Hyde, Jekyll, Me | Episode 4 – 1

Sekretaris Kwon berlarian menuju rumah Seo Jin sambil menerima telpon dari Ketua Goo. Sekretaris Kwon memberitahu Ketua Goo bahwa sepertinya Seo Jin sudah bangun dan dia sedang dalam perjalanan menemuinya.

Sekretaris Kwon menutup telpon. Dan sebelum masuk ke dalam rumah, dia menghela nafas.

Sementara itu Seo Jin masih mendengarkan pesan dari Robin. Robin memberitahu bahwa Ha Na adalah gadis kecil yang menyelamatkan Seo Jin dan membangunkan Robin saat itu di Jembatan Malaikan. Seo Jin pun akhirnya sadar pemicu kemunculan Robin adalah Jang Ha Na.

Robin tahu Ha Na juga orang penting untuk Seo Jin karena dia saksi kasus menghilangnya Dokter Kang. Karena itu Robin akan menambahkan peraturan baru untuk mereka.

“Protokol 20. Lindungi Jang Ha Na. Itulah peraturan terbaru kita.”

Seo Jin lalu melihat CCTV di rumahnya dan melihat Ha Na yang sudah bertemu dengan Robin. Seo Jin juga melihat senyuman di wajah mereka.

Seo Jin kembali masuk ke dalam rumah. Lalu memerintahkan Sekretaris Kwon untuk segera memasang iklan orang hilang, di siaran tv, koran, internet. Juga meminta Sekretaris Kwon untuk menggeledah lab Dokter Kang dan rumahnya, mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan. Pasang juga iklan selebaran orang hilang di sekitar Universitas Hankyeol dan tawarkan hadiah, berapapun tak masalah.

Sekretaris Kwon mencatat semua permintaan Seo Jin. Lalu dia melihat Seo Jin yang nampak kesal menatap meja yang berantakan, penuh dengan bekas makanan Robin. Sekretaris Kwon bergegas membereskannya.

“Dia akan terus muncul mulai sekarang. MSP 150 tidak jadi masalah lagi. Kita tidak tahu kapan dan dimana dia akan muncul.”

“Saya juga berpikir demikian. Sekali dia muncul seperti ini, dia akan muncul tanpa menghiraukan keadaan.”

“Dokter Kang adalah satu-satunya cara…satu-satunya cara untuk mengenyahkan Robin.”

Sekretaris Kwon membenarkan, dengan perawatan yang disebutkan terakhir kali oleh Dokter Kang. Karena itu Seo Jin menyuruh Sekretaris Kwon segera menemukan Dokter Kang. Mereka tidak punya waktu banyak. Dan Jang Ha Na….

Sekretaris Kwon terkejut, apa yang akan diminta Seo Jin untuk Jang Ha Na?

***

Ha Na menceritakan tentang Robin pada Jin Joo. Robin adalah pangeran yang menyelamatkannya di jembatan saat itu. Jin Joo terkejut mendengar Robin yang menyelamatkan Ha Na 15 tahun lalu dan kemarin juga. Dan lebih dari itu Robin adalah saudara kembar Seo Jin.

“Oya. Apakah kau tahu Direktur Goo punya kembaran?” tanya Ha Na.

“Tidak, ini pertama kalinya aku mendengarnya.” Jawab Jin Joo.

Ha Na merasa sepertinya tidak ada orang yang tahu tentang itu. Jin Joo membenarkan. Mungkin mereka terlibat persaingan saudara, yang sering terjadi dalam keluarga kaya. Robin pasti sudah diusir saat mereka sudah memilih pewaris. Dan Seo Jin kan sangat agresif.

Ha Na pun mengerti. Karena itulah tim keamanan Seo Jin mengejar Robin dan cukup kasar pada Robin semalam. Jin Joo membenarkan. Mereka memperlakukan Robin seperti orang asing. Kadang orang seperti Robin dikucilkan ke luar negeri.

Ha Na heran, kejadian seperti itu masih terjadi di jaman sekarang. Jin Joo bilang di kehidupan orang-orang kaya, ada banyak hal terjadi yang tidak bisa mereka pahami. Orang kaya punya banyak rahasia. Ha Na pun mengerti.

Jin Joo lalu melihat sketsa yang dibuat Ha Na untuk pertunjukan baru mereka. Ha Na bilang dia sudah mendapatkan beberapa ide. Ternyata ceritanya tentang Jembatan Malaikat. Jin Joo meledek sketsa Ha Na.

Ha Na lalu mendapat pesan dari Robin.

