Sinopsis LET’S EAT Episode 14 – 2
Kyu Shik menghampiri Kyung Mi yang sedang membuat sup tulang sapi di dapur. Dia bertanya apa yang dilakukan istrinya itu, membuat suara berderik sejak subuh. Kyu Shik membuka tutup panci dan terkejut melihat isinya.
Kyu Shik tersenyum menggoda pada istrinya itu, “Semalam…apakah bagus? Menu sarapannya berubah. Oh! Sayangku! Oh, sayangku!”
Kyu Shik mendekat hendak memeluk Kyung Mi, Kyung Mi mendorong suaminya, “Jangan pernah memimpikannya. Aku akan memberikan ini pada Soo Kyung.”
Kyu Shik terdiam. Lalu Kyung Mi teringat daun bawangnya ketinggalan di warung. Kyung Mi pun berlari keluar untuk mengambilnya. Kyu Shik menatap kepergian istrinya dengan iba, “Aigo. Benar-benar! Dia bertemu dengan suami yang salah, bahkan pada temannya…dia harus menjilatnya. Dia melewati banyak masalah!”
Kyu Sik lalu mencicipi sup itu, dan mengakui kelezatannya, tapi dia merasa sedikit kurang garam.
Soo Kyung tertidur dengan masih memegang ponsel (di forum ada yang mengira, Soo Kyung berarti ketiduran saat masih telpon-telponan dengan Do Young, mereka telponan sampai tertidur, so sweet! ^^), terbangun karena mendengar suara Barassi menyalak dan bel pintu yang berbunyi.
Soo Kyung membuka pintu, ternyata yang datang adalah Kyung Mi dan anak-anaknya. Kyung Mi masuk dengan cemberut. Dia mengeluarkan bawaannya dari dalam tas. Soo Kyung heran Kyung Mi datang pagi sekali.
“Kau belum sarapan, kan? Aku akan menatanya dengan cepat untukmu, jadi kau bisa makan sebelum berangkat kerja. Aku membawa banyak sup tulang sapi. Jadi, taruh di dalam pendingin, dan ambil satu setiap kali dan makan.”
Soo Kyung menguap karena baru bangun, dia kemudian berkata, “Aku tidak mempunyai rencana untuk menikah dengan Pengacara Kim. Jadi jangan lakukan ini.”
Kyung Mi menoleh, “Hei, wanita!” Kyung Mi memukul tangan Soo Kyung dengan kesal.
“Me…mengapa kau memukulku?” Soo Kyung terkejut.
“Apakah kau wanita dengan pikiran atau tidak punya pikiran? Apa? Menangkap penjahat? Kau jadi bosan setelah kau tinggal sendirian? Huh? Kau bosan? Kau bosan?” Kyung Mi terus memukul Soo Kyung.
Soo Kyung kesal dan meminta Kyung Mi untuk tidak memukulnya lagi.
“Jika ibumu mengetahuinya, dia akan pingsan!”
“Aku sengaja tidak memberitahu ibuku. Bagaimana kau bisa tahu?” Soo Kyung penasaran.
Kyung Mi menarik nafas, “Jin Yi memberitahuku! Kenapa? Bahkan kau khawatir ibumu akan khawatir, jadi kau tidak memberitahu keluargamu?”
“Bukan…jaga-jaga kalau aku akan dipukuli sampai mati oleh ibuku…”
“Wanita ini! Tidakkah kau berpikir tentang aku yang mengkhawatirkanmu? Jika sesuatu yang salah terjadi padamu, lalu apa yang harus aku lakukan? Huh?” Kyung Mi menangis… “Oh! Aku berpikir sesuatu yang sangat buruk…”
Kyung Mi terus menangis. Soo Kyung lalu memeluknya. Kyung Mi berkata dalam tangisnya bahwa dia sangat terkejut. Soo Kyung mengelus Kyung Mi menenangkannya.
