Sinopsis MISS KOREA Episode 3 – 1

Miss Korea Episode 3

Ji Young keluar menemui Hyung Joon dan bertanya mengapa Hyung Joon melempar jendelanya dengan batu seperti orang kampung. “Kau seorang Presdir, tapi kau tidak punya ponsel?”

“Ji Young..kau… sekali saja.. bisakah kau membiarkanku menipumu?” Hyung Joon lalu memberitahu kontes pendahuluan Miss Korea di Seoul diadakan tanggal 10 bulan depan. Lalu hari minggu ini akan ada kompetisi juru bicara untuk Pulau Jeju. Hyun Joon mengajak Ji Young untuk bergabung bersamanya dengan mengikuti kompetisi itu sebagai permulaan menuju Miss Korea.

Ji Young tidak berkata apapun, lalu duduk. Hyung Joon ikut duduk. Hyung Joon mengatakan bahwa perusahaannya memiliki banyak uang, dan memiliki masa depan yang bagus. Khususnya, Ph.D di lab mereka akan menjaga kulit Ji Young sehingga akan tetap bersinar.

“Jika kau pergi ke tempat lain, kau hanya akn menjadi satu dari 10 kandidat, jadi mereka hanya akan menginvestasikan sepersepuluh pada mu. Kami akan berinvestasi padamu 100%. Kami akan menaruh semua yang kami punya padamu, apakah kau mengerti? Mulai dari pakaian, kami akan mengurus semuanya. Perusahaan kamu, benar-benar memiliki banyak uang. Aku punya kepercayaan diri. Kami akan melakukan apapun yang kau inginkan.”

“Apakah ada hadiah uangnya?”

“Ya, tentu saja. Hadiah uangnya sebesar 20.000 dolar jika kau mendapat peringkat pertama dalam Miss Korea. Aku akan memberikannya semua untukmu. Apakah kau membutuhkan uang?”

Ji Young bilang bukan begitu, dia menanyakan hadiah uang kompetisi di Jeju. Hyung Joon memberitahu ada hadiah 5000 dolar untuk kompetisi itu.

***

Madam Ma berbicara dengan Jae Hee. Dia bertanya apakah Jae Hee datang untuk mencoba berkencan dengan anaknya atau Jae Hee datang untuk mencoba menjadi Miss Korea. Jae Hee tersenyum, dia menjawab bahwa dia datang untuk keduanya. Jae Hee juga bilang dia pernah datang ke salon itu satu kali.

Madam Ma menebak Jae Hee berasal dari keluarga kaya, dan bertanya dari keluarga mana Jae Hee berasal. “Apakah kau pikir aku tidak tahu? Pakaian yang kau gunakan, perhiasan, sepatu, mereka bukan sesuatu yang bisa didapatkan semua orang. Tidak semua orang bisa memakainya.”

“Apakah itu penting? Aku akan meninggalkannya jika itu penting.”

“Aku akan bertanya satu hal lagi.”

“Aku tidak akan bicara.”

“Nama?”

“Kim Jae Hee. 24 tahun. Memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari SMA. Tidak pernah hamil atau melahirkan. Jadi tidak ada yang bisa menahanku untuk memasuki kompetisi. 5’6, 36-24-36. Itu adalah ukuranku hingga kemarin. Jangan ingin tahu tentang hal lain.”

Madam Ma meminta Jae Hee untuk tidak menghilang tanpa memberitahunya. Itu cukup untuknya. Jae Hee mengiyakan.

***

Ji Young bertanya apakah Hyung Joon akan memberikan hadian uang kompetisi Jeju itu untuknya. Hyung Joon bilang tentu saja. Ji Young tampak berpikir. Hyung Joon jongkok dibawah. Ji Young bertanya apa yang dilakukan Hyung Joon.

 

Hyung Joon berbalik, sudah dengan menggunakan kacamata lamanya dan mengeluarkan selembar uang 500 won. “Walaupun ini picik dan tidak bernilai sekarang, ini adalah bagaimana perasaanku tentangmu.”

Ji Young mengambil uang yang disodorkan Hyung Joon itu, dan membaca tulisannya:

“Kau, seperti salju pertama. Satu hari saat salju pertama turun. 1997, 5 November. Hyung Joon.”

 

“Walaupun aku menulisnya saat SMA, aku merasa sangat malu untuk memberikannya padamu. Aku sangat menyukaimu. Bahwa aku mengatakan hal yang buruk tentangmu seperti dulu, seperti orang bodoh. Maafkan aku. Aku melakukan kesalahan.”

Ji Young memikirkan sesuatu, lalu dia meminta Hyung Joon bangun. Tapi Hyung Joon bilang dia akan bangun jika Ji Young berkata dia akan melakukan kompetisi itu. Ji Young kembali memintanya bangun, dia akan melakukannya. Hyung Joon masih tak percaya dengan yang didengarnya.

Ji Young berdiri dan memantapkan diri, “Aku bilang aku akan melakukannya.”

