Falling in Live With Soon Jung | Episode 14 - 1

Min Ho galau. Sudah miring ke kanan, miring ke kiri, terlentang, bahkan telungkup, Min Ho tetap tak bisa memejamkan mati. Hingga akhirnya pagi pun tiba.

Suatu ketika, Min Ho keluar dari ruangannya dengan terengah-engah. Melihat ke meja Soon Jung yang kosong. Yoo Mi dan Mi Roo bingung melihatnya. Woo Shik meminta mereka untuk tidak mempedulikan Min Ho. Dia sedang tidak waras dan dia tidak tahu apa yang dia lakukan.

Benar saja, saat berbalik hendak kembali ke ruangannya, kepala Min Ho membentur pintu.

***

Woo Shik dan Ok Hyun berjalan bersama setelah membeli kopi. Ok Hyun bilang anginnya terasa menyenangkan. Woo Shik mencoba pendekatan pada Ok Hyun untuk kesekian kalinya dengan berkata manis. Tapi Ok Hyun malah memarahinya karena Woo Shik bicara informal dengannya.

Mereka lalu dikejutkan dengan sikap Min Ho yang tak terduga. Mereka melihat Min Ho mencegat sepasang kekasih yang sedang berjalan.

“Hei, apakah kau pikir kau akan bersama selamanya? Apakah kau pikir kau akan senang untuk seribu, tidak, sepuluh ribu tahun?” ujar Min Ho kesal pada pasangan itu.

Ok Hyun terkejut melihatnya, apa yang salah dengan Min Ho.

Min Ho masih berteriak pada pasangan itu kalau mereka akan segera putus. Min Ho juga bilang kalau cinta bisa berubah. Meskipun kebahagiaan bisa berlalu, tapi kesedihan tidak pernah berlalu.

Kemudian pasangan yang sedang bermain sepatu roda juga menjadi sasaran Min Ho. Min Ho menyumpahi mereka jatuh. Mereka pun jatuh. Dan Min Ho berteriak agar si pria tidak membantu si wanita berdiri.

Woo Shik merasa malu dengan sikap Min Ho itu dan mengajak Ok Hyun untuk menemui Min Ho-nya nanti saja. Ok Hyun bilang Min Ho tidak terlihat seperti seorang CEO sebuah perusahaan.

“Aigoo~ Kim Soon Jung telah benar-benar menghancurkan hidup seseorang sekarang.” Ok Hyun menghela nafas.

“Di kantor, julukannya juga telah berubah.”

“Jadi apa?”

“Depyo Turai (CEO Gila).”

[Kilas balik]

Min Ho sedang rapat dengan Direktur Yoon dan Direktur Kim (baru tahu namanya, hehe). Min Ho tiba-tiba membacakan sebuah puisi.

“Kita tidak pernah menjadi satu, tapi kita juga tidak pernah menjadi dua. Kita tidak pernah bertemu, tapi kita juga tidak pernah berpisah.”

Setelah itu Min Ho menangis. Membuat Direktur Yoon kebingungan.

Suatu hari di dalam mobil, Woo Shik mendengarkan sebuah lagu dari radio. Judulnya Innocence, dan dalam bahasa korea adalah Soon Jung. Woo Shik bahkan ikut menyanyi. Min Ho yang tadinya tidur, tiba-tiba terbangun. Min Ho mengorek-ngorek, juga memukul-mukul telinganya.

Min Ho memukul radio mobil dan memukul tangan Woo Shik secara acak. Min Ho merasa aneh. Woo Shik panik, mobil mereka jadi oleng karena Min Ho. Woo Shik memukul wajah Min Ho hingga Min Ho pingsan. Min Ho berubah menjadi orang yang histeris.

Min Ho sudah baik-baik saja beberapa lama. Tapi kemudian tiba-tiba dia mulai menangis setelah melihat pemberitahuan di dinding. Min Ho melihat tulisan Soon Jung di pengumuman itu. Padahal itu adalah pengumuman penerimaan anggota Hiking Club.

