Kill Me, Heal Me | Episode 5 – 2
Dibantu Sekretaris Ahn, Do Hyun memasukkan berkas-berkas tadi ke dalam mobil untuk dikerjakan di rumah. Sekretaris Ahn mempertanyakan keseriusan Do Hyun untuk memeriksa semua berkas itu. Jika Ki Joon menyuruhnya demikian, maka Do Hyun bilang dia harus melakukannya.
Saat membuka pintu mobil, Do Hyun terkejut melihat boneka beruang duduk manis di jok belakang. Sekretaris Ahn memberitahu bahwa itu adalah beberapa barang dari hotel tempat Se Gi membawa Ri Jin. Orang suruhannya yang membawa itu semua.
Ri Jin melamun di meja makan. Dia terkejut melihat wajah Do Hyun di mangkuk sup lobak. Tapi kemudian wajah Do Hyun berubah menjadi wajah Se Gi. Ri Jin semakin melongo.
“Apa yang begitu kau pikirkan hingga kau bahkan tidak bisa makan? Apakah kau mungkin..memikirkanku?” tiba-tiba Se Gi duduk di hadapan Ri Jin.
“Atau mungkin kau memikirkanku?” Do Hyun juga duduk di depan Ri Jin.
Se Gi menyuruh Ri Jin untuk memilih dengan cepat, dia atau Do Hyun. Se Gi dan Ri Jin menatap Ri Jin menunggu jawabannya. Ri Jin menggelengkan kepala.
“Apa yang begitu kau pikirkan hingga kau bahkan tidak bisa makan?” tanya ayah dan Ri On, orang-orang yang sebenarnya duduk di hadapan Ri Jin.
Ri Jin senang bisa segera kembali ke alam nyata. Ri Jin bilang dia tak memikirkan apapun, hanya tidak punya selera makan saja. Ibu menanyakan penyebab Ri Jin tidak selera makan. Ibu bahkan terkejut karena Ri Jin belum makan satu gigitanpun.
Ayah bilang itulah sebabnya Ri Jin seharusnya mendengarkan ibu saat ibu menyuruh Ri Jin istirahat. Kenapa Ri Jin tidak mendengarkan ibu… Ibu lalu meminta ayah untuk menangkap bebek. Ri Jin bilang tidak usah. Tapi ayah segera mengajak Ri On yang sedang makan untuk membuat perapian. Ri On kesal, mengapa dia harus menangkap bebek untuk Ri Jin.
Tapi Ri On akhirnya ikut ayah setelah dibentak ibu. Sementara Ri Jin melamun lagi.
***
Do Hyun memeriksa boneka beruang itu. Bahkan menyobek boneka itu dan merogoh badan boneka itu. Karena Sekretaris Ahn merasa mungkin ada sesuatu yang berbahaya di dalamnya, misalnya obat-obatan atau yang lainnya.
Tapi Do Hyun tak menemukan apapun yang mencurigakan baik dari boneka beruang itu ataupun dari barang yang lainnya. Malah Do Hyun melonjak kaget saat membuka salah satu mainan.
Saat melihat jaket, Do Hyun kembali teringat dengan ciuman itu. Jantungnya berdebar kencang. Do Hyun bingung kenapa dia seperti itu. Dia meyakinkan diri kalau itu bukan dia, karena tidak ada alasan untuk jantungnya berdebar kencang.
Do Hyun menyimpan jaket itu ke lemari dengan alasan sayang jika dibuang. Bagaimanapun dia tak punya alasan lagi untuk bertemu Ri Jin. Tapi nyatanya jantung Do Hyun kembali berdebar kencang teringat tatapan Ri Jin.
“Tidak, tidak. Ini bukan jantungku yang berdebar.” Batin Do Hyun sambil menggelengkan kepala.
