Hyde, Jekyll, Me | Episode 2 – 2
Mereka sampai di depan sebuah gedung. Sekretaris Kwon memberitahu disanalah tempat hipnoterapis yang akan membantu Ha Na, di kamar 1310. Ha Na mengerti dan segera turun. Ha Na lalu memandang gedung yang menjulang tinggi di hadapannya.
Dari dalam mobil, Seo Jin mengingatkan Ha Na untuk tentang profil penyerangnya saat Ha Na sudah selesai nanti. Seo Jin lalu pergi dengan mobilnya. Ha Na kesal, karena profil penyerang itu bukan masalahnya (tapi traumanya).
Ha Na masuk ke dalam gedung dan menunggu lift. Lalu masuk ke dalam lift. Di dalamnya sudah ada seorang pria yang sibuk dengan ponselnya. Ha Na hendak menekan tombol lantai 13, tapi tombol itu telah tertekan. Ha Na pun menutup pintu.
Di lantai 13, pria tadi hendak keluar. Tapi dia menoleh pada Ha Na dan menyuruh Ha Na keluar. Ha Na terkejut dan bingung.
“Namaku Yoon Tae Joo. Kau Nona Jang Ha Na kan?”
“Bagaimana kau tahu?”
Ha Na sudah ada di rumah Tae Joo dan memandang sebuah cermin (apa lukisan ya? hehe). Tae Joo menyiapkan minuman untuk Ha Na. Ha Na lalu bilang kalau dia mengerti. Mengerti darimana Tae Joo mengenalinya.
Pasti Tae Joo mengenalinya dengan melihat kuku jari tangannya. Karena jari yang tidak dicat seperti wanita lain menunjukkan bahwa dia melakukan pekerjaan fisik.
“Dan kau pasti yakin pada perkiraanmu setelah ka melihat kakiku, kan? Itu apa yang Kim Yoon Suk katakan di dalam film Thieves. ‘Kau tahu talimu, kan?’ Apakah Detektif Na mengatakan padamu bahwa aku melakukan aksi tali?”
Tae Joo tersenyum, “Ya, Detektif Na mengirim pesan.”
[Kilas balik] Sesaat sebelum Ha Na masuk, Tae Joo menerima pesan dari Detektif Na yang memberitahukan bahwa Ha Na sudah sampai.
Ha Na pun penasaran, bagaimana Tae Joo bisa langsung mengenalinya. Tae Joo berkata bahwa dia tahu Ha Na merasa terkejut saat dia memintanya keluar dari lift. Tapi meskipun Ha Na takut, Tae Joo yakin Ha Na juga merasakan sedikit ketentraman hati. Tae Joo bilang dia harus tahu bagaimana membaca orang lain karena dia seorang psikiater.
Tae Joo lalu memperdengarkan sebuah lagu. Mulai sekarang, lagu itu akan menjadi sinyal memasukkan Ha Na ke dalam keadaan hipnotis, dan untuk membangunkan Ha Na. Ha Na tak mengerti dengan apa yang dimaksud sinyal itu.
“Sebuah sinyal adalah inti dari hipnotis, jadi sulit untuk menyelesaikannya tanpa hal itu. Itu sebabnya saat merasakan pengakuan denganku, lagu ini akan digunakan untuk membangunkanmu dari keadaan hipnotis.”
Ha Na mengangguk tanda mengerti. Tapi Ha Na masih tampak memikirkan sesuatu. Tae Joo mematikan lagunya, lalu berkata kalau dia tahu Ha Na khawatir. Tapi, hanya itulah pilih yang mereka punya sekarang. Itulah satu-satunya cara yang mereka miliki untuk menemukan Dokter Kang.
Ha Na bilang dia beritahu bahwa Tae Joo adalah muridnya Dokter Kang. Ha Na ingin membantu, tapi dia tidak yakin hipnoterapi itu akan berjalan baik. Karena sejujurnya, Ha Na tidak yakin kalau dia percaya pada hipnotis. Ha Na rag bahwa lagu yang dia dengar tadi akan memasukkannya dalam sebuah hipnotis.
“Tolong taruh keyakinanmu dalam kemampuanku dan perasaan putus asaku.” Tae Joo menatap Ha Na dengan serius.
“Baik. Orang yang mengirimku kesini..dia terlihat cukup putus asa.”
