Sinopsis LET’S EAT Episode 4 – 1
Note: Ada perubahan sebutan. Pengacara Oh menjadi Do Yeon, karena nama aslinya Oh Do Yeon. Manajer Choi (Sebelumnya aku menyebutnya Manajer Jang, salah nama) menjadi Kyu Shik, karena nama aslinya Choi Kyu Shik.
Soo Kyung berjalan sendirian di jalan yang waktu itu pernah ada kejadian pemukulan. Seseorang mengikutinya. Saat Soo Kyung berjalan lebih cepat, orang itu juga mempercepat langkahnya. Orang itu seperti akan memukul Soo Kyung dengan sesuatu.
Soo Kyung menoleh dan ada sinar yang menerangi wajahnya, serta terdengar bunyi suara sirine. Soo Kyung tampak terkejut. Ternyata itu adalah sebuah ambulance dan mobil polisi.
“Apakah sesuatu terjadi lagi? Tidak pernah ada seharipun ketenangan di lingkungan ini.” Soo Kyung bicara sendiri, lalu pergi dari sana.
Episode 4: Jawab Aku, Tetangga.
Jin Yi menonton film horor sendirian di televisi. Awalnya dia seperti senang dan berani. Namun dia jadi ketakutan saat melihat wajah seram di layat televisinya. Jin Yi berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak takut.
Jin Yi akan pergi tidur. Dia bersembunyi di balik selimutnya. Suara detak jam dinding, tetesan air dari kran, dan bunyi kulkas terdengar jelas di telinganya. Jin Yi ketakutan. Dia lalu bangkit dan berencana ke tempat Soo Kyung. Tapi lalu dia teringat Soo Kyung memintanya untuk menghargai ruang pribadinya.
Jin Yi bingung. Akhirnya dia memutuskan, dia harus bisa melawan rasa takutnya. Jin Yi menyalakan lampu dan menyalakan televisi, lalu mencoba untuk tidur.
***
Barassi membangunkan Soo Kyung. Soo Kyung lalu melihat jam dinding yang menunjukan pukul 9 lewat 3 menit. Soo Kyung langsung bangun dengan terkejut, dia terlambat.
Soo Kyung menggosok gigi sambil memanaskan air untuk membuat sup instan. Juga menuangkan makanan untuk Barassi. Mengeringkan kemeja yang masih basah dengan pengering rambut dan dimasukan kedalam plastik.
Saat menggunakan stoking, ternyata stokingnya sobek, tidak ada waktu lagi untuk mengganti. Soo Kyung menutupinya dengan sepatu boot tinggi. Setelah membuka pintu, dia teringat pemanas ruangan belum dimatikan. Soo Kyung merangkak kembali mematikannya, dan tidak menyadari Barassi keluar.
Soo Kyung keluar dan berlari, lagi-lagi tidak melihat Barassi yang ada di luar. Barassi memakan makanan bekas Dae Young yang ditinggalkan di depan pintu.
***
Di kantor, semua orang khawatir dengan Soo Kyung yang belum tiba. Hak Moon gelisah. Kyu Shik mencoba menghubungi Soo Kyung, tapi tidak diangkat.
“Ah! Ini sudah beberapa lama sejak jam kerja dimulai. Dia bahkan tidak mengangkat telpon. Apa yang dia lakukan, dimana? Tidak ada tempat untuk bertanya sejak dia hidup sendirian.” Hak Moon ngomel-ngomel.
Do Yeon teringat dia punya kartu nama Dae Young, maka dia menawarkan diri haruskah dia menghubungi Dae Young yang tinggal disamping Soo Kyung. Hak Moon malah ngomel lagi, untuk apa menghubunginya, apakah dia adalah suaminya Soo Kyung.
Do Yeon bilang bukan begitu. Dia khawatir. Bahkan kemarin, disana ada penyerangan ‘Jangan tanya mengapa’ lagi di lingkungannya. Do Yeon khawatir ada sesuatu yang terjadi.
Hak Moon mengingatkan Do Yeon, apakah dia tahu bahwa apa yang dia katakan bisa saja terjadi. “Kau seorang pengacara. Perhatikan ucapanmu!”
