Kill Me, Heal Me | Episode 13 – 2
Ri Jin dan Ri On duduk di luar sambil menghangatkan badan dari tungku dan minum segelas kopi hangat. Ri Ji bertanya apakah Ri On ingat pada cinta pertamanya Ri Jin, yang seorang brengsek di SMA. Meskipun dia punya pacar, dia ingin catatan Ri Jin, jadi dia memperlakukan Ri Jin dengan baik. Saat itu Ri On menutup matanya jadi dia tidak melihat pria itu dengan pacarnya.
Ri On tersenyum, apa Ri Jin tahu? Ri Jin bilang dia sebenarnya mengetahui hal itu sebelum Ri On. Tapi Ri Jin bersikap seperti tidak tahu. Karena Ri Jin merasa bersyukur. Karena Ri On, Ri Jin tidak sedikitpun patah hati. Ri Jin pikir memang benar-benar hanya ada Ri On. Ri On bercanda, dia merinding mendengarnya.
“Bisakah kau melakukannya lagi? Jika aku... membuat kesalahan bodoh seperti itu lagi, bisakah kau menutup mataku lagi?”
Beberapa saat Ri On terdiam, “Mungkinkah..kau menyukai dia?”
Ri Jin diam tak menjawab. Ri Jin lalu bertanya apa artinya cinta pertama bagi seorang pria. Apakah itu sesuatu yang tidak mudah ditutup? Apakah itu sesuatu yang ingin dibuka lagi setelah ditutup? Bahkan jika ada tanda tertutup, pria tidak peduli? Ri On bilang itu berbeda tergantung situasi.
“Jika di tutup dalam satu kali, maka terima kasih. Jika kau membukanya lagi, maka itu cinta yang tetap hidup. Jika kau membukanya kedua kali, maka itu kesedihan. Jika kau membukanya ketiga kali... itu rasa sakit. Setelah dibuka berulang-ulang dan itu menjadi compang-camping, itulah bagaimana hati akan robek. Dan ketika robek, kau hanya berurusan dengan itu sampai kau mati rasa. Seperti itulah.”
“Oh..seperti itu. Kau tahu Ri On-ah, belakangan ini, aku tidak tahu apa yang aku lakukan.”
“Tentang apa?”
“Aku merasa seperti aku mentransfer perasaanku pada orang itu. Aku terus mengalami mimpi buruk, dan aku terus memiliki perasaan déjà vu. Aku merasa bingung. Aku terus mendapat perasaan yang membuatku tidak profesional. Aku seorang dokter. Karena orang itu akan melalui masa-masa sulit 100 kali lebih keras dari aku, aku tidak bisa mengatakan padanya untuk mendengarkan kesulitanku.”
Dan…Do Hyun ada disana, mendengar semua yang dikatakan Ri Jin. Ri Jin tidak tahu ada Do Hyun disana, karena posisi Do Hyun ada di belakang Ri Jin. Karena Itu Ri Jin terus mengungkapkan perasaannya pada Ri On.
Belakangan ini Ri Jin merindukan waktunya di RS. Saat itu Ri Jin begitu sibuk hingga tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Dia hanya perlu bekerja. Itu sederhana, dan tidak ada alasan untuk menjadi bingung. Ri Jin bertanya pada Ri On, dia benar-benar lemah, kan?
Ri On hanya tersenyum memandang Ri Jin. Ri On lalu melihat Do Hyun. Refleks, saat Ri Jin hendak menoleh ke arah Do Hyun, Ri On menutup kepala Ri in dengan selimut. Ri Jin heran apa yang sedang Ri On lakukan.
Ri On bilang Ri Jin berisik. Jika Ri Jin hendak mengatakan hal-hal lemah seperti itu, Ri On menyuruh Ri Jin mengatakannya di dalam selimut. Ri Jin membuka penutup selimut dengan kesal. Ri Jin kesal karena Ri On tidak bisa serius bahkan hanya untuk 10 menit. Ri Jin menutup kepala Ri On dengan selimut tadi lalu segera masuk ke dalam.
Ri Jin tidak tahu Ri O melakukan itu dengan sengaja agar Ri Jin tak mengatakan apapun lagi yang bisa didengar Do Hyun. Ri On menarik selimut yang menutupi wajahnya, dan dilihatnya Do Hyun berbalik pergi dengan sedih.
Do Hyun mengendarai mobilnya kembali ke rumah. Dia teringat pada ungkapan perasaan Ri Jin tadi pada Ri On. Dan menyadari bahwa saat Ri Jin bilang dia baik-baik saja saat Do Hyun hendak pergi menemui Chae Yeon, itu adalah bohong. Do Hyun juga teringat ajakan Ri Jin naik kereta Snowflake agar mereka bisa menjadi lebih dekat.
