Hyde, Jekyll, Me | Episode 17 - 2

Ha Na menunggu balasan Seo Jin. Ha Na sedikit tidak nyaman karena sudah tiga jam berlalu Seo Jin tidak memberikan respon atas pesannya.

Jin Joo menegur Ha Na yang bergumam sendirian. Ha Na lalu menanyakan dimana geng sirkus lainnya. Jin Joo pikir mereka sedang makan siang diluar.

Ahjussi masuk, dia menceritakan temannya yang menarik. Seo Jin. Ahjussi memberitahu bahwa mereka baru saja makan siang bersama, juga dengan Eun Chang dan Woo Jung. Seo Jin memberitahu mereka bahwa dia tidak pernah menonton film sepanjang hidupnya. Dia meminta Ahjussi untuk membuat daftar film yang bagus untuk dia tonton.

Ha Na menanyakan dimana Seo Jin sekarang. Ahjussi bilang Seo Jin pergi untuk naik Viking (sejenis permainan). Ahjussi heran, Seo Jin adalah pewaris Wonderland tapi tidak pernah menaiki Viking sebelumnya.

Ha Na pergi ke kantor Sekretaris Kwon setelah sebelumnya Sekretaris Kwon menghubunginya. Ha Na bertanya pada Sekretaris Kwon apa yang dilakukan Seo Jin sekarang ini. Tapi Sekretaris Kwon juga tidak tahu. Dan dia meminta Ha Na datang untuk bertanya, mungkin Ha Na tahu.

Sekretaris Kwon bilang kemarin Seo Jin mengajaknya minum di tengah hari. Sekretaris Kwon tahu orang bisa berubah setelah melalui pengalaman traumatis seperti yang dilalui Seo Jin. Dan karena Seo Jin sudah cuti, itu tidak selalu berarti buruk. Sekretaris Kwon juga mengerti Seo Jin ingin melepaskan kehidupan yang dia miliki sebelumnya.

“Tapi kenapa aku begitu cemas tentang itu? Aku hanya tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia mengatakan bahwa dia ingin memulai hidup baru... Beberapa hari yang lalu, kau tahu apa yang dia katakan kepada Presdir Goo?

Dia mengatakan bahkan meski dia harus menyerahkan semua yang dia miliki dia masih akan melindungimu, dan cintamu. Tapi Robin adalah orang yang kau cintai, bukan? Yang berarti, dia akan melindungi Robin. Kau pikir apa itu artinya? Itu membuatku berpikir bahwa aia tidak memiliki niat untuk menyembuhkan diri dari penyakitnya.”

Ha Na tampak terkejut dan berpikir.

***

Ha Na mengajak Seo Jin bicara di kantor sirkus. Ha Na menanyakan kebenaran apa yang dikatakan Sekretaris Kwon, bahwa Seo Jin menyerah untuk mengobati penyakitnya. Dan apakah Seo Jin menemui para reporter untuk mengungkapkan penyakitnya pada dunia?

Seo Jin balik bertanya apakah Ha Na khawatir lagi padanya. Ha Na membenarkan. Apakah Ha Na yakin sudah memikirkan tentang apa yang dia katakan sebelumnya? Ya, Ha Na sudah memikirkannya dengan waktu yang panjang dan sulit.

“Kalau begitu kau pasti menyadari apa artinya ketika kau khawatir padaku.”

“Apa maksudmu?”

“Jika kau khawatir tentang keselamatanku, itu berarti akhir dari keberadaan Robin. Kukira kau bilang kau mencintai Robin. Kau bilang Robin dan aku adalah dua orang yang berbeda. Jadi kenapa kau khawatir padaku? Itu karena kau memiliki perasaan untukku.”

Ha Na terdiam. Seo Jin melanjutkan, dia yakin Ha Na tahu alasan mengapa Ha Na tidak bisa mengakui hal itu dengan lantang. Karena jika Ha Na mencintai Seo Jin, Ha Na takut Robin akan menghilang. Itu artinya Ha Na jatuh cinta pada mereka berdua.

Ha Na lalu bertanya, apa Seo Jin memutuskan untuk hidup dengan penyakitnya selama sisa hidup Seo Jin? Seo Jin bilang setiap orang sakit dengan cara mereka sendiri, mereka semua hidup dengan penyakit mereka sendiri.

Tapi untungnya penyakitnya adalah pelabuhan bagi seseorang yang bahkan lebih baik daripada dirinya sendiri. Dan Ha Na jatuh cinta dengan orang itu, yang kebetulan adalah Robin. Jadi, mereka bertiga bisa terus bertengkar dan berjuang seperti ini selama sisa hidup mereka.