Do Hyun menutup kaca pintu lemari. Dan tiba-tiba, yang terlihat adalah Perry Park. Rupanya Perry muncul setelah Do Hyun lama tak bisa tidur karena jantungya berdebar. Perry juga menanyakan siapa yang membuat jantung Do Hyun berdebar kencang dan tak bisa tidur. Perry bahkan ingin membelah kepala untuk melihat isinya (Ha..aku tidak yakin dengan subs yang ini..)
Perry sudah rapih dengan pakaian khasnya. Dan menari-nari. Perry juga memuji wajahnya yang tampan di depan cermin.
Ri Jin membelah kayu bakar. Ri On berkomentar, hal terbaik untuk melenyapkan kegalauan. Ri On meledak, apakah setelah menyembunyikan bahwa Ri Jin terlibat masalah, jadi sulit untuk makan? Ri On lalu bersenandung sambil memainkan gitarnya.
Ri Jin mengajak Ri On untuk minum somek (Soju+Mekju= campuran soju dan bir). Ri On bilang itu tidak benar jika berdasarkan pandangannya sebagai seorang anak master minuman. Ayah mereka pernah bilang somek itu bagaikan campuran air mata Tuhan dan air kencing iblis. Apa Ri Jin sudah lupa nasihan ayah mereka itu.
Tapi karena itulah Ri Jin mengajak Ri On untuk membelinya di toko. Ri On menanyakan alasan Ri Jin ingin minum, kenapa Ri Jin terlibat masalah. Dia perlu tahu agar bisa menjaga rahasia. Tapi Ri Jin tidak mau memberitahu Ri On.
“Kau tidak perlu tahu. Kau pikir aku tidak tahu kau akan menulis novel tentang itu?” Ri Jin lalu mengeluh. “Akulah yang bodoh untuk mengikutinya hanya karena dia mengancamku.”
Ri On bergegas mendekati Ri Jin, “Apa itu? Apakah seorang pasien membawamu sebagai sandera dan melarikan diri? Lalu bagaimana dengan pasien? Apakah pasien kembali dengan selamat?”
“Aku tidak tahu! Tidak ada alasan untuk melihat dia lagi.”
Beberapa lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan kedai milik keluarga Ri Jin dengan kasar. Itu mobil Do Hyun. Tapi yang keluar Perry Park. Tentu saja. Tapi kenapa dia tahu tempat tinggal Ri Jin?
Perry keluar dan mengeluhkan mobil, karena membuatnya tidak bisa mengemudi dengan baik. Perry lalu mengeluarkan sebuah kartu nama. Perry memanyunkan bibirnya, lalu membandingkan nama di kartu itu dan papan nama kedai, Ssang Li. Perry senang karena tempatnya benar. Dia memuji dirinya sendiri pandai menemukan tempat.
Perry lalu mencium bau yang sangat lezat, hingga membuat jantungnya berdebar. Perry berjalan masuk, tapi kemudian tertahan karena dia merasakan sesuatu di kepalanya.
“Ya Tuhan..apa ini.. apa dia sudah berusaha keluar?”
Perry menahan diri agar tetap sadar dan melangkah dengan berat, seperti ada yang memegang kakinya.
Perry bilang pada Do Hyun agar dia tidak usah keluar. Karena waktunya terlalu singkat, dia masih ingin bermain sedikit lagi. Tapi kemudian dia roboh ke tanah dan tak sadarkan diri.
Tak lama, Do Hyun sadar dan segera bangun. Dia merasa kedinginan dan bingung sedang berada disama. Melihat pakaian yang dikenakannya, Do Hyun tahu Perry yang keluar dan mengumpatnya.
Ri On dan Ri Jin berjalan pulang sehabis membeli soju. Ri Jin menyuruh Ri On menyembunyikannya agar tidak ketahuan ayah. Tapi Ri On protes, bagaimana dia bisa menyembunyikan botol yang begitu besar itu, seharusnya mereka membeli yang botol kecil. Ri Jin memukul mulut Ri On.
