Pinocchio Episode 17 – 2

Ha Myung dan Jae Hwan menunggu di depan sebuah gedung sambil bersiaga. Tak lama kemudian Nyonya Ro Sa dan rombongan keluar. Ha Myung dan Jae Hwan bergegas menghampiri. Ha Myung langsung menyodorkan mikrofon dan berkata ingin menanyakan sesuatu. Bodyguard menghalangi Ha Myung.

Tapi Nyonya Ro Sa tersenyum ramah pada Ha Myung dan mengenalinya. Nyonya Ro Sa bahkan memastikan pada Bum Jo yang ada disana kalau Ha Myng adalah temannya. Bum Jo membenarkan. Nyonya Ro Sa lalu menyuruh bodyguard melepaskan Ha Myung, karena dia temannya Bum Jo. Ha Myung menunduk memberi salam, lalu kembali menyodorkan mikrofon.

“Apakah Anda ingat pesan yang dikirimkan pada Reporter MSC Sung Cha Ok?”

“Aku sudah mendengar banyak tentangmu dari Bum Jo. Tapi ini adalah pertama kalinya kita bertemu secara pribadi, bukan?” masih sambil tersenyum Nyonya Ro Sa berusaha tak menanggapi pertanyaan Ha Myung dan mengalihkan pembicaraan.

“Ya.” Ujar Ha Myung sopan. “Saya akan melanjutkan dengan pertanyaan saya. Saya perlu menjernikan beberapa hal tentang pesan-pesan itu. Anda mengatakan bahwa pihak yang sebenarnya bersalah tidak boleh ditemukan. Bisakah Anda ceritakan siapa yang Anda maksud?”

Nyonya Ro Sa bilang dia tidak yakin dia tahu apa yang Ha Myung maksud. Nyonya Ro Sa tak mengerti apa yang dibicarakan Ha Myung. Ha Myung lalu membacakan isi dari beberapa pesan yang dikirimkan Nyonya Ro Sa tentang mengalihkan kesalahan pada Ki Ho San, dan bertanya apakah Nyonya Ro Sa mengingatnya. Dan tentu saja Nyonya Ro Sa bilang dia tak mengingatnya.

Ha Myung kembali membacakan isi dari beberapa pesan tentang memanfaatkan kemunculan seorang Pinocchio.

“Bagaimana ini..itu sudah begitu lama dan aku tidak bisa mengingat apa yang kau maksud sama sekali.” Ujar Nyonya Ro Sa masih dengan mimik ramahnya.

“Saya tidak pernah mengatakan bahwa pesan ini dari masa lalu.”

Skak mat. Ha Myung tersenyum. Nyonya Ro Sa tak bisa mengatakan apapun lagi, dia hanya terdiam.

“Anda mengatakan bahwa Anda tidak ingat apa-apa, namun Anda masih ingat bahwa pesan ini berasal dari beberapa tahun yang lalu. Saya akan bertanya lagi. Apakah Anda bertukar pesan dengan Manager MSC Sung Cha Ok, 14 tahun yang lalu?”

Nyonya Ro Sa tak lagi bersahabat. Dengan wajah dinginnya dia menyuruh bodyguard untuk menyingkirkan Ha Myung. Sementara dia naik ke mobilnya. Bum Jo menatap sekilas pada Ha Myung lalu naik ke mobilnya. Mereka pun pergi.

Ha Myung memastikan Jae Hwan sudah merekam semuanya. Jae Hwan mengangguk. Dia mendapatkan gambar yang bagus dan jelas. Ha Myung menghela nafas.

Di dalam mobilnya, Nyonya Ro Sa tampak menahan kesal dan tegang. Dia mengirim pesan pada Cha Ok, mengajaknya bertemu.

***

Dal Pyung mengajak In Ha makan siang bersama. Dia sudah membuat bibimbap untuk makan siang. Tapi In Ha yang bersembunyi di dalam selimut menolak dengan alasan tidak lapar, padahal In Ha sedang menangis.

In Ha lalu menerima pesan dari Ha Myung yang memberitahu kalau dia sudah selesai mewawancara ibunya Bum Jo dan dia mengakui pesan-pesan itu. In Ha membalas. In Ha bilang dia tahu Ha Myung bisa melakukannya, tapi perjalanan masih panjang jadi Ha Myung jangan terlalu sombong.

Ha Myung tersenyum membaca pesan itu dan akan mengirimkan balasan. Tiba-tiba Young Tak muncul dan mencoba mengintip dengan siapa Ha Myung bertukar pesan. Ha Myung memeluk ponselnya agar tak kelihatan Young Tak.