“Kau melakukan ini tidak akan mengubah apa pun. Hanya karena kau berubah, jangan berharap perasaanku juga berubah. Karena perasaanku akan selalu tetap sama.” ujar Ha Na.

“Baiklah. Aku suka sikapmu. Begitulah bagaimana aku selalu menginginkanmu bersikap. Karena itulah satu-satunya cara bagi kita bertiga untuk hidup berdampingan bersama-sama.”

“Lalu kenapa..kenapa kau mencoba untuk membuktikan apakah aku mencintaimu atau tidak? Mengapa kau mencoba untuk memeriksa perasaanku jika kau khawatir tentang apa yang aku takutkan?”

“Karena satu-satunya hal yang bisa aku lakukan sekarang adalah untuk memeriksa dan membuktikan apa yang mungkin kau rasakan padaku. Karena jika kau melakukan hal yang lain, itu akan menghancurkan keseimbangan yang kita miliki diantara kita bertiga.”

Seo Jin lalu pergi meninggalkan Ha Na. Dan Ha Na kembali merenung.

***

Seung Yeon dan Seo Hee sedang menunggu seseorang. Seo Hee heran apa Seung Yeon benar-benar harus sampai sejauh itu. Seung Yeon kan punya rekaman diagnosis Dokter Minsky dengan status penyakit Seo Jin dan kondisinya.

Seung Yeon meluruskan, itu bukan rekaman tapi sadapan, dan itu adalah tindakan criminal. Dia bisa segera ditendang ke jalanan jika Presdir Goo tahu tentang hal itu. Karena itu, daripada mengungkapkan hasil sadapan itu, Seung Yeon punya banyak ide yang berputar di kepalanya. Seung Yeon yakin inilah saatnya dia harus mengambil kesempatan.

Seseorang yang ditunggu Seung Yeon ternyata adalah Reporter Kang.

***

Ha Na masih merenung. Dia merenungkan perkataan Presdir Goo yang mengatakan bahwa Seo Jin tidak lagi memerlukan Robin. Dan agar Robin tidak muncul lagi, Ha Na harus pergi. Ha Na juga merenungkan perkataan Seo Jin tadi bahwa dia menilai Ha Na takut Robin menghilang jika dia mencintai Seo Jin dan bahwa Ha Na mencintai mereka berdua.

***

Seung Yeon memberitahu Reporter Kang tentang penyakit Seo Jin. Reporter Kang terkejut, berarti artikel tabloid tentang penyakit mental Seo Jin adalah benar. Tapi Seung Yeon bilang tidak ada bukti, dan saat ini itu hanya dugaan saja.

Seung Yeon berencana untuk melemparkan dugaan itu ke publik dan membiarkan orang-orang menduganya sendiri. Mereka hanya perlu membuat satu momen dan menjadikannya sebuah berita. Entah apa yang direncanakan Seung Yeon dan Reporter Kang, yang pasti imbalan yang dijanjikan Seung Yeon membuat Reporter Kang terbelalak.

***

Ha Na yang merenung tak mendengar panggilan Jin Joo. Jin Joo merasa heran dan bertanya apakah Ha Na merasa tidak enak badan. Ha Na ingin meminta pendapat pada Jin Joo.

“Jika kau mengetahui bahwa kau menyebabkan seseorang menderita penyakit sepanjang sisa hidupnya..kau pikir apa yang akan kau lakukan?”

“Jika aku penyebabnya? Sakit, bagaimana? Seperti sakit hati?”

“Bukan. Sakit sungguhan.”

“Kalau begitu aku menyebabkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan? Itu beban yang terlalu besar. Siapa aku hingga bisa menyebabkan penderitaan seperti itu? Dan pikirkan tentang orang itu juga. Bahkan jika mereka tidak membenciku sekarang, bagaimana bisa kau menjamin mereka tidak akan membenciku di tengah jalan?”

“Membenci? Tapi…jika kau pergi begitu saja.. maka orang tersebut akan mati.”

Jin Joo tidak suka kedua pilihan itu, tinggal tapi orang itu akan menderita karena penyakitnya dan pergi tapi orang itu akan mati. Jin Joo penasaran kenapa Ha Na menanyakan hal itu, apakah Robin sakit dan bilang akan bunuh diri jika Ha Na putus dengannya. Ha Na hanya menggeleng, dan kembali merenung.

