Sinopsis GOLDEN RAINBOW Episode 2 – 1
Golden Rainbow Episode 2
Baek Won, beserta ke empat adiknya yang bermarga Kim (Shib Won, Yeol Won, Il Won, Young Won) dan Soo Pyo berlari di dermaga dengan riang. Lalu Il Won mengeluh pada Baek Won bahwa dia tidak bisa bernafas. Baek Won pun menyuruhnya berhenti berlari. Mereka berjalan saja, tapi harus cepat jika mereka ingin melihat perahunya datang.
“Tapi Noona, kali ini sebenarnya, akankan kita bisa membeli crayon?”
“Tentu saja. Bukan hanya crayon, tapi juga cat dan kertas waran yang Il Won kami sukai. Kita bisa membeli itu semua.” Baek Won menenangkan adiknya.
Shib Won ikut mengutarakan keinginannya, dia ingin baju dan sepatu. Juga dia akan membeli bando yang biasa dipakai Sailormoon. Yeol Won tak kalah, dia ingin pergi ke tempat permainan dan memainkan ‘King of Fighters’ seharian. Yeol Won bahkan memperagakan tinjunya. Shib Won menyebut Yeol Won bodoh, itu hanya membuang-buang uang saja. Tapi Yeol Won bilang Shib Won lah yang membuang uang, dia bisa saja memakai baju bekas Baek Won. Bermain permainan itu meningkatkan kemampuan. “Kau bodoh!” Yeol Won memukul kepala Shib Won. Shib Won yang tidak terima mengejarnya.
Lalu Shib Won mengadu pada Baek Won, “Unni, Yeol Won menyebutku bodoh lagi. Aku bahkan lebih tua darinya!”
Yeol Won mendekat, “Kita berumur sama! Apa maksudmu kau adalah Noon-ku?”
Shib Won mengatakan dia lahir lebih dulu satu jam dari Yeol Won. Yeol Won berkata dia lebih tinggi dan makan lebih banyak. Baek Won meminta kedua adiknya itu bertengkar dengan sia-sia. Baek Won memberitahu bahwa Shib Won lebih tua dari Yeol Won. Shib Won dan Yeol Won masih saja saling meledek.
Sementara itu, Soo Pyo makan snack dengan enaknya. Adik Kim yang paling kecil, Young Won, memelas pada Soo Pyo untuk memberikannya satu gigitan saja. Man Won mengatakan hal yang paling menyedihkan di dunia ini adalah ngiler saat orang lain sedang makan. (OMG~ pelit banget sama anak kecil.. >.<) Young Won cemberut, dan Soo Pyo dengan tenangnya melanjutkan makan sambil mengatakan itu enak (kalo sundanya mah ‘ngabibita’ hehe..)
“Cheon Soo Pyo! Anak itu hanya minta sedikit. Tidak bisakan kau berikan sedikit saja padanya?” Baek Won menegur temannya itu. Soo Pyo adalah anak dari Eok Jo.
“Jika aku memberikan sedikit pada Young Won… Il Won, Shib Won dan Yeol Won, mereka juga akan minta. Aku tidak akan memberikannya.” (Haha.. jadi gitu tho..takut yang minta makin banyak, nanti habis..)
Baek Won tak ingin berdebat lebih lanjut, die mnyuruh Soo Pyo makan sendiri, seperti babi. Soo Pyo memasukan semua makanan ke mulutnya. Dia berkata dengan mulut penuh makanan, walaupun Baek Won tidak menyuruhnya, dia memakan semuanya, habis. Benar-benar enak, katanya pada Young Won. Dan Young Won pun menangis.
Baek Won bergegas memeluk adiknya dan menenangkannya, “Tidak apa-apa, jangan menangis. Ayah bisa membeli makanan seperti itu ratusan. Jangan menangis.” Baek Won kembali memeluk Young Won dan memandang kesal Soo Pyo yang berkacak pinggang.
***
“Ayah! Ayah! Ayah! Ayah!” kakak-beradik Kim memanggil ayah mereka yang akan melabuh dengan riang. Han Joo pun tersenyum melihatnya. Begitu turun, dia segera memeluk anak-anaknya itu.
Mereka bertanya apakah ayahnya menangkap banyak ikan, dan ada yang mengatakan ingin makan Jjangmyun. Baek Won tersenyum melihat tingkah adik-adiknya. Dia lalu menghampiri Man Won yang berada di perahu.
“Oppa, kau menangkap banyak? Apa yang kau dapatkan?”
Man Won mengeluh, mengapa Baek Won mengajak adik-adiknya kesana. Man Won membuka tempat ikan, dan hanya ada beberapa ekor ikan disana. Baek Won terkejut, apakah hanya itu saja yang mereka dapatkan.
Eok Jo juga mengeluh, “Apa semua ikannya mati atau bagaimana? Bahkan kita sudah bekerja sepanjang malam, kita tidak dapat apa-apa.” Eok Jo turun dari perahu.
Han Joo mengajak anak-anaknya naik perahu karena mreka sudah ada disana. Anak-anak cemberut dan menunduk. Eok Jo mengatakan mereka bahkan tidak punya uang untuk menutup biaya bahan bakar, mengapa Han Joo malah mengajak mereka naik perahu. Lagipula bahan bakarnya juga habis.
“Ayah, jadi kita tidak bisa makan daging?” tanya Soo Pyo pada ayahnya.