Young Tak menebak kalau itu In Ha. Ha Myung mengelak, tapi Young Tak tahu kalau Ha Myung berbohong. (yang kepo bukan Hyun Kyu sekarang, tapi Young Tak >,<)

Perut In Ha tak bisa diajak kompromi. Ya, terdengar suara dari perut In Ha. In Ha juga heran sendiri, tidak peduli bagaimana dia merasa buruk, nafsu makannya tetap saja tidak pergi. In Ha pun keluar kamar dan duduk di meja. Kakek saling pandang dengan Dal Pyung dan menggeser mangkuk bibimbap pada In Ha.

In Ha lalu berkata pada ayahnya kalau besok dia akan mulai latihan menyetir, Ji Hee menawarkan diri untuk mengajarinya menggunakan mobilnya. In Ha juga bilang bahwa dia akan mulai mengambil ujian PNS. Karena dia masih muda, In Ha rasa seharusnya tidak terlalu sulit untuk menemukan karir berbeda untuknya. Dan yang terakhir, In Ha juga berpikir untuk mengambil kursus Bahasa Inggris.

In Ha mulai merayu kakek, memanggil kakek dengan imut. Kakek bersedia membayar kursus In Ha. In Ha hanya perlu mengatakan berapa banyak yang In Ha butuhkan.

“Mengatakan kebenaran bukanlah kejahatan. Berbohonglah kejahatan sebenarnya. Jadi jangan bermuram durja karena merasa kalah dan tetap kuat, oke? Apa kau mengerti?”

“Kakek…” In Ha terharu dengan semangat dan nasehat kakek. Dal Pyung sudah memberitahu semuanya pada kakek, dan menurut kakek In Ha sudah melakukan hal yang benar. In Ha tersenyum bersandar pada kakek. In Ha berterima kasih.

Ha Myung masih dalam penyelidikannya. Dia bertemu dengan seorang pria (sepertinya yang berhubungan dengan Senator Kim). Ha Myung melakukan wawancara dengan kamera kacamata dan mikrofon disembunyikan di belakang lengan.

Ha Myung bertanya pada pria itu, apakah dia menyadari hubungan antara Senior Kim dan Ketua Park Ro Sa? Tapi pria itu menjawab kalau dia tidak yakin.

In Ha mulai belajar mengemudi. Jae Hee ribut meminta In Ha untuk berhati-hati. Dan In Ha kesal karena Jae Hee mengganggu konsentrasinya.

Yoo Rae dan Ho Chul juga sedang mengerjakan tugasnya mencari kesamaan isi berita yang disampaikan Cha Ok dengan pesan dari Nyonya Ro Sa. Ho Chul bersin dan mengacaukan susunan memo yang dibuat Yoo Rae. Yoo Rae pun merasa kesal.

Sementara itu In Ha mulai kursus Bahasa Inggris.

Gong Joo mendesah membaca surat pengunduran diri In Ha. Gyo Dong tertarik melihatnya dan bertanya surat siapa itu. Gong Joo memberitahu kalau itu surat pengunduran diri Choi In Ha. Gyo Dong tampak terkejut.

“Choi In Ha menyerahkan surat pengunduran diri? Kenapa?”

“Dia mengatakan dia tidak ingin membawa orang lain jatuh bersamanya karena menjadi whistleblower. Jadi dia mengundurkan diri setelah menyerahkan surat ini.”

“Apakah dia... menyerahkan surat pengunduran diri karena informasi yang dia berikan pada kami?”

“Iya. Aku mencoba untuk menghentikannya, tapi dia tidak mau mendengarkan.”

Gyo Dong tampak bimbang. Gong Joo pun bertanya apakah Gyo Dong benar-benar akan melaporkan berita itu? Gyo Dong tidak menjawab dan mengajukan pertanyaan, apakah surat pengunduran diri itu sudah diproses? Belum, jawab Gong Joo.

***

Yoo Rae menunjukkan hasil temuannya pada Hyun Kyu dan Ha Myung. Dia merasa cukup merinding, karena MSC mengubah berita mereka di hari yang benar-benar sama dengan Cha Ok menerima pesan. Hyun Kyu memuji hasil kerja Yoo Rae.

Gyo Dong membuka pintu ruangan. Yoo Rae memberitahu dengan sumringah kalau dia sudah menyelesaikan tugas Gyo Dong dan sudah menyusunnya. Tapi Gyo Dong meminta Yoo Rae untuk berhenti mencari hubungan berita dengan pesan itu. Yoo Rae terkejut dan bertanya alasannya. Tapi Gyo Dong tak menjawab dan memanggil Ha Myung untuk ikut dengannya.

“Apa yang salah dengan Cap Hwang? Mengapa ia tiba-tiba berubah pikiran? Ini sangat menjengkelkan.” Yoo Rae mengumpat karena kesal hasil kerjanya bahkan tak dilihat.

