Kill Me, Heal Me | Episode 9 – 1
“Kau ingin menenangkan mereka, dan kau punya sesuatu untuk dikatakan pada mereka?”
“Mulai sekarang, daripada ‘bunuh aku’, lebih baik mintalah ‘sembuhkan aku’. Bahkan jika itu terjadi, kalian tidak akan mati. Kalian akan tetap hidup disini.” Ri Jin menunjuk hati Do Hyun. “Kalian tidak akan lagi menjadi bagian yang terpisah. Tapi seperti puzzle yang tersusun, kalian akan menjadi gambar yang lebih keren. Dengan nama Cha Do Hyun, kalian akan menjadi orang yang lebih keren.”
Do Hyun yang tersentuh dan mulai merasakan sesuatu yang lain, meraih Ri Jin dan menciumnya.
Sementara itu Ri On menyetir mobilnya dengan kebingungan. Dia kembali mengingat kejadian tadi siang. Dia melihat Ri Jin membawa Do Hyun ke dalam mobil. Ri On juga teringat saat Ri Jin hendak menjelaskan bahwa orang kaya yang Ri On sebut pria tua, bukanlah pria tua.
Ri On menepikan mobilnya dan berpikir, “Mungkinkah..orang kaya itu, Cha Do Hyun?”
***
Episode 9
Ri Jin terguling dalam tidurnya ke lantai. Dia terbangun dan meracau, mengigau. Kemudian Ri Jin sadar.
“Eh? Apa ini? Dimana aku? Kenapa aku ada disini?”
Ri Jin tampak panik dan bingung. Dia lalu teringat pada ciumannya dengan Do Hyun tadi malam. Ri Jin masuk kembali ke dalam selimut dan menendang-nendang tak karuan.
Tak berbeda dengan Ri Jin, Do Hyun yang sedang berjalan di treadmill juga teringat dengan ciuman semalam. Teringat pada wajah Ri Jin. Do Hyun menggelengkan kepala, mengenyahkan bayangan itu. Bahkan mempercepat laju treadmill hingga membuatnya berlari. Tapi bayangan itu semakin menjadi, dan membuat Do Hyun kehilangan keseimbangan.
“Tunggu. Tidak ada jaminan bahwa itu adalah Cha-gun.” Ri Jin duduk meyakinkan diri.
Tapi kemudian dia teringat kalau Do Hyun menyatakan itu adalah dirinya. Meski begitu Ri Jin tetap mengelak, Do Hyun minum untuk pertama kalinya setelah sekain lama. Jadi Ri Jin yakin Do Hyun ada kemungkinan tidak mengingat apapun.
Pada kenyataannya, bayangan semalam masih ada di pikiran Do Hyun. Bahkan pada saat Do Hyun bermeditasi. Yang ada di pikirannya adalah ‘gairah’. Do Hyun memukul-mukul kuping untuk mengenyahkan pikiran itu. Karena tak berhasil juga, Do Hyun menampar wajahnya sendiri.
***
Ri Jin mengendap-endap turun dari lantai atas, menghindari Do Hyun. Saat dirasa aman, Ri Jin turun. Tapi ternyata Do Hyun tiba-tiba ada di depannya. Ri Jin melonjak kaget, dan Do Hyun memuntahkan jus yang dia minum ke arah Ri Jin, karena kaget juga. Do Hyun terbatuk.
Ri Jin langsung menanyakan keadaan Do Hyun. Tekanan darah dan denyut nadi. Do Hyun bilang semuanya normal. Ri Jin lalu menanyakan gejala lain. Tapi Do Hyun tak mengerti gejala apa yang dimaksud Ri Jin dan meminta contoh.
Ri Jin memberikan contoh. Seperti setelah minum alkohol, Do Hyun kehilangan kesadaran. Ri Jin sebenarnya ingin memastikan Do Hyun ingat dengan ciuman semalam atau tidak. Tapi Ri Jin menyampaikannya dengan berbelit. Melihat Do Hyun yang tak langsung menjawab, Ri Jin menyimpulkan Do Hyun tidak ingat kejadian semalam.