Do Hyun menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Teringat pada Ri Jin yang ingin menjadi temannya, Ri Jin yang selalu ada disaat dia sedang kesakitan dan menenangkannya, Ri Jin yang menangis dan menyadarkannya, Ri Jin yang menangis karena takut Do Hyun tidak kembali. Ri Jin yang ingin membujuk para kepribadian Do Hyun.
Do Hyun menangis, dan memegang dadanya yang terasa sakit. Do Hyun baru menyadari Ri Jin juga mengalami masa sulit karenanya. Do Hyun menyadari Ri Jin menyukainya, tapi tak bisa mengungkapkan karena takut Do Hyun akan semakin menderita. (kayaknya sih gitu..hehe)
***
Young Pyo dan Ki Joon bertemu dengan dua orang pria. Sepertinya mereka adalah salah satu pemegang saham Seung Jin Grup. Salah satu dari mereka bilang bahwa dia mendengar Ketua Seo memecat Do Hyun.
Young Pyo bilang dia juga mendengarnya. Jika mereka mencoba untuk bertanya secara langsung, mereka mungkin disalahpahami mengganggu urusan pribadi keluarga. Tetapi jika mereka membiarkan saja masalah ini, dia tidak berpikir itu pantas sebagai pamannya. Young Pyo bilang dia berada di tempat yang sulit.
“Dua bulan sebelum pertemuan pemegang saham, dia membuang penggantinya sendiri. Senapan Ketua Seo tidak sebagus biasanya, bukankah itu jelas terungkap sekarang? Tidak hanya itu. Segera, dengan cucu Ketua Baek, anaknya (Ki Joon) akan menikah. Jadi untuk pertemuan pemegang saham minggu ini, kau akan diangkat ke posisi Ketua, bukankah itu suatu kenyataan yang jelas?” ujar salah seorang dari mereka.
Young Pyo tertawa. Lalu Sekretarisnya memberikan ponsel, ada telpon penting.
Young Pyo menjawabnya di luar. Young Pyo mendapatkan laporan tentang orang yang mencari anak itu selain dia. Young Pyo memastikannya kembali.
“Cepat. Kita perlu menemukan anak itu terlebih dahulu sebelum orang lain, dengan menggunakan segala macam cara yang diperlukan. Apa kau mengerti?”
***
Dibantu Sekretaris Ahn, Do Hyun mengemas barang-barangnya dari kantor. Sekretaris Ahn bilang Ketua Seo nanti akan menghubungi Do Hyun. Sekretaris Ahn menyarankan Do Hyun agar menerima waktu bebas ini sebagai waktu untuknya bernafas.
“Sekretaris Ahn. Jangan menungguku, dan ambilah kesempatan yang baik ketika datang.”
“Orang-orang yang diberikan kesempatan yang baik akan terjerat dengan orang-orang yang egois. Jika antrian lebih panjang, semakin lama menunggu, kan? Aku akan mengantri di antrian pendek. Jadi datang kembali kapanpun.” (intinya Sekretaris Ahn akan menunggu Do Hyun kembali ke perusahaan.)
Ki Joon datang dan menyindir Do Hyun yang menurutnya tampak pergi terburu-buru, padahal Do Hyun bisa santai saja keluar dari perusahaan. Do Hyun bilang seseorang yang seharusnya pergi, harus cepat-cepat pergi. Do Hyun berterima kasih pada Ki Joon untuk semua waktunya di perusahaan.
Ki Joon merasa dia tak melakukan apapun untuk Do Hyun, jadi kenapa harus berterima kasih. Ki Joon menanyakan kapan Do Hyun akan kembali ke Amerika.
Do Hyun bilang dia tidak akan pergi. Dia memutuskan untuk tinggal di sini, karena ada sesuatu yang harus dia lakukan di sini.
Ki Joon mengangguk-angguk mengerti, dan mengucapkan salam perpisahan. Tapi kemudian dia mendekat dan membisikkan sebuah ancaman.
“Aku memperingatkanmu, jangan mendekat ke perusahaan dan wanita ku lagi. Jika aku melihat mu menyelinap di sekitar dirinya sekali lagi, kau mati.”
Do Hyun hanya terdiam.
Sekretaris Ahn membantu Do Hyun memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Lalu Sekretaris Ahn mendapatkan telpon dari Nyonya Shin. Nyonya Shin meminta penjelasan tentang Do Hyun yang diusir dari perusahaan. Nyonya Shin juga marah, apa yang Sekretaris Ahn lakukan hingga situasinya menjadi seperti seburuk itu.