[Kilas balik selesai]

Ok Hyun bilang seharusnya jika seseorang patah hati, dia akan menjadi lebih dewasa. Tapi Min Ho malah sebaliknya, bersikap kekanak-kanakan di usianya yang sudah tak kanak-kanak.

“Pada usia itu, itu bisa jadi cinta pertamanya. Apakah kau pikir melupakan cinta pertama itu mudah? Ketika mereka juga telah berbagi cinta.”

Ok Hyun terkejut mendengar hal itu dari Woo Shik. Bahwa Soon Jung cinta pertama Min Ho.

Ok Hyun lalu menghampiri Min Ho yang sedang duduk. Ok Hyun menepuk pundah Min Ho dan bertanya apakah Min Ho bermimpi akhir-akhir ini. Min Ho merajuk. Dia bahkan tidak bisa tidur, bagaimana bisa dia bermimpi. Ok Hyun menyebut nama Soon Jung.

“Wendy. Apakah Soon Jung baik-baik saja? Apakah dia makan dengan benar? Dia tidak sakit, kan?”

“Tanyakan sendiri padanya.”

“Dia tidak menjawab teleponku.” Min Ho kembali merajuk.

Ok Hyun lalu mengungkapkan kekesalannya. Min Ho bahkan tidak membantu melakukan penyelidikan, jadi kenapa dia harus terus bertemu Min Ho. Min Ho bilang dia bermimpi beberapa hari yang lalu. Hanya jam tangan yang terus muncul.

Tapi jam tangan tidak bisa menjadi bukti untuk kasus tabrak lari. Ok Hyun sudah beberapa kali mengatakan hal itu.

“Lalu apa yang kau ingin aku lakukan?!”

“Bermimpi mimpi yang lain!” Ok Hyun menarik dasi Min Ho.

“Aku tidak bisa tidur! Aku tidak bisa!” teriak Min Ho frustasi.

Woo Shik menenangkan Min Ho dan menjauhkan tangan Ok Hyun. Woo Shik meminta Min Ho untuk jangan menangis.

Woo Shik lalu mempertanyakan tidak adanya noda darah di mobil Joon Hee jika memang dia pelakunya. Ok Hyun pikir mobil asli yang digunakan saat kejadian sudah dibuang secara illegal. Joon Hee membeli mobil yang sama persis, dan hanya mempertahankan nomor plat mobil.

Woo Shik punya ide. Dapatkan surat perintah pencarian, memeriksa nomor seri mesin mobil, dan mencari di komputer. Jawabannya akan keluar. Min Ho setuju. Tapi Ok Hyun tertawa.

Apa yang dikatakan Woo Shik memang benar, tapi apa mereka pikir surat perintah pencarian dan penyitaan jatuh begitu saja dari langit? Agar atasan mengeluarkan surat itu, harus ada setidaknya dasar yang masuk akal untuk kecurigaan atau kesaksian. Ok Hyun pikir pada akhirnya, Noh Young Bae-lah yang memegang kuncinya.

“Tidak, kuncinya ada padaku. Tunggu saja. Aku akan mabuk, dan bermimpi. Setelah aku bermimpi dan jika aku melihat sesuatu, aku akan segera menghubungimu. Tunggu saja, Wendy.”

Ok Hyun setuju. Tapi dia meminta satu hal. Dia meminta Min Ho untuk meminta temannya, Jaksa Park, untuk segera mendakwa Young Bae. Young Bae juga bukan tidak bersalah. Young Bae bisa dituntut untuk perjudian illegal. Mereka bisa dengan mudah menemukannya jika membuat Young Bae masuk ke dalam DPO.

“Kita bisa menyelidiki dia. Bahkan surat perintah penggeledahan mobilnya. Ini berhubungan dengan Son Jung. Aku meminta padamu, Hook.”

“Aku mengerti, Wendy.”