Hyun Kyu berdiri dan melipat tangan di depan Yoo Rae. Yoo Rae pun meminta maaf karena sudah mengumpat. Yoo Rae bilang dia kesal. Tapi kemudian Hyun Kyu tersenyum dan berkata kalau dia mengerti perasaan Yoo Rae, karena dia sangat paham seperti apa rasanya.

“Apakah kau ingin bergabung denganku...dalam usahaku membangkang terhadapnya?” tanya Hyun Kyu sambil memakaikan bando miliknya pada Yoo Rae.

Yoo Rae menggeleng.

Gyo Dong dan Ha Myung bicara berdua. Gyo Dong memastikan kebenaran bahwa In Ha yang memberikan bukti pesan itu pada Ha Myung dan memberi Ha Myung persetujuan. Ha Myung membenarkan, dan In Ha juga meminta agar mereka memastikan untuk melaporkan cerita itu.

“Apakah kau sudah memastikan bahwa dia baik-baik saja? Ini whistleblowing.”

“Pengungkapan rahasia (=whistleblowing)?” Ha Myung terkejut.

“Dia mengekspos manajer perusahaannya sendiri, direktur, dan anggota eksekutif. Memberimu informasi itu berarti dia siap untuk berhenti dari pekerjaannya. Apakah kau tidak menyadari itu?”

Ha Myung mengingat saat In Ha memeluknya dan berkata kalau dia punya banyak keraguan yang menghilang saat melihat Ha Myung. Ha Myung pun sadar kalau dia tak menyadari hal yang disebutkan Gyo Dong.

Gyo Dong lalu memberitahu kalau dia mendengar dari Gong Joo bahwa In Ha menyerahkan surat pengunduran diri. Ha Myung terkejut. Gyo Dong menyuruh Ha Myung menemui In Ha dan memastikan kalau In Ha baik-baik saja.

“Kau mempertaruhkankan seluruh hidupmu ketika kau menjadi whistleblower. Kau harus siap untuk kehilangan karir, teman, dan bahkan masa depanmu ketika kau melakukannya. Jangan menganggapnya terlalu enteng.”

Ha Myung tampak termenung mendengarkan keterangan Gyo Dong itu. Gyo Dong lalu menepuk pundak Ha Myung.

“Ki Ha Myung. Aku tahu kau pasti begitu marah ketika kau mengetahui tentang hubungan ini. Dan aku juga tahu bahwa kau ingin menbalas dendam pada mereka semua dengan mengekspos cerita ini. Tapi kau tidak boleh lupa tujuanmu sebagai reporter karena kau kehilangan fokus dalam dahaga untuk balas dendam.”

“Ya, Cap.”

Ha Myung lalu permisi keluar sebentar. Gyo Dong mengangguk. Ha Myung berjalan keluar sambil menghubungi In Ha, menanyakan keberadaannya.

Yoo Rae merasa sedih karena hasil kerjanya begadang sepanjang malam, tidak dihargai Gyo Dong. Yoo Rae mengeluh sambil menelungkupkan wajah dan membelai hasil kerjanya. Yoo Rae lalu memejamkan mata.

Gyo Dong muncul dari belakang sambil membawa dua kaleng minuman. Satu kaleng Gyo Dong simpan di dekat Yoo Rae. Lalu Gyo Dong kembali berjalan.

Yoo Rae membuka mata dan memegang kaleng itu dengan heran. Tapi Yoo Rae tahu itu adalah pemberian Gyo Dong. Yoo Rae teringat saat Gyo Dong mengambil minumannya kemarin. Kaleng minuman yang sama. Yoo Rae terbelalak dan memulai kehebohan.

Yoo Rae bertanya pada Ho Chul untuk memastikan kalau Gyo Dong sedang PDKT padanya. Gyo Dong memberikan yang sama persis dengan yang pernah Gyo Dong ambil darinya. Yoo Rae yakin Gyo Dong benar-benar mulai PDKT.

“Bukankah dia begitu detail-oriented? Atau, bagaimana jika... mengambil minum dariku adalah sengaja?” Yoo Rae memegang bibirnya. “Jadi dia bisa menyentuhkan bibirnya dibekas bibirku?”

“Kalau begitu artinya…” Ho Chul terkejut dan menunjukkan kaleng minuman. “Cap Hwang PDKT padaku juga?”

Yoo Rae kecewa ternyata Gyo Dong juga memberikan minuman pada Ho Chul. Yoo Rae sadar kalau dia yang satu-satunya aneh (karena mengira Gyo Dong PDKT). Ho Chul membenarkan, Yoo Rae yang aneh, sangat aneh. Bahkan Ho Chul menyarankan Yoo Rae memeriksakan diri ke rumah sakit.