“Apa kau tidur dengan nyenyak? Apa kau baik-baik saja? Ini adalah pesan terencana, jadi kita tidak bisa berckap-cakap. Aku akan menghubungimu nanti.”

Jin Joo juga melihat pesan itu dan takjub. Karena Robin mengkhawatirkan keadaan Ha Na juga mencarinya. Ha Na tersenyum malu-malu.

Sementara, lanjutan dari perkataan Seo Jin tadi pada Sekretaris Kwon adalah…Seo Jin meminta Sekretaris Kwon untuk menyingkirkan Ha Na. Sekretaris Kwon terkejut dan bertanya sekali lagi apakah yang dia dengar tidak salah.

Tapi yang Sekretaris Kwon dengar tidaklah salah. Seo Jin meminta Sekretaris Kwon untuk menyingkirkan Ha Na dari pandangannya dan rombongan sirkusnya juga. Sekretaris Kwon menanyakan tentang penyelidikan hipnotis yang sedang dilakukan Ha Na.

“Katakan padanya dia akan diberikan imbalan jika dia bisa mengingat wajah penjahat itu. Berikan juga petugas keaman. akan tetapi dia tidak boleh menginjakkan kaki di Wonderland.”.

Sekretaris Kwon tak yakin, akankah Ha Na setuju dengan hal itu. Tapi Seo Jin bilang bahkan jika Ha Na tidak setuju, tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan. Karena Ha Na adalah pemicu. Yang artinya jika Ha Na tidak ada, Robin juga tidak akan ada.

“Aku bersumpah pada langit, jika Robin adalah orang laun, aku akan membunuhnya, apakah dengan racun atau pembunuh bayaran. Tapi aku tidak bisa membunuhnya. Aku tidak punya cara selain bunuh diri.” Nada suara Seo Jin meninggi. “Karena dia adalah aku dan aku adalah dia. Itu membuatku…gila.”

Seo Jin mengatur nafas. Sekretaris Kwon mengangkat tangan ingin menyentuh Seo Jin untuk menenangkannya, tapi tidak jadi. Dia hanya berkata agar Seo Jin tenang.

“Apa yang terjadi lima tahun yang lalu..aku akan memastikan itu tidak akan terjadi lagi. Orang lain tidak boleh terluka karena aku. Aku yang mengerikan..itu tidak akan terjadi lagi.”

”Kita tidak akan membiarkan itu terjadi. Itu tidak akan terjadi.”

“Robin tidak tahu apapun tentang apa yang terjadi saat itu. Itu bahkan lebih membuatku takut.”

Seo Jin menghela nafas. Nampak raut kesedihan di wajahnya.

***

Seo Jin yang hendak berangkat kerja mendapatkan pesan dari Ha Na. Tapi pesan itu sebenarnya untuk Robin. Ha Na membalas pesan Robin, menyatakan bahwa dia baik-baik saja dan balik menanyakan keadaan Robin.

Seo Jin tak mengerti, lalu merasa kesal setelah melihat bahwa Robin mengirim pesan pada Ha Na sebelumnya. Sekretaris Kwon ingin tahu apa yang membuat Seo Jin kesal, tapi Seo Jin tak menjawab dan memilih menghapus pesan itu.

“Kau bilang Jang Ha Na dari Amerika?” tanya Seo Jin kemudian.

“Ya, Las Vegas.”

“Kirim dia kembali. Bahkan jika dia harus mendapatkan perawatan hipnotis disana, aku ingin tidak ada jejaknya disini di Korea.”

Sekretaris Kwon mengangguk. Seo Jin lalu mendekat pada Suk Won. Dengan dinginnya Seo Jin menanyakan perihal badannya yang terasa sakit. Seo Jin merasa tubuhnya seperti sudah dipukuli. Suk Won bingung menjelaskannya dan saling pandang dengan Sekertaris Kwon. Seo Jin pun bertanya apakah Suk Won memukulnya.

“Tidak, aku tidak melakukannya.”

“Lalu kenapa aku kesakitan?”

“Mungkin itu…” Sekretaris Kwon membantu Suk Won menjawab. “..dari saat anda pergi berayun menggunakan tali dengan Jang Ha Na.”

“Tali? Tali apa? Barang yang Jang Ha Na bawa di dalam tasnya?”

Sekretaris Kwon mengangguk pelan.

“Kami menggunakan tali itu bersama? Kami berdua? Mengapa kami berdua—“ Seo Jin meninggikan suaranya. Lalu berhenti karena dia sadar, Robin yang melakukannya.

***

Ha Na membasuh muka di kamar mandi. Saat bercermin dia, dia memandang kalung Robin yang ada di lehernya.

