Falling in Love With Soon Jung | Episode 12 - 1

Soo Jung melihat Min Ho cukup kesepian, dan tampak menyedihkan. Hal itu membuat Soon Jung gila, tapi Soon Jung merasa lebih frustrasi karena tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Min Ho. Sehingga membuat hatinya hancur.

Min Ho mendesah, dia juga juga merasa akan gila juga dan dia tidak tahu kenapa dia menjadi orang yang tidak berguna.

Tapi kemudian Min Ho tersenyum senang, dia menyadari kalau orang menyedihkan yang disebutkan Woo Shik sebelumnya adalah dia. Min Ho bertanya pada Soon Jung apakah benar dia. Tapi Soon Jung tak mengerti maksud Min Ho.

“Apa yang kau maksud ketika kau mengatakan kau kasihan padaku? Kalau begitu..artinya aku juga bisa berharap.”

“Apa yang kau bicarakan?”

Sementara itu, Joon Hee melihat data donor jantung Min Ho yang tak lain dan tak bukan adalah Dong Wook. Joon Hee tampak berpikir, dan kemudian…tertawa keras.

“Apa yang baru saja kau katakan...Bolehkah aku menafsirkannya sebagai tanda kau menyukaiku, setidaknya sedikit?”

Soon Jung tercengang, menatap Min Ho agak lama, lalu permisi pulang karena sudah malam. Soon Jung berdiri dan hendak pergi. Min Ho menghentikan langkah Soon Jung dengan berterima kasih. Min Ho apa yang Soon Jung tadi katakan artinya Soon Jung telah terpengaruh oleh dalam beberapa cara.

“Hari ini yang cukup panjang, melelahkan, dan sulit! Tapi berakhir dengan perasaan tersanjungku dan juga bahagia.”

Soon Jung meminta Min Ho untuk tidak seperti itu. Karena Soon Jung takut Min Ho mungkin akan terluka jika Min Ho menyimpulkan makna dari sesuatu yang tidak berarti. Tapi Min Ho bilang itu urusannya.

“Aku akan melakukan yang lebih baik. Dan aku akan menunggu lebih lama. Rasa sakit dan kesedihan... kau hanya bisa merasakannya jika kau hidup.”

Soon Jung terdiam menatap Min Ho.

Joon Hee mengkonfirmasi data yang dia peroleh dengan menghubungi seseorang. Orang itu membenarkan bahwa jantung Min Ho adalah dari Ma Dong Wook. Joon Hee ingin tahu lebih banyak tentang proses transplantasi itu, dan akan mengirimkan email pada orang itu tentang semua hal yang dia butuhkan.

Joon Hee tersenyum menyeringai. Tampaknya ini akan menjadi salah satu kartu untuk menjatuhkan Min Ho, tepatnya menjauhkan Min Ho dari Soon Jung.

***

Min Ho tetap bekerja dalam perjalanannya menuju kantor. Woo Shik bahkan heran melihatnya, kenapa Min Ho tiba-tiba berkekuatan penuh. Min Ho bilang dia harus semangat dan tidak boleh terus murung sepanjang waktu. Karena ada orang yang percaya dan bergantung padanya.

Woo Shik menanyakan rencana Min Ho. Min Ho bilang dia sedang berpikir untuk mengubah bahan utama dari ramuan ke sesuatu yang lain, dan sedang memeriksa semua perusahaan kosmetik.

“Oke, betul! Baik itu teh hijau atau oatmeal, mari kita menemukannya!” Woo Shik memberikan semangat.

“Ayo kita temukan!”

“Ayo!”

Woo Shik dan Min Ho bersemangat penuh.

Sesampainya di kantor, sudah ada beberapa orang yang memaksa untuk bertemu dengannya sambil marah-marah. Mereka menuntut Min Ho untuk membayar uang mereka, atas produk (bahan) yang telah mereka kirimkan ke Hermia. Mereka bilang perusahaan mereka akan bangkrut karena Hermia.

