Sinopsis LET’S EAT Episode 14 – 1
Soo Kyung bersiap keluar dengan terburu-buru, belum sempat membuka pintu, dia lupa sesuatu dan mengambil jaket Hak Moon.
Soo Kyung melihat ponselnya, dan dia sepertinya terlambat.
Soo Kyung keluar gedung lewat pintu parkiran. Dae Young melihat Soo Kyung keluar, dan memanggilnya. Tapi Soo Kyung tidak menoleh, Dae Young berpikir mungkin Soo Kyung akan pergi berkencan.
Ternyata Soo Kyung membawa jaket Hak Moon ke laundry untuk dicuci, karena terkena muntahan Barassi sebelumnya. Ahjussi laundry meminta Soo Kyung menuliskan nama dan alamat di buku pelanggan miliknya. Ahjussi laundry tampak memperhatikan Soo Kyung. Saat menulis, Soo Kyung mendapatkan telpon dari seseorang, dan Soo Kyung mengatakan pada orang itu bahwa dia sedang berada di perjalanan.
Episode 14 : Dia Menghilang…
Soo Kyung berada di persimpangan jalan. Dia menelpon Jin Yi dan mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan kakak korban yang ingin berterima kasih padanya. Soo Kyung meminta tolong sesuatu pada Jin Yi, sepertinya meminta tolong untuk menjaga Barassi.
Soo Kyung menutup telponnya. Dia kemudian penasaran apakah itu adalah tempat yang benar dia janjian. Soo Kyung kemudian menelpon, menelpon pria itu yang ternyata sedang berjalan di belakang Soo Kyung. (musiknya mulai menegangkan)
“Aku sudah ditempat yang disebutkan, kau dimana?” tanya Soo Kyung pada pria itu.
Pria itu semakin mendekati Soo Kyung, dan menepuk pundaknya, “Nona Lee Soo Kyung.” Pria itu tersenyum. (Yoo Chang! Hehe.. ada yang ingat Yoo Chang?)
Soo Kyung menoleh, “Baterai ponselku hampis habis, jadi aku khawatir. Tapi melegakan bertemu denganmu.”
***
Dae Young mencoba menghubungi Soo Kyung, tapi masih juga tidak diangkat. Dae Young meminta Jin Yi terus menelpon Soo Kyung. Dan Dae Young menelpon Detektif Park, tapi tidak diangkat juga.
Dae Young kemudian berlari keluar. Jin Yi bertanya Dae Young hendak kemana. Dae Young menyuruh Jin Yi pulang ke rumah dan memintanya menunggu, mungkin Soo Kyung akan menelpon. Dae Young kembali berlari keluar. Jin Yi yang juga khawatir kembali mencoba menghubungi Soo Kyung.
***
Soo Kyung bertanya pada pria itu dimana adiknya. Pria itu bilang adiknya ada di dalam mobil, dia belum pulih total. Soo Kyung mengerti. Lalu pria itu mengajak Soo Kyung pergi bersama ke mobilnya. Sulit untuk parkir disana, jadi dia memarkir mobilnya di dalam gang. Pria itu menunjuk suatu tempat. Soo Kyung mengiyakan, dan mereka mulai berjalan.
Pria itu kemudian melihat CCTV di belokan jalan, dia menundukkan wajah dan memakai topi, menghindari kamera.
***
Dae Young pergi ke kantor polisi. Dia melapor pada polisi yang sedang bertugas bahwa Noona yang tinggal di sebelahnya telah diculik. Petugas itu terkejut, bersiaga memakai topinya dan dengan panik bertanya dimana Dae Young melihat kejadian itu.
“Aku tidak menyaksikannya. Dia pergi menemui pelaku penerangan ‘don’t ask’.” Ujar Dae Young dengan panik.
“Uh..uh..aku tidak mengerti apa yang hendak kau katakan padaku…pelan-pelan. Jelaskan lau padaku pelan-pelan.”
Dae Young pun menjelaskan Noona itu melihat kejadian perkara, itu bahkan ada di berita sebelumnya. Pelaku itu mengaku sebagai kakak korban dan menghubunginya. Polisi itu masih tak mengerti dan bertanya, mengapa pelaku melakukan hal itu.