Sekretaris Ahn tergagap, bingung hendak menjawab apa. Do Hyun mengambil ponsel Sekretaris Ahn dan mendengarkan ocehan ibunya. Nyonya Shin bilang dia menyembunyikan diri diam-diam di Jepang, tapi setelah mendengar Do Hyun diusir dari perusahaan, dia kembali untuk membuat konfrontasi. Nyonya Shin berteriak meminta penjelasan Sekretaris Ahn.
Setelah mendengarkan semua itu, Do Hyun akhirnya bicara, menanyakan keberadaan ibunya itu.
Mereka pun bertemu di sebuah restoran.
“Bukankah kau bilang kau akan menjadi pemilik Seung Jin Group? Kau bilang berada di luar negrti akan membantumu. Maka kau seharusnya bertahan di sana. Apa pun yang sudah kau lakukan, kau harus bertahan. Bagaimana mungkin kau hanya akan diusir seperti itu dengan bodohnya?”
Nyonya Shin masih terus mengeluarkan kekesalahannya. Nyonya Shin menyebut Ketua Seo benar-benar jahat. Bahkan Ketua Seo tidak pernah melemparkan tatapan manis pada Do Hyun atau memberi pujian pada Do Hyun.
“Tidak peduli jika seluruh dunia menunjukkan jari mereka padamu, ibu akan memahami mu. Tidak apa-apa.”
Do Hyun lalu meminta ibunya untuk berjanji, apapun yang dia tanyakan ibunya harus jujur dan mengatakan yang sebenarnya. Sedikit gugup Nyonya Shin bilang dia memang terlalu jujur untuk kebaikannya sendiri. Nyonya Shin pun bertanya apa yang ingin ditanyakan Do Hyun.
“Di masa lalu, di Seung Jin Grup, adakah anak kecil yang seusia denganku?”
Nyonya Shin tampak gugup, “Apa? Seorang anak? Di rumah itu, tidak ada anak lain selain dirimu.”
“Ibu, aku sudah tahu bahwa ibu sedang mencari anak. Anaknya siapa anak itu?”
Nyonya Shin semakin gugup, “Aku tidak tahu! Aku bilang aku tidak tahu! Aku tidak tahu!”
“Lalu apa alasan ayah menyiksa ku?”
“Apa yang kau bicarakan? Hal aneh macam yang kau bicarakan? Ayahmu memperlakukanmu dengan begitu berharga! Kau mengatakan omong kosong!”
“Lalu, apakah ayah memperlakukan anak itu dengan baik juga?”
“Tentu saja! Dia memperlakukan anak itu dengan sangat baik juga! Dia adalah seseorang yang sangat menyukai anak-anak.”
Ups…Nyonya Shin keceplosan. Jawabannya barusan membuktikan bahwa memang ada anak lain, padahal sebelumnya dia menyangkal. Nyonya Shin langsung membuat alasan untuk segera pergi dari sana, menghindari pertanyaan Do Hyun selanjutnya.
Do Hyun hanya bisa terdiam. Tapi sudah pasti Do Hyun tertekan, karena kemudian dia merasakan sakit di kepalanya. Tapi kemudian Do Hyun menerima telpon dari Ri On.
Do Hyun menemui Ri On di sebuah café. Ri On memastikan kalau Do Hyun kemarin pergi ke rumahnya. Ri On meminta maaf karena tidak menyambut Do Hyun masuk ke dalam. Ri On memberitahu bahwa orang tua mereka belum tahu bahwa pasien yang Ri Jin rawat adalah Do Hyun.
“Orang tua yang membesarkan seorang putri dengan berharga. Mendengar bahwa putri mereka hidup dengan seorang pria yang belum menikah di rumah lain, merawatnya sebagai pasien, berapa banyak orang tua yang akan menerima itu?”
Ri On melanjutkan, bahwa dia juga seseorang yang berbohong pada orang tua sendiri dengan terlibat dalam tim penipu kakak-adik, tapi Ri On juga percaya pada Ri Jin sebagai seorang dokter. Ri On tahu bahwa Ri Jin adalah seseorang yang tidak akan pernah mengembangkan perasaan pribadi terhadap pasien.
***
Ri Jin memuji ibu yang bisa memotong kue beras dengan ukuran yang sama. Ri Jin bahkan menduga ibu adalah ibunya Han Seok Bong (kaligrafer terkenal Joseon) dalam kehidupan sebelumnya.
Ibu merendah, “Apa yang begitu sulit tentang itu? Kau bisa melakukan apa pun jika kau menempatkan perhatian dan usaha ke dalamnya.”
“Ketulusan dan perhatian. Itu adalah metode rahasianya.”
