KARA Secret Love: Lilac – Part 2 (end)
Hyun Joon memberikan jepit rambut bunga pelangi pada So Yeol sebagai hadiah ulang tahun. So Yeol sangat senang menerimanya. Bunga pelangi yang dikatakan tidak ada, sekarang ada dihadapannya walau dalam bentuk jepit rambut.
Hyun Joon menyuruh So Yeol mencobanya. Walau So Yeol bilang tak mau, Hyun Joon mengambil jepit itu dan hendak memakaikannya di rambut So Yeol. So Yeol menepis tangan Hyun Joon dengan kasar. Entah kenapa So Yeol tampak tak nyaman, tapi Hyun Joon mengerti dan tak memaksa lagi.
Hyun Joon lalu berjongkok di depan So Yeol, meminta So Yeol untuk naik ke punggungnya. So Yeol tidak mau, dia sangat berat. Hyun Joon bilang tak apa-apa, apa So Yeol ingin membuat ibunya terjaga tiap malam. Mereka hampir terlambat. So Yeol pun akhirnya naik ke punggung Hyun Joon.
So Yeol memanggil Hyun Joon hendak bicara. Tapi Hyun Joon menyuruh So Yeol diam saja karena jika So Yeol bicara akan terasa berat. So Yeol merasa tak enak dan ingin turun. Tapi Hyun Joon tertawa, dia hanya bercanda.
“Tak apa kau berat, cepat sembuh, ya.”
“Ahjussi. Ahjussi pasti kesepian jika aku tak ada, 'kan?”
Hyun Joon tersenyum, “Hmm... mungkin aku akan sedikit bosan.”
Mereka kemudian mencium bau bunga Lilac. Hyun Joon dan So Yeol bernyanyi bersama.
***
So Yeol bercermin dan menggunakan jepit yang diberikan Hyun Joon. So Yeol tersenyum senang. So Yeol lalu menoleh pada In Hae. Dia merasa bersalah dengan perasaan yang dia miliki. So Yeol mencopot kembali jepit rambut itu.
***
Dokter mengatakan pada ibu kalau So Yeol harus menjalani operasi. Jika menunggu lebih lama lagi, akan sulit untuk menjalani operasi. Ibu bertanya apa operasinya sangat berbahaya?
“Walaupun presentasi berhasil tidak tinggi tapi saya tak bisa jamin jika kita terus menunggu kondisinya. Yang paling penting dari operasi adalah kemauan dari pasien untuk hidup. Mari percaya pada So Yeol.”
So Yeol langsung bertanya apa yang terjadi pada ibu yang baru keluar dari ruangan dokter. Ibu tak menjawab. Seorang perawat memanggil Ibu dan memberitahu kalau operasi So Yeol direncanakan lusa dan ibu diharap datang di pagi harinya.
So Yeol yang mendengar kalau dia akan dioperasi menyatakan keberatannya pada ibu, tapi ibu diam tak bergeming.
***
Hyun Joon membersihkan tangan In Hae dengan handuk basah. Ibunya mengeluarkan sebuah gaun dari tas. Ibu bilang kalau itu adalah gaun yang sangat In Hae inginkan. Ibu menangis. Dia ingin In Hae menggunakan gaun itu daripada pakaian rumah sakit, saat mereka akan melepas semua peralatan bantu In Hae. Hyun Joon memohon agar ibu tak melakukan itu semua.
Jari-jari In Hae bergerak. Ibu melihatnya dan terkejut. Hyun Joon pun kemudian melihatnya. In Hae perlahan membuka mata. Hyun Joon menyebut nama In Hae beberapa kali.
So Yeol berjalan disamping ibu sambil terus memohon agar dia tidak di operasi. Beberapa hari lagi saja. Tapi ibu tetap dia mengacuhkan So Yeol.
Begitu sampai di depan pintu kamar, Ibu terdiam menatap ke dalam. Ibu melihat In Hae yang sudah sadar sedang ditanyai dokter.
In Hae menyebutkan umurnya dua puluh tahun, dan akan segera masuk kuliah. Ibu terkejut mendengar pengakuan In Hae itu. Dokter bertanya apa In Hae tahu tahun berapa sekarang. In Hae menjawab tahun 2003 (seharusnya 2013).