“Sungguh?”

“Aku benar-benar ingin memenangkannya. Aku percaya padamu, Oppa.”

“Ya.”

“Ayo kita melakukannya.”

“Hei, Oh Ji—“ Hyung Joon sangat senang, dia menggenggam tangan Ji Young. “Ji Young. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu.”

Ji Young tersenyum menatap Hyung Joon.

***

Jung hampir bertabrakan dengan Madam Ma lagi. Madam Ma tersenyum dan bertanya apakah Jung menyukai rambutnya. Jung tidak menjawab dan hendak pergi. Madam Ma menghadang, masih sambil tersenyum dia bilang pada Jung untuk datang lagi. Jung kembali tak menjawab, dan pergi.

Jung berpapasan dengan para gadis calon kandidat Miss Korea yang sudah berganti memakai pakaian renang. Jung takjub, tapi kembali melanjutkan jalannya keluar dari salon.

Madam Ma memperhatikan para gadis itu, termasuk Jae Hee. Ternyata jumlah gadis-gadis itu berkurang dari yang tadi datang. Tapi Sekertaris Yoon bilang itu sudah semuanya, berarti ada sebagian yang pulang karena tidak mau disuruh memakai baju renang.

Sekertaris Yoon memberi aba-aba: “Please Smile! Waikiki.”

Girls: “Waikiki.”

Ji Young memencet tombol telponnya, menghubungi Madam Ma.

Madam Ma: “Ya. Ini Presiden Ma dari Queen Beauty Salon.”

Ji Young: “Aku Oh Ji Young, elevator girl di DR. Presdir, tolong beri aku waktu satu minggu saja. Setelah satu minggu, aku pasti akan datang padamu.”

Di luar, Hyung Joon menunggu Ji Young, “Maafkan aku Ji Young. Terima kasih…untuk membiarkanku menipumu.”

Madam Ma tersenyum menutup telponnya. Ji Young meletakan uang yang dari Hyung Joon di meja. Dia lalu berkaca dan melihat dadanya di cermin. Lalu keluar dari kamar.

(Firasat jelek nih… Hyung Joon merayu Ji Young agar mau ikut bergabung bersamanya. Sedangkan Ji Young sepertinya menerima tawaran Hyung Joon bukan karena rayuannya. Tapi Ji Young membutuhkan uang untuk operasi payudara itu, lalu dia menemui Madam Ma. Barusan kan dia telpon Madam Ma, meminta waktu satu minggu…)

Sekertaris Yoon memberikan tongkat yang diminta Madam Ma sebelumnya. Madam Ma mengambil tongkat itu dan berbicara didepan para gadis.

“Apa yang pertama menarik perhatian selama penilaian pakaian renang adalah bukan dada yang besar, ataupun pinggang yang ramping. Apakah itu? Kaki! Seberapa lurus dan dekatnya kedua kaki. Dimata siapa? Dimata para juri, yang pertama menarik perhatian. Jangan berdiri di menyamping untuk memperlihatkan kakimu. Lebih baik, berdiri lurus dengan jujur. Itulah jalan seorang Ratu. Semakin banyak kau menggunakan trik, kau hanya menunjukan ketidak percaya dirian dan itu hanya merusak perhatian. Mari pergi dengan jalan lurus yang jujur.”

Madam Ma naik ke lantai yang lebih tinggi dan mengacungkan tongkat, “Jika kau ingin menjadi Miss Korea, kau jangan pernah membuat tongkat Miss Korea ini terjatuh. Saat tongkat ini jatuh, kau akan dieliminasi dalam putaran pertama menuju final. Saat kontes permulaan Seoul belum dimulai, mengapa aku membicarakan tentang final? Tujuan utama kita bukanlah kontes permulaan Seoul, kan? Jangan pernah membiarkannya jatuh. Jika kau tidak mau dieliminasi! Mulai!”

Para pekerja di QBS memasangkan tongkat diantara kedua kaki para gadis.

Madam Ma: “Lurus. Lurus. Lurus dikedua kaki! Lurus dikedua kaki! Jadi tongkat diantara kedua kaki tidak akan pernah terjatuh, lurus dikedua kaki! Lurus!”

Seorang gadis, tongkatnya terjatuh. Madam Ma menghampiri dan mengatakan bahwa dengan wajah cantiknya, dia bagus melakukannya dengan dua kaki (punya dua pacar), tapi dia tidak bisa menahan tongkat Miss Korea dengan dua kakinya. Madam Ma menyuruhnya untuk mundur.

Seorang gadis disebelah gadis yang tadi, badannya bergoyang-goyang. Madam Ma menghampiri dan memanggilnya. Tapi gadis itu tak menjawab, sampai akhirnya dia menjawab tapi tongkatnya terjatuh. Madam Ma pun menyuruhnya untuk mundur.

