Sinopsis GOLDEN RAINBOW Episode 2 – 2
Anak buah Jin Gi berkata dia akan mengurus masalah Do Pal. Terpisah dari masalah itu, Jin Gi menanyakan kekacauan apa yang terjadi di laut. Orang-orang bilang kapal mereka mengganggu, Jin Gi bertanya apa yang sudah dilakukan anak buahnya itu pada para nelayan.
Anak buah Jin Gi meminta maaf. Dia tidak berpikir mereka akan peduli dengan pemilik Pasar ikan itu, dan dia bertanya haruskah dia mengakhirinya sekarang. Jin Gi tampak berpikir lalu melarangnya, “Jangan. Sekarang ini, yang berhubungan dengan uang, kita harus melakukan semuanya. Ini perang. Lanjutkan apa yang sudah dilakukan.”
Lalu terdengar keributan dari luar. Jin Gi keluar dan melihat Eok Jo yang sedang ditahan oleh anak buahnya yang lain. Eok Jo berteriak kesakitan karena tangannya di pelintir. Dia berkata ingin bertemu dengan Tuan Seo. Jin Gi pun bertanya ada masalah apa.
Eok Jo bertanya apakah Han Joo datang mencari Jin Gi. Jin Gi bertanya balik, kenapa Eok Jo ingin tahu mengenai hal itu.
“Aku ingin berhenti mengendarai perahu. Apa kau pikir aku bisa mengelola gedung ini? Ini sangat melelahkan.” Eok Jo merajuk.
“Apa yang kau katakan pada Han Joo?” selidik Jin Gi.
“Aku bukan orang seperti itu. Atau ayo ajak Han Joo kerja disini juga. Bukannya dia tidak pernah melakukan pekerjaan ini juga.”
“Jangan, bagaimana Han Joo akan bereaksi? Tinggalah disisinya. Aku pastikan kau bisa makan dan hidup dengan nyaman. Tutup saja mulutmu. Saat Han Joo mengetahui ini, hubungan kita berakhir. Mengerti?”
Eok Jo bilang dia mengerti. Jin Gi lalu mengeluarkan dua lembar cek dan menjatuhkannya ke tanah, dan naik ke mobil untuk pergi dari sana. Setelah Jin Gi menjauh Eok Jo mengambil cek itu dan melihatnya dengan senang.
(Eok Jo sepertinya tahu sesuatu yang disembunyikan Jin Gi dan menggunakannya untuk mendapatkan uang dari Jin Gi sebagai imbalan tutup mulut dari Han Joo.)
Eok Jo masuk ke dalam gudang itu dari samping melalui dinding yang bolong. Eok Jo membuka sebuah peti dan mengambil satu buku dari sana. Lalu Eok Jo mengeluarkan pisau dan menyobek kantung tepung terigu. Eok Jo mengeluarkan sesuatu dari kantung itu, sebuah tas mewah. (oke, aku simpulkan Eok Jo sudah sering kesini dan mencuri tas itu. Buktinya? Dia bisa membeli daging bersama Soo Pyo disaat hasil tangkapan ikan sedikit.)
***
Baek Won pulang dan menanyakan Il Won pada Shib Won yang sedang mematut diri di depan kaca. Shib Won bilang bahwa Yeol Won yang akan menjemputnya. Tak lama Yeol Won pulang, sendirian. Baek Won pun bertanya dimana Il Won. Yeol Won malah bertanya balik, “Shib Won tidak membawanya ke rumah?”
Shib Won mengatakan bahwa Yeol Won bilang dia yang akan membawanya. Tapi Yeol Won menyangkal, kapan dia bilang begitu, kemarin dia sudah membawanya dan hari ini adalah giliran Shib Won. Baek Won kesal, dan segera berlari untuk menjemput Il Won ke sekolahnya.
Baek Won memanggil-manggil Il Won dihalaman sekolah. Setelah agak lama mengendarkan pandangan, Baek Won melihat Il Won sedang terduduk menunduk. Baek Won segera menghampirinya.
Il Won mendongak, wajahnya penuh luka, hidungnya berdarah, dan menangis, “Noona..”
Baek Won terbelalak, dan bertanya siapa yang melakukan itu pada Il Won. Baek Won lalu menenangkan Il Won dengan mengelus punggungnya dan berkata tidak apa-apa. Il Won berkata Baek Won pasti juga malu pada dirinya. Baek Won tidak mengerti apa maksud Il Won.