Ibu tertawa, “Apa ada metode rahasia yang berbeda untuk memotong kue beras?”
“Bukan metode rahasia memotong kue beras.. Itu adalah metode rahasia bagaimana ibu mencintai Ri On dan aku dalam jumlah yang sama.”
Ibu berhenti memotong kue, terkejut dengan ucapan Ri Jin itu. Ayah juga terkejut dan memandang ibu.
“Tidak mungkin untuk memberikan cinta yang sama seperti ini, bahkan jika kami adalah anak-anak biologis kalian. Bahkan jika kalian menimbangnya berulang-ulang, bahkan jika kalian membaginya setelah membuktikan berkali-kali, aku tidak berpikir ada lebih dari cinta yang tepat, adil, dan menyentuh seperti ini.”
“Ri Jin-ah…” Ayah hendak mengatakan sesuatu.
Ri Jin memasukkan kue beras ke mulut ayah, “Aku hanya mengatakannya saja. Aku berkata agar kalian mendapatkan banyak keberuntungan tahun baru. Aku sangat, sangat bersyukur.”
Ri Jin berkaca-kaca. Ayah dan ibu juga tampak terharu. (Eh, berarti Ri Jin sebenarnya tahu ya kalau dia adalah anak angkat ayah dan ibu?)
***
Do Hyun bilang pasti karena Ri On adalah seorang penulis, maka pengalamannya digunakan dengan baik dalam memilih kata. Dokter, pasien, merawat. Jika Ri On bermaksud menarik garis lurus dengan menusuk kelemahannya, maka Ri On berhasil. (maksudnya Ri On menegaskan hubungan Ri Jin dan Do Hyun hanya boleh sebatas dokter dan pasien.)
Tapi ternyata bukan hanya itu yang ingin Ri On tegaskan. Ri On bilang dia mendengar Do Hyun akan kembali ke Amerika setelah 2 bulan (berarti Ri Jin sudah jadi dokter Do Hyun kurleb 1 bulan ya..). Do Hyun merasakan telinganya berdengung.
“Aku percaya pada perjanjian itu dan bergabung dengan tim penipuan ini, aku akan mengamati hanya sampai saat itu. Setelah itu, aku berharap bahwa kau tidak akan berhubungan dengan Ri Jin lagi.”
Do Hyun terdiam, dia tidak fokus karena telinganya berdengung. Ri On lalu pergi ke kasir untuk mengambil pesanan. Do Hyun semakin kesakitan menahan dengungan kepalanya. Dan tak lama, Do Hyun menjadi tenang.
Tapi saat mengangkat kepala, itu bukan Do Hyun, tapi Yo Na. Yo Na sedikit terkejut dia keluar. Lalu memaki Do Hyun yang hanya memanggilnya keluar di saat Do Hyun mengalami kesulitan. Yo Na berteriak kesal, dia benar-benar marah.
“Ah..air mata apa ini? Ya ampun, ini begitu menjengkelkan. Ugh. Yah apa pun itu, ini adalah dunia Ahn Yona sekarang.” Yo Na merentangkan tangan, menghirup udara.
Yo Na berdiri dan hendak pergi dari sana. Kemudian Yo Na berdiri mematung menatap ke suatu arah. Ri On. Yo Na terpana dan menatap penuh keharuan pada Ri On.
Ri On merasa aneh melihatnya, “Cha-Cha-Cha Do Hyun-ssi?”
“Oppa..” ujar Yo Na lirih.
Ri On terbelalak, “O- O-O- Oppa? Cha-Cha-Cha Do Hyun-ssi?”
Yo Na menyibak rambutnya ke balik telinga, lalu menutup mulutnya dengan tangan dengan haru. Mata Yo Na bahkan berkaca-kaca. Yo Na menurunkan tangannya, dan tersenyum menatap Ri On, “Oppa!”
Yo Na langsung melompat ke pelukan Ri On dan menyebut Ri On dengan ‘oppa’. Ri On berusaha membebaskan diri dari pelukan itu. Pelukan akhirnya terlepas, tapi Yo Na terus memanggil Ri On dengan ‘oppa’. Masih dalam kebingungan dengan panggilan itu, Ri On harus menanggung kegelian lagi saat Yo Na memonyongkan bibir ingin mencium Ri On.
Ri On berusaha mendorong Yo Na menjauh. Tapi Yo Na masih belum menyerah, “Oppa!!”
Ri Jin memberikan makan untuk Rin. Dia lalu mendapatkan telpon dari Ri On. Ri Jin menjawab dengan kesal karena Ri On tidak membantu menyiapkan makanan.