Kemudian beberapa gadis lain pun menjatuhkan tongkatnya bersamaan. Sekertaris Yoon menyuruh mereka untuk mundur. Tiga orang tersisa, tapi kemudian dua orang menjatuhkan tongkatnya. Tersisa satu orang, Kim Jae Hee. Madam Ma menghampirinya. Dia menarik tongkat itu, tapi Jae Hee tetap berdiri.

Madam Ma: “Apakah kau mewarisi kaki yang bagus dari orang tuamu atau kau hanya kuat?”

Jae Hee: “Itu akan lebih baik untuk menjadi kuat.”

Madam Ma lalu memerintah para gadis yang lain untuk melompat kelinci sebanyak 100 kali. Lompat kelinci adalah cara terbaik untuk meluruskan kedua paha. Madam Ma juga menyuruh mereka menghitung dengan lantang.

Para gadis pun kemudian berjongkok melakukan lompatan kelinci. Ada seorang gadis yang terjatuh. Madam Ma menambah lompatannya menjadi 110 kali.

Madam Ma menghampiri Jae Hee lagi, “Siapapun yang akan menjadi Miss Korea 1997, akan terlahir dari tanganku. Pasti.”

***

Jung masuk ke sebuah rumah (rumahnya kah?). Dia mendengar suara aneh. Jung membuka pintu kamar mandi. Disana ada Hwang dan anak buah Hwang yang menyiksa seorang pria hingga berlumuran darah.

Anak buah Hwang meminta pria itu yang disebut Presdir Choi untuk menandatangi suatu berkas jika pria itu ingin pulang ke rumah dan menemui istri dan anaknya. Dia juga bilang, di Cina, harga organ tubuh yang paling mahal adalah mata.

Presdir Choi menggapaikan tangannya pada Jung, “Jung Seon Saeng..”

Ternyata berkas tadi adalah surat pemindah tanganan kepemilikan pabrik milik Presdir Choi.

Hwang pada Jung: “Aku penasaran…kau bahkan tidak bisa mengumpulkan bunga tepat waktu karena kau berhati lembut, tapi itu tidak.” (Hwang menunjuk Presdir Choi)

“Presdir Hwang..” Jung hendak berkata sesuatu, tapi kakinya ditendang oleh anak buah Hwang. Hwang menegur anak buahnya untuk menggunakan kata-kata saja, karena Jung pernah menjadi keluarga mereka bagaimanapun juga.

“Presdir Hwang, itu semua kesalahpahaman. Mengapa kau percaya kata-katanya? Aku tidak pernah mencuri uang antara ataupun sesuatu seperti itu, aku bersumpah.”

Anak buah Hwang kembali menendang Jung. Hwang berjongkok dan bicara pada Jung. Saat terjadi IMF, dimana bahkan perusahaan besar pun roboh, dia menjadi gila berharap mengumpulkan pembayaran dari ViVi. Hwang kemudian memberitahu bahwa Ketua mereka ingin menemui Jung. Hwang bilang Jung tahu artinya jika dipanggil oleh Ketua.

Jung berlutut pada Hwang, dia berjanji akan mengumpulan bunga bulan ini secepatnya. Hwang bilang ViVi juga pabrik (mungkin Hwang ingin Jung mendapatkan pabrik itu). Tapi Jung bilang pihak ViVi menjalankan pabriknya untuk membayar hutang mereka.

Hwang tertawa dan mengusap rambut Jung, “Kau masih belum sadar juga.”

Anak buah Jung memukuli dan menendang Jung.

***

Hyung Joon membayar dua koin bis untuknya dan Ji Young. Hyung Joon duduk di bangku paling belakang. Ji Young duduk didepannya. Hyung Joon menepuk pundak Ji Young dan memintanya untuk pindah kebelakang. Hyung Joon bilang Ji Young biasanya suka tempat itu. Ji Young diam saja melipat tangan, tak menanggapi Hyung Joon.

“Ji Young. Kita berada dalam tim yang sama, sekarang.”

“Aku tidak menyukai tempat itu lagi karena aku mual.”

“Oh, itukah? Aku mengerti.”

Hyung Joon lalu mendengar acara radio Starry Night. Acara radio pupuler di tahun 80-an dan 90-an. Hyung Joon bertanya pada Ji Young, di jamannya mereja, benarkah DJnya adalah Lee Moon Se. Apakah Ji Young tidak berpikir Starry Night menyamai Lee Moon Se.

Hyung Joon kemudian menyanyi, “Aku ingin bicara denganmu yang kucintai. Lee Moon Se dalam Starry Night.”

Ji Young berbalik dan menatap tajam Hyung Joon.

Hyung Joon: “Apa?”

Ji Young: “Tidakkah kau merasa aneh di antara kita berdua, saat kita putus seperti itu? Kau benar-benar bermuka tebal.”

Hyung Joon diam saja.

  

Flashback.

Terdengar suara penyiar di radio: “Bagian 2 dalam Starry Night. Kau mendengarkan penjaga Starry Night, Lee Moon Se…

Hyung Joon memasukkan dua tiket bus untuknya dan untuk Ji Young.

