Lucky Romance | Preview Episode 3

Soo Ho: “Kejiwaannya sakit, benar-benar sakit.”

Bo Nui pada Peramal: “Tidak ada.”

Sepertinya Bo Nui melapor pada peramal bahwa dia tidak menemukan pria bershio harimau yang dimaksud peramal waktu itu.

Peramal: “Ada.”

Bo Nui: “Tidak ada!”

Peramal kemudian ngomel karena Bo Nui berani berargumen dengannya.

Peramal: “Pasti ada. Sangat dekat denganmu, aku melihatnya.”

Tuh..kayaknya tebakan saya benar, Bo Nui bekerja di ZeZe. Mungkin sebagai bentuk kerjasamanya mengembangkan game “IF”.

Soo Ho terkejut karena tiba-tiba melihat bayangan Bo Nui. “Kenapa rasa simpati bereaksi pada bug?”

Amy: “Perahu yang kau apungkan setelah 15 tahun berlalu, adalah noona tetanggamu?”

Gun Wook: “Apa Ibu tahu? Bahwa Ayah mengalami kesulitan setelah berhenti bekerja dari perusahaan?”

Seorang pria melempar sesuatu pada Soo Ho.

Soo Ho: “Bagaimana jika kau yang memilih. Jika menganggap aku adalah anakmu, maka ambil uang itu. Jika kau menganggap bahwa aku bukan anakmu, maka keluarkan aku dari kartu keluarga.”

Ini sepertinya kilas balik masa lalu Amy dengan Soo Ho.

Amy: “Kau sudah pintah bersepeda sekarang.”

Soo Ho: “Anda siapa?”

Amy: “Aku Seol Hee, Amy.”

Soo Ho: “Apakah ada sesuatu yang membuat kita harus saling mengingat? Jika bukan, maka sesuatu yang buruk sekali telah terjadi. Aku adalah tipe orang yang mudah melupakan kenangan buruk.”

Hmmm..mungkin dulu Soo Ho menyukai Amy, Amy adalah cinta pertamanya. Tapi aku tidak yakin mereka pacaran. Karena sepertinya saat Soo Ho hendak menyatakan perasaan Amy sudah pergi.

Amy: “Aku juga terkejut, kau menghubungiku..”

Bo Nui berdoa pada Tuhan untuk melenyapkan roh jahat dan menempatkan kembali semuanya ke tempat semula, dan membukakan jalan untuk keberuntungan.

Bo Nui sepertinya mengadakan ritual di kantor ZeZe dan menempelkan jimat di bawah meja Soo Ho.

Kemudian Bo Nui berteriak kaget karena ada Soo Ho yang sedang tidur disana. Di kasur tersembunyinya itu…

Peramal mengingatkan bahwa Bo Nui punya waktu sampai bulan purnama. Dan itu tiga minggu lagi. Bo Nui menandai kalendernya.

Bo Nui: “Apapun yang terjadi, aku harus berhasil!”

***