Kyung Mi memukul Soo Kyung lagi, “Wanita ini! Benar-benar wanita tanpa pikiran! Bagaimana kau bisa melakukannya? Bagaimana kau bisa melakukannya? Bagaimana kau bisa melakukannya? Bagaimana kau bisa melakukannya, kau wanita jahat!”
(aku ikutan sedih lho…tadinya aku juga berpikir sama, Kyung Mi melakukan itu karena hubungan Soo Kyung dan Hak Moon, tapi ternyata tidak, Kyung Mi bukan teman yang seperti itu. Dia benar-benar mengkhawatirkan sahabatnya..)
Setelah tenang, Soo Kyung sarapan bersama Kyung Mi dan kedua anak Kyung Mi. Kyung Mi meminta Soo Kyung untuk pindah rumah. Soo Kyung bertanya kenapa dia harus pindah.
“Apa maksudmu ‘kenapa’? Penyerang berantai itu…sekarang dia di penjara… tapi mungkin saja, dia dibebaskan dalam mada percobaan, tidak akankah dia langsung mencarimu? Dia juga tahu rumahmu. Sekarang, dia juga tahu wajahmu dengan pasti.”
“Hei! Mengapa kau tiba-tiba mengatakan sesuatu yag menakutkan?” tanya Soo Kyung sedikit kesal.
“Bagaimanapun juga...aku pikir bidang tanah rumah ini memiliki getaran yang kuat. Itulah sebabnya hal aneh seperti ini terjadi. Hei! Aku akan mencari rumah untukmu, jadi pindahlah.”
Soo Kyung tentu saja tidak mau pindah. Dia beralasan ongkos untuk pindahan itu lumayan besar, dan dia juga menjadi semakin dekat. Dekat..pada siapa? Tanya Kyung Mi. Soo Kyung rupanya keceplosan bicara, yang dimaksud adalah Dae Young, tapi dia bilang dia semakin dekat pada rumah. Kyung Mi tentu saja kesal, dia meminta Soo Kyung menghentikan obrolan dan pindah.
“Tidak, dia tidak bisa!” ujar Duk Young pada ibunya. “Kau tidak bisa pindah, Madam Auntie.” Ujar Duk Young pada Soo Kyung.
“Mengapa kau tidak bisa menerimanya?” tanya Kyung Mi penasaran.
Duk Young bilang nanti dia tidak bisa datang. Soo Kyung bilang kenapa Duk Young tidak bisa datang, Duk Young bisa datang bahkan jika dia pindah.
Soo Kyung tersenyum, “Duk Young! Kau benar-benar menyukai datang ke rumah Auntie, kan?”
Duk Young mengangguk. Soo Kyung pun berkata dia tidak akan pindah.
Duk Young merasa senang, lalu karena dia sudah selesai makan dia minta ijin pada ibunya untuk main ke rumah Jin Yi Noona. Hoon Young juga ingin ikut. Kyung Mi mengijinkan, tapi tidak boleh lama-lama. Kyung Mi juga tidak tahu Jin Yi ada di rumah atau tidak. Duk Young dan Hoon Young langsung pergi.
(Lucu..Soo Kyung dan Duk Young menentang dengan alasan yang sama, nanti mereka tidak bisa bertemu dengan orang yang mereka sukai. Soo Kyung pada Dae Young, dan Duk Young pada Jin Yi, hehe…)
***
Do Yeon meminta Kyu Shik untuk mengulangi pekerjaannya pada sebuah dokumen. Tapi, Kyu Shik bilang dia sudah memberika stempel pada semuanya.
Soo Kyung datang dan menyapa mereka. Kyu Shik langsung menyambut Soo Kyung dengan gembira.
“Sekretaris Lee! Aku mendengar tentang itu. Ah, benar-benar! Kau sungguh mengagumkan, sungguh mengagumkan!” Kyu Shik memberikan dua jempolnya. Kyu Shik bilang Soo Kyung memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan keberanian wargakota.