…Ini mungkin karena cuaca dingin, tapi hari ini aku memiliki banyak pesan menanyakan nasehat cinta. Diantara pesan-pesan itu, aku akan memilih pesan yang paling bersungguh-sungguh dan membacanya…

Hyung Joon duduk disamping Ji Young, di bangku belakang.

...ini surat ketiga untuk hari ini. Ini adalah sebuah cerita dari Gaebongdong, Seoul. Dia menggunakan nama “sweet sixteen”…

Hyung Joon terkejut mendengarnya, dia menoleh gugup pada Ji Young, lalu mengeluarkan buku dari tasnya.

…di toko rokok lingkungan kami seorang siswi menjual rokok. Dia adalah ratu yang disukai semua pria di lingkunganku, tapi aku benar-benar tidak bisa mengaakan apa yang ada didalam pikirannya…

“Ini dari Gaebongdong? Hmmm…” Ji Young mendengarkan.

…saat dia tersenyum ketika dia menyerahkan rokok Sol, jantungku terbakar…

Ji Young: “Ini aku!”

…dengan malang seperti rokok terakhir. Tapi dia tidak melihatku. Aku ingin menemuinya menggunakan semua uang sakuku, 5000 won…

 

Ji Young tersenyum menoleh pada Hyung Joon, “Apakah kau mengirimnya?””

Hyung Joon: “Tidak.”

Ji Young: “Kau mati jika kau mengirimnya.”

…seperti aku membeli dan merokok 10 pak rokok, semua yang aku pikirkan adalah tentangnya..

Hyung Joon: “Ya.”

…tapi mengapa dia tidak menunjukkan aku yang ada di seluruh hatinya?..

Ji Young tersenyum: “Pria apa yang menyuruhku untuk membukan hatiku atau tidak? Apakah hatiku miliknya? Hatiku adalah milikku.”

…’aku berharap cinta pertamaku tidak akan menjadi cinta satu pihak’…

Ji Young: “Hatiku adalah milikku. Benar kan?”

…’jika dia adalah sendok, aku adalah sumpit’..

Ji Young: “cheesy…”

…’Jika dia ramyun, aku ingin menjadi bumbu ramyun.’ (si penyiar tertawa) Wow. Aku sekarat disini, sungguh. ‘apa yang seharusnya aku lakukan untuk membuatnya hanya melihatku?’..

Hyung Joon menatap Ji Young. Ji Young bertanya ada apa. Hyung Joon mengatakan dia sudah bilang jika itu bukan dia.

Ji Young: “Oppa. Apa kau tidak menyukaiku?”

Hyung Joo terdiam, lalu memalingkan wajahnya.

Ji Young: “Kau juga mati jika kau tidak menyukaiku!”

Hyung Joon: “Oh..”

Penyiar radio kemudian memutarkan sebuah lagu rayuan berjudul ‘City Boys’s Moonlight from the Window’. Ji Young meminta Hyung Joon menyanyi untuknya. Ji Young menyuruh Hyung Joo cepat menyanyi disana.

Hyung Joon: “Kenapa? Disini, sekarang? Aku untukmu?”

Ji Young: “Mengapa kau menanyakan begitu banyak pertanyaan? Apakah semua kutu buku seperti itu? jalani sisa hidupnya dengan melakukan itu, oke? Tidakkah itu membuatmu merasa senang, bahagia jika kau melakukan itu? hanya karena…kau tahu. tidakkah kau tahu ‘hanya karena’? bodoh! Kau bahkan tidak tahu ‘hanya karena’.”

Ji Young ngambek. Hyung Joon bilang dia juga tahu ‘hanya karena’. Ji Young bilang Hyung Joon tidak tahu betapa pentingnya kata-kata itu. Ji Young masih ngambek. Hyung Joon meletakkan tas dan bukunya disamping. Dia terdiam menarik nafas.

“Oh, oh, oh. Cintaku. Kau akan memberikan sebuket bunga.” Hyung Joon ikut menyanyi seperti lagu yang diputar di radio. Ji Young tersenyum. Hyung Joon bahkan menggerakan tangan dan kakinya.

Ji Young: “Kau benar-benar menyanyi disini karena kau menyuruhmu menyanyi? Itu benar! Bahwa kau menyukaiku.”

 

Ji Young menatap Hyung Joon yang terdiam. Lalu mereka bernyanyi dan menggerakan badan bersama. Mereka bernyanyi dengan riang. Ji Young tersenyum dan membuka jendelan bis. Sementara Hyung Joon duduk semakin mendekat.

Flashback end.

Hyung Joon dan Ji Young sudah turun dari bis, mereka berjalan menuju kantor ViVi. Hyung Joon bilang mengumpamakan dia memiliki wajah dengan kulit tebal, dia tidak bisa mengatakan apa yang terjadi di pikiran Ji Young.