In Hae bertanya pada ibu kenapa dia ada di rumah sakit, dia ingin pulang. Ibu balik bertanya apa In Hae benar-benar tak ingat? Hyun Joon?
In Hae menoleh ke samping ibu dimana Hyun Joon berdiri, dan menoleh ke samping Hyun Joon yang tak ada siapapun disana. Kemudian In Hae menoleh lagi pada ibu dan bertanya siapa itu Hyun Joon. Hyun Joon terhenyak, In Hae tak mengenalinya.
Begitupun So Yeol yang mendengar itu semua dari luar.
Dokter memberitahu ibu tentang kondisi In Hae. Sepertinya ada perbedaan waktu di ingatannya karena dia lama tak sadarkan diri. Ibu bertanya apa ingatan In Hae tidak akan kembali? Hyun Joon yang berada disamping ibu ikut bertanya bagaimana dengan pengobatannya?
Dokter akan melakukan tes terlebih dahulu dan melihat hasilnya nanti. Dokter menenangkan kalau itu tidak akan berbahaya.
***
In Hae yang sudah sadar menoleh ke ranjang So Yeol. In Hae menyapa ibu dan berkata kalau putri ibu sangat cantik.
“Pasti akan lebih baik jika So Yeol sadarkan diri seperti anda. Anda benar-benar tak apa?” tanya ibu pada In Hae. In Hae membenarkan. Lalu mereka bercakap-cakap. (ucapan ibu aneh, padahal So Yeol sedang duduk diranjang, tapi ibu bilang So Yeol tidak sadar)
So Yeol kesal, apanya yang sadarkan diri, In Hae bahkan tidak bisa mengingat hal yang penting.
***
So Yeol gelisah dalam tidurnya. Dia lalu terbangun mendengar suara tangisan Hyun Joon.
Hyun Joon menangis disamping ranjang In Hae. Tiba-tiba In Hae terbangun dan memanggil Hyun Joon. In Hae bertanya apa yang terjadi pada Hyun Joon. Hyun Joon terkejut, apa In Hae mengenalinya.
In Hae tak menjawab dan bertanya apa Hyun Joon bermimpi? In Hae meminta Hyun Joon mendekat dan bertanya lagi apa ada yang sakit. Hyun Joon balik bertanya apa In Hae mengingat kecelakaan itu.
“Tentu saja. Kau memegangku. Kau mendekapku di lenganmu...Suara nafasmu...Bagaimana bisa... aku lupa itu?”
“Maafkan aku. Maafkan aku, In Hae.” Hyun Joon menangis.
“Apanya yang maaf? Bukankah kau... sangat sakit karena aku?”
“Tidak. Tidak, aku sangat baik. Terima kasih sudah mengenaliku.”
“Aku juga. Terima kasih. Sekarang... kita akan menghadapi masa bahagia kita.”
Hyun Joon memeluk erat In Hae.
So Yeol yang mendengarkan itu malah bersedih. So Yeol membalik badan dan menangis. Nampaknya So Yeol sudah menyukai Hyun Joon.
***
So Yeol memberi makan Yang. So Yeol curhat. In Hae sudah bangun, tapi entah kenapa perasaannya malah seperti itu. So Yeol bilang kalau besok adalah hari operasinya, tapi masih banyak yang belum dia lakukan.
So Yeol kemudian teringat sesuatu dan mengajak Yang pergi ke suatu tempat.
***
Hyun Joon membawa bunga iris ke kamar. Dia memilih iris karena artinya adalah pembawa berita baik. Hyun Joon bicara pada In Hae yang sedang tidur. Hyun Joon sebenarnya ingin membeli bunga pelangi yang berarti kebahagiaan. Hyun Joon kemudian meminta In Hae bangun, karena bicara sendiri itu membosankan.
Ibu masuk. Hyun Joon menyapanya, tapi ibu acuh saja. Ibu langsung membangunkan In Hae karena In Hae akan menjalani tes. In Hae bangun, tapi dia mengeluhkan kepalanya yang sakit. Hyun Joon bertanya sakit bagaimana, apa mau dipanggilkan dokter.
