Sinopsis LET’S EAT Episode 16 – 1
Kwang Suk membawa Jin Yi ke atap gedung. Jin Yi heran karena disana ternyata tidak ada apapun. Jin Yi pun berpikir Kwang Suk sengaja membawanya yang sedang depresi ke sana, atap gedung yang dibangun oleh ayahnya untuk menghiburnya.
“Gedung yang ayahmu bangun? Jangan bercanda! Ini adalah gedung yang dibangun ayahku!” Kwang Suk marah.
“Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba menjadi seperti ini?”
“Yoon Jung Do!” Kwang Suk berteriak.
“Mengapa kau menyebut nama ayahku?”
“Benar. Karena ayahmu, Yoon Jung Do. Ayahku lompat hingga mati dari sini. Di atap gedung yang dia bangun dengan keringat darah. Ayahku kehilangan kehidupannya. Tapi apa? Dia dibebaskan dalam masa pecobaan? Tanpa membayar untuk kejahatannya. Huh?”
Kwang Suk terus berjalan mendekati Jin Yi. Otomatis Jin Yi berjalan mundur hingga ke tapi atap gedung.
Jin Yi masih tak mengerti, “Kwang Suk, mengapa ayahmu bunuh diri karena ayahku? Kau pasti telah salah.”
“Bukankah kau satu-satunya yang menganggap itu salah? Saat ayahmu membangun gedung disini, setelah dia mengkontrak ayahku, di langkah terakhir, tiba-tiba dia mengumumkan kebangkrutan. Ayahku bahkan mengambil pinjaman untuk melanjutkan konstruksi, dan pada akhirnya karena semua hutang dan rasa malu, dia melakukan bunuh diri!”
Jin Yi menolak untuk percaya, dia menggeleng, “Tidak…ayahku tidak akan pernah bisa menjadi orang yang melakukan sesuatu seperti itu! Tidak akan pernah!”
“Tidak akan pernah? Apakah dia seperti itu ataupun tidak, mengapa tidak kau tanyakan langsung pada ayahku di surga?”
Kwang Suk semakin mendekati Jin Yi. Jin Yi ketakutan dan menoleh ke belakang. Dia menatap Kang Suk dengan mata berkaca-kaca.
(Note: udah jelas belum? Jadi ayahnya Jin Yi kontraktor gedung itu. Tapi dalam pengerjaannya dia menyuruh ayah Kwang Suk sebagai sub kontraktor untuk mengerjakannya. Saat sudah hampir selesai, ayah Jin Yi tidak mau membayar ayah Kwang Suk dengan alasan dia sudah bangkrut. Ayah Kwang Suk melakukan pinjaman untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi karena tidak bisa membayar, hutangnya pun menumpuk, dan dia merasa malu, maka dia pun melakukan bunuh diri.)
***
Episode 16: Still… Let’s Eat.
***
Soo Kyung keluar dari apartemennya hendak pergi kerja. Saat melewati apartemen Jin Yi, dia melihat kotak susu yang sudah menumpuk di kantong, tanda Jin Yi belum mengambilnya berhari-hari.
Soo Kyung memandangnya sedih. Soo Kyung mencoba memencet bel, tapi tak ada sahutan. Soo Kyung bergumam, “Kemana kau pergi Jin Yi?”
Dae Young keluar dari apartemennya dan bertanya pada Soo Kyung, “Jin Yi belum kembali hari ini juga, kan?”
Soo Kyung mengangguk.
Dae Young: “Aku juga sudah bertanya pada semua teman Jin Yi di SNS, tapi tidak ada seorangpun yang bisa menghubunginya.”
Soo Kyung: “Karena dia tidak ingin melihat kita, aku pikir dia memutuskan kontak dan menghilang.”
Dae Young: “Ah! Tidak mungkin. Dia bahkan mungkin belum mengetahui kalau kita berkencan.”
Soo Kyung: “Dia melihat kita ciuman. Selain itu, tidak ada alasan untuk Jin Yi menjadi seperti ini.”
Dae Young pun akhirnya mengangguk pelan, mungkin yang dikatakan Soo Kyung memang benar.
Ponsel Soo Kyung berdering. Dia ragu menjawabnya. Dae Young melihat ponsel Soo Kyung dan menyuruh Soo Kyung menjawabnya. Soo Kyung pun menjawab telpon itu, ternyata dari Hak Moon. Soo Kyung mendapat kabar tentang Jin Yi yang membuatnya terkejut.