“Nak, makan daging adalah masalah terakhir kita. Kita hampir kelaparan.” Eok Jo lalu mengajak putranya itu untuk pergi.
Man Won menghentikan langkah Eok Jo, dia berkata mereka harus menjual ikannya di pelelangan ikan. Eok Jo menolak ikut, Man Won dan Han Joo bisa melakukannya. Lagipula, ikannya tidak banyak. Kenapa harus banyak orang yang melakukannya. Eok Jo menyeret Soo Pyo pergi.
Han Joo tersenyum membelai kepala anak-anaknya. Sementara anak-anaknya memandang Han Joo dengan sedih.
***
Seorang ahjumma duduk di teras rumah Han Joo dan sedang memakan makanan keluarga Kim. Baek Won yang baru saja datang dengan keempat adiknya menegur ahjumma itu yang memakan makanan mereka. Ahjumma itu malah berkata agar Baek Won tidak pelit masalah makanan. Lalu menanyakan Han Joo.
Baek Won menyuruh adik-adiknya masuk mengerjakan PR. Yeol Won masih ingin bermain. Tapi Baek Won bilang jika dia bermain, nanti dia akan lapar. Yeol Won harus sekolah besok. Merekapun kemudian menurut.
“Ahjumma, kau hanya akan makan dan langsung pergi, bukan? Lakukan sesuatu yang berguna seharga makananmu.” Baek Won mengambil baskom makanan dan menarik si ahjumma.
Baek Won mengajak ahjumma itu ke dapur. Baek Won melihat guci tempat beras yang menyisakan sedikit beras. Dia bertanya pada ahjumma itu akan membuat yang mana, Baek Won akan membuat kue dadar dan memasak mie. Ahjumma protes, Han Joo sudah bekerja keras sepanjang malam, bagaimana bisa Baek Won hanya memberinya makanan yang terbuat dari tepung.
Baek Won mengambil tepung dari lemari dan memberikannya pada ahjumma itu untuk dibuatkan kue dadar. Ahjumma itu kesal pada Baek Won dan memintanya untuk tidak menyuruh-nyuruh dia. Ahjumma memberikan kembali tepungnya pada Baek Won. Baek Won menghembuskan nafas kesal juga.
Keluarga Kim sudah duduk rapi di dipan. Baek Won dibantu Man Won membawakan makanan untuk mereka. Yeol Won mengeluh, “Mie lagi? Kau bilang kau akan membelikan tonkatsu saat perahunya datang.”
“Aku ingin makan pizza dan ayam!” rengek Shib Won.
“Besok kita akan menangkap ikan yang banyak. Benar ayah?” Baek Won berusaha menenangkan adiknya.
“Benar. Besok aku akan membeli pizza, ayam, jjajangmyun, semuanya.” Ujar Han Joo tersenyum.
Baek Won menyuruh adiknya memakan kue dadarnya.
Ahjumma itu mengambil kue dadar dan akan menyuapi Han Joo, “Han Joo-ssi, aku yang membuat ini. Cobalah.” Han Joo menghindar dan memberikan separuh mienya ke mangkuk Young Won.
Lalu Il Won berseru menemukan daging di dalam mienya. Young Won tertarik ingin melihat, dia ingin makan dagingnya.
“Tidak! Ini milikku. Ini ada di dalam mangkukku.” Il Won menolak.
Young Won mengambil daging itu dari sumpit Il Won dan memakannya. Il Won menangis.
Lalu Shib Won menegur Yeol Won untuk tidak memakan kue dadarnya sendirian, dia juga mau. Yeol Won tidak mau, Shib Won kan suka mie.
“Aku tidak suka mie. Aku ingin makan kue dadar juga. Dan juga, panggil aku ‘Noona’ bukan ‘kamu’. Aku Noonamu.”
“Jika kau seorang Noona, kau seharusnya menyerah dan membiarkanku memakannya!”
Shib Won dan Yeol Won bertengkar. Il Won masih menangis. Dan Young Won meloncat-loncat sambil bernyanyi. Baek Won menegur adik-adiknya agar tidak bertengkar. Ahjumma merasa pusing mendengar kegaduhan itu. Han Joo juga meminta anak-anaknya untuk tidak ribut.
Puncaknya, kue dadar yang diperebutkan Yeol Won dan Shib Won tumpah di atas meja. Man Won memukul meja, menyuruh mereka diam. Young Won yang takut, duduk dan menangis. Shib Won dan Yeol Won tak mempedulikan peringatan Man Won dan bertengkar lagi saling menyalahkan.
“Oppa, kenapa kau berteriak di depan anak-anak?” tegur Baek Won.
Han Joo membenarkan perkataan Baek Won, Man Won hanya membuat tambah kacau. Han Joo meminta Young Won dan Il Won untuk berhenti menangis. Namun tak berhasil.
Lalu datang Eok Jo dan Soo Pyo. “Apa lagi yang terjadi disini? Berisik, kalian!” Eok Jo berteriak. Dan berhasil, anak-anak yang menangis pun terdiam.
Eok Jo kemudian tersenyum melihat ahjumma itu, Nona Yang, dan menghampirinya. “Lama tak bertemu. Apa kau baik-baik saja?” Eok Jo genit.
Soo Pyo dengan tak tahu malu, memakan mie milik Il Won. Il Won mencium bau daging dari tubuh Soo Pyo. Soo Pyo pun memberitahu jika dia makan sedikit, dan menjadikan mie sebagai makanan penutup. Anak-anak Kim memandang takjub.