“Tidak ada.” Do Hyun memotong ucapan Ri Jin.
“Tidak ada?!” Ri Jin terbelalak.
“Tidak ada kehilangan waktu atau kesadaran. Aku mengingat semuanya.” Do Hyun memberi penekanan pada kalimat terakhir.
Ri Jin masih tak yakin. Do Hyun pun meyakinkan semalam adalah Cha Do Hyun. Dan sekarang yang ada di hadapan Ri Jin juga Cha Do Hyun.
Ri Jin melengos hendak pergi. Do Hyun menangkap kerah baju Ri Jin dan menanyakan tujuan Ri Jin. Ri Jin hendak pergi kemana?
Ri Jin tak menjawab. Dia memberontak sambil bertanya-tanya apa yang dilakukan Do Hyun, kenapa terus merenggut leher orang lain.
Ri Jin meminta Do Hyun melepaskannya sambil bergerak tak terkendali. Do Hyun melepaskannya, dan Ri Jin pun jatuh tengkurap.
Malu Ri Jin makin bertambah. Setelah bangkit Ri Jin segera keluar. Sementara itu Do Hyun menatap heran Ri Jin yang keluar, lalu tersenyum kecil melihat tangannya yang tadi memegang kerah Ri Jin.
Dan ternyata Do Hyun mengikuti Ri Jin keluar. Ri Jin berjalan cepat, “Kenapa dia terus mengikutiku seperti dia itu semacam anjing perliharaan?”
“Oh Ri Jin-ssi, kau mau kemana?”
“Aku mau makan di luar. Kenapa?” tanya Ri Jin balik tanpa menoleh.
“Sendirian?”
“Kau tidak makan di luar, kan? Aku hanya makan sayuran karena kau, jadi aku mendengar suara sapi di telingaku. Aku akan makan apapun yang aku inginkan, jadi jangan menghentikanku.”
Do Hyun dan Ri Jin saling bicara tanpa berhadapan. Karena Ri Jin tidak mau menoleh pada Do Hyun.
“Apa kau lupa bahwa kau harus menjagaku selama 24 jam dalam satu hari?” Do Hyun mengingatkan.
“Bahkan shaman hanya bekerja dari jam malam sampai subuh. Tidakkah kau sedikit terlalu berlebihan?”
“Bagaimana jika sesuatu terjadi pada pasienmu saat kau pergi?” ujar Do Hyun sambil berlari mendekati Ri Jin.
“Kalau begitu jika kau mau, kau bisa mengikutiku.”
Ri Jin lalu berlari masuk ke dalam pagar tanaman. Do Hyun mengejar masuk. Ri Jin keluar, Do Hyun keluar. Terus begitu hingga Ri Jin berlari mengecoh Do Hyun ke tempat lain, dan kembali lagi ke pagar tanaman itu. Do Hyun tampak berusaha menangkap Ri Jin sambil tersenyum. (Bahkan adegan kejar-kejaran kayak anak kecil pun bikin senyum-senyum sendiri.. hehe..)
Akhirnya Ri Jin tertangkap. Do Hyun tersenyum dan meminta Ri Jin berhenti. Ri Jin yang sudah kelelahan juga tak lagi kabur. Do Hyun mengajak Ri Jin makan bersama. Ri Jin heran dan merasa aneh, kenapa Do Hyun bersikap seperti itu padanya. Do Hyun terus tersenyum.
Mereka kemudian makan bersama di sebuah restoran. Do Hyun terpana dengan nafsu makan Ri Jin yang besar. Do Hyun terus menatap Ri Jin yang sedang makan dan diam-diam tersenyum. Bahkan saat Ri Jin sengaja bersendawa, Do Hyun tertawa. Lalu Do Hyun berkata dalam hatinya.