Tak hanya itu, Direktur Yoon melaporkan hal yang mendesak. Bahwa Gold Partners mengajukan untuk menempatkan hak gadai pada semua rekening bank Hermia. Mereka bahkan tidak bisa membayar karyawan mereka sendiri, apalagi para pemasok.

Soon Jung tiba-tiba masuk dan memberitahu ada telepon dari pabrik pusat yang mengatakan ada masalah besar disana. Min Ho terkejut dan menanyakan masalah apa itu.

Ahjussi Ma berusaha menghalangi orang-orang yang mengambil kardus-kardus. Ahjussi Ma memberitahu Soon Jung bahwa para pemasok menyerbu masuk dan mengambil kembali kotak bahan-bahan.

Soon Jung menyampaikan hal itu pada Min Ho. Bahkan para karyawan juga mulai mengambil produk mereka yang baru jadi karena mendengar rumor bahwa mereka tidak akan dibayar.

Pada tingkat ini, mereka tidak akan bisa meluncurkan produk baru sama sekali. Direktur Yoon bilang mereka harus mengembalikan investasi, tidak peduli berapa banyak yang harus mereka bayar. Jika tidak, mereka akan kehilangan proyek pengembangan produk baru dan mengalami kebangkrutan pada saat yang sama.

Min Ho tampak syok dan kebingungan.

Joon Hee menghubungi seseorang dan memberitahu bahwa Hermia mungkin besok akan bangkrut karena menajemen buruk Min Ho. Joon Hee menyarankan orang itu memikirkan tentang perubahan seluruh tim manajemen.

Joon Hee kemudian berpapasan dengan Soon Jung. Joon Hee menyindir Soon Jung yang tampak cukup sibuk. Joon Hee juga melihat Soon Jung sudah tampak frustasi sejak pagi.

Soon Jung tak mengelak. Soon Jung penasaran bagaimana semuanya meledak pada hari yang sama dimana mereka harus membayar pemasok mereka. Soon Jung menduga kalau semua yang terjadi adalah ulah Soon Jung. Joon Hee malah merasa puas melihat wajah Soon Jung yang baginya tampak lebih baik hari ini.

“Bagaimana rasanya melihat CEO Kang mulai putus asa?”

“Tidak menyenangkan. Aku juga merasakan sakit, sama seperti CEO. Tertawalah dan nikmati saat ini, Joon Hee-ya. Aku sangat sedih dan lelah. Bukankah itu yang ingin kau lihat?”

Soon Jung berjalan pergi. Tapi kemudian Joon Hee berkata bahwa Soon Jung bisa mengharapkan lebih untuk hari esok. Orang-orang akan merendahkan diri dan memohon belas kasihan ketika saat itu tiba. Joon Hee bilang besok dia akan membuktikan seberapa rendah Min Ho bisa jatuh.

Joon Hee kemudian pergi. Soon Jung hanya bisa menghela nafas kesal.

Soon Jung menemui Min Ho yang sedang frustasi menerima serangan bertubi-tubi itu. Soon Jung mengajak Min Ho pergi. Min Ho bingung, kemana mereka akan pergi. Soon Jung bilang mereka tidak punya waktu untuk bermalas-malasan. Bahkan putus asa adalah sebuah kemewahan sekarang. Jadi Min Ho harus mencoba sesuatu.

Min Ho tahu itu. Dia hanya berpikir di mana mereka harus mulai. Soon Jung lalu menyerahkan daftar investor independen yang dikenal karena kekayaan pribadi mereka. Soon Jung telah menyiapkan itu untuk CEO sebelumnya. Soon Jung bilang mereka harus mendapatkan investasi dari orang-orang itu. hal itu mungkin dengan paten mereka yang sangat baik.

“Kau mengetahui dengan baik betapa sulitnya mendapatkan investasi untuk teknologi. Bagaimana kita bisa mendapatkan investasi dalam setengah hari dengan hanya teknologi dan tidak ada jaminan?” Min Ho sudah putus asa sebelum memulai.