“Apa maksudmu ‘mengapa’? Itu untuk balas dendam padanya. Itu serangan balas dendam.”
Polisi itu kembali bertanya apakah Dae Young mendengar langsung bahwa pelaku mengaku sebagai kakak korban dan menghubungi Noona itu. (gregetan sama polisi ini) Dae Young bilang tidak seperti itu. Tapi dia tahu kalau korban tidak mempunyai kakak. Dan juga, setelah dia pergi untuk menemui orang itu, Soo Kyung Noona terus tidak bisa dihubungi.
Polisi itu bilang dia mengerti, lalu bertanya kapan terakhir kali Dae Young menghubungi Noona itu. Dae Young bilang setelah 10 menit terhubung dengannya, kemudian tidak bisa lagi dihubungi.
Polisi itu melepaskan topinya dengan kesal dan bergumam, belum satu jam, bahkan belum 30 menit, “10 menit?”
Dae Young tidak sabar, “Siapa yang tahu apa yang bisa saja terjadi selama 10 menit? Tolong mulai melacak ponselnya sekarang juga.”
Polisi itu dengan malas mengatakan bahwa tidak ada bukti yang jelas bahwa itu adalah penculikan, pelacakan ponsel, hal itu bukan sesuatu yang bisa mereka lakukan semau mereka. Dia harus mendapatkan persetujuan dari atasan. Polisi itu meminta Dae Young menunggu sebentar.
“Apa maksudmu menunggu? Seseorang bisa saja mati!” Dae Young kesal memukul meja dan keluar.
Polisi itu bilang Dae Young tidak sabaran. Maksudnya adalah jika tidak bisa menghubungi seseorang selama 10 menit, maka mereka akan mendapatkan panggilan dari seluruh penjuru negri. (bener juga sih, tapi kan….)
Dae Young keluar kantor polisi dengan kesal, dia menunjuk ke arah kantor polisi, “Jika sesuatu benar-benar terjadi pada Lee Soo Kyung, aku benar-benar tidak akan melepaskanmu.”
Dae Young kemudian teringat Soo Kyung yang keluar membawa jaket Hak Moon. Dae Young menghubungi Hak Moon dan bertanya apakah Hak Moon sedang bersama Soo Kyung karena sebelumnya dia melihat Soo Kyung membawa jaket Hak Moon. Hak Moon bilang dia mungkin membawanya ke laundry. Soo Kyung mungkin sekarang sedang bertemu dengan kakak korban. Do Young juga tahu kan, korban penyerangan ‘don’t ask’.
“Apakah kau tahu dimana mereka akan bertemu?”
“Tidak. Aku tidak benar-benar tahu bahwa—“
“Orang itu..bukan kakak korban, tapi penyerang ‘don’t ask’.”
“Apa?” Hak Moon terkejut, “Apa…apa yang kau katakan..?”
“Korban adalah anak tunggal. Tutup dulu. Aku harus mencari Noona lebih dulu.”
Dae Young menutup telponnya. Sedangkan Hak Moon masih terkejut dan mencerna perkataan Dae Young.
Dae Young pergi ke laundry dan mengagetkan ahjussi. Dae Young bertanya apakah Noona kesana. Ahjussi tak mengerti Noona apa? Dae Young membentak ahjussi, “Tetanggaku, apartemen 805!”
Ahjussi kesal Dae Young marah-marah seperti itu lalu akan mengecek buku pelanggannya. Dae Young yang tidak sabar merebut buku itu dan melihatnya sendiri. Dan benar, Soo Kyung datang kesana. Ahjussi pun ingat Soo Kyung datang dengan membawa jaket seorang pria untuk di dry cleaning. Ahjussi bertanya memangnya kenapa?
“Apakah dia mengatakan sesuatu tentang kemana dia akan pergi?”
“Mengapa dia mengatakan sesuatu seperti itu padaku?”
Lalu ahjussi mengingat sesuatu.