Seo Jin membaca profil Tae Joo dari tabletnya. Dia baru tahu kalau Tae Joo masih muda. Seo Jin pun menanyakan kehebatannya. Sekretaris Kwon sudah memastikan bahwa Tae Joo cukup terkenal diantara teman sejawatnya. Tae Joo lulus dari Johns Hopkins dengan gelar Doktor Psikologi. Tae Joo jug merupakan murid Dokter Kang yang sangat berharga.
Masih sambil menggunakan tablet, Seo Jin menanyakan kemungkinan Tae Joo tahu tentang apa yang dikatakan Dokter Kang sebelum menghilang. Yaitu metode penyembuhan yang baru. Tapi sayang, Sekretaris Kwon sudah menanyakan hal itu, dan Tae Joo tidak tahu apapun.
Seo Jin lalu menemukan koin yang Ha Na gunakan tadi di kursi dan mengambilnya. Seo Jin menerima panggilan telpon dari seseorang.
***
Presdir Goo menatap keluar jendela dengan berat hati dan mendesah. Kemudian Seo Jin masuk ke ruangannya. Rupanya yang menelpon tadi adalah Predir Goo. Seo Jin menanyakan alasan ayahnya memanggilnya.
Presdir Goo menunjukkan tiket pesawat yang sudah dia beli untuk Seo Jin. Presdir Goo ingin Seo Jin pergi untuk sementara. Seperti yang Seo Jin katakan, mereka tidak pernah punya masalah apapun selama lima tahun terakhir, tapi Robin kembali lagi sekarang. Dia kembali, tapi mereka tidak tahu siapa yang dia temui, atau apa yang dia lakukan.
“Tapi lebih dari itu, sekali dia kembali, frekuensi kemunculannya meningkat. Pergilah. Pergi di saat kau masih bisa menyetujuinya sendiri (tanpa dipaksa).”
Seo Jin yakin dia bisa menemukan Dokter Kang, karena mereka punya saksi. Seo Jin bertanya apakah ayahnya tahu apa alasan dia menemui Dokter Kang kemarin? Itu karena Dokter Kang mengatakan bahwa dia menemukan sebuah metode penyembuhan. Dia bilang itu bahkan bukan waktu yang berbahaya dan bahwa itu adalah metode pengobatan yang sempurna.
“Dia bilang bahwa aku…akan bebas. Aku akan menemukan Dokter Kang. Saat aku menemukannya, dan pengobatan tetap tidak berhasil..maka aku tidak akan pernah kembali lagi. Tapi sekarang belum waktunya.”
Presdir Goo tak mengatakan apapun lagi dan hanya bisa mendesah. Berbeda dengan sebelumnya tampak marah, sekarang aku melihat Presdir Goo nampak terpukul dengan kemunculan Robin itu. Presdir Goo sepertinya tidak ingin Seo Jin terluka. Mungkinkan?
***
Tae Joo bilang mereka tidak akan melakukan apapun hari ini. Ha Na pun bertanya, lalu apa yang akan mereka lakukan sekarang. Tae Joo mengajak Ha Na hanya mengobrol saja sambil bermain tali. Tae Joo bertanya apa Ha Na bisa bermain tali itu. Ha Na bilang dia sudah lama tidak memainkannya.
Jadi, Tae Joo merentangkan tali itu ditangannya dengan beberapa lilitan. Dan Ha Na harus mengambil alih tali itu dengan mengubah lilitannya hingga akhirnya ada di tangannya. Tae Joo mengambil kembali dengan cara yang sama. Begitu seterusnya. Sambil bermain, Tae Joo mengajukan beberapa pertanyaan. Dan Ha Na menjawab sambil fokus pada permainan tali.
“Apa kau datang dari rumahmu?”
“Tidak.”
“Lalu dari mana?”
“Dari rumah sakit.”
“Rumah sakit mana?”
“Rumah sakit Hankyeol.”
“Apa kau datang kesana sendirian?”
“Tidak.”
“Orang tua?”
“Mereka sudah meninggal.”
“Saudara?”
“Aku anak tunggal.”
“Tanggal berapa hari ini?”
“22 Januari.”
“Kemarin?”
“21 Januari.” Sekarang Ha Na menatap Tae Joo.
