Hyde, Jekyll, Me | Episode 12 - 1

 

“Aku berubah karena mu. Kau telah membuatku berubah. Kembalilah. Aku akan menunggu.” Ujar Seo Jin pada Ha Na.

 

Tae Joo mendapat notifikasi tentang berita yang berkaitan dengan Seo Jin. Sebuah video. Tae Joo memutarnya. Video itu ternyata ditujukan pada Soo Hyun.

“Soo Hyun-ah. Lee Soo Hyun. Mari kita bicara jujur ​​tentang apa yang terjadi hari itu. Kebenaran tentang hari itu yang aku lupakan, dan kebenaran yang tidak kau sadari. Mari kita bicara tentang kebenaran-kebenaran itu.”

Tae Joo sedikit terkejut, dia melihat ke arah Seo Jin yang berjalan menuju vila. Dan rekaman video itu ternyata masih panjang.

 

“Jika kau mencoba untuk membuat aku ingat apa yang terjadi hari itu, maka kau telah berhasil. Kenangan yang aku coba untuk melupakannya, dan aku melarikan diri darinya. Aku pengecut. Tapi saat mengingat kenangan yang hilang, ada hal lain yang aku ingat. Ada kemungkinan bahwa kau mungkin memiliki.., tidak. Aku yakin kau sendiri melupakan sedikit kenanganmu.”

Tae Joo bingung, memori yang lain?

Masih dalam video itu Seo Jin bilang dia ingin berbicara dengan Soo Hyun tentang apa yang dia ingat itu, tapi tidak tidak tahu bagaimana menghubungi Soo Hyun. Saat Seo Jin mencari cara untuk menghubungi Soo Hyun, Seo Jin mulai berpikir dari sudut pandang Soo Hyun. Seo Jin yakin Soo Hyun menghabiskan waktu bertahun-tahun mencari namanya di internet, yang berarti Soo Hyun akan segera menemukan video itu.

 

“Ada kemungkinan kau menonton ini sebelum orang lain menemukannya. Kirim email padaku. Aku akan menemui mu dengan cara apapun yang kau inginkan. Aku akan mengikuti apapun perintah yang kau berikan padaku. Aku ingin berbicara dengan mu tentang hari itu, dan tentang masa lalu yang kau hapus dari kenanganmu.”

Selesai melihat video Seo Jin itu, Tae Joo mulai tampak memikirkan kata-kata Seo Jin tentang kenangan yang dia lupakan. Tapi Tae Joo meyakinkan diri bahwa itu semua bohong, itu semua adalah kebohongan Seo Jin.

  

Seo Jin berkata pada Sekretaris Kwon bahwa dia tidak akan menghindar lagi. Sekretaris Kwon senang mendengarnya, Seo Jin sudah membuat keputusan yang benar. Sekretaris Kwon bahkan memuji Seo Jin sangat keren.

Sekretaris Kwon lalu bertanya apakah Seo Jin yakin Soo Hyun akan menemukan video itu. Seo Jin yakin. Seo Jin menduga Soo Hyun bertahun-tahun mengejarnya, pasti dia setiap hari mencari namanya di internet. Jika itu benar, maka Soo Hyun pasti sudah melihatnya.

Sekretaris Kwon membenarkan. Dan mungkin ‘orang itu’ segera melihatnya juga. Seo Jin tak mengerti siapa yang dimaksud Sekretaris Kwon.

 

Yang dimaksud Sekretaris Kwon tidak lain dan tidak bukan, pastinya adalah Seung Yeon (haha,,lebay amat bahasaku). Seung Yeon mencari nama Seo Jin di situs pencarian dan menemukan video itu.

 

Tapi tak hanya Seung Yeon, Presdir Goo juga melihat video itu diruangannya bersama Sekretaris Kwon dan Suk Won. Sekretaris Kwon diam-diam tersenyum memuji Seo Jin keren.