“Kau akan melakukannya, kan?”

“Jangan khawatir, Wendy!”

Ok Hyun lalu menepuk pundak Min Ho lagi, tapi Min Ho merasa sakit karena tangan Ok Hyun terasa berat.

***

Joon Hee sedang bersiap pergi ke kantor. Dia teringat pada ucapan Ji Hyun kemarin. Bahwa Gold Partners tidak akan memberikan kesempata lagi pada Joon Hee, seekor anjing pemburu yang bahkan tidak bisa berburu dengan benar.

Jin Hyun menemui Joon Hee di kantonya. Disana ada dua orang pria yang ingin Joon Hee kenalkan pada Ji Hyun. Mereka adalah Direktur Kantor Kejaksaan Distrik Seoul, dan Hakim Ketua Pengadilan Negeri.

Setelah dua orang tadi sudah pergi. Ji Hyun bertanya situasi apa yang sedang Joon Hee ciptakan sekarang. Joon Hee bilang dia memberi Ji Hyun dan Gold Partners sebuah kesempatan.

Seperti yang sudah dia katakan sebelumnya, tidak peduli produk baru Hermia gagal atau berhasil, dia akan menciptakan kesempatan itu. Ji Hyun tak mengerti apa yang Joon Hee maksud.

“Ketua Kang mengatakan ini ketika ia masih hidup. Apa yang lebih menakutkan daripada persahabatan adalah kesadaran menjadi kaki tangan. Ini sama seperti yang kau tahu bahwa aku memainkan kartuku dengan sangat baik.”

“Apakah kau mengancamku sekarang?” Ji Hyun tampak kesal.

Joo Hee bilang dia tidak akan berani. Tapi Gold Partners tidak akan bisa membuatnya menjadi satu-satunya yang bertanggung jawab dalam kegagalan pengambilalihan Hermia, karena Ji Hyun sebagai partnernya juga akan berada dalam bahaya.

Ji Hyun semakin kesal, beraninya Joon Hee menjadi sombong. Karena itulah Jo Hee mengajak Ji Hyun bekerja sama. Itu akan menjadi solusi yang saling menguntungkan untuk mereka. Tapi Ji Hyun tampak tak percaya dengan hal itu.

“Aku akan menggunakan hukum. Menggunakan hukum undang-undang, aku akan menyerang Kang Min Ho dan Hermia. Jatuh tempo obligasi akan segera datang, jadi aku akan menganggap ini sebagai yang terakhir. Aku akan mempertaruhkan semua yang aku miliki. Kau juga, silahkan bertanggung jawab atas hubungan pribadi dan sumber daya keuangan. Mulai sekarang, karena hal ini akan menjadi uji coba, aku akan membuat rencana.”

Ji Hyun tampak mulai memikirkan tawaran Joon Hee itu.

***

Soon Jung datang ke Hermia, menemui Mi Roo dan Yoo Mi. Mereka sangat senang melihat Soon Jung. Mi Roo mengungkapkan kekecewaannya karena Soon Jung tidak sekalipun menelepon. Soon Jung bilang dia keluar dengan keadaan memalukan. Jika bukan untuk dokumen, dia tidak akan datang ke sini hari ini.

Yoo Mi juga kekecewaannya karena Soon Jung tidak ada kantor jadi sepi. Soon Jung menenangkan mereja, sebentar lagi pasti ada orang yang akan ditugaskan untuk menggantikan dirinya.

“Mengirim seseorang apanya. Aku tidak tahu apa yang CEO Kang berpikir, tapi dia terus menolak mereka.”

“Apa maksudmu?” Soon Jung tak mengerti.

“Dia terus mengatakan dia ingin menjaga posisi Sekretaris kosong. Untuk nominasi juga, dia mengambil ini dan itu.”

Mi Roo menambahkan bahwa Min Ho bertingkah aneh belakangan ini. Seperti orang yang linglung. Yoo Mi membenarkan. Bisnis berjalan dengan baik, tapi dia tampaknya terjebak dalam dunianya sendiri. Di mata mereka Min Ho tampak menyedihkan.

