Hyde, Jekyll, Me | Episode 12 - 2

 

Seo Jin datang ke rumah Tae Joo untuk berkonsultasi. Tae Joo membenarkan pertanyaan Seo Jin bahwa dia sudah tahu mengenai pencarian Soo Hyun, dan dia sudah melihat video Seo Jin. Tae Joo melihat Seo Jin sudah mulai menghadapi masalah itu langsung.

Seo Jin membenarkan, meskipun dia yakin pasti Tae Joo khawatir dia mungkin hanya memprovokasi Soo Hyun. Tae Joo bilang bukan seperti itu, dia harap apa yang akan dia ucapkan tidak terdengar tidak sopan, tapi sebagai psikiater, Tae Joo bilang dia menemukan kasus Seo Jin menjadi sangat menarik.

 

“Kau berubah. Kau tiba-tiba berubah bahkan setelah semua upaya yang sia-sia yang dilakukan oleh Dokter Kang.”

“Ya, usahanya tidak berhasil. Semuanya tidak akan berhasil. Karena aku terus berbohong bahkan saat dia mencoba mengobatiku.”

“Bohong?” batin Tae Joo.

Seo Jin melanjutkan, meskipun tidak akan menjamin kesembuhannya, tapi dia ingat semuanya sekarang. Dan itu semua berkas Soo Hyun yang menciptakan skenario yang sama untuknya. Skenario penculikan kemarin yang hampir sama dengan penculikan saat mereka kecil.

 

Tae Joo bertanya dari kenangan yang sudah pulih itu, apa Seo Jin mengingat suatu kesalahan yang Seo Jin lakukan pada Lee Soo Hyun. Seo Jin membenarkan. Dia melakukan sesuatu, di mana dia harus berlutut dan memohon ampun pada Soo Hyun. Seo Jin bilang dia melakukan sesuatu yang pantas di benci dan didendami dalam seluruh hidupnya.

Tae Joo menyarankan Seo Jin untuk meminta maaf pada Soo Hyun, karena itu juga mungkin uang terbaik untuk kepentingan Seo Jin. Ya, Seo Jin bilang dia akan meminta maaf. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Tae Joo bertanya dalam hati, apa maksud Seo Jin dengan bukan waktunya.

 

“Kesalahanku bukanlah satu-satunya yang aku ingat. Ada hal lain yang aku ingat. Sepotong memori yang aku yakin dia sendiri lupa.”

“Apa yang kau ingat? Bisakah kau ceritakan tentang hal itu?” Tae Joo mencuri kesempatan untuk mengetahuinya.

“Tidak, aku pikir Lee Soo Hyun harus menjadi yang pertama mendengarnya.”

 

Tae Joo lalu memberi tahu bahwa Robin datang menemuinya dengan putus asa mencari di mana keberadaan Ha Na. Seo Jin bilang dia sudah memberi tahu semuanya pada Ha Na, tentang Robin dan tentang DID yang dia derita.

Tae Joo bilang dia pasti cukup terkejut. Seo Jin bilang meski begitu, Ha Na perlu tahu. Tapi yang dimaksud ‘dia’ oleh Tae Joo bukan Ha Na, melainkan Robin. Tae Joo bilang hal itu pasti mengejutkan untuk Robin. Karena situasi Seo Jin berbeda dengan Robin yang sedang jatuh cinta.

“Dia terjebak dalam situasi yang sangat kompleks tentang krisis identitas dan kebingungan. Dia mungkin merasa dipermalukan di mata kekasihnya. Dia mungkin merasa diserang dan dibuat untuk merasa seperti palsu.”

 

“Ya, aku bisa melihat hal itu. Itu bukan sebuah serangan, tapi sebuah penerimaan. Karena Robin adalah aku.”

Tae Joo menggeleng, “Robin adalah eksistensi yang tidak stabil. Identitasnya adalah seperti sepotong kaca rapuh yang dapat dengan mudah hancur. Dia mungkin menjadi kuat dalam setiap aspek lainnya, tapi dia lemah ketika identitasnya dipertanyakan. Jika tidak hati-hati...dia bahkan bisa menghancurkan.”