Soo Kyung ke kantor pengacara. Dia langsung menanyakan pesan yang dikirimkan Jin Yi. Kyu Shik memberikan ponselnya, dan Soo Kyung pun membaca pesan dari Jin Yi itu.
“Pengacara Kim, terima kasih untuk semua perhatianmu selama ini. Kau tidak perlu membela ayahku lagi.”
Kyu Shik tak percaya Jin Yi akan melakukan itu, “Selama ini, Pengacara Kim kita…apakah kau seberapa besarnya dia perhatian tentangnya? Segera setelah dia (Jin Yi) mendengar bahwa dia (ayahnya) bisa mendapatkan masa percobaan, bagaimana bisa dia membuangnya seperti ini? Mungkinkah, dia pergi ke kantor pengacara lain?”
“Jin Yi bukan orang seperti itu!” Soo Kyung berteriak.
“Maksudku…kenapa dia melakukan ini tiba-tiba? Bahkan tanpa menelpon.” Kyu Shik menjelaskan.
Hak Moo: “Sekretaris Lee, apakah kau tidak tahu apapun tentang ini?”
Soo Kyung menggeleng, “Aku juga tidak tahu dengan baik.”
Do Yeon tak menyangka, “Dia juga tidak mengatakan apapun padamu, Sekretaris? Aku pikir kalian berdua dekat seperti saudara kandung. Itulah mengapa Sekretaris Lee, kau bahkan membantunya agar berjalan baik antara dia dan Dae Young. Bukankah begitu?”
Soo Kyung terdiam.
“Hentikan. Jin Yi pasti punya alasannya sendiri. Bagaimana bisa Sekretaris Lee mengetahui semuanya?” Hak Moon membela Soo Kyung.
Do Yeon berkata lagi, “Jin Yi sungguh masih muda. Berdasarkan perasaannya, tanpa penjelasan apapun, jika dia hanya mengirim pesan seperti ini, apa yang harus kita lakukan?”
***
Soo Kyung kemudian menghubungi Dae Young tentang pesan dari Jin Yi itu. Dae Young bilang Jin Yi tidak mungkin seperti itu. Tapi memang begitu.
“Karena dia tidak ingin meminta bantuan padaku, aku pikir dia pergi ke kantor pengacara lain.”
“Bagaimana bisa? Keuangan Jin Yi bahkan tidak bagus, berapa banyak tempat lain yang akan mengambil kasusnya tanpa bayaran? Baiklah. Aku akan melakukan kontak dengan teman Jin Yi lagi.”
Dae Young menutup telponnya dan menghela nafas. Dia lalu melihat seorang petugas pengiriman barang. Dae Young pun teringat pada Kwang Suk.
Dae Young mendatangi gudang pengiriman paket dan menanyakan Kwang Suk pada salah seorang petugas. Tapi ternyata Kwang Suk sudah berhenti belum lama ini. Dae Young menanyakan tempat tinggalnya tau nomor yang bisa dihubungi. Tapi petugas itu tidak bisa memberikannya.
Dae Young pun beralasan, “Ini karena ada sesuatu yang harus aku ketahui. Aku menerima paket dari orang itu beberapa saat yang lalu, tapi semua barangnya hancur. Apakah itu sesuatu yang bisa diganti oleh perusahaan?”
“Ya?” Petugas itu terkejut. “Untuk sekarang, aku pikir akan bagus untuk menghubungi pria itu, Hyun Kwang Suk, aku akan memberitahu nomor telponnya.”
“Aigoo, itu sesuatu yang sangat mahal. Vas itu yang aku bawa lewat udara dari Venesia. Jika Hyun Kwang Suk tidak menjawab telponnya, apa yang harus lakukan?”
“Kalau begitu temui dia. Aku akan memberitahu alamatnya.”
Dae Young tersenyum, dia berhasil mengelabui petugas itu. Dae Young pun mendapat nomor telpon dan alamat Kwang Suk.
Dae Young menghubungi Kwang Suk. Kwang Suk menjawab, tapi begitu mendengar yang menelpon adalah Dae Young, dia langsung menutupnya. Dae Young merasa aneh. Dia pun menuju tempat tinggal Kwang Suk.