Yoo Rae mengangguk, dia harus mengakui kalau dia sedikit narsis. Bahkan setelah apa yang pernah dia lalui, dia memulainya lagi. Waktu itu kan GR karena Ha Myung, tapi ternyata dia salah. Ehh..sekarang malah GR lagi karena Gyo Dong. Yoo Rae menelungkupkan lagi wajahnya dengan kecewa.

Tapi sepertinya kali ini Yoo Rae tidak ke-GR-an. Karena dari jauh Gyo Dong memperhatikan Yoo Rae. Mungkin saja kan dia memberi minuman itu pada Ho Chul juga untuk menutupi PDKT-nya biar gak kelihatan orang lain, hehe…

***

In Ha berada di kantor Chan Soo. Dia membanggakan kemampuan mengemudinya yang cukup mengesankan untuk supir pemula. Ji Hee mencibir, dia yakin yang In Ha maksud adalah cukup terkesan menakutkan. Ji Hee bilang saat In Ha melakukan U-turn untuk mengubah jalur ke sebelah kanan, dia mengira hanya masalah waktu sebelum dia meninggalkan Chan Soo sebagai ayah tunggal (maksudnya meninggal..hehe).

Ha Myung datang. Dia langsung meminta In Ha mengikutinya keluar untuk bicara, dan menghiraukan sapaan Chan Soo juga Ji Hee. In Ha bilang Ha Myung bisa bicara disana saja.

“Hei, kau!” Ha Myung berteriak.

“Baik, aku datang.” In Ha langsung berdiri dan pamitan pada kedua sahabatnya.

Ha Myung berjalan cepat dengan emosi menuju taman. In Ha mengikutinya dari belakang. Ha Myung berhenti berjalan dan membali badan menghadap In Ha.

Ha Myung bertanya kenapa In Ha tidak memberitahnya tentang pengunduran diri In Ha. In Ha bilang karena dia tahu Ha Myung akan marah seperti sekarang ini.

“Apa kau pikir aku marah tanpa alasan?”

“Tidak, aku tahu bahwa itu karena kau khawatir padaku. Aku juga tahu apa yang akan kau katakan. Tapi aku baik-baik saja. Aku mengambil pelajaran mengemudi, dan aku mengambil pelajaran bahasa Inggris juga. Mulai besok, aku akan mulai mengirimkan resume juga.”

Ha Myung memberitahu bahwa surat pengunduran diri In Ha belum diproses, jadi Ha Myung menyuruh In Ha kembali bekerja secepatnya. In Ha tidak mau. Ha Myung lalu bilang kalau dia akan berpura-pura bahwa dia tidak pernah menerima pesan-pesan itu dari In Ha.

In Ha terkejut mendengarnya. Apalagi saat Ha Myung bilang dia tidak akan menyiarkan berita itu. In Ha yakin kalau dia salah dengar, atau Ha Myung sedang tidak waras. Dengan mengguncang tubuh Ha Myung seperti menyadarkannya, In Ha bertanya dengan emosi apakah Ha Myung tidak tahu alasannya memberikan informasi itu?

“Aku tidak tahu. Aku hanya terlalu fokus pada mengekspos korupsi dari 14 tahun yang lalu, sehingga aku bahkan tidak berhenti untuk menyadari bahwa aku mendapatkan informasi itu dari dalam, dan aku bahkan tidak berpikir apa artinya itu untukmu. Seandainya aku tahu bahwa kau menyerah menjadi reporter untuk memberikan informasi itu padaku, maka aku bahkan tidak akan menerimanya.” Ujar Ha Myung dengan nada tinggi.

In Ha memukuli Ha Myung sambil menangis, “Apa kau gila? Itu adalah informasi yang kita butuhkan untuk memberitahu dunia ketidakadilan yang dilakukan pada keluargamu, jadi mengapa kau akan merelakannya!”

Ha Myung memegang tangan In Ha, “Jika kau adalah aku…akankah kau menerima informasi ini? Bahkan jika itu berarti hidupku akan hancur? Apa kau bisa melakukan itu?”

In Ha terdiam. Ha Myung meminta In Ha menjawabnya, dan jawaban In Ha, dia akan melakukannya. In Ha bilang dia bisa melakukannya. Tak peduli apa yang akan terjadi di hidup Ha Myung, dia tetap akan menerima informasi itu. Tapi In Ha cegukan.

“Lihat? Kau juga tidak akan bisa melakukannya. Mengapa kau memintaku untuk melakukan sesuatu yang kau sendiri tidak mampu melakukannya?”

Sekarang In Ha yang meminta jawaban Ha Myung. Jika Ha Myung menjadi dirinya, akankah Ha Myung hanya mengubur informasi itu? Ha Myung menghapus air mata di pipi In Ha. Ha Myung bilang dia tidak akan menguburnya. Dia akan mengeksposnya tanpa melibatkan In Ha.