Soo Kyung meminta Kyu Shik melupakannya saja. Kyu Shik tak setuju, melupakan apa, itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Kyu Shik juga memuji Soo Kyung cantik dan budiman, apa yang Soo Kyung tidak punya di dunia ini. Soo Kyung tersenyum dan meminta Kyu Shik berhenti bicara seperti itu. Kyu Shik tertawa menutup mulutnya. Dan Do Yeon melihat mereka tidak suka, tidak suka Kyu Shik yang terus memuji Soo Kyung.
Lalu Hak Moo keluar dengan sikat gigi di mulut dan odol ditangan. Semuanya menoleh. Hak Moon yang tidak tahu ada banyak orang mengambil sikat di mulutnya dan menunduk.
“Pengacara Kim! Apakah kau sudah datang untuk bekerja?” tanya Do Yeon heran.
Kyu Shik lebih heran lagi, “Kapan kau datang untuk bekerja? Aku datang sangat pagi hari ini. Mungkinkah…kau menginap?”
Hak Moon yang menghindari pandangan mata mereka, mengangguk mengiyakan dan berjalan pergi. Soo Kyung melihatnya dengan heran. Sepertinya Hak Moon memang semalam menginap setelah minum sendirian, dan kini dia menghindari Soo Kyung karena merasa bersalah.
Setelah Hak Moon pergi, Kyu Shik berkata dia berpikir Hak Moon bekerja sepanjang malam. Kyu Shik menatap Soo Kyung dan berkata Hak Moon bekerja sangat keras, bahkan jika Soo Kyung dan Hak Moon menikah, Hak Moon tidak akan pernah membuat Soo Kyung kelaparan karena makanan yang Soo Kyung sukai. Kyu Shik tersenyum menggoda. Soo Kyung yang merasa tidak nyaman menegur Kyu Shik. Kyu Shik lalu masuk pantry untuk membuat kopi.
Do Yeon kemudian berdiri dan mendekat, “Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Karena aku sudah tahu semuanya. Lakukan dengan baik.”
“Apa?” Soo Kyung tak mengerti maksud Do Yeon.
”Sejujurnya, selama ini, ku berpikir kau tidak mempunyai pesona sedikitpun. Aku pikir kau adalah seorang wanita seperti nasi putih yang hambar. Orang seperti itu…aku mendengar bahwa kau merebut hati Pengacara Kim…jadi aku bingung beberapa hari terakhir.” Do Yeon melihat Soo Kyung dari bawah ke atas, “Tapi aku pikir sekarang aku tahu. Sekretaris Lee, kau bukanlah nasi tapi…kau adalah seorang wanita seperti nasi yang di bungkus.”
Soo Kyung masih tak mengerti. Do Yeong berkata Soo Kyung bahkan tidak takut menangkap penyerang ‘don’t ask’. Seorang wanita agresif seperti itu. Sangat ceroboh. Dia pikir itulah pesona Soo Kyung yang memikat Hak Moon. Sebenarnya, Do Yeon bilang itu adalah hal yang tidak dia miliki. Karena dia seperti bunga di rumah kaca yang dibesarkan dengan hati. Jadi, cobalah yang terbaik dengan Hak Moon. Soo Kyung menghela nafas melihat sikap Do Yeong itu.
***
Dae Young keluar dari apartemennya dan berjalan untuk mencari sarapan. Lalu dia berhenti seperti melihat sesuatu dan berjalan mundur hingga ke depan pintunya. Dae Young mengambil bungkusan yang ada di bawah. Ada pesan dari Soo Kyung disana, “Ini adalah sup tulang sapi. Makanlah dan cepat sembuh.”
Dae Young tersenyum dan kembali masuk ke dalam apartemen.
***
Hak Moon masih menyesali diri di dalam kantornya. Seseorang mengetuk pintu. Soo Kyung. Hak Moon membuang muka. Soo Kyung menghampiri Hak Moon. Dia bertanya apakah Hak Moon tidak makan (makan siang). Hak Moon beralasan dia punya janji lain, dia menyuruh Soo Kyung untuk pergi makan. Soo Kyung pun undur diri.
Hak Moon mengutuk dirinya sendiri, menjengkelkan.