“Aku berjanji padamu, Shin Se Gi. Jika kau tidak menghentikanku melakukan hal-hal ini setelah aku mengumpulkan keberanian untuk pertama kalinya.. Jika kau tidak mencuri waktuku dengan orang ini.. Aku berjanji padamu puluhan, ratusan, dan ribuan kali.
Aku berjanji bahwa aku akan memberikan seluruh tubuhku serta seluruh waktu dan kenanganku padamu dalam hidupku selanjutnya. Aku berjanji bahwa aku akan menjadi bayanganmu dalam hidupku selanjutnya. Jadi tolong, jangan muncul di depan orang ini. Tolong jangan mencuri cinta ini dariku.”
***
Chae Yeon sedang memandang sebuah lukisan, saat ibunya Ki Joon memanggilnya. Nyonya Yoon meminta maaf karena dia terlambat padahal dia yang meminta Chae Yeon datang. Chae Yeon tak mempermasalahkan, dia bisa mengamati lukisan lagi setelah sekian lamanya.
Nyonya Yoon meminta pegawainya untuk mengirim lukisan yang diamati Chae Yeon tadi ke rumah Chae Yeon. Chae Yeon merasa itu tidak perlu. Tapi Nyonya Yoon bilang dia memang ingin memberi lukisan untuk Chae Yeon.
Mereka kemudian bicara sambil minum teh. Nyonya Yoon bilang Chae Yeon pasti merasa tak nyaman dengan beredarnya rumor itu. Chae Yeon malah heran melihat Nyonya Yoon tidak peduli sama sekali dengan rumor itu, berkebalikan dengan Ki Joon yang marah.
“Dia bisa seperti itu. Karena pria dan wanita berbeda.”
“Bagaimana wanita berbeda?”
Nyonya Yoon bilang para wanita akan menilai Ji Sun yang pada akhirnya kalah. Chae Yeon memberitahu bahwa Ki Joon mengatakan mata Chae Yeon mulai jelalatan saat Do Hyun menjadi yang pertama dalam daftar pewaris.
Nyonya Yoon bilang tidak seorangpun berpikir seperti itu. Karena dalam kemampuan semua orang bilang Ki Joon nomor satu. Do Hyun tidak bisa dibandingkan dengan Ki Joon.
***
Ri Jin sedang mempersiapkan ruangan untuk sesi konsultasi dengan Do Hyun. Ri Jin menyiapkan makanan dan juga lilin. Tapi Do Hyun merasa ruangan itu terlalu berlebihan. Daripada wawancara, dia merasa seperti akan dibacakan kartu tarot (daripada ruangan psikiater, Do Hyun merasa itu seperti ruangan peramal).
Ri Jin bilang seperti yang Do Hyun tahu, dia bukanlah seorang ahli dan dia membuat tempat itu agar mereka bisa menjadi teman. Itu bukan pemeriksaan resmi. Tapi tetap saja Do Hyun merasa berlebihan dengan lilin yang beraroma itu.
Ri Jin tak menanggapi Do Hyun dan berkata bahwa sebelum mereka memulai pembicaraan, ada sebuah masalah yang perlu di selesaikan. Do Hyun mengangguk, mempersilahkan Ri Jin mengatakannya.
“Mungkinkah, kau ingin bersandar padaku, ingin bersama denganku selamanya, takut dipisahkan, dan menemukan dirimu terobsesi padaku? Benarkah?”
Do Hyun bingung menjawabnya, “Oh Ri Jin-ssi, ditengah percakapan pribadi…jika kau melakukan ini…”
“Itu dia! Itu harus dihindari. Emosi yang kau rasakan terhadapku. Perasaan pasien lebih dari emosi yang diperlukan untuk dokter..Itu disebut transferensi positif.” (transferensi positif: perasaan positif berlebihan yang pasien rasakan pada terapis nya)
“Ah, ya.” Ujar Do Hyun singkat.