Presdir Goo menggebrak meja. Presdir Goo marah karena Seo Jin melakukan itu sendiri tanpa bicara dengannya. Presdir Goo marah karena Seo Jin bicara pada orang yang merupakan seorang kriminal. Sekretaris Kwon lalu bilang kalau dia baru saja bicara di telepon dengan Seo Jin.

 

Tak hanya sampai di situ, Eun Chang dan Jin Joo memberi tahu Ha Na tentang video itu dan menyuruh Ha Na melihatnya sendiri di internet.

Ha Na pun melihatnya, video Seo Jin. Ha Na lalu teringat pada Seo Jin yang berkata bahwa dia sedang berlatih bagaimana menghadapi langsung apa yang terjadi 22 tahun yang lalu.

 

Pintu kamar Ha Na diketuk, lalu Seo Jin masuk. Seo Jin mengajak Ha Na ikut kembali bersamanya. Seo Jin bilang Ha Na bisa melanjutkan ‘berpikir’ di Seoul, karena berbahaya baginya sendirian di vila itu. Dan..Seo Jin sebenarnya tidak bisa mengemudi. Jadi dia meminta Ha Na ikut dengannya.

 

Mereka pun kembali ke Seoul bersama, dengan Ha Na yang mengemudi. Ha Na menoleh ke arah Seo Jin yang memejamkan mata. Seo Jin menyadarinya dan berkata bahwa dia tidak tidur.

“Mungkinkah... kau berharap bahwa aku akan bangun sebagai Robin?”

“Um.. Aku masih tidak nyaman dengan percakapan sejenis itu.”

Karena itu Seo Jin lalu mengajak Ha Na makan, karena dia sendiri agak lapar.

 

Mereka berhenti di sebuah restoran dan makan bersama. Hmmm..tepatnya Seo Jin yang makan dengan lahap sendirian. Ha Na tampak melamun. Seo Jin menegur Ha Na, kenapa Ha Na tidak makan. Ha Na bilang dia makan koq.

“Ini benar-benar enak. Dan cuacanya juga cukup bagus.” Ujar Seo Jin sambil menatap keluar.

Ha Na menatap Seo Jin yang benar-benar berubah.

 

Mereka kemudian berjalan bersama di jalan yang kanan kirinya adalah pohon. Mungkin maksud Seo Jin bilang cuaca bagus, mau ngajak Ha Na jalan-jalan ini kali ya, hehe..

Seo Jin berjalan di belakang Ha Na. Seo Jin melihat ke arah tangan Ha Na. Dia teringat pada Ha Na yang mengulurkan tangan padanya saat dia ketakutan di kegelapan, meski saat itu Ha Na mengira dirinya adalah Robin. Tak hanya itu, Seo Jin juga teringat Ha Na yang memujinya saat membuat api unggun.

 

Ha Na merasa tak nyaman dengan Seo Jin yang berjalan di belakangnya. Ha Na berhenti dan berbalik. Dia bertanya mengapa Seo Jin terus berjalan di belakangnya. Seo Jin bilang dia lebih suka seperti itu. Dan itu juga bagaimana mereka berjalan terakhir kali.

Ha Na tak mengerti. Seo Jin memberi petunjuk pada kejadian malam itu, saat Ha Na menggandeng tangannya. Ha Na sedikit terkejut, itu kan Robin, bagaimana Seo Jin bisa tahu.

 

“Itu aku.”

“Bagaimana bisa begitu? Aku yakin bahwa itu--“

“Ada kecelakaan mobil, kan? Kita pergi ke rumah sakit setempat, dan aku pingsan setelah kita tiba di sana. Lalu aku bangun sebagai aku.”

 

Ha Na lalu teringat pada sosok yang dia duga Robin yang menyelimutinya. Dan Ha Na mengungkapkan perasaan pada sosok itu. Ha Na kembali terkejut, mungkinkah saat itu adalah Seo Jin juga.