Di televisi diberitakan tentang menghilangnya Dokter Kang, serta segala hasil penyelidikan yang telah dilakukan. Bahwa polisi mendapat telpon permintaan tolong dari Dokter Kang, tapi saat polisi datang Dokter Kang sudah menghilang. Juga tentang CCTV yang mati ditempat kejadian. Jin Joo dan Ha Na menyaksikan berita itu dengan serius, membuat Ha Na tidak mendengar ponselnya yang bergetar karena ada telpon masuk.

Ahjussi Min, teman Robin juga menyaksikan berita itu dari café-nya.

Woo Jung masuk ke dalam kamarnya dengan terburu-buru. Woo Jung hendak membuka baju, lalu melihat foto Robin bersama dirinya di laptop. Woo Jung pun membalik badan, lalu melemparkan bajunya ke laptop menutup wajah Robin.

“Kau mungkin akan bilang, ‘Apa kau bahkan seorang wanita’. Tapi, aku bukan lagi gadis kecil.”

Woo Jung akan mengenakan baju di depan cermin. Tapi disana juga da foto Robin. Woo Jung kesal dan menelungkupkan foto itu. Woo Jung pindah tempat.

Setelah selesai berpakaian, Woo Jung menegakkan kembali foto Robin dan berpamitan sambil mengelus foto Robin dan tersenyum padanya.

Ahjussi Min, yang ternyata adalah ayahnya Woo Jung, membaca berita tentang hilangnya Dokter Kang melalui ponselnya. Sepertinya Ahjussi Min juga mengenal Dokter Kang.

Woo Jung masuk dengan tergesa ke dalam café. Ahjussi menyuruh Woo Jung untuk sarapan dulu. Tapi Woo Jung menolak, karena dia benar-benar terlambat. Woo Jung memasukkan beberapa bungkus roti ke dalam saku bajunya.

“Ayah, dalam mimpiku..aku digigit oleh seekor anaconda raksasa. Apa arti dari mimpiku itu?”

“Apa sakit?”

“Sangat.”

“Berdarah?”

“Banyak!”

Ahjussi Min memasang wajah kaget, lalu berkata, “Itu hanya mimpi yang tidak masuk akal.”

Woo Jung sedikit kesal karena ayahnya hanya bercanda. Woo Jung lalu pamit dan segera pergi. Setelah Woo Jung berlalu Ahjussi Min berkata sendiri, mungkin Woo Jung akan bertemu dengan seseorang yang sangat ingin dia temui.

Ahjussi Min lalu membaca sebuah pesan dari Robin, yang berkata bahwa dia sudah kembali dan akan segera menemui Ahjussi. Ahjussi Min menghela nafas panjang, masih ragu apakah Robin benar-benar kembali.

***

Ketua Goo juga menyaksikan berita tentang Dokter Kang di televisi di kantornya. Seo Hee, yang ternyata adalah sekretaris Ketua Goo masuk dan mengabarkan kedatangan Seung Yeon. Ketua Goo mematikan televisi, Seung Yeon pun masuk dan memberi hormat.

Ternyata Ketua Goo yang memanggil Seung Yeon. Ketua Goo punya permintaan pada Seung Yeon. Seung Yeon tersenyum dan meminta Ketua Goo untuk mengatakannya.

Ketua Goo menyinggung Dokter Kang, dokter yang mengobati insomnia Seo Jin. Seung Yeon bilang dia sudah melihat beritanya di televisi, dan tak percaya bagaimana hal itu terjadi.

“Kita masih belum tahu. Bagaimanapun juga, Seo Jin sangat terkejut dengan kejadian itu. Mulai sekarang, uruslah beberapa pekerjaan Seo Jin.”

Seung Yeon sumringah, “Aku akan melakukannya. Jangan khawatir, Ketua.”

Ketua Goo tersenyum dan menghela nafas panjang.

Seung Yeon keluar dari ruangan dan berdiri sejenak di depan meja sekretaris. Dua sekretaris yang ada disana berdiri, menunggu mungkin ada yang diinginkan Seung Yeon. Seung Yeon mengeluarkan ponselnya dan menuliskan sesuatu.

Seung Yeon lalu menyuruh mereka duduk dan segera pergi. Seo Hee duduk dan memeriksa ponselnya. Ada pesan dari Seung Yeon, yang baru saja dikirimkan. Seung Yeon meminta Seo Hee untuk memeriksa kasus menghilangnya Dokter Kang secara rinci.

Dengan hati senang Seung Yeon berjalan menuju lift. Kebetulan Seo Jin keluar dari lift bersama Sekretaris Kwon. Seung Yeon menyapa Seo Jin dan menanyakan keadaannya. Tapi Seo Jin tak mengerti maksud Seung Yeon.