“Kau tidak boleh salah mengartikan perasaan itu sebagai cinta! Karena kau bergantung padaku sebagai seorang dokter, perasaan palsu seperti itu tercipta, kau mengerti?”
Do Hyun mengangguk dan tersenyum kecil, “Ya, Dokter.”
Lalu Ri Jin meminta Do Hyun untuk membuat dirinya nyaman. Padahal sejak tadi Ri Jin yang terlihat gugup. Do Hyun pun bilang dari yang dia lihat Ri Jin lebih tidak nyaman daripada dirinya. Ri Jin mengelak.
Do Hyun tersenyum, “Kau tampak tidak nyaman.”
Ri Jin berkata dalam hati kalau Do Hyun adalah anjing yang suka tersenyum. Sebelumnya kan Ri Jin menyebut Do Hyun anjing peliharaan karena terus mengikutinya, dan sekarang Do Hyun adalah anjing yang suka tersenyum yang membuat Ri Jin semakin tak nyaman.
Ri Jin lalu bilang mereka akan memulai setelah istirahat. Do Hyun bingung, mereka bahkan belum memulai apapun. Ri Jin beralasan akan membuat kopi, karena dia lebih suka kopi daripada the merah. Ri Jin mencari alasan untuk menghindari Do Hyun. Setelah Ri Jin keluar, Do Hyun merasakan telinganya berdengung.
Ri Jin pergi ke dapur dan minum air langsung dari botolnya. Ri Jin memarahi dirinya sendiri yang memulai kontra transferensi (kontra transferensi: keadaan ketika terapis terobsesi atau memiliki perasaan pada pasien karena merasa dibutuhkan). Ri Jin berusaha menyadarkan dirinya sendiri kalau dia adalah seorang dokter, yang tidak boleh punya perasaan pribadi.
Ri Jin lalu membuat kopi.
Ri Jin masuk ke ruangan tadi. Tapi Do Hyun tidak ada. Ri Jin lalu melihat sesuatu di kursi tempat Do Hyun duduk sebelumnya. Itu adalah lukisan Nana. Ri Jin segera mengambilnya. Ri Jin teringat ucapan Do Hyun bahwa Nana adalah kepribadian baru yang muncul baru-baru ini, jadi tidak ada yang bisa dipahami tentang dia.
Ri Jin meletakkan gambar itu ke meja dan segera mencari Nana. Ri Jin mencari ke semua ruangan di lantai bawah. Tapi Nana tidak ada. Ri Jin pun segera ke lantai atas, ke kamarnya.
“Nana, apa kau disini?” ujar Ri Jin sambil melihat ke sekeliling ruangan. Tapi Nana tak terlihat.
Ri Jin masuk sambil memanggil Nana. Ri Jin pun melihat seseorang yang duduk terhalang boneka sedang mengacak-acak baju milik Ri Jin. Ri Jin memanggil Nana.
Orang yang dimaksud sedang makan kue. Dia segera menghabiskan kuenya dan berbalik pada Ri Jin dengan mendelik.
“Wanita ini, benar-benar! Yo Na! Yo Na! Berapa kali harus aku katakan padamu namaku adalah Yo Na?!”
Yo Na berdiri dan memukul kepala Ri Jin yang sedang terbelalak. Yo Na menyebut Ri Jin si kepala batu.
“Kau…apa yang kau lakukan disini? Tunggu! Pakaian itu. Apakah piyama itu milikku?” Rin Jin menujuk pakaian yang dipakai Yo Na
“Kau benar, ini milikmu. Terlihat lebih baik padaku, bukan? Bagaimana penampilanku?” Yo Na berputar seperti penari balet. “Mari kita berbagi. Peace!”
