WITCH’S LOVE Episode 13 – 1

[Sebelumnya di episode 12]

~Witch’s Love Episode 13~

Ji Yeon berjalan pulang dengan lunglai. Ada Dong Ha berdiri di dekat tangga. Ji Yeon terus menunduk dan akan melewati Dong Ha. Kalau saja Dong Ha tak menahan tangannya, Ji Yeon memang sudah pasti tak menganggap ada Dong Ha disana. Dan ternyata Ji Yeon menangis.

“Mengapa kau menangis setiap kali aku melihatmu?”

Ji Yeon tak menjawab dan berjalan menuju rumahnya. Dong Ha tampak khawatir.

Ji Yeon masuk ke dalam rumah tanpa menyalakan lampu. Dia mengingat kejadian tadi dalam gelap.

Shi Hoon bilang dia berbuat kesalahan dengan berpikir bahwa mereka akan baik-baik saja seperti yang mereka lakukan sebelumnya, enam tahun lalu. Shi Hoon mencintai Ji Yeon, tapi itu tidak cukup untuk menahan semuanya. Shi Hoon terdiam cukup lama, lalu meminta Ji Yeon menganggap pembicaraan pernikahan mereka sebelumnya tidak pernah terjadi. Ya, Shi Hoon membatalkan pernikahan mereka.

“Sunbae, kau sungguh kurang ajar. Seperti yang kau katakan…kau membuatku menunggu enam tahun. Kau ingin membatalkan pernikahan setelah menungguku beberapa jam? Apa, tempat tinggal kayu? Sapsalgae? Bagaimana kau bisa begitu egois sampai akhir? Baji****.” Ji Yeon berkata dengan penuh emosi.

Shi Hoon tak menatap Ji Yeon, dan tak menanggapi Ji Yeon. Dia bilang dia lelah dan menyuruh Ji Yeon untuk pergi. Ji Yeon melempar sepatu untuk pernikahannya ke arah Shi Hoon, tapi tidak sampai.

“Hei, Noh Shi Hoon!” Ji Yeon mengatus nafasnya yang terasa ingin meledak, “Apakah ini akting terbaik yang bisa kau lakukan? Akulah yang jahat. Kenapa kau bersikap seolah-olah kau breng***?” Ji Yeon menangis.

“Aku memang breng***. Aku mencoba menahanmu dengan keras.” Shi Hoon mengambil sepatu yang tadi dilemparkan Ji Yeon, “Sepatu untuk gaun pernikahanmu…Inilah apa yang dikatakan ibumu padaku. Kau terlihat sangat bahagia saat itu. Tapi sekarang kau terlihat cemas.”

Ji Yeon berkata Shi Hoon lah yang memberitahu dia, bahwa waktu akan menyembuhkan semuanya. Tapi kenapa sekarang berubah? Shi Hoon menjawab bahwa Ji Yeon adalah bagian dari masa depan yang dia impikan. Tapi jika Ji Yeon tidak bahagia di masa depan itu, itu bukanlah impian yang dia inginkan.

Ji Yeon berkata bahwa Shi Hoon juga ada dalam impiannya. Shi Hoon kemudian memuji Ji Yeon yang sangat cantik tadi sore. Shi Hoon mengucapkan terima kasih untuk Ji Yeon yang mau mengenakan gaun pengantin lagi untuknya.

Ji Yeon menangis sesenggukan, sendirian. Mungkin hatinya pedih. Di saat dia mengorbankan perasaannya sendiri agar bisa bersama Shi Hoon, tapi Shi Hoon malah memutuskan untuk berpisah. Dan Ji Yeon juga tahu, Shi Hoon pun terluka karenanya. Ji Yeon pasti menyesal juga.

***

 

Dong Ha pergi ke bakal calon rumahnya yang baru. Dia terkejut melihat seseorang ada disana dan sedang berdoa sambil memegang dinding. Dinding yang kata pemilik rumah memiliki wallpaper keberuntungan. Dong Ha bertanya apa yang dilakukan orang itu disana. Orang itu terkejut dan bertanya balik siapa Dong Ha.