Ji Young bilang itu bagus. Dia tidak akan mencoba untuk melihat apa yang ada di pikiran Hyung Joon, jadi Hyung Joon jangan mencoba untuk melihat apa yang ada dipikirannya. Ji Young tidak akan menyusahkan Hyung Joon.

Hyung Joon bertanya apa maksud Ji Young. Ji Young bilang Hyung Joon lulusan dari universitas terkenal di Seoul, dan menjadi presdir sebuah perusahaan bagus di usia muda. Maksud Ji Young, dia tidak akan menempel pada Hyung Joon karena itu. Hyung Joon bilang itu hanya hal yang diberikan.

Ji Young: “Aku membayangkannya ratusan kali saat aku bekrja menjadi seorang elevator girl. Aku melihat banyak gadis yang seusia denganku yang datang ke department store, terbungkus dengan pakaian yang mewah dari kepala sampai kaki, ‘aku tidak akan menjadi orang bodoh tanpa harapan jika aku bisa sekali saja berkencan dengan pria sukses’.”

Hyung Joon: “Kau bisa. Pecaya dirilah. Segera setelah kau menjadi Miss Korea.”

Ji Young tersenyum sinis: “Jika aku tidak menjadi Miss Korea, aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan pria sukses di seluruh kehidupanku, benar? Itu apa yang kau katakan, kan?”

Hyung Joon sudah bilang dia akan membuat Ji Young menjadi ratu. Ji Young hanya meminta Hyung Joon memastikan agar dia menjaga janjinya tentang hadiah uangnya. Ji Young berjalan menjauhi Hyung Joon.

Hyung Joon: “Hei! Biarkan aku bertanya satu hal saja.”

Ji Young: “Tanyakan hal lain kecuali ‘apa yang akan kau lakukan dengan uang yang dengan putus asa ingin kau menangkan?’.”

Hyung Joon menyusul dan membalik badan Ji Young, “Hei, hei. Apakah kau melihat ke dalam kepalaku?”

Ji Young: “Hmm..”

Hyung Joon: “Apakah kau melihat kedalam hatiku, juga?”

Ji Young: “Aku tidak ingin melihat kedalam hatimu.”

Hyung Joon: “Ah, jadi jika kau memutuskan untuk melakukannya, kau akan bisa melihat?”

Ji Young: “Ya!”

Ji Young kembali meninggalkan Hyung Joon. Hyung Joon juga kembali menanyakan satu pertanyaan. Alasan mengapa Ji Young ingin menjadi Miss Korea, apakah karena Ji Young ingin menjadi seorang bodoh tanpa harapan setelah bertemu dengan bajingan sukses. Ji Young menoleh dengan marah.

“Tidak. Setelah menjadi seorang bodoh tanpa harapan setelah bertemu dengan bajingan sukses. Jadi maksudku adalah, dengan membangun pengalaman itu, temuilah seorang pria yang lebih bak dan milikilah kehidupan yang lebih baik, itu yang aku katakan.” Hyung Joon kemudian bilang tatapan Ji Young bisa membuatnya mempunyai lubang.

“Kau tidak tahu apakah itu hujan atau salju di 5 November, benar kan? Mengapa kau menipuku? Kau menulisnya hari ini, kan?”

“Apa yang kau katakan sekarang?” Hyung Joon membuang muka.

“Sebelum kau datang kesini. Beberapa saat yang lalu. Aku masih mempunyai buku diaryku, jadi aku memeriksanya. Hari itu, itu hujan, kau bodoh! Selain itu, selain itu, hari itu…”

“Cukup, hentikan! Sungguh, dengan hal dari masa lalu…tentang sesuatu yang bahkan tidak menghasilkan uang. Barang yang tidak berguna. Sungguh…apa masalahnya jika itu hujan atau salju malam itu. Apa bedanya?”

Ji Young tersenyum sinis dan bertanya apakah Hyun Joon berencana untuk hidup dengan kata-kata kotor dari mulutnya. Itu kotor, kebohongan Hyung Joon. Ji Young menyuruh Hyung Joon mencucinya sekarang dan nanti. Cuci dan bersihkan dengan disinfektan. Hyung Joon bertanya lalu mengapa Ji Young akan melakukannya (menjadi Miss Korea) bersamanya.

Ji Young: “Aku tidak melakukannya karena tawaranmu, tapi lebih karena aku memutuskan untuk melakukannya.”

Hyung Joon: “Ah, benarkah? Kenapa bersamaku?”

Ji Young: “Lalu bagaimana denganmu? Mengapa kau melakukannya bersamaku?”

Merekapun saling menatap tajam.

***

Para penari balet menunggu di suatu ruangan. Disana ada Hwa Jung yang sedang melakukan mem-pipet sesuatu. Hwa Jung merasa terganggu dengan dua orang penari yang memperhatikannya.

 

Kemudian Heung Sam masuk membawa sebuah kardus. Dia memberitahu sebentar lagi Presdir dan peneliri lain akan datang. Dan itu akan sebentar saja karena mereka cantik. Dan walaupun jika itu tidak nyaman, itu hanya sebentar saja. (maksud Heung Sam itu penyeleksian untuk Miss Korea).