Kwang Suk dengan tergesa-gesa mencabut semua foto Jin Yi yang menempel di dinding rumahnya, menyobek dan membuangnya ke tempat sampah. Kwang Suk juga memasukan barang-barangnya ke dalam tas. Ponselnya berbunyi, sepertinya dari Dae Young lagi. Kwang Suk mencopot baterai ponselnya, dan segera pergi dari sana.
Sementara Dae Young, sudah sampai di depan gedung tempat tinggal Kwang Suk. Dia pun masuk dan bertatap muka dengan Kwang Suk yang turun. Kwang Suk terkejut melihat Dae Young.
Kwang Suk kembali berlari ke atas. Dae Young mengejarnya hingga ke atas gedung dan Kwang Suk tidak bisa lari kemana-mana lagi.
Dae Young menghampiri Kwang Suk, “Itu kau, kan? Pada Jin Yi…”
Kwang Suk menyerang. Dae Young mengelak dan memukul Kwang Suk hingga terjatuh. Dae Yong berjongkok dan mencengkram Kwang Suk.
“Aku…aku tidak melakukannya dengan sengaja. Hanya, tanpa aku mengetahuinya, kemarahan tiba-tiba…”
“Kau berandal…apa yang kau lakukan pada Jin Yi? Kau tidak akan mengatakannya? Dimana Jin Yi?”
“Jin Yi? Jin Yi tidak di rumah?” Kwang Suk terkejut.
Kwang Suk duduk takut-takut di samping Dae Young. Bahkan saat Dae Young mengangkat tangan, dia mengelak seakan Dae Young akan memukulnya, padahal Dae Young hanya melihat kondisi tangannya. Mereka sekarang berada di sebuah café.
Tak lama Soo Kyung datang dan duduk di depan mereka. Dia bertanya apakah Dae Young menemukan dimana Jin Yi berada. Dae Young bilang Kwang Suk tidak tahu. Soo Kyung menatap Kwang Suk.
Flashback…
Kembali ke kejadian di atap. Kwang Suk masih memojokkan Jin Yi dengan kata-katanya.
“Hanya benar jika Yoon Jung Do membayar harga untuk kejahatannya. Katakan pada pengacaramu untuk menyerah dalam banding.”
Jin Yi menolak untuk percaya, dia menggeleng, “Tidak…ayahku tidak akan pernah bisa menjadi orang yang melakukan sesuatu seperti itu! Tidak akan pernah!”
“Tidak akan pernah? Apakah dia seperti itu ataupun tidak, mengapa tidak kau tanyakan langsung pada ayahku di surga?”
Kwang Suk semakin mendekati Jin Yi. Jin Yi ketakutan dan menoleh ke belakang. Dia menatap Kang Suk dengan mata berkaca-kaca.
“Apa yang kalian lakukan disana?” Seorang petugas datang dan menegur mereka.
Jin Yi berlari meninggalkan Kwang Suk.
“Aku pergi setelahnya, tapi pada akhirnya aku tidak bisa menemukannya. Aku hanya berpikir bahwa dia mungkin sudah sampai rumah dengan selamat.” Kwang Suk menjelaskan.
“Apakah kau berharap kami percaya itu?” tanya Dae Young emosi.
“Itu benar. Tolong percaya padaku. Aku benar-benar tidak bermaksud demikian. Aku hanya ingin dia mengetahui bagaimana persidangannya berjalan. Itulah sebabnya aku mendekatinya. Tapi setelah aku mendengar dia (ayah Jin Yi) bisa mendapatkan masa percobaan, aku menjadi marah dan tanpa mengetahuinya, aku hanya…”
Dae Young mencengkram kerah Kwang Suk, “Mengapa kau melakukannya pada Jin Yi? Tidak ada sesuatu yang salah yang Jin Yi lakukan. Jin Yi tidak tahu apapun tentang pekerjaan ayahnya.”
“Maafkan aku.” Kwang Suk masih menunduk.
“Baik. Sekarang aku bisa mengerti semuanya. Orang yang membuka paket Jin Yi adalah kau juga. Dimana Jin Yi? Cepat katakan pada kami. Jika kau bertingkah seperti kau naif, dan tidak bersalah, kau pikir semua orang akan bisa dibodohi olehmu?” Dae Young marah.
“Itu benar-benar bukan aku. Aku bersumpah.”
Soo Kyung mengingatkan Dae Young untuk tidak emosi. Dae Young melepaskan cengkramannya.