(Duh..ni Ha Na kelamaan mikir.. padahal ya, suka sama dua-duanya juga gak apa-apa atuh, da satu orang.. gak akan disebut selingkuh kayaknya mah, kan Seo Jin juga tahu.. asal jangan bilang-bilang Robin aja, ntar ngambek, hehe…)

***

Seo Jin bersantai di rumahnya. Mendengarkan musik, menonton film, menonton pertandingan bola sambil minum, juga membaca komik. Hal yang tak pernah dilakukan Seo Jin sebelumnya. Lelah membaca, Seo Jin tidur di sofa.

Robin terbangun di sofa, dia heran melihat semua buku, komik, dan dvd yang berserakan di meja. Robin mengambil sebuah buku yang sengaja ditelungkupkan Seo Jin. Ada paragraf yang digaris bawahi disana. Robin membacanya.

“Hal yang harus dilakukan sebelum berbicara dengan doktermu. Pelajari diri sendiri. Buat orang lain mempelajari siapa aku. Serta informasikan dan mengajari orang lain tentang penyakitku.”

Robin mengambil salah satu komiknya yang dibaca Seo Jin. Seo Jin menempelkan pesan disana.

“Aku baru saja membaca ini untuk pertama kalinya. Kapan buku berikutnya akan keluar?”

Robin lalu teringat saat dia menanyakan alasan Seo Jin datang ke apartemennya pada Ha Na. Ha Na bilang dia menghubungi Sekretaris Kwon untuk meminta bantuan dan sepertinya dia sedang bersama Seo Jin.

Robin menghubungi Sekretaris Kwon untuk mengkonfirmasi hal itu. Tapi Sekretaris Kwon meminta Robin untuk tidak mengungkit kejadian kemarin. Robin penasaran dengan apa yang terjadi kemarin.

Sekretaris Kwon pun memberitahu kalau Seo Jin hampir saja akan mengungkap semuanya, tentang keberadaan Robin dan tentang hubungan antara Seo Jin dan Robin.

“Seo Jin akan melakukan itu? Kenapa dia melakukan itu?” Robin terkejut.

“Siapa yang tahu apa yang dia pikirkan? Dia bersikap sangat aneh akhir-akhir ini. Aku tahu dia berubah, tapi siapa yang tahu dia akan berubah begitu banyak? Ha Na nyaris tak bisa menghentikannya, dan aku baru bisa berbicara dengannya setelah aku berteriak tentang aku yang akan dipecat.”

Setelah mengatakan hal itu, Sekretaris Kwon baru sadar bahwa mungkin apa yang dia katakan tadi menyakitkan untuk didengar Robin. Tapi Sekretaris  Kwon yakin Robin tahu kalau itu hal yang benar untuk dilakukan.

Yang membuat Robin terkejut adalah kenyataan Ha Na yang juga menghentikan Seo Jin. Sekretaris Kwon tidak bisa menjelaskan apapun tentang itu.

Robin lalu menghubungi Ha Na, menanyakan keberadaannya. Robin mendengar suara Ha Na yang tak biasa dan menyangka Ha Na sedang sakit.

Robin bergegas pergi ke rumah Jin Joo untuk menemui Ha Na. Dia tidak sadar kalau ada mobil yang mengikutinya. Itu adalah Reporter Kang dengan seorang sopir.

Reporter Kang teringat info dari Seung Yeon bahwa Seo Jin tidak bisa menyetir. Jika dia terlihat menyetir sendiri, maka itu bukan dia. Dan itulah saatnya Reporter Kang untuk mendapatkan dia. Reporter Kang mengangguk-angguk, lalu menghubungi Seung Yeon.

Ha Na menyambut kedatangan Robin. Ha Na bilang Robin tidak perlu datang karena dia hanya perlu istirahat. Tapi Robin malah mengajak Ha Na pergi ke rumah sakit. Ha Na menolak, dia juga melarang Robin yang akan pergi membeli obat. Ha Na juga bilang kalau dia sudah makan malam.

“Haruskah aku hanya tidak melakukan apa-apa? Apakah kau memilih agar aku tidak melakukan apa-apa? Apakah itu sebabnya...kau menghentikan Seo Jin tadi malam?” ujar Robin bernada kecewa.

“Robin..”