Ri Jin tidak mau dan menyuruh Yo Na segera membuka baju itu. Ri Jin bahkan langsung memaksa Yo Na. Yo Na meringis, dia tahu Ri Jin akan seperti itu. Ri Jin kesal karena Yo Na selalu mengambil barangnya (sebelumnya jepitan rambut). Yo Na bilang Ri Jin benar-benar kuat. Tapi kemudian Yo Na menjatuhkan Ri Jin ke kasur.
“Aku sudah bilang untuk tidak menunjukkan gigimu!” Yo Na memukul Ri Jin dengan boneka beruang.
Ri Jin hendak menyerang balik, tapi kemudian dia terkejut karena mengenali boneka itu. Itu adalah boneka yang diberikan Se Gi padanya.
Yo Na mengacak-acak lemari Ri Jin. Dia heran bagaimana bisa seorang perempuan tidak punya rok ataupun makeup. Rupanya Yo Na sedang mencari rok dan makeup, tapi Ri Jin tidak punya.
Ri Jin mendekati Yo Na dan bertanya apakah Yo Na yang menyimpan boneka it di kamarnya. Ti-dak, Yo Na bilang Nana yang memainkan boneka itu.
Yo Na kembali mengacak lemari Ri Jin dan terkejut karena melihat sesuatu. Foto keluarga Ri Jin.
“Daebak! Wajah yang bersinar seperti anak kecil tidak bersalah!” Yo Na menunjuk wajah Ri On. Yo Na naksir Ri On. “Siapa dia? Apa dia kakakmu?”
“Kenapa kau bertanya itu?”
Yo Na menjilat jarinya dan mengusapkan ludahnya di wajah Ri On (Yo Na nandain Ri On! HAhahahaha).
Yo Na lalu meminta nomor ponsel Ri On. Ri Jin berteriak, untuk apa Yo Na perlu nomor ponsel Ri On. Yo Na bilang Ri Jin mengganggu karena Ri Jin tidak pengertian sesama playgirl.
“Tidak. Untuk Oh-gun dan Cha-gun pertemuan seperti ini tidak boleh terjadi. Bahkan jangan memimpikannya.”
“Wanita ini..aku sudah bilang jangan menunjukkan gigimu.” Yo Na mendelik. “Kau sangat kasar.”
Lalu mata Yo Na tertuju pada ponsel Ri Jin yang ada di meja. Yo Na mengambil ponsel Ri Jin, untuk mencari nomor Ri On. Ri Jin hendak mengambil kembali ponselnya. Yo Na kabur keluar sambil memegang ponsel itu.
Di tangga, Ri Jin menarik penutup kepala Yo Na hingga sobek dan Yo Na jatuh terjerembab ke lantai.
Sebelum pingsan, Yo Na mengangkat ponsel Ri Jin, muncul tanda hati dan gambar Ri On. Lalu Yo Na pingsan.
***
Do Hyun terbangun di kasurnya dengan infus terpasang di tangannya. Do Hyun kebingungan, kenapa dia ada disana dalam kondisi seperti itu. Do Hyun melihat jam, sekarang sudah jam 3 pagi.
Do Hyun segera keluar kamar. Dia terkejut melihat meja yang berantakan bekas makanan dan minuman, juga melihat Ri Jin yang sedang menjahit boneka sambil mengantuk dengan alat jahit medis.
Do Hyun bergegas mendekati Ri Jin. Ri Jin terkejut dan waspada mengacungkan boneka sebagai tameng.
“Ini…apa yang terjadi?” tanya Do Hyun.
“Kau siapa?” tanya Ri Jin masih waspada.
“Aku Cha Do Hyun.”
Mendengarnya Ri Jin merasa lega. Do Hyun menanyakan soal boneka. Ri Jin bilang itu Se Gi. Bukan Se Gi yang muncul, tapi boneka itu adalah sesuatu yang Se Gi berikan padanya sebagai hadiah waktu itu tapi Nana menemukannya di suatu tempat dan tampaknya bermain dengan boneka itu.