“Aku benar-benar tidak tahu dimana Jin Yi? Tapi mengapa kau mencoba untuk meninggalkan Seoul?” tanya Soo Kyung.
“Jin Yi mengetahui identitasku..dan sekarang, apa lagi yang bisa aku lakukan disini? Aku hanya ingin kembali ke rumahku di Busan.”
“Kau tahu bahwa kau harus tetap tinggal di Seoul hingga Jin Yi menghubungi, kan? Pastikan juga untuk menjawab panggilan kami. Segera setelah kami tidak bisa menghubungimu, kami akan melaporkanmu pada polisi.” Tegas Soo Kyung.
Kwang Suk mengangguk, “Aku juga tidak punya maksud untuk melukainya. Setelah sampai di Seoul, dia adalah orang pertama yang makan bersamaku. Dan dia satu-satunya orang yang berlaku seperti sahabat denganku. Ah, mungkinkah, karena aku… dia tidak memiliki pikiran buruk atau sesuatu seperti itu, kan?”
Kwang Suk pun jadi ikut khawatir. Soo Kyung hanya menghela nafas.
***
Do Yeon duduk di kursi Soo Kyung dan memakan coklat miliknya juga. Hak Moon keluar memanggil Soo Kyung dan terkejut melihat Do Yeon disana. Hak Moon bertanya apakah Soo Kyung pergi ke suatu tempat.
“Dia bilang dia akan keluar sebentar, hanya di sekitar sini.” Jawab Do Yeon.
Hak Moon melihat coklat yang dimakan Do Yeon, “Bukankah itu milik Sekretaris Lee? Jika kau memakannya pastikan untuk mengisinya kembali.”
Do Yeon mengiyakan dengan cemberut.
Mesin fax berbunyi. Kyu Shik memeriksanya dan terkejut. Dia kemudian menunjukkannya pada Hak Moon. Itu surat pembatalan pengajuan banding Yoon Jung Do. Semuanya terkejut.
Do Yeon: “Jika itu Yoon Jung Do, maksudmu ayah Jin Yi?”
Kyu Shik: “Jadi maksud pesan yang Jin Yi kirimkan pada kita… adalah pembatalan pengajuan banding. Tapi kenapa saat dia bisa dibebaskan dalam masa percobaan, mengapa dia membatalkan bandingnya?”
Hak Moo lalu bertanya kemana Soo Kyung pergi. Do Yeon bilang sekarang harusnya dia sudah kembali. Hak Moon mengambil fax itu dari tangan Kyu Shik dan berjalan keluar. Sepertinya hendak menyusul Soo Kyung.
Sementara itu, Soo Kyung berjalan bersama Dae Young hendak menuju kantor. Mereka menunggu lift.
Soo Kyung terlihat sedih, “Setelah dia mendengar tentang ayahnya, betapa besarnya guncangan yang dia alami.”
“Jangan khawatir.” Dae Young menggenggam tangan Soo Kyung. “Dia adalah ikon positif, Jin Yi. Dia akan kembali segera tanpa masalah apapun.”
Soo Kyung mengangguk.
Pintu lift terbuka. Hak Moon melihat Soo Kyung dan…Dae Young. Hak Moon menatap mereka dan melihat mereka berpegangan tangan. Soo Kyung kaget dan mencoba melepaskan genggaman Dae Young, tapi Dae Young tak berniat melakukannya. Dae Young menatap Hak Moon dengan jantan.
Walaupun Hak Moon pasti sangat sangat terkejut. Dia berusaha menutupinya dan memperlihatkan fax yang tadi hendak dia tunjukkan pada mereka.
Dae Young menganalisa, “Jika kita melihat ini itu berarti Jin Yi pasti pergi menemui ayahnya. Jika kita menemui ayahnya, tidak bisakah kita tahu keberadaan Jin Yi?”
Soo Kyung lalu berkata pengacara bisa mengunjunginya kapan saja. Hak Moon memandang Soo Kyung.
***
Hak Moon berjalan dengan Soo Kyung di belakangnya. Mereka sepertinya telah menemui ayahnya Jin Yi. Soo Kyung menerima telpon. Hak Moon berbalik memandang Soo Kyung dengan berbagai macam pikiran.
Soo Kyung berkata di telpon: “Kemarin, Jin Yi menemuinya. Bertanya apakah presiden sub kontraktor benar-benar melakukan bunuh diri karena ayahnya. Dan setelah mengkonfirmasi apakah penggelapan uang itu benar…dia (Jin Yi) memintanya (ayahnya) untuk menyerah naik banding.”