Soon Jung tampak merasa bersalah.

Soon Jung berdiri di depan lift. Begitu lift terbuka, muncul Min Ho. Min Ho berjalan keluar dengan tenang. Soon Jung yang tampak canggung menyapanya. Min Ho tersenyum dan bergumam sendiri kalau sekarang dia bahkan melihat penampakan Soon Jung.

Min Ho hendak mengenyahkan penampakan itu. Tapi betapa terkejutnya dia, itu bukan penampakan, melainkan Soon Jung asli. Min Ho bahkan sampai terjatuh saking terkejutnya.

Min Ho dan Soon Jung bicara di café perusahaan. Setelah terdiam beberapa saat, Min Ho menanyakan kabar Soon Jung. Dia dengar Soon Jung tinggal bersama Ok Hyun. Dan melihat Soon Jung datang untuk mendapatkan sertifikat kerja, dia berasumsi bahwa Soon Jung belum mendapatkan pekerjaan.

Soon Jung membenarkan, belakangan ini sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Soon Jung telah menggunakan semua sertifikat kerjanya, jadi dia datang untuk mendapatkannya kembali.

Soon Jung lalu memberitahu Min Ho bahwa dia akan menjual rumahnya dan pindah menetap di Hwaseong. Soon Jung ingin memulai hidup yang baru disana. Disana ada kakek-nenek dari pihak ibu dan beberapa kerabat. Jadi Soon Jung berpikir itu adalah tempat yang baik untuk memulai hidup baru.

“Kim Soon Jung, apakah kau benar-benar harus pergi sejauh itu?”

“Di sini atau di Incheon, ada terlalu banyak kenangan dari Dong Wook. Di tempat di mana tidak ada kenangan, aku ingin memulai hidup baru. Alasan aku mengatakan ini adalah bahwa aku berharap bahwa kau akan menerima kenyataan ini secepatnya dan menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. Kamu dan aku… berdiri di atas tanah kita sendiri dan hidup dengan baik secara mandiri. Aku ingin memberitahukan ini padamu.”

“Mengapa aku mendengar kata-kata itu, bukan sebagai penyemangat tetapi sebagai penolakan?”

“Itu untuk memberimu semangat. Meskipun kita terjebak bersama karena nasib yang rumit, aku percaya kau akan menjadi pemimpin yang baik. Aku menyemangatimu seperti itu. Karena itu, cepat hilangkan perasaanmu padaku dan kumpulkan kekuatanmu. Kau memiliki 4.500 pekerja di bahumu.”

Min Ho terdiam mendengar kata-kata Soon Jung yang ada benarnya juga. Supaya dia tidak galau terus.

Min Ho mengantar Soon Jung ke depan gedung. Sekali lagi Soon Jung meminta Min Ho untuk hidup dengan baik, dimanapun Min Ho berada. Saat Soon Jung berbalik pergi, Min Ho menghentikan langkahnya dan mengatakan sesuatu.

“Tidak peduli apa yang dikatakan orang, kesimpulanku adalah ini. Aku menyukaimu, bukan karena jantungku, tetapi karena itu kau. Aku menyukaimu karena kau Kim Soon Jung.”

Min Ho menambahkan bahwa dia ingin mengatakan kata-kata itu untuk Soon Jung. Min Ho juga setuju untuk bersemangat mulai sekarang dan berterima kasih pada Soon Jung. Tapi mulai sekarang dia akan mengungkapkan perasaannnya pada Soon Jung dengan caranya sendiri.

“Jangan khawatir. Aku tidak akan memintamu untuk menerima perasaanku. Hanya saja.. bahkan jika kau membenciku, bagiku kau tetap seseorang yang aku syukuri. Jadi aku harus menyampaikan terima kasihku kepadamu mulai sekarang.”