“Aku ingin mempunyai warna kulit yang sama denganmu, Noona.”
“Kau dan aku mempunyai warna kulit yang sama. Hanya masalah corak saja. Orang yang mengejeknya adalah orang jahat.” Baek Won berkaca-kaca.
“Ibuku juga malu karena aku, itulah sebabnya dia membuangku.”
“Itu tidak benar, siapa yang mengatakannya padamu? Ibumu sakit, itu mengapa dia meminta kita untuk menjagamu. Dia tidak membuangmu.” Baek Won menghapus air mata Il Won dan memeluknya.
(ini adegan pertama yang bikin aku nangis..)
***
Shib Won dan Yeol Won sedang bermain batu gunting kertas saat Baek Won pulang bersama Il Won. Baek Won bertanya apakah mereka mendengar atau tidak saat dia bilang untuk menjada Il Won tadi pagi. Mereka berdua saling menunjuk bahwa dia yang akan membawanya.
“Kalian adalah Hyung dan Noonanya. Bagaimana kau bisa meninggalkan adikmu sendiri dan pulang ke rumah tanpanya?”
“Dia tidak mau jadi adikku. Anak-anak lain mengejeknya.” Shib Won menunjuk Il Won dengan kesal.
“Jika anak lain seperti itu, makan kau seharusnya menjaga dan memeluknya. Itulah yang disebut Noona.”
Shib Won berteriak pada Baek Won, jika Baek Won menyukainya, Baek Won lakukan saja. Dia tidak suka. Yeol Won ikut berkata, jika Baek Won sangat menginginkan jadi Noonanya, maka Baek Won bisa membawa Il Won pulang. Baek Won menjelaskan dia harus pulang terlambat sehingga tidak bisa membawa Il Won.
“Ini bukan karena Noona malu karenanya?” ujar Shib Won pada Baek Won. “Kau hitam yang menyebabkan masalah. Kau bahkan tidak bisa menghilangkan warna kulitmu!” Shib Won mengejek Il Won.
Baek Won marah. Dia memukul Shib Won dan memintanya untuk mengatakannya lagi. Shib Won menangis. Yeol Won berusaha mencegah Baek Won. Kenapa Baek Won memukul, dia bahkan bukan saudara kandung mereka. Baek Won tercengang mendengar kata-kata Yeol Won, pasti menyakitkan…karena Baek Won berkaca-kaca.
Han Joo yang baru datang melihat anak-anaknya menangis bertanya apa yang terjadi.
Shib Won menghambur pada Han Joo dan memeluknya, “Ayah, Eonni memukulku. Dia menghajarku sampai hampir mati.” Baek Won mendengarnya dengan sedih.
“Kim Baek Won, kau bilang kau akan menjaga anak-anak di rumah, dan kau memukul mereka seperti ini?”
Baek Won yang sudah merasa sakit karena perkataan adiknya, kini bertambah dengan rasa sakit disalahkan ayahnya tanpa tahu masalahnya apa, berlari meninggalkan rumah.
Baek Won terus berlari, walaupun Man Won yang berpapasan dengannya memanggilnya. Man Won mengikuti Baek Won, dan menghampirinya yang sedang duduk menangis di samping mercusuar. Man Won bertanya apakah Baek Won sudah selesai menangis. Baek Won menghapus air matanya.
“Kau tidak perlu kelihatan tabah. Seperti yang dilihat orang-orang.” Man Won secara tidak langsung meminta Baek Won untuk mengeluarkan uneg-unegnya.
Baek Won berkata dengan terisak, “Oppa. Aku punya waktu yang sulit. Seperti anak-anak lain. Aku juga ingin pergi menonton film di bioskop. Dengan teman-teman, aku juga ingin bergosip tentang makanan. Aku juga ingin datang ke konser Fin.KL. Aku juga punya banyak hal yang ingin aku lakukan. Saat menjaga anak-anak, aku tidak tahu kapan itu akan datang. Aku sudah menerima raporku hari ini, nilai rata-rataku turun 10. Aku ingin belajar, tapi aku tidak punya waktu. Dari pagi hingga malam, tidak peduli berapa banyaknya aku bekerja tetap tidak ada jawaban. Tidak ada seorangpun yang memperhatikan. Aku juga baru lima belas tahun.”
