan. Pria itu menarik Galchi nya membuat nyali Hyun Jung menciut. Pria itu tertawa senang. Namun, saat dia mengangkap Galchi untuk dimakan, Hyun Jung menepis sumpitnya hingga Galchi nya terbang melayang. Dan terkahir, Hyun Jung berhasil mengambil alih Galchi itu dan membuat wajah si pria kotor terkena bumbu Galchi.

Hyun Jung awalnya tersenyum senang, tapi melihat pria itu berlepotan bumbu, Hyun Jung merasa tidak enak. Dia mengambil lap dan berusaha mengelap wajah pria itu. Lap yang tadi digunakan Hyun Jung untuk mengelap meja dan kompor. Pria itu menepis kesal tangan Hyun Jung.

“Benar-benar! Lap itu kotor! Kau lap wajahku dengan itu!” si pria berteriak kesal hingga makanan dimulutnya berhamburan keluar.

Hyun Jung mengkeret.

***

Hyun Jung berjalan sambil menggerutu. Dia merasa tidak adil harus membayar semua makanan tadi karena kejadian terakhir dengan pria itu.

Hyun Jung mendekat pada sebuah pohon, Pohon Park Soo Ja. Hyun Jung meletakkan bunga yang dibawanya di pangkal pohon. Hyun Jung kemudian memeluk pohon itu.

Bucket List nomor 3. Mengunjungi Ibu. Cek list.

(Mungkin sudah banyak yang tahu. Disana ada yang mengubur abu orang yang sudah meninggal di pangkal sebuah pohon. Pohon itu tidak akan ditebang, dan diberi nama. Jadi keluarga mengunjungi pohon itu seperti makam. Dan perkiraanku, dengan ditanam di bawah pohon, mereka memiliki harapan roh orang yang sudah meninggal masuk ke dalam pohon, seperti abunya yang terserap oleh akar pohon.)

Setelah dirasa cukup, Hyun Jung melepaskan pelukannya pada pohon itu dan berjongkok. Hyun Jung berkata seolah pohon itu adalah ibunya. Dia menanyakan kabar ibunya dan memberitahu bahwa dia sudah datang. Kemudian Hyun Jung menangis.

“Ibu. Aku merindukanmu. Sebentar lagi... Aku akan menyusulmu.” Hyun Jung terisak, “Tapi jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Ingat perkataanmu padaku dulu? Tidak penting berapa lama kau hidup... yang penting adalah bagaimana kau hidup sepanjang itu. Waktu yang tersisa... Aku akan hidup penuh dengan... Semangat... dan kegembiraan.”

“Ibu, aku sangat merindukanmu.”

Hyun Jung menyentuh pohon itu dan menangis semakin terisak.

Ada telpon masuk, dari ayah. Hyun Jung menghapus air matanya agar ayah tidak tahu dia sedang menangis. Hyun Jung mengangkat telponnya dan bilang pada ayah bahwa dia benar sedang di Pulau Jeju, dan sekarang sedang bersama Ibu. Hyun Jung juga bilang dia kesana hanya karena ingin makan makanan enak dan sedikit liburan. Benar-benar tidak ada masalah.

Tak mau membuat ayah semakin curiga, Hyun Jung akan menutup telpon dengan alasan baterei ponselnya habis. Hyun Jung berjanji akan menelpon ayah lagi nanti dan meminta ayah untuk memberitahu Hyun Suk agar tidak masuk ke dalam kamarnya. Hyun Jung kemudian teringat pada salah satu bucket listnya.

Bucket List nomor 2. Mengatakan aku mencintai ayah. Cek list.

“Aku mencintaimu.” Ujar Hyun Jung pada ayah di telpon. Tapi telpon terputus karena batereinya akan habis. Hyun Jung pun jadi tidak yakin apa ayah mendengarnya atau tidak.

***

Hyun Jung berjalan di tepi pantai bertelanjang kaki. Dia lalu melihat tas, sepatu dan botol soju tanpa pemiliknya. Hyun Jung menoleh ke arah laut dan melihat seorang pria sedang berjalan di dalam air menuju ke tengah. Melihat botol soju yang tergeletak, Hyun Jung mempunyai pikiran buruk bahwa pria itu akan bunuh diri.