“Jadi bahkan ayah Ji Yi juga tidak tahu kalau Jin Yi menghilang, benar? Kau melakukannya dengan baik. Jika kau memberitahunya dia hanya akan khawatir.”
“Ya. Aku akan menemuimu nanti di rumah. Baik.” Soo Kyung menutup telponnya.
Hak Moon masih menatap Soo Kyung dan bertanya apakah yang menelpon adalah Dae Young. Soo Kyung membenarkan. Hak Moon lalu meminta Soo Kyung mengajukan pembatalan naik banding besok. Soo Kyung mengiyakan.
“Tapi, dimana kemungkinan Jin Yi berada?” Soo Kyung masih khawatir.
“Ayahnya bilang bahwa dia menangis di depannya mengatakan dia ingin menemui ibunya. Mungkinkah dia berangkat ke Amerika? Disini, meski dia memiliki waktu yang sulit, tidak ada seorang pun untuknya bersandar. Apapun masalahnya, aku pikir Jin Yi akan butuh waktu untuk sendiri. Jika pikirannya sudah tenang, dia mungkin akan menghubungimu segera. Percaya saja padanya dan tunggu dia.”
Soo Kyung mengangguk.
“Kita…ayo makan malam.”
“Ya? Ah…itu…” perkataan Soo Kyung terhenti melihat ekspresi Hak Moon.
“Ayo makan untuk terakhir kalinya.” Tambah Hak Moon.
Hak Moon menatap Soo Kyung, lalu berbalik dan berjalan. Soo Kyung bingung dengan kata ‘terakhir kali’ yang disebut Hak Moon.
Mereka pun makan malam dia sebuah restoran. Hak Moon menunduk memotong makanannya. Sedangkan Soo Kyung melirik canggung pada Hak Moon.
“Itu Goo Dae Young, kan? Orang yang kau sukai.” Hak Moon menatap Soo Kyung.
Soo Kyung terdiam, tidak mengelak.
“Seberapa besar kau menyukainya? Apakah kau menyukainya sebesar seseorang yang menyukai seseorang lain selama 10 tahun? Sudah berapa lama sejak kau bertemu dengannya? Itu sudah 10 tahun untukku, bahkan sebelum kau mengenal Goo Dae Young, apakah itu sekitar 10 bulan?”
Soo Kyung masih terdiam, dan terlihat tidak nyaman.
“Apakah kau akan terus menemuinya? Kenapa Goo Dae Young tidak apa-apa, tapi kenapa bukan aku?”
“Pengacara Kim…”
“Aku ingin makan bersamamu. Dan aku juga ingin menonton film bersamamu. Aku juga ingin bepergian bersamamu. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan bersamamu. Diantara semua itu, apakah kau tahu apa yang paling ingin aku lakukan bersamamu?”
“Aku harus pergi sekarang.” Soo Kyung benar-benar tidak nyaman lagi, dan berdiri hendak pergi.
“Aku ingin melepasmu dengan tenang.”
Soo Kyung tidak jadi pergi dan berbalik.
“Jika kau bilang bahwa aku bukanlah orang yang ada di hatimu, aku hanya ingin dengan tenang melepasmu pergi. Seperti 10 tahun yang lalu, piciknya. Aku tidak akan membiarkan perasaan itu tetap hidup dengan mengatakan aku akan balas dendam. Jadi…habiskan makananmu sebelum pergi.” Hak Moon tersenyum dan mengangguk pada Soo Kyung.
Soo Kyung mengangguk pelan. Lalu duduk kembali.
“Dimasa depan, kapan-kapan kita bisa makan bersama, kan? Jika tidak mungkin sebagai pria dan wanita, tapi sebagai rekan kerja yang baik.”
“Rekan kerja?”
“Benar, kita rekan kerja. Pasangan bisnis.” Hak Moon tertawa, “Oh..mungkinkah, kau tidak menyukainya juga? Apa kau akan berhenti kerja lagi? Kali ini aku tidak akan menahanmu dan memintamu kembali.” Hak Moon kembali tertawa.
Soo Kyung tersenyum dan menggeleng, “Aku tidak akan berhenti.”
Hak Moon tersenyum dan meminta Soo Kyung melanjutkan makannya, karena makanannya akan segera dingin. Soo Kyung tersenyum dan melanjutkan makannya.