“Mungkinkah kepribadian yang kau bicarakan…Yo..Yo Na?” ujar Ri On di ujung telpon.
Ri Jin terkejut, “Bagaimana kau tahu Yo Na? Mungkinkah kau bertemu dengannya?”
“Se-selamatkan aku, Ri Jin-ah. Aku akan baik. Aku juga akan melakukan yang lebih baik dari sekarang. Aku akan baik bahkan ketika aku mati.” Ujar Ri On dengan wajah pucat.
“Oppa!” Yo Na muncul di belakang Ri On dan menunjuk sebuah kue, “Yo Na ingin makan ini.”
Ri On kesal, “Mengapa aku adalah oppa-mu?!”
“Jika kau tampan, maka kau oppa aku. Oppa, aku ingin makan ini. Belikan ini untukku.” Yo Na merajuk sambil menggoyangkan badan. “Oppa! Belikan untukku!”
Yo Na menarik kerah belakang mantel Ri On. “Mengapa kau membuat membuatku mengatakan begitu banyak ka-ka-ka-kata?”
Ri On lalu bilang dia akan membelikannya untuk Yo Na. Ri On kembali pada telponnya, “Please, sister!” Ri On berteriak.
Ri Jin berlarian menuju mobil. Ri Jin meminta Ri On untuk tenang, dan memberitahu kalau dia sedang dalam perjalanan. Ri Jin meminta Ri On bertahan dengan memikirkan Ahn Yo Na adalah Kim Yu Na (pemain skating terkenal di Korea). Ri On tidak boleh kehilangan Yo Na.
“Jika kau kehilangan dia, apa pun yang aku bayangkan, itu akan menjadi lebih buruk dari itu. Kau mengerti? Jangan memprovokasi dan lakukan semua yang dia meminta kau untuk melakukannya. Benar, lakukan semua yang dia meminta kau untuk melakukan, semuanya.”
Maka dengan gemetaran, Ri On menyodorkan tangan untuk menyuapi Yo Na. Yo Na sudah membuka mulut bahkan mendekatkan kepala, tapi Ri On tidak sanggup melakukannya. Yo Na kesal dan menyuruh Ri On dengan cepat menyuapinya.
“Aku sudah bilang aku akan mati karena kelaparan sekarang, Jika kau tidak memberikannya kepada ku, aku akan naik ke atas meja dan menari.” Yo Na langsung naik ke atas kursi.
Ri On meminta Yo Na turun, dia akan menyuapi Yo Na. Yo Na kembali membuka mulut menanti kue yang akan diberikan Ri On. Tapi tatapan aneh dan tawa dari pengunjung lain ke arahnya, membuat Ri On tak tahan lagi. Ri On melempakan garpu yang tadi dia pegang.
“Tidak! Ini bukan seperti itu!” Ri On berteriak menjelaskan kalau dia dan Do Hyun bukan gay.
“Ini seperti itu!” Yo Na menyangkalnya.
Ri On melongo. Ri On berkata sendiri kalau dia tidak bisa melakukannya. Ri On menghubungi Ri Jin. Ri On merengek, dia tidak bisa melakukannya lagi. Ri On menangis kesal. Dari seberang Ri Jin bertanya apa Ri On kehilangan Yo Na.
Yo Na turun dari kursi, lalu meminta Ri On untuk menangkapnya. Dan setelah itu Yo Na berlari. Ri On memberitahu Ri Jin kalau Yo Na meminta untuk mengejarnya.
Ri Jin panik, dia sudah hampir sampai di café itu. Ri Jin meminta Ri On untuk menghentikan Yo Na bagaimanapun caranya. Ri Jin lalu melihat Yo Na yang berlari keluar café dan Ri On yang mengejarnya. Ri Jin segera keluar dan berlari menyusul mereka.
Yo Na berlari dengan bebasnya. Ri On meminta orang-orang yang ada disana untuk tidak mengambil foto. Ri On juga meminta Yo Na untuk berhenti. Tapi Yo Na tak mau. Malah saat Ri On menyentuhnya, Yo Na mengelak.
Ri Jin meminta Ri On untuk menangkap Yo Na dengan sebuah jurus. Tapi Ri On bilang tidak mungkin melakukan jurus itu pada seorang gadis.
“Aku baru saja menyebutnya seorang gadis…” Ri On tak percaya dengan apa yang baru saja dia ucapkan. “Aku tidak tahu lagi, ya ampun!”
“Hei, Oh Ri On! Tangkap dia!”
“Oppa, cobalah tangkap aku! Oppa, tangkap aku!” ujar Yo Na pada Ri On dibelakangnya.