***
Di depan sebuah restoran, terdapat antrian yang mengekor ke bahu jalan. Kyu Shik, Soo Kyung dan Do Yeon baru saja sampai. Do Yeon kesal, antrian itu sudah lama dan seharusnya mereka keluar sedikit lebih awal.
“Ah..haruskah kita pergi ke tempat lain dan makan?” tawar Kyu Shik.
Do Yeong angguk-angguk, tapi Soo Kyung tidak setuju, “Tidak bisa! Aku dengar makanan d'hôte disini sangat lezat.”
Do Yeon kesal. Tapi Kyu Shik dengan mudahnya mengiyakan keinginan Soo Kyung. Jika Soo Kyung ingin memakannya maka mereka harus tetap mengantri. Lalu Kyu Shik bertanya-tanya janji apa yang dilakukan Pengacara Kim.
Kyu Shik tersenyum pada Soo Kyung, “Mungkinkah…dia memiliki janji dengan Sekretaris Lee? Periksa ponselmu. Lihatlah barangkali kau menerima pesan, ‘Sekretaris Lee, keluar diam-diam, hanya kau.’ Sesuatu seperti itu.”
“Manager, tolong hentikan itu.” Soo Kyung tidak nyaman.
Kyu Shik pun terdiam.
Lalu Do Yeon mengeluhkan dingin. Angin musim dingin tidak ada bedanya dengan penyerang ‘don’t ask’ pada kulit. Karena Soo Kyung tidak bisa mengatasi angin musim dingin dengan baik, Do Yeon mengusulkan untuk membungkus makanannya dan makan di kantor. Soo Kyung pun mengiyakan dengan terpaksa.
Mereka kembali ke kantor dengan 3 boks makanan. Hak Moon keluar dari pantry dengan membawa boks makanan. Kyu shik yang pertama kali melihatnya terkejut.
Hak Moon tergagap, “Ah! Itu… aku tidak berbohong. Janji makan siangku tiba-tiba dibatalkan. Itu benar! Setelah kalian pergi, aku menerima telpon.”
Hak Moon tertawa hambar. Soo Kyung melihatnya dengan tidak nyaman.
“Siapa yang mengatakan kau berbohong?” tanya Do Yeon polos.
“Ah..hanya saja…aku pikir kau akan berpikir seperti itu.” Hak Moon tertawa hambar lagi dan memalingkan wajah.
Kyu Shik merasa tidak enak, seharusnya Hak Moon memberitahu mereka lebih awal, makan mereka akan membelikan makanan untuk Hak Moon juga. Kyu Shik lalu menawarkan makanan miliknya pada Hak Moon dan mendorong Soo Kyung untuk makan bersama Hak Moon di ruangannya.
“Tidak bisa. Aku harus melihat beberapa dokumen sambil makan. Aku akan makan terpisah dan sendirian.” Hak Moon lalu masuk ke ruangannya dengan menunduk. Soo Kyung yang melihatnya yakin Hak Moon memang menghindarinya.
***
Jin Yi selesai membuat sesuatu, sepertinya penyangga tangan untuk Dae Young. Lalu bel apatemennya berbunyi, pengantar paket. Jin Yi berlari menuju pintu dengan riang.
Jin Yi membuka pintu, “Kwang Suk—.“ Dan ternyata bukan Kwang Suk yang ada di depan pintu, pengantar paket yang lain. Jin Yi menanyakan dimana Kwang Suk. Pengantar itu tak mengerti. Jin Yi mendeskripsikan Kwang Suk sebagai pria yang pendek dan putih, orang yang bertanggung jawab untuk daerah itu.
Pengantar itu pun tahu siapa yang di maksud Jin Yi, dia bilang kalau Kwang Suk berhenti kerja kemarin. Jin Yi tanya kenapa. Petugas itu juga tidak tahu dengan jelas, sepertinya Kwang Suk memiliki beberapa masalah di rumahnya. Petugas itu lalu memberikan paket untuk Jin Yi.
Ji Yi merasa kecewa. Jika Kwang Suk berhenti, seharusnya paling tidak dia memberitahunya jika dia berhenti.