“Dokter Kang. Aku melihat beritanya. Ketua memanggilku karena hal itu.”

“Hal itu apa?”

“Dia sangat mengkhawatirkanmu. Dia ingin aku mengurus beberapa pekerjaanmu. Acara hari ini..dimulai satu jam lagi, kan? Jangan khawatir, aku akan mengurusnya untukmu.” Seung Yeon mengusap pundak Seo Jin dengan alasan ada sedikit debu disana.

Seo Jin menurunkan tangan Seung Yeon, “Tidak apa-apa. Kau seharusnya hanya mengkhawatirkan pekerjaanmu. Pendapatanmu menurun.”

Seo Jin hendak pergi. Tapi Seung Yeon menghentikan Seo Jin dengan menanyakan kebenaran tentang kejadian kemarin. Bahwa Seo Jin membahayakan diri dan menyelamatkan seorang pekerja di Ruang Venetia. Seo Jin menyangkal, dia bukan orang seperti itu.

“Aku tidak menyelamatkan siapapun atau terlibat pengejaran ataupun berkelahi dengan tim keamanan. Terutama aku tidak berayun dengan tali.”

“Kau berayun dengan tali?” Seung Yeon terbelalak.

Seo Jin kesal dan segera berlalu. Sekretaris Kwon membantu menjawab pada Seung Yeon yang masih terkejut bahwa Seo Jin tidak melakukannya.

Seo Jin masuk ke ruangan Ketua Goo. Begitu Seo Jin duduk, Ketua Goo langsung menyuruh Sekretaris Kwon mencari penerbangan yang paling awal. Ketua Goo bilang dia sudah cukup memberikan kesempatan pada Seo Jin dan cukup lama menunggu. Ketua Goo tidak bisa melakukannya lagi.

“Pergilah. Sekarang, siapa yang tahu seberapa sering dia akan muncul dan kita tidak bisa memprediksi masalah apa yang akan dia timbulkan.”

“Bagaimana dengan Dokter Kang?”

“Aku akan mencarinya.”

“Anda tidak akan mencarinya. Anda akan menyerah padanya. Ayah, anda..bahkan menyerah pada putramu sebelumnya.”

Ketua Goo menghela nafas dan membenarkan perkataan Seo Jin itu. Bahkan sekarang, dia bisa menyerah pada Seo Jin. Kapanpun dia mau. Karena Seo Jin satu-satunya kelemahannya. Dan pada saat yang sama, Seo Jin juga putra satu-satunya.

“Tapi, kenapa kau begitu lemah? Kenapa kau tidak bisa menjadi sumber kekuatan untukku?”

“Aku sudah berusaha. Aku harus lebih baik dari ini. Aku harus menyenangkan ayah. Ayah selalu membuatku menyalahkan diriku sendiri.”

“Kau juga membuatku menyalahkan diriku sendiri! Kau harus sehat…kau harus normal..agar penghukumanku berakhir. Jadi, pergilah dengan tenang.”

“Begitukah? Aku harus menghilang dari pandangan ayah agar ayah berhenti menyalahkan diri ayah sendiri. Itukah alasannya aku harus pergi? Ayah, anda pengecut. Aku putra ayah..jadi aku bisa menjadi seorang pengecut juga.”

“Apa maksudmu?” suara Ketua Goo meninggi.

“Penyakitku yang sangat ingin ayah sembunyikan..aku bilang aku bisa membuatnya diketahui orang banyak.”

Ketua Goo marah, “Apa kau—“

“Ya!” Seo Jin menyela. “Ini adalah ancaman. Jadi, biarkan aku sendirian. Aku yang akan memutuskan apakah aku menyerah pada posisiku atau tidak. Dan aku yang akan memutuskan apakah aku pergi ke Amerika atau tidak.”

Ketua Goo hanya bisa menghela nafas. Seo Jin keluar dari ruangan Ketua Goo dan mengajak Sekretaris Kwon untuk segera pergi ke acara. Sekretaris Kwon memberitahu bahwa dia sudah mengirimkan peringatan pada Ha Na.

***

Ha Na dan Jin Joo sudah berada di Wonderland, menuju Wonder Circus. Ha Na mendapatkan telpon dari Eun Chang. Eun Chan kesal karena Ha Na tidak mengangkat telponnya dari tadi dan menanyakan keberadaan Ha Na. Ha Na bilang dia hampir sampai, tapi kemudian Ha Na terkejut mendengar sesuatu dari Eun Chang.