Soon Jung terdiam mendengar semua kata-kata Min Ho itu. Min Ho lalu mempersilahkan Soon Jung untuk pergi, dan mengajaknya bersemangat seperti yang Soo Jung katakan tadi. Min Ho tersenyum pada Soon Jung. Tapi begitu Soon Jung berbalik, Min Ho kembali menunjukkan wajah sedihnya. Hehe..

***

Soon Jung kembali ke rumahnya. Dia menaiki tangga sambil membawa koper. Tiba-tiba ada seorang pria yang menawarkan bantuan membawakan koper itu. Soon Jung menolak, tapi pria itu tetap mengambil koper Soon Jung. Soon Jung pun berterima kasih.

Sampai di gerbang rumahnya, Soon Jung menemukan banyak memo yang tertempel di sana. Pastinya dari Min Ho. Soon Jung mengambil memo-memo itu dan membacanya di dalam rumah.

Rupanya Min Ho setiap pagi dan malam datang ke rumah Soon Jung, memastikan Soon Jung sudah pulang atau belum. Dan dia meninggalkan memo-memo itu setiap kali datang. Dalam sebuah memo, Min Ho meminta maaf.

“Aku minta maaf. Aku tidak melakukan kesalahan, tapi untuk beberapa alasan, aku minta maaf. Aku minta maaf.”

***

Min Ho baru selesai bekerja di rumahnya. Dia mengingat permintaan Soon Jung agar dia segera melupakan perasaannya, dan meminta Min Ho untuk tetap semangat karena da 4500 pekerja yang bergantung pada Min Ho.

“Oke! Aku akan hidup dengan tekun. Aku telah membuat janji dengan Kim Soon Jung. Mari kita semangat! Aajjaa! Aaa—“

Min Ho tiba-tiba merasakan hal aneh. Pandangannya juga kabur.

***

Esok harinya saat Min Ho ke kantor, Min Ho bertemu Ahjussi Ma di pintu masuk yang berputar. Min Ho meminta Ahjussi Ma untuk berbalik, kembali masuk ke dalam gedung. Mereka lalu bicara di ruangan Min Ho.

Min Ho menanyakan maksud Ahjussi Ma datang ke kantor pusat. Ternyata Ahjussi datang untuk melaporkan sesuatu tentang produksi.

Min Ho lalu membicarakan kejadian hari itu, Ahjussi pasti sangat terkejut. Tapi Ahjussi menyangkal, dia tidak terlalu terkejut. Daripada terkejut, Ahjussi merasa heran.

Min Ho bingung, heran tentang apa? Ahjussi heran, bisakah Min Ho menahan jantung Dong Wook di dalam tubuhnya. Dada Dong Wook itu lebar, sedangkan dada Min Ho begitu kecil. Aish.. Min Ho pikir tentang apa. Ahjussi Ma tertawa.

“Aku menyesal. Aku hanya membuat keributan.” Ujar Min Ho tulus.

“Itu bukan sesuatu untuk kau sesalkan. Sebaliknya, aku merasa berterima kasih kepadamu. Putraku tetap hidup, meskipun dengan meminjam tubuhmu. Kematian putraku tidak sia-sia.” Ujar Ahjussi Ma tak kalah tulusnya dengan Min Ho.

Min Ho boleh percaya atau tidak, tapi Ahjussi bilang dia sudah mengenalinya sejak awal. Bahwa Min Ho memiliki jantung Dong Woo. Min Ho tak percaya. Ahjussi menjelaskan bahwa pada hari pertemuan, saat Min Ho pingsan sambil memegang dada, ahjussi merasakannya.

“Oh, orang ini memiliki sesuatu dalam dirinya. Dia memiliki sesuatu yang entah bagaimana terhubung padaku.” Ahjussi tersenyum. “Hubungan antara ayah dan anak adalah seperti ini. Jantung itu, yang pertama kali mengenalinya.” Ahjussi menahan air matanya. “Terima kasih telah hidup dengan sehat.”