***
Hak Moon keluar ruangannya dengan tampilan rapi dan membawa tas.
“Aku ada sidang, jadi aku pergi ke pengadilan. Aku juga harus bertemu klien, aku tidak berpikir aku akan bisa kembali ke kantor hari ini. Jika ada sesuatu yang mendesak muncul, hubungi aku. Ketika saatnya pulang, kau bisa pulang.” Selesai berkata pada Kyu Shik, Hak Moon bergegas keluar.
Kyu Shik bingung dengan Hak Moon berkata dia ada sidang, Kyu Shik juga tahu kalau Hak Moon tidak punya janji apapun dengan klien.
Soo Kyung tampak berpikir, lalu pamitan untuk ke pengadilan juga untuk mengambil beberapa fotocopy. Soo Kyung lalu keluar. Kyu Shik dan Do Yeon sama-sama menahan tawa.
“Ya ampun! Sungguh! Apakah mereka berdua harus pergi dengan jelas seperti itu. Ah, benar-benar. Jadi, kau harus…berkencan secara terbuka saja. Mereka khawatir pada kita sehingga mereka semakin sering berbohong. Ha! Bukankah itu benar, Pengacara Oh?”
“Aku merasakan ini sejak sebelumnya. Kau benar-benar tidak mempunyai perasaan yang benar untuk hal itu.” Do Yeon mencibir.
“Apa?” Kyu Shik tak mengerti.
“Hanya dengan melihatnya..Pengacara Kim sedang menghindar Sekretaris Lee! Karena dia tidak menyukainya lagi.”
“Aigo. Itu tidak mungkin. Di mempunyai cinta sebelah pihak selama sepuluh tahun. Bisakah itu berubah dengan sangat cepat?”
“Itulah sebabnya, kau tidak pernah bisa memahami hati seseorang. Pasti…setelah dia mendengar Sekretaris Lee memikat penjahat dan menangkapnya, dia pasti muak dengannya.”
“Kenapa?”
“Pria, pada dasarnya tidak menyukai wanita berhasrat kuat yang pergi melewati api dan air. Biasanya, seorang wanita perlu untuk merasakan sakit sehingga kau ingin melindunginya.” Do Yeon memasang wajah imutnya. “Maksudku, dia bahkan Angelina Jolie. Kau tidak berpikir seperti itu?”
Kyu Shik duduk kembali tak menanggapi perkataan Do Yeon. Lalu Do Yeon kembali berkata jika Hak Moon menarik kembali pengakuannya, dia pasti memiliki banyak kekhawatiran.
***
Hak Moon menyebrang jalan dengan lesu. Dia mendengar Soo Kyung memanggilnya. Hak Moon mempercepat langkahnya, pura-pura tidak mendengarnya. Soo Kyung berlari menyusul sambil terus memanggil Hak Moon yang semakin cepat berjalan.
“Pengacara Kim!” Soo Kyung berhasil menyusul dan menahan lengan Hak Moon memintanya menunggu. Hak Moon pun tak punya pilihan. Soo Kyung berkata sambil terengah-engah, dia tahu Hak Moon tidak ada sidang dan mengajaknya minum teh bersama.
Mereka pun duduk berhadapan di sebuah café. Soo Kyung memanggil nama Hak Moon yang terus menunduk. Soo Kyung bertanya dengan hati-hati mengapa Hak Moon bertindak seperti itu tiba-tiba? Mengapa Hak Moon menghindarinya? Hak Moon menjawab masih sambil menghindari tatapan Soo Kyung, tidak seperti itu. Soo Kyung bertanya lagi apa maksud Hak Moon, masalahnya apa?
“Itu…aku malu bertemu denganmu.”
“Kenapa?” Soo Kyung terkejut.
“Aku mendorongmu. Untuk pergi dan menemui kakak korban. Kau hampir saja terluka oleh penyerang itu, itu semua kesalahanku. Maafkan aku, Soo Kyung-ssi.” Hak Moon menundukkan kepala memohon maaf.
