Hyde, Jekyll, Me | Episode 8 – 1

Seo Jin memeluk Ha Na dengan erat. Ha Na merasakan ketakutan dalam pelukan Seo Jin itu. Ha Na pun menepuk-nepuk punggung Seo Jin, menenangkannya. Seo Jin menangis. Dan setelah merasa sedikit tenang, Seo Jin melepaskan pelukannya pada Ha Na dan mendorong Ha Na pelan.

Seo Jin tak menunjukkan wajahnya pada Ha Na dan berjalan pergi. Ha Na memanggil Seo Jin dan menawarkan bantuan untuk memanggil Sekretaris Kwon. Tapi Seo Jin tak menanggapi dan terus melangkah keluar. Tak lama Ha Na pun menyusul keluar.

Seo Jin yang tak menyangka Soo Hyun masih hidup, menenangkan diri di toilet. Seo Jin meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua itu masa lalu dan tak masalah untuknya.

“Aku…baik-baik saja.” Ujar Seo Jin menatap dirinya sendiri di cermin.

***

Sambil menangis Sekretaris Kwon menceritakan peristiwa tadi pada Presdir Goo. Bahwa penjahat itu adalah Lee Soo Hyun, anaknya sopir Lee Joo Kyung.

Presdir terkejut, begitupun istrinya. Presdir Goo lalu menanyakan keadaan Seo Jin. Sekretaris Kwon bilang Seo Jin tidak baik-baik saja, dia tidak berpikir Seo Jin baik-baik saja.

Sekretaris Kwon menutup telpon dan menghapus air matanya. Saat dilihatnya Seo Jin keluar dari, Sekretaris Kwon menyatakan ketidakpercayaannya kalau penjahat itu adalah Lee Soo Hyun. Sekretaris Kwon juga menanyakan apa yang akan dilakukan Seo Jin, apa Seo Jin akan menemuinya.

“Kenapa aku akan menemuinya? Dia adalah teman saat kami kecil, tapi sekarang dia seorang penjahat. Seorang penjahat yang mungkin telah melakukan hal yang tidak mungkin pada Dokter Kang. Jadi tidak ada alasan untukku bertemu dengannya. Polisi hanya harus menyelidikinya.” Ujar Seo Jin dingin.

Ha Na bertemu Tae Joo dan menanyakan perkembangan interogasi, apa penjahat itu mengatakan sesuatu setelah mereka pergi. Tae Joo bilang penjahat itu hanya memberikan beberapa detail tentang apa yang terjadi di masa lalu.

“Dia tidak mengungkapkan dimana Dokter Kang disekap?”

Tae Joo menggeleng. Lalu gilirannya menanyakan keadaan Seo Jin. Ha Na mengiyakan.

Kemudian Seo Jin dan Sekretaris Kwon datang. Seo Jin meminta maaf pada Ha Na karena telah mengejutkannya. Seo Jin berharap Ha Na mengerti bahwa dia hanya sedikit bingung sebelumnya.

Tae Joo menanyakan keadaan Seo Jin. Seo Jin bilang dia baik-baik saja. Seo Jin lalu pergi bersama Sekretaris Kwon untuk memberikan pernyataan pada polisi.

***

 

Seo Jin membenarkan bahwa tanggal 25 Desember 1992, dia dan Soo Hyun diculik dari Wonderland. Ayah dari Soo Hyun bekerja di keluarga Seo Jin sebagai sopir. Soo Hyun dan Seo Jin berteman saat itu. Penculik meminta uang tebusan, tapi Presdir Goo tidak bernegosiasi dengan mereka.

Karena itu Seo Jin melarikan diri dari penculik dengan caranya sendiri dan dia tidak tahu apa yang terjadi pada Soo Hyun setelah itu. Detektif Na mengerti, tapi dia merasa heran pada Presdir Goo yang tidak bekerjasama dengan penculik anaknya.

“Apa ada alasan untuk bekerjasama dengan seorang penjahat? Bahkan polisi memperingatkannya tentang bahaya bekerjasama dengan penjahat.”