Flashback. Soo Kyung menerima telpon saat menulis di buku pelanggan. Soo Kyung janjian di café gang, melewati persimpangan tiga-jalan (simpang tiga). Ahjussi tidak sengaja mendengarnya. Flashback end.
Ahjussi pun memberitahu, Soo Kyung mengatakan sesuatu tentang sebuah café gang melewati persimpangan tiga-jalan. Dae Young segera berlari keluar tanpa mengatakan apapun. Ahjussi pun bingung kenapa Dae Young seperti itu.
***
Soo Kyung masih berjalan dengan pria itu, ke jalan di dekat gedung seperti gudang tua. Pria itu membuka percakapan, dia mendengar bahwa Soo Kyung melihat wajah penyerang ‘don’t ask’. Soo Kyung membenarkan, tapi dia tidak melihatnya dengan jelas. Pria itu kemudian bertanya apakah dia terlihat mirip dengan adiknya (korban)? Soo Kyung membenarkan, dia berpikir pria itu mirip dengannya. Pria itu bergumam tidak mungkin…Soo Kyung tak mengerti.
“Tidak pernahkah kau melihatku di suatu tempat sebelumnya?”
“Ya…aku benar-benar tidak tahu.”
“Begitukah? Sayang sekali kau tidak tahu. Aku meminta bertemu denganmu karena aku pikir kau melihatku.”
“Apa yang kau katakan?”
“Ya…kau pikir, apa yang sedang aku coba kataaaakan?” Pria itu menyeringai dan mengeluarkan sesuatu mirip tropi.
Soo Kyung terkejut, dia berlari menghindari si pria itu hingga ke jalan buntu. Soo Kyung hendak kembali, tapi pria itu sudah ada di depannya. Pria itu mendekati Soo Kyung. Soo Kyung berjalan mundur dengan ketakutan.
“Ah…aku benar-benar menyukai ekspresi semacam ini. Keheranan! Kekhawatiran, ketakutan! Aku beritahu kau, wangi yang sangat mempesona muncul dari seorang wanita dengan ekspresi semacam ini.”
“Ap…ap…apa yang kau katakan?”
Pria itu membaui sambil memejamkan mata, “Ah….. Kau pikir, aku mengatakan apa? Karena rasa ini, aku..tidak bisa menghentikan penyerangan ‘don’t ask’.”
Soo Kyung terus mundur dengan ketakutan hingga mentok ke pagar.
“Jadi, Lee Soo Kyung…kau harus menghilang.”
Pria itu mengayunkan tropinya hendak di pukulkan pada Soo Kyung.
Soo Kyung berteriak, “Aaaaaa……….”
“Aaaa….” Beberapa orang juga berteriak. Melihat seseorang tertabrak sepeda motor. Pria itu jatuh bergulingan.
Orang-orang yang ada disana mengerumuninya, bertanya apakah dia baik-baik saja. Pengendara motor juga menghampirinya sambil bertanya, kenapa pria itu muncul tiba-tiba di depan motornya. Pria yang tertabrak mencoba berdiri sambil memegangi tangan kirinya dan sedikit meringis.
Pengemudi bertanya apakah pria itu baik-baik saja dan mengajaknya ke rumah sakit. Tapi pria yang di tabrak itu, Goo Dae Young, berkata dia tidak apa-apa dan segera berlari kembali.
Dae Young berlari sambil memegang tangannya, hingga ke persimpangan jalan. Dia terhenti begitu melihat ada mobil polisi, dan banyak orang berkerumun. Wajahnya menegang ketika melihat ada seseorang yang ditutupi kain di dorong menuju ambulance.
Dae Young menghampiri mayat itu, “Noona! Noona!”
Dae Young berusaha ingin melihatnya, tapi di halangi oleh polisi.
“Goo Dae Young-ssi.” Seseorang memanggilnya.
Dae Young menoleh.
Itu Soo Kyung bersama seorang polwan. Soo Kyung bertanya, bagaimana Dae Young tahu dan datang kesana.
“Noona!” Dae Young berlari menghampiri Soo Kyung dan memeluknya. “Ah! Karena kau hidup, itu melegakan, Noona!” Dae Young terengah-engah, “Ah! Ini melegakan bahwa kau hidup.”