Do Hyun terkejut mendengar Nana menunjukkan diri. Ri Jin menjelaskan, dia tidak melihat Nana langsung, tapi Yo Na yang mengatakannya. Do Hyun semakin terkejut mendengar Yo Na muncul.
Ri Jin bilang ceritanya panjang. Tapi bagaimanapun dia berhasil menghentikan krisis besar. Do Hyun lalu menanyakan bekas makanan dan minuman di meja. Ri Jin pun akhirnya menceritakan semuanya.
[Kilas balik]
Setelah Yo Na pingsan. Ri Jin menyeret Yo Na ke kamar Do Hyun dan bersusah payang membuatnya naik ke atas kasur. Karena kesal Ri Jin memukul Yo Na dan mendorongnya hingga berbaring.
Ri Jin mengambil ponselnya yang digenggam Yo Na, tapi sulit sekali hingga membuat Ri Jin memukul kepalanya.
Setelah menidurkan Yo Na yang pingsan dan mengawasinya, Ri Jin mengantuk dan akhirnya tertidur saat sudah malam. Tapi…
Ri Jin terbangun karena mendengar suara alarm penanak nasi. Ri Jin terkejut dan segera bangun. Dia teringat kejadian bom dan segera berlindung di balik kursi. Tapi tak terjadi ledakan apapun, dan alarm terus berbunyi. Ri Jin pun turun.
Dia terkejut melihat seseorang sedang mengotak-atik penanak nasi di atas meja sambil minum soju.
“Perry Park?” tanya Ri Jin untuk meyakinkan.
Perry menoleh dan kaget melihat Ri Jin, “Ya ampun, kau masih hidup. Kau tahu bagaimana aku mengkhawatirkanmu? Aigoo. Oke. Oke. Senang bertemu denganmu lagi! Aigoo. Cantik. cantik.”
Perry mengelus-elus kepala Ri Jin dengan haru. Ri Jin hanya bisa nyengir kuda.
Ri Jin lalu bertanya apa yang sedang dilakukan Perry. Perry bilang dia sangat bosan bermain sendirian, jadi dia akan membuat beberapa bom. Ri Jin berteriak, “Tidak!” dengan bahasa casual.
Perry kesal Ri Jin menganggunya, juga dengan bahasa casual Ri Jin. Perry menggetok kepala Ri Jin, kepala yang menurutnya tidak ada otaknya karena menggunakan bahasa casual pada orang tua.
Perry ngomel. Dia mencontohkan bahwa formal yang seharusnya di katakan Ri Jin dan meminta Ri Jin mengulangnya. Ri Jin pun mengulangnya dengan terpaksa.
“Kau harus belajar menghormati orang tua dan kau bisa menjadi anak dunia baru! Kau mengerti?”
“Ya, saya mengerti.”
Perry hendak menyentuh ‘mainannya’ lagi. Ri Jin segera mencegah dan mengajak Perry bermain dengannya.
Mereka pun menari bersama. Ri Jin mengenakan rok rempel dan dengan terpaksa mengikuti gerakan tarian Perry. Saat Perry teringat kembali pada bom, Ri Jin menghentikan Perry dengan menunjukkan tariannya. Terus seperti itu.
Setelah menari selama tiga jam, akhirnya Ri Jin bisa membuat Perry tertidur. Ri Jin membaringkan Perry ke tempat tidur dan dengan kesal melemparkan rok yang tadi Ri Jin pakai ke wajah Perry.
Ri Jin yang kelelahan lalu pergi ke kamarnya dan hampir tertidur juga. Tapi kemudian dia mendengar suara musik klasik yang sangat kencang. Ri Jin otomatis berdiri kembali.
Ri Jin menuju sumber suara, ruangan tempat dia dan Do Hyun akan mengadakan sesi tadi siang. Ada seseorang yang sedang duduk melihat buku.