“Ah! Kenapa itu salahmu? Bukan. Kau tidak perlu merasa menyesal.”
“Tidak. Mengapa aku hanya memiliki cinta satu pihak padamu selama 10 tahun…aku tahu sekarang. Karena aku hanya menghitungnya. Itulah mengapa aku mungkin ditolak olehmu saat itu.”
“Saat itu…Pin rambut (Hak Moon menatap Soo Kyung)…itu adalah kau, kan? Orang yang memberiku pin rambut dan pergi. Menggunakan kacamata…”
Hak Moon mengangguk membenarkan, tak menyangka Soo Kyung mengingatnya.
Soo Kyung bilang setelah mendengarkan apa yang Hak Moon katakan (saat di klinik dokter hewan), dia melihat kembali album alumni. Soo Kyung mengingatnya. Soo Kyung menjelaskan sebenarnya setelah kejadian itu dia tidak melihat Hak Moon di sekitar, membuatnya penasaran.
Soo Kyung tersenyum, “Benar, kau menjadi lebih keren seperti ini…bagaimana bisa aku mengenalimu?”
“Aku..? Kau penasaran tentang aku?”
“Pin itu..temanku..karena rambutnya terus jatuh saat dia belajar, dia tanpa ragu mengambilnya. Ini terlambat..tapi aku minta maaf.”
Hak Moon akhirnya mengerti bahwa dia salah paham waktu itu. Dia bilang tidak apa-apa.
Soo Kyung kembali berkata, “Aku juga berterima kasih bahwa kau memberiku hadiah…Terakhir kali, juga pengakuanmu padaku…aku ucapkan terima kasih padamu. Aku masih orang yang bisa dicintai oleh seseorang. Aku merasa seperti kau mengatakan itu padaku. Itu menghibur. Setelah bercerai, aku dikalahkan oleh kehidupan. Aku, yang merasa tertekan... aku bisa mencintai diriku sendiri dalam waktu yang lama.”
Hak Moon tersenyum tipis.
Soo Kyung terdiam sesaat, lalu kembali melanjutkan, “Jadi…Itulah sebabnya bahkan lebih, aku harus memberitahumu dengan akurat. Aku pikir itu benar. Aku akan menjawabmu sekarang.”
Hak Moon mengangguk pelan dan menatap Soo Kyung.
“Pengacara Kim…sebagai pria, aku tidak berpikir aku bisa menemuimu seperti itu.”
Hak Moon menghembuskan nafas, kecewa….
***
Dae Young masuk ke laundry dan meminta ahjussi untuk men-dry clening kemeja putihnya. Ahjussi terkejut ketika melihat kemeja itu ada noda darahnya dan lebih terkejut lagi melihat tangan Dae Young yang disangga. Ahjussi bertanya mengapa tangan Dae Young seperti itu. Dae Young hanya bilang sesuatu seperti itu terjadi.
Ahjussi bertanya lagi, mungkinkah ada hubungannya dengan Soo Kyung. Dae Young bertanya bagaimana ahjussi bisa tahu, dan memuji ahjussi yang bahkan bisa meramal.
“Kau berandal! Kau kemarin pergi setelah panik seperti itu, bukankah itu jelas? Katakan padaku. Mengapa kau melakukannya?”
“Ah! Bukan apa-apa. Hanya ada sebuah kesalahpahaman. Aku berpikir bahwa Noona diculik. Saat aku pergi mencarinya, ini terjadi.”
Ahjussi tersenyum menggoda, “Goo Daegi, kau..kau menyukai wanita itu, kan? Akhirnya kau akan mulai berkencan!” ahjussi tertawa senang.
“Apa kau gila?”
“Bagaimana bisa kau mengatakan ‘apa kau gila’ pada orang yang lebih tua?!” ahjussi kesal.
“Itu karena kau bicara yang tidak masuk akal.”
“Jika itu tidak, maka tidak. Mengapa kau jadi marah?” Ahjussi melihat sikap Dae Young, dia lalu bilang Dae Young bertingkah seperti itu karena dia merasa bersalah. Ahjussi kembali tertawa.