Ha Na dan Jin Joo sudah sampai. Ha Na langsung memanggil Eun Chang dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Ahjussi Hee Bong memberikan sebuah dokumen. Ahjussi Hee Bong memberitahu bahwa kontrak mereka diakhiri. Mereka harus mengosongkan tempat itu hari ini.

“Apakah dia gila? Apakah hidup sebuah permainan untuknya? Apakah kontrak ini sebuah permainan?” Eun Chang kesal pada Seo Jin.

Jin Joo juga merasa ini terlalu berlebihan. Bagaimana bisa Seo Jin menghapuskan begitu saja kontrak yang sudah ditandatangani seperti itu. Seo Jin sudah memutuskan kontrak dua kali dalam jangka waktu tiga hari.

Eun Chang menyarankan agar mereka mengajukan tuntutan. Negara mereka punya hukum. Mereka harus mengajukan tuntutan dan mengumumkannya internet. Tapi Ahjussi Hee Bong ragu mereka bisa memenangkan tuntutan, karena Seo Jin rela membayar tidak kali lipat deposit untuk pemutusan kontrak itu.

Eun Chang kukuh karena deposit hanya 10 juta won, yang berarti penalti hanya 30 juta won. Yang mungkin menurut Eun Chang uang itu tidak seberapa untuk Seo Jin dibandingkan dengan perjuangan mereka.

Sementara itu Ha Na tampak memikirkan sesuatu.

Ha Na berlari di depan gedung untuk menemui Seo Jin. Seo Jin yang baru keluar dari gedung, meminta Sekretaris Kwon untuk mengurus Ha Na. Sekretaris Kwon meminta pada tim keamanan untuk menghalangi Ha Na mendekati Seo Jin.

Ha Na berteriak memanggil Seo Jin, tapi Seo Jin tak menggubris dan terus berjalan pergi. Ha Na bilang pada tim keamanan kalau dia perlu bicara dengan Seo Jin. Tapi tim keamanan tak mengijinkan dan menyuruh Ha Na untuk pergi.

Ha Na hendak menerobos. Salah satu tim keamanan mengangkat tangan hendak mendorong Ha Na (kayaknya..), tapi tiba-tiba ada yang menahan tangannya. Eun Chang. Eun Chang mengajak Ha Na pergi dan menarik tangannya.

Ha Na menanyakan tujuan mereka, karena dia harus bicara pada Seo Jin. Eun Chang bilang dia akan membawa Ha Na pada Seo Jin.

Mereka pergi ke acara itu, acara yang dihadiri Seo Jin. Konferensi Pers Pembukaan Aquarium. Ha Na bilang hanya reporters yang diijinkan masuk.

Eun Chang tersenyum, “Reporter dan… orang itu.”

Eun Chang menunjuk seorang badut maskot. Ha Na menatap bingung pada Eun Chang. Eun Chang bilang dia kenal seseorang.

Seo Jin memberikan penjelasan pada para reporter. Seo Jin yakin semua orang sudah membaca Twenty Thousand Leagues Under The Sea (judul sebuah novel). Seo Jin bilang dia menciptakan laut dari laut yang dia bayangkan saat membaca novel itu saat dia kecil, tepat di tengah kota.

Saatnya berfoto bersama. Semuanya berdiri di depan aquarium besar. Badut maskot berdiri di samping Seo Jin. Badut itu menepuk pundak Seo Jin, dan memperkenalkan diri sebagai Ha Na.

“Jika kau menolak untuk bicara, aku berpikir mengajukan tuntutan untuk pemecatan tidak sah dan pelanggaran kontrak. Di depan para reporter, tepat disini.” Ha Na berbisik.

Seo Jin tampaknya masih bingung dengan apa yang terjadi. Lalu Ha Na berkata kalau dia tidak tersenyum di dalam kostumnya, tidak seperti mimik kostum yang dia kenakan. Ha Na menekankan bahwa dia serius.

Fotografer memberi aba-aba agar semuanya tersenyum untuk foto terakhir. Ha Na sengaja menggamit lengan Seo Jin dan berpose.

Badut Ha Na, Seo Jin dan Sekretaris Kwon pergi ke tempat sepi. Badut Ha Na menoleh pada Sekretaris Kwon, memberi kode. Sekretaris Kwon mengerti dan pura-pura menjawab telpon dari anaknya, lalu meninggalkan mereka berdua.

“Lelucon macam apa ini?” tanya Seo Jin dengan dinginnya.

Ha Na membuka kepala kostum, “Lelucon? Bagaimana denganmu? Apakah sebuah kontrak adalah permainan anak-anak untukmu? Kau tahu kenapa aku terpaksa bersikap kasar seperti ini, kan? Apa alasan untuk memecat kami kali ini? Mungkinkah karena apa yang terjadi kemarin?”