“Tidak ada kemungkinan tentang itu. Itu benar-benar aku. Saat itulah kau mulai menyukai ku. Memiliki perasaan untuk Robin berarti kau memiliki perasaan untukku. Itulah yang aku memutuskan untuk aku percaya.”

“Itulah bagian yang paling membuatku gila. Bagaimana kalisan berdua bisa menjadi orang yang sama ketika aku melihat dua orang yang sama sekali berbeda?”

 

“Lalu apa lagi yang kau ingin lakukan? Inilah aku. Robin dalam diriku. Aku telah menghabiskan sebagian besar hidupku melarikan diri dari diriku sendiri. Tapi bagaimana bisa itu cinta sejati jika aku bahkan tidak bisa menunjukkan siapa aku yang sebenarnya? Bagaimana aku bisa memintamu untuk mencintaiku jika aku bahkan tidak bisa menerima diriku sendiri?

Aku memberikan semua yang aku punya dalam menunjukkan kepadamu siapa aku sesungguhnya. Dan aku bertanya apakah kau masih bisa mencintaiku meskipun dengan semua yang sudah kau lihat. Keputusan ada di tanganmu. Aku akan memastikan bahwa apa yang terjadi lima tahun yang lalu... tidak akan pernah terjadi lagi.”

Setelah mengatakan itu semua, Seo Jin berjalan mendahului Ha Na.

***

 

Detektif Na juga melihat video itu. Dia kesal karena Seo Jin melakukan hal seperti itu tanpa berkonsultasi dulu dengannya. Tapi Detektif Jang bilang, jika ada reaksi dari Soo Hyun maka mereka mungkin bisa mendapatkan petunjuk.

Tapi Detektif Na tak mengerti apa maksud Seo Jin di video tentang kenangan dan kebenaran. Detektif Na sekarat karena penasaran, kenapa ada begitu banyak rahasia di dalamnya.

 

Sekretaris Kwon lalu datang dengan sumringah. Detektif Na langsung protes mengenai Seo Jin yang tidak konsultasi dulu sebelum menyebarkan video itu. Sekretaris Kwon tertawa, dia juga tidak tahu Seo Jin akan melakukan hal itu.

“Kenapa kau begitu senang?” Detektif Na heran melihat sikap Sekretaris Kwon.

“Aku merasa seperti satu ton batu bata diangkat dari dadaku ketika aku melihat klip video itu. Hampir seperti seolah kita bisa menghindar dari pukulan hebat.”

Sekretaris Kwon lalu memberi kabar yang juga cukup menggembirakan, bahwa Presdir Goo sendiri memberikan izin bagi polisi untuk melakukan pencarian terhadap Lee Soo Hyun.

 

Maka konferensi pers yang sudah direncanakan pun di gelar. Detektif Na memberikan keterangan bahwa kasus penculikan Dokter Kang dan penculikan Seo Jin memiliki saksi yang sama, yaitu Lee Soo Hyun. Detektif Na memperlihatkan foto masa kecil Soo Hyun.

Detektif Na juga mengumumkan bahwa Soo Hyun sekarang berada dalam daftar pencarian nasional dan pencarian publik telah dimulai untuk membantu penyelidikan. Soo Hyun dinyatakan hilang 22 tahun yang lalu dan polisi belum bisa mengidentifikasi ataupun mencari keberadaannya hingga saat ini.

Detektif Na juga menjelaskan untuk semua pertanyaan reporter. Kasus ini berhubungan dengan video yang di posting Seo Jin sebelumnya. Dan sudah dipastikan bahwa Seo Jin dan Soo Hyun sama-sama diculik saat itu. Lalu polisi hanya punya bukti yang belum bisa dibagikan pada reporter. Dan polisi fokus untuk mengikuti berbagai petunjuk mengenai kasus ini.

 

Tae Joo melihat berita pencarian dirinya dari layar besar di jalan. Tae Joo tampak emosi melihatnya. Dia segera pulang ke rumahnya dan menemui Dokter Kang.