Si pria semakin ke tengah. Hyun Jung mengedarkan pandangan untuk meminta tolong, tapi tak ada siapapun di dekat sana. Hyun Jung kebingungan sendiri. Saat dia akan melaporkan kejadian itu, ponselnya mati.

Karena melihat pria itu terjatuh seperti akan tenggelam, Hyun Jung meletakkan barang bawaannya dan segera berlari ke dalam air. Hyun Jung panik dan ingin menyelamatkan orang itu. Tak berapa lama langkahnya terhenti. Dia teringat bucket listnya.

Bucket list nomor 5. Tidak mencampuri urusan orang lain. Cek list.

Hyun Jung pun menghentikan niatnya, dan bahkan diapun tak bisa berenang. Hyun Jung berlari lagi ke pantai.

“Baiklah! Hiduplah dengan baik! Aku akan meninggalkan dunia ini!” Pria itu berteriak.

Mendengar teriakan, naruni Hyun Jung pun kembali dan berbalik berlari lagi menuju tengah untuk menyelamatkan pria itu. Hyun Jung berhasil meraih pria itu, dia berteriak agar pria itu tidak melakukan bunuh diri. Pria itu ternyata pria yang tadi makan Galchi bersama dengan Hyun Jung. Dia mengenali Hyun Jung dan memanggilnya Galchi.

Pria itu menepis Hyun Jung, memintanya untuk pergi. Hyun Jung tidak menyerah, dia mengajak pria itu tenang dan bicara. Hyun Jung lalu dengan panik memegangi leher pria itu karena kakinya tidak menapak. Hyun Jung tidak bisa berenang! Dia terus memegangi pria itu dan membuat mereka timbul tenggelam di dalam air.

***

Hyun Jung berjalan di antara rimbun pepohonan dan sinar matahari yang menerobos masuk dari sela-selanya. Hyun Jung terlihat sangat senang.

“Ini pasti surga untukku. Benar, jadi seperti ini surga. Karena aku mati lebih mengagumkan, mati menyelamatkan orang daripada karena sakit perut parah.”

Hyun Jung tersenyum memeluk dirinya sendiri sambil menatap ke atas. Lalu ada setitik air yang mengenai dahinya. Air yang dingin. Hyun Jung mengira itu adalah air hujan.

Hyun Jung perlahan membuka matanya dan melihat pria tadi memonyongkan bibirnya hendak memberikan nafas buatan. Hyun terkejut dan refleks bangkit duduk hingga membuat pria tadi tersundul dan terjatuh kesakitan. Hyun Jung buru-buru menghampiri pria itu dan bertanya apakah dia baik-baik saja.

***

Mereka kini di sebuah apotik. Sundulan Hyun Jung meninggalkan luka di bibir pria itu. Takut-takut Hyun Jung menyodorkan cermin, agar pria itu bisa mengoleskan luka di bibirnya dengan jelas.

Pria itu dengan kesal mengobati bibirnya. Dia membuang-buang kotak obat dan cotton bud dengan sembarangan ke lantai. Dengan sabar, Hyun Jung memungutinya dan kembali menyodorkan cermin.

“Pasti sakit. Tapi sudah disterilkan dan diberikan salep, pasti tak akan meninggalkan bekas.” Ujar Hyun Jung.

Pria itu berkata dengan ketus seharusnya dia ke RS sekarang juga dan mendapatkan perawatan tapi Hyun Jung beruntung karena pria itu terlalu sibuk untuk itu. Pria itu lalu beranjak pergi. Hyun Jung membela diri. Dia juga korban, ponselnya rusak kena air.

“Siapa yang menyuruhmu masuk air? Jika aku mati, aku ingin mati dengan keren. Aku tak ingin mati menyedihkan karena tenggelam di air oleh hantu air sepertimu.” Pria itu berteriak kesal, lalu keluar apotik.

Hyun Jung tidak marah di bentak seperti itu. Dia malah khawatir kemana lagi pria itu akan pergi. Hyun Jung bergegas mengikuti pria itu.