Hak Moon menatap Soo Kyung yang sedang makan dengan perasaan sedih. Matanya memerah. Setelah lama, Soo Kyung baru sadar Hak Moon menatapnya dan menoleh. Hak Moon melepaskan tatapannya dan berkata kalau steak disana benar-benar enak. Hak Moon menunduk, mencoba menyembunyikan air mata kesedihannya. Dan menyeka matanya yang berair. Hak Moon juga meracau dengan berkata mereka kesana lagi lain kali bersama Kyu Shik dan Do Yeon.
Hak Moon melanjutkan makannya dengan sesekali mencuri pandang pada Soo Kyung. Soo Kyung sadar kalau Hak Moon sedih dan berusaha membuat dirinya sendiri tegar. Soo Kyung pun diam dan mencoba tersenyum.
***
Soo Kyung turun dari lift, dia bicara di telpon dengan Dae Young. Soo Kyung melihat pintu apartemen Jin Yi sedikit terbuka. Soo Kyung langsung histeris memanggil Jin Yi dan berlari membuka pintu. Tapi yang keluar adalah Dae Young.
“Apa ini? Mengapa kau keluar dari sana? Mengejutkanku!”
“Aku pikir mungkin aku bisa menemukan kontak ibunya Jin Yi. Jadi aku bertanya pada Kwang Suk passcodenya dan masuk. Aku pikir noona melihat Jin Yi.”
“Jadi..apakah kau bisa menemukan kontak ibunya?”
Dae Young menggeleng.
Soo Kyung masih cemas, “Kita…benar-benar tidak tahu banyak tentang Jin Yi. Kemana dia sering pergi. Dengan siapa dia dekat. Situasi seperti apa yang ayahnya alami…aku pikir bahwa kita tidak tahu apapun, adalah benar-benar yang paling penting.”
Dae Young mengangguk, menyadarinya.
“Jika kita tidak bisa menemukan Jin Yi seperti ini, aku pikir aku tidak bisa berkencan mengencanimu dengan nyaman.”
“Itu bukan sesuatu untukmu merasa bersalah.”
“Tidak. Jika bukan karenaku, saat dia menghadapi masalah sulit seperti ini, Jin Yi pasti akan bersandar dan bergantung padamu. Aku mencuri tempat itu darinya.”
Soo Kyung yang sedih dan cemas lalu masuk ke apartemennya. Dan Dae Young hanya bisa memandangnya dan mengela nafas.
Soo Kyung tidak bisa tidur. Dia lalu mengirim pesan pada Jin Yi.
“Jin Yi-ah…kau dimana? Maafkan aku…”
Kemudian Barassi menggonggong. Soo Kyung bertanya ada masalah apa, pada Barassi. Barassi mengambil bajunya yang dibuatkan Jin Yi dan memperlihatkannya pada Soo Kyung.
Soo Kyung terkejut, “Jin Yi? Kau bilang itu Jin Yi?!”
Soo Kyung bergegas bangun dan keluar. Soo Kyung menekan bel dan memanggil Jin Yi, tapi tidak ada sahutan. Soo Kyung mengetuk pintu, tidak juga ada sahutan. Soo Kyung berbalik akan kembali, tapi dia menyadari sesuatu. Soo Kyung mencoba membuka pintu apartemen Jin Yi dan terbuka. Soo Kyung kaget dan masuk.
Soo Kyung seperti melihat seseorang, dia menyalakan lampu. Dan itu memang Jin Yi. Sedang duduk menunduk di kasur. Soo Kyung berlari menghampiri Jin Yi dan duduk disampingnya.
“Eonni…ayahku..ayahku…” Jin Yi menangis, tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
Soo Kyung memeluk Jin Yi, “Aku tahu. Aku tahu semuanya. Pasti sangat sulit untukmu!”
Soo Kyung ikut sedih. Dia menepuk-nepuk pundak Jin Yi, dan Jin Yi semakin mengeratkan pelukannya.
***
Beberapa hari kemudian.
Jin Yi sedang memberikan instruksi pada para pekerja yang mengangkut barang. Soo Kyung datang dan bertanya apa yang sedang dilakukan Jin Yi.
“Aku membantu Eonni di apartemen 905 pindahan.” Jin Yi lalu menunjukkan ketel air. Karena Eonni 905 tidak membutuhkannya lagi saat pindah, dia memberikan itu pada Jin Yi. Jin Yi bahkan menyebut Eonni itu ‘Jjang, Jjang girl’.