Dae Young melihatnya tidak suka. Ahjussi kemudian mengaitkan jaket milik Hak Moon yang kemarin dicuci Soo Kyung di penyangga tangan Dae Young. Dia meminta Dae Young untuk menyerahkannya pada Soo Kyung. Dae Young kesal, sepertinya tidak cukup bagi ahjussi mengatakan hal yang tidak masuk akal, sekarang dia bahkan menyuruh pasien yang hanya bisa menggunakan satu tangan melakukan tugas.
Ahjussi hanya menggelengkan kepala tidak peduli. Dae Young akhirnya pergi juga setelah mengatakan Ahjussi keterlaluan. Ahjussi hanya tertawa senang (bisa menjahili Dae Young).
***
Dae Young berjalan kembali ke apartemen. Dan di lorong dia melihat Soo Kyung yang baru pulang sedang membuka pintu. Dae Young memanggilnya dan memberikan jaket dari ahjussi laundry. Dae Young tersenyum.
Soo Kyung lalu mengambil jaketnya dan berterima kasih. Dae Young berujar, “Hanya dengan kata-kata? Belikan makan malam.”
“Apa? Aku bahkan membeli perut babi kemarin.”
“Itu adalah…ouch!” Dae Young membungkuk pura-pura kesakitan, “Ouch! Ini karena aku membawa mantel, tanganku sakit. Ouch!”
Soo Kyung tertawa. Diapun setuju, dan sebagai gantinya Soo Kyung mengajak Dae Young pergi makan kaki ayam dan daging dengan tulang rawan di tempat yang disebutkan Dae Young kemarin. Dae Young langsung sembuh dan setuju. Soo Kyung menyuruh Dae Young mengajak Jin Yi juga.
Soo Kyung masuk untuk menyimpan mantel Hak Moon lebih dulu. Dae Young memencet bel apartemen Jin Yi, tapi Jin Yi tidak keluar.
Jin Yi ternyata ada di luar. Di telpon dia meminta mereka berdua untuk pergi makan berdua saja.
Jin Yi di sebuah toko. Seseorang menghampirinya dan memberikan pesanan Jin Yi. Jin Yi memeriksa pesanannya (print foto Soo Kyung dan Barassi, sepertinya di baju untuk Barassi) dan tersenyum senang karena hasilnya bagus. Jin Yi mengucapkan terima kasih.
***
Daging dengan tulang lunak dan kaki ayam, yang dibumbui pedas, sudah tersaji dihadapan Soo Kyung dan Dae Young. Soo Kyung berkata makanannya terlihat sangat enak.
Mereka kemudian mulai menyantap makanannya. (Sumpah mupeng banget! I looooovvveeee ceker! Hehe..)
Soo Kyung kemudian minum soju dan meminta maaf pada Dae Young (Dae Young kan tidak boleh minum soju dulu).
Dae Young mencuri-curi pandang pada gelas soju di samping Soo Kyung dan menjulurkan tangan untuk mengambilnya. Soo Kyung memukul tangan Dae Young, lalu mengingatkan Dae Young bahwa tulangnya retak. Soo Kyung menjauhkan gelas sojunya, dia harus mencegah Dae Young minum. Dae Young lalu tertawa sendiri dan melanjutkan makan.
***
Jin Yi memasukan kado ke dalam dua tas berbeda. Satu untuk Soo Kyung dan satu lagi untuk Dae Young. Jin Yi tersenyum senang dan berujar bahwa itu adalah impiannya untuk memberikan hadiah kejutan. Jin Yi pergi keluar untuk menyusul mereka.
Setelah Jin Yi keluar, ada sebuah tangan muncul dari kolong tempat tidur.
***
Soo Kyung kepedasan. Dia mengibaskan tangan ke wajah dan membuka mulut. Dae Young tertawa, “Noona, apakah kau tahu bahwa kau terlihat benar-benar jelek sekarang? Hidungmu, bibirmu, semuanya merah.”