Para penari yang mengambil isi dari kardus Heung Sam bertanya, “Apa ini yang disebut BB? Aku tidak pernah mendengar sebelumnya.”

Heung Sam pun sepertinya akan menjelaskan.

Di ruangan lain, Kang Woo membawakan segelas the untuk tamu wanitanya, Kim Jae Hee. (dan benar dugaanku, Jae Hee yang ini juga yang dihubungi Kang Woo kemarin)

Jae Hee bertanya ada apa pada Kang Woo yang merupakan sunbae-nya, “Apakah terjadi sesuatu? suaramu terdengar sangat terdesak.”

Kang Woo yang gugup tidak menjawab.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Jae Hee lagi.

***

Jung terduduk di pintu kamar mandi yang berceceran darah. Jung kemudian membersihkan lantai kamar mandi dan toilet dari darah. Di wajahnya juga terdapat luka yang berdarah.

***

Kang Woo membawa Hyung Joon dan Heung Sam menemui Jae Hee. Heung Sam terpesona melihat Jae Hee. Kang Woo memperkenalkan Hyung Joo sebagai Presdir ViVi dan Heung Sam sebagai Kepala Perencanaan.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kau tidak akan memberitahuku?” tanya Jae Hee pada Kang Woo.

Heung Sam bertanya pada Hyung Joon, haruskah dia yang memberitahunya. Hyung Joo yang juga terpana melihat Jae Hee meminta waktu sebentar.

Hyung Joon keluar dan melihat Ji Young di ruangan sebelah. Hyung Joon masuk lagi ke ruangan yang tadi.

Hyung Joon pada Jae Hee: “Akankah kau suka untuk mencoba menjadi Miss Korea? Jika kau pergi ke sekolah yang sama dengan Kang Woo. Aku pikir itu juga akan memberikanmu keuntungan. Itu akan menarik perhatian karena itu akan menjadi yang pertama kali seorang siswi lulusan universitas terkenal mencoba menjadi Miss Korea. Seseorang yang pintar dan cerdas, bisa juga cantik! Wow, ini mengagumkan. Sempurna!”

Heung Sam dan Kang Woo tersenyum mengiyakan.

Jae Hee: “Apa yang harus aku lakukan? Aku akan mencoba untuk Miss Korea tapi dengan orang lain.”

Kang Woo: “Huh? Apa itu artinya? Kau tidak pernah peduli dengan kontes kecantikan dan hal seperti itu!”

Jae Hee: “Maafkan aku, sunbae. Jika aku datang kemarin, aku mungkin sudah melakukannya denganmu.”

Diluar, tiga sekawan kecewa. Heung Sam mengatakan Kang Woo bodoh, seharusnya dia masuk ke rumah Jae Hee kemarin. Tapi Kang Woo bahkan tidak tahu dimana rumah Jae Hee, dia tidak dekat dengannya.

Hyung Joon: “Dengan siapa dia memutuskan bergabung? Karena suatu hari, pada dasarnya dia akan menjadi saingan kita.”

Heung Sam kemudian bertanya apakah wanita yang Hyung Joon bawa lebih cantik dari Jae Hee. Hyung Joon bilang wajahnya oke. Heung Sam dan Kang Woo pun bilang itu bagus. Tapi, Hyung Joon menambahkan wanita yang dia bawa tidak memiliki sifat yang bagus seperti Jae Hee. Kang Woo bertanya apakah wanita itu memiliki sifat yang buruk.

Hyung Joon pun membawa dua kawannya masuk. Mereka terkejut melihat wanita yang dibawa Hyung Joon. Ji Young yang menyibakan rambutnya.

Heung Sam dan Kang Woo membuka mulutnya karena terkejut campur senang. Hyung Joon meminta mereka menutup mulut. Hop! Mereka pun menutup mulut. Heung Sam bertanya apakah mungkin Ji Young mengingat mereka.

“Kau, Oppa, kau 88.” Ji young menunjuk Kang Woo. “Dan kau, Oppa, kau Rose.”

Heung Sam tersenyum tak percaya Ji Young masih mengingat mereka. Kang Woo bilang Ji Young memiliki kepribadian yang bagus. (sebelumnya kan Hyung Joon bilang Ji Young memiliki sifat yang buruk)

Hwa Jung masuk, Heung Sam memperkenalkannya sebagai Ketua Penelitian. Hyung Joon hendak memperkenalkan Ji Young, tapi Hwa Jung menyela. “Maaf, aku tidak tahu kau sedang ada pertemuan.” Hwa Jung keluar. (Hwa Jung kan gak suka dengan ide Miss Korea tiga sekawan)

Heung Sam menebak Hwa Jung tidak tahu mereka sedang ada pertemuan. Ji Young hanya tersenyum. Di luar Hwa Jung berkata sendiri, mereka tidak akan keluar dan mengecek kan (maksudnya nyusulin dia..)