Soo Kyung terkejut dan gugup mendapat pelukan tiba-tiba, Soo Kyung melepaskannya dan bertanya apakah Dae Young pikir bahwa dia akan meninggal? Dae Young tidak menjawab dan hanya menatap Soo Kyung dengan perasaan lega (dan sayang).
“Bagaimanapun juga, tidakkah itu benar-benar mengerikan? Di dalam truk milik penyerang, mereka bilang ada mayat seorang wanita.” Ujar Soo Kyung.
Dae Young mengangguk dan kembali berkata dia merasa lega.
Kemudian di pelaku yang di giring polisi lewat dan menoleh dengan menyeringai pada Soo Kyung. Soo Kyung melihatnya takut-takut. Dae Young juga melihat pelakunya.
Detektif Park mendekat, “Lee Soo Kyung-ssi, kau sudah bekerja keras, karena kau melakukannya dengan baik dan tenang, kami bisa menangkap pelakunya dengan mudah.”
Soo Kyung tersenyum dan mengangguk. Dae Young yang merasa heran, apa maksud perkataan Detektif Park.
Dae Young terkejut, “Ah! Apa yang kau katakan? Kau tahu itu pelakunya tapi kau dengan sengaja keluar?”
“Kau tahu bahwa aku memiliki kecurigaan paranoid, kan? Memikirkannya setelah setuju untuk bertemu dengan dia, bagaimana dia tahu informasi kontakku? Aku mulai curiga. Aku tidak pernah memberitahu korban tentang itu. Lagi pula, aku tidak mendapatkan telpon dari korban, tapi mendapatkan telpon beberapa kali dari seseorang yang adalah kakaknya..itu juga mencurigakan. Jadi kau menghubungi polisi dan bertanya padanya…korban adalah anak tunggal!” Soo Kyung menjelaskan.
Detektif ikut menjelaskan, “Itulah saat kami meminta bantuan pada Lee Soo Kyung..”
Flashback. Saat pelaku hendak memukul Soo Kyung, dari belakang polisi menyergapnya. Pelaku berteriak, dia akan membunuh Soo Kyung. Soo Kyung yang lemas kemudian berjongkok. Flashback end.
“..bertemu pria itu. Pada saat itu, kamu akan menangkapnya.” lanjut Detektif.
“Jadi, kau menjadi umpan? Wanita macam apa yang tidak memiliki rasa takut?” Dae Young berkata dengan kesal pada Soo Kyung.
Dae Young beralih pada detektif, “Kau juga sama, petugas! Jika Noona terluka, apa yang akan terjadi?”
“Tapi..” Detektif hendak menjelaskan.
Dae Young menyela, “Orang yang menyatakan untuk menjadi pelindung masyarakat, memimpin dengan teladan dan membuat seseorang ke dalam bahaya, huh?”
“Tidak…itu…” Detektif kembali mencoba menjelaskan.
Soo Kyung menyela dan menegur Dae Young, “Hei! Jangan seperti itu pada petugas polisi. Aku yang mengatakan bahwa aku akan melakukannya! Kau tahu..kita harus menangkap penjahatnya.”
“Apa kau punya dua nyawa, Noona? Sepertinya tidak cukup kau membuat laporan waktu itu, mengapa kau malah mengambil inisiatif? Apakah dunia ini mudah? Apakah kau kehilangan rasa takut?”
“Aku tidak kehilangannya. Aku pikir aku akan mati karena ketakutan. Walaupun begitu, aku ingin menangkapnya.”
“Kenapa? Apa kau seorang petugas polisi?”
“Aku melakukannya karena aku merasa bersalah padamu, Goo Dae Young-ssi. Aku mencurigaimu sebagai pelaku dan membuat laporan tentangmu. Karena aku merasa bersalah. Jika saja aku tidak membuat laporan, kau bisa menerima 100 juta won, dan kau bisa membayar semua hutangmu. Itu selalu dipertimbangkan di dalam pikiranku. Jadi…aku ingin menangkap penjahatnya, dan aku ingin mengatakan maaf dengan baik.”
“Apa itu 100 juta won? Apa itu bahwa kau akan mengambil resiko atas hidupmu karena uang?”