Ri On lalu terkejut sambil menunjuk mobil Do Hyun yang bergoyang-goyang. Dia penasaran apa yang dilakukan orang di dalam mobil itu. Ri On juga terkejut dan membalikkan badan. Mereka mengira ada orang yang melakukan ‘sesuatu’ di dalam mobil itu. Ri On tertawa dan mendekati mobil itu hendak mengintip.
Ri Jin mengikutinya dari belakang. Ri On melihat ke dalam mobil, yang ternyata di dalam adalah Do Hyun yang sedang mengganti celana. Ri On memukul-mukul kaca mobil, dia merasa mengenali Do Hyun. Do Hyun membuka kaca mobil dan terkejut melihat Ri Jin. Ri Jin juga terkejut dan bertanya apa yang dilakukan Do Hyun (Tapi gak nyebut nama).
“Perry Park! Kau Perry Park, kan?!” Ri On akhirnya mengenali Do Hyun.
Do Hyun hanya melongo.
Dan sekarang dia berkumpul bersama Ri On, Ri Jin dan orang tua mereka. Orang tua Ri Jin dan Ri On tertawa mendengar cerita yang terjadi di depan tadi. Ayah bilang Do Hyun seharusnya masuk saja. Mengapa bersikeras berganti pakaian di dalam mobil. Ayah menyebut Do Hyun cabul. Lalu ibu menegur ayah.
Ri On memperkenalkan Ri Jin pada Do Hyun, sebagai orang yang menjambak rambutnya di bandara. Apa Do Hyun ingat? Do Hyun bilang dia ingat, lalu memberi salam pada Ri Jin, seolah mereka baru bertemu hari ini. Ri Jin membalasnya.
Lalu Ri Jin bertanya pada Ri On, bagaimana Ri On bisa mengenal Perry Park? Ri On bilang dia mengenal Perry di pesawat. Tapi Do Hyun tidak ingat kejadian di dalam pesawat. Lalu Ri On pun menceritakannya kembali. (Oya, Ri On dan orang tuanya mengenal Do Hyun sebagai Perry Park. Padahal sebenarnya Ri On sudah tahu siapa dia..hmm, kenapa Ri On pura-pura ya??)
Ri On berkata bahwa saat pertama masuk ke dalam pesawat, Perry memberi aura yang berbeda, tampak cool.
[Kilas balik] Karena sebenarnya itu adalah Se Gi. Se Gi menaikkan kaki ke atas. Ri On menirunya.
Ri On melihat Perry mengeluarkan ponsel dan dia penasaran apakah Perry sedang membuat salam perpisahan pada kekasihnya sebelum mereka berangkat, atau mungkin pada ibunya. Tapi ternyata bukan.
[Kilas balik] Se Gi mengeluarkan ponsel dan merekam pesan (pesan yang kita dengar di episode 1 saat Do Hyun tiba di Korea). Ri On memperhatikannya dari tempat duduknya, dan mencibir.
Se Gi menoleh pada Ri On, dan bertanya, “Apa yang kau lihat?”
“Sebuah pesan yang dikirim ke dirinya sendiri. Itu narsisme yang indah. Sejak saat itu, setiap kali hatiku lemah, aku juga meninggalkan diriku pesan video.” Ri On mempraktekkan saat dia membuat pesan video.
Tapi ayah penasaran bagaimana Ri On bisa dekat dengan orang menakutkan seperti Perry dan memberikan kartu bisnis mereka. Ri On bilang ayah mengajukan pertanyaan yang kritis. Lalu Ri On melanjutkan ceritanya.
Setelah Perry meninggalkan pesan narsis itu, dia tidur dengan tangan terlipat. Ri On juga setelah minum wine tertidur, tapi…
[Kilas balik] Do Hyun yang sudah menjadi Perry mengambil wine milik Ri On dan hendak meminumnya. Tapi kemudian Ri On bangun dan terkejut.
Perry nyengir dan meminta maaf. Dia menanyakan tempat Ri On membeli wine itu, Perry sudah mencari kemana-mana tapi tidak ada.