“Yo Sub-ya?” panggil Ri Jin.
Dan itu memang Yo Sub. Ri Jin masuk dan menurunkan volume musik. Yo Sub yang heran melihat Ri Jin bertanya kenapa Ri Jin ada disana. Ri Jin pun menjelaskan bahwa sejak beberapa waktu yang lalu dia menjadi dokter pribadi Do Hyun.
“Si bodoh itu, membawa orang menjengkelkan ke dalam rumah.” gumam Yo Sub.
Ri Jin mendekati Yo Sub dan bertanya apa yang sedang Yo Sub lihat. Yo Sub tak menjawab, dia memperingatkan Ri Jin untuk tidak mengawasinya dan menyuruh Ri Jin pergi tidur.
“Kenapa? Apa kau menyesal bahwa kau tidak bisa mati hari itu?” tanya Ri Jin hati-hati. “Jika kau mati hari itu, musik ini dan gambar ini, kau tidak bisa mendengar atau melihatnya lagi. Dan juga, tidak akan ada takdir bertemu denganku lagi disini seperti ini. Apakah kau tidak bersemangat untuk peristiwa yang akan terjadi di masa depan?”
Yo Sub mendengarkan Ri Jin. Dia lalu menutup mata sebentar. Meletakkan buku dan beranjak pergi. Ri Jin bertanya Yo Sub hendak pergi kemana. Yo Sub bilang dia lelah dan akan pergi tidur.
“Noona…” Yo Sub kemudian berbalik menghadap Ri Jin. “Terima kasih. Bagiku itu disayangkan tetapi tampaknya setiap orang senang hidup. Aku tidak berpikir untuk bunuh diri. Yakinlah.”
Yo Sub berbalik pergi. Sementara Ri Jin meneteskan air mata haru mendengar perkataan Yo Sub tadi.
[Kilas balik selesai]
“Apa kau benar-benar mengatakan bahwa semua kepribadian ini muncul?”
“Ya... Aku rasa itu hanya pertemuan yang baik.”
“Se Gi?”
“Ah.. Kecuali untuk Se Gi.”
Do Hyun tak yakin dan menanyakan kesungguhan perkataan Ri Jin. Ri Jin meyakinkan. Do Hyun lalu mengucapkan pasal keempat dalam kontrak, bahwa Ri Jin harus mengatakan semua yang terjadi dengan masing-masing kepribadian tanpa kebohongan dan dengan sebenarnya. Ri Jin meyakinkan apa yang dia ceritakan tadi adalah benar.
“Cha Do Hyun-ssi. Jika kau terus tidak bisa percaya padaku di masa depan—“ kata-kata Ri Jin terhenti karena melihat Do Hyun yang terduduk frustrasi.
Ri Jin mendekati Do Hyun dan menenangkannya. Ri Jin meminta Do Hyun untuk tidak khawatir karena kejadian itu jelas kemajuan yang baik. Jika Ri Jin bisa dekat dengan para kepribadian, Ri Jin akan tahu bagaimana para kepribadian dan akan membantu dalam perawatan. Ri Jin berkata dengan cerita kalau dia menyukainya.
“Syukurlah. Kau tidak terluka.” Gumam Do Hyun pada Ri Jin.
Ri Jin tersenyum, “Itu lebih baik daripada mengatakan maaf.”
***
Do Hyun lalu memeriksa kejadian tadi malam dari rekaman CCTV. Dan memang benar, semua yang diceritakan Ri jin memang terjadi. Tapi masih ada hal yang mengganjal di pikiran Do Hyun.
“Aku bertanya-tanya mengapa Se Gi adalah satu-satunya yang tidak muncul? Apakah karena tekadku? Atau.. Apakah peringatan untuk kemunculan selanjutnya..?”