“Bagaimana lagi yang akan kau lakukan? Apa ada cara lain selain ini?”

“Ada. Memang, mungkin akan lebih banyak tantangan, tetapi pasti ada cara lain. Jadi kembalilah bekerja untuk saat ini. Mari kita cari jalan yang bersama-sama, oke?”

In Ha masih menangis. Dia tidak rela, karena mereka sudah hampir bisa melakukannya. Semua yang mereka perlukan untuk mengekspos hubungan itu. In Ha memeluk Ha Myung sambil menangis. Ha Myung membelai kepala In Ha.

“Aku tidak mengatakan bahwa aku menyerah. Aku hanya mengatakan bahwa kita akan menemukan cara lain.” Ha Myung mencium kepala In Ha.

Mereka kemudian makan bersama di restoran biasa. In Ha memberitahu kalau dia menemukan sesuatu saat membicarakan pesan itu dengan ibunya. Bahwa ibunya itu akan membocorkan rahasia pada setiap orang tentang hubungan itu 14 tahun yang lalu. Tapi ibunya menyerah setelah diancam dengan pemecatan dan jatuh pada kekuasaan ibunya Bum Jo.

[Kilas balik] Direktur Yeon memperkenalkan Cha Ok pada Nyonya Ro Sa. Direktur Kwon bilang Cha Ok adalah reporter baru yang sangat menjanjikan. Nyonya Ro Sa tersenyum dan menyapanya.

In Ha pikir saat itulah semuanya dimulai. Saat dimana ibunya menjadi pengikut ibunya Bum Jo.

“Aku pikir sejak saat itu dia mulai memanjat tangga. Kapten ruang berita wanita pertama, hingga koresponden asing khusus, kemudian menjadi manajer tim staf berita keseluruhan. Pendakian yang mengesankan, bukan?”

“Kedengarannya seperti itu.”

“Tapi aku tidak ingin membuat pilihan yang sama dengan ibuku. Itu sebabnya aku menyerahkan informasi itu padamu.”

“Aku tahu.”

“Tapi jujur, aku juga takut. Tidak seperti ibuku, kehidupan ayahku menjadi hancur karena telah menjadi whistleblower.”

Ha Myung terkejut mendengarnya. In Ha lalu memberitahu bahwa dia baru mengetahui kalau ayahnya dulu adalah seorang Direktur Bank yang sangat sukses. Ha Myung makin terkejut.

[Kilas balik] Dal Pyung menerima telpon dari seorang nasabah yang menanyakan tentang pinjaman. Dal Pyung menjawab dengan ramah dan setelahnya dia mengerjakan sesuatu.

In Ha bilang dia juga tidak percaya, tapi ayahnya bilang bahwa itu memang terjadi. Ha Myung bertanya informasi apa yang Dal Pyung bocorkan. Ternyata Dal Pyung membocorkan praktek perbankan ilegal pada surat kabar. Presdir bank dipecat karena informasi itu dan jumlah pinjaman menurun drastis.

[Kilas balik] Beberapa karyawan membicarakan Dal Pyung, bahwa mulai sekarang mereka harus berhati-hati dengan apa yang mereka ucapkan di dekat Dal Pyung.

Dal Pyung datang dan menyapa semuanya. Tapi para karyawan lain melengos pergi tanpa membalas sapaan Dal Pyung. Dal Pyung hanya bisa tersenyum getir.

In Ha bilang mungkin lingkungan kerja terlalu sulit untuk ditangani. Semua orang akan berhati-hati saat bicara dengan Dal Pyung dan tidak ada yang duduk makan bersama dengannya. Dal Pyung merasa seperti dia tak terlihat. Dan pada akhirnya, Dal Pyung menyadari bahwa pekerjaan itu hanya membuang-buang waktu dan dia pun berhenti.

Tapi karena sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru setelah dicap whistleblower bersama dengan krisis keuangan IMF, Dal Pyung menjadi pengangguran selama beberapa waktu. Dan hal itu membauatnya bercerai dengan Cha Ok.

“Hmmm...Jadi itulah yang terjadi. Tapi aku ingin tahu tentang sesuatu.”

“Tentang apa?”

“Apakah mereka berdua menyesal dengan keputusan mereka atau tidak.”

In Ha bilang kalau dia juga mulai penasaran.

***

Cha Ok menemui Nyonya Ro Sa di sebuah galeri. Tepatnya Cha Ok mengikuti kemana Nyonya Ro Sa berjalan. Nyonya Ro Sa dengan senyum bangga mengatakan kalau Bum Jo telah berhenti dari posisi reporternya dan berkata ingin mempelajari lebih lanjut tentang bisnis, jadi Bum Jo tinggal disisinya.