“Itulah yang harus kau lakukan sekarang. Mencoba, dan mencoba lagi. Jika semua itu tidak berhasil, kau harus memohon pada mereka setidaknya untuk menyelamatkan para pekerja. Itulah yang harus dilakukan seorang CEO. Jangan pernah lakukan itu, CEO.”

“Mari kita coba. Mari kita coba, Kim Soon Jung. Apa yang harus kita lakukan lebih dulu?” Min Ho mendapat kekuatan dari kata-kata Soon Jung tadi.

Min Ho lalu mencoba menemui orang-orang yang ada dalam daftar investor yang diberikan Soon Jung. Min Ho melakukan berbagai cara untuk membujuk mereka. Tapi siapa yang mau memutuskan investasi untuk teknologi dalam satu hari? Tidak ada. Semua menolak.

Para sekretaris juga sibuk melakukan panggilan ke beberapa investor untuk membantu Min Ho. Sayangnya mereka juga terus mendapat penolakan.

***

Detektif teman Ok Hyun datang memberi kabar setelah mengunjungi toko dengan logo ikan yang diberikan Woo Shik. Detektif itu menemukan bahwa di toko itu tak hanya jam tangan, tapi semua yang dijual disana memiliki gambar ikan. Yang lebih menarik adalah bahwa Dong Wook pernah membeli jam tangan ikan ini sebagai hadiah untuk teman.

Ok Hyun terkejut dan tak yakin. Tapi temannya meyakinkan Ok Hyun. Karena itu Ok Hyun menduga bahwa teman Dong Wook itu ada di tempat kejadian. Ok Hyun juga semakin penasaran dengan siapa sebenarnya Min Ho.

Orang suruhan Joon Hee memberitahu bahwa transplantasi jantung Min Ho dilakukan dengan benar dan legal. Ini juga tidak tampak seperti Kang Min Ho mendapat perlakuan khusus. Joon Hee lalu bertanya apakah orang itu menemukan alasan kenapa Min Ho mencoba menemukan pendonornya?

Orang itu melihat catatan konsultasi Min Ho setelah transplantasi jantung, dan sepertinya Min Ho mengalami perubahan kepribadian dan tingkah laku secara tiba-tiba dan serius.

Joon Hee mencari tahu tentang perubahan kepribadian itu di internet. Dan dia menemukan sebuah kasus, dimana orang yang menerima transplantasi jantung tiba-tiba terlibat pembunuhan dalam mimpinya.

Joon Hee mengingat-ingat perilaku Min Ho yang mirip dengan Dong Wook. Joon Hee menemukannya, yaitu Min Ho dan Dong Wook sama-sama suka memperbaiki letak dasinya. Tapi Min Ho juga pernah berkata kalau dia merasa muak setiap kali melihat Joon Hee. Joon Hee pun memikirkan sesuatu.

Min Ho menenggak habis air mineral dari botol. Min Ho kelelahan menemui para investor itu. Soon Jung yang juga ada disana memberitahu bahwa mereka hanya punya satu investor potensial tersisa. Seorang nenek. Soon Jung lalu menjelaskan lebih lanjut.

Dia seorang rentenir besar di Myeongdong. Orang memanggilnya Nenek Bubur Kacang Merah. Beberapa orang menyebutnya Ibu Jang dari Myeongdong. Pekerjaan sehari-harinya adalah menjalankan toko bubur kacang sederhana di Myeongdong. Satu hal penting adalah bahwa anaknya seorang cacat intelektual. Dan dia selalu bersamanya.

Dia mungkin berpakaian sangat biasa, tapi beberapa orang mengatakan dia memiliki setengah dari tanah Myeongdong. Dia berfokus pada real estate, valuta asing, dan peminjaman uang pribadi. Dia tidak pernah melakukan investasi teknologi.