Dong Ha menjelaskan bahwa dia adalah orang yang akan pindah kesana. Tapi orang itu bilang dia sudah pindah (dia sudah menempatinya duluan). Dong Ha terkejut. Pemilik rumah muncul. Dong Ha datang untuk mendatangi kontark sewa. Tapi karena Dong Ha tidak datang tadi malam, maka pemilik menyewakannya pada orang lain. Dong Ha bilang dia sudah menelpon.

Orang tadi berteriak, dia tidak mau keluar. Pemilik pun menjelaskan, orang itu sudah belajar selama delapan tahun untuk ujian pengacara. Dia pindah tadi malam saat dia mendengar penyewa sebelumnya lulus ujian pengacara. Dong Ha tetap saja kesal karena dia yang pertama kali datang.

Orang tadi menyebutkan sebuah pasal tentang sewa-menyewa. Saat penyewa masuk dan terdaftar, dia memiliki hak atas pihak ketiga. Dalam hal ini, saat memberikan laporan pindah, sama saja dengan mendaftar (agak puyeng bahasanya, mungkin yang dia maksud adalah kontrak sewa).

Orang itu menunjukkan kontrak sewa miliknya. Dan karena dia sudah tidur di atas buku-buku hukum, dan bukannya bantal selama delapan tahun. Jika Dong Ha sangat menginginkan kamar itu, dia mengajak Dong Ha untuk menempuh jalur hukum.

Dong Ha menghela nafas kesal. Dia menyarankan orang itu menghafal lebih banyak peraturan, jika dia punya waktu untuk berdoa. (Tadi kan orang ini bukannya belajar malah berdoa sambil megang dinding)

Dong Ha mengalah dan segera keluar dari sana. Dong Ha mengeluh, itu semua karena Ji Yeon. Ji Yeon tidak membantunya, dan malah selalu membuatnya tertekan dengan air matanya. (ooh..jadi semalam Dong Ha tidak jadi pergi setelah bertemu Ji Yeon)

***

Dong Ha pulang ke rumah Soo Chul lagi. Soo Chul sudah menunggu di dekat pintu dengan berkacak pinggang dan wajah cemberut. Dong Ha menyapa Soo Chul yang sudah pulang. Soo Chul menanyakan perihal koper milik Dong Ha yang ada di dekat pintu. Dong Ha mengingatkan dia sudah bilang akan pindah.

“Jadi, kau meninggalkan aku? Pengkhianat.” Soo Chul ngambek.

“Aku belum bisa pindah. Biarkan aku tinggal beberapa hari lagi.” pinta Dong Ha.

“Benarkah?” Soo Chul menghadang Dong Ha yang akan lewat dengan kakinya.

Dong Ha pun menjelaskan, dia pergi untuk tanda tangan kontrak sewa, tapi orang lain sudah pindah kesana. Soo Cul senang, dia bilang itu adalah tanda dari surga bahwa Dong Ha harus tetap di rumahnya. Dong Ha bilang bukan begitu tapi seorang mahasiswa hukum menyelanya. Soo Chul pun heran apakah Dong Ha pergi ke asrama mahasiswa hukum. Tak mau repot menjelaskan tentang pria dan wallpaper keberuntungan itu, Dong Ha bilang dia akan tetap pindah segera setelah menemukan tempat yang baru.

Soo Chul menyebut Dong Ha sebagai pengecut, yang pindah karena Ji Yeon akan menikah. Dong Ha menyangkal, bagaimanapun itu kan bukan rumahnya. Tetap saja, kenapa Dong Ha bersikeras pindah disaat Soo Chul sang pemilik rumah mengijinkan Dong Ha untuk tetap tinggal. Tak mau berdebat panjang, Dong Ha mengiyakan perkataan Soo Chul.