“Menghancurkan?” Seo Jin bertanya-tanya dalam hati, “Seperti yang dia lakukan lima tahun yang lalu?”

***

 

Ha Na menemui Sekretaris Kwon dan menanyakan tentang kejadian lima tahun yang lalu. Sekretaris Kwon gugup, dia menanyakan apa yang sudah dikatakan Seo Jin. Ha Na bilang Seo Jin berkata tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi. Hanya itu.

Sekretaris Kwon meminta Ha Na untuk melupakan hal itu. Lagipula Seo Jin bilang tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Tapi tampaknya Ha Na tidak mau melupakan hal itu. Sekretaris Kwon pun menjadi gugup lagi. Dia bilang berkat Ha Na Seo Jin sudah berubah. Ha Na datang dan menyelamatkannya.

 

“Dia seseorang yang bahkan menderita penyakit karena ketidakmampuannya menyelamatkan dan diselamatkan. Direktur Goo mungkin merasa seperti dia telah dilahirkan kembali. Seperti dia telah diberikan hidup kedua.” Sekretaris Kwon tertawa garing. “Orang mengatakan bahwa cinta adalah apa yang mengubah seseorang.”

“Dia bertanya padaku bagaimana itu bisa menjadi cinta. Dia bertanya padaku bagaimana itu bisa menjadi cinta jika dia tidak bisa menunjukkan siapa dia sebenarnya. Aku perlu tahu. Aku perlu tahu apakah itu benar-benar mencintai atau bukan. Tolong beritahu aku.”

Sekretaris Kwon pun menghela nafas panjang.

***

 

Seo Jin bertanya apa maksud Tae Joo mengatakan bahwa Robin bisa menghancurkan. Robin bilang meskipun Robin adalah alter-ego yang diciptakan Seo Jin, dia masih merupakan sebuah eksistensi dengan emosi dan kenangannya sendiri. Itu berarti bahwa setiap trauma dari stres bisa mempengaruhi dia seperti pada orang lain. Seo Jin bertanya apa yang akan terjadi setelah itu.

“Sejak Robin muncul, pernahkah dia mengalami peristiwa traumatis yang membuatnya stres?” selidik Tae Joo.

***

 

Sekretaris Kwon akhirnya menceritakan kejadian lima tahun yang lalu pada Ha Na, dimana saat itu Robin mengalami kejadian yang sangat traumatis. Itu adalah situasi yang sangat mirip dengan yang sekarang. Sama seperti situasi saat ini, Seo Jin dan Robin dulunya menyukai wanita yang sama pada waktu yang sama.

Mereka mengatakan bahwa mereka adalah saudara kembar, dan melakukan segalanya untuk menjaga kebenaran tetap tersembunyi. Tapi pada akhirnya wanita itu mengetahui kebenarannya.

 

“Apa yang terjadi kemudian?” tanya Ha Na penasaran.

“Apa yang kau pikirkan terjadi? Dia menatapnya seperti dia adalah seorang monster, dan pergi begitu saja.”

***

 

“Seperti seseorang yang dia cintai pergi meninggalkannya, dan ditolak oleh seseorang yang dia pedulikan?” Tae Joo melanjutkan pertanyaannya. “Seseorang seperti Robin, yang merasa tidak aman tentang identitasnya, akan memiliki waktu yang sulit berurusan dengan hal-hal seperti itu.”

Tae Joo mengulangi pertanyaannya, apakah Robin pernah mengalami hal seperti itu di masa lalu. Seo Jin lama berpikir lalu bilang dia tidak tahu, dia tidak yakin apakah Robin pernah mengalami hal seperti itu. Tapi Seo Jin bertanya, apa yang akan terjadi jika Robin mengalami hal seperti itu.

“Jika dia terus menderita dari stres seperti itu...”