Eok Jo terlihat kesal Soo Pyo membocorkan hal itu. Dia lalu menjelaskan bahwa mereka pergi ke kotan dan bertemu dengan seorang kawan, jadi mereka makan sedikit. “Kami tidak makan banyak, hanya baunya saja..” Eok Jo merasa tidak enak.
Il Won dan Young Won kembali menangis karena ingin makan daging. Yeol Won dan Shib Won juga merajuk ingin makan daging. Han Joo meminta mereka untuk tidak menangis, bukankah dia sudah bilang akan membelikannya besok. Baek Won memandangi keluarganya dengan sedih.
***
Baek Won berjalan sambil memegang sebuah wadah. Man Won dari jauh memanggilnya. Man Won berlari menghampiri Baek Won. Man Won bertanya Baek Won hendak kemana. Baek Won bilang anak-anak ingin makan daging, jadi dia akan mencari kerang dan menjualnya.
Man Won merebut wadah itu, dia yang akan melakukannya dan meminta Baek Won untuk pulang beristirahat. Tapi Man Won sudah memancing sepanjang malam, dan besok harus bersekolah. Maka Baek Won meminta Man Won yang pulang dan tidur.
“Apa kau tidak akan sekolah? Jika kau tidak, aku juga tidak.” Ujar Man Won.
Baek Won tersenyum dan merangkul tangan Man Won, mengajaknya mencari kerang bersama. Man Won berekspresi canggung dengan sikap Baek Won itu. Baek Won berkata mereka harus mendapatkan kerang sebelum ombaknya datang. Mereka pun berjalan bersama.
“Jangan berteriak pada anak-anak. Mereka masih takut padamu.” Ujar Baek Won.
“Aku tahu, maafkan aku..” Man Won berhenti berjalan, “Benar-benar melelahkan bukan?”
“Jika aku lelah, apa Oppa akan menggendongku? Oppa, kau aneh akhir-akhir ini. Saat kita masih kecil, kau biasanya selalu menggendongku. Kau tidak melakukannya akhir-akhir ini.”
“Bukan..itu..” Man Won menunduk salah tingkah.
“Aku tahu! Karena aku berat, bukan?” Baek Won memukul Man Won dan kembali berjalan. Man Won tersenyum.
Mereka berjalan kembali, lalu sebuah mobil melintas dengan lumayan kencang dari belakang. Man Won dengan sigap merangkul Baek Won dan menariknya ke pinggir. Baek Won terkejut. Dia menghampiri mobil yang berhasil mengerem itu, “Ahjussi! Hati-hati jika menyetir?!”
“Jika ada mobil datang, kalianlah yang harus minggir.” (Ya Tuhan, ini pria yang mengurung Ha Bin/Baek Won di gudang waktu itu..)
Baek Won bilang tidak ada suara jadi bagaimana mereka bisa tahu. Setidaknya Ahjussi itu seharusnya membunyikan klakson. Tiiinnnnn..! Ahjussi itu menekan klaksonnya, dan bertanya apakah Baek Won puas. Dia pun lalu menjalankan mobilnya kembali.
Man Won tidak terima, dia hendak mengejar mobil itu, tapi di tahan Baek Won. Baek Won pikir, ahjussi itu mungkin gila.
Mobil itu berhenti di pinggir laut. Penumpangnya keluar, laki-laki tadi dan anak perempuannya.
“Dimana tempatnya? Kau bilang akan ada solusi jika kita kesini. Apa yang akan kau lakukan di tempat seperti ini?”
“Pergi beli alkohol.” Ahjussi itu tidak menanggapi pertanyaan anaknya.
“Tidak ada rumah dan tidak ada makanan. Bagaimana dengan sekolahku?” tanya gadis itu, dengan marah.
Ahjussi marah, siapa yang peduli mengenai sekolah saat ini, dan kembali menyuruh membeli alkohol. Gadis itu makin kesal, apa ini waktunya untuk minum alkohol. Bagaimana bisa ayahnya itu minum alkohol di saat hidup mereka seperti itu. Ahjussi memukul anaknya.
“Kenapa kau memukulku? Kesalahan apa yang aku lakukan sehingga kau memukulku?”
“Apa kau tidak menghormati ayahmu?! Tutup mulutmu dan diamlah! Aku akan mengurus ini semua.” Ahjussi itu kemudian pergi.
***
Ahjussi itu berdiri di depan kediaman Jung Shim. Dia mengeluarkan selembar koran lusuh, ada sebuah artikel disana.
“Cucu Golden Fishery, lima hari setelah diculik dinyatakan meninggal.”
Ahjussi itu memandang begantian artikel dan ke arah rumah. Apakah yang direncanakannya ya…
Lalu, muncul Do Young dengan sepedanya, dia terkejut melihat orang asing di depan rumah. Begitu juga si ahjussi, dia langsung bergegas pergi begitu tahu ada Do Young.
***
Do Young makan dengan mengeluarkan suara-suara. Semua orang di meja makan merasa tidak nyaman.
Tae Young menegurnya, “Hei, apakah ada pengemis di perutmu? Kenapa kau makan seperti itu?”
Do Young bilang makanannya sangat enak. Dia kembali makan dengan bersuara dan tertawa. Tae Young kembali memperingatkan agar Do Young tidak membuat kegaduhan saat makan. Apa Do Young itu babi.