Dong Ha keluar rumah.Dia melihat seorang kurir mengantarkan paket ke rumah Ji Yeon dan menyimpannya di depan pintu. Dong Ha menegur kurir itu, bagaimana jika paket itu dicuri karena disimpan begitu saja di luar. Kurir itu bilang, sebelumnya dia menyimpannya di kantor keamanan, tapi Ji Yeon tidak menyukainya dan menyuruhnya untuk meninggalkannya disana.

Ternyata Ji Yeon ada di rumah, sedang terbaring di kasurnya. Dia bernafas dengan cepat, tapi matanya terpejam. Ji Yeon sakit.

***

Di Trouble Maker, semuanya bingung mengapa Ji Yeon tidak datang. Rin Ji yakin Ji Yeon sedang dalam perjalanan rahasia bersama Shi Hoon. Ketua Tim Byun kesal karena Ji Yeon datang dan pergi sesuka hatinya.

CEO Kwon turun dan bertanya apa yang sedang mereka bicara, apakah Ji Yeon tidak datang tanpa ijin. Ketua Tim Byun langsung antusias, dia bilang CEO mengajukan pertanyaan yang bagus. Maka dengan semangat dia bilang kalau Ji Yeon tidak datang sepanjang hari. Dan dia tidak menjawab telponnya, tambah Chang Min.

CEO Kwon bertanya pada Young Shik, mengapa dia tidak memberitahunya masalah itu. Young Shik bilang dia sedang mengerjakan suatu cerita dan dia di luar sepanjang hari. Maka CEO Kwon bertanya pada Jae Woong. Tapi Jae Woong juga tidak tahu karena Ji Yeon melarangnya menanyakan masalah kehidupan pribadi.

Rin Ji menyebutkan kecurigaannya bahwa Ji Yeon pergi ke suatu tempat rahasia bersama Shi Hoon. Eun Chae langsung membela, Ji Yeon bukan orang yang akan melakukan sesuatu seperti itu. Lalu Ketua Tim Byun bilang, yang terpenting adalah Ji Yeon tidak muncul untuk kerja tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Yang paling penting adalah apa yang terjadi pada Ketua Tim Ban.” CEO Kwon meninggikan suaranya.

Dengan tergagap Ketua Tim Byun bahwa apa yang dikatakan CEO Kwon barusan apa yang dia maksud. CEO Kwon menambahkan, Ji Yeon tidak pernah melewatkan satu hari kerja sejak dia mulai bekerja disana. CEO Kwon meminta Young Shik untuk segera mencari kabar dari Ji Yeon. CEO Kwon kemudian pergi.

Young Shik bingung apa yang terjadi pada Ji Yeon, dan Ji Yeon juga tidak menjawab telponnya. Eun Chae menawarkan diri untuk pergi ke rumah Ji Yeon. Young Shik pun teringat sesuatu dan segera menelpon seseorang.

Dong Ha yang hendak pergi melakukan pekerjaan paruh waktunya mendapat telpon dari Young Shik. Young Shik meminta Dong Ha untuk mengunjungi Ji Yeon karena mereka tetanggaan. Ji Yeon tidak menjawab telponnya dan Young Shik khawatir Ji Yeon sakit.

“Dia tidak muncul untuk bekerja dan kau baru mencarinya sekarang?” tanya Dong Ha sedikit kesal.

“Itulah sebabnya aku memintamu untuk melakukan itu. Apa kau diluar?” tanya Young Shik di seberang telpon.

Dong Ha segera menutup telpon dan memutar balik motornya.

Dong Ha sampai di depan rumah. Dia melihat paket Ji Yeon yang masih ada di luar. Dong Ha mengetuk pintu dan memanggil Ji Yeon. Dong Ha terus memencet bel dan memanggil Ji Yeon. Ji Yeon mendengar suara itu, dia perlahan bangun.

Dong Ha masuk dan bertanya mengapa Ji Yeon sangat lama membuka pintu jika dia ada di rumah. Ji Yeon berdiri dengan lemas, bersandar pada dinding di dekat interkom. Dong Ha bertanya apakah Ji Yeon baik-baik saja. Ji Yeon tidak menjawab, dia sangat lemas dan akhirnya jatuh terduduk. Dong Ha segera menghampiri Ji Yeon dan kembali bertanya apakah Ji Yeon baik-baik saja meski masih tak mendapat jawaban dari Ji Yeon. dong Ha memegang dahi Ji Yeon.