“Aku benar-benar butuh minum sekarang, jadi bisakah aku minum denganmu? Tidak bisa?”
Ri On masih bengong.
Ri On bilang bahwa itu kebalikan yang mengejutkan. Awalnya cool (Se Gi), tapi jadi humoris (Perry). Sejak itu Ri On berteman dengan Perry. Do Hyun tampak malu mendengarkan cerita Rion.
[Kilas balik] Ri On dan Perry minum bersama, mereka bersulang. Perry bahkan pindah duduk ke samping Ri On. Perry menunjukkan cara mengocok minuman dan melemparkan tissue ke jendela.
Ibu lalu bertanya kenapa Perry sekarang tidak menggunakan aksen saat bicara. Karena Perry itu pria yang bicara dengan akses pedesaan yang kental. Do Hyun gugup dan berkata kalau dia sudah memperbaikinya.
Ri On menjelaskan bahwa pada hari itu dia memberikan kartu bisnis mereka pada Perry. Ri On meminta Perry jika datang ke Korea harus mencoba segelas bir buatan master minuman terbaik dunia, yaitu ayahnya.
Ayah senang mendengarnya. Dia akan memperlakukan Perry sebagai orang yang istimewa. Ayah menyuruh Ri Jin pergi ke ruang bawah tanah dan mengambil minuman. Saat ini Ri On tampak memperhatikan reaksi Do Hyun.
Ri Jin menolak. Tapi ayah menyuruh Ri Jin cepat pergi. Ri Jin menoleh pada Ri On yang memberi isyarat agar segera pergi. Mau tak mau, Ri Jin pun berdiri. Dia lalu mengajak Do Hyun, dengan alasan akan menunjukkan ruang bawah tanah. Do Hyun mengerti Ri Jin hendak bicara dan menyetujuinya.
Tapi ayah melarang Perry pergi, karena tamu sudah seharusnya duduk saja. Ayah menyuruh Ri Jin segera pergi dan Perry duduk. Mereka pun menurut.
Ri On lalu mengajak Perry bersulang untuk ucapan selamat datang. Perry bilang dia tidak bisa minum banyak. Tapi belum bersulang ada pesan masuk ke ponsel Ri On. Editor menanyakan draft novel yang ditulis Ri On. Ri On pun pamit untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Ayah lalu menanyakan atas penggunaan nama Perry, apakah Perry adalah orang Korea dari luar negri? Do Hyun bilang dia tinggal di Amerika untuk belajar saat masih muda.
“Itu pasti sulit tinggal di luar negeri sendirian. Apakah Anda kembali ke Korea untuk seterusnya?” tanya ibu.
“Ya, benar, pada awalnya. Tapi... Silahkan berbicara secara informal kepada saya.” Do Hyun merasa tak nyaman karena orang tua Ri Jin berbicara formal padanya, disaat dia lebih muda dari mereka.
Ibu tersenyum, “Jika kita menjadi lebih dekat. Kita bisa melakukan itu, kan?”
Do Hyun mengiyakan. Do Hyun lalu permisi sebentar untuk melihat ponselnya yang berbunyi. Ri Jin mengirimkan pesan. Ri Jin meminta Do Hyun untuk keluar dengan alasan ke kamar mandi.
Tapi saat Do Hyun hendak meminta ijin, ayah sudah bisa menebaknya. Bahwa Ri Jin meminta Do Hyun untuk keluar dengan alasan ke kamar mandi. Ayah mempersilahkan Do Hyun keluar, tapi Do Hyun harus meninggalkan ponselnya. Ayah bahkan mengambil ponsel itu dari tangan Do Hyun. Do Hyun tak bisa protes dan segera turun.
Di luar Do Hyun celingukan mencari Ri Jin dan memanggilnya. Kemudian Ri Jin muncul dari belakang dan membawa Do Hyun masuk ke ruang bawah tanah. Ri Jin mengganjal pintu ruangan itu dengan kayu bakar. Lalu turun ke bawah setelah menatap jaim pada Do Hyun.