“Anda tidak bisa kehilangan dia! Kau tidak bisa! Tidak bisa! Cepat tangkap dia! Tangkap dia! Tangkap dia!” Ri Jin semakin panik.
Yo Na berlari masuk ke sebuah gang.
“Berhenti! Mari kita pergi bersama-sama! Yo Na-ya, Oppa akan membeli makanan ringan. Mari kita pergi.” Ri On berusaha membujuk Yo Na.
“Oppa, kenapa kau tidak bisa menangkap aku?” ujar Yo Na sambil mengenakan lip gloss. “Oppa, mulai sekarang, aku akan menangkapmu, mengerti?”
Ri On pun terkejut. Belum sempat menghindar, Yo Na sudah melompat ke arahnya. Ri On meminta Yo Na minggir, Yo Na seperti gadis berotot. Tapi Yo Na tak mau melepaskan Ri On. Yo Na malah memonyongkan bibir ingin mencium Ri On.
“Oppa! Sekali ini saja! Oppa! Satu kali!”
Ri Jin datang dan segera memotong di tengah-tengah berusaha menghentikan musibah yang akan terjadi.
Yo Na kesal, “Wanita cerewet! Bukankah aku sudah bilang untuk tidak menunjukkan gigi mu?!”
“Hei, Ahn Yo Na! Kau idak akan mendengarkan aku? Jangan menyentuh kakakku! Kemari!” Ri Jin juga kesal.
Ri Jin menyeruak lagi di tengah. Tapi tenaga Yo Na begitu kuat, Yo Na kembali meraik Ri On dan berhasil menciumnya. (Mian gak disensor… Hahaha… abis lucu.. Dear Irfa,,jangan ilfil sama Ji Sung ya.. Hehehe..)
Yo Na melonjak gembira. Ri Jin yang kesal meninju Yo Na hingga terjatuh ke aspal.
Tampak wajah Ri On yang syok, dengan lip gloss menempel di bibirnya.
Yo Na masih bisa memanggil Ri On, lalu pingsan.
***
Do Hyun masih terbaring tak sadarkan diri. Do Hyun lalu terbangun dan berteriak kaget melihat wajah Ri On di hadapannya, bahkan Do Hyun melompat dari kasur.
“Siapa kau?” tanya Ri On, lalu menutup dadanya dengan kedua tangan.
“Apa yang terjadi?” Do Hyun tampak panik. “Apakah aku sendiri yang datang kemari atau kau—“
“Apakah itu penting sekarang?!” Ri On menutup mulutnya. “Aku berpikir untuk mengantar ke rumah, tapi otomatis aku harus meninggalkan Ri Jin disana. Lagi pula, itu cerita panjang untuk diceritakan.”
Do Hyun pun ingin bertanya tentang kemungkinan dia melakukan sesuatu pada Ri On. Tapi Ri On menyela. Ri On menyuruh Do Hyun untuk keluar saja dulu, dan dia nanti akan menjelaskan apa yang terjadi secara rinci. Ri On membuka lemarinya sambil menggumamkan kata ‘gadis’. Do Hyun pun berpikir, mungkinkan Yo Na yang tadi keluar.
“Ini adalah pakaian yang paling Oppa sayang—“ kata-kata Ri On terhenti. “Lihat. Aku menyebut diriku sendiri oppa..Ha.. Ini adalah pakaian yang paling aku sayangi. Ganti dan turunlah.”
Ri On keluar dari kamar sambil menutup badannya dengan jaket. Do Hun termenung.
***
Do Hyun lalu keluar dari kamar, menuju luar. Tiba-tiba Ri Jin menariknya. Do Hyun protes, kenapa Ri Jin selalu menariknya seperti itu. Ri Jin hendak protes tentang ciuman Yo Na dengan Ri On. Ri Jin hampir terpeleset, untung Do Hyun menahannya. Do Hyun menanyakan keadaan Ri Jin.
Ri Jin bilang dia baik-baik saja, tapi kemudian Ri Jin menendang tong pembakaran yang ada disampingnya. Ri Jin tampaknya kesal karena ciuman itu, atau mungkin cemburu. Diam-diam Do Hyun tersenyum.
***
Nyonya Shin mengunjungi Joon Pyo. Dia menemukan buku kumpulan puisi kesukaan Joon Pyo di meja samping kasur. Nyonya Shin menduga perawat yang membacakan buku itu untuk Joon Pyo. Nyonya Shin bilang dia juga pernah membacakan buku itu sesekali sebelumnya.
Nyonya Shin membuka buku itu, dan menemukan foto Seo Yeon yang tersembunyi di halaman buku itu. Nyonya Shin menatap suaminya itu.