Dong Ha memeriksa suhu tubuh dan mengkompres Ji Yeon dengan handuk basah. Dong Ha bertanya-tanya, “Apa yang terjadi hingga dia sendirian seperti ini. Beruang kutub juga bahkan tidak ada. Apakah mereka bertengkar?”

Hari berganti malam. Dong Ha kembali mengkompres Ji Yeon. Kali ini Ji Yeon terbangun dan berkata sendiri, “Yoon Dong Ha. Kenapa dia ada disini? Aku pasti bermimpi lagi. Kenapa kau terus muncul dalam mimpiku?”

Dong Ha bilang itu bukan mimpi. Ji Yeon terkejut dan hendak bangun. Dong Ha menahan dan meminta Ji Yeon untuk dia.

Dong Ha memeriksa suhu tubuh Ji Yeon lagi, dan bersyukur demam Ji Yeon akhirnya turun. “Kau demam 100.4° F. Kau seharusnya pergi ke rumah sakit atau menelepon seseorang jika kau sakit .”

“Bagaimana kau tahu untuk datang?”

“Young Shik sunbae meminta aku untuk mampir. Aku membawamu kesini sebelumnya. Apa kau tidak ingat? Aku pikir aku akan mati karena kau begitu berat.”

Ji Yeon bergumam, dia melewatkan pekerjaannya. Ji Yeon melihat Dong Ha yang terus menatapnya. Ji Yeon pun bertanya ada apa.

“Aku ingin tahu tentang dua hal saat ini. Tapi aku hanya akan bertanya satu hal padamu. Apakah aku…muncul di mimpimu?”

Lama terdiam, Ji Yeon lalu menyangkalnya sambil memalingkan wajah. Kemudian terdengar suara ibu memanggil Ji Yeon. Dong Ha bilang dia yang akan keluar menemui ibu.

Ibu pun masuk, dia baru saja mengambil hanbok. Ibu terkejut bertemu dengan Dong Ha dan bertanya mengapa Dong Ha keluar dari kamar Ji Yeon. Dong Ha pun memberitahu bahwa Ji Yeon sedang sakit demam. Ibu segera ke kamar Ji Yeon.

Ji Yeon duduk. Ibu melihat wajah pucat Ji Yeon dan bertanya bagian mana yang sakit dan seberapa sakitnya. Ji Yeon bilang dia sudah baikan sekarang.

“Apa yang salah? Apakah kau bertengkar dengan Shi Hoon? Apa kau mengalami waktu yang sulit dengan persiapan pernikahanmu?”

Ji Yeon menggeleng, “Tidak. Ibu. Kami…tidak akan menikah.”

Langkah Dong Ha terhenti mendengar perkataan Ji Yeon dari luar tanpa sengaja. Saat ibu bertanya apa yang sebenarnya terjadi, Dong Ha bergegas keluar.

Ji Yeon akan menjawab pertanyaan ibu, tapi dia nampak khawatir Dong Ha mendengarnya. Ibu pun memeriksa keluar dan memberitahu bahwa Dong Ha sudah keluar. Ibu meminta Ji Yeon memberitahunya, apakah Shi Hoon tidak mau menikah.

Ji Yeon kembali menggeleng, “Ini bukan kesalahan Shi Hoon sunbae. Ini kesalahanku.”

Ibu masih tak mengerti, “Apa yang kau lakukan?”

“Aku…Hatiku…berubah.” Ji Yeon menangis.

Ibu pun mengerti, dia menggenggam tangan Ji Yeon yang menangis.

Ibu membuatkan bubur untuk Ji Yeon. Sebelum makan, Ji Yeon meminta maaf pada ibu. Ibu menenangkan Ji Yeon, “Apa yang perlu disesali? Kau tidak pernah tahu tentang pernikahan sampai kau berjalan menyusuri lorong. Setidaknya, aku senang kau berakhir sebelum kita mengirimkan undangan saat ini. Aku senang aku tidak memberitahu teman-temanku.”