Baek Won lalu bertanya dimana ibunya. Man Won bilang ayah kandung mereka mengizinkan mereka tinggal dengan nenek. Lalu, dimana ibunya. Man Won balik bertanya mengapa Baek Won menanyakan hal itu. (Eh, aku baru sadar, Baek Won gak inget apa ya dulu Man Won pernah memintanya jadi adik, harusnya Baek Won tahu kalau mereka bukan saudara kandung..)
“Jika ibu ada disini, ini tidak akan berat bagiku, sendirian. Aku juga ingin merengek pada Ayah seperti anak-anak lain. Aku ingin makan masakan ibu.”
Man Won berkata bahwa Baek Won bodoh. Jika ibu ada disana, mereka tidak akan hidup dengan Han Joo. Ibu mereka pergi sebelum ayah mereka mengabaikan mereka.
Baek Won kembali tertunduk. Dia bertanya mengapa Man Won berpikir mereka meninggalkannya. Dia ingin melihatnya, setidaknya wajah mereka. Jika ibunya ada disana, dia bisa bercerita padanya bahwa dia memiliki waktu yang sulit, dan memeluknya. Baek Won menangis sedih. Man Won menepuk-nepuk punggungnya.
***
Young Hye mendatangi kuburan Ha Bin (apa yang dikubur ya, kan hilang dilaut ceritanya..) dan membawa bunga. Young Hye membelai lembut kuburan itu dan menangis, “Bayiku, apa kau tahu betapa aku sangat ingin melihatmu? Jika saja kau masih hidup, aku akan memegangmu erat.”
Jung Shim datang dan menyimpan buket bunga di kuburan anaknya. Jung Shim melempar (membuang) buket bunga yang sebelumnya ditaruh Young Hye. Young Hye menyapanya, tapi Jung Shim tidak memperdulikannya dan menyuruh anak buahnya untuk membuang bunga yang juga ditaruh Young Hye dikuburan Ha Bin.
“Untunglah kau masih sehat Nyonya Kang Jung Shim. Di sebelah kuburan ini, aku khawatir itu adalah kuburanmu.” Ujar Young Hye sinis.
“Setelah sepuluh tahun ini. Apa kau memprookasiku?”
“Kenapa? Apa kau merasa buruk karena seekor cacing tetap hidup meskipun sudah diinjak? Hanya dengan meletakan bunga di kuburan anakmu, apa kau pikir kesalahanmu akan menghilang?”
Jung Shim bilang waktu sudah berlalu, benar-benar sudah berlalu. Beraninya Young Hye menegakan kepala dan melihatnya seperti itu. Young Hye juga bilang, selama sepuluh tahun ini, memikirkan Jung Shim, tidak ada hal yang harus ditakutkan di dunia ini. Meskipun dia mati, dia mungkin akan bersama dengan suami dan anaknya. Tapi jika Jung Shim yang mati, maka api neraka yang akan menimpanya. Jung Shim menyebut Young Hye hewan gila.
“Lain kali saat kita bertemu, aku tidak akan hanya bicara saja, tapi akan melakukan sesuatu. Seekor hewan yang kehilangan bayinya, menunggu untuk bereaksi, Nyonya Kang Jung Shim.” Young Hye mengancam.
Jung Shim menebak Young Hye pasti berkeliaran di suatu tempat dan menangkap seorang duda kaya karena Young Hye sudah berani bersuara lantang. Young Hye membenarkan, bahkan anak Jung Shim sendiri melawan keinginan ibunya dan berlutut memohon padanya. Siapa yang tidak bisa dia dapatkan jika seperti itu.
“Tutup mulut, kau mengerikan!” Jung Shim berteriak.
“Yang mengerikan itu kau! Memperlakukan manusia seperti hewan. Kau telah membunuh suami dan anakku. Aku akan melakukan apapun sehingga kau akan membayarnya. Saat-saat aku muntah darah, aku akan melakukan yang sama padamu. Jadi, jangan naikkan tekanan darahmu dan tetaplah sehat, Nyonya Kang Jung Shim.” Young Hye meledak-ledak, lalu bergegas pergi dari tempat itu.
***
Han Joo sedang berkumpul dengan Eok Jo dan Nona Yang. Han Joo tak mengerti apa yang sedang terjadi padanya. Eok Jo menyarankan agar Han Joo mengirimkan salah satu anak pada Hong Suk, teman mereka yang sudah menikah selama 10 tahun tapi belum memiliki anak. Hong Suk akan mengadopsi anak dari suatu tempat. Han Joo terdiam. Eok Jo menyuruh Han Joo melakukan apa yang dia katakan.