“Jangan salah paham. Aku membawamu ke sini karena ini satu-satunya tempat dimana kita bisa bicara tanpa terganggu.”
Do Hyun duduk di tangga. Ri Jin lalu bilang bahwa sepertinya Ri On bertemu kepribadian Do Hyun yang lain. Tapi syukur, karena Ri On tidak menyadari Do Hyun menderita DID. Jadi Do Hyun bisa santai. (padahal mah..Ri On kan tahu…)
Do Hyun membenarkan. Kemudian mereka terdiam beberapa saat.
“Tapi apakah kau benar-benar datang ke sini untuk bertemu dengan kakak? Atau mungkin..untuk bertemu denganku..” Ri Jin tersenyum.
“Tidak. Perry Park yang datang, bukan aku. Aku bahkan tidak tahu ini adalah tempat kau tinggal.”
Mendengar alasan Do Hyun, Ri Jin merasa kesal, kenapa Do Hyun begitu polos. Ri Jin kemudian bilang kalau dia sudah selesai bicara, dan bertanya apakah ada yang ingin disampaikan Do Hyun.
Do Hyun menghela nafas, lalu menarik kayu bakar pengganjal pintu. Ri Jin terbelalak kaget, “Apa yang baru saja kau lakukan?!”
“Jangan salah paham. Aku tidak bermaksud melakukan apapun. Aku ingin diam-diam bertanya tentang apa yang dikatakan Se Gi.” Do Hyun menjelaskan.
“Bukan itu!” Ri Jin berteriak. “Pintu itu rusak, jadi hanya bisa dibuka dari depan!”
Do Hyun menjatuhkan kayu bakarnya saking terkejutnya. Lalu berusaha membuka pintu, tapi tidak bisa. Ri Jin meminta ponsel Do Hyun untuk memberitahu Ri On agar membuka pintu. Do Hyun pun bingung karena ponselnya diambil ayah Ri Jin.
Ibu bertanya kenapa ayah mengambil ponsel Perry? Ayah bilang ayah berencana memberi Perry alkohol karena putri mereka sepertinya tertarik pada Perry. Ayah sedang mencari cari apakah Perry itu berguna, jahat, atau perlu diluruskan.
Ibu penasaran apa ayah bisa tahu Ri Jin menyukainya. Ayah membenarkan, karena ketika ayah mengatakan sesuatu Ri Jin akan menatap Perry dan memintanya keluar. Ayah bisa melihatnya.
“Dia tampak polos. Tidak seperti anak-anak jaman sekrang, dia terlihat bijaksana. Dia sopan dan senyumnya terlihat bagus. Dia pasti diajarkan sopan santun dengan baik.” ujar ibu.
***
Nyonya Shin masuk ke ruang tamu dan mengeluhkan ruangan yang gelap. Nyonya Shin memanggil ahjumma sambil menyalakan lampu dan terkejut melihat sesuatu. Ternyata ada Ketua Seo sedang duduk disana. Nyonya Shin heran kenapa ibu mertuanya itu ada disana dan membuatnya terkejut.
“Apakah kau di Yangpyeong sepanjang waktu ini?”
“Apa maksudmu Yangpyeong?”
“Cobalah bodohi hantu. Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa kau mengunjung Joon Pyo?”
Nyonya Shin pun mengerti maksud Ketua Seo, lalu duduk. Nyonya Shin bilang dia tidak tahu jika Ketua Seo tidak melakukan apapun dan hanya duduk diam. Karena sebelumnya jika Ketua Seo tahu dia menemukan Joon Pyo dan mengunjunginya, Ketua Seo kembali menyembunyikan Joon Pyo di tempat lain. Bahkan sudah dua belas kali.