Seo Jin tahu dengan apa yang hendak di konfirmasi oleh Detektif Na bahwa ayahnya Soo Hyun mencuri uang Presdir Goo, dan meninggal dalam kecelakaan saat akan memberikan uang itu sebagai tebusan pada penculik. Seo Jin bilang Presdir Seo tidak pernah menyebutkan apapun tentang hal itu.

Yang Seo Jin tahu ayahnya Soo Hyun mengabaikan peringatan polisi dan mencoba memberikan yang tebusan itu pada penculik lalu mengalami kecelakaan mobil. Seo Jin bilang hanya sampai situ semua yang dia tahu.

“Bagaimana kau mengatur untuk melarikan diri?” tanya Tae Joo penasaran.

“Kenapa kau menanyakan itu? Apakah itu berhubungan dengan kasus ini?”

“Tidak, aku hanya mencoba untuk memahami kondisi kejiwaan penjahatnya (Ahn) saat itu.” Tae Joo memberi alasan.

Agak lama Seo Jin terdiam. Dia lalu berkata kalau dia tidak benar-benar ingat bagaimana caranya melarikan diri. Dan dia tidak mengerti bagaimana hal itu berhubungan dengan kondisi kejiwaan penjahatnya. Seo Jin melirik Tae Joo dengan sudut matanya.

Seo Jin bilang bisa dimengerti, apa yang harus mereja lalui saat itu adalah kenangan yang sangat sulit untuknya dan Lee Soo Hyun. Tapi melakukan tindakan seperti ini karena apa yang terjadi dulu, Seo Jin juga penasaran apakah ada masalah kejiwaan yang mendasarinya.

Seo Jin meminta polisi untuk cepat menemukan Dokter Kang, karena itu adalah tugas polisi. Detektif Na mengerti, tapi ada yang sangat aneh dalam temuannya. Jika Soo Hyun membalas dendam pada Seo Jin, mengapa Soo Hyun lebih memilih menyerang Dokter Kang daripada langsung pada Seo Jin.

Seo Jin terdiam. Dia teringat pada perkataan Dokter Kang yang menyebutkan dia punya metode yang akan menyembuhkan Seo Jin. Seo Jin pun memberitahu bahwa Dokter Kang memiliki satu hal yang sangat dia perlukan. Jika Soo Hyun mengetahuinya, Seo Jin yakin Spp Hyun ingin mengambilnya.

***

Ha Na pulang ke Wonderland. Dia melihat sebuah sebuah keluarga yang sedang mengambil foto. Ha Na teringat dengan perkataan Seo Jin, bahwa dia tidak punya kenangan masa kecil apapun di Wonderland. Kini Ha Na mengerti kenapa Seo Jin mengatakan hal itu.

Seo Jin menemui ayahnya. Dia meminta ayahnya tidak menanyakan apapun, karena dia baik-baik saja. Presdir Goo bilang kejadian itu sudah lama, bagaimana bisa sekarang harus ditambah lagi. Tapi Seo Jin bilang dia bukan satu-satunya yang harus disalahkan.

“Jika Dokter Kang diserang dengan kau sebagai target aslinya, itu artinya di penjahat pasti tahu tentang penyakitmu. Maka Dokter Kang…tidak punya harapan.”

“Jangan memikirkan hal ini seperti sesuatu yang harus ayah hancurkan. Ini berhubungan dengan hidup Dokter Kang, dan aku… Ini karena aku. Pengobatan dan apapun disamping itu, jika terjadi sesuatu pada Dokter Kang, aku sekarang sadar..bahwa akulah yang bertanggung jawab untuk itu. Jika kita tidak bisa menemukan Dokter Kang..maka aku akan menyalahkan diriku sendiri sepanjang sisa hidupku. Kita sekarang punya satu alasan lagi kenapa kita harus menemukannya. Aku bersumpah aku akan menemukannya.”

Sekretaris Kwon bertanya apakah dia harus membatalkan jadwal rapat Seo Jin. Seo Jin tidak mau, kenapa Sekretaris Kwon harus membatalkannya. Seo Jin meminta Sekretaris Kwon untuk tetap mempertahankan jadwalnya hari ini.