Do Yeon malah salah tafsir lagi, dia menduga Hak Moon berkata seperti itu karena Hak Moon mengkhawatirkannya bicara salah di depan klien. Do Yeon kepedean lagi…
Soo Kyung akhirnya sampai dan meminta maaf karena terlambat. Hak Moon menegur, ini adalah kali kedua Soo Kyung terlambat. Sebelumnya Soo Kyung mengambil cuti seminggu karena usus buntu. Jika Soo Kyung sangat tidak ingin bekerja, istirahat saja di rumah. “Jangan makan gaji buta! Kau keterlaluan!” Hak Moon memarahi Soo Kyung lalu masuk ke ruangannya.
Kyu Shik berkata Soo Kyung tahu karakter Hak Moon, kenapa datang terlambat. Soo Kyung bilang alarmnya tidak berfungsi, padahal dia sudah menyetel alarm di ponselnya sebelum tidur.
Kyu Shik menilai itulah karena Soo Kyung tinggal sendirian, bahkan jika Soo Kyung bangun terlambat, tidak ada seorangpun yang membangunkannya. Itulah sebabnya Kyu Shik menyuruh Soo Kyung cepat menikah kembali.
“Kau ingin aku untuk menikah kembali, agar aku tidak terlambat masuk kerja?” tanya Soo Kyung tersinggung.
“Hei.. Itu karena kami khawatir. Karena kau tidak mengangkat telpon, kami berpikir sesuatu terjadi padamu.” Ujar Do Yeon.
Soo Kyung mencari-cari ponselnya di tas, lalu Soo Kyung sadar ponselnya tertinggal di rumah.
***
Jin Yi masuk ke laundry dan memanggil ahjussi pemilik laundry. Jin Yi menggeser gantungan baju karena mengira itu adalah ahjusii, padahal itu Dae Young yang sedang berganti pakaian. Ji Yi berteriak. Dae Young pun tak kalah terkejut.
“Hei, Jin Yi. Bahkan jika kau menyukaiku, jika kau melakukan hal ini, ini meragukan.” Ujar Dae Young.
“Apa? Ah…tidak, itu karena ahjussi tidak ada disini. Aku kira kau adalah dia.” Jin Yi menunduk.
Dae Young tersenyum dan mengelur kepala Jin Yi, dia berkata dia hanya bercanda. Jin Yi bertanya mengapa Dae Young berganti pakaian disana. Dae Young menjelaskan, walaupun dia tidak mencuci baju dia tetap menyimpan semua pakaiannya disana. Dia datang kesana dan berganti pakaian kapanpun dia inginkan.
“Wow, ternyata ada juga cara seperti itu! Opapa, you are the best best man.” Jin Yi merasa kagum (lagi).
Jin Yi kemudian bertanya kemana ahjussi pergi. Dae Young bilang mungkin dia sedang pulang dulu ke rumah sebentar. Dae Young menggantikan ahjussi menerima baju yang ingin di dry cleaning oleh Jin Yi dan meminta Jin Yi menuliskan nama, nomor telpon dan alamatnya di buku daftar pelanggan.
Jin Yi tertawa dan menilai Dae Young terdengar seperti anak pemilik laundry. Dae Young bilang dalam hatinya dia juga merasa sepertin anak pemiliknya, karena mereka mencuci pakaiannya sangat bersih dengan hati seorang ibu.
Mereka berdua kemudian berjalan bersama menuju apartemen. Jin Yi bertanya mengapa Dae Young kesana, padahal tadi bilang dia akan menemui seseorang. Dae Young bilang dia akan mengambil mobil. Lalu mereka melihat seorang pria menggendong Barassi. Jin Yi mengenalinya.
Jin Yi menghampiri pria itu dan bertanya bukankah itu Bara. Pria itu mengelak, itu adalah anjingnya. Pria itu memasukan Barassi ke dalam ember di boncengan motor dan menjalankan motornya.
Dae Young mencegatnya di depan. Pria itu mengerem motornya dan marah-marah, apakah Dae Young gila dan ingin terluka.