Ji Yeon kemudian melanjutkan makannya, dan masih saja menangis. Ibu yang melihatnya pun ikut sedih.

***

Dong Ha termenung di rumahnya. Dia memikirkan perkataan Ji Yeon yang tadi di dengarnya, bahwa dia dan Shi Hoon tidak akan menikah. Dong Ha merasa sangat frustrasi dengan apa yang sebenarnya terjadi.

***

Ibu menemui Shi Hoon di rumahnya. Shi Hoo terlihat begitu kuyu. Ibu berani bertaruh Shi Hoon bahkan tidak bisa makan. Shi Hoon mempersilahkan ibu duduk, dia akan mengambilkan minum untuk ibu. Ibu melarang, dia tidak membutuhkan apapun dan meminta Shi Hoon untuk duduk.

Shi Hoon berkata tanpa menatap ibu, “Seharusnya aku mampir untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak bisa membawa diri untuk menghadapimu. Maafkan aku.”

“Aku mendengar semuanya dari Ji Yeon.” ujar Ibu.

Shi Hoon menoleh sebentar pada ibu. Lalu bertanya apakah Ji Yeon baik-baik saja. Ibu memberitahu Shi Hoon bahwa Ji Yeon juga sakit, sebanyak yang Shi Hoon rasakan. Shi Hoon kembali meminta maaf.

Kemudian ibu berkata, Shi Hoon juga tahu bahwa dia tidak pernah berpikir Shi Hoon sebagai anak orang lain. Shi Hoon bukanlah menantunya, tapi selalu seperti anaknya. Itulah mengapa ibu sangat menyalahkan dan membenci Shi Hoon. Shi Hoon bilang dia mengerti.

Ibu kemudian memeluk Shi Hoon dan menangis.

***

Ji Yeon kembali masuk kerja. Young Shik menyambutnya dan bertanya apakah Ji Yeon sakit, dia sangat mengkhawatirkan Ji Yeon. Ji Yeon meminta Young Shik untuk tidak rewel, dia hanya terkena flu.

Semuanya menyambut Ji Yeon dengan penasaran dan khawatir karena Ji Yeon kemarin tidak masuk kerja. Eun Chae bertanya apakah Ji Yeon baik-baik saja. Ji Yeon membenarkan. Ketua Tim Byun yang berpikir Ji Yeon sakit, tapi di matanya Ji Yeon terlihat baik-baik saja. Ji Yeon membenarkan, jadi dia meminta Ketua Tim Byun untuk tidak mempedulikan dirinya.

Ji Yeon kemudian naik menuju mejanya, diikuti Young Shik dan Jae Woong. Hanya Eun Chae yang tersenyum melihat Ji Yeon yang seperti biasanya. Sedangkan Rin Ji berpendapat penampilan Ji Yeon tadi tidak seperti orang yang sakit. Dia yakin Ji Yeon dan Shi Hoon pergi melakukan perjalanan bersama.

Di ruangan meeting. Sebelum memulainya, CEO Kwon bertanya pada Ji Yeon apakah dia baik-baik saja. Ji Yeon membenarkan. CEO Kwon bertanya lagi apakah Ji Yeon tertekan terlalu banyak atas rencana pernikahannya. Perusahaan mereka dalam masalah saat jagoan mereka sakit. Jadi CEO Kwon ingin Ji Yeon menjaga dirinya sendiri. Ji Yeon mengiyakan.

CEO Kwon kemudian membuka meeting, di cuaca yang panas itu CEO Kwon bertanya apakah ada topik seksi yang mau diajukan. Ji Yeon hendak mengeluarkan bahan artikelnya, tapi keburu di sela oleh Ketua Tim Byun yang mengajukan topik mengenai Hanbit Medical Center. Cerita menakutkan dari UGD tentang pasien yang meninggal saat akan dalam perjalanan ditransfer karena di Hanbit tidak ada dokter. Young Shik kesal karena itu merupakan artikel yang sedang timnya persiapkan juga.