In Hae bilang kepalanya sangat berat. Semuanya gelap. In Hae merasa dia mengingat sesuatu. Hyun Joon kemudian mengingatkan kalau In Hae ingat semuanya tadi malam.
Ibu meminta In Hae tidak memaksakan diri karena hanya akan membuat In Hae stress. Tapi In Hae khawatir bagaimana jika dia benar-benar tak mengingat apapun.
“Pasti ada alasan di balik itu. Kenapa kau tak ingat kecuali jika melupakan lebih baik untukmu? Setelah kau tes dan mendapat pengobatan, kau akan ingat nanti. Jangan khawatir.”
Ibu menenangkan In Hae. In Hae pun mengangguk. Ibu membantu In Hae bangun. In Hae hampir terjatuh saat turun dari ranjang, beruntung Ibu dan Hyun Joon memegangnya. Ibu dan In Hae pergi keluar meninggalkan Hyun Joon yang masih terpaku karena In Hae tak ingat lagi padanya.
***
So Yeol pergi ke hutan tempat kecelakaan Hyun Joon untuk mencari cincin. So Yeol frustrasi, seberapapun dia mencari, tetap tak ketemu. So Yeol kemudian memanggil Yang yang berjalan ke bawah.
So Yeol hendak menyusul Yang, namun terpeleset. So Yeol hendak memarahi Yang, tapi tidak jadi. Karena saat tubuh Yang terangkat, ada cincin yang dia cari di tanah. So Yeol sangat senang dan memuji kerja bagus Yang.
***
So Yeol berjalan di rumah sakit dengan hati riang. Begitu sampai di kamar, dia melihat Hyun Joon yang sedang berkemas. So Yeol bertanya apa yang sedang Hyun Joon lakukan. Hyun Joon bilang dia akan membawa In Hae. Kemana, tanya So Yeol lagi.
“Kemanapun. Selama hanya kami berdua, tak apa.” Ujar Hyun Joon.
So Yeol menghentikan Hyun Joon yang masih berkemas, jangan bersikap seperti itu. tapi Hyun Joon yakin jika mereka bersama, In Hae akan ingat kembali seperti semalam. So Yeol bilang In Hae masih sakit, apa yang akan Hyun Joon lakukan. Hyun Joon akan merawatnya.
“Apa ahjussi dokter? Ahjussi.. Bukankah kau berharap dia akan bangun dengan selamat?”
Hyun Joon bilang kalau So Yeol tidak tahu apapun. Tapi So Yeol bilang kalau dia juga tahu. Hyun Joon menjadi sangat marah dan membentak So Yeol.
“Apa yang kau tahu?! Siapa kau ikut campur dalam urusan kami?! Selama waktu berlalu...In Hae juga akan mengerti.”
“Jika eonni tidak ingat...Ahjussi tak akan mencintainya? Hanya karena dia tak bisa mengingat tidak berarti waktu yang dilalui bersama menghilang.”
“Jangan peduli dengan urusan orang dewasa.” Ujar Hyun Joon.
“Hanya karena aku masih muda...bukan berarti hatiku tidak dewasa!” So Yeol terluka oleh kata-kata Hyun Joon. Dia melemparkan cincin yang tadi dia temukan ke ranjang.
Hyun Joon melihat cincin itu dan merasa sedih.
So Yeol berlari keluar kamar. Di lobby, So Yeol mendengar suara-suara aneh yang memekakkan telinganya lagi. So Yeol menutup telinganya dan berteriak.
So Yeol terbangun di kasurnya, dan tampak memikirkan sesuatu. Dia kemudian memanggil Hyun Joon dan berkata kalau dia bermimpi. So Yeol bilang dia ingin pergi ke pantai malam itu juga. Hyun Joon menyuruh So Yeol tidur saja. Tapi So Yeol memohon, dia tak punya banyak waktu lagi.
Hyun Joon pun akhirnya mengantar So Yeol ke pantai dengan naik bus. Hyun Joon menyandarkan kepala So Yeol yang tertidur ke bahunya. Hyun Joon melihat So Yeol yang masih menggunakan jepit rambut kupu-kupunya yang patah.