“Tidak apa-apa, aku mempunyai banyak asuransi. Tapi aku penasaran apa yang terjadi saat seorang pengemudin tidak memiliki SIM?”
Pria itu terkejut, “Apa yang sedang kau bicarakan? Aku orang sibuk, geser.”
Kalau begitu, Dae Young mengajak pria itu membicarakannya saat mereka pergi. Dae Young duduk di jok belakang motor. Dan menggiyang-goyang badan si pria. Pria itu kesal turun dari motor, “Jika kau tidak suka seseorang mengambil anjingmu, maka jangan tinggalkan dia berkeliaran sendirian.”
“Jadi kau mengatakan itu bukan anjingmu, kan?” Dae Young mengambil Barassi dari ember. Lalu di pria itu pergi.
Dae Young bilang Soo Kyung bahkan tidak tahu anjingnya keluar rumah, apa yang Soo Kyung lakukan, dimana.. Ji Yi bilang Soo Kyung tidak menjawab telponnya. Maka Dae Young meminta Jin Yi membawa Barassi dengannya dan memberikannya pada Soo Kyung. Dae Young tersenyum, lalu pergi.
Jin Yi memeluk Barassi, “Dia bahkan menyelamatkan Bara. Lebih banyak aku mengenalnya, dia makin keren.” Jin Yi tersenyum malu-malu.
Jin Yi mengecek kotak suratnya dan menemukan katalog dari department store. Jin Yi sangat senang, tapi begitu dilihat nama tujuannya bukan Yoon Jin Yi tapi Jung Yu Mi. Jin Yi memanggil bapak penjaa dan memberitahu mungkin mereka mengirim surat yang salah.
Pak Penjaga ingat, bahwa Jung Yu Mi adalah nama penghuni yang sebelumnya tinggal di apartemen Jin Yi. Pak Penjaga agak ragu mau mengucapkan sesuatu. Lalu Jin Yi menebak sendiri bahwa Yu Mi itu Eonni yang mati lemas karena makan gurita hidup. Pak Penjaga membenarkan.
Lalu Jin Yi bingung, hendak dikemanakan surat itu. Pak Penjaga menyuruh Jin Yi membuangnya, karena tidak ada yang akan menerimanya.
Namun ternyata Jin Yi membawanya ke apartemen dan menaruhnya di meja. (backsound berubah mencekam) Jin Yi menutup jendela yang terbuka, dia lupa benarkah dia membiarkan jendelanya terbuka tadi. Lalu Barassi menyalak kencang.
Jin Yi memangku Barassi, “Bara, ada apa…”
Interkom Jin Yi menyala, tapi dilayar tidak menunjukan ada seseorang. Jin Yi bergumam, tidak ada seorangpun diluar, mengapa itu menyala. (kamera memperbesar layar pada surat untuk Jung Yu Mi yang ada di meja, dengan backsound yang masih horor banget).
***
Kyu Shik mengendap berjalan mendekati meja Soo Kyung, dia membuka laci Soo Kyung yang penuh makanan ringan dan mengambil satu bungkus coklat. Kyu Shik membuka bungkus dan memakannya. Dia tersenyum senang.
Soo Kyung keluar dari ruangan Do Yeon. Kyu Shik buru-buru menyembunyikan coklatnya diketek, dan pura-pura mencari berkas di meja. Soo Kyung menegur sedang apa Kyu Shik di mejanya. Kyu Shik beralasan dengan mencari beberapa bahan. Dia lalu mengalihkan perhatian pada blog makanan yang biasa dibuka Soo Kyung. Soo Kyung selalu men-download gambarnya untuk dijadikan wallpaper.
“Ah! Aku menyuruhmu untuk bertemu dengan seorang pria saat itu.” ujar Kyu Shik sambil berjalan ke mejanya sendiri.
“Omongan itu lagi! Simpan perhatianmu untuk dirimu sendiri.” Timpal Soo Kyung kesal.
Hak Moon keluar dari ruangannya. Kyu Shik bertanya apakah Hak Moon akan pergi ke suatu tempat. Hak Moon berbalik dengan backsound suara rem mobil (haha..)