“21 Januari baru saja kemarin. Dimana kau kemarin?”
Ha Na tampak berpikir, “Ruang penelitian Dokter Kang.”
Tae Joo menyalakan lagu itu, “21 Januari pukul 4:40 sore. Kau berjalan masuk ke ruang penelitian. Satu, dua, tiga.” Tae Joo menjentikkan jari di depan Ha Na. “Bayangkan kejadian itu.”
Pandangan Ha Na kabur, lalu dia tertidur. Dan kembali ke hari itu di alam bawah sadarnya. Ha Na masuk ke ruangan Dokter Kang dan menemukan Dokter Kang tergeletak tak sadarkan diri dengan genangan darah di kepalanya. Ha Na bilang ada seseorang di belakangnya. Tae Joo ingin Ha Na berbalik dengan sangat perlahan.
Dalam alam bawah sadar, Ha Na berbalik. Lalu berteriak ketakutan melihat seorang pria mengenakan masker. Pria itu menutup mulut Ha Na dengan tangannya dan pria itu mencekiknya. Lalu Ha Na mengambil gunting dan menusuk tangannya.
Ha Na berhasil kabur dan berlari keluar. Tapi pria itu mengejar. Ha Na meminta seseorang dalam lift untuk menyelamatkannya, tapi dia didorong dan akhirnya berhasil di tangkap pria itu. Dalam tidurnya, Ha Na memegangi lehernya. Dalam alam bawah sadarnya, Ha Na dicekik pria itu di atap.
“Apa itu? Apakah dia melakukan sesuatu padamu sekarang?”
“Dia mencekik leherku.” Ujar Ha Na kepayahan. “Aku tidak bisa…aku tidak bisa bernafas. Aku merasa aku akan mati.”
“Kau baik-baik saja, Ha Na. Lagunya akan segera diputar, dan kau akan bangun dalam hitungan ketiga.”
Dalam alam bawah sadarnya Ha Na menarik masker pria itu. Lalu Ha Na terbangun begitu hitungan Tae Joo sampai tiga. Tapi Ha Na masih merasa kepayahan, seperti dia benar-benar habis dicekik.
Tae Joo menanyakan keadaan Ha Na. Ha Na bilang dia melihat pria itu, dia mengingatnya. Tae Joo memuji usaha Ha Na. Pria itu mengenakan topi bisbol, kacamata, dan masker. Tapi Ha Na bilang dia melihat wajahnya.
“Kau melihat wajahnya?” Tae Joo terkejut.
Ha Na mengangguk, “Ya. Aku membuka maskernya.”
“Kau membuka maskernya?”
“Ya, aku melihat wajahnya.” Ujar Ha Na lalu merasakan sakit di kepalanya.
Sekretaris Kwon memberitahukan hal itu pada Seo Jin, bahwa Ha Na membuka masker pria itu tapi Ha Na tidak ingat persis wajahnya. Tapi Seo Jin bilang tetap saja Ha Na melihatnya.
Sekretaris Kwon mengiyakan dengan senang, hipnotis itu berhasil. Seo Jin merasa itu bagus, setelah mereka mendapatkan profil persis wajahnya, mereka bisa menemukan Dokter Kang.
“Tunggu. Dia mengambil masker penjahatnya, dan melihat wajahnya. Itu artinya, penjahatnya juga tahu…bahwa Jang Ha Na telah melihat wajahnya.”
Sekretaris Kwon membenarkan. Seo Jin menanyakan keberadaan Ha Na, karena mungkin Ha Na diintai penjahatnya.
Ha Na di dalam mobil bersama Detektif Na. Ha Na menangis.
[Kilas balik]
“Itu menakutkan, kan? Menghapus memori yang kau miliki saat kau hampir mendekati kematin..itu adalah naluri alami. Kau harus menyingkirkan lebih dulu ketakutan itu. Setelah kau melakukannya..kau akan mengingat yang lain nya.”
Tae Joo berusaha menenangkan Ha Na sebagai seorang psikiater.
Ha Na menangis mengingat kenangan mengerikan yang dia alami itu.
Seorang pria dengan ciri-ciri yang diberikan Ha Na sebelumnya, berdiri di dekat pintu masuk ke Wonderland. Dia memegang brosur tentang pertunjukan malam. Pria itu memainkan pemantik api yang ada di tangannya. Begitu melihat mobil yang ditumpangi Ha Na mendekat, pria itu bersembunyi.