Min Ho pun ikut terharu. Dia menghapus air mata yang hampir menetes. Lalu minum air untuk menutupi keharuannya.

Min Ho mengantar Ahjussi ke luar gedung. Ahjussi meminta Min Ho memahami mengapa Soon Jung bertindak seperti itu. Min Ho bilang dia paham, itulah sebabnya dia akan mengekspresikan diri dengan caranya sendiri.

“Memikirkan tentang hal itu lagi, dia melakukan banyak hal untukku, lebih dari tugasnya sebagai sekretaris. Suatu hari dia berkata bahwa dia akan melindungi aku. Dia bisa mengatakan kata-kata tersebut. Itu sebabnya aku akan rajin menyampaikan terima kasih kepadanya, tak peduli dia suka atau tidak.”

Ahjussi Ma mengangguk-angguk.

***

Soon Jung menerima telepon dari Ok Hyun yang memastikan Soon Jung tidak melewatkan sarapan. Soon Jung bilang dia mengerti. Dan dia bingung kenapa Ok Hyun cerewet sekali hari ini.

Soon Jung lalu keluar rumah. Dia mendapati sekuntum bunga matahari yang ditempelkan di gerbang rumahnya. Dan ada memo tertempel disana. Bisa dipastikan itu dari Min Ho.

“Jika kau membuang bunga ini, kau akan dihukum oleh Tuhan. Dan hari ini, Soon Morning.”

Soon Jung mengambil bunga itu lalu berjalan pergi.

Dan ternyata Min Ho ada dibalik tangga, mengawasi Soon Jung. Dia bicara pada Ok Hyun di telepon. Min Ho meminta Ok Hyun memeriksa Soon Jung hingga Soon Jung makan. Min Ho sangat senang, bahkan membuat ponselnya terjatuh.

Sementara itu Ok Hyun merasa kesal. Dulu Dong Wook jug melakukan hal yang sama seperti Min Ho. Memintanya mengawasi Soon Jung. Ok Hyun merapati nasibnya.

Lalu, hingga seminggu kemudian, Min Ho selalu menempelkan bunga di gerbang rumah Soon Jung. Selama itu Soon Jung juga selalu mengambilnya. Tapi kemudian, Soon Jung membawa semua bunga itu ke depan rumah Min Ho dan melemparkannya ke halaman dengan kesal.

Min Ho tak mau kalah, dia membawa kembali semua bunga itu dan menyimpannya di depan gerbang. Tapi tindakannya itu dipergoki Soon Jung. Min ho berlari kabur, Soon Jung mengejarnya, tapi tak sampai ke atas.

Di bunga-bunga yang ditinggalkan Min Ho tadi, ada sebuah memo.

“Ini adalah hukuman! Aku akan mengirimkan bunga sampai aku mati!”

Hingga kemudian Soon Jung selalu mengambil bunga itu dan membaca memo yang Min Ho tinggalkan.

“Jika seseorang yang telah pergi tidak kembali, tunggulah sedikit lebih lama. Untuk mencintai lebih banyak adalah bukan sesuatu yang memalukan. Untuk mencintai lebih lama juga bukan sesuatu yang memalukan. Kim Nam Jo. Salah satu dari seseorang yang tidak kembali.”

Itu adalah puisi Kim Nam Jo yang berjudul “Orang yang pergi dan tak kembali”.

***

Joon Hee mendapatkan file penelitian produk baru Hermia dari seorang pekerja pabrik Hermia, yang sudah dia sogok tentunya. Joon Hee menyerahkan dokumen itu dan sebuah flashdisk pada Ji Hyun. Joon Hee akan mulai masuk ke rencana mereka sekarang.

Joon Hee meminta Ji Hyun untuk mengajukan gugatan melalui salah satu perusahaan di AS, pada Hermia. Gugatan paten mengenai bisnis produk baru Hermia. Ji Hyun bilang Hermia sudah mendapatkan hak patennya. Tapi rencana Joon Hee bukan hanya melalui paten, tapi juga bisnis penjualan.