“Itu karena aku memakan sesuatu yang pedas.”
“Apakah hanya kau yang memakannya?” ujar Dae Young.
Soo Kyung terus melakukan hal tadi, mengibaskan tangan ke wajah. Dae Young mengambil ponselnya dan mengarahkan kamera pada Soo Kyung. Soo Kyung refleks menutup wajah, dan bertanya apa yang sedang Dae Young lakukan. Dae Young meminta Soo Kyung memindahkan tangan, Dae Young hanya akan mengambil satu foto. Soo Kyung tidak mau dan meminta Dae Young menjauhkan kameranya.
“Kau bahkan direkam saat mendengkur. Mengapa kau malu karena sesuatu seperti ini?”
“Apa? Kau masih belum menghapusnya?” tanya Soo Kyung dengan nada tinggi.
“Tentu saja tidak. Mengapa aku akan menghapus suatu hal yang lucu? Jadi…cepat pindahkan tanganmu.” Dae Young mencoba menurunkan tangan Soo Kyung dengan sikunya.
Soo Kyung malah menutup mulutnya dengan dua tangan dan meminta Dae Young melupakannya saja. Dae Young bilang dia tidak ingin menggunakan kekerasan, tapi..
Dae Young meletakkan ponselnya dan memegang kedua tangan Soo Kyung, menariknya. Dan tersenyum.
Soo Kyung berusaha melepaskan tangannya. “Oh! Oh! Kau tidak akan melepaskan ini? Kau tidak akan melepaskannya! Mengapa kau ingin memotret bibir orang lain...”
Dor! Dae Young mencium bibir Soo Kyung.
Dor! Jin Yi melihatnya.
***
Bersambung ke episode 15 ~
Komentar:
No comment. XD
poor jin yi ... itu tangan siapa ya dikamar jin yi? apa kwang suk?
ReplyDeleteaiish..akhirnya ada kissnya jg antara Dae Young sm Soo Kyung..
lama2 jd penasaran sm drama ini.. tdnya hanya iseng ajah baca sinopnya.. skrg jd dinanti..
Aduh...kasian jin yi.....suka suka suka soo kyung ma dae young...
ReplyDeleteDrama yang menarik..ringan n lucu..ditunggu lanjutannya mba..
Ahhhhhhh ngak sbar pengen tau episode 15 nya :(
ReplyDeleteitu kwang suk ???? btw kok selalu ada sepeda pink yah ?itu punya siapa ?????
ReplyDeletesan
punya jin yi hadiah karna jadi pelanggan susu
Deleteouw so sweet dech
ReplyDeleteAaaaakkkkkkhhhhhhh....!
ReplyDeleteKasian si jin yi nya tuh.
Mb mumu kok no comment sih,butuh penjelasan nih mbk.
Menurut aku yang paling berkesan di episode ini adalah.... Menu kaki (Ceker) Ayam Pedasnya!! he..he
ReplyDeleteIda
Cekernya mantab...enakk..
ReplyDeletekurang 2 episode lg. Makasih^^
kok rasanya dae young hyung gk ada feelnya ya waktu kissu sama soo kyung nuna ? atau cuma aku aja yg merasa seperti itu
ReplyDeleteoh ceker yummy bgt :9
indra firdaus
itu sepeda pink, punya Jin Yi, Soo Kyung sama Dae Young. Pertama si Jin Yi ditawarin langganan susu kotak berapa bulan berhadiah sepeda. jin yi langsung ambil padahal tagihan rumahnya udah banyak susunya pun gak diminum . akhirnya Soo Kyung sm Dae Young membantu Jin Yi membayar langganan susu dan gantian dapet jatah susu.
ReplyDeletengileeerr ama cekernya hahaha
ReplyDeleteyaaaaak 2 episode lagiiiii hihiii ^^
ReplyDeletepenasaran sama tangan yang di kolong tempat tidur itu ?
kwang suk kah ?
dan akhirnya kisseu scene dae young dan soo kyung hihiii lucu ekspresi soo kyung kaget gitu mukanya hihiii