“Kalian para Oppa sangat hebat. Menjalankan sebuah perusahaan seperti ini. Bagaimanapun juga aku akan mengandalkan kalian.” Ujar Ji Young.

“Apa yang kau katakan? Itu seharusnya kami yang katakan padamu! Bagaimanapun juga, hei, kami akan mengandalkanmu.” Heung San mengulurkan tangannya.

“Kami mengandalkanmu, gadis toko rokok.” Kang Woo pun menjulurkan tangannya.

Ji Young dan Hyung Joon bergabung, mereka kemudian bersorak.

 

Para gadis balet keluar ruangan dengan masing-masing membawa BB Cream. Jae Hee juga keluar dan melihat ke dalam ruangan yang ada Ji Young dan tiga sekawan disana. Jae Hee tersenyum melihat Ji Young yang juga tersenyum pada tiga sekawan itu.

***

Madam Ma sedang termenung, kemudian Sekertaris Yoon memberitahu ada telpon dari Kontes Wanita Tangerine Jeju. “Saat aku memberitahu mereka bahwa kau tidak bisa kesana karena kontes Miss Korea telah ditunda, Presdir Yang dari Cherry Salon rupanya telah diundang sebagai juri.”

Madam Ma terkejut. Sekertaris Yoon bertanya apa yang harus dia lakukan. Madam Ma meminta Sekertaris Yoon untuk mengatakan pada mereka bahwa Madam Ma akan melakukannya, dan mereka harus membatalkan dengan Cherry. Sekertaris Yoon mengerti.

Madam Ma berkata sendiri, “Sejak saat dia membuat Miss Korea, dia mencoba untuk menempelkan kepalanya dimanapun dia bisa. Hal yang digunakan untuk menjadi asistenku.”

Sekertaris Yoon kembali dan berkata bahwa dia sudah memberitahu mereka lagi bahwa Madam Ma akan hadir disana. Madam Ma berkata tidak ada jalan, saat dia mendapatkan keberuntungan tahun kemarin. Tidak mengetahui dimana tempatnya saat dia sedikit saja memulai untuk menirunya setelah mempelari bagaimana caranya dibawah sayapnya. Madam Ma tak bisa membayangkannya.

“Aku tahu, kan? Presdir Yang pada dasarnya sedangkal itu, seperti lembaran plastik.” Sekertaris Yoon tertawa.

“Presiden Yang?”

Senyum Sekertaris Yoon lenyap, “Maafkan aku. Maksudku, Yang…Choon Ja.”

Madam Ma kemudian menyuruh Sekertaris Yoon untuk membeli tiket pesawat.

***

Hyung Joon masih dikantor. Telponnya berbunyi. Dengan agak ragu Hyung Joon menjawabnya. Ternyata dari Lee Yoon yang terkejut mendengar Hyung Joon masih berada di kantor.

Hyung Joon: “Tentu saja kau harus bekerja keras untuk mendapatkan investasi.”

Lee Yoon: “Bagaimana jika kita makan malam bersama dan minum dengan kandidat Miss Korea besok?”

Hyung Joon: “Besok? Besok, kami akan berada di Pulau Jeju.”

Lee Yoon: “Aku akan pergi kesana. Aku bisa bermain golf sebentar.”

Hyung Joon bertanya, bahkan mereka harus minum-minum. Lee Yoon bertanya apakah Hyung Joon tidak mau. Hyung Joon bilang bukan begitu, tentu saja dia harus mentraktir investor potensial. (mentraktir disini artinya menyediakan makanan, minuman, hiburan, sebagai bagian dari melobi)

Traktir apanya, ujar Lee Yoon. Mereka pun setuju untuk bertemu, Hyung Joon akan mengaturnya dan meminta Lee Yoon untuk menghubunginya nanti.

***

Pagi hari di kediaman Keluarga Oh. Ayah menyiapkan makanan. Ji Suk keluar dari kamar mandi dan melihat rambut rontoknya yang menempel di handuk.

Paman menyuruh Ji Suk cepat duduk. Ji Young membuat sup hijau yang tidak dia sukai. Ayah menyiapkan sup untuk Kakek. Paman bilang berikan isiannya saja untuk kakek, seorang penderita tekanan darah tinggi tidak boleh memakan kuahnya karena asin.

“Aku tidak mau. Siapa yang akan memakan sup hanya untuk isiannya saja? Seseorang makan sup untuk kuahnya.” Ujar kakek.

 

Paman menyeruput kuah sup dimangkuk kakek. Kakek memukul kepala paman dengan sendok. Dia tidak bisa membuang nasinya tanpa cairan di pagi hari. Paman memberitahu kantor balaikoa menjalankan kelas pelatihan secara gratis. Kakek harus memastikan hadir disana setiap hari.

Sementara keluarganya berdebat, Ji Young makan dengan tenang. Seolah hal itu memang sudah biasa terjadi.