 

Tae Joo memperlihatkan video Seo Jin pada Dokter Kang, dan Dokter Kang tampak senang melihatnya. Tae Joo memberi tahu bahwa polisi telah menyebarkan foto masa kecilnya. Dan Seo Jin rupanya ingat semuanya sekarang. Tapi Tae Joo yakin Seo Jin hanya berpura-pura ingat apa yang sudah dia ingat selama ini.

Tae Joo bilang jika Seo Jin ingat, maka seharusnya Seo Jin meminta maaf padanya. Tapi Seo Jin malah mengatakan ada sesuatu yang aku lupakan. Dokter Kang bilang itu mungkin saja, ada kemungkinan bahwa Tae Joo juga melupakan sesuatu. Itu bisa jadi merupakan kehilangan memori selektif, amnesia disosiatif (hilangnya ingatan setelah kejadian yang penuh stres).

 

“Itu konyol. Aku tidak melupakan apapun.”

“Kalian berdua masih anak-anak. Kalian berdua mengalami sesuatu yang mengerikan. Apakah kau pikir hanya Seo Jin yang ingin melupakan kenangan itu?”

“Ya. Kami mengalami pengalaman yang sama, tapi aku berbeda dari Seo Jin. Aku berbeda dari pengecut lemah itu. Jika tidak, maka aku bahkan tidak akan sampai sejauh ini. Aku sudah berhasil melewati kondisi dan keadaan yang tidak terpikirkan. Ya, bahkan jika ada sesuatu yang lain Seo Jin percaya sebagai kebenaran, itu hanya khayalan lainnya karena dia membutuhkan bentuk lain pelarian diri. Karena itulah satu-satunya cara yang dia tahu untuk bertahan hidup.”

 

Bel pintu berbunyi. Tae Joo membukakan pintu untuk petugas keamanan apartemen. Petugas mendapat laporan dari penghuni di bawah apartemen Tae Joo bahwa dia mendengar suara aneh terus datang dari tempat Tae Joo.

Tae Joo bingung, tapi kemudian dia beralasan bahwa dia melakukan latihan berat rutin di kamar belakang tadi malam. Tae Joo bilang dia punya peralatan olahraga berat yang baru. Petugas percaya dan segera pamit.

 

Tae Joo menunjukkan wajah emosinya. Dia kembali ke kamar dimana Dokter Kang di sekap. Tae Joo mencari-cari sesuatu di lemari. Lalu dia memberdirikan Dokter Kang dan menemukan sebuah sendok. Tae Joo pun berpikir Dokter Kang mencoba untuk melarikan diri.

 

“Tidak, aku tidak akan melakukan apapun lagi.” Ujar Dokter Kang. “Aku telah melakukan kesalahan. Ketika aku menemukan bahwa kau Lee Soo Hyun, aku hanya memikirkan kau sebagai cara untuk mengobati penyakitnya Seo Jin. Aku mengakui bahwa aku salah, dan aku minta maaf. Itu adalah kekhilafanku. Aku mengabaikan fakta bahwa Goo Seo Jin adalah metode pengobatan untuk mu juga.”

“Cukup. Aku sudah bilang usaha itu gagal.”

“Tidak, aku tidak menyerah. Seo Jin telah mulai berubah karena kau. Dia mulai mengeluarkan perisai pertahanan. Tidak bisakah kau melihatnya dari video itu? Aku akan berdiri sebagai perisai pertahanan mu sekarang. Aku akan percaya padamu, dan aku tidak akan pergi bahkan jika kau memutuskan untuk membiarkan aku pergi.”

 

“Kenapa?”

“Seo Jin sudah mulai sembuh. Sekarang giliranmu.”

Dokter Kang juga bilang tidak ada satu pun yang bisa mereka percaya karena apa yang terjadi 22 tahun lalu. Dokter Kang menyarankan Tae Joo agar mengirim email pada Seo Jin dan mencari tahu apa yang terjadi hari itu. Dan menghadapinya langsung seperti yang dilakukan Seo Jin. Hadapi dan temukan akar penyebab sebenarnya dari tragedi ini.