Ha Na keluar dari mobil Detektif Na dan berjalan masuk ke dalam. Pria tadi membakar brosur dan menjatuhkannya ke bawah. Lalu menginjaknya, dan pria itu mengikuti Ha Na ke dalam Wonderland.
Ha Na berjalan masuk. Kemudian langkahnya terhenti dan tertegun menatap seorang pria dengan ciri-ciri yang diingatnya tadi berjalan ke arahnya. Tapi rupanya pria itu pria biasa yang janjian dengan kekasihnya. Ha Na kembali melanjutkan perjalanannya dengan hati tenang.
Tapi kemudian pria yang tadi ada di depan pintu, mengikuti Ha Na. Ha Na sadar dirinya diikuti dan berjalan dengan cepat. Lalu dia tabrakan dengan Seo Jin dan berteriak.
Seo Jin bertanya apa yang terjadi. Ha Na tak menjawab dan melihat ke arahnya tadi berjalan. Seo Jin kembali bertanya, apa yang salah?
“Aku merasa seseorang mengikutiku.”
Seo Jin langsung waspada dan menarik Ha Na berlindung di belakangnya. Seo Jin menyuruh Sekretaris Kwon untuk memberitahu tim keamanan dan meminta mereka untuk mencari siapapun yang mencurigakan. Sekretaris Kwon mengerti dan segera pergi.
Seo Jin meminta Ha Na mengikutinya. Ha Na bingung, mereka hendak kemana, karena dia punya pementasan malam ini. Seo Jin menarik tangan Ha Na.
“Kita mau kemana?”
“Bukankah kau akan pergi ke tenda sirkus?”
Di depan kantor sirkus, ada beberapa tim keamanan yang berjaga. Seorang anggota sirkus bingung, dia pikir kontrak mereka sudah diperpanjang tapi apa yang terjadi. Jin Joo pikir mungkin itu salah satu ketentuan dalam kontrak baru. Eun Chang hanya menghela nafas.
Di dalam Ha Na bicara dengan Seo Jin yang ingin menjalankan program perlindungan saksi, dia akan melindungi saksinya. Ha Na pikir Seo Jin terlalu berlebihan. Tapi Seo Jin bilang sebelumnya Ha Na juga berlebihan dengan mengatakan bahwa seseorang mengikutinya. Ha Na pun terdiam.
“Dimana rumahmu?”
“Rumahku? Di Gyunggido.”
Seo Jin bilang itu terlalu jauh. Ha Na bingung.
Seo Jin membawa Ha Na ke sebuah tempat. Ha Na bingung, tempat apa itu. Seo Jin membuka tirai jendela, dan terlihatlah hampir ke seluruhan area Wonderland. Ha Na terpana melihatnya. Begitu lampu dinyalakan itu ternyata sebuah kamar mewah.
“Jadi…apa yang sedang kau coba lakukan?”
“Pilihlah. Kau bisa tinggal disini, atau membawa tim keamanan pulang ke rumahmu.”
Ha Na meminta Seo Jin memberinya ruang studio saja. Seo Jin tak menanggapi dan menunjukkan sebuah kartu yang dipegangnya. Tak semua orang bisa naik ke kamar itu. Karena memerlukan kartu itu untuk masuk ke dalam penthouse.
Ha Na bilang dia ada pertunjukan di Ruang Venetia. Seo Jin melarang Ha Na pergi kesana, juga untuk latihan. Seo Jin heran bagaimana bisa Ha Na memikirkan tentang pertunjukan sekarang. Ha Na justru heran kenapa Seo Jin melarangnya pergi. Dia mengerti apa yang hendak Seo Jin katakan.
“Tidak, seperti kau tidak mengerti. Bahkan jika hanya berpikir dia hilang sekaran, bagaimana jika kita menemukan Dokter Kang..tapi dia sudah meninggal? Maka kau menjadi seorang saksi kasus pembunuhan. Apa kau bahkan menyadari hal itu? Jadi lakukan apapun yang kau bisa untuk mengingat secepatnya. Jika kau tahu apa yang baik untukmu.”