“Soo Pyo memberitahuku, bahwa Baek Won ditegur oleh pihak sekolah karena Young Won. Dia bilang bahwa itu bukan hanya sekali atau dua kali. Pendidikan apa yang bisa diterima seorang anak saat menjaga anak yang lain?”
Nyonya Yang menimpali, bahwa sesungguhnya sekarang panti asuhan menjadi lebih baik. Mereka memberi anak-anak makan setiap hari, dan mendidik mereka. Eok Jo mengusulkan untuk mengirim Young Won. Itu adalah jalan untuk Baek Won hidup.
Dan ternyata, Young Won mendengar itu semua dari luar. Young Won menunduk sedih dan berjalan dengan gontai meninggalkan kamar ayahnya.
***
Do Young memandangi foto ibunya lagi, di taman rumah. Tae Young datang dan menanyakan apa yang dipegang Do Young. Do Young menyembunyikannya dibalik tubuhnya. Tapi Tae Young memaksa dan meminta Do Young memberikannya.
Do Young bilang itu bukan apa-apa. Tapi jika itu bukan apa-apa, mengapa Do Young menyembunyikannya, tanya Tae Young. Tae Young menuduh Do Young sebagai pencuri.
Do Young tersenyum, “Mengapa kau seperti itu Hyung?”
Tae Young mengeras, “Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak tersenyum malu-malu di depanku.”
Tae Young lalu mengambil paksa kalung itu. Tae Young meledek Do Young mendapatkannya dari seorang gadis. Da Young bilang bukan dan meminta kalung itu dikembalikan. Tae Young malah mengatakan kalung itu membuatnya tertarik dan akan mengambilnya.
Da Young panik dan berusaha merebut kalung itu dari Tae Young. Tae Young tak melepaskannya begitu saja, dia malah memarahi Da Young yang sudah tidak sopan padanya. Da Young meminta maaf dan mengambil kembali kalung itu. Tapi tetap tak bisa. Tae Young membuka liontinnya dan melihat foto seorang wanita disana. Da Young merebutnya kembali dan hanya berhasil menarik kalungnya, liontinnya masih dalam genggaman Tae Young.
“Mungkinkah, ini ibumu? Dia terlihat seperti orang desa yang kurang ajar. Kelicikanmu mematikan. Saat kau tak bisa melupakan ibumu seperti ini, kau berkata pada ibuku, ‘ibu, berikan aku makan’, ‘ibu berikan aku uang’. Kau bajingan berwajah kurang ajar. Jika kau mencoba hidup menumpan di rumah orang lain, miliklah sedikit hati nurani.”
Da Young menunduk, dan menjulurkan tangannya kembali meminta liontin itu. Tae Young menjatuhkan liontin itu menginjaknya sampai kacanya retak. Dengan nada mengejek, dia meminta maaf karena kakinya berbuat seperti itu. Habis sudah kesabaran Da Young, dia mendorong Tae Young hingga jatuh dan menghajarnya. Da Young berhenti ketika Jin Gi datang.
Tae Young diobati ibunya, dia merasa heran berapa banyak pukulan yang diterima Tae Young. Mi Rim mengeluh bagaimana bisa hal seperti itu bisa terjadi. Jung Shim juga bertanya apa yang terjadi pada Tae Young, karena Da Young tidak menjawab. Tae Young menjawab tidak tahu.
“Tanpa alasan, dia memukulmu hingga seperti itu?!” Jung Shim berteriak hilang kesabaran.
“Tidak, dia sedang memegang sebuah kalung, jadi aku mengatakan padanya bahwa aku ingin melihatnya, dia tiba-tiba, seperti orang gila menyerangku.” Jelas Tae Young, yang sebenarnya tak seperti itu.
Tapi Da Young tak bisa menyangkalnya saat Jin Gi menanyakan kebenarannya. Da Young hanya menunduk. Jin Gi lalu meminta kalung itu dari Da Young, tapi Da Young memalingkan wajahnya. Jin Gi tidak sabar dan mengambilnya paksa dari tangan Da Young. Jin Gi membukanya dan melihat foto itu.
Jin Gi menyuruh Da Young meminta maaf dan menamparnya saat Da Young diam saja. Dengan terisak Da Young meminta maaf. Tae Young tersenyum sinis.