 

Tae Joo lalu mendapatkan telepon dari Ha Na yang meminta untuk bertemu dengan Tae Joo karena ada yang ingin dia tanyakan. Tae Joo setuju dan akan menghubungi Ha Na nanti.

“Dokter Kang. Jika seseorang akan mempercayai seseorang, maka ini adalah bagaimana kita harus melakukannya. Jang Ha Na-ssi. Meskipun itu bukan masalah sendiri, dia bekerja begitu keras untuk melakukan apa pun yang dia bisa untuk membantu. Dengan jumlah kepercayaan dia padaku, itu sangat mudah untuk menghipnotisnya.”

 

Dokter Kang tak mengerti apa yang Tae Joo katakan. Tae Joo bilang itu artinya Ha Na mempercayainya. Tae Joo bahkan sudah 12 kali menghipnotis Ha Na. Dan jika dia sengaja menanamkan pesan bawah sadar dalam pikiran Ha Na. Tae Joo bertanya apa Dokter Kang tidak penasaran apa keadaan pikiran Ha Na saat ini.

“Pada tingkat bawah sadar yang Jang Ha Na bahkan tidak menyadari dirinya... Apakah kau tidak ingin tahu apa yang aku tanamkan di pikirannya?”

***

 

Ha Na termenung di kantor sirkus. Ha Na memikirkan kata-kata Robin yang menegaskan bahwa dia nyata dengan bukti emosi dan debaran jantungnya saat di dekat Ha Na. Ha Na juga memikirkan kata-kata Seo Jin bahwa dia telah berubah karena Ha Na dan dia akan menunggu Ha Na.

***

 

Seung Yeon mendapatkan pesan dari Seo Hee tentang tiket pesawat yang dipesan dari Amerika, ternyata di bawah nama Jerrold R. Minsky. Seung Yeon yang penasaran dengan nama itu lalu mencari informasi tentang nama itu di mesin pencarian.

Seung Yeon menemukan banyak artikel yang menyebutkan bahwa Jerrold adalah psikiater ternama. Sampai akhirnya Seung Yeon menemukan artikel yang membuatnya terkejut.

 

Seung Yeon lalu bertemu secara rahasia dengan Seo Hee. Lucu, tak sengaja Seung Yeon menarik Seo Hee ke posisi di mana mereka bisa ciuman. Seo Hee sudah menanti apa yang akan terjadi, tapi Seung Yeon malah lebih tertarik pada informasi yang dibawa Seo Hee. Jadi curiga, Seung Yeon beneran cinta atau malam memanfaatkan Seo Hee.

Seo Hee memberikan informasi bahwa penerbangan Jerrold adalah kamis depan.

 

Seung Yeon pun teringat pada artikel yang membuatnya terkejut tadi. Itu adalah artikel yang mengaitkan Dokter Jerrold dengan DID. Seung Yeon yang pernah mendengar tentang DID dari Tae Joo pun yakin kalau Seo Jin memang menderita DID.

Seung Yeon bergumam, dia mengira hal seperti itu hanya ada dalam film. Seung Yeon juga mengasihani Seo Jin, tapi dengan senyuman. Seo Hee penasaran apa yang terjadi pada Seo Jin, tapi Seung Yeon tak menanggapi. Seung Yeon malah meminta Seo Hee untuk segera mengumumkan rapat dewan darurat.

 

Kabar rapat itu telah sampai ke telinga Sekretaris Kwon. Sekretaris Kwon segera menyampaikan dengan cemas hal itu pada Seo Jin.

***

 

Presdir Goo kesal pada Seung Yeon yang berkata bahwa dia akan mengambil alih Wonderland. Seung Yeon meminta ijin Presdir Goo. Presdir Goo juga tahu bahwa dia sudah berusaha sangat keras, dan dia juga juga telah menunjukkan hasil yang sangat baik. Tapi Presdir Goo malah menyebut Seung Yeon tidak waras.