Mereka sampai di pantai dan memandang lautan lepas. Hyun Joon bertanya apa So Yeol puas sekarang. So Yeol mengangguk. Hyun Joon bertanya lagi, kenapa tiba-tiba So Yeol ingin pergi ke pantai.
So Yeol bilang kalau dia mendengar sebuah suara dalam mimpinya tadi. Sebuah suara dari lautan terdalam. Lumba-lumba. Lumba-lumba itu bilang dia akan bepergian jauh jadi dia mengajak So Yeol bertemu disana.
Hyun Joon lalu mengatakan sesuatu.
“Setelah memikirkan itu...pikiranmu benar. Hanya karena dia tak ingat... bukan berarti waktu yang kami lalui menghilang. Aku akan tetap mengingat itu.”
Hyun Joon kemudian melihat So Yeol kedinginan dan memakaikan jaket miliknya pada So Yeol. Hyun Joon mengajak So Yeol masuk, tapi So Yeol tidak mau. Dia ingin melihat matahari terbit. Hyun Joon tak memaksa dan meminta So Yeol menunggu disana, sementara dia akan mencari sesuatu yang hangat. So Yeol mengangguk.
Setelah Hyun Joon berlalu, So Yeol tampak sedih.
Hyun Joon pergi ke mini market dan melihat berita tentang lumba-lumba yang akan dipindahkan karena adanya tumpahan minyak di lautan.
Matahari terbit. So Yeol masih berdiri di tempatnya melihat matahari. Hyun Joon datang dan memanggil So Yeol. Hyun Joon tampak bingung, apa So Yeol benar-benar mendengar suara lumba-lumba di mimpi So Yeol semalam.
“Kau bisa dengar suara yang tak bisa di dengar orang lain?” tanya Hyun Joon lagi.
So Yeol tak menjawab pertanyaan Hyun Joon. Dia berjalan sedikit menjauh, dan berkata kalau tempatnya berdiri adalah panggung dan matahari adalah cahaya panggungnya. Dan tempat Hyun Joon berdiri adalah penonton. Dan Hyun Joon satu-satunya penonton yang hadir.
“Mungkin ini penampilan pertama dan terakhirku. Jadi aku ingin sekali ahjussi melihatnya.”
So Yeol memutar lagu milik Rainbow berjudul Sunshine di ponselnya. Lalu So Yeol mulai menari di depan Hyun Joon. Hyun Joon memperhatikan So Yeol dengan seksama.
So Yeol kemudian menghentikan tariannya dan berjalan mendekat pada Hyun Joon. So Yeol menatap Hyun Joon, lalu lebih mendekat lagi dan mencium Hyun Joon. Kemudian So Yeol menangis.
Hyun Joon yang gugup segera mengajak So Yeol pulang, mereka sudah terlalu jauh. Hyun Joon berjalan lebih dulu. Tapi kata-kata So Yeol berikutnya membuat Hyun Joon menghentikan langkahnya. So Yeol bilang dia bisa mendengar apa yang orang lain tak bisa dengar.
“Aku dengar ahjussi menyebut namaku. Bahkan jika aku menepuk tangan di telingaku, aku bisa dengar suaramu dengan jelas.” Ujar So Yeol dengan berkaca-kaca.
“Apa yang kau bicarakan? Beritahu aku supaya aku bisa mengerti.” Hyun Joon benar-benar tak mengerti.
“Karena itu...Suaramu... Hanya aku yang bisa dengar!” So Yeol sulit mengatakannya. “Maafkan aku. Aku tak bisa memberitahumu.”
Hyun Joon termenung, berusaha mencerna sendiri apa yang dikatakan So Yeol tadi. Ingatannya pun melayang di hari kejadian dia mengalami kecelakaan bersama In Hae.
Hyun Joon memeluk In Hae. Mereka sama-sama terluka parah. Hyun Joon memanggil-manggil In Hae dengan lemah. Tapi In Hae tak menjawab. Hyun Joon merogoh saku dan mengeluarkan sebuah cincin. Hyun Joon memakaikannya ke jari In Hae, tapi dia terlalu lemah hingga cincin itu tak masuk sepenuhnya ke jari In Hae.