Jika seperti itu Min Ho pun bingung kenapa mereka harus bertemu Nenek Jang disaat sudah jelasn dia tidak akan berinvestasi. Soon Jung memberitahu, itu karena Nenek Jang memiliki kantong paling dalam dari siapapun di negara ini (orang paling kaya sekorea). Semua kepala perusahaan besar hormat pada Nenek Jang untuk alasan itu.

Min Ho dan Soon Jung pergi ke toko bubur kacang merah. Tapi belum sempat Min Ho mengeluarkan satu patah kata, Nenek Jang menyuruh Min Ho pergi. Nenek Jang sudah tahu semuanya dengan melihat wajah Min Ho. Dia tidak akan berinvestasi.

Min Ho membujuk, “Jangan terlalu cepat untuk menilai, Nek. Mata pencaharian 4.500 orang tergantung pada ini. Bisakah anda melihat—“

Tapi Nenek Jang tidak terpengaruh. Bahkan saat beberapa orang datang dua hari yang lalu sambil membawa botol asam dan mengancam akan membunuh semua orang dan dirinya sendiri, Nenek Jang tidak terpengaruh.

Min Ho tak menyerah. Dia meyakinkan kalau dia tidak akan bunuh diri dan meminta Nenek Jang untuk memberikan kesempatan padanya untuk menjelaskan. Itu adalah perusahaan ayahnya dan dibangun dengan keringat dan darah. Tapi nenek tidak peduli.

“Aku tidak akan pergi, Nek. Ini akan berakhir. Aku tidak akan bergerak satu inci pun sampai Anda membaca ini!”

“Jangan konyol. Apa kau tahu artinya menghadapi akhir? Keluar!”

Min Ho lalu didorong keluar oleh bodyguard Nenek Jang. Membuat amplop yang dia bawa dan kartu namanya terjatuh ke lantai. Bahkan saat Min Ho kembali mencoba masuk, Min Ho di dorong hingga jatuh terjengkang.

Min Ho dan Soon Jung kembali ke kantor. Di dalam lift Min Ho mengeluh, seharusnya paling tidak mereka mencoba bubur Nenek Jang. Soon Jung membenarkan dengan lesu.

Saat akan keluar dari lift, mereka bertemu Joon Hee. Joon Hee tahu kalau mereka berdua dari luar. Joon Hee lalu mengundang Min Ho untuk minum teh di ruangannya.

Di ruangannya Joon Hee mengingatkan Min Ho bahwa besok adalah D-Day. Hari terakhir yang Joon Hee berikan untuk Min Ho segera membayar kembali investasi yang dia dapatkan dari Joon Hee (Gold Partners). Joon Hee bertanya apakah Min Ho sudah punya uangnya? Min Ho bertanya balik, apa yang Joon Hee pikirkan?

“Menyimpulkan dari wajahmu...Aku kira tidak. Apa kau memutuskan untuk memberikan Gold Partners-ku hak pengembangan produk baru?”

“Gold Partners-ku… Kau terdengar cukup alami.” Min Ho menyindir.

“Kau juga mengatakan 'Hermia-ku' sebelumnya.”

“Aku ingin tahu apa yang menyebabkan posisi kita berubah seperti ini.”

Joon Hee teringat dengan pernyataan bahwa jantung Min Ho adalah milik Dong Wook. Joon Hee lalu bilang kalau dia juga ingin tahu hal itu. Min Ho menatap kesal pada Joon Hee. Joon Hee mengingatkan bahwa Min Ho yang menyebabkan semua itu, jadi Min Ho jangan menatapnya seperti itu.

Joon Hee juga bilang bahwa Min Ho adalah korban yang jatuh ke dalam system yang Min Ho buat. Dan dia hanya menyesuaikan diri pada sistem itu. Min Ho tak mengerti.

Lusa, Joon Hee akan menghentikan seluruh proyek. Dan menggunakan kegagalan proyek sebagai alasan untuk memulai restrukturisasi yang lain. Min Ho mengumpat Joon Hee. Tapi Joo Hee malah berterima kasih karena Min Ho memberikan alasan untuknya. Karena semua pekerjaan kotor membutuhkan alasan.