Seung Yeon bilang Seo Jin harus istirahat dari jabatannya. Presdir Goo juga tahu bagaimana dia berjuang sekarang. Sepertinya Seo Jin juga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Presdir Goo membentak Seung Yeon, memintanya untuk tidak berbelit-belit dan langsung pada intinya.

 

“Itu pasti menyiksa bagi Seo Jin. Karena penyakitnya.”

“Penyakit? Penyakit apa?” tanya Presdir Goo.

“Ada banyak hal-hal aneh yang terjadi di sekitar Seo Jin akhir-akhir ini. Banyak kejadian telah terjadi sejak Dokter Kang menghilang. Dan dia juga baru-baru ini diculik.”

“Aku sudah bilang, berhenti berbelit-belit! Apa penyakit yang kau maksud?”

 

Seung Yeon menyebut nama Dokter Jerrold, yang merupakan seorang ahli dalam bidang penyakit yang diderita Seo Jin. Presdir Goo meminta bukti yang mendukung dari Seung Yeon. Tapi Seung Yeon tidak punya bukti, dia hanya berasumsi. Dan dia yakin direksi lain membuat asumsi mereka sendiri.

Seung Yeon juga yakin bahwa orang lain yang punya ketertarikan pribadi dalam masa depan Wonder Grup juga akan membuat asumsi mereka sendiri dan khawatir.

 

“Tidakkah kau tahu aku sekarang? Mungkin aku sendiri menderita suatu penyakit.” Ujar Presdir Goo dengan tenang. “Aku tidak pernah bernegosiasi dengan siapa pun yang datang padaku dengan ancaman. Dan bahkan membuatku mengabaikan putraku sendiri. Bahkan dengan semua penyesalan yang aku miliki sejak itu... aku melihat bahwa aku masih belum sembuh dari penyakitku.”

Presdir Goo memukul meja sambil berdiri, lalu berteriak pada Seung Yeon, “Lakukan apapun yang akan kau lakukan! Lakukan yang terburuk!”

“Kalau begitu anda meninggalkanku tanpa pilihan. Anda pergi saja dan lakukan apa yang harus anda lakukan. Dan aku.. akan melakukan apapun yang aku bisa dengan kekuasaanku.” Seung Yeon lalu keluar dari ruangan Presdir Goo.

***

 

Rapat dewan darurat akan segera dimulai. Para dewan sudah memasuki ruangan. Sementara Presdir Goo sendiri masih berada di ruangannya. Dia tampaknya khawatir dengan apa yang terjadi, berbeda dengan ucapannya di depan Seung Yeon tadi.

 

Seo Jin bersama Sekretaris Kwon, Suk Won, dan timnya menuju ruang rapat itu. Sekretaris Kwon bilang sepertinya Seung Yeon telah menemukan sesuatu. Sekretaris Kwon bertanya, apa yang akan mereka lakukan jika Seo Jin dalam posisi yang dipertanyakan.

Seo Jin bilang itu bagus. Sekretaris Kwon tak mengerti. Tapi tampaknya Seo Jin sudah merencanakan sesuatu untuk menghadapi situasi ini.

***

 

Di ruang rapat, seorang dewan menanyakan maksud Seung Yeon mengadakan rapat itu. Setelah sebelumnya meminta maaf karena mengadakan rapat mendadak, Seung Yeon memberi tahu bahwa dia mengadakan rapat itu unutk membahas hal yang penting dari operasi Wonderland pimpinan masa depan Wonder Grup.

 

Kemudian Presdir Goo datang untuk bergabung dengan rapat itu. Seung Yeon dan Presdir Goo bertukar pandang dengan ekspresi yang berbeda, yang satu senang yang satu lagi kesal.