Jika tuntutan itu dilayangkan, akan ada perintah penghentian penjualan.

“Jika kau tidak bisa menjual barangmu, apa yang kau pikir akan terjadi?” Joon Hee tersenyum licik.

***

Young Bae bersama istrinya sedang dalam taksi. Sepertinya pulang dari rumah sakit. Istri Young Bae bilang dia pernah mengeluh saat harus hidup dengan cuci darah, tapi sekarang dia bahkan tidak bisa melakukan perawatan cuci darah lagi. Young Bae meminta istrinya untuk tidak khawatir, dia akan mencari ginjal untuknya.

“Sebelum aku mati, pergilah untuk penyelidikan perjudian ilegal, terima hukumanmu, dan keluar.”

“Jangan mengatakan hal-hal seperti itu! Setelah aku menyelamatkanmu, aku akan pergi dan menerima hukumanku.”

Istri Young Bae hanya bisa mendesah.

Young Bae menghubungi Joon Hee. Dia kesal karena Joon Hee bahkan tidak membayar biaya rumah sakit seperti yang dijanjikan. Joon Hee dengan entengnya beralasan kalau dia lupa karena tidak bisa tidur belakangan ini.

Tapi kemudian Joon Hee berkata kalau dia merasa tidak harus membantu Young Bae. Karena Young Bae terus melakukan tindakan yang tak terduga. Joon Hee meminta Young Bae memberikan kartu memori itu padanya.

“Kau bercanda. Jika aku melakukan itu, kau hanya akan mengabaikan aku setelahnya.”

“Kalau begitu jangan lupa. Biaya rumah sakit istrimu dan biaya hidup, silahkan menyelesaikannya sendiri.”

Young Bae berteriak kesal. Karena itulah Joon Hee menyuruh Young Bae pergi ke China karena dia sudah menemukan ginjal untuk istri Young Bae. Bukankah istri Young Bae harus segera di operasi. Young Bae tak percaya. Joon Hee bilang terserah Young Bae percaya atau tidak karena dia tidak akan rugi.

Akhirnya Young Bae setuju untuk memberikan kartu memori itu dan menanyakan tempat yang harus dia tuju.

***

Min Ho menanyakan tentang penjualan produ baru. Direktur Kim memberitahu bahwa peninjau. Direktur Yoon menambahkan, bahwa Jin Yang dan Crown Department Store yang menolak mereka telah menyarankan agar Hermia membuat kontrak dengan mereka lagi.

Min Ho bilang keadaan telah berubah, mereka tidak perlu membuat kontrak. Min Ho meminta Direktur Kim untuk mengalihkan masalah itu pada tim hukum dan dan bekerja keras pada bisnis ekspor.

“Jika hal ini terus berlangsung, bahkan jika kita melunasi obligasi pada hari jatuh tempo, kita memiliki cukup sisa.” Ujar Direktur Yoon.

Min Ho keluar ruangan bersama kedua direktur tadi, lalu memberitahu Woo Shik bahwa dia akan keluar, jadi Woo Shik jangan mengganggunya. Woo Shik bertanya apakah Min Ho akan pergi ke pabrik, tapi Min Ho hanya bilang kalau dia ada urusan. Yoo Mi merasa heran dengan tingkah Min Ho yang kembali ceria.

***

Soon Jung menghela nafas panjang. Dia mendapat email tentang penolakan atas lamarannya. Lalu ponsel Soon Jung berdering. Telepon itu dari HR Dae Ji Farmasi. Dia meminta Soon Jung datang untuk melakukan wawancara sekarang juga.

Soon Jung keluar rumah dan tersenyum memandang bunga dari Min Ho. Dalam memo Min Ho mengucapkan semoga beruntung. Setelah menyimpan bunga dari Min Ho, Soon Jung menuruni tangga.