“Hyung, ekspresi untuk masakan ini adalah saat kau melihatnya, kau harus merasakan baunya, dan saat kau merasakan dengan mulutmu, kau harus bersuara, untuk menunjukan betapa lezatnya makanan ini.” Do Young malah menunjukan caranya.
Giliran Mi Rim yang menegurnya, Do Young tidak punya tata krama. Tapi Do Young mengeles, bahkan ayahnya saja tidak punya tata krama. Dia lalu melihat Jung Shim berhenti makan. “Nenek, kau sudah selesai makan?”
“Tutup mulutmu. Saat makan, jangan buka mulutmu.” Kali ini Jin Gi yang memberi peringatan.
Namun Do Young masih tertawa, “Bagaimana aku bisa makan tanpa membuka mulut? Aku harus membukanya agar bisa makan.”
Jung Shim beranjak dari meja makan tanpa mengatakan apapun. Dan tiga orang lainnya memandang kesal Do Young yang masih saja makan dengan bersuara.
***
Do Young sedang memandangi sesuatu dengan sedih. Lalu Jin Gi masuk ke kamarnya. Jin Gi bertanya ada apa dengan Do Young hari ini. Apakah Do Young tidak tahu, dia suah membuat semua orang tidak nyaman. Do Young membela diri, Jin Gi yang memberitahunya untuk tidak perlu bertindak kelam dan sedih.
“Masih saja, kau keterlaluan. Apa kau ingin melawanku? Kenapa kau seperti ini?”
“Tidak mungkin aku akan melakukan hal itu. Aku seharusnya berterima kasih karena Anda sudah mengizinkanku tinggal di rumah ini.” Do Young juga meminta maaf, lain kali dia akan berhati-hati.
“Jangan biarkan mereka mengetahui kelemahanmu, dan jangan bertindak berlebihan. Jika kau membuat kesalahan lagi, kau harus meninggalkan rumah ini.”
Do Young menunduk. Lalu Jin Gi akan pergi, namun pertanyaan Do Young membuatnya kembali berbalik. Do Young bertanya apa yang dilakukan Jin Gi hari ini. Jin Gi bertanya kenapa Do Young menanyakannya. Do Young buru-buru menggeleng dan berkata tidak apa-apa, dan mempersilahkan Jin Gi untuk beristirahat. (Apa yang dilihat Do Young?)
Jin Gi akhirnya pergi. Do Young duduk dan kembali memandangi benda itu, yang ternyata adalah sebuah liontin dengan foto ibu Do Young disana.
“Ayah…tidak tahu kenapa hari ini. Jadi, kenapa kau cepat-cepat kerja?” tanya Do Young pada foto itu. lalu Do Young menutup liontinnya.
(Aku belum jelas Do Young ini siapanya Jin Gi. Kalau berdasarkan nama dan bagaimana Do Young memanggilnya ayah, berarti dia memang ayah Jin Gi. Tapi ibunya bukan Mi Rim, dan dia lebih muda dari Tae Young. Jadi mungkin dia ini anak dari selingkuhan Jin Gi yang diambil saat ibunya meninggal.)
***
Jin Gi turun dari lantai atas, lalu menerima telpon yang kebetulan berdering. Penelepon bertanya apakah itu adalah rumah Ketua Golden Fishery, dia ingin bicara dengan Kang Jung Shim. Jin Gi bertanya ada masalah apa.
“Ini mengenai cucunya yang meninggal sepuluh tahun lalu.”
Jin Gi terkejut dan melihat Jung Shim dengan sudut matanya. Jung Shim yang ada disana bertanya telpon apa itu. Jin Gi tidak menjawab. Dia malah mengatakan pada si penelpon, Ahjussi itu, bahwa Jung Shim tidak ada, dan meminta ahjussi berbicara padanya saja.
“Aku tahu pelaku yang membunuh cucunya. Sebenarnya, hampir akurat. Aku tahu siapa yang menyuruh itu. Jika ingin mengetahui namanya, siapkan seratus juta Won. Aku berikan waktu empat hari.” Ahjussi itu menutup telponnya.
Jin Gi terlihat masih terkejut. Jung Shim kembali bertanya telpon mengenai apa itu. Lalu Jin Gi bilang itu telpon untuk istrinya dan bukan apa-apa. Jung Shim kemudian pergi, dan Jin Gi tampak berpikir keras.
***
“Tidak mungkin Kang Do Pal itu..aku yakin bukan. Sepuluh tahun sudah berlalu. Selain dia gila, tidak mungkin dia akan datang. Dia tahu aku dengan baik, jadi…”
“Tidak masalah apakah dia gila atau tidak. Hanya ada satu yang ku pikirkan. Jika dia benar-benar muncul di depan wanita tua itu dan buka mulut, tinggal menunggu waktu untuk namamu muncul. Jadi nama siapa yang akan keluar dari mulutnya?”
Anak buah Jin Gi bilang hal itu tidak akan terjadi. Dia bukan tipe orang seperti itu. Jin Gi bilang anak buahnya itu pernah jadi berandalan tidak berguna, dia harus berterima kasih pada Jin Gi. Dan dia juga harus menutup mulutnya. Anak buah Jin Gi membenarkan, tidak peduli apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan nama Jin Gi muncul.
“Kau harus bertanggung jawab karena kau lah yang membuat kesalahan.”
“Baik, saya mengerti. Katakan pada saya waktu dan tempat bertemu. Saya akan membereskannya.”