Petugas penyelamat datang dan melihat mereka. Petugas melepaskan pelukan Hyun Joon pada In Hae, yang membuat cincin di jari In Hae terjatuh. Petugas membawa In Hae lebih dulu ke atas.
Petugas yang lain berusaha membangunkan Hyun Joon yang mulai tak sadarkan diri. Hyun Joon yang mulai tak sadarkan diri sempat melihat cincin itu tergeletak di tanah.
Hyun Joon menemui In Hae yang koma di rumah sakit. Hyun Joon melihat tidak ada cincin di jari In Hae.
Hyun Joon memutuskan pergi ke tempat kejadian untuk mencari cincin itu. Disana dia melihat dirinya sendiri yang terluka parah. Dirinya yang terluka parah itu kemudian terjatuh dan menghembuskan nafas terakhir. Hyun Joon yang merupakan roh, syok melihatnya.
Hyun Joon pun akhirnya menyadari kalau dia bukan manusia lagi. Hyun Joon menoleh pada So Yeol yang masih menangis.
Saat In Hae kritis, So Yeol dan Hyun Joon yang berada disana ternyata tidak terlihat oleh orang lain. Dan So Yeol sebenarnya masih koma.
Saat Hyun Joon membantu So Yeol membuka jendela dan mereka membicarakan bunga Lilac, So Yeol juga sebenarnya masih terbaring koma. So Yeol yang bersama dengan Hyun Joon adalah roh So Yeol yang keluar dari tubuhnya karena mendengar suara panggilan Hyun Joon saat itu.
“Aku juga tahu. Aku tahu kenapa aku bisa dengar suaramu.” Ujar So Yeol kemudian.
Hyun Joon masih syok, hingga dia terjatuh karena lemas, “Tak mungkin. Aku tak percaya.”
“Tapi... ini yang sebenarnya!”
“Semalam...In Hae dan aku berbicara.”
“Itu...Karena In Hae masih sakit.” Ujar So Yeol. (Jadi, Hyun Joon bicara pada roh In Hae yang juga masih tak sadarkan diri)
Hyun Joon masih tak percaya dan ingin memastikannya sendiri. Hyun Joon berjalan pergi. So Yeol menahan Hyun Joon dengan memeluknya dari belakang. Tapi Hyun Joon mendorong So Yeol hingga terjatuh. Hyun Joon marah dan berteriak.
“Kenapa? Kenapa kau tak memberitahuku lebih awal?”
“Karena aku sangat takut. Karena mungkin aku akan ditinggalkan...”
“Kalau begitu seharusnya kau tak perlu mengatakan itu!”
“Aku akan berada di sisimu mulai sekarang. Mereka bilang aku tak ada harapan. Presentase operasi berhasil tidak tinggi...”
Hyun Joon menarik tangan So Yeol memintanya bangun. Hyun Joon akan membawa So Yeol pergi ke rumah sakit. So Yeol menarik tangannya, dia tak mau kembali. Bagaimanapun dia akan mati. Hyun Joon berteriak agar So Yeol tak bicara sembarangan.
“Jika aku bersama ahjussi...Aku lupa aku sakit dan aku merasa menjadi perempuan normal yang sehat. Ahjussi juga merasa begitu! Saat bersamaku...”
“Benar.” Hyun Joon menyela. “Aku juga lupa saat bersamamu. Aku... aku merasa hidup. Dengan begitu... Sesaat aku lupa kenapa aku bisa di sini.” Hyun Joon melihat cincinnya. “Aku harus melihat In Hae.”
Hyun Joon berjalan pergi. So Yeol memeluk Hyun Joon dari belakang melarangnya pergi. Karena semua itu adalah permintaannya. So Yeol ingin bersama Hyun Joon. Karena dia senang saat bersama Hyun Joon, dia tak ingin kembali (ke tubuhnya).
Hyun Joon melepaskan tangan So Yeol yang memeluknya dan menghadap So Yeol.
So Yeol berkata lagi, dia memiliki tumor di otaknya, tapi jika dia mendengar suara Hyun Joon, hatinya lah yang terasa sangat sakit.
“Ini adalah cinta! Aku mencintaimu, ahjussi.”