***
Do Hyun pun tahu kalau Ri On sudah tahu segalanya tentang dirinya, bahwa dia punya kepribadian ganda. Ri Jin bilang itu bukan hanya kesalahan Yo Na, karena sebenarnya Ri On pernah bertemu dengan Se Gi sebelumnya. Ri On sudah menduga ke arah sana jika melihat perbedaan Do Hyun dan Se Gi.
“Bagaimanapun, dia tidak akan menggunakan kelemahanmu untuk kepentingannya sendiri, jadi kau tidak perlu khawatir. Ini adalah di bawah pasal keempat, ayat 2. Aku sudah memenuhi peranku sekarang.” Ri Jin lalu permisi.
Ri Jin sepertinya menunggu Do Hyun menahannya untuk menjelaskan sesuatu, tapi Do Hyun diam saja. Ri Jin pun berbalik dan mengingatkan bahwa orang tuanya mengenal Do Hyun dengan nama Perry.
Ri Jin permisi lagi, tapi Do Hyun masih tetap belum mengatakan apapun. Ri Jin kesal dan berbalik lagi, memberitahu Do Hyun bahwa dia akan ada di dapur jika Do Hyun membutuhkannya.
“Oh Ri Jin-ssi.” Panggil Do Hyun.
Ri Jin tersenyum, lalu berbalik dan pura-pura berekspresi biasa, “Apa?”
“Hanya selama dua bulan... Hanya untuk sisa dua bulan, tidak bisakah aku menjadi seorang pria (untukmu)?”
Ri Jin terpana.
***
“Sebenarnya, aku tahu segalanya. Bahwa kau tidak membenci wanita ini tapi bahwa kau benar-benar mencintainya. Meskipun aku tahu itu, aku menahanmu. Karena kau tampak seperti tali yang akan menyelamatkan aku dari kehidupan burukku.”
Joon Pyo masih terbaring tak sadarkan diri.
“Jadi yang aku katakan, Yobo... Aku, aku akan menemukan gadis ini. Sebelum Do Hyun kita mengingatnya, aku akan menemukannya lebih dulu. Dan aku akan melenyapkan dari pandangan Do Hyun.”
Nyonya Shin mengungkapkan isi hatinya pada Joon Pyo. Dan foto yang disembunyikan Joon Pyo ternyata adalah foto Min Seo Yeon dengan Ri Jin.
***
“Pihak B (Ri Jin) tidak akan jatuh cinta dengan Pihak A (Do Hyun), termasuk personas lainnya.” Ri Jin mengingatkan Do Hyun tentang isi kontrak mereka.
“Aku akan membayar pelanggaran denda kontrak yang ditetapkan dengan jelas dalam kontrak. Aku yang akan melanggar kontrak.” Tantang Do Hyun.
Do Hyun mendekati Ri Jin, Ri Jin berjalan mundur dan bertanya apa yang akan dilakukan Do Hyun. Do Hyun ingin mencium Ri Jin, seperti yang Ri Jin bilang bahwa mereka harus ciuman dulu (untuk membatalkan kontrak). Ri Jin mengelak, bukan seperti itu maksudnya. Bukan itu yang Ri Jin hendak katakan.
Do Hyun menggenggam tangan Ri Jin, sementara Ri Jin masih berusaha menjelaskan bahwa bukan seperti itu maksudnya. Do Hyun tersenyum.
Lalu ada yang menarik perhatian Do Hyun dari tong pembakaran yang ada disana. Potongan foto Min Seo Yeon yang waktu itu Ri On bakar. Do Hyun mengambil foto itu.
“Foto ini…mengapa foto ini ada disini?” tanya Do Hyun.
“Kenapa?” Ri Jin tak mengerti.
“Ini adalah foto ibuku.. dalam daftar keluarga.”
Ri Jin pun terbelalak, dan Do Hyun masih bingung menatap foto itu.
***
Bersambung ke episode 13~
Komentar:
Wuah…ada rahasia baru terkuak. Ternyata Joon Pyo juga sebenarnya menyukai Seo Yeon. Mungkin itulah alasan dia menyiksa Ri Jin kecil, karena Ri Jin adalah anak Seo Yeon dengan pria lain. Oya, ada yang menduga juga kalau Joon Pyo ini juga menderita penyakit psikologis, mungkin yang membuatnya sangat kasar. Karena itu Gun Ho tidak memberikan tahta pada Joon Pyo.
Yang juga membuatku cukup terkejut, bahwa kenyataan Nyonya Shin mengetahui Joon Pyo menyukai Seo Yeon, dan dia sengaja menempel pada Joon Pyo hanya untuk memperbaiki kehidupannya. Dengan kata lain, dia juga memanfaatkan Do Hyun agar dia bisa menjadi kaya.