***

 

Sekretaris Kwon bilang setelah wanita itu meninggalkannya, Robin pergi menemui Dokter Kang. Dia merasa telah kehilangan arti kehadirannya. Lalu Robin meminta Dokter Kang untuk membantu dirinya tidak ada lagi, di mana itu adalah sebuah bentuk bunuh diri.

Meskipun tidak mungkin untuk begitu saja menghentikan Robin dari eksistensinya, tapi selama dia menginginkannya, itu mungkin dilakukan melalui hipnotis. Jadi mereka mencoba memulai untuk menghentikan keberadaannya melalui hipnotis.

“Tepat sebelum keberadaannya dihilangkan.. Terry.. Sebuah kepribadian dengan nama Terry keluar.”

***

 

“...maka kepribadian ketiga bisa keluar.” Lanjut Tae Joo.

“Kepribadian..ketiga?” Seo Jin bertanya-tanya dalam hati, ”Seperti Terry?”

Tae Joo membenarkan, kepribadian ketiga. Kebanyakan kasus DID sebenarnya lebih jarang ketika hanya dua kepribadian ada dalam pasien. Tae Joo pun bertanya mungkinkah pernah ada kemunculan dari kepribadian lain. Seo Jin bilang tidak pernah.

***

 

Sekretaris Kwon menjelaskan, pada dasarnya Robin menciptakan kepribadian lain. Kepribadian yang sangat kasar dan kejam. Kepribadian ketiga itu mencoba membunuh Dokter Kang. Ha Na terkejut.

Sekretaris Kwon melanjutkan, beruntungnya saat itu Suk Won dan timnya segera masuk dan menghentikannya. Tapi banyak orang terluka dalam proses itu. Mereka hampir tidakbisa mengatasi masalah itu, lalu Terry kehilangan kesadarannya dan Seo Jin terbangun tidak lama setelah itu.

“Dan setelah kejadian itu.. Robin tidak pernah muncul kembali lagi. Selama lima tahun penuh.”

 

“Aku tidak bisa percaya. Bahwa kepribadian semacam itu..akan muncul dari Robin.” Ujar Ha Na tak percaya.

Sekretaris Kwon bilang mereka tidak tahu apakah kepribadian yang muncul dari Robin atau dari Seo Jin. Tapi sejak kejadian itu, Seo Jin memisahkan diri dari segala hal dan telah hidup lima tahu dengan cara seperti itu. Dengan sumpah bahwa ia tidak akan menjadi penyebab kesakitan orang lain.

***

 

Ha Na dan Seo Jin sama-sama melamun dalam perjalannya masing-masing menuju tujuan masing-masing.

 

Ha Na yang hendak menemui Tae Joo menerima telepon dari Tae Joo dan berkata kalau dia sebentar lagi sampai. Tapi ternyata Tae Joo ada di belakangnya dengan mobil. Tae Joo berhenti di dekat Ha Na dan memintanya masuk.

 

Tae Joo mengajak Ha Na ke sebuah taman. Mereka duduk bersama dibangku di depan sebuah danau. Ha Na ternyata ingin mempelajari lebih lanjut tentang DID. Ha Na mendengar Tae Joo juga sudah tahu tentang penyakit Seo Jin itu. Ha Na meminta Tae Joo untuk memberitahu apapun yang bisa Tae Joo katakan padanya tentang penyakit itu.

Tae Joo bilang setiap memiliki banyak aspek yang berbeda. Setiap orang memiliki aspek baik, buruk, manis, dan jahat dalam diri mereka. Semua orang seperti itu, bahkan Ha Na dan Tae Joo.

“Tapi apa yang kau pikir kebanyakan orang berbeda dari pasien DID? Bagaimana kita berbeda ketika kita semua memiliki aspek yang sama?”

“Aku tidak yakin.” Ujar Ha Na.

 

“Itu adalah kenangan.”

“Kenangan?”