“Apa kau tahu? Ketua Gold Partners ingin aku mengawasi penjualan Hermia. Pekerjaan yang sama yang kau tolak.”

“Hei, kau.. Mengapa kau begitu ceroboh?”

“Aku mendengar ayahmu berlutut di depan pemegang obligasi setiap kali perusahaan dalam kesulitan. Dia meminta mereka untuk menyelamatkannya dan perusahaannya. Apa yang kau pikirkan? Mungkin kau harus berlutut juga. Siapa tahu? Mungkin aku akan memberikanmu lebih banyak waktu. Ini akan menyenangkan untuk melihat lutut ringan mu.”

Min Ho menahan kemarahannya dalam diam.

***

Min Ho termenung di ruangannya. Dia mengingat perkataan Joon Hee, bahwa Min Ho lah yang menyebabkan semua itu. Kemudian Min Ho mengingat semua yang telah dia lakukan saat masih bekerja di Gold Partners. Min Ho pun menyadari, semua yang dia lakukan di masa lalu berbalik padanya.

Soon Jung masuk ke ruangan Min Ho dan menanyakan keadaan Min Ho. Bukannya menjawab, Min Ho malah balik bertanya.

“Pasti ada sesuatu lagi yang bisa kita coba, kan? Aku merasa seperti aku harus terus berusaha, Kim Soon Jung.”

“CEO..” Soon Jung tak bisa memberikan jawaban.

Min Ho ingin tahu apa yang ayahnya rasakan saat itu. Karena memikirkan bagaimana semua orang dia buat sangat sedih dan bagaimana mereka mengatasinya, itu menghancurkan hatinya. Min Ho lalu bilang bahwa mungkin berlutut adalah pilihan termudah. Mungkin tidak ada pilihan lain yang tersisa untuk ayahnya.

“Tapi.. Yang aneh adalah... Aku tidak merasa seperti aku sedang berjuang melawan Gold Partners. Aku merasa seperti aku sedang diserang oleh masa laluku sendiri. Jadi itu membuatku sangat..sangat..sangat marah!”

Min Ho menangis.

“Tapi aku tidak berpikir bahwa aku akan bisa mengatakan apapun. Hal-hal yang aku lakukan di masa lalu... Kata-kata yang aku ucapkan di masa lalu datang kembali kepadaku. Apa yang bisa aku katakan kepada mereka? Hak apa yang aku punya untukku mengeluh bahwa aku lelah?”

Min Ho menangis sambil menahan amarah, yang dia tujukan pada dirinya sendiri. Soon Jung memegang pundak Min Ho dari belakang. Soon Jung bisa merasakan kesedihan dan amarah Min Ho.

***

Sementara itu Joon Hee dan Ji Hyun bersulang untuk kehancuran Min Ho esok hari. Ji Hyun memberitahu bahwa review pembeli potensial akan dilakukan minggu depan. Dan fakta bahwa Ketua GP memberikan proyek ini untuk Joon Hee, artinya dia akan segera membuat Joon Hee menjadi CEO.

Joon Hee bergumam kalau jalan yang dia ambil sudah memutar panjang. Dan besok tidak bisa datang cukup cepat.

***

Saat membereskan toko, Nenek Jang menemukan kartu nama yang dijatuhkan Min Ho tadi siang.

***

Keesokan harinya, Ji Hyun datang ke Hermia bersama timnya dengan wajah penuh senyuman. Senyum kemenangan.

Bersama Joon Hee, Ji Hyun menemui Min Ho di ruangannya. Ji Hyun berbasa-basi menyapa Min Ho dan menyindir Min Ho yang tampak tegang. Dia menebak kalau berbisnis itu sulit. Min Ho membenarkan, itu memang tidak mudah.