CEO Kwon bertanya pada Ketua Tim Byun ada cerita apalagi selain yang sudah keluar. Ketua Tim Byun bilang dia menyuruh seorang petugas kebersihan dari rumah sakit itu untuk melapor padanya setiap hari tentang apa yang terjadi.

Ji Yeon tersenyum mendapatkan celah dari Ketua Tim Byun, “Apakah kau pikir itu akan bekerja untuk mendapatkan cerita? Kau seharusnya menggali ke dalam kasus yang mirip, keluarga korban atau korupsi rumah sakit. Itulah cara kau mendapatkan sesuatu yang seksi.”

Ketua Tim Byun gelagapan memberikan alasan, “Jadi... itu sebabnya... Aku akan menyelidiki lebih dalam dari bawah ke atas.”

“Jangan lakukan itu.” CEO Kwon melarang Ketua Tim Byun untuk melanjutkan hal itu dan meminta Ji Yeon untuk melakukan penyelidikan. Ji Yeon mengiyakan. Sementara itu Ketua Tim Byuk kesal karena merasa dia yang pertama kali mengajukan.

Ji Yeon kembali ke mejanya diikuti Young Shik, Jae Woong dan Eun Chae. Ji Yeon mulai mengatur tugas timnya. Young Shik ke rumah sakit, dan hubungi Ji Yeon segera jika dia berdekatan dengan keluarga korban. Young Shik mengerti dan mulai menyiapkan kamera yang akan dibawa.

Jae Woong mendapat tugas untuk mencari catatan dari semua kematian ER di Hanbit Medical Center dalam lima tahun terakhir. Kategorikan mereka sesuai jenis kelamin, usia dan penyebab. Jae Woong menilai itu tidak akan mudah untuk menemukan catatan medis. Ji Yeon bilang kehidupan kerja Jae Woong tidak akan mudah jika dia tidak bisa mendapatkan apapun. Jae Woong pun tak bisa protes lagi.

Ji Yeon menyuruh Eun Chae mencari kasus yang mirip di rumah sakit lain. Lima tahun terakhir. Eun Chae terbelalak. Ji Yeon kemudian meminta semunya mulai bekerja.

Eun Cha membawa setumpuk berkas untuk di copy. Rin Ji menghampiri Eun Chae dan bertanya apa yang sedang dilakukan Eun Chae. Eun Chae pun memberitahu bahwa dia mendapatkan tugas dari Ji Yeon untuk menyatukan artikel medis terkait selama lima tahun terakhir. Eun Chae mengeluh, kapan semua itu bisa dia selesaikan.

***

Soo Chul membaca pekerjaan yang menanti mereka. Salah satunya adalah para pelajar yang ingin mengirimkan video dan hadiah kepada seorang teman yang dirawat di rumah sakit setelah kecelakaan mobil. Murid-murid di sekolah yang pernah mereka ajarkan cara pertahanan diri (di episode 1). Tapi rumah sakit tempat siswa itu di rawat adalah Hanbit Medical Center. Soo Chul bertanya haruskah dia pergi sendiri saja. Soo Chul khawatir pada Dong Ha dengan kasus yang terjadi.

“Siapa yang peduli tentang hal itu? Operasi Dong Joo dan Ibu Ji Yeon juga dirawat di rumah sakit itu.” ujar Dong Ha.

“Kau tahu bagaimana mereka berada dalam kesulitan karena berita. Bagaimana jika kau bertemu ayahmu?”

“Tidak apa-apa. Kami tidak akan saling bertemu. Dia tidak datang ke kamar pasien.” Dong Ha menenangkan Soo Chul.

Dong Ha menanyakan pekerjaan lainnya. Soo Chul membaca ada sebuah pekerjaan yang hanya menginginkan Dong Ha untuk mengirimkan barang. Soo Chul cemberut memberikan tabletnya agar Dong Ha bisa melihat alamat pemesannya. Dong Ha memicingkan mata melihat alamat itu, rasanya Dong Ha tahu alamat itu.