Seo Jin berbalik hendak pergi, tapi Ha Na menghentikannya dengan mengatakan sesuatu. Bahwa Seo Jin juga ada disana, tapi Seo Jin meninggalkannya sendirian. Seo Jin lah yang membuatnya menjadi saksi satu-satunya. Seo Jin juga membuatnya kembali pada kenangan mengerikan untuk kepentingannya sendiri. Bahkan tanpa memberikan satu katapun untuk menghiburnya atau bertanya apakah dia baik-baik saja atau tidak.
Seo Jin bilang itulah sebabnya dia mencoba untuk melindungi Ha Na sekarang. Apakah itu untuk melindunginya, atau cara Seo Jin memenjarakannya, Ha Na tidak bisa tinggal diam seperti itu.
“Bagaimana bisa kau sangat tidak paham kapan waktunya untuk memahami dan kapan waktunya untuk perhatian?”
“Perhatian? Memahami? Mengapa aku harus melakukan itu? Apakah kau lupa bahwa aku adalah boss mu? Jika kau ingin terus berada di Wonderland, maka lakukan seperti apa yang dikatakan boss mu. Jika kau tidak akan melakukannya, maka kau bisa pergi saja.”
Seo Jin menatap tajam Ha Na, lalu berbalik hendak pergi. Tapi lagi-lagi perkataan Ha Na membuatnya terhenti.
“Wonderland..sudah menjadi milikmu sejak lahir, kan? Seperti sekarang..dan aku yakin akan terus begitu. Tapi apa kau bahkan menyukai Wonderland? Meski itu tidak pernah menjadi milikku, baik sekarang dan nanti, tapi aku menyukainya.
Apa kau tahu alasannya? Karena tempat ini adalah tempat kenanganku, dan seluruh masa kecilku. Ayahku membangun panggung, dan melakukan pertunjukan disana. Tapi kau menyuruhku pergi begitu saja. Apakah semudah itu untukmu? Bisakah kau membuang semua kenanganmu, dan hanya berjalan pergi dengan mudah?”
Seo Jin teringat sesuatu.
[Kilas balik] Seo Jin kecil dengan seorang anak lain berjalan di ruangan gelap sambil memakai topi santa (seperti rumah hantu, atau mungkin juga bukan). Mereka berdua berjalan ketakutan. Lalu ada dua orang pria yang memisahkan mereka. Anak yang bersama Seo Jin dibawa pergi, sementara Seo Jin mulutnya dibekap. (aku asumsikan itu Seo Jin ya..)
“Ya, aku bisa membuang semuanya. Kenanganku di Wonderland, dan masa kecilku yang dihabiskan disini..mereka tidak ada untukku. Kau bertanya apa aku menyukainy? Apa yang bisa disukai? Orangnya? Wanitanya? Ini hanya milikku, hanya itu. Jadi..jika tempat ini berharga untukmu, maka tinggallah dimana kau berada sekarang. Sebelum aku melenyapkan semuanya.”
Seo Jin kemudian pergi meninggalkan Ha Na yang tampak sedikit kesal dengan kata-kata Seo Jin itu. Kemudian Ha Na seperti memikirkan sesuatu.
Ha Na berlari ke lift yang hendak tertutup. Di lift itu ada Seo Jin. Ha Na bilang Seo Jin benar, dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, tapi Seo Jin tidak pernah menyelamatkannya. Baik itu sebelumnya atau kemarin. Karena orang itu bukan bajingan seperti Seo Jin. Orang yang dia ingat adalah seorang penyelamat orang lain.
Pintu lift terbuka, dan Ha Na segera keluar. Seo Jin tertegun mendengar perkataan Ha Na tadi. Seo Jin berpikir orang yang Ha Na ingat itu mungkin Robin. Seo Jin menyusul Ha Na dan menarik tangannya.
“Apa yang kau maksud dengan orang itu? Siapa orang yang kau maksud?”
“Mengapa aku harus mengatakan padamu tentang itu?”
“Katakan padaku siapa itu! Apakah dia mirip denganku?”
Ha Na menatap Seo Jin, “Mirip denganmu? Tidak. Bahkan tidak sedikitpun.”
Ha Na menarik tangannya dan segera pergi. Seo Jin menatap kepergian Ha Na dan teringat pertanyaan Ha Na tentang kalung yang dia gunakan. Lalu saat MRPnya melonjak melihat Ha Na yang dalam bahaya. Seo Jin juga teringat kebingungannya, kenapa Robin muncul kembali setelah lima tahun.