“Alasan mengapa kita tidak menderita penyakit adalah karena kita mengingat segala sesuatu yang kita lakukan apakah itu tindakan kebaikan atau kekejaman. Tapi pada pasien DID, mereka tidak ingat peristiwa yang terpisah. Sisi buruk dariku tidak menyadari tindakan kebaikan yang telah aku tunjukkan dan hal yang sama juga berlaku sebaliknya.”

Tae Joo bilang itu adalah apa yang bisa dia katakan dari sudut pandangnya sebagai seorang psikiater. Sebagai seorang teman, Tae Joo bilang dia tidak berkata bahwa mereka akan menyakiti Ha Na jika Ha Na meninggalkan mereka. Karena hidup Na Na adalah yang terpenting.

 

“Bukankah mencintai berarti berbagi waktumu bersama-sama dan menciptakan kenangan bersama-sama? Bagaimana kau bisa jatuh cinta dengan seseorang ketika itu tidak mungkin?” Tae Joo berusaha meyakinkan Ha Na.

Ha Na mendesah, dia juga tidak tahu. Dia tidak tahu apakah dia takut untuk memulia ataukah takut untuk pergi. Meskipun Tae Joo bilang tidak masalah mereka terluka karena kepergiannya, tapi mengingat masa lalu... Ha Na tak melanjutkan.

Tae Joo bertanya apa yang Ha Na maksud mengingat masa lalu, apakah ada yang terjadi. Ha Na berbohong dengan berkata kalau tidak ada apa-apa. Ha Na lalu meminta maaf karena sudah meminta waktu Tae Joo untuk masalah pribadinya. Ha Na bilang dia akan menghubungi Tae Joo nanti.

 

Namun saat Ha Na hendak beranjak pergi, Tae Joo menyalakan musik dari ponselnya. Musik yang selalu dijadikan sinyal oleh Tae Joo untuk menghipnotis Ha Na. Ya..Tae Joo menghipnotis Ha Na. Tae Joo meminta Ha Na menyelesaikan apa yang sebelumnya akan dia katakan (tentang kejadian masa lalu).

***

 

Ha Na dan Tae Joo berjalan kembali menuju mobil. Ha Na memegang kepalanya yang mungkin terasa sedikit pusing (efek hipnotis mungkin, tapi Ha Na gak sadar dia tadi dihipnotis..). Ha Na mendapat pesan dari Yoo Jung yang meminta bertemu. Maka Ha Na pun permisi duluan dan menolak tawaran Tae Joo untuk mengantarnya.

 

Tae Joo menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah. Dia segera menemui Dokter Kang di ruang rahasia. Tae Joo tersenyum licik di depan Dokter Kang, membuat Dokter Kang bertanya apa yang terjadi.

“Terry. Aku tahu Robin tidak mungkin satu-satunya. Bagaimana bisa seorang pasien DID hanya membuat satu kepribadian yang suka untuk menyelamatkan orang?”

Dokter Kang terkejut dan bingung, bagaimana Tae Joo bisa tahu. Tae Joo bilang dia sudah tahu akan ada kepribadian lagi. Sudah waktunya untuk Robin yang sebenarnya membuka mata dan keluar dari persembunyian. Terlihat jelas dari mata Tae Joo, dia punya sebuah rencana mengerikan.

***

 

Robin bangun. Dia mendapatkan ingatan Seo Jin yang menemui Ha Na pagi itu di vila. Robin bingung dengan yang dia lihat itu. Lalu terngiang perkataan Tae Joo, bahwa jika Robin mendapat ingatan Seo Jin itu artinya Robin mulai mendekati tempat kepribadian utama.

Robin segera bangun dan menuju kamarnya di bawah tanah. Robin mengeluarkan kartu yang dikirimkan Tae Joo dari sebuah buku dan membacanya kembali. Dalam kartu itu tertulis bahwa Dokter Kang telah menemukan metode sempurna untuk pengobatan dan Robin akan segera menghilang.

 

Robin lalu mencari Ha Na ke kamarnya, tapi Ha Na tidak ada.