Soo Kyung terdiam, lalu berseru ada darah.
Dae Young panik, “Kau berdarah? Dimana?”
“Tidak..bukan aku. Goo Dae Young, kau.” Soo Kyung melihat ke Dae Young dengan cemas.
Dae Young pun melihat tangannya berdarah.
***
Di Emergency Center. Dokter dan perawat memasang alat penyangga untuk tangan Dae Young. Dokter berkata Dae Young selalu datang bersama dengan nasabah, tapi sekarang Dae Young datang setelah melukai dirinya sendiri. “Tapi, seseorang yang bekerja di perusahaan asuransi, bahkan tidak mendapatkan informasi orang yang menyebabkan kecelakaannya? Goo Dae Young, kau bukanlah orang yang melakukan hal itu.”
“Huh? Ada alasan mengapa aku tidak bisa (mendapatkan kontak).” Dae Young tersenyum.
Soo Kyung datang, Dae Young bertanya darimana saja Soo Kyung sehingga baru kembali. Soo Kyung bilang dia habis membayar tagihan pengobatan, dan bertanya apakah Dae Young sudah selesai. Dae Young membenarkan lalu berterima kasih pada dokter. Dokter meminta Dae Young untuk hati-hati, lalu berjalan pergi menuju pasien yang lain.
Soo Kyung meminta maaf, karena dia tangan Dae Young terluka seperti itu. Dae Young bilang tidak apa-apa, dia terluka karena terjatuh. Dae Young berkelakar, jika orang lain mendengarnya mereka akan berpikir dia terluka saat menangkap penjahat.
“Walaupun begitu…apa yang akan kau lakukan dengan tangan seperti itu? itu akan sulit melakukan bisnis.”
“Umm..” Dae Young berpikir lalu meminjam pulpen pada seorang perawat yang lewat. Dae Young memberikan pulpen itu pada Soo Kyung dan memintanya untuk menulis sesuai yang dia katakan.
Teman hidup yang bahagia untukmu, ahli perencana asuransi, Goo Dae Young.
Dae Young meminta Soo Kyung untuk menuliskannya disana (di gips). Soo Kyung tak mengerti. Dae Young bilang jika dia menuliskannya disana, dia tidak akan perlu untuk memberikan kartu namanya, dan bisa dilihat hanya dengan sekali. Soo Kyung tersenyum dan menuliskannya. Dae Young melirik Soo Kyung, Soo Kyung juga melirik Dae Young dan tersenyum.
Mereka kemudian berjalan keluar. Dae Young mengomentari tulisan tangan Soo Kyung yang menurutnya jelek.
“Aigoo, seberapa bagusnya kau menulis? Apakah kau Han Suk Bong (Ahli kaligrafi semasa Periode Joseon)?” Soo Kyung tak terima.
Kemudian ada yang memanggil Soo Kyung, dia Hak Moon. Hak Moon menghampiri mereka dan bertanya apakah Soo Kyung terluka? Soo Kyung bilang mereka datang karena Dae Young terluka, bukan dia. Diam-diam Dae Young meninggalkan mereka bicara berdua.
Soo Kyung bertanya bagaimana Hak Moon bisa tahu dan datang kesana. Hak Moon bilang Dae Young menelpon sebelumnya, dan dia mendengarnya.
Lalu Jin Yi datang dan memanggil Dae Young dan bertanya dengan khawatir apakah sangat sakit. Dae Young bilang tidak, tulang nya hanya sedikit retak. Jin Yi lalu menanyakan Soo Kyung dan hendak menghampiri Soo Kyung. Dae Young mencegah, mungkin membiarkan Soo Kyung bersama Hak Moon.
“Noona baik-baik saja. Hanya kita berdua, ayo pergi untuk makan sesuatu. Karena aku berlarian seharian, kulit perutku menempel ke punggungku.”
Soo Kyung memperhatikan mereka. Hak Moon berkata pada Soo Kyung, “Kau pasti sangat terkejut. Karena kita ada di rumah sakit, mengapa kau tidak melakukan pemeriksaan? Kau bahkan bisa mendapatkan perawatan trauma kejiwaan.”