“Seseorang yang kucintai...bukan kau, So Yeol. Kita harus kembali ke tempat masing-masing. Kau... dan aku.”
Hyun Joon menggenggam tangan So Yeol mengajaknya pulang. So Yeol kemudian meminta Hyun Joon tetap berada disisinya hingga dia bangun. Tapi Hyun Joon tidak mau. So Yeol mengingatkan Hyun Joon yang akan mengabulkan permintaannya jika berhasil menebak arti bunga Lilac.
So Yeol bilang dia tahu arti bunga lilac. Artinya perpisahan. Tapi Hyun Joon bilang kalau So Yeol salah, artinya bukan perpisahan. Lalu So Yeol bertanya apa permintaan Hyun Joon sebagai pihak yang menang.
“Kau jangan... mendengar suaraku lagi.”
Ujar Hyun Joon lalu berjalan pergi meninggalkan So Yeol.
***
So Yeol menjalani operasi. Detak jantungnya sempat menghilang.
Hyun Joon menemui In Hae. Dia membelai kepala In Hae. Lalu Hyun Joon memakaikan cincin itu di jari tangan In Hae. Hyun Joon menangis sambil mencium tangan In hae.
***
So Yeol berhasil melewati operasinya. Di ruang pemulihan pasca operasi, So Yeol tersadar dan perlahan membuka mata. Dia melihat Hyun Joon berada disampingnya.
“Ahjussi. Kau disini, 'kan?” ujar So Yeol dalam hati.
Hyun Joon tersenyum pada So Yeol yang menatapnya. Kemudian perlahan mata So Yeol kembali terpejam.
***
So Yeol sudah sadar dan hendak pulang dari rumah sakit. So Yeol bertanya pada ibunya, selama itukah dia tak sadarkan diri. Ibu membenarkan. Ibu gelisah selama 2 minggu menunggu So Yeol yang tak sadarkan diri. Tapi So Yeol merasa dia hanya tidur sebentar.
“Aku mengira kau tak kan terbangun lagi... Tapi melihat wanita di samping itu bangun, Aku merasa penuh harapan kau akan bangun juga.” Ibu menunjuk ranjang In Hae.
“Itu kosong. Ada seseorang di sana?” tanya So Yeol penasaran.
“Ya. Dia kecelakaan mobil tapi pacarnya meninggal di tempat, dia sendiri yang bertahan. Dia koma selama 6 bulan, semua orang mengira dia meninggal.”
So Yeol merasa nasib pria itu tragis. Begitulah, ujar ibu. Ibu juga bertanya apa ada sesuatu yang tak So Yeol ingat. Karena ingatan wanita itu (In Hae) tidak sepenuhnya kembali, tapi dia bisa tertawa dan kelaur dengan sehat. So Yeol bilang dia ingat semuanya, bahkan dia menghitung saat di ruang operasi.
So Yeol kemudian melihat jepit rambut bunga pelangi. Dia tak ingat kalau dia punya barang itu. Ibu bilang mungkin teman sekelas So Yeol yang memberikan untuk ulang tahun So Yeol.
So Yeol mengamati jepit rambut itu, lalu memakaikannya di bajunya.
(So Yeol tak ingat apa yang di alami rohnya saat dia koma. Biasanya diceritakan dalam drama memang seperti itu. Seperti Tae Gong Shil yang tidak ingat kemana saja roh nya pergi saat dia koma di TMS)
***
So Yeol berjalan keluar rumah sakit. Dia melihat Yang dan hendak memanggilnya tapi Yang keburu pergi. Dan Ibu memanggil So Yeol untuk segera masuk ke dalam taksi. So Yeol pun naik taksi bersama ibu.
Saat mobil mereka berhenti sebentar karena berpapasan dengan ambulance, So Yeol mencium bau bunga Lilac. Tapi ibu bilang musim sudah berganti dan semua lilac sudah melayu. Tapi So Yeol merasa dirinya benar mencium harum bunga Lilac. So Yeol lalu bertanya apa ibunya itu tahu arti dari bunga Lilac?
Ibu tidak tahu, kenapa So Yeol tiba-tiba bertanya tentang itu. So Yeol bilang dia hanya penasaran. So Yeol pun lalu mencari tentang Lilac di internet. Dan ternyata arti dari Lilac adalah cinta pertama. So Yeol merasa itu kekanak-kanakan.