“Berlutut dan minta maaf dengan benar.” Bentak Jin Gi.
Da Young pun berlutut dengan berat hati, “Aku telah salah, Hyung. Aku tidak akan melakukannya lagi. Maafkan aku.”
Tae Yong tersenyum sinis dan berkata tidak apa-apa, diantara pria hal semacam itu bisa terjadi. “Ayah baru, mengapa kau memukul seorang anak karena sesuatu seperti itu?”
“Tidak, tidak masalah dengan tidak ada hubungan darah, kita harus memelihara hubungan dengan baik. Bagaimana bisa seorang adik mengepalkan tangan pada kakaknya? Terlihat jelas darimana darahnya berasal.” sindir Jung Shim.
Jin Gi meminta maaf pada Jung Shim. Lalu Mi Rin berkata pada suaminya, tidakkah mereka harus membawa Da Young ke rumah sakit jiwa setidaknya sekali. Kepribadian Da Young aneh dan dia bahkan tidak bisa belajar. Tidak ada satu hal pun dari diri Da Young yang menarik hatinya.
(Jadi, dulu itu Mi Rim yang janda menikah dengan Jin Gi yang duda, dan masing-masing membawa seorang anak. Mi Rim membawa Tae Young dan Jin Gi membawa Da Young.)
***
Do Young keluar rumah. Jin Gi menyusul dan mengajaknya bicara dengan nada yang lebih rendah daripada tadi di dalam. Do Young menatap marah ayahnya, dan mengambil liontin itu dari tangan Jin Gi.
“Tidak apa-apa. Itu kesalahan seekor anjing yang menyalak pada pemiliknya.”
Da Young lalu berjalan pergi. Jin Gi memandangnya dengan perasaan bersalah.
***
Baek Won pulang ke rumah bersama Man Won. Langkahnya terhenti begitu dilihat ayahnya sedang duduk. Han Joo melihat kedatangan mereka dan menghampiri Baek Won yang menangis.
“Baek Won, aku salah.” Han Joo menggenggam tangan Baek Won. “Ayah minta maaf.”
Baek Won terisak memeluk ayahnya. Han Joo kembali meminta maaf pada Baek Won. “Aku minta maaf untuk segalanya. Jangan menangis. Bahkan jika kau menangis, apa yang kita lakukan?” Han Joo menghapus air mata Baek Won dan memeluknya kembali.
Shib Won memanggil Han Joo dan berkata ada masalah besar. Sepertinya Young Won pergi meninggalkan rumah. Shib Won menunjuka sebuah kertas.
“Noona, hiduplah dengan baik. Bye, bye.”
Han Joo menoleh pada Baek Won setelah membawa kertas itu. Baek Won berkata itu tidak mungkin, Young Won tidak mempunyai alasan untuk meninggalkan rumah. Shib Won lalu mengatakan tas yang suka dibawa Young Won ke sekolah juga menghilang.
Sementara itu, Young Won berjalan sendirian di kegelapan jalan dengan menggendong tasnya.
Semua orang mencari Young Won. Han Joo mencari ke sekitar rumah. Man Won mencari ke tempat permainan. Baek Won mencari ke pasar.
Tapi Young Won yang dicari sedang berjalan di dekat sekolah (sekolah apa bukan ya, hehe..). Tiba-tiba ada yang menarik tasnya dari belakang. Young berteriak memberontak hingga terjatuh.
Takut-takut Young Won menoleh ke belakang, dan ternyata itu adalah Do Young yang menyapanya dengan riang.
“Hai, Young Won. Tanpa kakakmu, apa yang sedang kau lakukan disini saat malam?”
Young Won berdiri, “Aku meninggalkan rumah.
Do Young berkata dia juga meninggalkan rumah. Young Won bertanya mengapa Do Young meninggalkan rumah. Do Young duduk, alasannya pergi adalah karena hidup itu melelahkan. Young Won berkata hidup memang seperti itu. Do Young tesenyum.
“Tidakkah kakakmu akan khawatir dan mencarimu?”
“Tidak seperti itu. Karena aku pergi, mereka mungkin akan bahagia.”
Tapi Do Young bilang Young Won tidak punya uang, kemana Young Won akan pergi sendirian seperti itu. Young Won mengeluarkan kelerang dari tasnya dan berkata bahwa dia kan menjual itu untuk naik pesawat.