“Apakah itu pertanyaan untuk ditanyakan seorang manajer? Aku ada sidang di Pengadilan Wilayah Suwon. Manajer, apakah kau tidak akan pergi kemanapun? Apakah kau tidak akan pergi untuk mendapatkan pekerjaan untuk kita?” Hak Moon menyindir Kyu Shik.
Hak Moon lalu mengajak Soo Kyung untuk pergi bersama karena Soo Kyung harus mendafar untuk persidangan baru di pengadilan yang sama. Kyu Shik bilang dia juga akan pergi kesana dan mendapatkan beberapa pekerjaan saat dia disana. Tapi Hak Moon menunjuk dan menyuruh Kyu Shik untuk melakukannya dengan baik di Seoul saja. Kyu Shik pun terdiam.
Kyu Shik mengeluh pada Do Yeon, Hak Moon mengatakan sesuatu seperti itu. Do Yeon juga merasa Hak Moon begitu kasar. Kyu Shik membenarkan.
Do Yeon tersenyum, “Tapi itulah sebabnya dia lebih mempesona.”
Kyu Shik kesal dan memakan coklat yang tadi disembunyikannya begitu Do Yeon masuk ke ruangannya.
***
Jin Yi selesai memandikan Barassi. Dia mengeringkan bulu Barassi. Jin Yi bertanya apakah Barassi tadi menyalak karena ingin mandi. “Kau tidak menyalak karena melihat hantu, kan?”
Ketel air berbunyi. Jin Yi mengangkat dan menuangkan air panasnya ke dalam gelas yang dia simpan di ujun meja. Saat Jin Yi mengambil madu, gelas itu jatuh sendiri dan pecah di lantai. Kemudian Barassi menyalak dengan kencang. Jin Yi terdiam, lalu menyadari kemungkinan adanya hantu. Jin Yi berlari keluar. Dia kembali masuk membawa Barassi dan mengambil jaketnya.
***
Kyu Shik masuk ke ruangan Do Yeon dan mengajak untuk memesan makanan. Kyu Shik menawarkan memesan masakan Cina, pizza, hamburger, tapi Do Yeon tidak mau.
“Apakah ada tempat dimana kau bisa mendapatkan makanan yang mengisi dan enak tanpa membuat gemuk?” tanya Do Yeon polos.
Ting! “Apakah ada makanan seperti itu di dunia?” Kyu Shik menahan kesal.
Do Yeon berkata bisakah mereka mencarinya. Kyu Shik terdiam sesaat, lalu berkata dia akan mencarinya dan kembali lagi nanti.
Dae Young datang ke kantor itu. Do Yeon membuka jasnya dan menemui Dae Young di luar. Dae Young bilang dia urusan dilingkungan sekitar situ, dan karena sudah waktunya makan siang dia datang untuk mengajak makan bersama. Dae Young bertanya dimana yang lain. Kyu Shik memberitahu bahwa Soo Kyung dan Hak Moon pergi ke Pengadilan Wilayah Suwon.
Kyu Shik bilang bahkan Dae Young sudah mentraktir mereka sebelumnya, dan tidak tahu apakah kali ini dia bisa membiar Dae Young melakukannya lagi. Kyu Shik juga bilang Dae Young datang tepat waktu karena mereka juga hendak memesan makan siang. Dae Young meminta Kyu Shik untuk tidak bicara formal padanya, karena dia jauh lebih muda.
Mereka pun makan bersama. Dae Young mengajak Kyu Shik untuk ikut bergabung di klun bolanya. Dae Young bilang beberapa anggota yang sudah menikah tidak bisa sering darang karena istri-istri mereka suka mengomel.
“Ayolah! Kepala rumah tangga! Dia ingin menikmati olahraga di akhir pekan. Bagaimana bisa dia (istri) mengomel? Maka aku tidak akan hidup dengannya. Aku tidak akan.” Ujar Kyu Shik.
“Wow, itu benar-benar keren!”