***

 

Ha Na pergi ke rumah Woo Jung untuk menemuinya. Tapi Woo Jung belum pulang. Ha Na pun berbincang dengan Ahjussi Min. Ahjussi Min terkejut mendengar bahwa Ha Na sudah tahu semuanya tentang Robin. Ha Na tahu Ahjussi Min juga sudah tahu, tapi sepertinya Woo Jung tidak menyadarinya.

Ahjussi Min bilang dia sudah tahu, tapi entah mengapa dia masih merasa sangat terkejut ketika dia sebenarnya sudah tahu tentang itu. Ahjussi Min juga bilang bahwa mereka sebenarnya sudah berbicara tentang itu. Ahjussi Min menyarankan Robin untuk memberitahu Ha Na, tapi Robin bilang dia belum siap.

 

“Direktur Goo adalah orang yang mengatakan kepadaku bahwa mereka tidak kembar.”

“Aku tahu bahwa kau mungkin yang merasa paling bingung sekarang, dan aku tidak yakin apakah tepat bagiku untuk mengatakan ini kepadamu. Namun masih ada saat dimana aku sendiri tidak percaya kebenaran itu. Orang normal dan baik seperti dia akan menderita penyakit tersebut. Aku pikir kepribadian ganda itu hanya ada di film-film.”

“Apa maksudnya itu?” tanya Woo Jung langsung setelah mendengarkan percakapan mereka dari tadi. “Apa yang kau katakan?”

 

Ahjussi Min dan Ha Na terkejut menyadari kehadiran Woo Jung. Ahjussi Min bingung kapan Woo Jung masuk, karena dia tidak mendengar suara Woo Jung masuk. Woo Jung terus bertanya kepribadian ganda, penyakit apa yang sedang dibicarakan ayahnya itu.

Ahjussi Min lalu meminta Woo Jung hanya mendengarkan apa akan dia katakan. Woo Jung sudah siap. Ahjussi Min lalu memberitahu bahwa Robin dan Seo Jin sebenarnya adalah orang yang sama.

“Apa yang kalian bicarakan? Jadi, apakah kau mengatakan padaku...bahwa Robin tidak nyata?”

 

Ahjussi Min hendak menjelaskan tentang penyakit DID itu, tapi Woo Jung keburu terduduk lemas karena syok dengan apa yang tadi dia dengar. Ahjussi Min dan Ha Na segera menghampirinya.

Mereka membawa Woo Jung ke kamarnya. Woo Jung menangis. Ha Na berusaha menenangkan Woo Jung.

***

 

Robin pergi ke vila untuk mencari Ha Na. Tapi Ha Na juga tidak ada disana.

Robin lalu menghubungi Sekretaris Kwon, memberitahu bahwa Ha Na menghilang lagi. Sekretaris Kwon bilang kalau dia tadi bertemu Ha Na. Robin terkejut.

 

“Robin-ah, kau sebagai pribadi dan kau sebagai sosok adikku...aku sungguh menyukaimu sebagaimana siapa dirimu. Kau orang yang benar-benar baik. Tapi..kau sendiri menyadari dirimu sendiri, ini adalah.. Ini adalah realitas, dan ini adalah posisimu dalam hidup. Kau bahkan tidak bisa memberikan sendiri nomor ID pribadi mu. Jadi bagaimana kau berpikir kau bisa menjaga Ha Na dengan benar?”

Robin syok mendengar perkataan Sekretaris Kwon itu. Sekali lagi dia diberi tahu kalau dia tidak nyata. Robin termenung.

 

Pesan terjadwal dari ponsel Ha Na yang tergeletak di sofa terkirim. Ha Na yang baru keluar dari kamar Woo Jung tidak menyadari pesan itu.

Pesan itu ternyata ditujukan pada Robin. Isi pesannya adalah Ha Na mengajak Robin untuk bicara.

 

Robin segera pergi ke tempat yang disebutkan. Robin berlari masuk ke sebuah gedung.