Taksi So Yeol berjalan kembali dan melewati Yang. Entah kenapa So Yeol merasa dirinya harus menoleh. So Yeol menoleh ke arah Yang.
Tiba-tiba ada yang mengangkat Yang dari rumput. Hyun Joon.
Hyun Joon tersenyum menatap kepergian So Yeol.
“Jika aku tak pernah bertemu denganmu...Aku tak mungkin bisa kembali. Bagiku, So Yeol...Kau bunga pelangi bagiku. Terima kasih.”
Setelah mengucapkan itu dalam hati, roh Hyun Joon berubah menjadi asap dan berubah menjadi kupu-kupu putih.
So Yeol masih melihat ke belakang. Aku tidak yakin apa So Yeol melihat roh Hyun Joon atau tidak.
So Yeol kemudian meneteskan air mata. Ibu bertanya apa ada yang tertinggal karena So Yeol terus melihat ke belakang. Ibu juga bertanya kenapa So Yeol menangis.
So Yeol mengusap airmatanya, “Itulah...Kenapa aku terus menangis, Bu? Hatiku sakit dengan alasan aneh.” So Yeol memegang dadanya. “Sepertinya aku mengingat sesuatu...tapi aku tak tahu apa itu.”
Ibu menenangkan So Yeol, Se Yeol pasti bermimpi karena sudah tidur lama. Biasanya kita melupakan mimpi setelah kita bangun. Ibu mengusap air mata So Yeol yang masih terisak. Dan sekali lagi So Yeol menoleh ke belakang.
***
Waktu pun berlalu. So Yeol sekarang seorang mahasiswi dan sedang belajar di kelas yang pernah dia datangi saat menjadi roh bersama Hyun Joon.
Kelas bubar. Pulpen So Yeol terjatuh. So Yeol mengambil pulpennya dan kepalanya terbentur meja. Saat So Yeol berdiri lagi, dia melihat tulisan itu. Mantra yang waktu itu dia tuliskan saat bersama Hyun Joon.
So Yeol melihat dan meraba tulisan itu. Jepitan bunga pelangi pun ternyata masih disimpan So Yeol. So Yeol terharu, lalu kemudian tersenyum. Mungkin dia mengingat kenangannya bersama Hyun Joon. Aku harap sih begitu.
The End.
***
# Endingnya agak membingungkan sih.. So Yeol sebenarnya ingat pada Hyun Joon atau tidak. Tapi anggap saja kalau dia akhirnya ingat.
# Dari awal memang agak aneh, So Yeol dan Hyun Joon ada disana dan bicara pada orang lain, tapi mereka terkesan di acuhkan. So Yeol di acuhkan ibunya, Hyun Joon diacuhkan ibu In Hae.
Pernah saat Ibu So Yeol masuk dan mengatakan kalau So Yeol akan sembuh setelah pengobatan, itu sebenarnya ibu bicara pada So Yeol yang terbaring. Ibu juga bilang pada In Hae yang baru sadar ‘andai anaknya juga sadar seperti In Hae’, padahal So Yeol sedang duduk. Berarti sebenarnya So Yeol koma.
Hyun Joon selalu diacuhkan ibu In Hae. Mungkin Hyun Joon berpikir itu karena Ibu In Hae marah padanya dan menyalahkan semua yang terjadi pada In Hae karena dirinya, padahal Ibu In Hae memang tidak bisa melihar Hyun Joon.
Saat In Hae pertama kali sadar dan ibu bertanya apa In Hae ingat Hyun Joon, In Hae menoleh ke samping Ibu seolah melihat Hyun Joon, padahal In Hae hanya melihat keadaan sekitar.
Dan yang Hyun Joon peluk saat In Hae mengenalinya sebenarnya adalah roh In Hae yang masih koma, makanya dia kenal Hyun Joon. Kayaknya sih..
:'( *banjir air mata*
ReplyDeletemenyentuh bgt ni episode, lilac = cinta pertama
makasih mba udh nge share sinop ini lg, di tunggu episode ending'y ya..
semangat mba... ;D