Soo Kyung yang dari tadi melihat ke arah Dae Young dan melihatnya berjalan pergi bersama Jin Yi, dengan cepat berkata pada Hak Moon, “Maaf karena telah membuatmu khawatir. Karena aku baik-baik saja, kau bisa pergi sekarang. Aku akan menemuimu besok.”
Soo Kyung langsung berlari ke arah Dae Young, “Goo Dae Young! Ayo pergi bersama.”
Hak Moon memanggil Soo Kyung, tapi Soo Kyung tidak mempedulikannya. Tangannya menggantung di udara. Hak Moon terdiam.
***
Soo Kyung, Dae Young dan Jin Yi sudah berada di sebuah restoran.
“Eonni, aku pikir kau benar-benar memiliki jantung yang kuat. Jika itu aku, setelah mengalami hal seperti itu, jantungku akan menggigil (deg-degan), aku tidak berpikir aku akan bisa makan atau memiliki pemikiran lain.”
Soo Kyung tersenyum, “Bahkan lebih dari waktu seperti itu, aku butuh makan sesuatu yang lezat untuk menjadi tenang.”
Jin Yi tersenyum mendengarnya. Tapi Dae Young mencibir dalam diam.
Lalu Soo Kyung bertanya pada Dae Young, “Tapi mengapa kau bilang kau ingin makan disini? Butuh waktu lama untuk memasak dagingnya di atas briket batu bara, jadi aku tidak menyukainya.”
“Apa?” Dae Young terkejut seperti biasanya, “Kau tidak suka pembakaran briket batu bara?”
Soo Kyung terdiam.
Dae Young pun menjelaskan dengan gaya khasnya, “Briket batu bara bukanlah bahan bakar… tapi ilmu pengetahuan! Bahan bakar cair atau bahan kimia, saat mereka terbakarm mereka mengeluarkan banyak uap disekitarnya. Tapi briket batu bara tidak seperti itu. Jadi itu menyediakan jumlah maksimum sari daging untuk disisakan. Dan juga pembakaran briket batu bara yang rendah dalam jangka waktu yang lama, bahkan jika kau tidak mengontrol pembakarannya secara terpisah, daging atau seafood, tidak masalah bumbu apa yang kau berikan, mereka akan matang dengan lezat. Juga sinar infra merah yang keluar dari briket batu bata, membuat kadar daging lebih lembut. Aku sangat positif bahwa pembakaran briket batu bara adalah metode pembakaran terbaik.”
Dae Young menghadap Soo Kyung, “Mengapa kau pikir puisi Ahn Do Yeon ‘Jangan menendang debu briket batu bara semaumu!’, akankah dia menuli puisi seperti itu?”
“Benar-benar! Apakah kau pikir puisi itu berarti seperti itu?” Soo Kyung kesal.
Dae Young mengajaknya mencoba dulu. Akan sangat berharga menunggunya di bakar. Mereka pun makan. Kalau tidak salah ini daging perut babi.
Dae Young tidak kesulitan makan menggunakan sumpitnya dengan satu tangan. Dia sangat menikmatinya. Dia lalu melirik Soo Kyung.
Soo Kyung, seperti biasanya makan dengan lahap dan sesekali tersenyum menikmati makanannya.
Jin Yi juga makan dengan baik.
Dae Young mengambil daun selada dan kebingungan bagaimana caranya dia makan. Jin Yi melihatnya, dia kemudian membungkus daging dan sayurannya dalam daun selada.
“Oppa, aku akan membungkus satu untukmu. Itu adalah impianku, membungkus untuk seseorang.” Jin Yi menyodorkannya pada Dae Young dan memintanya membuka mulut.
“Aigoo, kau memiliki banyak impian semacam itu.” Dae Young pun menerimanya.
Soo Kyung melihatnya dengan kurang nyaman. Sedangkan Jin Yi tersenyum bahagia.
“Noona.” Dae Young memanggil Soo Kyung, “Jangan hanya makan daging, tapi juga membungkusnya dengan beberapa selada.”