Ha Na tahu jika dia mengikuti perkataan Seo Jin (untuk tetap berada di hotel), maka kejadian di Ruang Venetia tidak akan terjadi. Ha Na mengakui dia sudah menyusahkan, dan karena itu dia meminta maaf.

Seo Jin tersenyum sinis, “Menyusahkan? Itu bukan menyusahkan.”

Lalu apa? Tanya Ha Na. Seo Jin menjawab dalam hatinya, kenyataan bahwa Ha Na membangunkan Robin 15 tahun yang lalu.

Ha Na meminta Seo Jin untuk mengatakannya, agar dia bisa memperbaikinya. Seo Jin kembali menjawab dalam hati, Seo Jin bertanya-tanya setelah selama itu bagaimana caranya Ha Na akan memperbaikinya. Ha Na menyebut nama Seo Jin, meminta Seo Jin untuk berbicara.

“Aku menganggap hina orang sepertimu. Orang yang tidak punya petunjuk kesalahan apa yang sudah mereka perbuat dan terus mengulangi kesalahan yang sama.” akhirnya Seo Jin bicara.

“Jadi kau seharusnya berkata—“

“Dan mereka tidak menyadari..sudah terlalu terlambat untuk melakukan apapun tentang itu.” Seo Jin menyela.

Ha Na tak mengerti apa yang Seo Jin bicarakan. Seo Jin menjelaskan terlalu banyak kejadian yang tidak seharusnya terjadi, terjadi karena Ha Na. Ha Na bertanya apakah Seo Jin menyebutnya bertangguang jawab atas semua kejadian yang terjadi beberapa hari terakhir.

“Tentu saja tidak.”

“Lalu apa?”

“Pertanda. Kehadiranmu adalah pertanda. Jadi aku berencana untuk menjauh darimu.” (Pertanda kehadiran Robin mungkin maksud Seo Jin).

Seo Jin berjalan pergi. Ha Na yang kesal melemparkan kepala kostumnya dan menyebut Seo Jin bicara omong kosong. Seo Jin berbalik.

Ha Na bilang katakan saja Seo Jin tidak beruntung beberapa kali karena dirinya, tapi bagaimana dengan anggota sirkus lainnya, mengapa mereka harus dipecat. Seo Jin bilang dia akan memberikan kompensasi. Mereka seharusnya sudah dipecat beberapa hari yang lalu jika bukan karena kesepakatan mereka.

“Lalu kau ingin membatalkan semuanya? Termasuk hipnoterapi ku?”

“Aku akan membayarnya jika kau memutuskan untuk bekerja sama, tapi tidak akan ada kesepakatan apapun.”

Ha Na merasa itu salah. Hanya karena Seo Jin merasa sedikit tidak nyaman, Seo Jin dengan mudahnya mengambil kehidupan orang lain. Tidak, Seo Jin bilang itu tidak mudah. Tapi kejadian hari itu yang mereka lalui bersama menjadi kejadian yang sangat kritis dalam hidupnya. Jadi, Seo Jin mengajak Ha Na untuk berhenti saling terlibat satu sama lain.

Seo Jin kemudian pergi. Ha Na yang masih tak terima menyusul Seo Jin dan memintanya menunggu sambil memegang tangan Seo Jin. Seo Jin menepisnya dengan kasar. Lalu Seo Jin melihat kalung miliknya.Seo Jin meminta kalungnya kembali sambil hendak mengambil kalung itu. Tapi Ha Na menahannya dan berkata kalau itu milik Robin.

“Punya Robin adalah milikku. Dia tidak memiliki apapun. Dan jangan pernah menyembut namanya. Tidak di depanku. Tidak di depan siapapun.” Seo Jin menarik paksa kalung itu dari leher Ha Na.

“Robin ada disana. Di hari yang diduga sangat penting untukmu. Di hari kau melarikan diri sendirian. Dokter Kang ada disana. Dan Robin juga ada disana. Saat itu terjadi, kau melarikan diri. Tapi Robin malah ada disana.”

Seo Jin mendorong tubuh Ha Na ke dinding, “Kau kira aku bercanda? Aku sudah bilang untuk jangan pernah menyebut Robin!”

Seo Jin berteriak. Beberapa saat kemudian MRP Seo Jin meningkat. Seo Jin merasa tercekik.

 

Ha Na ingin membantu, tapi Seo Jin menepis Ha Na dan mengeluarkan headsetnya. Tapi saat akan digunakan headset itu terjatuh.