Dan tanpa berbasa-basi Joon Hee langsung mengingatkan Min Ho, bahwa hari ini Min Ho harus mengembalikan investasi mereka. Melihat raut wajah Min Ho, Joon Hee bertanya apa Min Ho tidak punya uang. Min Ho tak mengenal.

“Astaga. Apa yang harus kita lakukan?” Joon Hee menatap Direktur Yoon yang juga ada disana. Direktur Yoon hanya bisa menunduk.

“Aku kira kami tidak punya pilihan. Kami harus mengambil alih hak pengembangan produk baru.” Ujar Ji Hyun.

Joon Hee menambahkan, “Sangat disayangkan. Hermia dan pabrik pusat menghabiskan dua tahun di proyek itu. Tapi hanya butuh satu hari untuk menghilangkannya ke udara tipis! Bagaimanapun, kontrak harus dilakukan.”

Joon Hee lalu menunjukkan lampiran yang menegaskan bahwa Min Ho menyerahkan semua hak dari pengembangan proyek baru untuk Mitra Emas. Joon Hee melemparkan pulpen ke meja, dan menyuruh Min Ho menandatangani dokumen itu.

Min Ho terdiam, tak bergerak. Ji Hyun menegur. Tapi Min Ho tetap diam. Min Ho lalu menoleh pada Joon Hee. Kemudian Joon Hee bilang Min Ho bisa memilih untuk tanda tangan atau untuk memohon padanya. Siapa tahu dia akan mengubah pikiran setelah melihat Min Ho menunjukkan kesungguhannya.

Min Ho teringat dengan perkataan Joon Hee semalam yang menyuruhnya berlutut. Dengan sangat berat, Min Ho berdiri dan menghadap Joon Hee.

Joon Hee dengan santainya bersandar di kursinya, “Kenapa? Kau masih memiliki sedikit kebanggaan tersisa? CEO Kang?”

Di luar para sekretaris menunggu dengan cemas. Kemudian Soon Jung menerima telepon yang membuatnya cukup terkejut.

Kembali ke dalam. Min Ho masih berdiri sambil menghadap Joon Hee. Dan Joon Hee masih mengolok Min Ho.

“Seorang pemimpin yang menyelamatkan lututnya sendiri daripada 4.500 karyawan, apakah itu seorang pemimpin sejati?”

Kembali dengan sangat berat hati, Min Ho membungkukkan badan hendak berlutut. Lalu tiba-tiba Soon Jung masuk. Dia meminta maaf telah mengganggu, tapi ada kepentingan yang sangat mendesak.

Nenek Jang dari Myeongdong baru saja menelepon dan mengatakan ingin bertemu dengan Min Ho. Semua terkejut, termasuk Joon Hee yang setengah tak percaya nama Nenek Jang disebut. Soon Jung menambahkan bahwa Nenek Jang juga ingin bertemu dengan Gold Partners.

Min Ho menyambut kedatangan Nenek Jang dan putranya di depan. Min Ho memberi salam dan berterima kasih atas kedatangan Nenek Jang. Tapi Nenek Jang tak mau berbasa-basi dan meminta Min Ho menunjukkan jalan untuknya.

Kini Nenek Jang sudah berada di ruangan Min Ho, berhadapan dengan Joon Hee dan Ji Hyun. Ji Hyun bertanya apa yang membuat Nenek Jang datang kesana. Nenek yang sedang membersihkan mulut putranya tidak menjawab, sehingga Ji Hyun kembali bertanya.

“Diam! Gadis itu tidak bisa berhenti berbicara!” Nenek Jang membentak Ji Hyun.

Ji Hyun terkejut mendapat perlakuan itu. Sementara Min Ho tersenyum dan mengangguk-angguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan Nenek Jang.

Nenek Jang lalu bertanya pada Min Ho, berapa banyak Min Ho berutang pada Joon Hee dan Ji Hyun? Min Ho menunjukkan berkasnya, semua tertulis disana. Nenek mengeluarkan kacamata dan melihatnya. Kemudian Nenek mengeluarkan ponselnya.