***
Baek Won memarahi Shib Won yang tidak mau membereskan peralatan sekolahnya. Shib Won tidak mau pergi sekolah. Dia selalu memakai baju Baek Won yang sudah berumur 5 tahun, sepatunya juga rusak. Dan teman-temannya selalu mengejek Shib Won karena hal itu. Teman-temannya juga mengejek karena namanya. Shib Won tidak mau berangkat sekolah menggunakan pakaian yang diberikan Baek Won.
Baek Won bilang Shib Won punya baju yang dibelikannya. Tapi Shib Won bilang itu sudah tidak tren lagi. Shib Won berkata dengan membentak-bentak Baek Won.
“Jika kau terus seperti ini, aku akan panggil Oppa Man Won! Apa kau mau dihajar?” Ancam Baek Won, membuat Shib Won terdiam. “Ayah bilang dia akan menangkap banyak ikan besok, dan dia akan membelikan apapun yang kau mau. Jadi dengarkan apa yang aku bilang, mengerti?” Baek Won berkata dengan lebih lembut, dan menyuruh Shib Won kembali membereskan peralatan sekolahnya. Kali ini Shib Won menurut walau dengan cemberut.
Baek Won juga menyuruh Young Won untuk cepat tidur. Young Won mengangguk mengerti. Baek Won pun beranjak keluar.
Shib Won kesal dan berkata sendiri Baek Won bahkan bukan Eonni aslinya tapi dia selalu cerewet. Young Won yang mendengarnya bilang akan memberitahunya.
“Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Kita semua berasal dari darah yang berbesa. Kita adalah anak yatim. Kau juga seorang anak adopsi.”
“Bukan.”
“Tentu saja benar. Aku mengingatnya. Ibumu meninggalkanmu di depan rumah kami.”
“Tidak, bukan! Bukan!” Young Won akan menangis.
“Jangan beraninya kau menangis keras! Jika kau melakukannya, aku akan membunuhmu!” Shib Won memarahi Young Won dan menunjukan tinjunya. Young Won kemudian menutup mulutnya dan menangis.
***
Baek Won di luar mengambil dan melipat jemuran pakaian. Lalu dia ke dapur, memasak nasi dan menumis sayuran. Baek Won menyiapkan bekal makan untuk semua anak-anak dan ayahnya. Walaupun masih mengantuk, tapi Baek Won tetap tersenyum. Hal yang sudah biasa dia lakukan. (tapi aneh, nyiapin bekalnya koq malam-malam..)
Baek Won keluar dapur, dan mendapati ayahnya yang sedang duduk memandangi langit. Baek Won menyapa Han Joo dan bertanya ayahnya sedang melakukan apa. Besok dia harus bekerja pagi-pagi sekali. Han Joo lalu melihat sesuatu yang dibawa Baek Won dan bertanya apakah itu makan siangnya. Baek Won tersenyum membenarkan.
Han Joo meminta Baek Won duduk disampingnya dan berkata, “Kau berhadapan dengan banyak pekerjaan. Kau seharusnya bersenang-senang di usia seperti ini.”
“Aigo..kau mengatakannya lagi. Ayahlah yang sudah melalui waktu yang berat selama ini.” Baek Won tersenyum.
Han Joo kembali memandang langit. Baek Won bertanya apakah ayahnya sedang memikirkan cinta pertamanya lagi. Han Joo bertanya hal aneh apa yang dikatakan Baek Won.
“Saat ayah lebih memilih melihat langit berbintang daripada tidur. Ini artinya kau sedang memikirkan cinta pertamamu. Setidaknya, itulah yang dikatakan Paman Eok Jo.”
Han Joo tertawa. Baek Won kembali bertanya apa yang dia katakan benar bukan. Saat Han Joo berbohong, itu terlihat jelas. Han Joo pun membenarkan dengan terpaksa. Baek Won tertawa, lalu ikut memandang langit. Dia ingin melihatnya. Seperti apa wanita itu, dia penasaran seperti apa cinta pertama Han Joo. Dia benar-benar penasaran.
“Dia sangat cantik dan menyenangkan.”
Baek Won cemberut, “Jadi aku rasa aku tidak seperti dia. Aku jelek dan galak.”
“Siapa yang bilang kau jelek? Di mataku, kau paling cantik, dan kau juga punya hati yang lembut, selembut sutra.” Han Joo pura-pura marah, membuat Baek Won tersenyum. “Saat aku mencermatinya, kalian ternyata mirip.” (iya, kan anaknya…tapi mereka tidak tahu..)
“Benarkah?” Baek Won tersenyum. Han Joo juga tersenyum. Lalu Han Joo menyuruh Baek Won untuk masuk dan tidur. Karena besok pagi, pasti akan sibuk seperti ada dalam peperangan. Baek Won tahu, itulah sebabnya dia menyiapkan kotak makanannya sekarang. Han Joo mengelus kepala Baek Won dan menepuk pundaknya.
Baek Won meminta ayahnya bertahan. Malam ini, ayahnya akan menangkap ikan yang tak terhitung jumlahnya. Dia punya firasat. Han Joo juga berharap begitu.
“Ah..aku ingin duduk disini sedikit lebih lama, denganmu.” Ujar Baek Won, kemudian menyandarkan kepalanya ke pundak Han Joo. Han Joo merangkul putrinya itu. Mereka pun menatap langit bersama.