“Aigoo! Apa kau menjadi seperti itu karena kau pikir aku akan memakan semua dagingnya? Baik! Aku akan makan dengan pelan.”
“Tidak, bukan seperti itu. Di hari seperti ini saat kau terkejut, kau harus makan beberapa selada. Komponen Lactucerin dan Lactucin dalam selada, mereka efektif dalam menenangkanmu. Soo Kyung manggut-manggut.
“Sini. Buka.” Dae Young menyumpal mulut Soo Kyung dengan selada. “Selada, oke?” Dae Young tersenyum.
Dengan muka masam, Soo Kyung mengunyah seladanya.
Lalu ada Breaking News di televisi: “Penyerangan berantai ‘don’t ask’ di Yeonju-dong akhirnya berhasil di tangkap. Pelaku adalah Mr. Choi berusia 30-an. Mr. Choi yang lulus dari universitas bergengsi, sejak dia tidak mendapatkan pekerjaan, membuat sebuah keluhan tentang dunia, dia melakukan kejahatan. Itu yang diketahui. Senjata yang digunakan untuk kejahatan, selama masa kuliahnya, terungkap bahwa itu adalah tropi yang dia dapatkan dalam Olimpiade Ekonomi.”
“Wow! Terima kasih padamu Eonni, wanita di lingkungan ini sekarang bisa pergi tidur dengan tentram. Terima kasih Eonni! Kau memang the best, best girl!” Jin Yi mengacungkan dua jempolnya membuat Soo Kyung malu.
“Ah, sekarang semua kecurigaan terpecahkan. Selama ini, CCTV apartemen rusak, dan juga surat yang menghilang…dan…jejak kaki di depan rumah. Itu semua adalah perbuatannya.” Dae Young mengambil kesimpulan.
Soo Kyung mengangguk, menyadarinya juga. Tapi Jin Yi masih bingung, kenapa dia membuka paket miliknya. Dae Young berpendapat, dia bisa saja mengambilnya, berpikir bahwa itu adalah milik Soo Kyung. Walau terlihat masih heran, Jin Yi dan Soo Kyung mengangguk.
***
Hak Moon minum di bar sendirian. Dia teringat saat dia menyarankan Soo Kyung untuk menerima ajakan makan dari kakak korban (yang ternyata pelaku), dan Soo Kyung menerima sarannya itu. Hak Moon sepertinya merasa bersalah.
***
Soo Kyung sudah di rumah dan bersiap tidur. Dia memejamkan mata, dan langsung terbayang tatapan di pelaku padanya saat ditangkap tadi. Soo Kyung terhenyak dan menyalakan lampu.
Soo Kyung memanggil Barassi dan memeluknya. Lalu ponselnya berbunyi. Soo Kyung melihatnya, pesan dari Dae Young.
Dae Young: “Apa yang kau lakukan, tidak tidur?”
Soo Kyung membalas: “Bagaimana kau tahu?”
Dae Young menoleh ke arah apartemen Soo Kyung, kemudian tersenyum dan membalas: “Aku tidak bisa mendengar suaramu mendengkur.”
Soo Kyung tersenyum melirik apartemen Dae Young, lalu pindah duduk bersandar di dinding.
Soo Kyung: “Lalu Goo Dae Young, mengapa kau tidak tidur?”
Dae Young: “Karena aku tidak bisa tidur.”
Soo Kyung: “Mengapa kau tidak bisa tidur? mungkinkah…karena kau kesakitan?”
Dae Young tidak membalas.
Soo Kyung: “Mengapa kau tidak membalas? Apakah sangat sakit? Itulah mengapa kau tidak bisa membalas? Apakah kau kesulitan? Haruskah kita pergi ke rumah sakit?”
Dae Young menoleh.
Ponsel Soo Kyung berdering, dari Dae Young. Soo Kyung menjawabnya, “Apakah sangat sakit?”
“Tidak, tidak sakit. Sungguh! Tanganku sedikit tidak nyaman, jadi balasanku lambat.”
“Ah! Tapi jika itu tidak sakit, mengapa kau tidak bisa tidur?”