“Apakah ini Presiden Bank? Aku Nyonya Bubur. Aku akan memberikan nomor rekening bank. Kirim 5 milyar Won ke rekening itu segera. Dan aku akan menghubungkanmu dengan pria kurus yang terlihat seperti seorang wanita. Bicara padanya dan berikan uang yang ia butuhkan.”

Min Ho tercengang dengan tindakan Nenek yang tanpa basa-basi itu. Ji Hyun tertawa tak percaya dengan yang dia lihat dan dia dengar. Joon Hee juga tampak kesal. Tapi Nenek tidak memberikan kesempatan padanya untuk bicara.

“Mulai sekarang, aku adalah pemilik proyek krim ini. Katakan apa yang ingin kalian katakan. Akan tetapi, hentikan usaha kalian untuk mengambil alih proyek ini. Oke?” Nenek Jang member peringatan pada Joon Hee dan Ji Hyun. “Apa yang kalian lakukan? Jika kalian tidak memiliki urusan lain, menyingkir dari ruangan ini!”

Ji Hyun dan Joon Hee tak berkutik.

Ji Hyun dan Joon Hee bicara di ruangannya. Joon Hee bingung dengan apa yang terjadi, kenapa Nenek Jang membantu Min Ho? Tapi Ji Hyun juga sama bingungnya dengan apa yang baru saja terjadi.

Joon Hee menyuruh Ji Hyun mengaktifkan informan Gold Partners untuk mencari tahu alasan Nenek Jang melakukan hal yang gila dengan membantu Nenek Jang.

Min Ho sangat berterima kasih pada Nenek Jang untuk hari ini. Nenek tak menanggapi hal itu, dia malah bertanya apakah Min Ho sudah makan?

Dan sekarang Min Ho sudah ada di toko bubur Nenek, dan Nenek menyajikan bubur untuk Min Ho. Min Ho lalu menanyakan alasan Nenek Jang membantunya hari ini. Nenek bilang jika dia tahu sejak awal bahwa Min Ho dari Hermia, dia tidak akan menendang Min Ho keluar seperti kemarin.

Min Ho lalu protes pada Nenek yang memasukan tiga sendok gula ke dalam buburnya. Tapi Nenek bilang ayah Min Ho pernah bilang bahwa anaknya menambahkan tiga sendok gula kedalam bubur seperti anaknya nenek.

Min Ho pun bingung, apakah nenek mengenal ayahnya? Ayah Min Ho ternyata adalah seorang pelanggan tetap di toko bubur nenek.

“Setelah suamiku meninggal, satu-satunya hal yang aku tahu untuk dilakukan adalah membuat bubur. Aku pikir jika aku mulai membuat bubur kacang merah untuk dijual, setidaknya anakku tidak akan kelaparan. Itulah bagaimana aku memulai toko ini.”

Nenek mengelus-elus pundak anaknya. Nenek lalu bilang kalau dia bukanlah orang yang mempelajari semua hal, sehingga nenek ditipu oleh agen real estate.

[Kilas Balik]

Nenek memasukkan enam sendok makan ke dalam bubur kacang merah, dengan beberapa pestisida. Nenek memberikan bubur itu pada anaknya. Tapi anaknya tidak mau memakannya, sepertinya dia paham apa yang dilakukan ibunya. Nenek menangis, mereka tetap akan mati jika mereka tidak makan bubur itu.

Kemudian ayahnya Min Ho datang ke toko seperti biasanya untuk membeli bubur. Ayah melihat botol pestisida itu dan menyadari keputus-asaan nenek dengan melihat barang-barang yang berantakan.

Setelah menerima bubur pesanannya, Ayah Min Ho memesan bubur lagi sebanyak 50 porsi untuk besok. Ayah akan mengambilnya besok siang saat jam makan siang. Ayah menegaskan kalau nenek harus membuatnya.