Ada sebuah taksi lewat, dia bertanya apakah Soon Jung yang memesan taksi. Tapi Soon Jung tidak memesan. Sopir kesal karena itu adalah panggilan bohongan. Kemudian Soon Jung menaiki taksi itu.

Di Dae Ji Farmasi. Soon Jung berterima kasih karena telah dipanggil. Jika diberi kesempatan, Soon Jung akan melakukan yang terbaik. CEO mengatakan bahwa jika Soon Jung adalah seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan besar seperti Hermia, tentu saja Soon Jung diterima di sana.

CEO menanyakan tempat tinggal Soon Jung. Soon Jung bilang dia berencana pindah ke sana jika dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Kalau begitu CEO meminta Soon Jung untuk mulai bekerja dua minggu lagi. Soon Jung bersedia.

Saat keluar gedung, hari hujan. Soon Jung pun memutuskan hujan-hujan. Tapi baru beberapa langkah, seorang pria menghampiri Soon Jung dengan payungnya. Dia bilang CEO menyuruhnya untuk memberikan payung itu pada Soon Jung. Soon Jung pun dengan senang hati menerima payung itu.

Dan ternyata tak jauh dari sana, Min Ho mengawasi Soon Jung dari jauh. Min Ho menghubungi seserang dan berterima kasih atas payung itu.

***

Teman Ok Hyun berlarian masuk ke dalam kantor ruangan dengan tergesa-gesa. Dia memberitahu Ok Hyun bahwa mereka telah mendapatkan surat perintah untuk mobil Young Bae. Ok Hyun pun segera mengajaknya mencari Young Bae.

Sementara itu Young Bae sampai di tempat yang disebutkan Joon Hee. Sebuah tempat rongsokan mobil. Tapi yang menyambut Young Bae bukan Joon Hee, tapi beberapa orang preman. Para preman itu meminta kartu memori. Tapi Young Bae tak mau memberikannya.

Young Bae pun dipukuli. Young Bae berteriak meminta diselamatkan. Tapi Young Bae terus dipukuli. Dalam keadaan tak berdaya, pimpinan mereka menggeledah Young Bae, tapi kartu memori itu tidak ada. Saat mereka akan kembali memukuli Young Bae, Ok Hyun dan temannya tiba.

Mereka berkelahi dengan dua detektif itu. Dan Young Bae menggunakan kesempatan itu dengan tertatih-tatih menuju mobil karena banyaknya luka, lalu melarikan diri.

Joon Hee dengan tenang menunggu di kantornya. Telepon masuk. Joon Hee memastikan preman suruhannya itu mendapatkan kartu memori dari Young Bae. Tapi ternyata yang didapatkan Joon Hee adalah kabar buruk. Joon Hee berteriak marah.

Joon Hee lalu menemui para preman itu. Joon Hee marah-marah karena mereka tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Dulu mereka bisa hidup dengan baik saat Ketua Kang masih ada berkat dirinya. Tapi sekarang saat Ketua Kang sudah tak ada mereka tidak menghormatinya.

Pimpinan preman itu meminta maaf. Tapi itu tak menyurutkan kemarahan Joon Hee pada mereka yang tidak bisa menangkap Young Bae ataupun mendapatkan kartu memorinya. Pimpinan preman memberitahu bahwa itu karena ada dua detektif muncul, jadi mereka tidak punya pilihan lain selain mundur.

Joon Hee menyuruh mereka untuk diam dan bersembunyi sementara waktu. Karena jika mereka bergerak lagi, polisi akan mencium sesuatu. Joon Hee bilang dia akan segera menghubungi mereka lagi.

***

Young Bae pergi ke minimarket dan membeli perlengkapan P3K seadanya untuk mengobati luka.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Capek ih… dari awal episode harus berhadapan dengan Gold Partners yang ingin menghancurkan Hermia. Selalu saja ada cara. Dan Joon Hee ini, gak ada kapoknya. Melakukan perbuatan jahat.