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Aku rasa kemunculan para kepribadian itu karena perasaan senang, dan khawatir yang dirasakan Do Hyun. Do Hyun senang karena dia menemukan cinta baru, bukan Chae Yeon. Dan khawatir dengan peringatan Se Gi sebelumnya.
Sweet banget pas adegan kejar2an dan di cafe.Jadi gk sabar nunggu bag selanjutnya,,,,Trims ya mba mumu,,meski udah nonton,,tetep aja harus baca sinop nya baru ngeh .......
ReplyDeleteSaya sangat sangat sangat kagum dg akting jisung...pantas kalau dia disebut aktor senior (ngacungin jempol sambil ngetik), episode ini benar 2 bikin ngakak....pantas HJM kalah rating, sejak premiernya chemistri para pemainnya tampak begitu kuat, padahal menurut saya akting hyun binpun sdh maksimal bgt..tapi...yah...kalah start kali ya? BTW thankyu very2 kamsa bak mumu sdh cepat updet sinopnya....oh iya...di. Trailernya katanya ada tujuh kepribadian ya bak mumu tp sepanjang ini yg muncul masih ada 6, do hyun, segi, yona, yosub, ferry, dan nana? Berarti masih ada lagi yah yg belum muncul, atau saya yg terlewat ya?....kepribadian yg do hyun punya mmg complikated...seandainya nanti jadi satu kepribadian itu alangkah ajaibnya....di drama itu bukan tidak mungkin terjadi kan ^_________^
ReplyDeleteKepribadian yg ke 7 kayanya belum di munculin deh un masih rahasia/? nana aja masih belum terkuak kepribadian dia kaya apa. Sabar ya unni ini kan baru episode 9 ;)
DeleteYg ke 7 gabungan dr smua nya cha do hyun yg keren ky yg dibilang ri jin .bt ep ending nti..hhehe *berharap :D
DeleteUnnie... Makin suka ama drama iniiiiiiii...
ReplyDeleteBikin yg baca kya org gila, gara" ketawa sendiri...
Ji Sub akting'y keren banget weh...
Saluuuuuut...!!
Gomawo unnie...
Ditunggu part 2'y,,, :D :D
Ngakak guling-guling deh un sama episode ini xD
ReplyDeleteAwal episode ini Kasmarannya Do Hyun bikin senyam-senyum, Aaaaaaaaaa <3
jisung versi Yo Na cute banget !!
Part 2 nya ditunggu ya unni, Se-Ma-Ngat '-')9
pasangan yg bikin ngiri deh.
ReplyDeleteinget ja udah bikin senyum2 sendiri,kayak orang gila.makasih mbk.mumu
sweetu bgt,,, baca aja udh bkin hati jdi ikut deg2an, suka bgt sma ji sung ♥♥aq jdi jtuh cinta lgi sma ji sung selain di secret... episode 10 mkin bkin hati deg2an, smngat mbak trs mbak mumu dn mksih bwt sinopsisny
ReplyDeletepasangan yg bikin ngiri deh.
ReplyDeleteinget ja udah bikin senyum2 sendiri,kayak orang gila.makasih mbk.mumu
ditunggu part 2 nya iia..
ReplyDeleteudah gak sabar nunggu lanjutan ceritanya :D
i miss you Se gi XD
ReplyDeleteSe gi. Se gi. Se gi.
hehhee
ReplyDeletekangen juga ama Se Gi
pgen liat Se Gi muncul di depan Chae Young ma Ki Joon
Nih drama mkin seru j lucunya jg mkin dpt j aktingnya mkin ok aja.. klo mslh rating drma ini dikoreanya gmn y? Katanya klo yg 1 yg hyde jeklly disana mkin anjlok rtinga pdhl kyaa drmanya lmyn bgs jg.
ReplyDeletesukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa bnguuiiiiiiiit.mksh mba mumu.. smngt y ....moga sehat slalu
ReplyDeleteLanjuuuuut mba mumu...semangat :)
ReplyDelete