Kyu Shik bilang itu jelas. Para istri terlalu mudah, mereka mengatakan bahwa mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu sulit. Bisakah itu lebih sulit dari pada pencari nafkah yang membawa bacon ke rumah untuk istri dan anaknya.
Dae Young membenarkan, dan mengambil celah dari sana untuk menawarkan asuransi pada Kyu Shik sebagai pencari nafkah. Dae Young juga menawarkan asuransi untuk orang tua, dan istrinya. Kyu Shik sejenak berpikir dan berkata hal seperti itu dia harus berkonsultasi dulu dengan istrinya. Raut wajah Dae Young berubah kecewa.
Do Yeon berkata pada Dae Young, dia memikirkan untuk mendapatkan asuransi. Dae Young kembali sumringah, dia pasti akan membuat perencanaan untuknya.
Kyu Shik merasa linu giginya setelah minum. Dae Young kembali mengambil celah itu untuk menawarkan asuransi perlindungan gigi, karena di rumah tangga yang memiliki anak biasanya sering ke dokter gigi.
Do Yeon menerima telpon dari ibunya yang memintanya datang di akhir pekan untuk mengadakan acara upacara untuk leluhur. Do Yeon tidak senang. Karena mereka adalah keluarga putra pertama, itu sangat melelahkan.
“Upacara leluhur itu dilakukan setiap bulan. Jika keluarga kami berkumpul, bisa ada seratusan orang. Dan sebagai pengacara, mereka menyerangku untuk berkonsultasi untuk ini dan itu. Itu sangat mengganggu.” Keluh Do Yeon.
Dae Young menghitung dalam pikirannya.
“Keluarga putra pertama = 100 keluarga.
Kakek= asuransi kesehatan, asuransi kematian.
+paman= asuransi kesehatan, asuransi mobil.
+sepupu pertama pihak ayah= kesehatan, asuransi kanker.
+keponakan laki-laki pertama pihak ayah= asuransi anak.
= Raja Asuransi 2014.”
Dae Young tersenyum, dan bertanya mengapa Do Yeon tidak makan banyak. Apakah rasanya tidak enak, haruskah mereka pergi ke restoran lain. Do Yeon bilang tidak usah, itu enak, tapi dia sedang diet.
“Diet? Mengapa kau melakukan itu? Badanmu sudah sempurna.” Dae Young sepertinya berusaha mengambil hati Do Yeon untuk target asuransi yang tadi dia bayangkan.
“Apa? Kau pasti bercanda…” Do Yeon tersipu malu.
Sementara Kyu Shik disampingnya melirik badan Do Yeon dari bawah ke atas.(mungkin dipikirannya, ni si Dae Young lagi ngomongin siapa sih,, hehe)
Dae Young lalu berkata Do Yeon mirip dengan seorang model bernama Jang Yoon Ju. “Kau terlihat seperti Jang Yoon Ju dari hidung mancungmu.” (padahal gak mancung…)
Kyu Shik kembali melirik badan Do Yeon dari atas ke bawah. Kyu Shik lalu bertanya siapa Jang Yoon Ju itu. Dae Young memperlihatkan foto Jang Yoon Ju dari ponselnya. Do Yeon masih senyam senyum sendiri.
“Dia tidak mirip dengannya sama sekali!” Kyu Shik menatap Do Yeon, “Kau bahkan lebih cantik.” (hahahaha…)
Kyu Shik bilang Jang Yoon Ju matanya sipit, sedangkan Do Yeon matanya berkilauan.
(Do Yeon langsung membelalakan mata dan mengedip-ngedipkannya. Ada suaranya pula. Sumpah ngakak banget liat adegan ini bahkan sampai ke sekian kalinya, dan membuat Mikail penasaran, “Bu, kenapa bu?” :p)
Kyu Shik bertanya bagaimana bisa Dae Young mengatakan mereka mirip. Dan Kyu Shik terus memuji Do Yeon membuat Dae Young menahan tawa dan geli juga.
***
Soo Kyung menunggu Hak Moon, dia kelaparan. “Haruskah aku mengatakan bahwa aku akan pergi duluan ke kantor dengan bus? Kapan persidangannya selesai..?”