“Saat kau menghentikanku..aku mencoba memahaminya. Sama seperti yang kau katakan... Aku berkata pada diriku sendiri bahwa itu bukan waktu yang tepat. Dan aku menyuruh diriku sendiri untuk menunggu sedikit lebih lama. Tapi menghentikan Seo Jin berbeda. Itu berarti kau berpihak di sisi Seo Jin, dan juga sekarang Seo Jin tahu itu.”

Ha Na mengelak, dia tidak memihak siapapun. Tapi itu malah lebih menyakitkan bagi Robin, kenyataan bahwa Ha Na bahkan tidak memihaknya.

Robin bilang hanya kurang dari sepuluh orang di dunia ini yang menyadari keberadaannya. Dan dari beberapa orang itu Ha Na yang paling penting. Jika Ha Na menyangkalnya juga, maka Robin merasa dia hanyalah sekedar kilasan mimpi Seo Jin.

“Robin, aku tidak menyangkalmu, atau keberadaanmu. Aku berharap kita bisa melakukan segalanya yang kau harap bisa kita lakukan. Tapi kita tidak bisa merusak kehidupan orang lain hanya demi kebahagiaan kita sendiri. Apakah kau yakin kita bisa bahagia dengan merusak hidup orang lain?”

“Tidak ada cara untuk Seo Jin dan aku sama-sama bahagia. Tidak ada cara bagiku untuk diakui sebagai diriku sendiri tanpa menyebabkan kerugian bagi Seo Jin. Aku bahkan tidak tahu kapan aku mungkin akan lenyap. Jadi sebagai seorang pria, bagaimana aku bisa memintamu untuk mencintaiku, dan untuk menjadi kekasihmu? Bagamana kau pikir aku bisa melakukan itu?”

Robin keluar dari rumah Jin Joo dengan emosi (ngambek..). Ha Na mengejarnya masuk ke dalam mobil, meminta Robin untuk tidak pergi seperti itu.

Reporter Kang meminta sopir itu melakukan sesuatu yang sudah dia perintahkan sebelumnya. Reporter Kang turun dari mobil, dan sopir itu mengikuti mobil Robin.

Di dalam mobil, Ha Na membujuk Robin agar tenang dan mengajaknya bicara di tempat lain. Tapi Robin diam saja tak menjawab, menolehpun tidak.

Robin lalu berhenti di lampu merah. Sopir yang mengikuti Robin tadi melihat Robin berhenti. Dia lalu dengan sengaja menaikkan laju kendaraan dan menabrak mobil Robin dari belakang.

Ha Na dan Robin terkejut. Untung Ha Na tidak apa-apa. Robin keluar dari mobil dan menegur sopir itu, memintanya untuk lebih berhati-hati. Tapi sopit itu malah marah-marah dan menyalahkan Robin yang berhenti tiba-tiba. Robin tidak terima, dia tidak berhenti mendadak. Tapi sopir itu yang menabrak.

Sopir itu tetap marah-marah sambil memegangi lehernya, sepertinya pura-pura sakit. Sopir itu meminta Robin menunjukkan SIM. Ha Na yang ikut turun protes, dan menilai sopir itu sudah melebihi batas. Tapi sopir itu malah menuduh Ha Na dan Robin sengaja menjebaknya.

Dari jauh, Reporter Kang menghubungi Seung Yeon. Memberitahu bahwa mereka dekat dengan kantor polisi.

Sopir itu terus menuduh Robin dan Ha Na sengaja. Ha Na meminta Robin menghubungi pihak asuransi, tapi Robin tidak mau karena itu adalah kesalahan si sopir. Si sopir mendengar nama Robin di sebut. Dia menuduh Robin warga asing dan tak punya SIM.

Reporter Kang dari tempatnya juga mengabarkan pada Seung Yeon, bahwa mereka sudah mendapatkan nama Robin.

Polisi lalu datang. Si sopir melaporkan Robin yang dia pikir tidak punya SIM. Robin membela diri, memberitahu bahwa sopir itu berbohong karena dia yang menabrak duluan dari belakang.

Singkat cerita, polisi meminta SIM si sopir dan juga Robin. Tapi Robin tak bisa memberikan SIM nya dengan alasan ketinggalan. Polisi meminta Robin menyebutkan nama dan nomor ID.

Ha Na hendak menyebutkan nama Goo Seo Jin sebagai nama Robin, tapi Robin menyela dan mengatakan kalau dia bukan Seo Jin. Ha Na memohon pada Robin, karena sekarang bukan waktu yang tepat untuk Robin bersikap keras kepala.