***
“Jika kau tidak bangun dalam hitungan ke tiga, tidak akan ada sarapan pagi.” Baek Won berteriak membangunkan anak-anak.
Baek Won lalu masuk ke kamar Shib Won dan Young Won untuk membangunkannya. Baek Won mendirikan Shib Won menyuruhnya bangun, Shib Won berbaring lagi. Baek Won mendirikan Young Won, lalu Young Won berbaring lagi. Begitu terus membuat Baek Won menghela nafas kesal.
Yeol Won tertidur sambil jongkok didepan baskom berisi air. Lalu kepalanya terantuk ke dalam baskom, membuatnya langsung terbangun karena terkejut. Baskom dan airnya tumpah. Man Won yang sedang membasuh muka Il Won yang juga tertidur ikut terkejut.
Baek Won memakaikan baju pada Young Won. Di sebelahnya Il Won memakai baju dengan mata terpejam. Alhasil bajunya terbalik. Baek Won kemudian membetulkannya. Young Won memakai celananya sendiri. Dia tersenyum bangga. Baek Won pun ikut tersenyum.
***
Di dermaga, Han Joo mendapat kabar bahwa di tengah laut sedang ada gelombang besar yang menyapu semuanya. Eok Jo pun menyimpulkan itulah sebabnya, beberapa hari ini, tidak peduli bagaimana dia menebar umpan, tidak ada satupun ikan yang tertangkap.
Pak Tua bilang bukankah itu adalah sesuatu yang bisa mereka laporkan. Bukankah pengacauan laut itu ilegal. Temannya lagi bilang bahwa walaupun mereka melaporkannya, tidak akan berguna, karena dibelakang mereka ada sebuah perusahaan besar. Rumor mengatakan itu adalah kapal yang dimiliki oleh Golden Fishery. Han Joo terkejut mendengar nama perusahaan itu. (Jadi, gelombang itu disebabkan oleh kapal milik Golden Fishery.)
***
Jin Gi termenung di kantornya. Dia teringat percakapan telpon Kang Do Pal yang akan memberitahu Jung Shim tentang siapa orang yang menyuruhnya membunuh Ha Bin. Dan memberinya waktu 4 hari untuk menyiapkan uang imbalan atas informasi itu. Jin Gi gelisah.
Interkomnya berbunyi. Sekertarisnya bilang ada tamu untuk Jin Gi. Tapi Jin Gi bilang dia sedang sibuk. Sekertaris itu memberitahu bahwa seseorang bernama Kim Han Joo mengatakan dia perlu bertemu dengan Jin Gi. Jin Gi pun terpaksa menyuruhnya untuk mengantarkan Han Joo masuk.
Han Joo sepertinya menanyakan perihal kapal yang membuat gelombang besar itu, karena Jin Gi bilang dia tidak yakin mengenai itu. Han Joo mengatakan bahwa dia juga memeriksanya, tapi rumor sudah beredar di dermaga bahwa itu adalah kapal Golden Fishery. Han Joo meminta Jin Gi untuk memeriksanya. Jin Gin pun berkata akan memeriksanya.
“Jin Gi. Ini membuat kami menderita. Karena IMF perusahaanmu mungkin sedang kesulitan, tapi untuk orang-orang seperti kami, hidup bukanlah hidup. Tapi diatas semua itu, jika kami tidak bisa menangkap ikan di laut kami akan mati.”
Jin Gi mengeluarkan cek dari dompetnya dan menyelipkan di tangan Han Joo.
Han Joo tersinggung dan menyimpan cek itu ke meja, “Apa ini?”
“Kau bilang kau tidak bisa melaut beberapa hari ini.”
“Aku tidak datang untuk mengharapkan ini. Aku datang karena ini hubungannya dengan hidup dan matinya para pelaut.” Han Joo meninggikan suaranya.
“Aku tahu, itulah sebabnya aku akan memeriksanya. Ini hanya sesuatu yang ingin aku berikan padamu karena aku benar-benar minta maaf padamu, Hyung. Berapa banyak yang sudah kau lakukan untukku, Hyung?” Jin Gi langsung memasukan cek itu ke saku baju Han Joo. “Kau juga harus memberi makan anak-anak.”
Han Joo yang memang membutuhkan uang, akhirnya tidak menolak. Lalu dia dengan sungguh-sungguh meminta Jin Gi untuk memeriksanya. Dan jika ada kesempatan, Han Joo ingin Jin Gi membantu merekan. Ini benar-benar sesuatu yang mempenggaruhi kehidupan seseorang.
“Aku tahu. Jangan khawatir.”
Han Joo menggenggam tangan Jin Gi. “Aku mempercayaimu.”
***
Kang Do Pal menyembunyikan sebuah pisau di bak mobilnya. Putrinya bertanya untuk apa Do Pal menyimpan sebuah pisau. Do Pal berkata, jika putrinya itu bisa menahan sedikit lagi, tutup mulut, dan lusa dia bisa melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Do Pal tertawa.
***
Anak-anak Kim minum Man Won, pergi sekolah bersama. Di jalan mereka berpisah. Baek Won meminta Shib Won dan Yeol Won untuk menjemput Il Won ketika pulang sekolah. Mereka mengiyakan dengan malas. Shib Won dan Yeol Won berlari, Baek Won memanggil kembali meminta mereka mengajak serta Il Won. Young Won tersenyum memandang kepergian kakak-kakaknya.