“Disaat musim dingin…apa kau gila?” ujar kakek. Kakek kemudian meminta kuah lagi pada ayah. Ayah memberikan, dan paman marah, dia kan sudah bilang tidak boleh.

Paman kembali mengambil mangkoknya, dan kakek juga kembali memukul kepala paman dengan sendok berulang kali. Hingga paman kesakitan.

Ayah memegang tangan kakek, “Ayah. Pukul di tempat yang lain jika perlu. Dia tidak memiliki rambut lebih dari kita. Dia seharusnya paling tidak menikah. Kau tahu, tekanan darah ayah akan naik karena stress yang disebabkan kau memarahinya soal makanan. Sudah cukup.”

Ayah pada Ji Suk, “Hei, mengapa kau berdiri saja disana, belum duduk?”

Ji Suk duduk, “Jika kakek, ayah, dan paman botak, apa yang akan terjadi pada rambutku?

Kakek: “Rambutmu?”

Ayah: “Tentu saja…”

Paman: “Kau juga…”

Ji Young: “Akan botak.”

Ji Suk kesal, apakah yang mereka katakan itu mungkin. Ayah bilang apakah Ji Suk menanyakannya sekarang, apakah dia berharap dia diadopsi.

“Apa bagusnya itu? Mengapa sesuatu yang seperti itu menurun padaku? Aku bahkan tidak bisa menikah sekarang! Ji Young terlahir seperti seorang Miss Korea, tapi bagaimana dengannku? Mengapa aku terlihat seperti ini? Siapa yang akan menikah denganku jika kepalaku botak?!”

“Jangan khawatir. Ibumu menikahiku meskipun rambutku seperti ini.”

Kakek: “Aku juga.”

Paman: “Dia benar tentang itu.”

Ji Young kemudian berkata dia akan lembur. Ayah bertanya mengapa. Ji Young menjawab manajer meninggal.

Kakek: “Di usia itu?”

Ayah: “Dia bahkan lebih muda daripada aku.”

Paman: “Bukankah kau bilang dia seusia denganku?”

Ji Young meralat, “Bukan dia, tapi ayahnya.”

Semua pria: “Oohh…”

Ji Suk menyarankan pada Ji Young untuk menghabiskan sepanjang waktu disana jika kau tidak ingin dipecat. Ji Young kemudian pmit pergi bekerja. Ji Young berangkat dengan membawa sebuah tas besar.

Ji Suk memandang Ji Young yang keluar, lalu bergumam, “Apakah Ibu mempunyai hubungan gelap?”

Kakek, ayah, dan paman menghentikan makannya dan menatap Ji Suk. Ji Suk melanjutkan, “Dia dan aku sangat berbeda. Bahkan perbedaan kamu sangat besar!”

Ayah menampar Ji Suk.

 

Ji Suk berdiri dan berlari mengindari ayah yang mengejarnya dengan membawa centong sayur untuk dipukulan. “Aku tidak akan mengatakannya lagi. Aku tidak akan mengatakannya lagi. Maafkan aku.” Ujar Ji Suk sambil terus berlari.

Kakek dan paman melanjutkan makannya dengan tenang.

***

Ji Young meminta tolong pada Young Sun yang baru saja datang untuk melakukan sesuatu besok.

Ji Young menyerahkan sebuah surat pada Manajer Park. Manajer Park gembira mengira itu adalah surat pengunduran diri Ji Young. “Kau akhirnya membuat keputusanmu. Itu benar. Kau seharusnya melakukan ini dari awal. Kalian semua rupanya mempertimbangkan pengunduran diri sukarela sebagai pernyataan hukuman mati.”

Ji Young hanya tersenyum menunggu Manajer Park membuka suratnya. Manajer Park pun membuka surat itu, dan itu ternyata surat pengajuan cuti menstruasi.

“Apa ini?” tanya Manajer Park.

“Manajer. Aku meminta ijin libur hari ini. Aku minta maaf ini begitu tiba-tiba. Besok adalah hari liburku, jadi aku akan menemuimu lusa.” Ji Young membungkuk hormat lalu melenggang pergi.

Manajer Park kesal bukan main. Dia menyobek-nyobek surat cuti Ji Young.

***

Bersambung ke bagian 2 ~

 

Komentar:

Sampai saat ini, aku merasa Kim Jae Hee karakter yang tidak jahat. Doa terlihat sopan dan anggun. Dan…tidak membuat masalah dengan siapapun. Mungkin juga belum. Kita lihat nanti, apakah karakternya yang sekarang sudah aslinya atau belum.

Firasat jelek nih… Hyung Joon merayu dan berbohong pada Ji Young agar mau ikut bergabung bersamanya. Sedangkan Ji Young sepertinya menerima tawaran Hyung Joon bukan karena rayuannya. Tapi Ji Young membutuhkan uang hadiah kontes Jeju untuk operasi payudara itu, lalu dia akan menemui Madam Ma setelah operasi. Ji Young kan telpon Madam Ma, meminta waktu satu minggu…