“Tidak, mungkinkah.. Mungkinkah itu karena dia?” batin Seo Jin sambil masih menatap Ha Na.
Akhirnya Seo Jin mengikuti Ha Na, tapi Seo Jin kehilangan jejak. Tapi kemudian dia ingat tadi Ha Na bilang ada pertunjukan di Ruang Venetia. Seo Jin berjalan menuju ruangan itu. Langkahnya terhenti karena melihat balon yang sama dengan yang ada di mimpinya.
Seo Jin melihat Ha Na dan menyusulnya. Ha Na berjalan melewati sebuah ruangan yang sangat besar. Seo Jin melihat ke atas. Dan seperti dalam mimpinya, sebuah balon terbang ke atas, dan terlihat lampu yang bergoyang-goyang. Seo Jin terkejut dan segera memanggil Ha Na.
“Jang Ha Na!”
Tapi kemudian Seo Jin merasa kesakitan, lehernya seperti tercekit. Seo Jin berlutut menahan sakit. Kemudian kepala dan tangannya terkulai ke lantai.
Ha Na yang sedang berjalan terkejut mendengar suara balon meletus. Ha Na mendongak ke atas. Ha Na berdiri tepat di bawah lampu itu. Ha Na melihat lampu itu bergoyang dan akhirnya terlepas. Ha Na terpana, dia tidak bisa melangkahkan kakinya karena terkejut.
Saat lampu sedikit lagi sampai ke arahnya, seseorang menarik Ha Na dan memeluknya. Ha Na terjatuh di lantai es dalam pelukan orang itu.
Ha Na perlahan membuka matanya dan melihat kalung Seo Jin. Ha Na lalu melihat Seo Jin yang tersenyum (kita tahu, kalau ini sebenarnya adalah Robin). Robin berkata Ha Na pasti sangat terkejut.
Ha Na terdiam menatap pria dihadapannya itu, Seo Jin tapi dengan kepribadian yang lain. Ha Na lalu membenarkan bahwa dia sangat terkejut, tapi dia bingung bagaimana bisa Robin tahu lampu itu akan jatuh.
Robin tersenyum dan mendudukkan Ha Na. Ha Na melihat ke arah lampu yang terjatuh. Lalu Robin menanyakan keadaan Ha Na. Robin meminta Ha Na memastikan apakah Ha Na berdarah atau terluka. Robin bahkan memeriksa keadaan Ha Na. Ha Na masih bingung menatap Robin.
“Syukurlah, kau tidak terlihat terluka. Tapi kau harus tetap memastikan memeriksakan diri di rumah sakit. Karena kau mungkin merasa baik sekarang, tapi kau bisa sakit nanti.” Robin tersenyum pada Ha Na.
Suk Won datang ke sana dan melihat ke arah mereka. Suk Won mengenali pria yang bersama Ha Na sebagai Robin. Suk Won langsung menyuruh semuanya mengambil senjata dan datang ke ruang Venetia. Ini darurat.
Suk Won mengeluarkan alat kejut listrik, dan rekannya mengeluarkan sebuah tongkat. Mereka bersiap mendekat.
Robin berdiri dan mengulurkan tangan pada Ha Na. Dia hendak membantu Ha Na berdiri. Tapi kemudian Robin melihat Suk Won yang hendak menangkapnya. Robin meminta maaf pada Ha Na, karena dia pikir jika dia Ha Na berada di dekatnya akan membuat semuanya jadi lebih rumit. Tapi Robin meminta Ha Na memastikan diri untuk pergi ke rumah sakit.
Robin tersenyum dan berjalan mundur. Ha Na melihat ke arah Suk Won dan terkejut melihat alat kejut listrik yang diarahkan pada ‘Seo Jin’. Robin terus berjalan mundur bersamaan dengan Suk Won yang melangkah maju.
Ha Na berdiri dan bertanya apa yang dilakukan Suk Won. Hal itu dijadikan kesempatan Robin untuk melarikan diri, masuk ke ruangan yang penuh dengan alat-alat sirkus (sepertinya). Suk Wo dan rekannya mengejar. Ha Na juga masuk.