Ketu Seo bilang itu karena Nyonya Shin dulunya adalah kekasih putranya. Karena kenyataan Nyonya Shin melahirkan anak untuk putranya. Membosankan jika bermain terlalu lama. Karena Nyonya Shin sudah cukup bermain, maka Ketua Seo memutuskan untuk berhenti.
“Mengapa ibu menjadi begitu pemaaf? Mengapa? Apa ibu memahami situasinya sekarang? Apakah ibu takut dengan apa yang akan aku katakan?” Nyonya Shin tersenyum. “Jangan khawatir. Sulit untuk berada dalam situasi menguntungkan ini. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Jika ibu bekerja sama dengan Do Hyun—“
“Kau berpikir rahasia yang ada di tanganmu tampak seperti sayap yang akan membantu anakmu terbang. Tapi kau salah. Itu adalah sesuatu yang akan memotong tenggorokan anakmu, sebuah pisau.”
Nyonya Shin menegang, apa maksud Ketua Seo dengan pisau. Ketua Seo bilang jika Nyonya Shin ingin melindungi putranya hidup dengan tenang, jika Nyonya Shin bergosip tanpa mengetahui apapun, Nyonya Shin akan menjadi ibu bodoh yang menempelkan pisau di belakang anaknya.
Nyonya Shin meminta penjelasan lebih lanjut, apa maksud Ketua Seo dengan pisau di belakang Do Hyun. ketua Seo hanya bisa mengatakan itu agar Nyonya Shin bisa paham jika itu mungkin untuknya memahami.
“Apa kau takut? Aku? Cobalah membukanya. Gunakan lidah sesukamu. Satu-satunya orang yang akan dirugikan adalah anakmu.”
Ketua Seo lalu pergi ke kamarnya. Nyonya Shin memanggilnya, karena mereka belum selesai bicara. Tapi Ketua Seo tak menggubris.
Di dalam kamar, dia melihat lukisan suaminya. Lalu bayangan kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu pun muncul. Saat suaminya tewas bersama menantunya. Lalu setelah Joon Pyo dilantik sebagai penerus, terjadi kebakaran di rumah mereka.
***
Nyonya Yoon bertanya pada suaminya, apakah ada sebuah rahasia besar dalam keluarga Ketua Seo. Bukankah Shin Hwa Ran adalah rahasia terbesar di kelarg mereka. Nyonya Yoon bilang bahwa Shin Hwa Ran mengancam Ketua Seo dengan rahasia besar lainnya.
Melihat wajah Ketua Seo yang memucat, Nyonya Yoon rasa Shin Hwa Ran tidak hanya bicara omong kosong. Young Pyo bilang ada rumor aneh yang beredar.
“Apa kau ingat Big Father (Gun Ho) dan Joon Tae mengakhiri hubungan mereka sebagai ayah dan anak?”
“Tentu saja. Ibunya meninggalkan rumah, dan karena itu Min Seo Yeon kembali ke Amerika. Dia punya hak untuk marah. Big Father lebih menganggap menantunya berharga daripada anak putranya. Mengesampingkan putra satu-satunya dan menempatkan menantunya di kursi CEO adalah keputusan yang tidak masuk akal.”
Diperlihatkan adegan Ketua Seo memandang sebuah foto seorang laki-laki. Mungkinkah itu Joon Tae?
Young Pyo bilang Min Seo Yeon terlalu bagus untuk Joon Pyo. Min Seo Yeon hebat dalam semua hal. Tapi tetap saja, menurut Nyonya Yoon bagaimana bisa Big Father mengambil kembali menantunya dalam keluarga yang tidak punya anak lagi. Bahkan sampai pergi ke Amerika untuk mencarinya.
Young Pyo bilang setelah Min Seo Yeon kembali beredar rumor bahwa Min Seo Yeon punya seorang anak, tapi bukan anaknya Joon Pyo. Dan karena itu hanya rumor, maka sulit untuk menemukan kebenarannya. Lebih dari itu, tidak ada seorang pun yang benar-benar melihat anak itu. Nyonya Yoon bilang kalau begitu itu hanya rumor tanpa bukti.