Karena ayah, nenek tidak bisa mati hari itu. Mundur satu hari berkat ayahnya Min Ho. Dan keesokan harinya setelah bubur diangkut oleh suruhan ayahnya Min Ho. Ayah Min Ho memberikan sebuah kontrak kerjasama dengan toko nenek sebagai pembayaran. Nenek menangis haru dan menanyakan kenapa ayah memberikan kontrak itu.

“Anak saya adalah penggemar besar dari bubur kacang merah. Saya harap anda akan menjalankan toko anda untuk waktu yang lama. Tapi anda harus memberikan anak saya bubur gratis setiap kali dia datang ke toko anda! Dengan tambahan porsi!” ayah Min Ho tersenyum.

Nenek berkali-kali mengucapkan terima kasih pada ayahnya Min Ho.

[Kilas Balik selesai]

Min Ho tercengang mendengar cerita nenek tentang ayahnya. Min Ho juga tampak terharu.

Nenek melanjutkan bahwa ayah Min Ho menyelamatkan mereka berdua dan nenek berterima kasih padanya dalam sepanjang hidupnya. Bahkan sekarang nenek masih menggigil ketika memikirkan apa yang akan terjadi jika nenek membunuh anaknya.

Mulai hari itu nenek hidup setiap hari menjalani hidup seolah-olah dia hendak minum racun rumput. Nenek melakukan segalanya untuk menghemat uang. Karena nenek sangat menyesal ingin membunuh anaknya sendiri. Dan karena nenek malu menemui ayahnya Min Ho. Nenek benar-benar mendorong dirinya sendiri dengan keras. Dan sekarang giliran nenek untuk membayar hutang.

Nenek menggenggam tangan Min Ho. “Kau harus bertahan hidup. Kau harus bertahan hidup sehingga kau bisa menjadi seorang pengusaha seperti ayahmu. Ya?”

Min Ho mengangguk, “Ya.”

***

Min Ho duduk di halaman rumahnya sambil memegang mangkuk bubur kacang merah. Min Ho merenungkan kata-kata ayahnya yang mengatakan pada nenek bahwa dia penyuka bubur kacang merah. Min Ho lalu teringat dengan perkataannya sendiri yang selalu merendahkan ayahnya setelah dikhianati adiknya sendiri (paman Min Ho).

Selain itu Min Ho merenungkan perkataan Nenek Jang, bahwa dia harus bertahan hidup agar bisa menjadi seorang pengusaha seperti ayahnya. Min Ho merenungkan semua itu. Ternyata ayahnya tak seburuk yang dia kira.

Min Ho mulai memakan bubur kacang merah itu. Kemudian seseorang menyapanya.

“Apa yang kau lakukan?” muncul sosok Ayah Min Ho berjalan mendekati Min Ho dan duduk di kursi.

Min Ho tampak sedikit bingung melihat ayahnya itu, “Ayah!”

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Jujur, aku males banget nonton pas bagian ada Joon Hee-nya. Evil banget. Hahaha…

Min Ho benar. Yang dia hadapi sekarang bukan semata-mata Joon Hee, tapi masa lalunya. Joon Hee hanya bertindak berdasarkan sistem (cara kerja) yang di susun Min Ho saat menjadi Gold Partners. Semua yang Min Ho lakukan di masa lalu, sekarang berbalik menyerangnya. Syukurlah Min Ho menyadari itu, dan sekarang dia paham bagaimana perasaan orang-orang yang pernah dia ‘tindas’ di masa lalu.

Menyayat hati sekali saat Min Ho menyadari hal itu. Min Ho menangis! Dia merasa tidak punya hak untuk mengeluh dan merasa lelah dengan semua yang sudah terjadi. Beruntung ada Soon Jung disampingnya yang terus menyuntikkan semangat dan dukungan.

Untuk sekarang, masalah investasi Gold Partners sudah selesai ya.. Hermia tidak berhutang lagi pada Gold Partners. Setidaknya itu yang aku tangkap. Entah kalau nanti ada sesuatu yang terjadi lagi.