Seo Jin berlutut lemas sambil memegang lehernya. Tiba-tiba Ha Na menutup telinga Seo Jin dengan tangannya. MRP Seo Jin perlahan turun. Ha Na meminta Seo Jin menutup matanya. Pertama Seo Jin tak menurut, kedua kali Seo Jin menurut. Dan diapun kembali normal.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Ha Na sambil menurunkan tangannya. “Panic Disorder…atau semacam itu?” tanya Ha Na hati-hati.

Seo Jin yang dingin mendorong Ha Na hingga terguling. Seo Jin berdiri dan melihat Ha Na yang kesulitan berdiri karena kostumnya. Tapi Seo Jin tak peduli dan berjalan pergi.

Ha Na yang sudah lelah mencoba berdiri akhirnya pasrah dan termenung. Seo Jin menatap kalungnya.

Sekretaris Kwon datang dan melihat Ha Na terbaring. Sekretaris Kwon lalu membantu Ha Na berdiri. Ha Na bertanya pada Sekretaris Kwon, apakah artinya dia tidak perlu mengingat wajah tersangka lagi. Sekretaris Kwon mereka tetap sangat membutuhkan Ha Na untuk mengingatnya.

“Kalau begitu aku tidak seharusnya diperlakukan seperti ini.”

“Dia sangat sensitif. Jadi jika sesuatu membuatnya gelisah, dia tidak bisa membiarkannya pergi. Dia lebih buruk belakangan ini dengan semua kejadian buruk yang terjadi. Jika kita bisa menemukan Dokter Kang, semuanya akan baik-baik saja. Tapi sebelum itu, dia tidak bisa terikat dengan yang lainnya.”

Sekretaris Kwon terdengar seperti mencurahkan hati. Dia pun pergi sambil menggelengkan kepala dengan sedih.

Ha Na keluar dari aquarium. Eun Chang yang menunggu di luar heran dengan ekspresi wajah Ha Na dan menanyakan apa yang dikatakan Seo Jin. Ha Na tak mengatakan apapun tentang kejadian di dalam. Ha Na hanya bilang kalau dia akan mengurus semuanya, dan Ha Na meminta Eun Chang untuk memberitahu yang lain agar menunggu.

“Apa yang kau rencanakan?” Eun Chang tampak khawatir.

“Tunggu saja sebentar lagi.”

Ha Na lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tae Joo.

Tae Joo menanyakan keadaan Ha Na. Dia mendengar ada kecelakaan kemarin. Tae Joo merasa lega mendengar Ha Na baik-baik saja. Rupanya Ha Na meminta janji bertemu untuk terapi. Tapi Tae Joo sedang ada sesi sekarang. Jadi Tae Joo meminta Ha Na datang satu jam lagi.

Tae Joo meminta maaf dan akan segera memulai sesi dengan pasiennya yang sudah menunggu. Pasien itu adalah Ahn.

***

Seung Yeon mengajak Dektektif Na untuk bertemu di sebuah café. Detektif Na yang sebelumnya pernah bertemu Seung Yeon saat kejadian lampu, mengomentari penampilan rambut Seung Yeon yang berubah.

Di café itu, ternyata Woo Jung juga sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa gadis yang menunduk. Woo Jung memukul meja dengan kesal.

“Robin oppa kembali! Kalian menyebut diri kalian fans? Dengan mata jelalatan? Dan kalian mencoba menghadiri pertemuan fan club penulis lain?”

“Sudah lima tahun sejak publikasinya yang terakhir.” Seorang gadis beralasan.

Gadis disampingnya membenarkan, Robin seharusnya paling tidak memberikan mereka remahan. Bahkan mereka tidak tahu wajah Robin, ujar gadis lain.

“Diam! Jika kalian tidak bisa menunggu, maka tinggalkan saja club ini!”

Lalu terdengar pukulan keras di meja, membuat perhatian para gadis itu teralihkan. Detektif Na bilang Seung Yeon salah menilainya. Ternyata Seong Yeon mencoba menyuap Detektif Na untuk meminta file kasus Dokter Kang.

Woo Jung berteriak agar anggota club melihat kembali padanya. Dan berhasil membuat para gadis itu juga Seung Yeon menoleh ke arahnya. Detektif Na berteriak menyuruh Seung Yeon melihat ke arahnya, tapi juga membuat anggota club juga menoleh.

Woo Jung dan Detektif Na perang teriakan.

Kemudian mereka berdua berdiri karena kesal. Detektif Na memuji Woo Jung, cantik. Mereka damai tanpa kata-kata dan kembali duduk.