Baek Won membawa Young Won ke sekolahnya. Dia meminta Young Won untuk duduk di dekat pohon. “Aku akan kesini saat istirahat, jadi main disini saja dan jangan pergi kemana-mana.”
“Aku tahu. Ini bukan pertama kalinya.” Ujar Young Won tersenyum.
Baek Won meminta Young Won jangan seperti dulu, memanjat pohon dan masuk ke kelas. Young Won harus tetap disana agar Baek Won bisa melihatnya. Lalu Young Won mendorong Baek Won untuk masuk ke kelasnya. Young Won melambaikan tangan pada Baek Won.
Baek Won masuk kelas. Ada teman-temannya yang sedang membicarakan sesuatu. Baek Won menyapa mereka dan menanyakan apa yang sedang mereka obrolkan, tapi Baek Won dicuekin, mereka pura-pura tidak melihat Baek Won ada disana. Baek Won pun duduk di kursinya. Di kelas itu ternyata ada Do Young.
Lalu masuk Pak Guru yang membuat anak-anak diam. Pak Guru mengatakan bahwa buku rapor yang mereka tunggu akhirnya keluar juga. Anak-anak mengeluh. Pak Guru melanjutkan, sesuai dengan dugaan, kelai ini kelas meraka berada di posisi terakhir. Dan orang yang berperan besar membuat kelas mereka dalam posisi terakhir, Pak Guru memintanya untuk mengaku.
Semua anak menoleh ke kursi Do Young dan Soo Pyo. Soo Pyo pun berdiri, tapi Pak Guru melemparkan kapurnya pada Do Young, dan berkata Do Young tidak punya hati murani karena tidak mau mengakuinya.
Soo Pyo bingung, bukankah yang paling bawah itu dia. Lalu dengan terpaksa Do Young bangkit dari duduknya dan mengangkat kedua tangannya, “Ah, maafkan aku semuanya. Ini aku!”
Anak-anak tertawa, begitu juga Baek Won. Soo Pyo langsung memeluk Do Young. “Do Young, jangan pindah. Setelah kau masuk, aku bisa melarikan diri dari posisi terendah.” Soo Pyo akan mencium Do Young. Do Young memberontak.
Baek Won melihat ke luar, untuk mengawasi Young Won yang sedang duduk sendirian di lapangan.
***
Man Won sedang duduk melingkari iklan lowongan kerja di koran. Tae Young bersama temannya menghampiri Man Won.
“Apa kau Kim Man Won? Aku dengar kau menolak pemberian penghargaan saat SMP.”
Man Won hanya menoleh sebentar, lalu melihat korannya lagi, tidak memperdulikan Tae Young.
“Apa kau tidak mendengar aku memintamu datang di hari Sabtu?”
Man Won diam saja. Teman Tae Young menendang bangku yang diduduki Man Won, menegurnya dengan kasar karena tidak juga bicara. Dia memukul Man Won, tapi berhasil di tangkis Man Won, dan membuatnya kesakitan. Tae Young meledeknya.
Lalu ada yang memberitahu Tae Young bahwa ada guru yang datang. Tae Young bilang Man Won beruntung sekarang, dan dia menunggunya hari Sabtu. Tae Young mengelus rambut Man Won, melecehkan. Man Won tidak berkata apapun hanya memandangnya begitu saja, lalu melanjutkan kegiatannya.
***
Baek Won menuju tempat dimana Young Won menunggu, tapi Young Won tidak ada. Baek Won mengedarkan pandangannya mencari Young Won. Lalu seseorang memanggilnya dan memberitahu bahwa Pak Guru memintanya datang.
Baek Won bergegas ke ruangan Guru, disana sudah ada anak-anak lain berkerumun. Baek Won melihat Young Won dan memeluknya. Baek Won lalu bertanya pada Pak Guru apa yang terjadi.
Pak Guru menyodorkan kantong plastik, “Lihatkan apa yang diambil adikmu.” Baek Won melihat plastik itu, isinya adalah makanan. Pak Guru melanjutkan, “Selama pelajaran olah raga, dia diam-diam masuk dan menghabiskan makan siang anak-anak.”
Baek Won bertanya pada Young Won apakah itu benar, Young Won membenarkan. “Noona sudah membuatkannya untukmu, kenapa kau melakukan ini?” tanya Baek Won lagi.
“Agar nanti Noona dan Hyung bisa memakannya. Sejak kemarin, kau hanya makan mie.” Ujar Young Won sungguh-sungguh.
“Apa? Apa dia pengemis?” ujar seorang siswa laki-laki yang ada disana.
“Aku bukan pengemis.” Tukas Young Won.
Seorang siswa lagi berkata mencuri barang untuk di makan, itu seperti pengemis. Young Won bilang ada yang berkata padanya bahwa makanan adalah sesuatu yang harus dibagikan. Pak Guru meminta anak-anak yang lain untuk keluar membeli makan siang dengan uang yang sudah dia berikan. Baek Won menunduk malu.
“Jika kau mau membantu, jangan membawa dia ke sekolah. Berapa banyak kejadian yang dia sebabkan?” tegur Pak Guru.
“Maafkan aku. Tidak ada orang lain di rumah.” jelas Baek Won.
Pak Guru mengatakan itu adalah masalah Baek Won, dan ada orang lain yang bisa terganggu karenanya. Baek Won kembali meminta maaf.
Di luar, Baek Won bertanya pada Young Won, bagaimana bisa dia masuk ke kelas lain dan mencuri kotak makanan. “Siapa yang bilang kau bisa berbagi makanan?”