Di kantor sirkus sedang membahas tentang acara di hari White Day. Tapi Ha Na tak mendengarkan para anggota dan melamun, hingga akhirnya dia ditegur. Jin Joo pun menjelaskan tentang acara itu. Ha Na bilang dia akan mencoba untuk mengajukannya.

Ha Na tak bisa fokus dan mengajak yang lain untuk istirahat sebentar, dan Ha Na pun keluar. Ahjussi bingung kenapa Ha Na seperti itu, sikapnya berbeda seperti biasanya. Eun Chang setuju, Ha Na terlihat aneh.

Di luar Ha Na menyandarkan kepala dan menghela nafas panjang. Ternyata Ha Na sedang mengkhawatirkan Seo Jin. Ha Na bingung, kenapa dia begitu memikirkan Seo Jin padahal Seo Jin sendiri bilang kalau dia baik-baik saja.

Ha Na mengeluarkan ponselnya dan hendak mengirim pesan pada Robin tentang Seo Jin. Tapi kemudian Ha Na menghapusnya kembali.

***

Seo Jin pulang ke rumah dan menyuruh Sekretaris Kwon yang ingin menginap untuk pulang ke rumahnya sendiri. Seo Jin tidak suka Sekretaris Kwon berada di dekatnya. Sekretaris Kwon menatap Seo Jin yang berjalan masuk ke dalam kamar dengan khawatir.

Sekretaris Kwon lalu keluar dan bertemu Ha Na yang baru saja pulang. Ha Na menanyakan keadaan Seo Jin. Sekretaris Kwon memberitahu bahwa Seo Jin baru saja pulang, dia tetap mengikuti jadwalnya seharian ini. Sekretaris Kwon juga bilang kalau dia hendak menginap, tapi Seo Jin menyuruhnya pulang.

“Dia sangat benci ada orang didekatnya saat dia seperti ini. Tapi aku masih sedikit khawatir, jadi tolong awasi dia untukku. Jika terjadi sesuatu, jangan ragu untuk menghubungiku.”

Ha Na mengiyakan dan meminta Sekretaris Kwon untuk tidak khawatir. Kemudian mereka berpisah.

Ha Na masuk ke dalam rumah dan mencari Seo Jin di sekitar rumah, tapi tidak ada. Ha Na lalu mengetuk kamar Seo Jin. Tapi karena beberapa kali tidak ada jawaban, Ha Na pun masuk ke dalam dan mendapati Seo Jin yang sedang meringkuk demam di kasur.

Ha Na kaget dan hendak menghubungi Sekretaris Kwon, tapi Seo Jin menghalanginya. Ha Na mengerti. Dia langsung pergi ke dapur untuk mengambil obat dan air minum.

Ha Na kembali ke kamar dan membuat Seo Jin meminum obat. Juga mengukur suhu tubuhnya dengan termometer. Ha Na yang panik mengambil handuk basah untuk mengompres dari kamar mandi dan menghubungi panggilan darurat medis untuk mencari tahu apa yang harus dia lakukan.

Pihak panggilan darurat menyuruh Ha Na untuk mengelap semua keringat Seo Jin dan membuat Seo Jin tetap kering. Lalu pergi ke dokter, tapi Ha Na tahu Seo Jin tidak akan pergi ke dokter. Ha Na mengelap tangan Seo Jin. Seo Jin menepis tangan Ha Na dan menyuruhnya pergi.

Ha Na yang kesal ingin memukul Seo Jin. Ha Na mengeluarkan pak penghangat dan meminta Seo Jin memegangnya. Karena panggilan darurat tadi memberitahu agar membuat tangan dan kaki Seo Jin tetap hangat. Ha Na pun keluar kamar. Seo Jin menggenggam pak itu.

Ha Na pergi ke dapur dan membuka kulkas. Dia heran melihat banyaknya sayuran di dalam kulkas. Ha Na membuat jus kiwi dan teh gandum. Lalu membawanya ke kamar.