Robin lalu dibawa ke kantor polisi karena tidak bisa menyebutkan nomor ID nya. Begitupun di kantor polisi, Robin hanya bisa menyebutkan bahwa namanya adalah Robin. Sopir tadi menuduh Robin mungkin seorang penjahat karena tidak bisa menyebutkan nama aslinya. Sopir itu dibentak petugas karena terlalu banyak bicara.

Petugas yang lain kembali setelah memeriksa plat nomor mobil yang dikendarai Robin. Dan diketahui bahwa mobil itu tercatat sebagai mobil milik perusahaan, Wonder Development. Polisi pun bingung, siapa Robin sebenarnya.

Ha Na bangkit dari duduknya hendak menghubungi Sekretaris Kwon. Saat itulah dia melihat Reporter Kang dan mengenalinya sebagai reporter yang kemarin datang ke apartemen Robin.

Reporter Kang melapor pada Seung Yeon bahwa mereka berhasil mendapatkan Robin. Seung Yeon senang mendengarnya, dia meminta Reporter Kang untuk tetap waspada dan menghubunginya jika terjadi sesuatu.

Seung Yeon senang karena Robin berhasil masuk ke dalam perangkap. Robin sangat membantunya. Robin terus bersikeras dengan identitasnya sendiri, tapi dia tidak bisa menunjukkan nomor ID. Yang memang tidak bisa ditunjukkan karena dia tidak punya.

Seo Hee heran mengapa Robin tidak mengakui dirinya sebagai Seo Jin. Seung Yeon bilang Reporter Kang telah menyiapkan sesuatu jika Robin menggunakan alasan itu. Tapi Seung Yeon merasa tidak perlu khawatir karena Robin terus mengatakan pada polisi bahwa dia bukan Seo Jin.

Seo Hee bilang dia masih tidak bisa percaya kalau Seo Jin memiliki DID.

 

Ha Na mengenal Reporter Kang, tapi dia tidak melakukan apapun. Bahkan diam saja saat Reporter Kang menghampiri Seo Jin.

“Mungkinkah.. kau Direktur Goo Seo Jin? Aku cukup yakin itu kau. Tapi ada apa dengan ‘Robin’? Bukan Robin, penulis webtoon, kan?” Reporter Kang memancing reaksi Robin.

Robin diam tak menjawab. Lalu entah dari mana datang reporter lain dan langsung menghampiri Robin. Memastikan apakah Robin memang benar Robin yang membatalkan wawancara kemarin. Tapi Robin masih diam saja, dan tak menoleh ke arah mereka.

Ha Na memandang Robin dengan bingung. Bingung apa yang harus dia lakukan. Ha Na teringat perkataan Robin sebelumnya, bahwa Robin merasa sangat sakit karena Ha Na tidak berpihak padanya. Ha Na juga teringat perkataan Sekretaris Kwon, bahwa jika kebenaran terungkap Seo Jin akan kehilangan semuanya.

Para reporter terus mendesak Robin untuk mengatakan sesuatu tentang identitasnya.

Ha Na teringat kembali perkataan Robin bahwa tidak ada cara bagi dia dan Seo Jin sama-sama bahagia. Tidak ada cara baginya untuk diakui tanpa menyebabkan kerugian bagi Seo Jin.

“Ya, dia adalah Robin.” Ha Na membuka suara.

Robin terkejut dengan apa yang dikatakan Ha Na dan menoleh padanya. Para reporter juga terkejut. Mereka langsung beralih pada Ha Na. Dan ternyata di luar ada lebih banyak reporter.

Sambil menatap Robin, Ha Na menjelaskan pada semua bahwa itu memang benar Robin, seorang penulis webtoon terkenal. The Night Watchman, Last Hugh-Five, A Top The Angel Bridge, False Tear. Robin adalah penulis semua webtoon terkenal itu.

Robin menatap Ha Na dengan haru. Haru karena Ha Na mengungkapkan jati dirinya, yang berarti Ha Na berpihak padanya.

“Tapi.. Itu hanya nama pena.” Ha Na mengucapkan hal itu dengan menutup mata. “Robin adalah nama pena yang dipakainya untuk mempublikasikan webtoons nya. Dan.. dia juga adalah.. Mantan direktur eksekutif Wonderland, Goo Seo Jin.”

Robin terbelalak. Ha Na melanjutkan penjelasannya tanpa menatap Robin seperti tadi. Ha Na mengatakan bahwa Seo Jin menderita trauma masa kecil yang traumatis. Cukup mengagumkan karena Seo Jin mengatasi kesakitan masa kecilnya melalui kreativitas karyanya.