Nyonya Ro Sa meminta pendapat tentang sebuah lukisan pada Bum Jo, tapi Bum Jo bilang dia tidak yakin karena dia tidak berpengalaman dalam lukisan. Lalu kamera memperlihatkan Bum Jo yang memegang ponselnya di tangan. Apakah Bum Jo merekam percakapan mereka?

Nyonya Ro Sa juga merasa lukisan itu buruk dan hanya membuang-buang cat. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena menyangkut pekerjaan orang lain. Mereka harus melayani kebutuhan Anggota Parlemen mereka. Nyonya Ro Sa menunjuk satu lukisan untuk dibeli. Bum Jo hanya diam.

“Jika parlemen mengadakan pameran, kita membeli lukisan-lukisan itu dan memberi mereka uang di pesta-pesta publikasi mereka. Dan jika masalah muncul, kita menutupinya di media.”

Nyonya Ro Sa lalu memastikan Cha Ok mengetahui berapa banyak kesulitan yang dia lalui karena media. Cha Ok mengiyakan. Nyonya Ro Sa lalu bilang kalau dia khawatir buah dari usahanya berguncang. Karena ada yang bilang bahwa dia harus berhati-hati juga dari hal-hal sepele.

Nyonya Ro Sa menceritakan kedatangan Ha Myung beberapa waktu yang lalu dengan membawa kamera dan menyinggung sesuatu yang terjadi 14 tahun yang lalu. Nyonya Ro Sa merasa sulit menenangkan Ha Myung karena dia bukan reporter mereka, dan Nyonya Ro Sa tidak berpikir mereka menganggapnya enteng.

Jadi karena itu, Nyonya Ro Sa meminta Cha Ok mengatur pertemuannya dengan In Ha. Bum Jo dan Cha Ok sama-sama terkejut. Cha Ok lalu bertanya kenapa Nyonya Ro Sa mau bertemu dengan putrinya. Padahal sebelumnya Nyonya Ro Sa sedang membicarakan Ha Myung.

“Kau tahu bahwa dia dekat dengan Ki Ha Myung. Aku pikir mungkin lebih baik untuk menyerangnya.”

“Ketua..” Cha Ok tampak keberatan.

“Jangan khawatir. Aku tidak akan keterlaluan padanya. Kau kenal aku. Aku orang yang baik yang sulit bagi orang lain untuk menolakku. Seberapa baik aku padamu 14 tahun yang lalu? Itu karena aku ingin membuat hubungan baik lainnya seperti yang aku miliki denganmu. Kau mengerti apa yang aku maksud, bukan?”

Cha Ok mengiyakan dengan pelan. Tapi masih tampak kekhawatiran dan keberatan di wajahnya.

***

In Ha keluar dari kamar dan menggeliat. In Ha mengenakan jaket kesayangannya. Membuat Dal Pyung ingin merusak atau membakarnya lain kali jika dia mencuci, karena dia tidak tahu kalau In Ha akan memakai jaket usang itu lagi. In Ha protes, jaketnya masih bagus.

In Ha melihat ayahnya yang sedang melipat cucian dan teringat pertanyaan Ha Myung semalam. Bahwa dia ingin tahu apakah Dal Pyung dan Cha Ok menyesali keputusan mereka. Maka In Ha lalu bertanya pada Dal Pyung, ayahnya itu tidak menyesal menjadi pembocor rahasia.

“Tidak, aku tidak menyesalinya. Aku akan mati dalam kemarahan jika aku tidak mengatakan apa-apa saat itu.”

“Jadi ayah mengatakan bahwa jika ayah kembali ke waktu itu, Ayah akan membuat pilihan yang sama?”

“Tidak, aku tidak akan membuat keputusan yang sama.”

“Apa ini? Ayah baru saja mengatakan bahwa ayah tidak menyesali keputusan ayah.”

“Tentu saja aku menyesal. Sekarang aku sudah menganggur selama sepuluh tahun setelah aku berhenti.”

“Lalu apa ayah ingin hidup seperti ibu tanpa menjadi pembocor rahasia? Apakah itu?”

“Tidak. Aku bahkan lebih benci hal itu.”

“Lalu apa itu? Apa yang Ayah menyesali?” In Ha sedikit kesal pada ayahnya yang selalu mengubah jawaban.

“Bahwa aku tidak seharusnya berhenti, dan hanya bertahan beberapa lama lagi.”

In Ha merenungkan kelanjutan jawaban ayahnya tadi di kamar.

“Bahkan jika itu adalah tempat yang kotor dan picik, aku seharusnya tetap tinggal dan bertahan. Kenyataan bahwa aku menyerah terlalu mudah, itulah yang paling aku sesalkan.”