Ha Na meminta Seo Jin untuk meminumnya. Tapi tak ada tanggapan dari Seo Jin. Ha Na pun mengutarakan kebingunannya atas tidak adanya nasi di dapur. Meski Ha Na memang tak pernah melihat Seo Jin makan sesuatu di rumah itu. Ha Na lalu kembali meminta Seo Jin untuk duduk dan meminum teh yang dia bawa, tapi Seo Jin menyuruhnya segera keluar.

“Aku serius! Berhenti bersikap seperti kau baik-baik saja. Seseorang tidak bisa selalu berada dalam ketegangan. Kau harus belajar untuk bersantai dari waktu ke waktu. Kau selalu dalam ketegangan dan bersikap seperti kau kuat, dan semuanya baik-baik saja. Itulah mengapa kau sakit, dan tubuhmu menjadi lemah. Apa kau sudah makan malam? Apa kau ingin aku membuat bubur?”

Seo Jin hanya menatap Ha Na.

“Kau tidak suka bubur? Ingin nasi?” Ha Na lalu mengulurkan tangan, meminta Seo Jin memegangnya dan bangun.

Seo Jin teringat dengan perkataannya pada Presdir Goo, bahwa dia ingin mencoba mencari kebahagiaan dari Wonderland. Juga tentang Ha Na yang membantunya menangkap penjahat dan menemukan Dokter Kang. Seo Jin juga teringat dirinya yang belakangan selalu tersenyum melihat Ha Na. Seo Jin lalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya tak berarti dan dia kehilangan semua ke-tidak berarti-an itu.

Ha Na terus meminta Seo Jin untuk bangun, dan Seo Jin terus meminta Ha Na untuk pergi. Karena Ha Na tidak pergi juga, Seo Jin turun dari kasur dan berjaan menuju pintu, mempersilahkan Ha Na keluar. Ha Na mengalah, dia akan keluar dan menyuruh Seo Jin kembali naik ke kasur.

Tapi maksud Seo Jin adalah Ha Na cepat keluar dari rumahnya. Ha Na pun bingung kenapa Seo Jin tiba-tiba bersikap seperti itu.

“Ini tidak tiba-tiba. Ini seharusnya tidak boleh terjadi sejak awal. Tapi terlalu terlambat untuk memutar waktu, dan semuanya berakhir sekarang. Jadi pergilah.”

“Direktur Goo..aku tidak mengerti maksudmu..”

“Aku sudah bilang bahwa itu salahmu, kan? Robin hanya kembali karena kau, dan karena kau..aku memberanikan diri berharap untuk sesuatu yang tidak pernah seharusnya aku harapkan. Tapi pada akhirnya..semuanya tetap sama. Jadi jangan mengulurkan tanganmu padaku. Jangan…memberiku harapan palsu.”

Seo Jin juga bilang dia bisa saja terus menjalankan hidupnya jika bukan karena Ha Na. Sakit atau mati, dia akan melakukannya sendirian. Tapi mengapa Ha Na muncul? Mengapa Ha Na datang dan Ha Na melihatnya?

Ha Na bilang dia khawatir pada Seo Jin. Seo Jin bilang siapa Ha Na hingga mengkhawatirkannya, beraninya Ha Na mengasihaninya. Seo Jin meminta Ha Na melupakan apa yang Ha Na lihat dan Ha Na dengar hari ini.

“Aku membuat diriku sangat jelas saat aku mengatakan bahwa kau bukan apa-apa. Kehadiranmu hanyalah gangguan di dalam hidupku.” Seo Jin lalu mendorong Ha Ne keluar, tapi Ha Na menepisnya.

“Kau menyuruhku untuk tinggal seperti hantu, kan? Tapi kaulah hantu itu. Kau tidak melihat atau mendengar apapun. Kau bahkan tidak mencoba untuk mendengar atau melihat apapun. Jika itu caramu menjalani hidup, maka terus lakukan untuk hidup seperti itu. Seperti hantu.” Ha Na keluar dan menutup pintu.