Di dalam gedung itu, ternyata bukan Ha Na yang menunggu Robin, tapi Tae Joo. Tae Joo melihat kedatangan Robin dari layar rekaman CCTV.

 

Ternyata saat Ha Na dihipnotis, Tae Joo mengambil ponsel Ha Na dan membuat pesan terjadwal itu. Jadi sudah pasti Ha Na tidak tahu dan ini adalah jebakan.

 

Robin masuk ke sebuah ruangan, sebuah auditorium (mirip bioskop, atau ruang pertunjukan). Robin melihat seseorang duduk di atas panggung membelakanginya. Robin mengira itu adalah Ha Na.

Tae Joo yang berada di ruang kontrol menyalakan lampu sorot ke atas panggung. Robin perlahan berjalan menuju panggung dan menyadari kalau yang duduk itu adalah Dokter Kang. Saat Robin hendak membangunkan Dokter Kang, layar di depannya menyala.

 

Robin menoleh. Itu adalah musik yang Tae Joo pernah gunakan sebagai sinyal hipnotis untuk Robin di rumahnya. Tak hanya musik, tapi juga suara gelinging bola. Robin mulai terhipnotis.

Tae Joo menampilkan kata-kata dari kartu yang kirimkan sebelumnya pada Robin. Tentang Dokter Kang yang menemukan metode penyembuhan dan Robin yang akan segera menghilang. Pesan bawah sadar itu benar-benar masuk ke dalam pikiran Robin.

 

Dan kini Robin menoleh ke arah Dokter Kang dengan sorot mata yang berbeda. Penuh kemarahan. Sementara itu Tae Joo tersenyum menang dan berkata dalam hati, “Selamat datang.. Terry.”

 

Robin, eh Terry, mendekati Dokter Kang. Tae Joo mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan video yang menunjukkan Robin saat ini sedang bersama Dokter Kang dengan sorot mata yang berbeda. Tidak jelas Tae Joo mengirim pesan itu dengan nomornya atau nomor yang berbeda.

Ha Na terkejut melihatnya.

 

Terry membangunkan Dokter Kang. Dokter Kang bangun dan menyebut nama Robin. Tapi Robin yang sudah menjadi Terry tidak menjawab.

Ha Na mengenali Dokter Kang di video itu. Ha Na lalu teringat perkataan Sekretaris Kwon tentang kepribadian Terry yang kasar dan kejam dan mencoba membunuh Dokter Kang.

Ha Na panik, lalu berusaha menghubungi nomor Robin.

 

Dokter Kang yang menyadari Robin berubah berdiri dan berjalan mundur menghindari Terry. Dan Terry terus berjalan mendekati Dokter Kang. Sementara itu terdengar bunyi deringan ponsel Robin.

 

Ha Na yang tak juga mendapat jawaban dari Robin segera berlari dan menghubungi Detektif Na. Ha Na ingin Detektif Na melacak sebuah nomor, karena Dokter Kang ada disana sekarang.

Detektif Na cepat tanggap menanyakan nomor itu dan memanggil Detektif Jang.

 

Dokter Kang terus mundur menghindari Terry hingga akhirnya terpojok di dinding. Terry mengulurkan tangan hendak mencekik leher Dokter Kang. Dokter Kang berteriak menyebut nama Robin, “Robin!”

Pengaruh hipnotis perlahan luntur. Robin teringat pada kenangannya menyelamatkan Ha Na kecil hingga Ha Na dewasa. Robin terdiam. Lalu melihat ponselnya yang berdering dari Ha Na.

 

Ha Na di dalam taksi terus berharap Robin menjawab teleponnya. Dan akhirnya telepon di jawab.

“Robin? Robin. Ini aku, Robin. Bisakah kau mendengarku?”

Robin diam tak menjawab dengan masih dengan wajah yang tak biasa.

“Aku sedang dalam perjalanan menemuimu sekarang. Aku akan segera ke sana, jadi tunggu untuk aku, oke?”