Seung Yeon melanjutkan perkataannya tadi. Seung Yeon bilang semua pasti sudah menyadari bahwa posisi CEO Wonderland saat ini kosong. Karena mereka sedang mempersiapkan diri memasuki pasar Cina, makan sangat penting untuk mereka menemukan lebih banyak investor.

 

Seung Yeon percaya mereka tidak bisa lagi menunda menunjuk CEO baru untuk Wonderland dan dia mengajukan diri sebagai nominasi untuk pemilihan CEO yang baru.

“Saya mengerti dan mengakui bahwa Direktur Goo Seo Jin dengan mengagumkan memimpin Wonderland sejauh ini dengan bakat alami lahir dan keterampilannya. Akan tetapi, karena masalah pribadi Direktur Goo, untuk lebih tepatnya... Karena masalah kesehatannya—“

“Ada masalah apa dengan kesehatannya?” Presdir Goo menyela. “Jika kau ingin membuat masalah tentang sesuatu, bawakan bukti definitif.”

 

Seo Jin masuk ke ruang rapat. Seo Jin meminta maaf karena datang terlambat, lalu duduk di kursinya. Seung Yeon bilang Seo Jin tidak terlambat, tapi tepat waktu. Karena perhatian pada status kesehatan Seo Jin lah rapat itu diadakan.

Seung Yeon hendak melanjutkan perkataannya. Tapi Seo Jin menyela, dia yang akan bicara lebih dulu. Dengan tenang Seo Jin berkata bahwa ada dua hal yang ingin Seo Jin sampaikan di depan semua orang dalam rapat itu.

 

“Pertama, itu memang fakta bahwa posisi CEO Wonderland kosong dan bahwa itu adalah sesuatu yang seharusnya sudah mereka tangani. Lebih lanjut untuk posisi CEO Wonderland itu, saya ingin mencalonkan Direktur Ryu Seung Yeon dari Wonder Hotel untuk posisi itu.”

Semua orang terkejut dengan pernyataan Seo Jin itu. Ada yang senang, ada yang tak percaya. Seo Jin bilang Seung Yeon menunjukkan kemampuan alami dan kepemimpinan yang hebat sebagai Direktur Wonder Hotel. Dan Seo Jin meminta Seung Yeon untuk mengambil alih tanggung jawab dan operasi Wonderland menggantikan dirinya.

 

“Dan kedua, pada hari ini, saya meminta cuti enam bulan absen dari posisi Direktur.”

Semua terkejut, bahkan Seung Yeon. Seo Jin menatap ke arah Presdir Goo.

***

 

Di dalam toilet, Seung Yeon menatap dirinya di cermin dengan raut wajah serius, mempertanyakan apa yang dilakukan Seo Jin tadi. Tapi setelah memastikan tidak ada orang di toilet, Seung Yeon melompat-lompat gembira sambil mengepalkan tangan.

“Tidak masalah bagaimana ini terjadi. Tidak masalah. Aku...CEO baru!” Seung Yeon menutup mulutnya yang tertawa gembira.

Tak hanya sampai disitu. Seung Yeon menunjuk pantulan dirinya di cermin. Lalu memberikan acungan jempol padanya.

***

 

Seo Jin menghadap Presdir Goo di ruangannya, bersiap menghadapi kemarahan ayahnya. Presdir Goo bilang dia sudah tahu Seo Jin akan berakhir seperti itu. Sejak masih kecil, Seo Jon tidak sedikit pun mirip dengannya.

“Setelah semua yang aku lakukan untuk membawamu ke sini, pada akhirnya, kau hanya akan menyerahkan segalanya? Jika itu terjadi, maka kau seharusnya sudah pergi ketika aku menyuruhmu pergi.”

 

“Aku tidak menyerah.” Ujar Seo Jin dengan tenang.

“Kau tidak menyerah? Lalu kau menyebutnya apa?”

“Ini pertempuran. Aku mengadakan pertempuran.”

“Istirahat dari posisi Direktur untuk mengadakan pertempuran? Pertempuran untuk apa?”