Seo Jin bergerak maju, memegang handle pintu seperti hendak mengejar Ha Na dan mengatakan bahwa semua yang dia katakan itu tidak sungguh-sungguh. Tapi Seo Jin tak sanggup dan hanya berjongkok di belakang pintu. Ha Na juga sesaat bersandar di depan pintu. Dan mereka termenung dengan pikiran masing-masing.

Ha Na masuk ke kamarnya. Dia heran pada dirinya sendiri yang merasa sedih dan hampir menangis karena Seo Jin. Ha Na meyakinkan diri bahwa dia hanya terlalu meluap-luap dengan perasaan kasihannya pada Seo Jin.

***

Seung Yeon dan Seo Hee datang ke kantor polisi, membagi-bagikan makanan. Detektif Na heran apa yang membuat Seung Yeon datang lagi ke kantor polisi. Tentu saja ada yang diinginkan Seung Yeon. Seung Yeon memastikan bahwa yang menyerang Dokter Kang adalah Soo Hyun. Seung Yeon bilang saat kecil Soo Hyun tidak seperti itu.

Detektif Na kaget apa Seung Yeon mengenal Soo Hyun. Seung Yeon membenarkan, mereka dulunya sangat dekat saat masih kecil. Seung Yeon lalu meminta ijin untuk bicara dengan Soo Hyun. Seung Yeon bilang dia adalah kakak sepupu Seo Jin. Adiknya putus ada mencari Dokter Kang, jadi mereka harus mencari dimana Dokter Kang di sekap.

Detektif Na lalu menginterogasi Seung Yeon secara tidak langsung tentang hubungannya dengan Seo Jin. Dari interogasi itu di peroleh keterangan bahwa Seung Yeon adalah kakak sepupu dari pihak ayahnya Seo Jin. Ibunya Seung Yeon adalah kakak ayahnya Seo Jin. Jadi Seo Jin adalah anak pamannya Seung Yeon.

Seung Yeon punya saham 3 persen di Wonderland, ibunya 2 persen, dan Seo Jin 4 persen. Maka tahulah Detektif Na apa motif Seung Yeon sesungguhnya, yang begitu tertarik dengan kehidupan Seo Jin. Yaitu pertarungan darah untuk memperebutkan kursi pewaris.

Seung Yeon kembali membujuk Detektif Na agar mengijinkannya bertemu Soo Hyun, karena siapa tahu Soo Hyun akan mengatakan padanya dimana Dokter Kang. Seo Hee bahkan mencoba merayu Detektif Na dengan berpose seksi.

Tapi untunglah Detektif Na tidak tertarik. Dia bahkan bilang Seung Yeon bisa dipenjara karena mencoba melakukan trik seperti itu pada polisi. Detektif Na juga menyuruh Seo Hee turun dari meja dengan santainya. Tapi ternyata Detektif Na memberikan ijin pada Seung Yeon.

Seung Yeon pun menemui Soo Hyun. Seung Yeon bilang di hampir tidak bisa mengenali Soo Hyun karena Soo Hyun tampak sangat berbeda. Seung Yeon memperkenalkan dirinya, tapi Soo Hyun tampaknya tidak mengenali Seung Yeon.

“Kau tidak ingat aku? Bagaimana kau tidak ingat siapa aku? Aku biasa bermain denganmu sepanjang waktu!”

Tapi Soo Hyun tetap bersikap kalau dia tak mengenal Seung Yeon. Seung Yeon pun berusaha mengerti. Seung Yeon bilang dia menyayangkan sikap pamannya waktu itu, dan dia mengerti jika Soo Hyun begitu dendam. Seung Yeon bilang dia berada di pihak Soo Hyun, lalu menanyakan tentang Dokter Kang. Kenapa Soo Hyun menyerang Dokter Kang daripada langsung menyerang Seo Jin.

“Aku tidak mengenalmu. Keluar.” Ujar Soo Hyun.

Seung Yeon kesal kenapa Soo Hyun tidak mengenalnya. Mereka lebih dekat daripada Soo Hyun dan Seo Jin. Seung Yeon sangat mengingat Soo Hyun. Seung Yeon lalu menceritakan bagaimana mereka hendak menyalakan api pada hari Natal dari korek milik ayah Seung Yeon. Api itu besar dan membuat Soo Hyun memiliki tanda luka bakar dia tengkuknya.