Maka disinilah Dong Ha, di alamat itu, rumah Shi Hoon. Shi Hoon menyapa Dong Ha. Dong Ha langsung bilang akan lebih murah bagi Shi Hoon untuk menghubungi utusan, daripada mempekerjakannya. Shi Hoon bilang dia mendengar pekerjaan Master of Part-Time lebih dapat dipercaya.

“Tergantung pada apa itu. Juga siapa yang meminta untuk pekerjaan itu.”

“Mengapa kau datang jika kau tidak ingin pekerjaan ini?”

“Aku penasaran. Aku penasaran apa yang akan kau minta untuk aku lakukan.”

Shi Hoon menyerahkan sebuah tas yang kita tahu isinya adalah sepatu pernikahan Ji Yeon. Shi Hoon meminta Dong Ha untuk memberikan itu pada Ji Yeon karena Ji Yeon meninggalkan itu disana. Dong Ha mengambilnya dan bertanya mengapa tidak Shi Hoon sendiri yang memberikannya pada Ji Yeon. Shi Hoon balik bertanya apakah pelanggan harus mengungkapkan kehidupan pribadinya kepada Dong Ha. Dong Ha pun tak mendesak dan bertanya lagi apakah hanya itu saja yang perlu dia sampaikan pada Ji Yeon.

“Katakan padanya bahwa dia tidak harus merasa buruk. Akulah yang terlambat. Ini tidak terlalu terlambat untuk Ban Ji Yeon.”

Shi Hoon ingin menyampaikan hal itu pada Ji Yeon. Dong Ha melihat passport dan tiket pesawat di meja. Dia kemudian pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

***

Rin Ji celingukan di dekat tangga. Eun Chae lewat dan penasaran dengan apa yang sedang Rin Ji lakukan. Rin Ji bilang dia sedang menunggu seseorang. Orang itu pun datang, Soo Chul. Soo Chul memperkenalkan diri dari Master of Part-Time, dan membawakan pesanan jus segar Rin Ji. Rin Ji meminta Soo Chul mengikutinya.

Mereka ke ruang rapat. Rin Ji meminta Soo Chul untuk duduk, Soo Chul tak menolak. Dia duduk dan menghadap Eun Chae yang juga ikut ke ruangan itu.

Rin Ji memberikan satu buah jus segarnya untuk Soo Chul sebagai tanda hatinya yang segar. Rin Ji mencoba mendekati Soo Chul. Soo Chul berterima kasih, tapi dia tidak suka makanan atau minuman yang asam. Soo Chul memberikan minuman itu pada Eun Chae, jeruk sangat bagus untuk wanita. Eun Chae berterima kasih dan meminumnya.

“Soo Chul, apa yang kau lakukan malam ini? Clubbing? Di tempat yang terakhir kali? Atau...”

Soo Chul menyela, dia sudah punya rencana. Rin Ji bertanya rencana apa yang dimiliki Soo Chul. Soo Chul menatap Eun Chae sebentar lalu berkata, “Aku punya adik. Dia sangat cantik dan dia berjalan sendirian di malam hari. Aku harus mengantar adikku pulang ke rumah.”

Soo Chul tersenyum, semoga lain kali Rin Ji menggunakan jasa Master of Part-Time lagi dan berterima kasih. Soo Chul pamit pulang pada Eun Chae, lalu pergi.

Rin Ji pun mengeluh karena tidak bisa menebak Soo Chul sama sekali. Rin Ji juga mengambil minuman yang sedang diminum Eun Chae sebelum pergi. Eun Chae pun cemberut pada kekanak-kanakan Rin Ji.

***

Ji Yeon memberitahu Na Rae bahwa dia dan Shi Hoon sudah putus. Na Rae bilang Ji Yeon putus karena kesalahannya. Jika saja dia tidak masuk rumah sakit hari itu, Ji Yeon tidak akan terlambat. Na Rae menangis. Ji Yeon menenangkan, dia putus bukan karena Na Rae. Kan Na Rae yang bilang padanya untuk mencari siapa orang yang hatinya lihat.