“Karena aku merasa seperti soju. Mereka bilang aku tidak boleh minum, jadi aku merasa seperti meminumnya beberapa. Sebetulnya, aku juga merasa seperti soju tapi…tapi kaki ayam dan daging dengan tulang rawa yang kita makan dengan alkohol, haruskah aku mengatakan bahwa aku dengan putus asa merasa seperti memakannya bahkan lebih?”
“Setelah makan begitu banyak perut babi, kau bisa memikirkan tentang makanan lagi? aigoo! Apakah kau mencerna semua itu dalam satu waktu?”
“Kaulah yang berliur sekarang. Aku tahu sebuah tempat yang benar-benar bagus untuk makan kaki ayam dan daging dengan tulang rawan.”
“Dimana itu?” Soo Kyung menanti dengan penasaran.
“Dimana itu…aku tidak akan memberitahukannya padamu.” Dae Young tersenyum jahil.
“Ah! Benar-benar! Apa ini? Kau sangat picik!” Soo Kyung kesal.
“Jika kau akan membelinya, aku akan mengantarmu kesana.”
“Apakah aku seorang perampok? Untukku terus mentraktirmu?”
Mereka sama-sama tersenyum, menikmati percakapan tengah malam yang hanya terhalang satu tembok.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Komentar:
Si pelaku penyerangan yang selama ini membuat kita penasaran adalah pria lulusan universitas terkenal yang menjadi psikopat karena stress tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Dia protes pada dunia dengan cara seperti itu. Melihat ekspresi ketakutan, kekhawatiran di wajah para korbannya, yang mungkin sebelumnya juga dia rasakan, membuatnya merasa senang. Senang, karena orang lain merasakan juga. Akhirnya dia ketagihan melakukan penyerangan.
Semua yang dikatakan Dae Young tentang semua kejanggalan mungkin benar pelaku itu yang melakukakannya. Tapi untuk paket Jin Yi, aku ragu, melihat ekspresi mencurigakan Kwang Suk, sepertinya dia yang melakukannya. Tapi untuk apa, aku juga belum tahu.
Soo Kyung dan Do Young makin sweet. Dan aku rasa, Soo Kyung sepertinya mulai akan membiarkan perasaannya pada Dae Young. Bukan menghapus, tapi membiarkannya saja, percaya diri untuk bisa meraihnya. Mungkin. Hehe…
Btw, kenapa Doo Joon jadi terlihat mirip Choi Daniel yang poninya di kedepanin gitu, suka keduanya! hehe..
Makasih mbaakk,,,, eheheheehee suka deh ama Dae Young
ReplyDeletemungkin kwang sook itu ada hubungannya sama kasus ayahnya jin yi mbak,bisa aja kan dia ada dendam apaa giituu..
ReplyDeletemakasiih sinopnya ya..tetep semangat.. :)
~ifa~
Semangt nulisnya.. Tmbah seru ja.. Mksh..Dae Young n Soo kyung...^^
ReplyDeleteoke, sekarang tinggal nunggu apa yang bakal dilakuin parcel guy/kwang soo/feeldog..
ReplyDeleteSemoga Trio Makan ini tetep langgeng. Gak ada yang cemburu satu sama lain *LirikSoo-KyungsamaJin-Yi*
aku suka episode yang ini soalnya disini DY sama SK lebih sweet...
ReplyDeleteapalagi nanti part 2nya pasti lebih sweet~
lanjut terus sinopsisnya
ReplyDeleteSenyam senyum sendiri liat romantisme soo kyung dan dae young..
ReplyDeleteakhirnya pelaku don't ask why tertangkap sudah, tp masih curiga sama kwang suk apa mungkin ya dia korban dari ayahnya jin yi.
poor kim hak mon, kayaknya dia nyesel banget. Aaah...ga sabar part 2 nya, pingin liat dae young dan soo kyung kiesssuuu hu..hu..
gomawo^^
ku suka gayanya dae young hehe.....gomawo
ReplyDeletekelanjutan nya dong dah seminggu lum di up date
ReplyDeleteYoochang? Wah ya aku ingat, i hear your voice drama itu kan...
ReplyDeleteSejak nonton drama ini selera makanku bagus :)