Robin masih diam tak menjawab dan menatap Dokter Kang.

 

“Robin. Tolonglah... tolong jawab dan katakan kau akan menunggu ku.”

“Aku ingin...hidup.” akhirnya Robin menjawab. “Aku ingin hidup. Aku tidak ingin..menghilang.”

Ha Na menangis, “Hiduplah. Mari kita coba hidup bersama-sama. Tunggu disana, ya? Aku akan datang padamu. Jangan bergerak..dan tunggu disana, oke?”

 

Robin terdiam menutup teleponnya. Kemudian dia segera membuka ikatan pada tangan Dokter Kang. Dokter Kang menyebut nama Robin. Setelah selesai melepas ikatan itu Robin mengajak Dokter Kang untuk segera keluar dari sana.

 

Melihat rencananya tak berjalan, Tae Joo tampak sangat kesal. Dia lalu menekan sebuah tombol, dan gas bermunculan di ruangan itu. Robin dan Dokter Kang menuju pintu, tapi terkunci.

Robin melihat pintu keluar lain, lalu mengajak Dokter Kang ke sana. Sementara Tae Joo langsung kabur.

 

Di luar Ha Na sudah sampai, disusul mobil polisi dan ambulance. Ha Na segera mengajak mereka masuk.

Robin dan Dokter Kang berhasil keluar dari ruangan itu. Dan mereka bertemu rombongan polisi juga Ha Na di lobi. Dokter Kang segera dibawa oleh petugas.

 

Ha Na tampak lega setelah melihat Robin. Robin menyadari Ha Na ada di sana dan memanggil namanya.

 

Dokter Kang dibawa keluar gedung. Detektif Na segera menyuruh petugas membawanya ke rumah sakit. Detektif Na merasa lega melihat Dokter Kang baik-baik saja (masih hidup).

 

Di dalam gedung, Ha Na dan Robin saling menatap. Lalu Ha Na berlari ke pelukan Robin dan menyebut namanya.

“Aku ingin hidup.” Ujar Robin. “Aku ingin hidup..tapi aku ingin hidup sebagai Robin. Kepribadian yang sudah menyelamatkan orang dan orang yang kau sukai. Aku ingin hidup sebagai aku..sebagai Robin.”

***

“Hari lain untuk mencintai dan mencintai lagi.. Hari-hari itu adalah apa yang membuatku tetap ada disini.”

***

Bersambung ke episode 13~

Komentar:

Jadi.. Terry itu kepribadian yang muncul dari Robin? Pantas saja Robin tampak terobsesi pada Ha Na hingga mencarinya kemana-mana. Itu karena dulu wanita yang dia cintai pernah pergi setelah tahu siapa dia sebenarnya.

Tapi agak bingung. Kenapa Robin seperti tidak ingat dengan hal itu ya? Kenapa Robin tidak mencari wanita itu setelah kembali muncul? Mungkinkah dia lupa ingatan itu?

Tae Joo ini ya..benar-benar sudah terobsesi untuk menyakiti Seo Jin. Dia tak peduli dan tampak menyangkal dengan kenangan lain yang Seo Jin maksud. Dia tidak mau menerima kenyataan kemungkinan dia melupakan kenangan lain itu. Kenapa? Karena dia sudah terlanjur benci pada Seo Jin dengan kenangan yang dia miliki.

Jadi kepikiran hal aneh.. Kenapa Robin dan Seo Jin tidak sama-sama memiliki Ha Na ya? Ha Na juga kan sudah tahu mereka, dan tampaknya Ha Na menyukai keduanya. Jadi kan enak, siang sama Seo Jin, malam sama Robin. Toh orangnya sama.. Hehe.. Ngaco...

Oya berarti, Hyde Jekyll Me artinya Terry Robin Seojin?

Trus Tae Joo aneh..kalo gak mau ketahuan kenapa kirim video ke Ha Na ya? Itu mah sama aja kayak menyerahkan diri atuh..

Duh, maaf jadi kebanyakan komen gak penting..