“Seseorang yang diinginkan hatimu…pasti Dong Ha. Benar kan?” Na Rae masih menangis.

Ji Yeon bingung kenapa Na Rae seperti itu, cengeng. Min Goo menjelaskan setelah morning sick-nya hilang, hormon Na Rae tidak seimbang. Emosinya naik turun sangat hebat. Ji Yeon bergumam, anak seperti apa yang akan dimiliki Na Rae karena yang semua yang dialami Na Rae itu.

Na Rae menirukan suara bayi, seolah dia adalah bayi dalam kandungan dan berkata bahwa dia mendengar suaranya. Kali ini dengan suaranya sendiri, Na Rae meminta Ji Yeon untuk hati-hati dengan apa yang diucapkannya di depan si bayi. Na Rae menangis lagi. Ji Yeon geleng-geleng kepala.

“Kalau begitu apakah kau sekarang bersama Dong Ha?” tanya Min Goo hati-hati pada Ji Yeon.

“Itu masih terlalu dini sekarang. Ji Yeon butuh waktu untuk mengumpulkan hatinya.” Na Rae menjawab mewakili Ji Yeon tanpa menangis.

“Yoon Dong Ha harus…melanjutkan hidupnya sendiri.” ujar Ji Yeon.

Na Rae menangis lagi, dia merasa sakit untuk mereka berdua, untuk Ji Yeon dan Dong Ha. Ji Yeon sedikit kesal, kemudian pamit pulang. Min Goo yang juga kesal meminta Na Rae untuk berhenti menangis.

***

Dong Ha berjalan menuju rumah Ji Yeon. Dia bertanya-tanya tentang perkataan Shi Hoon, yang bilang bahwa belum terlambat bagi Ji Yeon, sementara mereka memutuskan pertunangan. Dong Ha penasaran apa yang ada di kotak itu, dan kenapa Shi Hoon menghubunginya. Dong Ha merasa sangat frustrasi.

Ji Yeon bertanya ada apa Dong Ha mencarinya. Dong Ha menjelaskan bahwa dia datang sebagai Master of Part-Time dan menyerahkan bawaannya. Ji Yeon bertanya apa itu. Dong Ha memberitahu beruang kutub memintanya untuk memberikan itu pada Ji Yeon.

“Apa kau bertemu dengan Shi Hoon sunbae? Dimana? Kenapa?”

“Permintaan datang melalui Master of Part-Time, jadi aku pergi ke studionya. Aku bertemu dia di sana. Cukup?” Dong Ha terdiam sebentar, “Dia juga mengatakan kepada aku untuk memberitahumu ini. Kau tidak perlu merasa buruk. Ini tidak terlalu terlambat untuk Ban Ji Yeon.”

“Apakah dia mengatakan hal lain?”

“Tidak. Kalian berdua…apakah terjadi sesuatu?”

“Hanya sebuah pertengkaran.” Ji Yeon menghindari pandangan Dong Ha.

“Apakah semuanya baik-baik saja?”

Ji Yeon tidak menjawab, dan berterima kasih atas kiriman yang diantar Dong Ha. Dong Ha pun tak mendesak dan pamit pergi.

***

Bersambung ke bagian 2 ~

Preview: Dong Ha mendapat jawaban dari pertanyaan yang dia tulis dibuku.

***

Cuap-cuap:

Mungkin memang benar apa kata Soo Chul, halangan yang Dong Ha alami saat akan pindah rumah itu adalah petunjuk dari surga. Karena Ji Yeon sudah putus dengan Shi Hoon, tidak masalah jika Dong Ha masih di rumah Soo Chul.

Shi Hoon sudah merelakan Ji Yeon untuk bersama Dong Ha, dan belum terlambat bagi Ji Yeon untuk memulai hubungan dengan Dong Ha. Itulah pesan sebenarnya yang ingin disampaikan Shi Hoon melalui panggilannya pada Dong Ha sebagai Master of Part-Time.