Tapi Soo Kyung tidak yakin, “Apakah kau yakin dia memberikan itu untukmu karena dia tidak memerlukannya? Aku pikir dia membuangnya dengan memberikannya padamu.”
“Kenapa? Barang kuno seperti ini benar-benar yang terbaik.”
Kemudian para pekerja memutuskan untuk istirahat makan dulu. Mereka bertanya-tanya dimana tempat makan enak di daerah itu.
Jin Yi langsung berseru kalau dia mengetahuinya, “Di hari aku pindah kesini, oppa tetangga memesan Jajangmyun dan daging babi asam manis untukku. Restoran itu benar-benar lezat!”
Soo Kyung teringat saat itu, betapa ngilernya dia melihat Dae Young makan Jajangmyun.
Jin Yi berkata dia akan memesankan untuk para pekerja. Mereka semua memesan Jajangmyun. Soo Kyung tak melewatkan kesempatan, dia juga memesan Jajangmyun dan daging babi asam manis. Soo Kyung meloncat kegirangan.
***
Dae Young di rumah sakit, hendak melepas gipsnya.
“Bahkan jika kau membukanya, kau tahu bahwa kau harus berhati-hati setiap saat, kan?” Dokter mengingatkan Dae Young.
Dae Young mengiyakan.
Kemudian dokter hendak memotong gipsnya, tapi Dae Young memintanya menunggu.
***
Soo Kyung mempersilahkan Dae Young masuk dan menawarkannya teh. Soo Kyung tampak sangat gembira.
“Kau bilang kau punya sesuatu untukku. Apa itu?”
Dengan menunduk malu, Dae Young menunjukkan sesuatu itu.
“Rekan hidup bahagia hanya untukmu, Goo Dae Young.”
Soo Kyung menerimanya dan tersenyum senang. Itu adalah potongan dari gips tangan Dae Young.
“Aigoo! Apakah kau sangat menyukainya? Kau terlihat seperti sedang senyum dari kuping ke kuping (tertawa lebar).” Dae Youn tertawa. “Tidak banyak pacar sepertiku. Aku punya rasa yang bagus, aku lucu dan peduli.”
“Ah! Bagaimanapun juga, itu pujian yang berlebihan! Semua dimulutmu saja! Kau selalu hanya mengatakannya dalam kata-kata.”
“Kalau begitu…jika aku tidak semuanya dimulut saja, aku harus menunjukkannya padamu dengan tindakan.”
Dae Young berubah serius dan membuka jaketnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Soo Kyung heran.
Dae Young tak menjawab dan terus mendekati Soo Kyung, membuat Soo Kyung mundur..mundur…dan terduduk di kasur.
Dae Young mendekatkan wajahnya. Semakin dekat… Soo Kyung menutup mata. Mendekat…. Lebih dekat lagi….
PAUSE! Bersambung ke bagian 2 ya… ;D
***
Posted by mumuzizi.
Ditulis berdasarkan subtitle oleh Team Yummy @Viki.com yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh mumuzizi.
Gambar diambil dari video milik tvn.
***
Komentar:
Akhirnya Hak Moon mengakhiri jantan, benar-benar mengakhirinya. Tidak mememdam rasa itu dengan dalih balas dendam seperti yang sudah dia lakukan 10 tahun yang lalu.
Dan Ji Yi juga sepertinya melepaskan perasaannya pada Dae Young. Setelah kembali, dia tidak pernah membahas masalah Soo Kyung yang berkencan dengan Dae Young. Mungkin dia menyadari kalau keluarga lebih panting di dunia ini daripada cinta.
akhirna kluar jg ep 16, thanks dtnggu part 2 na
ReplyDeletemba mumuuuuu... kenapa di pause-nya disitu sihhhh. penasaran >.<
ReplyDeleteakhirnya...tunggu yah mb...lanjutan lets eat & miss korea - nya...FINAL.....supaya selesai n bs ke next project...hehe
ReplyDeletebtw.... tengkyu mb Mumu......SEMANGAT....
san
Terima kasih akhirnya yg ditunggu-tunggu sdh dateng .... tinggal nunggu part 2 .... makasih makasih .... ( Ina )
ReplyDeletewaw terima kasih admin untuk sinopsis cerita lets eat ini yang ane cari selama ini.
ReplyDelete