Seung Yeon langsung melihatnya, tapi tak menemukan luka itu. Seung Yeon pun terkejut dan segera keluar begitu Soo Hyun membentaknya.

Seung Yeon masuk ke ruangan sebelah dan bertanya pada Detektif Na siapa orang itu, karena dia yakin orang itu bukan Lee Soo Hyun.

Detektif Na yang terkejut segera kembali ke rumah Ahn (kita panggil Ahn lagi ya..) bersama tim, dan menyuruh mereka menemukan apapun yang akan membantu mengidentifikasi Ahn seperti berkas pendaftaran sekolah atau catatan kelahiran.

Seorang detektif heran, kenapa Ahn mengakui dirinya sebagai Lee Soo Hyun, padahal bukan. Itu tidak masuk akal, dan dia menyarankan untuk melakukan tes sidik jari. Tapi bagaimana mereka bisa melakukan tes sidik jari, Detektif Na bilang Soo Hyun hilang saat kecil sebelum dia cukup usia untuk mendapatkan kartu identitas.

Detektif Na tanpa sengaja menemukan keanehan dia langit-langit. Ternyata da pintu kecil di atap menuju loteng. Detektif Na lalu menyuruh anak buahnya membuka pintu itu. Begitu dibuka banyak barang berhamburan. Salah satunya adalah album foto yang sudah tak ada fotonya.

Tapi di album itu ada tulisan Panti Asuhan Harapan 1989. Detektif Na pun merasa aneh, karena penculikan terjadi tahun 1992. Dan Soo Hyun beserta ayahnya tinggal di rumah Presdir Goo. Jadi apa maksudnya dengan Panti Asuhan Harapan 1989? Detektif Na pun mengajak tim untuk memeriksa panti asuhan itu.

***

Woo Jung dan teman-temannya sedang menyiapkan pesta untuk kembalinya Robin di café ayahnya. Seorang teman menanyakan keberadaan Eun Chang di café itu. Woo Jung menjelaskan bahwa Eun Chang adalah pekerja paruh waktu yang baru direkrut ayahnya.

Teman Woo Jung bilang Eun Chang cute, Woo Jung pun memberikan Eun Chang pada temannya itu. Hehe…Woo Jung tidak tertarik pada Eun Chang, padahal aku yakin Eun Chang ada disana agar bisa pedekate pada Woo Jung.

Woo Jung terus menghubungi Robin yang belum juga menjawab telponnya.

Ternyata Robin belum tidak menjawab telpon Woo Jung karena dia memabg belum bangun. Tepat jam 8, Robin terbangun dan melihat beberapa handuk, termometer dll. Dia pun memegang kepalanya, memastikan apakah dia demam atau tidak.

Robin lalu menjawab telpon Woo Jung dan meminta maaf karena baru menjawab. Robin bilang dia sedang dalam perjalanan menuju café Woo Jung. Setelah menutup telpon Robin teringat pada ciumannya pada Ha Na semalam. Robin tersenyum. Robin lalu menghubungi Ha Na dan mengajaknya pergi ke café Woo Jung.

Woo Jung dan teman-temannya masih mempersiapkan pesta. Eun Chang terus menatap Woo Jung sambil tersenyum. Ahjussi Min bilang para gadis itu tidak normal.

“Aku juga tidak benar-benar normal.” Jawab Eun Chang sambil menatap Woo Jung.

Tak lama Robin muncul di pintu café dan melambaikan tangan pada para gadis itu. Sontak para gadis berteriak senang dan menghampiri Robin.

Kemudian Robin duduk bersama mereka dan menyaksikan tarian Woo Jung bersama teman-temannya.

Robin lalu melihat kedatangan Ha Na di pintu café. Robin meminta Ha Na masuk, tapi Ha Na hanya menggeleng dan tersenyum.

Woo Jung yang sedang menari pun refleks berhenti dan melihat siapa yang sedang Robin perhatikan.