Do Young tertawa. Dia lalu berdiri dan mengajak Young Won pergi. Young Won memalingkan muka dan berkata dia tidak akan pernah pulang ke rumah. Siapa yang akan pulang ke rumah, Do Young mengajaknya pergi untuk makan sesuatu karena mereka lapar. Do Young menjulurkan tangannya, awalnya Young Won ragu tapi kemudian meraih tangan Do Young.
Mereka pun berjalan pergi sambil tertawa. Langkah mereka terhenti ketika menyadari kedatangan Baek Won. Young Won langsung bersembunyi dibelakang Do Young. Do Young bilang dia berencana membawanya pulang.
Baek Won menarik Young Won yang berkata dia tidak akan pergi. Baek Won bertanya mengapa Young Won juga tidak mau mendengar. “Mengapa kau membuatnya menjadi sangat sulit untukku?”
“Jika aku menghilang, itu akan menjadi lebih mudah untukmu. Mereka berkata jika aku tidak disana, semuanya akan berjalan dengan baik. Jadi mereka bilang mereka akan mengirimku pergi.” Young Won menangis.
Baek Won berkata bahwa itu tidak benar. Siapa yang mengatakan itu, siapa yang mengatakan hal semacam itu, tanya Baek Won berkaca-kaca. Young Won berpikir Baek Won juga pasti berpikir bahwa dia pengganggu.
Baek Won berlutut, “Itu tidak benar. Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu.”
Young Won tidak percaya, Baek Won juga akan meninggalkannya. Baek Won menggenggam tangan Young Won. Dia tidak akan pernah melepaskan tangan Young Won. Tidak akan pernah.
“Pastikah Noona, benarkah?”
“Tidak akan pernah, dan itu benar-benar.”
Baek Won memeluk Young Won yang menangis dan membelai kepalanya lembut. Do Young menyaksikannya dalam diam.
***
Keluarga Kim berkumpul. Han Joo bertanya pada Young Won, jika dia menggigit satu jari, pilih mana yang tidak akan merasakan sakit dari lima jari itu. Young Won memilih jari kelingking.
Yeol Won mengatakan Young Won bodoh, Yeol Won memilih jempol. Karena jempol adalah yang paling besar, itu tidak akan merasakan sakit terlalu banyak.
Han Joo bilang tidak, dan menyuruh anak-anaknya menggigit jari mereka. Yeol Won, Shib Won, Il Won, dan bahkan Young Won menggigit jari mereka. Young Won mengaduh. Han Joo menggenggam tangan Young Won.
“Tidak ada jari yang tidak akan sakit. Jika kalian menyebabkan suatu masalah dan kejadian, betapapun kerasnya, itu berhubungan dengan banyak terluka atau sedikit. Young Won kita juga, Il Won, Shib Won, Yeol Won, juga Baek Won, Man Won. Kalian semua bagiku seperti jari yang sakit. Jari-jari yang tidak akan bisa aku potong karena itu menyakitkan. Kalian semua anak-anakku. Kemana aku akan mengirim kalian? Aku tidak akan mengirimkan kalian.”
Anak-anak menangis haru, betapa ayah mereka sangat mengasihi mereka tanpa membedakan satu sama lain.
Han Joo lalu mengeluarkan hadiah yang dia bawa untuk mereka yang memiliki hari berat karenanya. Han Joo meletakan hadiah-hadiah itu di meja. Anak-anak sangat senang. Ada sepatu, game, aksesoris rambut, krayon, cat, dan masih banyak lagi yang memang sudah diinginkan mereka.
Man Won bertanya apa yang terjadi pada Han Joo, apakah ayahnya itu menangkap banyak ikan. Dengan terbata Han Joo membenarkan. Mulai sekarang tidak ada alasan untuk tidak mencari ikan.
Han Joo sedikit berbisik pada Baek Won mengatakan di dapur ada daging yang dia beli. Baek Won tersenyum senang dan mengatakan pada anak-anak mereka punya ikan. “Hore!” semuanya senang.
***
Dua mobil berhenti depan sebuah rumah. Rumah Young Hye. Young Hye di dalam sedang membereskan barang-barangnya dan melihat album bayi Ha Bin.
Dari mobil tadi keluar seorang pria dan anak buahnya, sepertinya rentenir. Tapi dia mengaku sebagai agen real estate saat Young Hye bertanya siapa yang mengetuk rumahnya. Dia tahu bahwa Young Hye akan menjual rumahnya.