Soo Kyung mencari ponselnya, dan sadar bahwa ponselnya tidak ada. Dia pun berpikir apakah ponselnya benar-benar tertinggal di rumah. Dia mengingat kembali kejadian tadi pagi. Bangun tidur, memberi makan Barassi, memasak air dan sup instan. Lalu Soo Kyung lupan, apakah dia sudah mematikan kompor gasnya atau belum.
Soo Kyung melihat Hak Moon keluar dari pengadilan. Soo Kyung sumringah, “Pengacara Kim!” Soo Kyung berlari dengan gembira dan senyum mengembang, menghampiri Hak Moon. Hak Moon terpesona melihatnya dan tersenyum. Lalu senyumnya menghilang ketika sudah dekat Soo Kyung mengambil ponselnya.
Soo Kyung meminjam ponsel Hak Moon untuk menghubungi Kyung Mi dan memintanya untuk datang ke rumah Soo Kyung untuk memeriksa apakah kompor gas sudah dimatikan. Soo Kyung juga meminta Kyung Mi memberitahunya melalui nomor itu. Soo Kyung mengembalikan ponselnya.
“Aku memiliki seseorang yang ceroboh sebagai kepala kantor. Jangan khawatir. Jika terjadi kecelakaan, kau pasti sudah dihubungi lewat kantor.”
“Itu akan menjadi sebuah kasus, kan?”
Hak Moon mengalihkan pembicaraan dengan mengajak Soo Kyung makan pasta. Soo Kyung tidak mau, dia mau makan tteukbokki yang dimasak di tempat. Hak Moon bilang Soo Kyung bukan lagi anak kecil untuk makan makanan itu.
“Aku ingin memakannya sejak beberapa hari yang lalu, tapi aku tidak bisa karena aku tidak punya teman untuk pergi bersama. Di jalan kita kesini, aku melihat bahwa ada satu disana.” Soo Kyung mengajak Hak Moon pergi.
Hak Moon heran, bukankah tadi Soo Kyung khawatir dengan kompor gasnya. Hak Moon tersenyum. (Soo Kyung kan jadi lupa apapun kalau sudah bicara makanan…)
***
Dae Young membubuhkan tanda tangannya di tagihan untuk makanannya. Kyu Shik menilai tanda tangan Dae Young orisinil. Kyu Shik menebak adik Dae Young mungkin bernama Goo Dae Il. Dae Young membantah, dia anak tunggal.
Karena Do Yeon tidak makan banyak, Dae Young mengajak mereka makan teh bersama di coffe shop di seberang jalan. Dae Young meminta mereka pergi duluan karena dia mau ke toilet dulu.
Diluar Do Yeon bertanya pada Kyu Shik apakah baik-baik saja untuknya mengosongkan kantor untuk waktu yang lama. Bagaimana kalau Kyu Shik pulang duluan ke kantor. Do Yeon akan membawakan kopi untuknya nanti.
“Apa yang kau katakan? Bagaimana bisa aku membuatmu memesan kopi? Aku akan membelinya dan membawanya, pergilah lebih dulu dan istirahat.” Kyu Shik malah meminta Do Yeon yang duluan pergi.
“Karena Dae Young membelikan makan siang, aku ingin membelikan kopi. Jadi, Manajer, jika kau ingin memiliki kopi gratis, cepat pergi ke kantor.” Do Yeon berkata dengan nada tinggi.
Kyu Shik pun mengalah dan pergi ke kantor duluan. Do Yeon menggerutu, Kyu Shik sungguh tidak bijaksana. Do Yeon kemudian mengeluarkan bedaknya dari tas, dia melihat wajahnya di cermin. Dia teringat Dae Young yang menyebutnya mirip Jang Yoon Ju. Do Yeon berjalan melenggak lenggok seperti model. Para pria yang melihat menertawakannya.
***
Do Yeon sudah bersama Dae Young di café. Dae Young menuangkan the untuk Do Yeon. Dia membeli the karena itu seharusnya lebih sehat untuk tubuh Do Yeon daripada kopi.