Para reporter segera bergerak melapor pada rekannya di masing-masing kantor berita bahwa mereka mendapatkan berita panas tentang Seo Jin.

Robin menatap tak percaya pada Ha Na. Ha Na juga tak percaya dengan dirinya sendiri yang mengatakan hal-hal tadi.

Sementara itu Reporter Kang kecewa, karena bukan seperti itu hasil yang mereka inginkan setelah menjebak Robin. Seung Yeon juga kecewa. Bukan seperti itu yang seharusnya terjadi. Seung Yeon berteriak frustasi.

***

Woo Jung dan Ahjussi Min sedang mencari speaker untuk Robin di toko online. Woo Jung lalu mendapatkan kabar bahwa nama Robin berada di semua berita utama. Woo Jung segera mencarinya di internet.

Woo Jung dan Ahjussi Min terkejut membaca berita-berita itu.

Begitupun geng sirkus. Ahjussi Min tak percaya Robin dan Seo Jin adalah orang yang sama. Jin Joo yakin kalau itu benar-benar bohong. Menurutnya artikel berita belakangan ini 40% berlebihan, dan 40% hanya dugaan.

Ahjussi membenarkan, karena itu tidak masuk akal. Ha Na selalu tertawa dengan Robin, tapi selalu bertengkar dengan Direktur Goo. Jadi tidak mungkin berita itu benar. Tapi Eun Chang heran kenapa tidak ada artikel koreksi.

Jin Joo bilang itu karena mereka (keluarga Goo) merahasiakan kebenaran tentang Robin dan Seo Jin yang merupakan anak kembar. Atau jika tidak berlebihan, menurut Jin Joo, Presdir Goo sengaja merilis artikel itu untuk menyembunyikan kelahiran rahasia itu.

Ahjussi membenarkan, itu mungkin saja. Karena Presdir Goo selalu menyembunyikan tentang kebenaran mereka adalah kembar.

“Tidak peduli apa yang mungkin terjadi, Robin adalah direktur Wonderland dan direktur Wonderland adalah penulis webtoon terkenal. Wow, ini benar-benar mengagumkan.” Ujar Eun Chang.

***

Seo Jin terbangun dengan perasaan tenang. Tersenyum menatap cahaya matahari yang masuk ke kamarnya. Seo Jin lalu keluar dari kamarnya.

Sementara itu di ruang tengah Sekretaris Kwon dan Ha Na menunggu Seo Jin bangun dengan wajah murung.

Seo Jin heran melihat Sekretaris Kwon dan Ha Na yang terlihat begitu murung. Sekretaris Kwon meminta Seo Jin untuk duduk lebih dulu. Seo Jin pun waspada, apakah Robin membuat masalah lagi.

“Aku. Bukan Robin, tapi aku. Aku membuat sedikit masalah kecil.”

“Masalah apa?”

“Sebelumnya, perkenankan aku untuk meminta maaf.” Ha Na membungkuk pada Seo Jin.

Seo Jin lalu duduk bersama Sekretaris Kwon dan Ha Na. Seo Jin memeriksa berita utama di situs pencarian internet.

“Pewaris kerajaan Wonderland menjalani kehidupan ganda yang hangat dan baik hati.”

“Sangat mengejutkan! Identitas rahasia dibalik selubung nama Robin tidak lain adalah…”

“Identitas rahasia Robin terungkap sebagai Direktur Goo Seo Jin dari Wonderland.”

“Kemampuannya untuk menjaga identitas rahasianya tersembunyi adalah sebuah karya seni murni.”

Seo Jin bingung membaca semua judul berita itu. Dia menoleh pada Ha Na.

“Apa yang telah kau lakukan?”

Sekretaris Kwon melirik Ha Na. Ha Na takut-takut tersenyum tipis pada Seo Jin.

***

“Biarkan kembang api penutup menjadi hebat dan bersemangat.”

***

Bersambung ke episode 18~

Komentar:

Er..er..er.. malah Seo Jin yang lebih mengerti perasaan Ha Na ya?

Robin bilang tidak mungkin jika dia dan Seo Jin sama-sama bahagia. Tapi Ha Na tidak mau membuat salah satu dari mereka terluka. Jadi yang terpikir oleh Ha Na adalah mengungkapkan bahwa Robin adalah Seo Jin dan Seo Jin adalah Robin, tapi tanpa menyebutkan penyakit. Jadilah, Seo Jin yang menjalani kehidupan ganda.