Young Hye akan membuka pintu, tapi dia ragu dan melihat siapa yang datang dari lubang pintu. Young Hye pun sadar jika itu bukan agen real estate. Young Hye meminta orang itu menunggu.
Young Hye terlihat bingung, dia lalu membawa tas besar yang berisi uang. Dia kembali dan memasukan album bayi dan sebuah boneka. Young Hye sepertinya hendak kabur. Young Hye menuju jendela, tapi entah karena panik, dia tidak bisa membuka jendelanya. Young Hye pun memecahkannya dengan pot bunga.
Rentenir itu mendengar suara kaca pecah, dan segera menyuruh anak buahnya untuk mendobrak pintu. Young Hye melemparkan tasnya keluar dan dia meloncat dari lantai atas itu, ke sebuah bak mobil. Young Hye berlari tertatih karena kakinya terluka. Dari atas rentenir itu memerintahkan anak buahnya untuk mengejar Young Hye.
***
Baek Won berjalan di dekat dermaga dengan membawa ikan dalam ember. Dia tersenyum senang. Lalu dia melihat seseorang tergeletak di pantai dekat karang. Baek Won berlari menghampirinya, dan melihat Young Hye yang tergeletak dengan kaki berumuran darah.
“Ahjumma. Kenapa kau seperti ini?” Baek Won berusaha membangunkan Young Hye. “Ahjumma, bangunlah! Ahjumma.”
Young Hye terbangun dan melihat Baek Won. Lalu dia teringat saat Ha Bin dibawa pergi oleh anak buah Jung Shim.
“Ha Bin. Ha Bin.” Young Hye menatap Baek Won.
***
Bersambung ke episode 3 ~
Komentar:
Sebenarnya sampai sinopsis kemarin aku sedikit bosan menonton drama ini, berasa ada yang kurang. Tapi di bagian 2 episode ini, baru terasa keeratan keluarga itu. Dan ngintip episode berikutnya, konflik-konflik baru akan dimulai di episode 3 sepertinya.
Waaahh,,,zeru2..aku tnggu zlnjut'y yah mba..! :D
ReplyDeleteAsiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Asiiiiiiiiiikk mumu oenniiii..
ReplyDeleteAkuuu suka drama ini...
Fighting mbkkkk...lanjt trus ya mbk wlaupun ep nya panjanggggg...
Yyyyyyeee.
Smga moodny mb mumu g' ilang y bwt bkn sinopsis drma in krna episodeny yg panjaanggg..semangat mb.. smga mb mumu sm kluarga shat slalu..
ReplyDeleteeonni.. ttp smgat ya nulis nya! 1 episode diringkas jd satu jg gpp deh (tanpa part 1 & part 2) aku mnunggun bagian il woo & uee koq lama ya? mereka muncul diepisode brpa sih?
ReplyDeletebagian il woo sm uee klo g'slh episode 10 keatas soalny bagian u/ masa anak-anaknya sampe episode 10..
DeleteTetap semangat mumu unni ^^
ReplyDeleteterima kasih atas sinopsisnya. semangat terus kakak :)
ReplyDeleteSemangat .!^_^
ReplyDeleteKalau agak bosan harap maklum saja mbak, namanya juga drama panjang.... Hehehe....
ReplyDeletejadi plotnya beda dengan drama yang biasanya :)
DeleteTengkyu Mbak Mumu....
ReplyDeleteMbak,cariin link ost nya dong
Yg d tiap akhir episode itu lhoooo
Sukaaa banget ma Drama ini,suka liat perjuangan Baek Won ngurus adik2 nya
Berharap eon bisa sampe abis 50 episode ngerjain sinopsis drama ini.fighting eon.segera d tunggu episode 3 nya eon
ReplyDeleteHmmmm...kayaknya anak si penculik punya peran penting nih...apa gantiin ha bin ya? Pertama kali ibu dan anak ketemu...tq mba mumu
ReplyDeleteHmmmm...kayaknya anak si penculik punya peran penting nih...apa gantiin ha bin ya? Pertama kali ibu dan anak ketemu...tq mba mumu
ReplyDeleteTuh kan .. aq nangis lagi mba udah bkin recapnya rinci ampe bwt aq hanyut (??) :( .. tearsdrop #Ineu
ReplyDeletemakasih infonya keren dehhh sinopsisnya pinter banget yg nulis
ReplyDelete