“Pertempuran untuk merebut kembali kehidupanku. Aku telah menemukan sesuatu yang lebih penting untuk diperjuangkan daripada kursi CEO. Aku akan mengadakan pertempuran dengan hal itu lebih dulu. Aku akan merebut kembali segalanya yang menjadi milikku. Aku akan mengembalikan semuanya ke tempat asalnya sebelum hari itu terjadi. Aku akan beralih pada apa yang kau inginkan.. tidak. Aku akan mengklaim sesuatu yang bahkan lebih besar dari apa yang kau ingin aku untuk klaim.”

 

Sekretaris Kwon tersenyum mendengar semua perkataan Seo Jin itu. Presdir Goo juga tidak sanggup untuk menyela.

Seo Jin lalu bilang kalau Seung Yeon pasti akan melakukannya dengan baik, mengelola Wonderland. Karena dia sendiri sudah percaya bahwa Wonderland akan menjadi miliknya. Presdir Goo bertanya apa yang sebenarnya sedang Seo Jin pikirkan. Seo Jin tak menjawab. Dia hanya tersenyum tipis (kalo gak salah liat, senyum tipis, hehe).

 

Begitu kembali ke ruangannya, Seo Jin mendapatkan pujian dari Sekretaris Kwon.

“Kau hebat. Kau benar-benar hebat. Berapa tahun aku bekerja untukmu? Dokter Kang dan aku sudah mengatakan padamu hal yang sama. Kami mengatakan bahwa kau harus berubah, dan bahwa kau harus mengatasinya. Tapi kau belum mampu melakukan itu sampai sekarang.”

“Apa lagi yang ingin kau katakan?” ujar Seo Jin seolah tak peduli dengan pujian Sekretaris Kwon itu.

 

“Cukup sulit bagi seseorang untuk membuat perubahan pada diri mereka sendiri, dan memiliki orang lain yang memaksamu untuk berubah bahkan lebih sulit. Dengan pikiran itu.. pegang erat-erat Jang Ha Na, dan jangan kehilangan dia. Mengingat, Robin dan Ha Na yang serius, dan mengingat apa yang terjadi lima tahun yang lalu—“

Sekretaris Kwon tersadar, dia salah ucap. Sekretaris Kwon segera meminta Seo Jin pura-pura tidak mendengar kata-kata terakhir yang dia ucapkan, dan jangan pernah memikirkan apa yang terjadi lima tahun yang lalu.

Tapi Seo Jin bilang kali ini hal itu berbeda. Sekretaris Kwon pun bingung apa yang berbeda dengan yang terakhir kali.

 

“Ya.. situasinya sebenarnya sama. Robin menyukai seorang gadis dan aku menyukai gadis yang sama dengan yang dia sukai. Tapi.. ada satu hal yang berbeda. Aku. Semuanya mungkin sama, tapi aku berbeda. Jika cinta adalah apa yang membuat seseorang berubah, maka itu berarti bahwa aku cinta padanya.”

Wooo..Sekretaris Kwon pun bahkan tersenyum.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Seo Jin benar-benar berubah. Dan dia mengakuinya, perubahannya itu karena cintanya pada Ha Na. Wooo~ so sweet. Bahkan Sekretaris Kwon juga merasa seperti itu. Hehe...

Tapi jadi penasaran, apa yang sebenarnya Tae Joo tanamkan di pikiran Ha Na saat menghipnotisnya. 12 kali? Tapi di drama tidak sampai diperlihatkan sebanyak 12 kali. Tadinya aku menduga, Tae Joo menghipnotis Ha Na agar Ha Na tidak bisa mengingat wajahnya sebagai penjahat yang menculik Dokter Kang. Tapi sepertinya ada sesuatu yang lain yang lebih besar.

Apakah mungkin Tae Joo menanamkan pikiran agar Ha Na lebih menyukai Robin, hingga akan membantunya melenyapkan Seo Jin? Semoga tidak.