“Tapi memikirkannya sekarang, itu tidak benar-benar perkataan tanpa dasar. Setelah kebakaran besar itu, mereka mengganti semua pekerja di rumah. saat itu, Big Father bisa saja mencoba menyembunyikan sesuatu.”
“Menyembunyikan..anak itu?” tanya Nyonya Yoon.
“Kita tidak tahu apakah anak itu benar-benar ada, apakah perempuan atau laki-laki, tapi jika anak itu, yang disembunyikan, tiba-tiba menghilang..”
Diperlihatkan Ri On yang selesai mengirim draft novel. Dia lalu menghubungi editor untuk mengkonfirmasi pengiriman draft itu dan berkata bahwa rencana novel yang terakhir kali dia batalkan, dia akan memulainya.
“Ya, aku menyerah karena aku tidak menemukan apapun dari penyelidikan di Amerika, tapi sepertinya dewi keberuntungan berpihak padaku.”
Ri On lalu menutup telponnya dan membuka papan rahasianya yang berisi tentang keluarga Seung Jin Grup. Disamping foto Do Hyun, ada keterangan bahwa Do Hyun menderita sakit jiwa. Berarti Ri On memang tahu sejak awal penyakit Do Hyun.
***
Do Hyun mencoba membuka pintu dengan mencungkilnya, tapi tidak bisa. Sementara itu Ri Jin malah minum-minum. Ruang bawah tanah itu kan tempat penyimpanan minuman milik ayahnya.
Ri Jin menyarankan Do Hyun untuk berhenti berusaha kerasa. Saat keluarganya menyadari mereka hilang, mereka akan datang dan menemukan mereka. Do Hyun duduk di hadapan Ri Jin. Ri Jin menyodorkan gelasnya, menawarkan minuman pada Do Hyun. Dan memanggil Do Hyun dengan sebutan Cha-gun (Tuan Cha). Do Hyun heran mendengarnya.
“Se Gi bilang jangan pernah menyebutkan namamu lagi jadi agar sama aku memutuskan untuk membedakan dengan Cha-gun dan Shin-gun. Si baik hati Cha-gun. Si kasar Shin-gun. Sekarang…Shin-gun! Benar kan?” Ri Jin menunjuk Do Hyun.
“Aku Cha–gun.” Do Hyun menurunkan tangan Ri Jin yang menunjuknya.
Ri Jin yang sudah mabuk membenarkan. Dia bilang dia mabuk, jadi tiba-tiba lupa. Ri Jin bahkan menunduk meminta maaf. Do Hyun menyuruh Ri Jin berhenti minum, tapi Ri Jin tidak mau dan mengambil gelasnya kembali.
“Sebenarnya aku minum karena aku takut. Aku tidak punya claustrophobia, agoraphobia, ataupun yang lainnya. Tapi api dan ruang bawah tanah, aku sedikiiiiittt takut.”
“Sama denganku.” Batin Do Hyun.
“Jadi sejak aku kecil, ayah akan membuatku melakukan semua pekerjaan bawah tanah. Dia bilang aku harus mengatasinya. Jika aku turun kesini dan mencium aroma pohon yang enak, aku akan tahu bahwa ruang bawah tanah bukanlah tempat yang menakutkan. Aku membujuk kakakku untuk ikut denganku. Tapi! Dia juga takut.”
Ri Jin tertawa. Do Hyun ikut tersenyum. Ri Jin bilang sepertinya kembar memang mirip. Ri Jin terjengkang. Do Hyun segera membangunkannya kembali dan menanyakan keadaannya.
Mereka saling berpandangan. Jantung Do Hyun kembali berdebar kencang, melihat tatapan Ri Jin. Tapi dalam hatinya, Do Hyun menyangkal kalau debaran itu miliknya.
Jantung Ri Jin juga berdebar kencang, dan dalam hatinya dia masih bingung debaran itu untuk siapa kali ini. Ri Jin curiga, apakah Do Hyun berubaj.