Detektif Na meminta Seung Yeon memperhatikannya. Dia mungkin terlihat seperti polisi yang menyedihkan di mata Seung Yeon, tapi dia adalah seorang perwira negara. Seung Yeon bilang bukan seperti itu maksudnya.

Detektif Na mengambil amplop itu dan melihat isinya. Di dalamnya hanya ada beberapa lembar uang 50 ribu won. Detektif Na bilang Seung Yeon juga tidak punya tatakrama. Detektif Na mengambil selembar uang itu sebagai harga karena Seung Yeon membuatnya kesal. Detektif Na kemudian pergi.

Woo Jung meyakinkan para anggotanya. Bahwa Robin kembali pada mereka. Woo Jung mengambil tas dan juga buku di meja, lalu pergi. Dia tidak sadar menjatuhkan sesuatu dari buku itu. Para anggota berlari menyusul.

Seung Yeon yang berjalan keluar melihat sesuatu yang dijatuhkan Woo Jung, selembar foto. Seung Yeon mengambilnya dan terkejut. Seung Yeon lalu berlari keluar hendak menyusul Woo Jung, tapi Woo Jung sudah tidak ada.

Seung Yeon melihat kembali foto itu. Itu ternyata adalah foto Robin bersama Woo Jung. Tapi Seung Yeon mengenalinya sebagai Seo Jin, dan merasa heran karenanya.

Seo Hee datang dengan mobilnya dan memanggil Seung Yeon dengan klakson. Seo Hee melihat foto itu dan terkejut melihat Seo Jin yang berbeda. Seung Yeon bilang Seo Jin sudah tertangkap.

“Aku pikir dia hidup seperti orang suci. Tapi dia menjalani kehidupan ganda. Pria itu.”

“Dia tampak seperti orang yang berbeda.” Ujar Seo Hee.

“Aku duga dia bahagia. Dia terlihat bahagia. Dia (Woo Jung) sangat cantik dan muda.”

Seung Yeon menatap Seo Hee, membandingkannya dengan Woo Jung. Seung Yeon bilang apa yang ada di balik foto itu menarik.

***

Ha Na naik ke lantai gedung dimana Tae Joo tinggal. Begitu keluar dari lift, Ha Na berpapasan dengan Ahn. Tapi Ha Na tak mengenali Ahn sebagai penjahat itu karena Ahn melepas kacamata dan topinya. Ahn menatap jahat pada Ha Na yang berdiri di depan pintu rumah Tae Joo.

Ha Na pun masuk ke dalam dan meminta maaf karena terlambat. Tae Joo tak mempermasalahkan dan meminta Ha Na untuk duduk. Tae Joo kembali menanyakan keadaan Ha Na atas kejadian kemarin. Ha Na bilang dia baik-baik saja. Ha Na lalu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia ragu. Tae Joo meminta Ha Na untuk mengatakannya.

“Aku memikirkannya dan kemarin segera setelah aku sampai di panggung, lampu terjatuh. Seperti ada seseorang yang menjatuhkannya dengan sengaja.”

“Maksudmu penjahatnya mungkin ada di tempat kejadian, kan?”

“Ya. Jika demikian, maka aku mungkin melihatnya tanpa sadar.”

Tae Joo segera mengajak Ha Na melakukan hipnoterapi. Tapi Ha Na tampak sedih dan ragu. Tae Joo duduk kembali dan berusaha memahami Ha Na.

“Sulit, kan? Pasti sulit untukmu. Dan kau mungkin tidak ingin melakukannya. Aku yakin kau menyesali segalanya. ‘Kenapa aku pergi kesana hari itu? Ini tidak akan terjadi jika aku tidak pergi kesana. Mengapa aku menjadi saksi? Jika aku gagal mengingat dan mereka tidak bisa menangkap penjahatnya dan mereka tidak bisa menemukan Dokter Kang, lalu apa yang harus aku lakukan?’ Semua pikiran itu normal.”

Ha Na terdiam beberapa saat, lalu berkata kalau dia akan mencobanya. Melakukan hipnoterapi.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Oohh…ternyata alasan kenapa Robin tak diinginkan lagi kehadirannya, bahkan oleh Seo Jin sendiri, adalah karena Robin pernah membuat seseorang terluka lima tahun lalu. Sayangnya Robin tidak tahu hal itu, mungkin karena Robin sudah kembali menjadi Seo Jin, jadi Seo Jin yang harus menanggung akibatnya. Dan ini membuat Seo Jin sangat terluka.

Apa ya? Mungkinkah Robin pernah membunuh seseorang? Yang sekarang membuat orang terdekat orang yang dilukai Robin membalas dendam pada Seo Jin?