“Apakah tidak apa-apa?” Dae Young berkata dengan bahasa tidak formal. Do Yeon terkejut. Dae Young minta maaf, mereka di usia yang sama, jadi Dae Young meminta ijin bisakah dia berbicara dengan biasa pada Do Yeon. Do Yeon tersenyum dan mengiyakan.
Dae Young menerima telpon dari Jin Yi. Jin Yi hendak mengatakan sesuatu tentang rumahnya. Tapi Dae Young berkata dia sibuk sekarang dan akan berbicara dengan Jin Yi nanti.
Di sebrang sana Jin Yi kecewa, “Oppa…”
Do Yeon bertanya apakah yang menelpon adalah pacar Dae Yong. Dae Young bilang tidak punya pacar, dan tidak mempunyai rencana untuk berkencan. Do Yeon yang awalnya terlihat senang mendengar Dae Young tidak punya pacar, bertanya kenapa Dae Young tidak mau berkencan.
“Karena aku masih belum menyelesaikan cinta pertamaku. Dia meninggal terlalu muda karena suatu penyakit.” Dae Young menerawang.
Do Yeon bertanya penyakit apa. Tapi Dae Young tidak mau membicarakannya lagi. Itu membuat hatinya sakit. Do Yeon meminta maaf.
“Itulah alasannya mengapa aku memulai bekerja di asuransi, dan juga karena aku tidak ingin lagi, tak bisa membiarkan seseorang yang sangat berharga untukku tidak mendapatkan operasi bahkan satu kali karena uang. Aku tidak mau membiarkan dia pergi dengan sia-sia.” Dae Young menerawang lagi.
Lalu, mulai Dae Young beraksi. Dia bilang bagaimanapun juga penyakit bisa tiba-tiba datang bahkan pada orang yang masih muda, jadi Do Yeon harus memiliki asuransi. Do Yeon yang ‘terhipnotis’ dengan kebohongan Dae Young tentang cinta pertamanya, langsung mengiyakan. Dia juga merencanakan untuk mendapatkannya sekarang.
Dae Young menggenggam tangan Do Yeon (Aaakkkhh! Tidak!), “Kau berpikir dengan baik.”
Do Yeon menatap genggaman tangan Dae Young, jantungnya berdegup kencang.
“Tentu saja, kau akan mendapatkannya melalui aku, temanmu, kan?” Do Yeon salah tingkah mendengar Dae Young menyebutnya sebagai teman. Dae Young melanjutkan, jika dia yang merencanakan asuransi Do Yeon, dia perlu tahu apa yang Do Yeon pikirkan dan apa tujuan Do Yeon. Jadi, Dae Young ingin mendengar dulu cerita Do Yeon.
Do Yeon sepertinya sangat berbunga-bunga, dan lagi tangan Dae Young belum bergerak dari tempatnya semula. Do Yeon meminta Dae Young untuk tetap bicara.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Komentar:
Benarkah yang ada di apartemen Jin Yi adalah hantu? Horror banget suasananya.
Hmm, ternyata benar kata Irfa, Dae Young mendekati Do Yeon untuk membujuknya membeli asuransi. Tapi, aku rasa Dae Young berlebihan deh, memanfaatkan Do Yeon yang memang suka geeran orangnya.
yey udah keluar~ thank u eonni ya~ <3
ReplyDeletesemangat ^o^)9 eonni ya~ fighting!
aaa~ doojoon oppa :( gantengnya *o*)
yeaaaayy ^^ belum beli quota jdi nyari sinop ep 4 >< bulak balik blog mba irfa n mba mumu, akhirnyaaa update juga heheheeee
ReplyDeletecerita nya ringan tapi bikin penasaran, makanya aku suka apalagi cma smnggu skali xD let'sssssss eaaatt pengen cepet" part 2 nya ~ lihat soo kyung makan tteopokiii >< trnyta lebih enak nntn langsung yah lebih kerasa nelen air liur nya (?) wkwkwkkkk
Akhirnya.....
ReplyDeletehuwaaaaa dujun megang2 tanganx si muka cobek :'(
ReplyDelete