***

Ha Na dan Robin makan bersama di sebuah kedai. Ha Na sepertinya menceritakan tentang Seo Jin yang sakit tapi masih bersikap kasar. Robin tak percaya Ha Na membiarkan Seo Jin begitu saja, tidak membalasnya. Tapi Ha Na bilang apalagi yang bisa dia katakan karena Seo Jin sedang sakit.

“Beraninya aku mengasihanimu? Beraninya kau berteriak padaku? Kau adalah seorang bajingan yang bahkan tidak tahu bagaimana dihibur!”

Robin bilang seharusnya Ha Na berkata seperti itu pada Seo Jin. Ha Na pun baru menyadari, Seo Jin memang tidak tahu bagaimana itu dihibur. Robin membenarkan, menghibur hanya berhasil saat seseorang tahu bagaimana cara untuk menerimanya, dan itu tidak akan berhasil pada Seo Jin. Robin bahkan bilang semua keluarganya seperti itu.

“Seluruh keluargamu seperti itu?” Ha Na tak percaya.

“Kau tidak pernah bertemu dengan Presdir sebelumnya, kan? Bahkan alisnya cocok dengan kemarahan yang tak terkendali.” Robin memperagakan bagaimana alis Presdir Goo. “Keluargaku tidak mengusirku. Akulah yang mengusir mereka.”

“Kau melakukan hal yang benar. Itu keluarga yang menakutkan.”

“Bukannya aku tidak pernah mencoba. Aku mencoba sebanyak yang aku bisa. Seo Jin dulunya sering di ganggu. Jadi suatu haru, aku berpura-pura sebagai Seo Jin dan pergi ke sekolahnya. Aku ingin membuatnya memiliki beberapa teman.”

[Kilas balik] Robin bermain skateboard di lapangan sekolah dengan hebatnya. Banyak siswi dan juga siswa yang berteriak senang melihatnya dari pinggir lapangan. Setelah selesai Robin melambaikan tangan pada mereka.

Robin bilang hari berikutnya Seo Jin mendapatkan klub penggemar di sekolah. Tapi klub itu segera dibubarkan oleh Seo Jin. Ha Na menebak mungkin Seo Jin menyebabkan masalah lagi. Robin membenarkan, menyebabkan masalah adalah keahlian Seo Jin.

“Dia selalu marah, mencaci, menyakiti, dan mendorong orang lain menjauh. Itulah mengapa aku tidak melakukannya lagi. Seo Jin dan aku hanya menjalani hidup kami dengan cara kami sendiri yang terpisah. Itulah apa yang kami setujui.”

Ha Na mengangguk-angguk. Robin kembali berkata, restoran yang sedang mereka datangi itu memiliki spesialisasi dalam kaki ayam pedas, dan Seo Jin memiliki spesialisasi dalam menyakiti orang lain. Ha Na tertawa.

Robin meminta Ha Na untuk tidak terlalu mengambil hati ucapan dan tindakan Seo Jin, karena Seo Jin hanya membuat hanya jengkel dan marah. Robin tidak suka seseorang yang mirip dengannya membuat Ha Na menangis.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Ternyata….kasus penculikan Dokter Kang belum berakhir. Siapa sebenarnya Ahn? Kenapa dia mengaku sebagai Soo Hyun?

Tapi, aku masih ragu, sebenarnya Seo Jin itu ingat atau tidak bagaimana dia bisa melarikan diri. Karena pas di episode 7, tidak disebutkan dan tidak diperlihatkan. Yang diperlihatkan langsung pada Seo Jin yang sudah keluar lewat jendela dan Soo Hyun kecil yang meminta Seo Jin menolongnya. Mungkinkah Seo Ji naik ke pundak Soo Hyun?

Lalu, aku rasa Seo Jin sudah menyadari perasaannya pada Ha Na. Setidaknya dia menyadari sikapnya sedikit berubah karena Ha Na, terutama senyumnya. Tapi kemudian Seo Jin mendorong Ha Na menjauh, karena dia masih menyalahkan Ha Na atas kemunculan kembali Robin.