Dia melihat Robin yang bersembunyi di dalam kotak, perlahan keluar, dan melompat melewati peralatan yang ada disana. Robin terlihat sangat lincah. Membuat Ha Na berpikir apa yang baru saja dia lihat, apakah Seo Jin seorang ahli senam?
Robin berlari dan masuk ke sebuah gedung. Ha Na yang berlari mengikutinya melihat Robin masuk ke gedung itu. Ha Na berhenti berlari dan melihat tim keamanan yang masih mencari Robin.
Ha Na masuk ke gedung itu, sampai ke lantai atas. Ha Na membuka pintu keluar. Dan mendapati Robin sedang berdiri di tepian atap sambil merentangkan tangan. Ha Na heran melihatnya.
Robin tersenyum memandang ke depan.
“Aku telah kembali..”
Robin memejamkan mata dan menghirup udara dengan bahagia. Ha Na melihatnya dengan heran.
***
Jika orang lain hidup di dalam tubuhku..Maka aku berharap itu adalah seseorang yang lebih baik daripada diriku.
***
Bersambung ke episode 3~
Komentar:
Sepertinya benar, Seo Jin pernah merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan seseorang. Mungkin seseorang itu adalah anak yang diculik ketika sedang bersamanya.
Makin tak mengerti dengan Presdir Goo. Dia sebenarnya khawatir atau kesal. Kemarin marah-marah, tapi hari ini tampaknya khawatir pada Seo Jin. Atau khawatir pada image perusahaan? Hehe..
Tae Joo hebat. Dia memasukkan sugesti agar Ha Na bisa terhipnotis tanpa disadari Ha Na. Pertama dia memperdengarkan lagu yang akan jadi sinyal saat mengobrol. Jadi, pas lagu itu diperdengarkan kembali tanpa sadar Ha Na sudah masuk sugesti Tae Joo.
benjol kenapa mba kepala adenya? kejedotkah? capet sehat ya Mba Mumu buat anaknya dan terimakasih untuk sinopsis nya :)
ReplyDeletebiasa anak-anak. lomcat-loncat di kasur, nyungsep deh ke lantai. untuk kasurnya gak pake ranjang, jadi gak terlalu tinggi.. makasih ya.. :)
Deleteterimakasihbanyak...
ReplyDeleteMakasih mba mumu buat sinop nya. ..ditunggu part selanjut nya^_^
ReplyDeleteSpeechless,, yang penting aku penasaran bgt sama ini drama,, hwaiting dan makasih mbak sinop nyaa
ReplyDeleteSuka suka daaan sukaa ^_^v
ReplyDeletesemangat bkin sinopsisnya mbaaa
Suka suka daaan sukaa ^_^v
ReplyDeletesemangat bkin sinopsisnya mbaaa
Hwaaaa senyummmnya robin bikin klepek2 ...:-D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletethanks buat sinopnya,, tapi maaf kenapa gak bisa scrool pake keyboard ya? jadi gak nyaman karena gak pake mouse,,
ReplyDeleteSeruuuuuuuu ! Robin .... senyum nya maauuut 😃 Robin keliatan seneng bgt yah bisa kembali
ReplyDeleteTrims bak mumu....uri sung jun. Soo cute...karena yg laen sudah klepek2 sama hyun bin...aku klepek2 sama sung jun aja deh.....(he he he)
ReplyDeleteTks mbak mumu...
ReplyDeleteagghhrr kaya arwah penasaran nunggu lanjutannay
wadduuuh udah penasaran aku dengan episode 3 nya :D
ReplyDeleteapa ga ada gitu mbak perkiraan buat episode 3 atau mungki n bocoran (?) hehe ga mungkin yaa? #abaikankalogitu
di tunggu ep.3 nya :*
Suka banget dramanyaa,,,,suka sma karakternya robin senyumnya bikin klepek,klepek...
ReplyDeleteI'm thankful for this detailed summary and photo screenshots of hyde jekyll me (:
ReplyDeleteTerimakasih...
ReplyDeleteGomawo sinopnya. ��
ReplyDeleteSetelah membaca episode 1 dan 2 sy coba menebak siap yg menculik Dr Kang .. Dan orang itu sepertinya .. Ahh tapi ragu juga sih kalo iya benar tebakan sy alasannya kenapa ?? Apa orang itu punya dendam sm Dr Kang ??
ReplyDelete