Seakan mendapat keyakinan baru dan tak ingin menyesal seperti Dal Pyung, In Ha segera bersiap diri untuk pergi.

Kakek melihat In Ha keluar dan menebak In Ha hendak pergi kursus. Tapi In Ha bilang dia hendak pergi bekerja. Kakek pun bingung.

Di kantor, Ha Myung teringat perkataan In Ha bahwa Cha Ok juga dulu pernah akan mengungkapkan hubungan Direktur Yeon dengan Nyonya Ro Sa. Ha Myung memasukkan ponsel dan kertas berisi pesan kembali ke dalam amplopnya. Lalu Ha Myung bergegas pergi.

In Ha benar-benar kembali ke kantor. Di depan gedung, Ha Myung memanggilnya. Ha Myung bertanya apa In Ha sudah memutuskan untuk tetap bekerja? In Ha mengiyakan. Dia sudah menelpon Gong Joo, dan dia menyuruh In Ha untuk segera datang. Jadi In Ha berencana untuk tetap ada disana apapun yang terjadi.

“Seperti kau bilang, kalau aku ingin menemukan jalan, aku harus menemukannya di dalam sana.”

Ha Myung tersenyum. Lalu mencium telapak tangannya sendiri dan menempelkannya di kening In Ha. “Semangat!”

In Ha melakukan hal yang sama, “Semangat!”

In Ha berbalik menuju kantornya dan menyadari Ha Myung mengikutinya. In Ha mengingatkan Ha Myung untuk pergi ke arah lain, karena itu jalan menuju kantornya.

Ha Myung merangkul In Ha dan berkata kalau dia juga punya urusan disana. In Ha bingung sendiri.

***

Dalam perjalanan, Cha Ok teringat kembali pada Nyonya Ro Sa yang ingin berhubungan baik dengan In Ha. Cha Ok mengerti dengan baik maksud Nyonya Ro Sa. Nyonya Ro Sa ingin menjadikan In Ha seperti dirinya.

Ha Myung berdiri di lobby gedung sambil memandang amplop bukti itu. Dia kemudian melihat Cha Ok masuk dan menghampirinya. Ha Myung bilang ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan Cha Ok dan meminta waktunya sebentar.

Mereka kemudian bicara berdua di tempat yang lebih sepi. Ha Myung menyerahkan amplop itu pada Cha Ok. Cha Ok bertanya apa itu. Ha Myung memberitahu bahwa itu adalah bukti pesan yang In Ha berikan padanya, dan ada ponselnya juga.

“Saya akan berpura-pura bahwa saya tidak pernah menerima ini. Karena itu In Ha tidak akan dianggap whistleblower. Jadi saya berharap ini berarti bahwa dia tidak akan menghadapi dampak apapun.”

“Mengapa kau melakukan ini? Apakah kau tidak tahu apa ini?”

“Saya tahu. Dokumen yang hendak anda ungkapkan kepada dunia, tentang orang yang memfitnah ayah saya 14 tahun yang lalu. Ini adalah dokumen yang bisa juga berpotensi menjatuhkan anda.”

“Tapi kenapa kau melakukan ini? Aku pikir...kau benar-benar menginginkan ini.”

Ha Myung membenarkan, dia memang benar-benar menginginkannya. Hingga titik dimana dia ingin mengungkapkan cerita itu pada dunia. Tapi karena keinginan itu, karena keserakahan itu, dia tidak bisa menghancurkan hidup orang lain. Cha Ok pun bertanya lagi apa Ha Myung menyerah pada cerita itu?

“Tidak. Saya mempercayakan anda untuk menangani cerita itu, Reporter Sung. Saya mendengar bahwa anda dilaporkan whistleblower dan Ketua Park mempunyai hubungan dengan Anggota Parlemen 14 tahun yang lalu. Keluarga kami hancur dengan mengerikan karena keputusan itu. In Ha tidak memiliki kekuatan untuk menangani cerita itu. Dan jika saya menangani cerita itu, dia akan menjadi orang yang akhirnya terluka.”

“Jadi?” Cha Ok menanyakan maksud Ha Myung.

“Orang yang harus bertanggung jawab atas tragedi itu adalah Anda, bukan In Ha. Jadi harus Anda yang memastikan seluruh dunia tahu.”

Dengan sinis Cha Ok bertanya apakah Ha Myung pikir dia akan menangani cerita itu, apakah itu sebabnya Ha Myung memberikan bukti itu? Cha Ok menilai Ha Myung terlalu naif.

Ha Myung membenarkan. Dia tahu kalau apa yang dia lakukan itu sama dengan perjudian yang konyol. Tapi dia akan mempercayainya. Bahwa pernah ada sekali saat penting ketika Cha Ok harus memutuskan untuk menjadi pembocor rahasia, bahwa Cha Ok pernah menjadi reporter, dan bahwa mungkin Cha Ok menyesali keputusan yang Cha Ok buat 14 tahun yang lalu.