Young Won menunjuk seseorang yang berjalan ke arah mereka. Do Young. Do Young tersenyum melambaikan tangan pada Young Won, “Hei, bocah kecil! Halo!”
“Hei, Seo Do Young, apa yang kau ajarkan pada anak kecil? Apa yang kau pikirkan sehingga membuat anak ini mencuri kotak makan dari kelas lain?” tegur Baek Won kesal.
Do Young tertawa dan bertanya pada Young Won apakah dia melakukannya sendiri, “Anak ini, kau berani sekali.” Young Won tersenyum malu.
“Jangan bicara seenaknya karena dia bukan adikmu.”
“Apa masalah besar jika dia merasa lapar?”
Baek Won akan marah lagi, tapi Young Won menahannya, “Noona, jangan seperti itu. Hyung itu bermain denganku setiap hari.”
Baek Won heran dengan kata ‘setiap hari’. Young Won menjelaskan bahwa Do Young bahkan tidak pernah masuk kelas. Dia bilang dia tidak perlu masuk. Baek Won berkata itulah sebabnya dia ada di peringkat paling bawah dari seluruh siswa. “Jangan berhubungan dengan dia jika kau tidak ingin seperti dia.” Baek Won lalu menarik Young Won pergi.
Young Won memberikan tanda OK pada Do Young. Do Young tersenyum membalasnya. Young Won memberikan ‘kiss bye’ pada Do Young.
***
Bersambung ke bagian 2.
Komentar:
Man Won yang sadar jika Baek Won bukan adik kandungnya, mulai menyukai Baek Won sebagai wanita. Tapi, Baek Won yang masih belum tahu bahwa mereka bukan saudara kandung masih menganggap Man Won Oppanya dan tidak melihat Man Won sebagai pria.
Kehidupan Han Joo benar-benar sulit, tapi dengan segala kesulitannya itu dia masih bisa mengasihi anak-anak itu.
Tapi, sebenarnya agak kesal pada Shib Won dan Yeol Won yang menganggap Baek Won orang lain, padahal Baek Won sangar menyanyangi mereka.
Drama yang mengingatkan saya ke May Queen (Kim Yoo Jung, Ahn Nae Sang n Seo Young Jo)
ReplyDeleteKalau di Golden Rainbow antara Kim Yoo Jung n Ahn Nae Sang ahjussi (Baek Won - Eok Joo) ga ada couple yang mengharukan beda dengan couple Kim Yoo Jung - Ahn Nae Sang di May Queen (Hae Joo - Hong Chul) dimana keduanya berperan sebagai Ayah dan anak angkat,
kalau di GR disini peran Chun Hong Chul seperti digantikan oleh Han Joo (Kim Sang Joong) hehehe
Selain itu pertemuan Kim Yoo Jung dan Seo Young Jo membuat saya senang, di May Queen kita ingat donk ya dengan karakter remaja Jang Il Moon yang menyebalkan karena selalu menyebut Hae Joo 'pengemis'...
nah karakter Seo Young Jo disini malah kebalikan dari Il Moon yang menyebalkan digantikan dengan Man Won yang sepertinya sayang banget sama Baek Won huwaaaa semakin cinta sama Seo Young Jo hahaha...
Trims ya Muzi atas sinopsisnya....!!!!
betul, nis, aku juga langsung teringat sama may queen apalagi yang main kim yoo jung juga.
Deleteita
Fighting mbk
ReplyDeletembaa mumuuu, aku ampe pangling ngeliat theme blog nya mba. bahkan tadinya aku ga ngeh ini sinopsis bikinan mba mumu ..hahhahahaaaa
ReplyDeleteMbkkk..lnjt trus ya ..aku suka drama ini..suka ama kim yo jung dan uee..
ReplyDeleteSmngat y mbk dan makacih
Mba mumu fighting... Lanjut terus ya buat sinopisnya jangan putus ditengah jalan karna kebanyakan ambil sinopsis yg airing.. Pertahankan deh ciri khasnya mba mumu dalam buat sinopsis, jangan ikut2an beberapa bloger drakor yg ditengah jalan putus sinopsisnya dengan alasan gk mood :-)
ReplyDeleteSemangat terus unni, kalo coment dblognya orang gk enak pake real name apalagi kalo comenttnya kepanjangan kesannya menggurui dan sotoy gituuuu
yah,bener2 mirip May Queen, selalu berperan jadi kakak yang susah hidupnya demi adik2... ah sisi lainkehidupan rakyat korea...satu sisi kaya lebhay...yg miskin jg lebhay....
ReplyDeleteMba makasih sinopsisnya ... genre drakor ini mix .. ada lucunya ,terharu, tegang ... gak monoton sama 1 genre ajah .. Meskipun bru 2 eps tpi itu sbagian yg aq tangkap :D aq harap jgn ada perpisahan baek won sma adik"nya trutama young won imut ... mba mumu fighting \\^0^// #Ineu^^
ReplyDeleteLanjuuuut.... ^^
ReplyDeleteSuka banget lihat Manwon... Kakak yang ditakuti adik-adik tapi tetap pengertian...#pesona Seo Youngjoo
ReplyDeletePenasaran sama Doyoung. Sebenarnya dia siapa?
Rambutnya Choi Rowon(Youngwon) di Golden Rainbow dan Good Doctor ga' berubah, Mangkuk Style