***

Hyun Jung berhasil mengikuti pria itu ke tepian bebatuan di dekat pantai. Hyun Jung mengamati pria itu dari jauh dari balik batu, tak lupa mengenakan kacamata dan selendang untuk penyamaran. Pria itu menoleh, Hyun Jung langsung jongkok.

Tidak hanya sampai disitu. Hyun Jung mengikuti pria itu bersepeda, sampai mengamati pria itu yang sedang duduk dan minum beristirahat. Kemudian pria itu tak terlihat. Hyun Jung berjalan mendekat, dan agar tidak ketahuan dia berpura-pura berfoto bersama dengan orang lain.

Malam tiba. Hyun Jung masih mengikuti pria itu dan kehilangan jejak di dekat pelabuhan. Tiba-tiba ada yang menarik tasnya ke atas. Pria itu. Dia berhasil memergoki Hyun Jung.

Mereka kemudian duduk berhadapan dan bicara. Pria itu tak percaya Hyun Jung tak menginginkan apapun dan hanya mengikutinya karena takut dia bunuh diri. Hyun Jung membenarkan, dia juga punya banyak urusan. Pria itu membentak Hyun Jung, lalu kenepa Hyun Jung ikut campur. Pria itu bilang dia seharusnya sudah menyelesaikannya, tapi Hyun Jung menghancurkannya.

“Lihatlah? Apa yang kau coba selesaikan? Kenapa kau mencoba bunuh diri? Bicaralah. Jika alasan kau ingin bunuh diri...” Hyun Jung tercekat, “Tidak. Tak ada alasan untuk bunuh diri. Jadi kau harus berusaha untuk tetap hidup.”

“Jika kau begitu ingin hidup, uruslah hidupmu sendiri. Benar-benar omong kosong.” Ujar pria itu lalu beranjak pergi.

Hyun Jung kesal karena pria itu menyepelekan kehidupan. Hyun Jung berdiri dan berteriak, “Benar. Aku akan hidup. Daripada hidup menyedihkan sepertimu 100 tahun lagi, bahkan jika hanya 3 bulan untuk hidup...” Hyun Jung menangis, “atau bahkan hanya satu hari... Aku akan menghadapinya dengan percaya diri... dan hidup dengan baik.”

Beberapa saat kemudian, Hyun Jung meminta maaf karena bicara tidak sopan seperti tadi. Pria itu bingung melihatnya, apakah Hyun Jung hanya berakting. Hyun Jung hanya ingin bilang agar pria itu tidak bunuh diri. Pria itu bilang dia tidak akan bunuh diri. Tapi sebagai gantinya dia ingin Hyun Jung melakukan apa yang dia suruh.

***

Hyun Jung melamun di penginapannya. Dia teringat perkataan pria itu yang meminta Hyun Jung untuk menemuinya jam 8 pagi. Ada tempat yang ingin pria itu kunjungi bersama Hyun Jung. Hyun Jung curiga, mungkinkah pria itu berniat menculik dan menjualnya. Tapi bagaimanapun dia akan mati juga walau ditangan orang lain.

Hyun Jung menulis di notebooknya. Dia menambahkan sesuatu di bucket listnya.

“Tambahan, nomor 13. Mengabulkan permintaan orang yang hampir mati.”

***

Bersambung ke Part 2~

***

Cuap-cuap:

Aneh ya, kanker stadium akhir, tapi tidak kelihatan sakit sama sekali, hehe…

Jangan tanya lagi ya, ini selinganku dulu sebelum lanjut Kkothalbae Soosadae. KoSa episode 5 sudah dicicil, tapi entah kenapa mood-ku pada drama itu sedikit berkurang seminggu ini. Mian, pasti akan dilanjut koq.. makanya aku refresh mood-ku dulu dengan yang manis-manis, he..

Oya, KARA Secret Love ini ada lima judul. Ditayangkan di dua tempat berbeda. Dramafever dan Dramacube. Di Dramafever, setiap judul dibagi 2 episode. Sedang di Dramacube langsung selesai satu judul. Dan mereka menanyangkan judul yang berbeda tiap minggunya. Aku mengikuti yang Dramafever, tapi disini aku tidak akan menulis episode keberapanya biar gak pusing. Aku pake judul dan part saja.