“Saya telah memutuskan bahwa saya dengan naif ingin percaya semua itu. Saya mengandalkan anda. Silakan...laporkan cerita itu sendiri, Reporter Sung.”

“In Ha... dan kau, Ki Ha Myung. Kalian nekat hingga itu menggangguku.”

Cha Ok lalu berjalan pergi meninggalkan Ha Myung. Ha Myung memperhatikan Cha Ok yang berjalan menjauh.

Sementara itu sambil berjalan, Cha Ok teringat saat In Ha mengatakan alasannya bekerja keras mengungkap ketidakadilan pada Chan Soo. Saat itu In Ha berkata dia melakukannya karena ibunya tidak akan meminta maaf dan tidak akan menyelidiki hal tersebut.

Cha Ok teringat pertanyaan Ha Myung, setelah kejadian pemilik bus yang menggunakan catatan kematian palsu. Mengapa orang-orang tidak percaya pada Cha Ok saat Cha Ok mengatakan kebenaran.

“Berputar-putar hingga itu menggangguku.” Cha Ok bergumam sendiri.

Cha Ok teringat pemilik bus yang menyebutnya sebagai penipu, dan Ha Myung mengungkap kalau pemilik bus yang penipu. Lalu teringat ucapan In Ha yang tidk bisa memutuskan hubungan dengan Cha Ok meski Cha Ok sudah menelantarkannya. Teringat pertanyaan Ha Myung, mengapa Cha Ok tidak percaya diri?

“Membuatku khawatir hingga itu menggangguku.” Gumam Cha Ok, dan mulai berkaca-kaca.

Cha Ok teringat lagi pertanyaan Ha Myung, apakah Cha Ok ini benar-benar seorang reporter? Dan teringat In Ha yang menangis, mengungkapkan kalau dia seperti orang bodoh tidak bisa melepaskan tangan Cha Ok, orang yang menelantarkannya.

Cha Ok berhenti berjalan. Ha Myung sedikit terkejut dan menunggu reaksi Cha Ok selanjutnya.

“Mempermalukanku hingga itu menggangguku.” Cha Ok menangis.

***

Bersambung ke episode 18~

Komentar:

Berharap tebakanku benar. Bahwa Bum Jo kembali ke sisi ibunya untuk menemukan bukti kejahatan ibunya. Bukan untuk menjatuhkan ibunya, tapi untuk menyadarkannya agar tidak terlalu banyak melakukan kesalahan.

Dan berharap Cha Ok akhirnya sadar dan mau menangani cerita itu. Bagaimanapun dia seorang ibu. Tidak mungkin dia rela In Ha akan menjadi antek Nyonya Ro Sa seperti dirinya. Seorang ibu pasti mengorbankan apapun untuk anaknya, meskipun nyawanya sendiri, bukan?

Senang dengan keputusan Ha Myung. Dia tidak akan membuat hidup In Ha hancur hanya karena keserakahannya membalas dendam, karena dia tahu In Ha juga tak akan melakukannya. Tapi Ha Myung juga tidak akan mengubur cerita itu dan menemukan jalan lain untuk mengungkapnya tanpa melibatkan In Ha. Jadi Ha Myung datang pada Cha Ok.

The Orange Letter/ The Scarlet Letter/ Huruf berwarna jingga, adalah sebuah novel karya Nathaniel Hawthorne than 1850. Novel ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Hester Prynne yang punya anak tanpa ikatan pernikahan. Dia diberi label huruf A di bajunya (A untuk adultery atau perjinahan). Dia harus berdiri selama tiga jam di keramaian untuk dipermalukan publik. Tapi Hester tidak mau mengatakan siapa ayah dari bayi itu. Yang ternyata adalah Gubernur di daerahnya.

Singkat cerita suami Hester yang muncul kembali setelah dinyatakan hilang dilautan membalas dendam pada Gubernur itu karena telah mempermalukan istrinya. Singkatnya, Gubernur itu mengakui dosanya di hadapan publik sebelum meninggal karena suatu penyakit.

Aku agak bingung menyambungkan cerita novel itu dengan isi cerita Pinocchio Episode ini. Mungkinkah Hester adalah Cha Ok yang memegang bukti pesan (bayi hester) hasil dosanya dengan Nyonya Ro Sa (Gubernur), dan dia tetap tak mengatakan pada publik tentang kebenarannya. Bahwa dia melakukan kesalahan bersama Nyonya Ro Sa.

Ha…ngaco… kalau yang beginian mba Fanny deh jagonya. Aku mah suka bingung… hehe..