“Mungkinkah…Shin Se Gi?”
Do Hyun memegang pundak Ri Jin dengan kencang, “Oh Ri Jin-ssi, apakah kau masih bingung antara aku dan Se Gi? Haruskah aku melakukannya agar kau tidak bingung?” Maksudnya Do Hyun adalah bingung membedakan.
Do Hyun mendekatkan wajahnya pada Ri Jin, hendak mencium. Ri Jin menutup matanya.
***
Bersambung ke episode 6~
Komentar:
Huwaaa..semakin rumit hubungan diantara para tokoh. Jadi, Min Seo Yeon itu awalnya adalah istri dari Joon Tae, anak Gun Ho yang tidak diakui lagi. Lalu Gun Ho menikahkan Min Seo Yeon dengan Joon Pyo. Berdasarkan rumor, saat menikah dengan Joon Pyo, Seo Yeon sudah punya anak. Mungkin anaknya Joon Tae. Tapi anak itu disembunyikan Gun Ho, dan hanya mengakui Do Hyun sebagai anaknya Seo Yeon dari Joon Pyo. Meski sebenarnya Do Hyun anaknya Shin Hwa Ran.
Dan jika memang rumor itu benar bahwa Seo Yeon punya anak yang disembunyikan. Entah kenapa aku merasa bukan Ri On orangnya, seperti yang kebanyakan orang menduga. Aku malah menduga itu Ri Jin. Kenapa? Karena di bayangan Do Hyun sebelumnya saat masa kecil, ada boneka disana. Lalu Ri Jin juga pernah bermimpi saat dia kecil bermain trampoling dengan Se Gi.
Ri Jin punya ketakukan yang sama dengan Do Hyun, kebakaran dan basement. Mungkin mereka bermaian bersama di basement saat kebakaran terjadi. Meski Ri On juga takut dengan basement, menurut Ri Jin.
Trus Se Gi pernah bilang pada Do Hyun kalau dia yang menemukan “anak itu” lebih dulu..
Belum jelas juga sih menurutku diantara Ri Jin dan Ri On siapa yang anak angkat orang tua mereka? Soalnya ibu mengakui mereka berdua sebagai anak kandungnya di depan orang lain.
Jadi belum tahu juga dugaanku benar atau tidak. Hehe.. Kalau benar, Ri Jin gak bisa pacaran dong sama Do Hyun?? Bisa koq, kan beda ibu sama bapaknya, Hehe.. #maksa
Seprtiny qt bisa menebak siapa ank yg dimaksud... Antara ri on n ri jin tp sih lbh ke ri on coz kaykny dia nyimpan sesuatu gtu d... Hmmm.. drama ini mash panjng, jd mash bnyk kemungkinan yg terjadi... :) Gomawo sist mu" ^^
ReplyDeleteIni salah hape aku, arau emang gambarnya cuma ada di bagian atas ya? Yang tengah sampe bawah udah ga ada lagi. -,-?
ReplyDeleteHehe... tadi emang belum ada semua gambarnya. Sekarang sudah di update ya..
DeleteIya nih refresh page ini lagi langsung ada tambahan gambarnya. Makasih mba mumu sinopnya ๐
Deletemakasih mbak mumu sinopny:) waaah makin seru, kyknya yg anaknya seo yeon itu ri on deh,hehe smg aja gitu, spy ri jin dan do hyun bs jadian:) trus do hyun punya sodara cowok yg peduli sm dia dia(kykny ri on kan orang baik,hehe) Mgkn ri jin itu tmn masa kecil mereka ya. Episode ini seru banget, gak bgtu tegang,ada lucu-nya tp tetep misterius dan tmbh bikin penasaran. Thank u mb mumu,tetep sehat dn semangat ya:) -rienda-
ReplyDeleteiya masih bingung dg silsilah keluarganya hihihi. gapapa bisa bikin tambah penasaran.
ReplyDelete