Yang kasihan adalah Ri Jin. Nyawa Ri Jin dalam bahaya. Jika Young Pyo menginginkan Ri Jin sebagai anak Seo Yeon berada di pihaknya, Nyonya Shin malah ingin melenyapkan Ri Jin.
artinyabmereka bersaudara mba,gk happy ebding dong..atau aq yg salah... dram inumakin rumit dan seru..tapi lucu sekali smpai2 sy ketawa smbil baca ini..wah mbamumu hebat ee.. semangat 45 mba..fsighting
ReplyDeleteGak bersaudara bak sari....kan menurut bak mumu dan kita jg, do hyun anak joon pyo sama NY.shin...tapi ri jin bukan anak joon pyo..tp anak min seo yon dg laki2 lain...mmg di daftar krluarga do hyun dibilangnya anak seo yon gak mngkn kan bilang kalau anak simpanan .secara istri sah joon pyo itu kan seo yon.di episode ini kita sedih akan do hyun waktu diceramahin sama ri on tuh, tp tiba2 mesti gak bisa nahan tawa wktu yo na yg muncul....wow akting ji su g perfect bgt...bahkan seo joon pun dicium...wkwkwk...yang mau jadi ayah ....gak cemburu Lee bo young onnie tuh! Aktingnya bener deh...apalagi di akhir episode 14 nanti....liat aja.bak Mumu Gumapshimnida jeongmal kamsahamnida.....keep writing and fighting!
Deletemiris dgn kisah begini..rijin yg disiksa dimn Ny shin terlibat..tp karma trjd pd anknya sndiri CDH yg mnderita pnykt demi ingin kaya. dri awl jg dah nebak joon pyo pny gangguan psikolgi yg bs diturunkn keanak hny sj brbeda jnis pnyktnya..penasaran sbnrny siapa yg nyelamatin rijin dri kbakaran..thx sinopny mba
ReplyDeletegak kuat liat ekspresi muka Ri On waktu adegan dengan Yo Na hahaha
ReplyDeletehahahaha.liat bolak balik tetep ketawa.baca ny jga tetep bkin ketawa.smwany aktingny daeeeebak...:) apa lgi yg nulis sinopsisny.mksih mba mumu....:)
ReplyDeleteYo Na mood maker banget ya haha
ReplyDeleteLagi sedih sedih tetiba dibuat ngakak sama Yo Na.
Klo Ri Jin gak bisa sama Do hyun, Yo Na aja yang sama Ri On :p
Cinta segitiga Ha!
Yo na n rin on ciuman , omg..... tp lucu jg, ceritanya makin rumit aja
ReplyDeleteYo na is back!!!! Bnr2 lucu bgt adegan ciumannya.. Jisung oppa emang keren apalagi katanya adegan ciuman itu ga ada di script, mereka cm berimprovisasi tapi jadinya kerennn... hahaha.. ga kebayang ketawanya mereka pas udah ngejalanin adegan ini...
ReplyDeleteThanks Mbak. :)
ReplyDeleteDiepisod ini, yg curhat bukan cuman Ri Jin tp secara terselubung si Ri On juga. /pukpukpuk/ padahal udah seneng mau pergi berdua biar makin deket ehhh tp ada penghalang...
Sehat selalu, Mbak
Ngak bisa berkata2 lagi... udah 3 nonton ep.13 masih senyum2 sendiri baca sinopsis nya mbak
ReplyDeleteIya min...aku juga mikir klo joonpyo itu puny penyakit psikologis...
ReplyDeletesoalny penyakit kyk gtu kan menurun...
makany dohyun juga kena penyakit psikologis..
ga sabar banget ceritanya lucu, seru abis, semangat ba,,, ga kerasa bentar lagi mau tamat, makash sinopsisnya:)
ReplyDeleteHahaha kocak bner dah yoo na ama ri on...ditunggu part selanjut nya ya mba. ..semangat^_^
ReplyDeletehahahhaha.. lucu banget baca episode ini.
ReplyDeletengakak paraah ,, :)))
wah beneran improvisasi? drama korea emang the best .. pemain-pemainnya juga aktingnya ga stengah stengah . makanya hasilnya selalu memuaskan dan selalu menarik buat di tonton :DDD
oia..
makasih yah author .. tararengkyuu buat sinopnya ;)
aku salah satu pengagum jisung , sempat jatuh cinta sama aktor yg satu ini gegara liat akting dia di protect the bosss, tp setelah melihat adegan ciuman jisung dengan Park Seo-joon , aku jd bingung aku harus ilfell gak yahh, soalnya akting dia TOP BGT :D
ReplyDelete